Klasifikasi Pematrian Secara Umum

9.3. Klasifikasi Pematrian Secara Umum

Teknik pematrian dikelom-pokkan menurut suhu lebur dan kekuatan patri, bentuk sambungan pematrian, metode dan sumber panas yang digunakan.

1. Berdasarkan suhu lebur dan kekuatan patri, pematrian dibedakan menjadi dua, yaitu pematrian lunak dan pematrian keras.

Pematrian lunak. Titik lebur patri lunak di bawah 450 o

C (840 o F). Pada umumnya kekuatan patri lebih rendah daripada kekuatan bahan dasar.

Pematrian keras. Titik lebur patri keras di atas 450 o

C (840 o F). Kadang-kadang kekuatan patri sedikit lebih rendah, namun seringkali lebih tinggi daripada kekuatan bahan dasar.

2. Berdasarkan bentuk tempat sambungan, pematrian dibedakan menjadi dua, yaitu : (a) pematrian celah, dan (b) pematrian sambungan.

Pematrian celah. Bidang patrian terletak sejajar satu diatas yang lainnya atau berdampingan dengan celah sempit (0,03 s/d 0,25 mm). Efek pori-pori celah sambungan akan menghisap patri yang dilelehkan sehingga terjadi proses penyambungan. Apabila perambatan patri terjadi dengan baik maka akan diperoleh suatu kekuatan sambungan yang tinggi.

Terdapat 3 macam sambungan yang dapat diterapkan pada pematrian celah, yaitu : (a) sambungan ujung (butt joint), (b) sambungan tumpang (lap joint), dan sambungan kombinasi ujung- tumpang (butt-lap joint).

Teknik Pematrian

Pada pematrian celah, semua permukaan sambungan harus dipanaskan secara merata sesuai suhu yang diperlukan. Pematrian celah dapat diterapkan baik pada pematrian lunak maupun keras.

Gambar 9.14. Pematrian Celah

Pematrian sambungan. Bagian sambungan disiapkan dengan bentuk

I, V, atau X. cara pematrian mirip dengan pengelasan leleh, patri dibubuhkan sedikit demi sedikit hingga sambungan terpenuhi seluruhnya.

Pematrian sambungan hanya diterapkan pada pematrian keras.

Gambar 9.15. Pematrian Sambungan

Teknik Bodi Otomotif

3. Berdasarkan metode dan sumber panas, pematrian dibedakan sebagai berikut.

Pematrian dengan Tuas Patri. Merupakan pematrian dengan patri yang diletakkan, atau pematrian

bidang yang disepuh awal dengan seng, tuas patri dijalankan dengan tangan atau mesin. Metode pematrian ini memerlukan bahan pelumer, dan cocok diterapkan pada pematrian lunak. Keuntungan metode ini adalah daerah pemanasan kecil, sehingga pengerutan benda kerja akibat panas menjadi sangat kecil.

Gambar 9.16. Pematrian dengan Tuas Patri

Pematrian dengan Api. Pematrian menggunakan alat pembakar yang digerakkan dengan

tangan (pembakar patri, brander las dengan api lunak). Pada umumnya pada pematrian ini dibutuhkan bahan pelumer. Metode pematrian dengan api dapat diterapkan pada pematrian lunak maupun keras.

Gambar 9.17. Pematrian dengan Api

Teknik Pematrian

Pematrian Tungku. Merupakan pematrian yang dilakukan di dalam tungku tahapan,

tungku menerus atau tungku rendam yang dipanaskan dengan gas atau listrik. Benda kerja dibubuhi bahan pelumer dan patri, kemudian dimasukkan ke tungku untuk dipanaskan hingga solder meleleh. Pematrian tungku diterapkan pada pematrian keras.

Pematrian Tungku di bawah Gas Terlindung. Metode ini banyak diterapkan pada pengerjaan beruntun. Benda kerja

yang dibubuhi patri dipanaskan di dalam tungku yang dipenuhi gas pelindung. Gas pelindung berfungsi mencegah terjadinya proses oksidasi pada bagian yang dipatri. Dengan demikian pada pematrian ini tidak lagi diperlukan bahan pelumer.

Pematrian Baja Metode Kumparan Induksi di dalam Ruang Pemanas dengan Gas

Argon

Gambar 9.18.a. Pematrian Tungku di Bawah Gas Pelindung

Pematrian Keras pada Ruang Vakum dari Stainless Steel Gambar 9.18.b. Pematrian Tungku di Bawah Gas Pelindung

Teknik Bodi Otomotif

Pematrian Tahanan. Merupakan metode pematrian dengan memanfaatkan energi panas

yang dihasilkan dari tahanan listrik. Metode ini diterapkan pada pematrian lunak dan keras, misalnya pematrian tumpu kawat telanjang, pelat tipis dan pipa.

Gambar 9.19. Pematrian Tahanan

Pematrian Selam. Merupakan metode pematrian dengan cara menyelamkan benda kerja

yang telah dibubuhi bahan pelumer ke dalam suatu patri cair. Keuntungan pematrian selam adalah benda kerja dapat diberikan pemanasan terlebih dahulu sebelum penyelaman. Metode ini dapat digunakan pada beberapa pengerjaan secara serentak, misalnya pada pematrian ujung kumparan segmen kolektor. Pematrian selam dapat diterapkan pada pematrian lunak maupun keras.

Pematrian Rendaman Garam.

Teknik Pematrian

Merupakan metode pematrian benda kerja di dalam suatu kubangan garam cair yang dipanaskan dengan energi gas, minyak ataupun listrik. Garam cair juga dapat berfungsi sebagai pelindung oksidasi, sehingga pada pematrian ini tidak diperlukan lagi bahan pelumer. Metode ini dapat diterapkan untuk pematrian serentak, pematrian pada bagian yang sulit dijangkau, dan untuk pengerjaan beruntun.

Pematrian Imbas (Induksi). Merupakan pematrian dengan arus frekuensi menengah atau tinggi

yang diimbaskan. Penghantar yang mengalirkan arus pengimbas tidak menyentuh benda kerja, benda kerja dipanaskan oleh arus pusar yang diimbaskan.

Gambar 9.20. Pematrian Imbas

Patri dimasukkan dalam jumlah dan bentuk tertentu (selaput, kawat, atau solder tabur). Pemanasan berlangsung sangat cepat dan terbatas pada daerah pematrian yang dikehendaki. Metode ini diterapkan pada pengerjaan beruntun bagian-bagian tipis dari bahan baja atau paduan yang mengandung nikel.

Pematrian Sepuh. Merupakan pematrian dengan metode galvanis, mekanis atau kimia.

Patri berupa lapisan tipis (0,003 – 0,02 mm) diletakkan di atas benda kerja yang telah diolesi bahan pelumer, atau dapat pula disemprotkan sesaat sebelum pematrian. Metode ini mampu menghemat waktu terutama pada pengerjaan beruntun.

Pada proses produksi barang-barang secara massal, digunakan mesin patri otomatis yang dapat melakukan pekerjaan beruntun secara terus menerus, mulai dari tahap awal pematrian sampai pengambilan kembali bagian-bagian yang telah selesai dipatri.

Teknik Bodi Otomotif