menyediakan informasi apakah program itu akan dilanjutkan, dimodifikasi kembali atau bahkanakandihentikan.
c. Transactional Evaluation
Dalam model ini, evaluasi berusaha melukiskan proses sebuah program dan pandangan tentang nilai dari orang-orang yang terlibat dalam program
tersebut. d.
Evaluation Research Sebagaimana disebutkan diatas, penelitian evaluasi memfokuskan
kegiatannya pada penjelasan dampak-dampak pendidikan serta mencari solusi-solusi terkait dengan strategi instruksional.
e. Goal Free Evaluation
Model yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini yakni Goal Free Evaluation Model justru tidak memperhatikan apa yang menjadi tujuan
program sebagaimana model goal oriented evaluation. Yang harus diperhatikan justru adalah bagaimana proses pelaksanaan program, dengan
jalan mengidentifikasi
kejadian-kejadian yang
terjadi selama
pelaksanaannya, baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negative f.
Adversary Evaluation
Model ini didasarkan pada prosedur yang digunakan oleh lembaga hukum.
Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu. demikian juga dengan evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto 2004 : 13 ada dua tujuan
evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada
masing-masing komponen Djunaidi, 2009.
B. Kerangka Berpikir
Salah satu kendala teknis yang sering dihadapi oleh para petani adalah masalah gangguan hama dan penyakit. Di awal permulaan progam intensifikasi
pertanian, masalah
ini diusahakan
dan ditanggulangi
dengan cara
menitikberatkan pada penggunaan pestisida. Tetapi cara yang dilakukan ini tidak dapat mengatasi masalah hama dan penyakit yang ada bahkan banyak
menimbulkan masalah seperti terjadinya resistensi, timbulnya OPT sekunder, residu pestisida dalam air dan udara serta terbunuhnya organisme bukan sasaran.
Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor pembatas penting dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Penanggulangan dan penanganan hama
dan penyakit tanaman yang dilakukan dengan menggunakan pestisida terbukti telah banyak menimbulkan dampak negatif terutama bagi kesehatan dan
lingkungan. Berdasarkan masalah tersebut pemerintah Indonesia telah mengambil suatu
kebijakan tentang perlindungan tanaman secara terpadu atau sering disebut dengan Pengendalian Hama Terpadu PHT. PHT merupakan sistem
pengendalian hama dan penyakit tanaman yang didasari oleh prinsip ekologi, ekonomi, social dan budaya. Dalam PHT, penggunaan pestisida merupakan
alternatif yang terakhir apabila cara pengendalian yang lain dirasa sudah tidak memungkinkan.
Mengingat teknologi PHT ini merupakan teknologi baru bagi petani maka dalam penerapannya diperlukan suatu porses adopsi. Proses adopsi ini dapat
dilaksanakan melalui bimbingan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT. Dengan metode cara belajar lewat pengalaman, diharapkan para
peserta SLPHT akan menemukan sendiri prinsip PHT melalui pengalaman- pengalaman yang diperoleh selama mengikutii SLPHT. Selain itu melalui
kegiatan SLPHT dimana di dalamnya terdapat proses adopsi teknologi PHT diharapkan akan terjadi perubahan perilaku petani dalam berusahatani yang lebih
baik.
Pelaksanaan progam SLPHT di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo dilakukan melalui beberapa tahap yaitu survei dasar, musyawarah pra tanam,
pembinaan petani penggerak, pelaksanaan SLPHT, lokakarya dan hari lapang tani. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan SLPHT di Desa Mayang Kecamatan
Gatak maka perlu dilakukan evaluasi. Secara sistematis kerangka berpikir evaluasi progam SLPHT tersebut dapat
dilihat pada gambar 1.
Sesuai
Tidak Sesuai
E V
A L
U A
S I
Kontek 1.
Kondisi Peserta SLPHT 2.
Kondisi Ekonomi Peserta SLPHT 3.
Kondisi Budaya Masyarakat
Input 1.
Fasilitas Fisik 2.
Materi SLPHT 3.
Tenaga Pelaksana 4.
Dana
Proses 1.
Survei Dasar 2.
Pertemuan Musyawarah pra tanam
3. Pembinaan petani penggerak
4. Pelaksanaan SLPHT
5. LokakaryaKoordinasi
6. Hari Lapang Tani
Produk 1.
Peningkatan kemampuan dan keterampilan petani di bidang pengamatan OPT pada tanaman padi dan
teknologi pengendaliannya secara terpadu 2.
Peningkatan kemampuan dan keterampilan petani dalam menganalisis agroekosistem pertanian
3. Peningkatan kerjasama kelompok dalam
berusahatani 4.
Peningkatan kualitas agroekosistem Sesuai
Tidak Sesuai
E V
A L
U A
S I
Sesuai
Tidak Sesuai
E V
A L
U A
S I
Tepat Tidak Tepat
E V
A L
U A
S I
Gambar 1.Skema kerangka berpikir evaluasi progam sekolah lapang pengendalian hama terpadu SLPHT model CIPP contex, input, procces dan product
di Desa Mayang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.
C. Dimensi Penelitian