Hidrogeologi, K3, dan lain Sebagainya.
1. Saluran penyaliran di sekeliling tambang
Saluran penyaliran ini berfungsi untuk mencegah air yang berasal dari luar tambang masuk ke dalam tambang. Dalam pembuatan saluran ini perlu diperhatikan keadaan topografi sekitar tambang, sehingga dapat ditentukan daerah tangkapan hujan secara tepat.
2. Saluran penyaliran di atas jenjang
Saluran penyaliran ini berfungsi untuk mengalirkan air yang berada di atas jenjang menuju lantai tambang, sehingga tidak terjadi genangan air di atas jenjang yang dapat mempengaruhi kemantapan lereng.
Selain pembuatan saluran-saluran penyaliran tersebut, maka di lantai tambang perlu juga dibuat sumuran (sump) untuk menampung air yang masuk ke dalam Selain pembuatan saluran-saluran penyaliran tersebut, maka di lantai tambang perlu juga dibuat sumuran (sump) untuk menampung air yang masuk ke dalam
1. Dapat mengalirkan debit yang direncanakan.
2. Kecepatan air sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan terjadinya pendangkalan di dalam saluran.
3. Kemudahan dalam pembuatan saluran tersebut dengan menggunakan peralatan tambang konvensional yang ada.
Dalam menentukan dimensi saluran maka digunakan rumus Manning sebagai berikut :
Q = (1/n) R²/³ S½ L
Dimana : Q = debit (m³/detik) R = jari-jari hidrolik = A/P L = luas penampang basah (m²) P = keliling basah (m) S = gradien (%) N = koefisien Manning, yang menunjukkan kekasaran dinding
saluran.
Koefisien kekasaran Manning yang digunakan dalam perhitungan adalah sebesar 0,02 – 0,03.
Untuk rancangan penyaliran ini digunakan dua macam penampang, yaitu :
a. Penampang trapesium, dengan kemiringan sisi 70°, dengan dimensi sebenarnya sebagai berikut : a. Penampang trapesium, dengan kemiringan sisi 70°, dengan dimensi sebenarnya sebagai berikut :
= Z = 0,577
lebar dasar
= B = 1,74 h
luas penampang basah = L = 2,317 h² jari-jari hidraulik = R = 0,5 h
Penampang ini adalah untuk saluran-saluran yang berumur relatif panjang, seperti saluran di sekeliling tambang. Berdasarkan perhitungan debit air, maka kedalaman saluran berkisar antara 0,56 sampai 0,86 m.
b. Penampang segitiga, khususnya untuk saluran diatas jenjang Dimensi untuk penampang segitiga adalah sebagai berikut :
• Sudut tengah = 90° • L
Dengan : • L = luas penampang basah (m²)
• P = keliling basah (m) • R = jari-jari hidraulik = A/P • H = kedalaman saluran (m
Berdasarkan hasil perhitungan debit air, maka kedalaman saluran berkisar antara 0,36 sampai 0,56 m.
Dinding saluran umumnya tidak dilapisi secara khusus (terbuat dari tanah) khususnya untuk saluran yang umurnya tidak lama seperti pada jenjang aktif. Pembuatannya menggunakan buldoser untuk saluran trapesium atau backhoe untuk saluran segitiga.
SALURAN TRAPESI UM
Z= Kemiringan h = Kedalaman Saluran
B = Lebar Dasar Saluran
Penampang Trapesium dengan kemiringan sisi 70 dengan dimensi sebenarnya sbb :
- Kemiringan sisi (Z) = 0,577
Gambar 4.3 Saluran Trapesium
SALURAN SEGI TI GA
h = Kedalaman Saluran
L = Luas penampang basah (m 2 ) Sudut tengah = 90 o
P = Keliling basah (m) L = h 2
R = Jari-jari hidraulik = A/ P
Gambar 4.4 Saluran Segitiga
TABEL IV-6 DEBIT LIMPASAN DAN DIMENSI SALURAN PENIRISAN OPEN PIT
DATA-DATA
DIMENSI SALURAN
PIT SALURAN
DEBIT AIR (m3/dtk)
A H B L RP
(Km2) Koeff C I Q
(m) (m) (m2) (m) (m)
0,55 0,24 1,37 PIT-1
di atas bench
Disekeliling tambang 0,760 0,278 0,9 29,6 1,566 0,49 0,84 0,55 0,24 1,37 di atas bench
0,55 0,24 1,37 PIT-2 Disekeliling tambang
1,446 0,278 0,9 29,6 2,978 0,49 0,84 0,55 0,24 1,37 di atas bench
0,55 0,24 1,37 PIT-3 Disekeliling tambang
A = Catchment area Q = Debit Limpasan • h = Kedalaman saluran • B = Lebar dasar saluran • L = Luas penampang basah • R = Jari-jari hidraulik • P = Keliling basah
Gambar 4.5 Lokasi Saluran Penyaliran
PT. BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA
Jl. Cempedak RT 96 No. 43 Tanjung Selor Kabupaten Bulungan – Kalimantan Utara