Teh LAPORAN MAGANG DI PTPN IX (PERSERO) KEBUN JOLOTIGO PEKALONGAN

5

BAB II TINJAUAN PUS TAKA

Teh merupakan salah satu minuman penyegar yang sangat populer di dunia. Teh dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh. Berdasarkan pengolahannya, secara tradisional produk teh di bagi menjadi tiga jenis yaitu: teh hijau, teh oolong, teh hitam Hartoyo, 2003. Teh hijau banyak dikonsumsi oleh masyarakat Asia, terutama Cina dan Jepang, sedangkan teh hitam banyak dipasarkan di negara-negara barat, teh oolong di produksi di Cina.

A. Teh

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan menurut Van Emden dan Deijs 1968 Taksonomi teh dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Sub Kelas : Dalypetalae Ordo : Gultiferrales Famili : Tjeaccae Genus : Cammellia Species : Cammellia sinensis Varietas : Varietas Sinensis dan Varietas Assamica Pada kedua jenis varietas assamica dan sinensis ini terdapat perbedaan. Jenis assamica ini dapat berbatang setinggi 12 m, tumbuhnya cepat bercabang dan agak tinggi, ukuran daunnya lebih besar jika dibandingkan dengan jenis sinensis dan ujungnya runcing panjang. Jenis ini dapat menghasilkan daun banyak tetapi kualitas produksinya kurang. Jenis sinensis pohonnya rendah hanya sekitar 3 m, bercabang banyak dan mulai bercabang di dekat permukaan tanah. Daunnya berukuran kecil jika dibandingkan dengan jenis assamica, panjangnya kurang lebih hanya 9 cm. Ujung daunnya runcing pendek. Tumbuhnya lambat dengan produksi sedikit, tetapi mempunyai kualitas produksi yang baik M uljana,1983. Tanaman teh dapat tumbuh sampai ketinggian sekitar 6-9 m. Di perkebunan-perkebunan tanaman teh dipertahankan hanya sampai sekitar 1 m tingginya dengan pemangkasan secara berkala. Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-tunas daun teh yang cukup banyak Siswoputranto, 1978. Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah dengan ketinggian 200-2000 m dpl. Di daerah-daerah yang rendah umumnya tanaman teh kurang dapat memberi hasil yang cukup tinggi. Karenanya banyak perkebunan- perkebunan teh di daerah-daerah pegunungan. Dan diakui bahwa semakin tinggi letak daerah untuk penanaman teh, umumnya dapat diperoleh hasil yang lebih baik mutunya Siswoputranto, 1982 Teh dihasilkan dari pucuk-pucuk tanaman teh yang dipetik dengan siklus 7 sampai 14 hari sekali. Hal ini bergantung dari keadaan tanaman masing- masing daerah, karena dapat mempengaruhi jumlah hasil yang diperoleh. Cara pemetikan daun selain mempengaruhi jumlah hasil teh, juga sangat menentukan mutu teh yang di hasilkan. M enurut Siswoputranto 1978, cara pemetikan daun teh dibedakan cara pemetikan halus fine plucking dan cara pemetikan kasar coarse plucking. Pemetikan daun hingga kini masih menggunakan tenaga manusia, bahkan sebagian besar oleh tenaga wanita. Umumnya pemetikan teh harus teliti dan untuk menghasilkan mutu teh mutu baik perlu dilakukan pemetikan halus. Pemetikan ini dilakukan hanya memetik daun pucuk dan dua daun dibawahnya Hartoyo , 2003

B. Proses Pengolahan