Aplikasi Sambungan Pematrian pada Beberapa Konstruksi.
9.7. Aplikasi Sambungan Pematrian pada Beberapa Konstruksi.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan benda kerja yang akan dipatri adalah memilih bentuk sambungan yang sesuai. Secara umum, jalur sambungan tumpang tindih dan bidang ikatan yang cukup lebar akan memberikan kekuatan sambungan baik.
1. Pematrian Sambungan Pelat
Tabel 9.9. Pematrian Sambungan Pelat
No. Konstruksi
Keterangan
Apabila memungkinkan, hendaknya diterapkan jalur sambungan tumpang tindih. Jalur sambungan tumpang tindih merupakan konstruksi sambungan
1. yang sederhana. Lebar jalur sambungan tumpang tindih yang dibutuhkan tergantung dari tebal pelat. Lebar jalur sekurang- kurangnya 4 sampai 8 kali tebal pelat.
Sambungan lipatan mampu menghasilkan kekuatan yang sangat tinggi.
Teknik Bodi Otomotif
Apabila dikehendaki sambungan pelat yang rata, dapat diterapkan sambungan dengan perendahan, atau ikatan dampingan.
2. Pematrian Ikatan T
Tabel 9.10. Pematrian Ikatan T
Pada pematrian lunak, sambungan tumpu tidak sesuai karena bidang penyolderan yang sempit tidak dapat memberikan
1. kekuatan yang tinggi. Untuk
memperluas bidang sambungan dapat diatasi
dengan menekuk pelat sehingga membentuk siku.
Sambungan tumpu dan sambungan berjalur lipatan
2. dapat diterapkan pada pematrian keras.
3. Pematrian Sambungan Sudut dan Dinding Alas
Konstruksi ini banyak diterapkan pada bingkai dan dinding dari kaleng atau wadah yang terbuat dari bahan pelat.
Teknik Pematrian
Tabel 9.11. Pematrian Sambungan Sudut dan Dinding Alas
No. Konstruksi
Keterangan
Sambungan lantai atau sudut menghasilkan ikatan yang sederhana dan pada umumnya menghasilkan kekuatan ikatan yang memadai.
Sambungan lantai atau sudut yang dibingkai atau dilipat menghasilkan
2. kekuatan ikatan yang sangat baik.
4. Pematrian Suku Konstruksi Pada Dinding Pelat
Tabel 9.12. Pematrian Suku Konstruksi Pada Dinding Pelat
Konstruksi
Kontruksi
Sambungan untuk siku pelat Sambungan pada pegangan tangan Keterangan :
Sambungan untuk siku pelat dan pegangan tangan seperti terlihat pada gambar di atas memerlukan kekuatan yang besar, terutama apabila ikatan tersebut memperoleh beban tarikan dan lenturan. Teknik yang benar untuk melakukan sambungan pematrian adalah dengan cara membuat celah pada pelat penyambung untuk siku pelat yang disisipkan melaluinya, kemudian bagian siku yang menjulur ditekuk dan dipatri.
Teknik Bodi Otomotif
5. Pematrian Benam Tap, Batang dan Pipa Silindris
Tabel 9.13. Pematrian Benam Tap. Batang dan Pipa Silindris
Ikatan tumpu tidak menghasilkan kekuatan yang baik, terutama terhadap beban lentur. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan tap, batang atau pipa
1. dipatrikan membenam ke dalam kubang atau coakan.
Apabila selain kekuatan yang baik juga dituntut kekedapan, maka tap, batang atau pipa
2. disekrupkan dengan ulir yang disepuh seng, kemudian dilakukan pematrian.
6. Pematrian Pipa
Terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk melakukan pematrian pada sambungan pipa seperti terlihat pada gambar di bawah.
Tabel 9.14. Pematrian Pipa
Penyambungan pipa menggunakan soket.
Ujung pipa yang diperbesar membentuk soket.
Teknik Pematrian
Ujung pipa yang diperkecil. (Hanya cocok untuk sambungan konstruksi, tidak cocok digunakan
3. untuk sambungan pipa saluran
(cairan, gas) karena terdapat penyempitan di dalam pipa).
Pematrian celah sambungan.
Pematrian tumpu.
Suaian kerucut.
Keterangan : Pematrian celah sambungan, pematrian tumpu, dan suaian kerucut hanya
cocok diterapkan pada pematrian keras.
7. Pematrian Ujung Kabel dengan Sepatu Kabel
Kekuatan pematrian yang diperoleh pada lubang sambungan dengan celah dan lubang (gambar a – d) lebih baik karena patri akan mengalir lebih baik.
Gambar . 9.29. Pematrian Ujung Kabel dengan Sepatu Kabel
Teknik Bodi Otomotif
8. Pematrian Ujung-ujung Kawat dan Kabel Yang Tebal
Gambar 9.30. Pematrian Ujung-ujung Kawat dan Kabel Yang Tebal Pematrian ujung-ujung kawat dan kabel yang tebal dapat dilakukan
dengan selubung pelat (dari bahan kuningan dan sejenisnya). Meskipun pematrian dengan teknik ini mampu menghasilkan kekuatan ikatan yang cukup baik, namun sambungan yang dihasilkan hendaknya tidak diberi beban tarik yang terlalu tinggi.
9. Pematrian Bagian yang Tebalnya Sangat Berlainan dan Menampung Beban Tinggi
Pematrian untuk bagian ini hendaknya berlangsung sedemikian rupa, untuk menghidari lonjakan perubahan atau pemusatan tegangan pada ujung sambungan. Lonjakan perubahan/pemusatan tegangan akan menyebabkan terjadinya retakan atau patahan pada ujung-ujung sambungan pada saat dikenai beban. Teknik yang terbaik untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan memberikan penguatan dengan cara mengalihkan ujung jalur sambungan ataupun memberikan penebalan permukaan bidang sambungan. Dengan demikian jalur sambungan terbebas dari beban. Pembebanan yang terbesar akan dialihkan pada bahan dasar.
Teknik Pematrian
Tabel 9.15. Pematrian Bagian yang Tebalnya Sangat Berlainan
Teknik mengalihkan ujung jalur sambungan.
Memberikan perkuatan dengan penebalan.