kadang-kadang aeolotropis. Bahan komposit yang diperkuat dengan filamen didalamnya merupakan contoh dari bahan anisotropis.
Modulus elastisitas
Nash 1977 menyatakan bahwa kuantitas E, yaitu rasio unit tegangan terhadap unit regangan, adalah modulus elastisitas bahan, atau, sering disebut Modulus Young.
Karena unit regangan ε merupakan bilangan tanpa dimensi rasio dua satuan panjang,
maka E mempunyai satuan yang sama dengan tegangan yaitu Nm
2
.
1.2 Deskipsi sifat-sifat kayu yang digunakan.
Kayu Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielts
Sengon masuk dalam family Leguminoceae, merupakan jenis tanaman cepat tumbuh, tidak membutuhkan kesuburan tanah yang tinggi, dapat tumbuh pada tanah-
tanah kering, lembab dan bahkan tanah-tanah yang mengandung garam serta dapat bertahan terhadap kekurangan oksigen Pamoengkas 1992 dalam Ferry M, 2005.
Tinggi pohon ini bisa mencapai 40 meter, dengan batang bebas cabang 10-30 meter, diameter batang bisa mencapai 80 cm, kulit luar berwarna putih atau kelabu, tidak
mengelupas dan tidak berbanir. Ciri umum kayu sengon antara lain kayu terasnya berwarna putih atau coklat
muda, warna gubalnya tidak berbeda dengan kayu terasnya, mempunyai tekstur kayu yang agak kasar dan merata arah serat yang lurus bergelombang dan berpadu
Martawijaya et. al., 1989. Kayu sengon termasuk kayu ringan dengan berat jenis rata-rata 0,33 0,24-0,49
dan tergolong dalam kelas kuat IV-V dan kelas awet IV-V Mandang dan Pandit, 1997. Menurut Martawijaya et.al., 1981 kayu sengon memiliki kemampuan
menahan beban sampai batas proporsi sebesar 316 kgcm² dengan tegangan sampai batas patah mencapai 526 kgcm², MOE sebesar 44500 kgcm², keteguhan sejajar
serat sebesar 283 kgcm², kekerasan ujung sejajar serat sebesar 22 kgcm dan kekerasan sisi sebesar 11 kgcm.²
Kayu Afrika Maesopsis eminii Engl
Pohon afrika Maesopsis eminii Engl tumbuh alami di Afrika dari Kenya sampai Liberia antara 8°LU dan 6°LS, termasuk ke dalam famili Rhamnaceae. Pohon
ini kebanyakan ditemukan di hutan tinggi dalam ekozona antara hutan dan sabana. Pada sebaran alami, jenis ini tumbuh di daratan sampai hutan sub pengunungan
sampai ketinggian 1800 mdpl. Jenis ini tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 1.200-3.600 mmtahun dengan musim kering sampai 4 bulan Joker, 2002 diacu
dalam Sutardi, 2008. Pohonnya meranggas dan dapat mencapai tinggi 45 m dengan bebas cabang 23
tinggi totalnya. Ciri umum kayu ini antara lain bagian gubalnya berwarna putih sedangkan terasnya berwarna kuning gelap sampai kecoklatan, tekstur kayunya
sedang sampai kasar dan berserat lurus berpadu. Kayunya berbau masam dan rasanya pahit. Jenis pohon ini cepat tumbuh dan berkekuatan sedang sampai dengan kuat.
Kayu ini banyak dimanfaatkan untuk konstruksi, kotak dan tiang. Menurut klasifikasi kelas kuat kayu di Indonesia kayu afrika termasuk kelas kuat III-IV dengan berat jenis
rata-rata 0,39-0,44 Abdurachman dan Nurhati Hajib 2006.
Nangka Artocarpus heterophyllus
Nangka mempunyai berat jenis 0,61, kelas awet II-III, kelas kuat II-III. Kayu nangka dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, meubel, papan dinding, rangka
pintu dan jendela, alat olahraga dan musik, dapat pula digunakan sebagai bahan patung dan ukiran Departemen Kehutanan, 2001. Selain itu ciri umum lainnya adalah
seratnya agak kasar dan berwarna kuning sitrun mengkilat. Warna kuning tersebut disebabkan oleh adanya kandungan morine. Zat ini dapat diekstrak dengan air
mendidih atau alkohol. Morine dapat digunakan sebagai pewarna kuning pada makanan. Pada saat pengeringan dari keadaan basah sampai dengan kering udara,
penyusutan yang terjadi pada bidang radial R dan bidang tangensial T hampir sama dan relatif stabil TR ratio mendekati 1 Martawijaya et.al., 1989.
Prihatman 2000 menyatakan bahwa angin berperan dalam membantu penyerbukan bunga pada tanaman nangka, pohon nangka cocok tumbuh di daerah
yang memiliki curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-daerah
yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan. Sinar matahari sangat diperlukan nangka untuk memacu fotosintesa dan pertumbuhan, karena pohon ini
termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya, Rata-rata suhu udara minimum
16
o
C - 21
o
C dan suhu udara maksimum 31
o
C -31,5
o
C. Kelembaban udara yang tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan. Pohon nangka dipelihara di berbagai
tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasirliat berlempung yang dalam dan beririgasi baik, umumnya tanah yang disukai yaitu tanah yang gembur dan
agak berpasir. Pohon ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambut pun pohon ini dapat tumbuh
dan menghasilkan buah, Pohon nangka tahan terhadap pH rendah tanah masam dengan pH 6,0-7,5, tetapi yang optimum pH 6–7.
Kapuk hutan Ceiba pentandra
Kapuk hutan termasuk ke dalam famili bombaceae, kapuk hutan menghasilkan serat yang banyak gunanya, daun untuk makanan ternak, minyak bijinya untuk
industri. Pohon sebagai inang lebah madu, pencegahan erosi perlindungan daerah aliran sungai. Pada agroforestri kapuk hutan tumbuh bersama kopi, coklat, di Jawa
sebagai penyangga tanaman lada. Di India untuk sistem tumpang sari. Kayu ini sangat ringan dengan BJ 0,24 gcm, kelas awet V dan kelas kuat IV-V. Adapun
daerah penyebarannya adalah Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Irian Jaya. Bila kering berwarna abu-abu dan kuning bercampur putih. Serat terbungkus,
tekstur kasar, tidak mengkilap, pori tersebar dan berukuran besar. Daya tahan alami tinggi, mudah dikerjakan dan diawetkan. Kapuk hutan digunakan untuk membuat
kotak dan peti kemas, kayu lapis, produksi pulp dan kertas. tinggi pohon ini bisa mencapai 25-70m, dengan diameter 100-300 cm. Batang silindris sampai
menggembung. Chinea-Riverra, J.D. 1990.
2.3 Sifat Fisis dan Mekanis Kayu