Studi Pemeliharaan Mesin Genset PTPN III Kebun Rambutan

(1)

KARYA AKHIR

STUDI PEMELIHARAAN

MESIN GENSET DI

PTPN III KEBUN RAMBUTAN

CHARLES LUMBAN GAOL NIM : 025202032

KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAHSATU SYARAT MEMPEROLEH IJASAH SARJANA SAINS TERAPAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI

PROGRAM DIPLOMA –IV FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I. PENDAHULUAN ...1

1.1. Uraian umum ...1

1.2. Pemecahan masalah. ...3

1.3. Tujuan penulisan ...4

1.4. Metode kerja ...4

BAB II. TINJAUAN UMUM. ...5

2.1. Pembahasan materi ...5

2.2. Pengolahan Cpo menjadi bahan yang dikomsumsi manusia ...8

2.3. Proses pembuatan minyak goreng ...9

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ...13

3.1. Motor diesel ...13

3.2. Sistem pembakaran motor diesel ...15

3.2.1. Faktor-faktor kemanpuan motor ...15

3.2.2. Ruang bakar ...16

3.2.3. Bahan bakar ...17

3.2.4. Tangki bahan bakar ...17

3.3. Pengabutan ...18

3.4. Pelumasan ...18


(3)

3.5. Pendinginan...20

3.6. Intruksi menjalankan motor diesel ...22

3.6.1. Persiapan –persiapan sebelum start ...22

3.7. Pemeliharan motor diesel ...22

Pemeliharan yang direncanakan ...23

Pemeliharaan yang tidak direncanakan ...23

Jadwal pemeliharaan ...24

Perinsip kerja motor diesel...26

Sistem pasokan bahan bakar ...28

BAB IV MATERI PERAWATAN ...29

BAB V PEMBAHASAN ...32

5.1. Perawatan periodik genset PTPN III KEBUN RAMBUTAN ...32

5.1.1. Peralatan ...32

5.1.2. Bahan-bahan ...32

5.1.3. Prosedur kerja ...33

5.2. Perawatan sistem bahan bakar ...40

5.2.1. Saringan bahan bakar ...40

5.2.2. Saringan pompa isap bahan bakar ...41

5.2.3. Pembuangan udara ...41

5.2.4. Pemeriksaan dan penyetelan peyemprotan bahan bakar ...42

5.3. Perawatan sistem udara ...46

5.3.1. Perawatan system bahan bakar ...46


(4)

5.3.3. Menyetel celah bebas katup. ...47

5.3.4. Mengukur tekanan komperesi didalam silinder ...47

5.4. Penyetelan celah katup ...48

5.4.1. Lepas katup kepala silinder. ...48

5.4.2. Set silinder ...48

5.4.3. Setel celah katup ...48

5.5. Perawatan sistem pendingin ...50

5.5.1. Radiator ... 5.5.2. Tegangan tali kipas ... 5.5.3. Termostat ... 5.6. Perawantan system pelumasan ... 5.7. Pengecekan tekanan oli ...51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...54

6.1. Kesimpulan ...54

6.2. Saran ...54


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati penulis mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya, hingga penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir ini dengan judul “ PEMELIHARAAN MESIN GENSET DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN ”.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh setiap mahasiswa jurusan Teknologi Mekanik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, untuk memperoleh gelar kesarjanaan.

Penghargaan dan rasa terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda J.Marbun dan Ibunda S Br Pasaribu yang telah memberikan kasih sayang, motivasi dan dukungan baik secara moril maupun secara materil kepada penulis.

Dalam penyelesaian Karya Akhir ini diiringi rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis khususnya kepada :

1. Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus ST.MT, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama menyelesaikan Karya Akhir ini. 2. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikwansyah Isanuri, selaku Ketua program studi Teknologi

Mekanik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Mulfi Hazwi, Msc, selaku Koordinator program studi Teknologi Mekanik Industri.


(6)

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai program studi Teknologi Mekanik Industri Fakultas Teknik.

5. Kepada Adikku tersayang Rindu.M, Edi fran M dan Sepupuku Poetry Trisna, Defi, Irawati, siadekku ,serta keluarga paman aq yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian Karya Akhir ini. 6. Seluruh rekan – rekan mahasiswa Teknologi Mekanik Industri stambuk 99 - 02,

khususnya Aswar Boechit’s,thx utk komputernya, poetra, Dany, Boedi idam, Mastenk, iyut, andrea dan lain – lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Akhir ini.

7. Buat Gadis qu Eva dan adik qu maya yang penulis sayangi, thank’s atas Bantuan, dukungan dan perhatiannya kepada penulis.

8. Seluruh temen – teman diluar kampus khususnya B’jack, B’Doyok, B’Iwan, Mas, Rekan-rekan satu game_online Juda Net, Anak-anak segitiga, Thank’s atas Supportnya.

Dan semua pihak yang mendukung didalam penyelesaian Karya Akhir ini, semoga bermanfaat bagi pembaca.

Medan, SEPTEMBER 2008 Penulis

CHARLES LUMBAN GAOL. NIM : 025202032


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Minyak kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati terbesar kedua setelah minyak kedelai. Namun, dari segi produksi kelapa sawit memiliki produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, bahkan sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan tanaman kedelai.

Sejak lama Indonesia dikenal sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar setelah Malaysia. Meskipun produksi minyak kelapa sawit Malaysia lebih besar dibanding Indonesia, tetapi pertumbuhan produksi Indonesia lebih besar. Menurut Pamin (1998), Indonesia diperkirakan menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar pertama di dunia pada tahun 2010. Adanya perubahan kecenderungan konsumsi dari konsumen yang lebih memperhatikan mutu minyak dan nutrisi esensial menjadi sebuah tantangan bagi peneliti di bidang kelapa sawit. Selain produksi dan mutu minyak, usaha pemuliaan kelapa sawit juga masih perlu diperbaiki.

Ekonomi Indonesia mempunyai potensi kekayaan alam yang luar biasa jumlah dan nilainya. Potensi itu tersebar sebagai hamparan tanah dan perkebunan yang luas, potensi tambang yang besar, dan kekayaan laut yang beraneka ragam. Bahkan, ada yang menyindir, dengan potensi ekonomi itu, hamper mustahil ekonomi Indonesia bangkrut, kecuali salah dalam pengelolaan ekonomi dan politiknya.


(8)

Salah satu potensi itu adalah perkebunan dan industri kelapa sawit, yang dianggap sebagai investasi paling menguntungkan saat ini. Harga minyak sawit didalam negeri cenderung meningkat selama tujuh tahun terakhir ini (1990 – 1996), dari sekitar Rp. 500 per kilogram menjadi lebih dari Rp. 1100 per kilogram. Kecenderungan harga ekspor FOB pun terus meningkat , sejalan dengan peningkatan harga domestic tersebut. Hal yang sama terjadi pada produk hilirnya, yaitu minyak goreng yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Itu berarti, peluang besar bagi pengusaha perkebunan kelapa sawit, produsen minyak kelapa sawit (CPO), dan produk – produk hilirnya (seperti minyak goreng).

Pada tahun – tahun mendatang, perkembangan harga ataupun produksi nampaknya akan terus berlanjut karena permintaan di dalam negeri juga terus meningkat. Selain itu, permintaan di pasar internasional juga meningkat karena minyak goreng dari kelapa sawit dapat mensubstitusi berbagai jenis minyak nabati lainnya yang tidak tersedia pada waktu atau musim tertentu. Dengan demikian, persediaan permintaan di dalam dan diluar negeri akan terus memacu permintaan minyak kelapa sawit sampai beberapa tahun mendatang, kecuali jika kemudian hari dapat ditemukan subsitusi potensialnya.

Berdasarkan fakta – fakta tersebut, beberapa tahun terakhir ini Indonesia diserbu investor perkebunan dan industri minyak kelapa sawit, baik dari dalam maupun luar negeri. Kondisi ini dapat dimaklumi, sebab negara potensial yang menjadi pesaing hanya Malaysia, yang sekarang sudah cenderung menghentikan perluasan tanaman perkebunan sawitnya. Oleh karena, investor Malaysia terus mengincar peluang investasi sampai sebelum dibekukannya izin untuk PMA di


(9)

bidang perkebunan dan industri kelapa sawit tersebut. Negara pesaing lainnya adalah Nigeria. Namun demikian, dinamika ekonomi dan investasi di nnegeri itu sedang mengalami stagnasi sehingga tidak mungkin menjadi pesaing potensial penghasil minyak kelapa sawit dunia yaitu Indonesia dan Malaysia.

Teknologi Mekanik Industri program D-IV Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu institusai pendidikan bidang teknik yang berupaya mendidik mahasiswa dengan disiplin tinggi dan dilengkapi dengan keterampilan praktikum yang diharapkan dan diterapkan dilapangan kerja industri setelah selesai melaksanakan pendidikannya. Untuk mendukung hal tersebut Fakultas Teknik mengadakan kerja sama dengan industri kerja dan membandingkannya dengan pengalaman dan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah.

1.2. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang dilakukan merupakan hasil survey lapangan di pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN III KEBUN RAMBUTAN serta didukung dengan studi pustaka maupun referensi lainnya melalui pemaparan teori dasar dan rumus – rumus yang berkaitan dengan perhitungan yang dilakukan. Pemakaian rumus umum yang aplikatif dalam perhitungan sebagai penunjang dalam menyelesaikan perhitungan yang ada serta penggunaan tabel yang merupakan suatu metode yang cukup baik untuk mendapatkan hasil perancangan yang diinginkan.


(10)

1.3. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan ini adalah suatu wadah untuk menyelesaikan seluruh materi karya akhir sehinggah mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah guna menyelesaikan studi pada Teknologi Mekanik Industri.

Karya akhir ini mempunyai dampak positif bagi mahasiswa dan perusahaan sebagai nilai tambah menuju dunia lapangan kerja, selain itu dapat di jadikan bahan referensi bagi yang membutukan informasi yang relevan, karena laporan ini berisikan berbagai data, baik data yang diperoleh dari hasil pengamatan maupun kesimpulan dari berbagai buku.

1.4. Metode Kerja

Adapun metode kerja digunakan adalah sebagai berikut : 1). Melakukan pengamatan terhadap peroses produksi.

2). Meminta pengamatan ataupun pendapat informasi baik secara lisan ataupun tulisan dari pimpinan ataupun oprator.

3). Mencatat nama peralatan yang ada yang masih digunakan pabrik tersebut.

4). Menyusun karya akhir dengan mengikuti pengarahan dan bimbingan dari pembimbing perusahan.


(11)

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1. Pembahasan Materi

Kelapa sawit (Elaeis guineensis) diketahui berasal dari Afrika Barat. Industri sawit Malaysia dan Indonesia bermula dari empat anak benih dari Afrika yang ditanam di Taman Botani Bogor, Indonesia pada tahun 1848. benih dari Bogor ini kemudian ditanam di tepi – tepi jalan sebagai tanaman hiasan di Deli, Sumatera Timur pada tahun 1870-an dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor pada 1911 – 1912. Di Taman Botani Bogor yang terletak di Bogor di Indonesia terdapat pohon kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika. Dikembangkan pada tahun 1817 seluas 87 hektar hasil usaha Prof. Dr. Reinwadt, Ahli botani Belanda.

Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 m. bunga dan buahnya berupa tandan yang bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun,dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Ampas yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam, sedangkan tempurungnya digunakan sebagai bahan benih dan arang.

Kelapa sawit berkembang biak dengan biji. Tumbuh di daerah tropika, pada ketinggian 0 – 500m di atas permukaan laut. Kelapa sawit menyukai tanah yang subur, ditempat terbuka dengan kelembapan tinggi. Kelembapan tinggi itu


(12)

antara lain ditentukan oleh adanya curah hujan yang tinggi, sekitar 2000 – 2500 mm per tahun.

Pelepah kelapa sawit meliputi beberapa helai daun yang berukuran 55 cm hingga 65 cm dan menguncup dengan lebar 2,5 cm hingga 4 cm. ada 2 jenis bentuk helai daun dalam Elaeis oleifera. Setiap pelepah mempunyai lebih kurang 100 pasang helai daun. Bilangan pelepah yang dihasilkan meningkat dari 30 hingga 40 ketika berumur tiga hingga empat tahun dan kemudian menurun sehingga 18 hingga 25 pelepah.

Pengembangan bahan tanaman kelapa sawit pada dekade 1990-an bukan hanya difokuskan pada penigkatan produktivitas minyak, melainkan juga pada perbaikan kualitas minyak sehubungan dengan meningkatnya perhatian konsumen minyak nabati terhadap nilai nutrisi minyak makan, dan juga alasan kesehatan.

Komponen kualitas minyak yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki adalah kandungan asam lemak tak jenuh (ALTJ), khususnya kandungan oleat dan komponen minor minyak sawit, seperti betakaroten, tocopheral, dan tocotrienal.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas minyak kelapa sawit melalui pemuliaan adalah dengan mengintegrasikan gen penentu ALTJ dan komponen minor dari spesies liar Elaeis oleifera kedalam background genetik kelapa sawit komersial, E. guineensis. Secara konvensional, proses integrasi tersebut dapat dilakukan melaluo prosedur silang balik (backcross). Namun demikian, kemajuan seleksi melalui silang konvensional pada kelapa sawit sangat lambat karena adanya factor sterilitas sabagai akibat jika dua spesies yang berbeda disilangkan.


(13)

Untuk memecahkan kendala inefisiensi integrasi gen dari E. Oleifera ke E. Guineensis diperlukkan pendekatan baru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggabungkan teknologi marka molekuler ke dalam program seleksi silang balik, atau lazim disebut marker-assisted selection backcrossing (MASBC).

Salah satu persyaratan untuk melaksanakan MASBC adalah tersedianya peta pautan genetic dan informasi tentang lokasi dan pengaruh gen yang berasosiasi dengan karakter kuantitatif tertentu (quantative trait loci/QTL) sebagai factor yang akan dijadikan sebagai kriteria seleksi. Pemetaan QTL yang berasosiasi dengan kualitas minyak belum pernah dilaporkan. Kajian mengenai pautan genetic dan QTL pada kelapa sawit dengan focus kualitas minyak, dan dengan menggunakan populasi BC sebagai populasi pemetaan, diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan untuk memulai pelaksanaan MAS BC.

Untuk memfasilitasi MAS dalam rangka perbaikan kandungan asam oleat pada tanaman kelapa sawit telah dilakukan konstruksi peta pautan genetik kelapa sawit berkerapatan tinggi Elaeis guineensis x E. oleifera dan peta QTL yang berasosiasi dengan asam oleat. Marka Random Amplification Polymorphism (RAPD) dipilih sebagai marka untuk menghasilkan lokus .

Pengolahan kelapa sawit yang lazim disebut dengan tandan buah segar (TBS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit dari daging buah dan inti sawit dari biji. Perlakuan terhadap TBS mulai dari panen, transportasi, dan proses pengolahan di pabrik akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang akan dihasilkan.


(14)

2.2. Pengolahan CPO menjadi bahan yang di komsumsi oleh manusia

CPO yang dihasilkan dari kelapa sawit tidak dapat langsung di komsumsi oleh konsumen disebabkan oleh sifat-sifat dan adanya. Dari CPO dihasilkan antara lain adalah:

1. Minyak Goreng.

2. Sabun / detergent.

3. Kosmetik.

4. Bahan Industri

5. Bahan yang dipakai dalam dunia kesehatan,dll.

Pada umumnya sampai saat ini CPO telah diolah sebahagian besar dikomsumsi sebagai minyak goreng ( edible oil ). Dari data-data penggunaan untuk tujuan lain terus meningkat. Untuk memenuhi selera konsumen,maka dari CPO bisa didapat edible oil yang cair disebut olein.

Untuk indonesia dan asia tenggara umumnya menyukai edible oil yang cair, dari negara-negara asia barat dan timur tengah menyukai yang kental atau yang padat berdasarkan hal tersebut diatas maka CPO sebelum menjadi bahan konsumsi akan mengalami proses frekuensi.

Dari CPO berdasarkan type dan langkah proses yang dipilih bisa didapatkan 3 (tiga) jenis hasil akhir yang secara umum dikenal dengan istilah refiden bleached dodorized oil (R B D oil). Yaitu :


(15)

1. Produksi cair disebut RBD, olein.

2. Produksi padat disebut RBD, Stearin.

3. Produksi kental disebut RBD, Palm oil.

2.3. Proses Pembuatan Minyak Goreng

2.3.1 Sekilas tentang Bahan Baku

Bahan baku yang diproses adalah CPO ( Crude Palm Oil ), didalam CPO terdapat zat yaitu :

1. Minyak.

2. Asam getah.

3. Uap air.

4. Warna, dll.

Minyak mentah CPO yang dihasil kan oleh PKS belum dapat langsung digunakan karna masih membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Pada Ambien tempratur (suhu lingkungan/sekeliling ), CPO terbagi atas 2 fraksi yaitu :

1. Fraksi Cair (Crude Oil)


(16)

2.3.2 Proses Produksi.

1. Kristalisasi.

CPO yang diterima dari kebun ditimbun dalam tangki penimbunan, kemudian CPO harus dijaga suhunya lebih kurang 600

Setelah terpisah kemudian fraksi crude sterin dan fraksi crude olein dimasukan kedalam vacuum dryer untuk mengadakan penguapan demi untuk menghilangkan kadar air yang masih tersisa, dan kemudian fraksi crude olein C, kemudian dialirkan ketangki kristalisasi, dimana CPO ditambahkan ( dicampur ) dengan sodium Lauryl Sulphate yang berkonsentrasi 0,05℅ dan magnesium sulphate yang berkonsentrasi 0,09 % lalu di dinginkan secara perlahan sampai mencapai suhu 20°C -21°C.

Tujuan penambahan sodium lauryl sulphathe adalah untuk memberati fraksi stearin dan penambahan magnesium sulphhate adalah untuk membuat fraksi stearin yang telah diberati oleh sodium lauryl sulphate tadi supaya homogen, akibatnya terjadi perbedaan berat jenis antara fraksi olein dengan fraksi stearin dimana fraksi olein tetap cair dan fraksi stearin menjadi kristal.

2. Fraksinasi.

Kristalisasi CPO yang dari tangki kristal dialirkan ke separator yang dengan kecepatan pusing lebih kurang 8000 pusing/menit. Sehingga dari gaya pusing tersebut, fraksi olein dan fraksi sterin terpisah. Pada tahap ini CPO telah terpisah menjadi 2 fraksi yaitu fraksi crude sterin dan fraksi crude olein.


(17)

disimpan dalam tangki timbun untuk proses selanjudnya diproses rafinasi sedangkan fraksi stearin disimpan pada tangki timbun dan siap untuk dipasarkan

3. Rafinasi.

Perlakuan pendahuluan atau pre treatment adalah proses menghilangkan lender (Degumminig ).Pada tahap awal sebelum crude olein diolah pertama kali harus melakukan pemanasan pada tangki timbun dengan suhu lebih kurang dari 60°C.

Crude olein ini kemudian dipompakan menuju Plate Heat Excharger, yang gunanya untuk memanaskan crude oleiun sehinggah mencapai suhu 110° C. Dari sini crude olein dialirkan ke mixser dan di injeksikan dengan phosphoric acid yang berkonsentrasi 0,045%.

4. Bleaching ( pemucatan ).

Pemucatan dahulu dilakukan dengan mencampur crude olein dengan bleaching earth ( Tanah pemucat ) dengan maksud mengikat kelebihan gumpalan lender yang sudah terikat oleh phosphoric acid mengikat air, mengikat kotoran, mengikat warna dan lain-lain.

Tanah pemucatan yang berkonsentarasi 1%, kemudian minyak tersebut disaring melalui Niagara Filter untuk menyaring lender dan tanah pemucat yang telah berupa cake.

Minyak yang telah melalui Niagara filter lalu dialirin ke dearator dengan suhu 110° C dan minyak yang masuk ke dearator ini dinamakan bleach olein


(18)

5. Dearator.

Pada proses ini bleach olein yang masih mengandung uap air dan udara yang terdapat pada bleach olein akan dilangkan dengan mempergunakan kekuatan vacuum.

Kemudian bleach olein tersebut dipompakan ke Spiral Heat Exchanger yang digunakan untuk menaikan suhu sehingga mencapai 265°C, lalu bleach olein dialirkan ke deodorisasi.

6. Deodorisasi.

Deodorisasi adalah proses penguapan asam lemak bebas, penguapan bau, penguapan warna. Pada proses ini suhu selalu diatur pada 260-265°C,semua zat yang menguap pada proses deodorisasi terutama asam lemak yang masuk kedalam Condensor Fatty Acid yang terkondensasi yang kemudian asam lemak cair ini dtampung kedalam tangki.

7. Bengkel.

Bengkel pada PTPN III KEBUN RAMBUTAN ini sangat besar manfaatnya untuk menjaga kelancaran dari produksi, sehingah dari peralatan atau suku cadang yang ada pada pabrik ini telah dibuat sendiri oleh personil-personil nya sendiri, untuk menjaga upaya pabrik berjalan dengan baik dan lancar personil-personil bengkel selalu mengadakan perbaikan secara kontiniu sesuai dengan jadwal yang ditentukan.


(19)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Motor Diesel.

Motor diesel ditemukan oleh Rudolf Diesel pada tahun 1898. Motor diesel berbeda dengan motor bensin terutama sekali pada proses pembakaran bahan bakarnya. Jika pada motor bensin langka isap piston memasukan campuran udara murni dan bensin sedangkan pada motor diesel pada langka isap piston memasukkan udara murni. Dengan demikian pada motor diesel udara murni dan bahan bakar bercampur diruang bakar.

Perbedaan lain antara motor diesel dengan motor bensin adalah pada penyalaan bahan bakarnya, penyalaan bahan bakar pada motor diesel akibat dari suhu kompresi yang tinggi sedangkan penyalaan pada motor bensin menggunakan percikan bunga api

dari busi. Oleh karena itu motor diesel disebut juga motor penyalaan kompresi ( Compresion Ignition Engine ) sedangkan motor bensin disebut juga motor penyalan

busi ( Spark Ignition Engine ).

Dibanding dengan motor bensin, motor diesel memiliki beberapa kelebihan meskipun juga memiliki beberapa kekurangan. Kelebihan motor diesel dibandingkan dengan motor bensin adalah :

1. Dapat dioperasikan dalam jangka waktu relatife lama karena tidak menggunakan kompenen pengapian seperti, busi, coil, dan kondensor.

2. Dapat menggunakan bahan bakar kualitas rendah sehingga bahan bakar dapat diganti dengan bahan bakar lain tampa kesulitan. Dalam keadaan terpaksa hal ini relatife memudahkan pengoperasiannya.


(20)

3. Perawatan relatif mudah karena jika sistem bahan bakarnya tidak menggalami gangguan maka motor diesel juga tidak mengalami masalah.

4. Momen kopel yang dihasilkan lebih besar dari pada motor bensin.

Sedangkan kekurangan-kekurangan motor diesel adalah :

1. Karena teakanan kompresi yang begitu besar getaran yang timbul lebih keras sehingah suara motor diesel lebih kasar.

2. Bobot motor diesel untuk satuan motor yang sama jauh lebih berat karena menggunakan bahan yang lebih berat pula untuk mengimbangkan kompres yang tinggi .

3.1. Mesin Pembangkit Motor diesel

Sesuai yang diperoleh dari perusahan PTPN III KEBUN RAMBUTAN, bahwa pembangkit tenaga listriknya tidak selalu menggunakan PLN. Jika sewaktu-waktu adanya permasalahan pada PLN (tidak dapat beroperasi ) maka digunakan mesin cadangan atau


(21)

mesin diesel. Adapun alasan pemilihan mesin diesel ini terletak pada ekonomisnya serta memiliki daya yang besar.

Pada pabrik PTPN III KEBUN RAMBUTAN ini terdapat 2 buah mesin diesel yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik, selain listrik yang diperoleh dari PLN.

3.2. Sistem pembakaran mesin diesel.

Proses pembakaran pada motor bakar diesel brelangsung pada tekanan tetap ( isobar ). Hal ini berbeda dengan motor bensin. Pada motor bensin pembakaran berlangsung pada volume tetap. Pada motor diesel putaran rendah proses pembakarannya berlangsuk pembakaran tetap.

3.2.1. Faktor- faktor kemampuan motor.

 Volume Perbandingan

Volume silinder ditemukan ketika piston pada TMB ( titik mati bawah ).Volume silinder pada motor adalah volume dari sejumlah silinder pada motor tersebut.  Perbandingan kompresi

Perbandingan kompresi pada motor diesel adalah perbandingan antara volume pada saat selesai pembakaran dan volume pada saat dimulai pembakaran.Dibandingkan dengan jenis motor yang lain perbandingan kompresi motor diesel adalah yang paling tinggi dari jenis yang lain.

 Keseimbangan panas

Pembakaran bahan bakar didalam selinder menghasilkan panas. Panas tersebut merupakan tenaga, tetapi tidak semua panas dapat diubah menjadi tenaga karna akibat dari pendinginan, gas buang dan gesekan mekanis.


(22)

 Daya indikator.  Panas gas buang.  Angka kelebihan udara.  Denotasi motor diesel.

3.2.2. Ruang bakar.

1). Ruang bakar langsung

Ruang bakar langsung disebut juga ruang bakar terbuka. Ruang bakar langsung bentuknya paliung sederhana. Dikatakan ruang bakar langsung karena hanya terdapat satu ruangan yang berfungsi sebagai ruangan bakar utama. Ruang bakar ini banyak digunakan pada motor diesel ukuran sedang dan besar yang bekerja pada putaran rendah dan sedang.

Keuntungan ruang bakar langsung :

- Efisiensi panas lebih tinggi dan pemakaiyan bahan bakar lebih hemat karena bentuk ruang bakarnya yang sederhana.

- Lebih rendah dihidupkan tampa alat Bantu pemanas. - Cocok digunakan sebagai mesin pembangkit tenaga listrik. Kerugian ruang bakar langsung :

- Membutuhkan tenaga injeksi yang tinggi. - Nosel cepat rusak karna lobang nosel banyak.

- Peka terhadap panas kualitas bahan bakar dan membutuhakan kualitas bahan bakar yang baik.


(23)

2) Ruang bakar tidak langsung

- Ruang bakar kamar pusar ( turbulance chamber ).

- Ruang bakar kamar muka ( pre combustion chamber ).

- Ruang bakar sel udara ( air cell combustion chamber ). - Ruang bakar sel tenaga ( energy cell combustin chamber ).

3.2.3. Bahan bakar.

Bahan bakar untuk motor diesel adalah solar atau minyak diesel. Solar mempunyai berat jenis 0,83 – 0,85 dengan suhu didih antara 250°C - 300°C . Titik nyala antara 65°C – 70°C dengan vikositas ( derajat kekentalan ) 1,5°C - 3,5°C. Nilai pembakaran solar adalah 9983 Kkl/kg.. Minyak diesel mempunyai berat jenis 200°C - 350°C. Nilai pembakaran 9500 – 10000 Kkl/kg. Minyak diesel mengandung aspal sehingga warna tidak jernih, hijau tua atau sawo matang.

3.2.4. Tangki bahan bakar

Tangki bahan bakar untuk menampung bahan bakar sementara sebelum bahan bakar tersebut dialiri keruang bakar. Tangki bahan bakar dilengkapi dengan ventilasi yang berfungsi untuk mengatur udara diatas permukan bahan bakar dalam tangki. Jika ventilasi tersumbat maka aliran bahan bakar akan sedikit terlambat.

3.3. Pengabut

Bahan bakar pada motor diesel disemprot kedalam bahan bakar dalam bentuk kabut oleh injector. Injector dipasangkan pada kepala selinder dengan kepala ulir dan bagian peyemprotannya masuk keruang bakar. Untuk membuat pengabut ini dan membawanya keruang pembakaran didalam selinder, mempunyai alat-alat sebagai berikut :


(24)

1. Pembangkit ( injector atau spuyer ).

2. Pompa bahan bakar yang digerakkan oleh poros engkol.

Gambar 3.3 pompa bahan bakar.

3.4. Pelumasan

Pengaliran minyak pelumas harus dapat bagian-bagian yang sempityang sulit dilumasi. Untuk bagian-bagian yang bergerak didalam mesin digunakan minyak pelumas. Minyak dialiri dengan tekanan antara 50 sampai 100 Psi.

3.4.1 Tujuan pelumasan

Pelumasan diberikan pada bagian-bagian komponen yang bersinggungan. Dengan tekanan dan saling bergerak satu dengan yang lainnya, dengan tujuan :

1. Membantu atau menambah kerapatan celah-celah dua bagian yang bersinggungan.

2. Membersihkan permukaan dengan mencuci bersih butiran logam yang dihasilkan oleh gesekan.

3. Meredam bunyi yang ditimbulkan oleh gesekan. 4. Mencegah keausan dengan jalan mengurangi gesekan. 5. Meredam bunyi yang ditimbulkan oleh gesekan. 6. Mencegah keausan dengan jalan mengurangi gesekan.


(25)

3.5.a Pendinginan.

Jika motor terus menerus bekerja maka suhunya akan terus bertambah hingga melebih batas suhu yang ditentukan. Jika suhu motor berlebihan maka komponen-komponen motor tersebut akan cepat rusak bahkan motor dapat terbakar. Untuk mengatur suhu motor maka semua motor dilengkapi dengan sistem pendingin. Perubahan temperatur gas didalam silinder itu berlangsung sangat cepat. Sebab itu permukan temperatur silinder tidak pernah dapat menahan temperatur tinggi gas, misalnya silinder tidak didinginkan. Selain dari gas yang bergerak menyingung dinding silinder tersebut membentuk suatu kabut yang diam. Kabut ini bekerja sebagai sebagai isolator panas. Misalnya jika temperatur gas 1500°C temperatur permukaan dinding silinder mungkin hanya sekitar 150°C. Walaupun temperatur ini rendah, namun berdasarkan stuktual, pendingin perlu diadakan. Tujuan utama pendingin dilakukan adalah :

1. Mencegah terbakarnya lapisan pelumas pada dinding silinder. 2. Mereduksi tegangan-tegangan termis pada bagian silinder. 3. Menaikkan efesiensi termal.


(26)

Pada umumnya temperature dinding dalam silinder harus dipertahankan 160°C -200°C, untuk pencegahan terbakarnya minyak pelumas. Bila temperatur minyak pelumas terlalu tinggi, kesungguhannya menurun selain itu temperatur ruang bakar yang terlalu tinggi akan mempercepat keausan katup buang. Pada motor-motor besar, kepala torak, batang katup buang. Dan ssaluran buang juga didinginkan. Didinginkan katup buang dimaksudkan untuk menurunkan tekanan lawan gas.

3.5.b Sistem Pemasukan Udara

Gabungan alat yang berfungsi untuk menyediakan udara kepada silinder mersin diesel disebut sistem pemasukan mesin. Kegunaan sistem pemasukan ini adalah untuk menyediakan udara yang diperlukan bagi pembakaran bahan bakar. Tetapi selain itu, sistem pemasukan udara mesin diesel berfungsi untuk:

1. Membersihkan udara pemasukan . 2. Meredam kebisingan pemasukan.

3. Menyediakan udara untuk pengisian lanjut.

Saringan bak minyak (oil bath filter), digunakan secara luas, terutama untuk mesin kecepatan tinggi. Saringan yang ada beberapa desain, terdiri atas tangki berisi minyak bagian atas yang berisi wol baja. Kalau saringan sedang beroperasi, maka udara atmosfer masuk melalui lubang masuk ditengah yang ujung bawahnya ditenggelamkan di bawah permukaan minyak. Dengan masuknya udara, minyak didesak naik ke elemen ayakan yang memisahkan minyak dari udara dan mengembalikannya ke penampungan minyak. Pembalian mendadak dari arah aliran udara akan melepaskan sebagian besar dari debu, yang dilemparkan ke alas mangkok. Hanya sebagian dari minyak yang dibawa naik ke elemem ayakan, selebihnya tetap diluar mangkok. Minyak ini praktis diam, sehingga


(27)

memungkinkan debu mengendap ke alas, sedangkan permukaan minyak cukup bersih. Seluruh pembersihan dilakukan dalam mangkok minyak dan ayakan bawah, sehingga ayakan atas tetap bersih. Udara, pada saat memasuki ayakan, berjalan menuju sisi luar dari saringan sehingga dengan sendirinya membersihkan ayakan.

Gambar 3.5.b Oil Bath Filter.

Instruksi untuk menjalankan mesin diesel

Persiapan-persiapan sebelum distart, apabila sebelumnya tidak bekerja untuk waktu cukup yang lama.

1. Periksa minyak bahan bakar dalam tangki untuk pekerjaan sehari-hari dan buka kran dalam pipa supply kesaringan minyak bahan bakar.

2. Buka air pendingin ke mesin atau katup-katup dan kran yang kemungkinan yang terdapat dalam pipa mesin. Dalam persoalan cooling water atau air pendingin sirkulasi yang tertutup, periksalah apakah ada cukup air pendingin


(28)

dalam tangki pembantu ( make up tank ). Periksa hubungan-hubungan dalam pipa dan bagian-bagian yang diketatkan, apabila ada kebocoran.

3. Kalau ada mesin dilengkapi sdengan suatu alat pengisi turbo harus diperiksa dengan rekuan untuk operasi dan pemeliharaan.

3.7 Pemeliharan mesin diesel ( Maintenance ).

Pemeliharaan bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup suatu motor atau unit suatu mesin, agar jalan operasinya lebih tahan lama, dalam mencapai kondisi yang baik dan mencapi kondisi yang efisiensi kerja seoptimal mungkin.

Tindakan pemeliharaan harus dilakukan sesuai dengan yang tertulis pada peraturan pemeliharaan yang terdapat pada mesin. Pada umumnya dapat digolongkan sebagai berikut :

- Pemeliharaan yang direncanakan.

- Pemeliharaan yang tidak direncanakan.

3.7.1. Pemeliharan yang direncanakan.

Pemeliharan yang direncanakan merupakan pekerjaan pemeriksaan dari perbaikan terhadap bagian-bagian mesin, baik sebagian atau keseluruhan bagian mesin yang dibongkar dan diperbaiki ataupun diganti yang dinamakan overhaul. Hal tersebut didasarkan atas kemungkinan yang timbul pada bagian-bagian mesin seperti perubahan bentuk, keausan, perubahan struktural material, terbakar dan lain sebagainya.

Overhaul yang dimaksudkan disini termasuk “preventive maintenance” yaitu jenis perawatan yang dilakukan dengan maksud untuk meniadakan


(29)

kemungkinan terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan mesin. Overhaul diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan yaitu:

1. Top overhaul ( reperasi kepala silinder ). 2. Pull piston ( reperasi piston atau torak ).

3. Mayor overhaul ( reperasi mesin secara keseluruhan ).

Pada pekerjaan ini menyangkut pada masalah pembongkaran dan pemasangan atau penyetelan kembali alat-alat ( spare part ) mesin dengan urutan-urutan atau biasa yang dilakukan. Sebelum kita membongkar ( dismating ),air pendingin dan minyak pelumas harus dibuang terlebih dahulu sampai habis.

3.7.2. Pemeliharan yang di rencanakan.

Pemliharan yang tidak direncanakan ini dimasudkan pekerjaan-pekerjaan yang timbul karna adanya gangguan –gangguan kerusakan selama mesin dalam keadaan sedang dioperasikan. Pekerjaan berupa perbaikan yang disebut “repersasi”. Perbaikan harus dilaksanakan dalam waktu sesingkat mungkin tampa mengurangi mutu dari perbaikan tersebut untuk mencari gangguan atau kesulitan pada motor atau mesin ( trouble shooting ) dan menentukan kerusakannya.

Reperasi adalah suatu pekerjaan yang sifatnya memperbaiki mesin rusak atau mesin yang hidupnya tidak normal. Karena mesin,diesel terdiri dari bagian yang bergerak, maka banyak pula kemungkinan yang menyebabkan kemacetan pada mesin. Perbaikan ini dapat diartikan memperbaiki kerusakan dari yang paling sederhana sampai kerusakan yang paling berat.

Untuk mengetahui atau mengatasi kemacetan mesin, maka kita harus mengetahui lebih dahulu penyebab-penyebab kemacetan tadi. Karena kemacetan pada


(30)

motor atau mesin banyak kemungkinan penyebabnya, maka untuk mencari penyebab tersebut yaitu dengan berdasarkan pengalaman. Pengalaman yang banyak dalam bidang permesinan tentu akan mudah dalam menentukan penyebab dari gejala-gejala yang timbul pada kerusakan mesin.

Dalam melakukan pekerjaan reperasi atau perbaikan ini, sudah tentu kita sudah memahami cara-cara pembongkaran ( dismating ) dan pemasangan atau memahami penyetelan kembali ( assembling ) dari bagian-bagian yang akan diperbaikan.

Jadwal pemeliharan.

Tindakan pemeliharan ini harus dilakukan secara rutin, baik dalam jangka waktu harian, mingguan, bulanan, maupun dihitung berdasarkan motor atau mesin tersebut beroperasi.

1. Pemeliharan harian.

- Pemeriksan batas volume minyak pelumas mesin pada bak pelumas ( karter ) dan didrain atau balance sebelumnya untuk dibuang kalau ada air atau kotoran lain.

- Bila kurang, ditamba secukupnya

- Periksa air pendinginan mesin, didrian untuk membuang kotoran dan menambah air pendinginan kembali secukupnya.

- Periksa bahan bakar didalam tangki, bila kurang tambah sampai secukupnya. 2. Pemeliharan pada 250 jam operasi.

- Bersihkan saringan udara.

- Ganti dengan minyak pelumas yang baru. - Bersikan saringan minyak pelumas.


(31)

- Periksa pipa-pipa bahan bakar. 3. Pemeliharan pada jam 250.

- Bersihkan saringan udara. - Stel katup-katup ( valve ).

- Bongkar dan bersihkan saringan minyak pelumas. - Periksa atau tes pengabut ( Injector ).

- Pemberian pada diaring stater. 4. Pemeliharan pada 2000 jam operasi.

- Periksa tabung silinder.

- Periksa dan ukur clearance torak dan cincin torak. - Periksa katup-katup dan dudukannya.

- Periksa dan bersikan minyak pelumas. - Periksa dan test pompa injector. - Periksa pompa air.

- Periksa manometer-manometer control. 5. Pemeriksan pada 4000 jam operasi.

Pemeliharan pada waktu ini di lakukan seperti yang terdapat pada pemeliharan 2000 jam operasi ditambah dengan :

- Pemeriksaan bantalan ( bearing ) dan batang penghubung ( connection ). - Pemeriksaan poros engkol ( crank shaft ) dan ukur diameternya.

- Periksa radiator.

Selanjutnya pemeliharan yang terencana akan dipertahankan secara teratur, kecuali bila terjadi hal-hal diluar jangkauan.


(32)

3.7.4. Prinsip kerja motor diesel.

Motor diesel juga disebut motor penyalaan kompresi (compression ignition engine ), karena pada motor diesel hanya udara masuk kedalam silinder yaitu pada langka isap, kemudian pada waktu torak mencapai titik mati atas yaitu pada langka kompresi. Bahan bakar disemprotkan kedalam silinder pada saat udara dalam silinder sudah bertekanan tinggi terjadilah proses penyalaan.

Hal tersebut dapat apabila digunakan perbandingan kompresi yang cukup tinggi,perbandingan ( sekitar 1:22 ) membuat udara yang masuk keruang bakar terkompresi hingga 1/22

 Langka isap.

nya saat volume silinder mencapai maksimum. Dengan kondisi ini temperatur udara terkompresi hingga 530° C atau lebih. Udara panas ini selanjutnya disemprotkan dengan sejumlah bahan bakar minyak dengan tekanan tinggi terbentuk kabut bahan bakar, udara panas akan membakar bahan bakar yang telah dikabutkan oleh nozzle. Tidak seperti pada mesin bensin, pada mesin diesel bahan bakar minyak atau solar telah bercampur dengan udara setelah berada dalam ruang bakar.

Pada langka isap ini piston hanya mengisap udara. Pada mesin besin, langka isap memasukkan udara dengan sudah bercampur bahan bakar minyak ( BBM ).  Langka kompresi.

Langka kompresi mesin diesel hanya menekan udara saja Berbeda dengan mesin bensin yang menekan campuran udara dan bahan bakar.


(33)

Pada langka ini BBM diinjeksikan keudara yang kompresi, kemudian terbakar akibat panasnya udara tersebut. Dalam mesin bensin percikan api busi akan menyalakan campuran udara dan BBM.

 Langka buang.

Pada langakah ini mesin diesel dan mesin bensin mempunyaio aksi yang sama. Katup buang membuka dan piston mendorong sama gas hasil pembakaran udara.

Gambar 3.7.4 Prinsip kerja motor diesel

3.7.5. Sistem pasokan bahan bakar.

Sistem pasokan bahan bakar pada mesin diesel mengunakan nozzle injector sebagai alat pengabut bahan bakar minyak dalam ruang bakarnya. Injector ini meliputi nozzle injector, pipa penghubung san pompa injector yang dioperasikan secara hidrolik. Minyak solar dapat pengabut dari hasil pompa injector.


(34)

BAB IV

TINJAUAN UMUM

PTPN III KEBUN RAMBUTAN merupakan industri kelapa sawit yang mengelola TBS menjadi CPO. Dimana PTPN III KEBUN RAMBUTAN memiliki bagian proses pendukung untuk membantu berlangsungnya proses produksi dalam menghsilkan produk yang berkualitas.

Bagian-bagian proses pendukung pada PTPN III KEBUN RAMBUTAN, selalu beroperasi susuai dengan keperluan yang dibutuhkan dan ada kalanya bagian ini dihentikan operasi apabiala salah satu secsion tidak bekerja atau cadangan yang tersedia cukup banyak sehingga sanggup menaggulangi kebutuhan proses.

Sesuai dengan materi yang diberikan dosen pembimbing pada saya adalah “ Maintenace “ pada PTPN III KEBUN RAMBUTAN, namun mengingat plant maintenance mencakup sangat luas maka saya mengambil suatu maintenance pada genset.

PTPN II KEBUN RAMBUTAN menggunakan genset sebagai sumber tenaga listrik yang di pakai untuk kebutuhan energi secarah keseluruan pabrik apabila terjadi pemadaman atau ganguan listrik dari PLN. Perusahan ini memiliki 2 genset ( generatot ) set yang mempunyai kapasitas masing-masing 2500 KVA atau 2100 Kw. Energi digunakan untuk proses pabrik, untility dan tank farm. Komsumsi energi yang paling besar adalah elekroliser dengan kapasitas 3269 Kw untuk beban maksimum 24.000 A dan tegangan 400 Volt pada genset digunakan bahan bakar solar dengan kapasitas 407,6 Kg/jam untuk beban maksimum 2100 Kw.


(35)

Gambar 4.1 Mesin genset. Adapun spesikasi generator set.

SKL MOTOREN – UND SYSTEMTECHNIK – GMBH VORM. BUCKAV – WOLF MADE IN GERMANY

Type : 9VD29/24 AL-2

Engine : U 529755 M Year of const : 1997

Re : 1: 2100 Kw

P : 100 Kpa

N : 1500 rpm

T : 40° C


(36)

Adapun materi-materi perawatan yang dibahas pada genset ( generator ) ini antara lain : 1. Perawatan periodik genset pada PTPN III KEBUN RAMBUTAN.

2. Perawatan sistem udara. 3. Perawatan sistem bahan bakar. 4. Perawatan system pelumas. 5. Penyetelan celah katup. 6. Pengecekan tekanan oli

Untuk materi kerja tersebut, pembahasan akan saya berikan pada bab selanjutnya yaitu bab V.


(37)

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas mengenai perawatan-perawatan mesin genset untuk menjaga mesin dalam keadan aslinya dengan biaya yang murah.

5.1. Perawatan periodik genset pada PTPN III KEBUN RAMBUTAN

Perawatan periodik genset pada PTPN III KEBUN RAMBUTAN mencakup batasan-batasan antara lain :

 Frekuwensi pemeriksaan level 1 setiap 500 jam sesudah level 6.  Frekuwensi pemeriksaan level 2 setiap 1500 jam.

 Frekuwensi pemeriksaan level 3 setiap 3000 jam.  Frekuwensi pemeriksaan level 4 setiap 6000 jam.  Frekuwensi pemeriksaan level 5 setiap 12000 jam.  Frekuwensi pemeriksaan level 6 setiap 24000 jam.  Frekuwensi pemeriksaan level 7 setiap 60000 jam.

Peralatan

Peralatan yang digunakan yaitu : - Tool box

- Special tools.

Material

Bahan-bahan / material yang menjadi pendukun dalam perawatan priodik mesin genset tersebut.


(38)

- Spare parts. - Lube oil. - Molykote.

5.1.3. Prosedur kerja.

Prosedur kerja yang dilakukan untuk perawatan mesin genset antara lain :

a. Frekuwensi pemeriksaan level 1 setiap 500 jam sesudah level 6.

 Periksa kualitas lube oil.

 Periksa kualitas air pendingin silinder

 Periksa tekanan akhir komperesi dan tekanan pembakaran maksimum tiap silinder  Rack bahan bakar.

- Periksa pergerakan bebas dari rack bahan bakar. - Lumasin dengan minyak pelumas.

 Katup penggerak.

- Lumasin dengan minyak pelumas.  Pusat pengoperasian.

- Test fungsi pencega putaran yang berlebihan.

- Perawatan dengan pelumasan ujung pengarah dari pergerakan katup harus tertutup.

 Udara start bertekanan.

- Perawatan dengan pelumas.  Distribusi udara start.

- Perawatan dengan pelumas.  Peredam gas buang.


(39)

- Bersikan saringan.  Saringan bahan bakar.

- Bersikan saringan.

b. Frekuwensi pemeriksaan level 2 setiap 1500 jam.

 Penutup drive pompa.

- Periksa jarak pergerakan dan pastikan bila perlu  Katup gigi.

- Periksa ukuran jarak katup.  Rack pengontrol bahan bakar.

- Periksa pergerakan bebas dari rack pengontrol bahan bakar.  Governor.

- Perawatan dengan pelumas bahan bakar.

- Periksa level box minyak pelumas dari governor katup penggerak. - Periksa pergerakan bebas dari piston.

- Periksa kebocoran.  Pusat pengoperasian.

- Periksa pergerakan bebas dari semua actuator start.

- Perawatan dengan pelumasan semua sambungan yang bergerak.  Injector bahan bakar.

- Periksa nozzle.

- Periksa tekanan dan bentuk pengabutan.  Silinder cop.


(40)

 Klep masuk dan klep buang.

- Periksa dari bagian komponen dan di cek jaraknya.

c. Frekuwensi pemeriksaan level 3 setiap 3000 jam.

Prodical maintenance check. Frekuwensi pemeriksaan level 3 setiap 3000 jam harus di lakukan juga untuk pemeriksaan level 2 ( 1500 jam )

 Semua sambungan baut-baut, termasuk untuk necked down bolt, pipa dan sambungan penjepit pipa dicek dan dikencangkan sebaik mungkin.

 Karter.

- Periksa apakah berfungsi. - Periksa explosion relif valve.  Batang penghubung.

- Periksa baut pengikat bantalan.  Silinder kop.

- Periksa kondisi dari bagian komponen dan bersihkan satu per satu.  Katup masuk dan katup buang.

- Periksa dari kondisi komponen dan dicek jaraknya.  Regulator.

- Cek semua rangkaiyan kelistrikannya kabel-kabel tertentu.  Sistem pemompaan bahan bakar.

- Periksa awal bahan bakar.  Turbo charge.


(41)

d. Frekuwensi pemeriksaan level 4 setiap 6000 jam.

Major periodical maintenance check. Frekwensi pemeriksaan level 4 ( 6000 jam ) harus dilakukan juga untuk pemeriksaan level 2 dan level 3.

 Block silinder.

- Periksa kebocoran.

- Periksa kondisi explosion relif valve.  Jaket piston

- Periksa kondisi komponen dan bersikan.  Torak.

- Periksa kondisi dari komponen.  Klep masuk dan klep buang

- Periksa kondisi dari bagian komponen dan ukur.  As piston.

 Katup penggerak.

- Perawatan dan pembersihan.  Pusat pengoperasian.

 Sistem pelumasan.

- Periksa dang anti minyak pelumas jika kwalitasnya menurun.  Turning gear.

- Periksa permukaan level minyak - Pelumsan


(42)

 Injector bahan bakar. - Periksa nozzle

- Periksa tekanan dan pengabutan.  Plate heat exchanger.

- Bersikan jika perlu.  Pompa sentrifugal.

- Periksa kebocoran  Turbo charge.

- Periksa kondisi bagian dari komponen dan bersikan.  Pompa bahan bakar.

- Periksa kebocoran.  Pompa minyak pelumas

- Periksa kebocoran  Saringan minyak pelumas.

- Bersikan saringan.  Tekanan udara dingin.

e. Frekuwensi pemeriksaan level 5 setiap 12000 jam.

Major periodical maintenance check Frekwensi pemeriksaan level 5 ( 12000 jam ) harus dilakukan juga untuk pemeriksaan level 2,3 dan level 4.

 Jaket piston


(43)

 Torak.

- Periksa kondisi dari komponen. - Stel baut pengikat torak jika perlu.  Batang penghubung.

- Periksa baut pengikat bantalan.

- Periksa dan ukur ketebalan metal jalan dan metal duduk. - Periksa batang penghubung.

- Bersihkan kotoran yang mengganggu.  Klep masuk dan klep buang

- Periksa kondisi dari bagian komponen dan diukur. - Bersikan kotoran pada klep.

 Gerakan governor.

- Periksa gerakan governor dan periksa kondisi bagian dari governor. - Periksa level box minyak pelumas dari governor katup penggerak. - Periksa pergerakan bebas dari piston.

- Periksa kebocoran.  Pembagi udara start .

- Periksa kebocoran dan gerakan.  Pusat pengoperasian.

- Gemuki ( lumasi ) tuas-tuas yang bergerak.  Sistem peyemprotan bahan bakar.


(44)

 Plate heat expcharge.

- Bersikan plate heat expcharge.  Saringan bahan bakar.

- Bersikan saringan bahan bakar.

- Lihat apakah ada pipa yang bocor atau tersumbat.  Udara start bertekanan.

- Periksa gerakkan dan kebocoran.

f.Frekuwensi pemeriksaan level 6 setiap 24000 jam.

Frekuwensi pemeriksaan level 6 setiap 24000 jam. Minor overhaul. Harus dilakuan juga untuk pemerisaan di level 2,3,4,dan 5.

 Bantalan as.

- Periksa kondisi metal jalan dan ukur. - Periksa kondisi metal duduk dan ukur.  Klep masuk dan klep buang

- Periksa kondisi dari bagian komponen dan diukur.  Gerakan governor.

- Periksa gerakan governor dan periksa kondisi bagian dari governor. - Ganti mimyak pelumas.

- Penyetelan kembali.  Katup penggerak minyak.

- Periksa dari bagian komponen dan ukur. - Penyetelan kembali.


(45)

 Pembagi udara start .

- Periksa kebocoran dan ukur..  Udara start bertekanan . - Periksa komponen dan ukur

 Sistem penyemprotan bahan bahan bakar.

- Periksa dan perbaiki injector dengan cara membersikan  Pompa sentrifugal.

- Periksa kebocoran dan kondisi bagian dari komponen.  Turbo charge.

- Periksa kondisi bagian dari komponen dan bersikan.  Pompa bahan bakar.

- Periksa kebocoran dan kondisi pompa apakah ada udara yang masuk.  Peredam getaran

- Periksa peredam getaran dan kondisi bagian dari komponen.

g. Frekwensi pemeriksaan level 7 ( 60000 jam )

Frekuwensi pemeriksaan level 7 setiap 60000 jam. Major overhaul. harus dilakukan juga di pemeriksaan dilevel 2,3,4,5 dan, 6.

5.2 Perawatan sistem bahan bakar. 5.2.1. Saringan bahan bakar.

a. Bersikan saringan bahan bakar terhadap debu atau endapan setiap 60 jam. b. Gantikan element saringan dengan yang baru setiap 1000 jam.


(46)

5.2.2. Saringan pipa isap pompa bahan bakar.

Pompa bahan bakar adalah elemen yang sensitive terhadap udara maksudnya tidak boleh didalam pompa ada udara ( vacum ), apa bila di dalam pompa terdapat udara maka harus dilakukan dengan menekan pompa agar udara keluar dan perhatikan setiap pipa-pipa agar tidak mengalami kebocoran.Saringan bahan bakar tersebut harus diganti setiap 120 jam.

5.2.3. Pembuangan udara.

Adanya udara didalam bahan bakar sanggat menggangu kelancaran kerja mesin dan menyebabkan mesin sukar di start. Oleh karena itu udara harus dikeluarkan dari saluran bahan bakar, terutama apabila terasa ada gejala gangguan tersebut. Pembuangan udara dilakukan sebagai berikut :

1. Kendorkan baut pembuangan udara pada saringan bahan bakar sangat kemudian gerakan pompa ( tangan ) pengisi bahan bakar seperti terlihat pada gambar.maka bahan bakar yang berusaha menggalir melalui baut pembuangan udara tersebut. Kalau bahan bakar tidak ada lagi kokohkanlah kembali baut pembuangan udara tersebut.

2. Untuk menggeluarkan udara pompa penyemprotan bahan bakar, kendorkan lah skrup pembuangan udara tersebut yang ada dalam pompa seperti pada gambar. Gerakan pompa ( tangan ) pengisi bahan bakar yang keluar itu tidak berusaha lagi. Sesudah itu kencangkan perlahan-lahan kembali skrup pembuangan tersebut.


(47)

3. Setelah itu kendurkan kembali skrup penyambugan pipa penekan bahan bakar setelah itu stel lah pengatur bahan bakar. Stel bahan bakar pada posisi penyemprotan maksimum kemudian engkol atau putarlah poros engkol denga motor starter beberapa saja. Apabila bahan bakar yang keluar dari skrup penyambung tersebut diatas.

5.2.4. Pemeriksaan dan penyetelan penyemprotan bahan bakar.

Periksalah penyemprot bahan bakar setiap 250 jam. Namun setiap saat gas buang menunjukan yang tidak normal atau pembakaran tidak berlangsung dengan baik, maka penyemprotan bahan bakar perlu diperiksa. Untuk mesin yang baru,sebaiknya penyemprotan bahan bakar diperiksa setelah 120 jam yang pertama. Dalam hal ini sebaiknya anda meminta pertolongan bengkel atau perusahaan yang menjual mesin tersebut.

1. Pengujian penyemprotan bahan bakar dilakukan dengan menggunakan alat penguji penyemprotan ( nozzle tester ). Dalam hal ini penyemprotan bahan bakar dipasang pada ujung pipa tekan dari alat pengguji tersebut diatas.tekanlah tuas penekannya perlahan-lahan, sementara itu perhatikanlah besar tekanan yang dapat dibaca pada manometer yang terpasang pada alat penguji. Justru pada saat bahan bakar mulai keluar dari penyemprotan bahan bakar. Kalau tekanan penyemprot bahan bakar tidak sesuai dengan yang diisyaratkan. Maka keadaan tersebut dapat diatasi dengan menyetel pegas pengatur tekanan penyemprotan yang ada pada penyemprotan yang bersangkutan, sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh pihak pabrik pembuatnya.


(48)

Gambar 5.2.4.Konstruksi penyemprotan bahan bakar.

2. Pada waktu tuas penekan ditekan perlahan-lahan, maka pada suatu tekanan tertentu penyemprotan akan mengeluarkan kabut bahn bakar secara terputus-putus. Pancaran kabut bahan bakar yang tidak normal merupakan bentuk selubung kerucut yang pecah, terpuntir stsu miring kesatu arah.


(49)

3. Apabila tuas penekan ditekan secara tiba-tiba, maka penyemprotan bahan bakar akan menyemprotkan bahan bakar yang serupa dengan keadaan yang terjadi didalam mesin. Untuk mesin ruang bakar yang turbulen, kerucut kabut bahan bakar dipancarkan dari penyemprot dengan sudut kira-kira 40°. Namun, besarnya sudut puncak tersebut dapat berbeda, tergantung dari pada kontruksi nozzelnya. Penyemprotan bahan bakar yang rusak tidak dapat mengabutkan bahan bakar dalam keadan tersebut. Bahan bakar tersebut keluar bintik-bintik yang relatif besar. Disamping itu akan terlihat pemutusan pemancar bahan bakar tidak dapat dilakukan sekaligus dan ujung penyemprotan terlihat adanya tetesan bahan bakar. Gambar berikut menunjukan bentuk semprotan bahan bakar yang baik dan yang tidak baik, dari penyemprotan yang direncanakan membentuk kerucut kabut bahan bakar dengan sudut 4°.

4. Apabila pengabutnya tidak baik, bukalah nozzle dari penyemprotan. Kemudian lepaskanlah katup yang ada didalam nozzle tersebut dengan bensin yang bersih. Sesudah itu pasangkan kembali setelah kedua bagia tersebut dibasahi dengan minyak diesel ( solar ). Jika anda membersikan beberapa penyemprotan sekaligus, jangan sampai keliru memasang katup pada nozzle yang lain.


(50)

Gambar 5.2.4.c Kontruksi beberapa nozzle

5. Katup nozzle yang telah dibersikan itu ternyata tidak juga menghasilkan pengabutan yang baik, sebaiknya nozzle dan katup tersebut diganti lagi dengan yang baru.

Gambar 5.2.4.d Beberapa bentuk pengabutan

Pada waktu melakukan pekerjaan tersebut diatas, hal yang perlu dilakukan yaitu pada waktu hendak melepaskan penyemprotan dari kepala silinder, terlebih dahulu bersikan bagian-bagian disekitar penyemprotan tersebut dan lubang saluran bahan bakar pada penyemprot, supaya debu dan kotoran tidak masuk.


(51)

5.3. Perawatan sistem udara. 5.3.1. Perawatan sistem udara.

1. Pada waktu hendak membersihkan saringan udara ini, matikanlah mesin supaya debu dan kotoran tidak masuk kedalam mesin

2. Kotak saringan pendahulu transparan, sehingga debu dan kotoran yang ada didalamnya dapat dilihat dengan jelas. Periksa dan bersikan setiap pagi.

3. Kalau minyak menjadi kental karena banyak mengandung debu, maka sebaiknya diganti meski hal tersebut terjadi pada saat belum penggantian yang tetapkan.

4. Pakailah minyak ringan atau minyak tanah untuk mencuci kotak saringan dalam elemennya.

5.3.2. Saringan udara dengan saringan kertas.

1. Matikan mesin sebelum membuka saringan udara.

2. Setiap 120 jam, ambilah elemen kemudian bersikan kotaknya. Elemen saringan tersebut dibersiakan dengan menbiupkan udara tekanan pada bagian dalamnya. Jika tidak tersedia udara tekan maka elemen dapat dibersiakan dengan mengetuknya diatas lantai. Janganlah membasahinya dengan air. Kalaulah mesin bekerja didaerah berdebu untuk jangka waktu yang lama, sebaliknya saringan udara dibersikan lebih sering dari jangka waktu yang ditetapkan.


(52)

Gambar 5.2.6. Saringan udara dengan kertas.

5.3.3. Menyetel celah bebas katup.

Untuk mesin baru atau yang direparasi, periksa dan setel celah katup bebas katup setelah 60 jam pertama. Selanjutnya ulangi proses tersebut setiap 250 jam berikutnya. Namun, pemeriksaan dan penyetelan celah bebas katup juga harus dilakukan bila terdengar bunyi yang tidak normal, terutama pada putaran rendah.

5.3.4. Mengukur celah bebas katup.

Pengukur ini sebaiknya dilakukan oleh bengkel y ang bisanya memiliki alt yang diperlukan. Pengukuran dengan tekanan kompresi tersebut dilakukan dengan setiap 500 jam, sehingah dari data yang diperoleh dapat ditemukan kapan mesin direperasi. Penurunan tekanan kompresi disebabkan karena terjadinya kebocoran antara lain sebagai akiba dari :

1. Kontak tak sempurna antara katup dan dudukkannya. 2. Keausan dinding silinder.

3. Kerusakan cincin kompresi atau macetnya cincin kompresi didalam alurnya. Perlu diketahuin bahwa pengukuran tekanan kompresi hendaknya dilakukan sesudah penyetelan celah bebas katup seperti teklah dijelaskan diatas.


(53)

5.4. Penyetelan celah katup.

Catatan dalam keadan dinggin

5.4.1. Lepas katup kepala silinder.

Lepas 4 baut, gromet, tutup silinder dan gasket.

Cacatan : susun gromet dengan benar agar dapat terpasang kembali sesuai dengan posisi yang semula. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya kebocoran oli pada penggunaan gromet yang lama.

Set silinder no. 1pada TMA / langka kompresi.

 Putar puli poros engkol dan tepatkanlah tanda alur denga tanda “ 0 “ pada tutup timing belt no. 1.

 Cek bahwa pangkat katup pada siinder no. 3 longgar dan pada silinder no. 4 kencang.

5.4.3. Stel celah katup.

1. Cek hanya katup yang ditunjukkan pada gambar.

 Menggunakan feeler gauge, ukur celah antar pengankat katup dan poros kam.  Catat hasil penggukur celah katup yang tidak sesuai spesifikasinya. Pencatat

tersebut, akan dipergunakan untuk menentukan shim penyetel, yang diperlukan untuk penggantian.

Celah katup ( dingin ).

Masuk 0,19 – 0,29 mm ( 0,007 – 0,011 in ). Buang 0,28 – 0,38 mm ( 0,011 – 0,015 in ).


(54)

2. Putaran poros engkol satu putaran 360° C dan tepatkan tanda tersebut seperti diatas. 3. Cek hanya katup yang ditunjukan pada gambar ukur celah katup.

4. Lepaskan shim penyetel.

 putaran poros engkol pada posisi hubungan poros kam dari katup yang diste, menghadap keatas.

 Mengunakan SST ( A ), tekan pengangkat katup dan pasang SST ( B ) diantara poros kam dan pengangkat katup.

Lepas SST ( A ) SST 09248 - 55010

Catatan : sebelum menekan penangkat katup posisikan takikan menghadap kearah busi.


(55)

5.5. Perawatan system pendingin. 5.5.1. Radiator.

Gambar 5.5.1. radiator  Periksa isi air pendingin.

 Supaya proses pendingin dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya, bersikan radiator dan mesin dari kerak dan kotoran setiap 250 jam atau dua kali dalam setahun. Dalam hal ini bukalah keran pembuang yang ada pada bagian bawah radiator. Sementara itu masukan air bersih melalui lubang pengisinya dan jalankan mesin selama 20 menit. Apabila terdapat banyak kotoran atau kerak, sebaiknya radiator diisi cairan pembersih atau larutan kostik. Jalankan mesin selama 30 menit setelah itu kuras lah denga jalan dengan cara membuka keran pembuang pada radiator dan isikan air bersih untuk beberapa saat lamanya melalui lubang pengisinya. Untuk operasi didaerah dingin dimana besar kemungkinan terjadinya pembekuan air pendinggin, maka radiator dan mesinpun dapat dikuras terlebih dahulu sebelum dan sesudah menggunakan zat anti beku.  Jika kontruksi pipa air pendingin tidak sederhana maka kemungkinan terdapat


(56)

didalam air pendingin karena sangat menggangu alirannya,sehinggah terdapat bagian mesin yang menjadi terlalu panas. Dalam hal tersebut udara dapat dikeluarkan dengan membuka jalan katup pembuang udara.

 Bersikan debu dan kotoran yang melekat pada sirip pendingin radiator dengan jalan meniupkan udara tekan atau semprotkan air, dari sebelah kipas udara supaya pendinginan air didalam radiator dapat berlangsung dengan baik. Jangan menggunakan batang logam untuk membersikan sirip tersebut untuk mengatasi kemungkinan kerusakan pipa radiator.

5.5.2. Perawatan sistem pelumasan. 5.6.1. Bak minyak pelumas.

Bukalah minyak pelumas setiap 500 jam dan bersikan bak tersebut dan saringan isap dari pompa minyak pelumas dengan mempergunakan minyak ringan atau minyak cuci.

5.6.2. Saringan minyak pelumas.

Pada waktu menganti kertas saringan minyak pelumas,cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan mempergunakan minyak ringan atau minyak cuci, sementara itu periksalah keadaan kertas saringan yang lama dan minyak pelumasnya. Apabila terliaht adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih atau tembaga, maka hal itu menunjukan terjadinya keausan pada bantalannya. Kalau sekiranya sudah parah,segera lakukan tindakan perbailan.

5.6.3. Tekanan minyak pelumas.

Kalau tekanan minyak pelumas tidak mencapai bilangan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya, matikanlah mesin dan lakukanlah pemeriksaan berikut ini :


(57)

1. Apakah isi minyak pelumas didalam bak minyak pelumas cukup ? 2. Apakah adanya kebocoran minyak pelumasnya ?

3. Apakah ada kebocoran minyak pelumasnya ?

4. Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik atau apakah udara masuk kedalam minyak pelumas ?

5. Apakah ada bantalan yang rusak ?

6. Apakah alat penggukur tekanan minyak pelumas bekerja dengan baik ?

Biasanya kotoran didalam saluran minyak pelumas menyebabkan gangguan pada sistem pelumasnya !.

5.7. Pengecekan tekanan oli.  Cek kwalitas oli

Cek oli terhadap kerusakan, pencemaran pada air, perubahan warna atau encer. Bila kwalitas buruk, ganti oli. Gunakan tingkat api : SC, SD, SE, SF, atau yang lebih baik dan dengan vikositas yang diremondasikan.

 Cek permukan oli mesin.

Permukaan oli harus dicek tanda “ F ” dan ”L ” tongkat pengukur oli. Bila rendah cek kebocoran dan tambahkan oli sampai tanda “ F ”.

 Lepaskan switch tekanan oli.  Pasang pengukur tekanan oli.  Start mesin.

Start mesin dan panaskan hingga temperature kerja normal.  Cek tekan oli.


(58)

Tekanan oli.

Pada temperature idle 0,3 kg/cm ( 4,3 psi, 29 kpa ) atau lebih dari pada 3000 rpm 2,5 – 5,0 kg/cm ( 36 – 71 psi, 245- 490 kpa ).

Catatan : cek kebocoran oli, setelah pemasngan kembali switch tekana oli.

Gambar 5.10.Pengecekan tekanan oli.

Analisa Maintenance (AM) pada Mesin Diesel (Genset)

Dari segi pemeliharaan dan perbaikan, Bagian-bagian mesin diesel yang sering melakukan pergantian adalah bantalan, cincin torak, saringan minyak pelumas dan saringan bahan bakar. Pada PKS PTPN III KEBUN RAMBUTAN terdapat 2 unit mesin diesel pembangkit utama sebagai penggerak mula untuk menghasilkan energi listrik yang merupakan mesin diesel 4 tak dengan konstruksi mesin V engine.


(59)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan.

 Perawatan yang dilakukan secara periodik sangat berguna dari segi biaya ( cost ) yang murah serta mesin-mesin dalam keadaan seperti aslinya.

 Perawatan yangdipakai adalah Preventive maintenance.

 Generator set yang dimiliki berjumlah dua buah dengan kapasitas 2500 KVA 100 kw dengan bahan bakar solar.

6.2. Saran.

Adapun saran-saran yang diperhatikan adalah sebagai berikut :

 Mengingat mahalnya komponen-komponen pada mesin, maka dibutuhkan perawatan periodic untuk mencegah kerusakan-kerusakan pada mesin tersebut.  Pada saat pengoperasian mesin. Dianjurkan operator untuk sering memperhatikan

mesin, sehingga dapat terhindar dari penyebab atau masalah yang sering timbul pada saat pengoperasian mesin.

 Untuk meningkatkan produksi dan efisiensi kerja, ada baiknya dibentuk suatu depertement yang bertugas menganalisa segala permasalahan diproses atau di kenal denga Reseach and Development ( R&D ).


(60)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hamsi, Alfian. Laporan Pembuatan Buku Ajar Pemeliharaan Pabrik untuk Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik USU. Medan. 2001.

2. Kadir, Abdul. Pembangkit Tenaga Listrik. Universitas Indonesia. Jakarta. 1996. 3. Marsudi, Djiteng. Pembangkit Energi Listrik. Erlangga. Jakarta. 2005.

4. Priambodo, Bambang. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga. Jakarta. 1986.


(61)

(62)

Lampiran 1. Scope Pemeliharaan

Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PT Socfindo meliputi :

1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari debu, kabel, limbah air dan minyak. tumpahan minyak dan benda cair lainnya. 2. Periksa parit

3. Buang air kondensat dan kotoran dari tangki :

• Udara

• Fuel Oil (Bahan Bakar)

• Tangki Penampungan kebocoran 4. Memeriksa level sistem :

• Lube Oil

• Jacket Water

• Fuel Oil

• Udara Start

5. Melumasi batang rack, handelnya dan butterfly/link governor

6. Mencatat data-data/indikasi unit setiap jam sekali sesuai blanko yang tersedia untuk masing-masing unit.


(63)

Lampiran 2. Analisa Maintenance (AM) pada Mesin Diesel (Genset)

Dari segi pemeliharaan dan perbaikan, Bagian-bagian mesin diesel yang sering melakukan pergantian adalah bantalan, cincin torak, saringan minyak pelumas dan saringan bahan bakar. Pada PKS PTPN III KEBUN RAMBUTAN terdapat 2 unit mesin diesel pembangkit utama sebagai penggerak mula untuk menghasilkan energi listrik yang merupakan mesin diesel 4 tak dengan konstruksi mesin V engine.

Aman Menggunakan Genset

Pemakaian genset untuk kebutuhan residensial dewasa ini kian menjamur, beberapa waktu lalu, genset pun mengalami kenaikan penjualan yang signifikan, didorong denagn adanya pemadaman listrik di beberapa wilayah DKI jakarta akibat bencana banjir. Terdapat satu hal yang perlu dicermati denagn baik perihal penggunaan genset ini, yaitu faktor keamanannya, pemasanagn, pemakaian sehari-hari, serta perawatan genset secara berkala merupakan beberapa unsur yang berpengaruh terhadap kondisi serta keamanannya, untuk lebih jelasnya, cermati bebarapa tips berikut ini :

Pertama: tidak menempatkan genset di dalam ruagan, mengingat karbonmomoksida yang dihasilkannya dapat mengontaminasi kualiatas udara di dalam rumah yang tidak boleh dihirup manusia. Untuk amannya, letakkan genset di ruanag luar dengan sirkulasi udara yang baik namun tetap terlindung dari hujan dan aliran udara tidak mengarah masuk ke dalam ruangan

Kedua: usahakan untuk tidak menggunakan genset hingga melebihi kapasitasnya dan biasakan menghidupkan barang elektronik yang memerlukan daya listrik paling besar terlebih dahulu.


(64)

Ketiga: perawatan genset secara langsung akan berpengaruh pada kinerja genset, jika setiap komponen genset dirawat dan dijaga kondisinya, maka kinerjanya pun menjadi lebih baik serta memberi keamanan selama proses bekerja. Itu sebabnya, selain dibersihkan secara berkala, periksalah volume oli, air radiator, dan tangki bahan bakar secara teratur dan melakukan pergantian dengan rutin, tak salahnya pula menyalahkan genset tanpa diberi beban setiap minggu sekali , untuk sirkulasi oli sehingga seluruh seluruh komponen genset lebih tahan lama.

yang pasti, ikutilah petunjuk pemakaian yang diberikan pihak pabrikan secara benar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Lampiran 3. Cara menghidupkan diesel genset adalah sebagai berikut :

1. Sebelum diesel level genset dihidupkan terlebih dahulu diadakan pemeriksaan dari oli mesin, air pendingin radiator (jika pendinginannya menggunakan radiator), bahan bakar di fuel tank, baterai, kekencangan tali kipas, serta panel genset.

2. Selanjutnya tombol start on / off ditekan, maka engine hidup pada putaran normal lalu idikator tekanan oli mati dan tekanan oli mencapai 50 psi

3. Mesin dibiarkan pada putaran idle normal selama ± 50 menit.

4. Atur melalui switch di panel agar rpm sesuai dengan buku petunjuk dan frekwensi 50 Hz

5. Kemudian dilihat apakah tengangan, frekwensi dan cos phi telah sesuai dengan yang diinginkan (380 Volt- 50 Hz- 0,8).

6. Setelah semuanya sesuai dengan ketentuan, aliran listrik dihubungkan dengan main panel dengan mematikan MCB.


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan.

 Perawatan yang dilakukan secara periodik sangat berguna dari segi biaya ( cost ) yang murah serta mesin-mesin dalam keadaan seperti aslinya.

 Perawatan yangdipakai adalah Preventive maintenance.

 Generator set yang dimiliki berjumlah dua buah dengan kapasitas 2500 KVA 100

kw dengan bahan bakar solar.

6.2. Saran.

Adapun saran-saran yang diperhatikan adalah sebagai berikut :

 Mengingat mahalnya komponen-komponen pada mesin, maka dibutuhkan

perawatan periodic untuk mencegah kerusakan-kerusakan pada mesin tersebut.

 Pada saat pengoperasian mesin. Dianjurkan operator untuk sering memperhatikan

mesin, sehingga dapat terhindar dari penyebab atau masalah yang sering timbul pada saat pengoperasian mesin.

 Untuk meningkatkan produksi dan efisiensi kerja, ada baiknya dibentuk suatu

depertement yang bertugas menganalisa segala permasalahan diproses atau di kenal denga Reseach and Development ( R&D ).


(2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hamsi, Alfian. Laporan Pembuatan Buku Ajar Pemeliharaan Pabrik untuk

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik USU. Medan. 2001.

2. Kadir, Abdul. Pembangkit Tenaga Listrik. Universitas Indonesia. Jakarta. 1996. 3. Marsudi, Djiteng. Pembangkit Energi Listrik. Erlangga. Jakarta. 2005.

4. Priambodo, Bambang. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga. Jakarta.

1986.


(3)

(4)

Lampiran 1. Scope Pemeliharaan

Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PT Socfindo meliputi :

1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

debu, kabel, limbah air dan minyak. tumpahan minyak dan benda cair lainnya. 2. Periksa parit

3. Buang air kondensat dan kotoran dari tangki :

• Udara

• Fuel Oil (Bahan Bakar)

• Tangki Penampungan kebocoran

4. Memeriksa level sistem :

• Lube Oil

• Jacket Water

• Fuel Oil

• Udara Start

5. Melumasi batang rack, handelnya dan butterfly/link governor

6. Mencatat data-data/indikasi unit setiap jam sekali sesuai blanko yang tersedia untuk masing-masing unit.


(5)

Lampiran 2. Analisa Maintenance (AM) pada Mesin Diesel (Genset)

Dari segi pemeliharaan dan perbaikan, Bagian-bagian mesin diesel yang sering melakukan pergantian adalah bantalan, cincin torak, saringan minyak pelumas dan saringan bahan bakar. Pada PKS PTPN III KEBUN RAMBUTAN terdapat 2 unit mesin diesel pembangkit utama sebagai penggerak mula untuk menghasilkan energi listrik yang merupakan mesin diesel 4 tak dengan konstruksi mesin V engine.

Aman Menggunakan Genset

Pemakaian genset untuk kebutuhan residensial dewasa ini kian menjamur, beberapa waktu lalu, genset pun mengalami kenaikan penjualan yang signifikan, didorong denagn adanya pemadaman listrik di beberapa wilayah DKI jakarta akibat bencana banjir. Terdapat satu hal yang perlu dicermati denagn baik perihal penggunaan genset ini, yaitu faktor keamanannya, pemasanagn, pemakaian sehari-hari, serta perawatan genset secara berkala merupakan beberapa unsur yang berpengaruh terhadap kondisi serta keamanannya, untuk lebih jelasnya, cermati bebarapa tips berikut ini :

Pertama: tidak menempatkan genset di dalam ruagan, mengingat karbonmomoksida yang dihasilkannya dapat mengontaminasi kualiatas udara di dalam rumah yang tidak boleh dihirup manusia. Untuk amannya, letakkan genset di ruanag luar dengan sirkulasi udara yang baik namun tetap terlindung dari hujan dan aliran udara tidak mengarah masuk ke dalam ruangan

Kedua: usahakan untuk tidak menggunakan genset hingga melebihi kapasitasnya dan biasakan menghidupkan barang elektronik yang memerlukan daya listrik paling besar terlebih dahulu.


(6)

Ketiga: perawatan genset secara langsung akan berpengaruh pada kinerja genset, jika setiap komponen genset dirawat dan dijaga kondisinya, maka kinerjanya pun menjadi lebih baik serta memberi keamanan selama proses bekerja. Itu sebabnya, selain dibersihkan secara berkala, periksalah volume oli, air radiator, dan tangki bahan bakar secara teratur dan melakukan pergantian dengan rutin, tak salahnya pula menyalahkan genset tanpa diberi beban setiap minggu sekali , untuk sirkulasi oli sehingga seluruh seluruh komponen genset lebih tahan lama.

yang pasti, ikutilah petunjuk pemakaian yang diberikan pihak pabrikan secara benar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Lampiran 3. Cara menghidupkan diesel genset adalah sebagai berikut :

1. Sebelum diesel level genset dihidupkan terlebih dahulu diadakan pemeriksaan dari oli mesin, air pendingin radiator (jika pendinginannya menggunakan radiator), bahan bakar di fuel tank, baterai, kekencangan tali kipas, serta panel genset.

2. Selanjutnya tombol start on / off ditekan, maka engine hidup pada putaran normal

lalu idikator tekanan oli mati dan tekanan oli mencapai 50 psi 3. Mesin dibiarkan pada putaran idle normal selama ± 50 menit.

4. Atur melalui switch di panel agar rpm sesuai dengan buku petunjuk dan frekwensi 50 Hz

5. Kemudian dilihat apakah tengangan, frekwensi dan cos phi telah sesuai dengan yang diinginkan (380 Volt- 50 Hz- 0,8).