Kecamatan Pasar Kliwon

III. Kecamatan Pasar Kliwon

Jumlah KK

3 Semanggi Bantaran

23 273

Semanggi Sampangan

III,VII,XXI

6 Pasar Kliwon

1853 Sumber data: kesbangpolinmas kota Surakarta

Di laporkan total keseluruhan korban banjir di 3 (tiga) kecamatan di Kota Surakarta sebanyak 24 + 900 + 1853 = 2.777 KK

commit to user

dikatakan cukup banyak, tetapi keberadaan SATLAK PBP sangat membatu penanganan korban-korban yang rumahnya tergenang banjir. Seperti yang diungkapkan oleh bapak heru selaku warga semanggi:

“Sewaktu banjir kemarin dari pemerintah sudah banyak membantu kami, mengarahkan kami ke tempat yang lebih aman, memberi kebutuhan dasar makan minum juga

kadang pakaian.” (wawancara 20 Juni 2012)

Gambar 4.5 Lokasi banjir kota Surakarta

Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Surakarta

c. Pasca bencana

Setelah bencana terjadi dan setelah proses tanggap darurat dilewati, maka langkah berikutnya adalah melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi.

i. Rehabilitasi dan konstruksi

commit to user

melaksanakan rehabilitasi dan konstruksi setelah terjadinya bencana banjir, hal ini dilakukan dengan membantu warga dengan bantuan biaya yang akan digunakan untuk memperbaiki rumahnya kembali pasca terkena bencana banjir.

Gambar 4.6 Pembangunan pasca bencana banjir.

Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Surakarta

Bantuan secara materiil kepada warga guna membangun kembali rumah yang rusak karena dampak dari banjir. Hal ini ditanggapi oleh salah seorang warga sangkrah yang bernama bapak abdul :

commit to user

“Alhamdulillah berkat perhatian dari pemerintah kami bisa membangun rumah kami kembali yang dulunya rusak.Walaupun

tidak membantu 1005 tapi sudah cukup membantu kok.” (wawancara 20 Juni 2012)

Dari uraian tahap-tahap manajemen bencana banjir diatas, dapat dijelaskan bahwa tahap-tahap manjemen bencana banjir yang telah direncanakan sudah berjalan dengan baik.Walaupun ada beberapa aspek seperti tahap peringatan dini yang belum memenuhi rencana yang diharapkan, namun secara keseluruhan SATLAK PBP sebagai sebuah organisasi yang menangani bencana banjir sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar.

b) Pengorganisasian

Pengorganisasian dimaksudkan sebagai keseluruhan proses pengelompokan pegawai, alat-alat dan membagi tugas wewenang serta tangggung jawab masing-masing pegawai sehingga dapat tercipta suatu organisasi yang dapat menanggani masalah banjir di Kota Surakarta yang sebagaimana telah ditetapkan. Pengorganisasian diperlukan untuk mempermudah dalam pelaksanaan program yang telah dirumuskan dalam perencanaan.

Dalam pengorganisasian SATLAK PBP Kota Surakarta semua kebijakan dipegang oleh Walikota Surakarta kemudian Walikota Surakarta memberikan wewenang kepada Sekretaris, Bendahara Kepala pelaksana harian,Seksi pengamanan, Seksi evakuasi, Seksi transportasi, Seksi logistic, Seksi pengarahan personil, Seksi pencari korban, dan Seksi Humas sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-

commit to user

Azis:

“ kebijakan memang berada ditangan Walikota, kemudian wewenangnya dilimpahkan pada seksi-seksi yang bersangkutan

sesuai tugas dan wewenang masing- masing seksi..” (wawancara

15 Juni 2012) Instansi-instansi yang tergabung dalam beberapa seksi tersebut

seperti seksi pengamanan yang terdiri dari Sekda, Polresta.Kejari. Seksi evakuasi terdiri dari dinas kesehatan, Rumah sakit se Surakarta, PMI, Tim Sar. Seksi transportasi terdiri dari Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan DKP.Seksi logistic terdiri dari DKRPP dan KB Surakarta, DOLOG, Camat dan Lurah se Surakarta. Seksi pencari korban terdiri dari Tim Sar dan Linmas. Instansi –instansi tersebut di komandoi langsung oleh ketua pelaksana harian yakni Wakil Walikota Surakarta baik sebelum terjadi, saat terjadi maupun pasca terjadinya bencana banjir.

Pengorganisasian diperlukan untuk mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam perencanaan. Setiap kegiatan manajemen bencana banjir dilaksanakan oleh SATLAK PBP Kota Surakarta pemegang kebijakan dan penanggung jawabnya adalah Walikota Kota Surakarta. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Budi santosa selaku Kepala Bidang drainase berikut ini:

“Kegiatan yang dilakukan oleh SATLAK PBP ya tentu saja pemegang kebijakannya dan penanggung jawabnya Walikota

commit to user

SATLAK juga pemegang kebijakannya Walikota”(wawancara, 4 Juni 2012).

Wewenang untuk melaksanakan kegiatan manajemen bencana tersebut kemudian diserahkan kepada ketua pelaksana harian yang kemudian meneruskan wewenang tersebut kepada bawahannya yaitu Seksi pengamanan, seksi evakuasi, seksi transportasi, seksi logistic, seksi pengerahan personil, seksi pencari korban, seksi Humas. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Joko Widodo Kasi Satlinmas sebagai berikut:

“Wewenang dari Walikota untuk penanganan bencana memang dilimpahkan pada seksi-seksi yang ada di bawahnya. Karena pelaksanaan kegiatan tidak mungkin hanya satu lembaga yang handle sendiri, yang perlu dilakukan dan diawasi kan banyak. Karena itu ada pembagian tugas dengan lainnya untuk mempermudah pekerjaan. Menangani bencana banjir itu tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, tapi oleh berbagai pihak agar upaya

ini berhasil.”(wawancara, tanggal 15 Juni 2012) Berikut ini adalah uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing

anggota SATLAK PBP yang menangani manajemen bencana Kota Surakarta:

a) Tugas Ketua SATLAK PBP adalah :

a. Sebagai Komando pengendali PBP di Kota Surakarta.

b. Membuat merencanakan,dan pelaksanaan PBP di Kota Surakarta.

c. Bertanggung jawab kepada Ketua SATKORLAK PBP.

commit to user

saat dan setelah terjadi kepada Ketua SATKORLAK PBP maupun BAKORNAS.

b) Tugas Wakil Ketua SATLAK PBP adalah :

a. Membantu kebijaksanaan yang diambil oleh Walikota Surakarta.

b. Memberikan

saran-saran

kepada

Walikota dalam

penanggulangan.

c. Membantu pengawasan dalam pelaksanaan.

c) Tugas Sekretaris SATLAK PBP adalah:

a. Mengkoordinir administrasi guna mendukung kelancaran tugas Walikota sebagai Ketua SATLAK PBP Kota Surakarta.

b. Mengkoordinir tugas-tugas Kepala Bagian, Staf dan Kasat Polresta Surakarta.

d) Tugas Ketua Pelaksana Harian adalah mengkoordinasikan pelaksana penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi serta pengerahan personil dalam penanganan PBP;

e) Tugas Sekretaris Pelaksana Harian adalah melaksanakan pendataan administrasi dan melaporkan kejadian secara tepat dan cepat;

f) Tugas Anggota adalah membantu pelaksana penanggulangan bencana sesuai dengan tugas dan fungsinya.

commit to user

dirasakan sudah cukup tepat dan sesuai dengan tugas dan pekerjaan para anggota organisasi tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dinyatakan oleh Bapak Joko Widodo dari seksi Satlinmas di bawah ini:

“Kalau

pengorganisasiannya saya

rasa

sudah tepat. Pengorganisasian ini kan dibuat berdasarkan dengan tugas pokok masing-masing seksi yang terlibat. Tiap –tiap seksi kan sudah punya tugas sendiri-sendiri, pengorganisasiannya ya disesuaikan dengan tugas masing- masing..”(wawancara, tanggal 18 Juni 2012)

Pengorganisasian yang dilakukan memang sudah sesuai, namun dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab ini, beberapa SKPD yang masuk menjadi anggota SATLAK dirasakan masih kurang aktif dalam melaksanakan kegiatan penanganan bencana banjir ini. Hal ini tentunya menyebabkan ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan tidak berjalan dengan maksimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Joko Widodo berikut ini:

“Selama melaksanakan kegiatan penanggulangan ini saya merasa masih ada beberapa SKPD yang tidak secara aktif terlibat

langsung. Mereka belum sepenuhnya sadar bahwa SATLAK PBP terbentuk itu kan tanggung jawab bersama. Kalau sudah nggak terlibat secara aktif gini, ya tentunya kegiatan nggak maksimal. Beberapa pihak yang berkoordinasi juga bisa jadi kacau

pelaksanaan tugasnya.”(wawancara, 18 Juni 2012). Kondisi tersebut tentunya dapat menjadi salah satu faktor yang

menghambat dalam pengorganisasian kegiatan manajemen bencana banjir di kota Surakarta.

c) Pengkoordinasian

commit to user

PBP Kota Surakarta dalam mengusahakan terjadinya kerjasama yang baik diantara anggota-anggotanya agar semua kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.

Koordinasi diperlukan SATLAK PBP Kota Surakarta untuk pembagian tugas dan fungsi antar unit-unit organisasi agar tidak terjadi pelaksanaan tugas yang dobel/tumpang tindih maupun tugas yang tidak terlaksana sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan mudah. Koordinasi yang dilakukan oleh SATLAK PBP Kota Surakarta merupakan koordinasi yang bentuknya adalah koordinasi vertikal dan koordinasi horisontal. Koordinasi vertikal dan koordinasi horisontal ini dilakukan secara lintas program yaitu pengkoordinasian antara Walikota dengan SKPD Kota Surakarta yang terlibat dalam kegiatan ini atau dengan kata lain koordinasi yang sifatnya internal. Selain koordinasi vertikal tadi, koordinasi juga dilakukan secara lintas sektoral, yaitu koordinasi yang dilakukan antara SKPD dengan SKPD lain yang terlibat dalam kegiatan manajemen bencana

Koordinasi yang dilakukan oleh SATLAK PBP Surakarta berupa koordinasi vertikal dan koordinasi horisontal.

a. Koordinasi vertical

Koordinasi Vertikal yang dilakukan oleh SATLAK PBP Kota Surakarta adalah koordinasi/kerjasama atasan dengan

commit to user

ketua pelaksana harian, sekretaris pelaksana harian SATLAK PBP dengan seksi-seksi yang ada. Koordinasi yang dilakukan berupa penyusunan rencanaan kegiatan penanganan bencana, penyampaian pelaksanaan kegiatan, kendala apa yang dihadapi, serta bagaimana pelaksanaan kegiatan. Kesbangpolinmas yang bertugas melaporkan hasil kegiatannya kepada Walikota.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Joko Widodo, Kepala seksi satlinmas sebagai berikut:

“Walikota berkoordinasi dari perencanaan sudah mulai ada koordinasi. Dalam pelaksanaan kegiatan penangaan bencana itu dikoordinasikan dengan SKPD-SKPD yang terkait.Bagaimana pelaksanaan penanganan bencana itu nantinya dilaporkan oleh ketua Kesbangpolinmas pada walikota untuk mengetahui bagaimana jalannya penanganan ben cana. ”(wawancara, 18 Juni 2012)

b. Koordinasi Horisontal

Koordinasi horisontal yang dilakukan oleh SATLAK PBP Kota Surakarta adalah koordiansi/kerjasama yang dilakukan antara seksi dengan seksi yang kewenangan tugasnya secara horisontal. Dalam hal ini, koordinasi yang dilakukan nampak antara Kesbangpolinmas dengan Dinas pekerjaan Umum, Kesbangpolinmas

dengan

Dinas

kesehatan, dan Kesbangpolinmas dengan Dinas perhubungan. Dalam kerja di lapangan pihak yang banyak mengkoordinasikan instansi-instansi terkait yang menangani

commit to user

Kesbangpolinmas sendiri memiliki tugas sebagai sekretaris harian yang banyak membantu dari tugas-tugas dari ketua pelaksana harian yang salah satunya mengkoordinasikan instasi terkait bencana banjir. Seperti yang disampaikan oleh bapak Joko Widodo selaku Kasi Satlinmas:

“Kesbangpolinmas mengkoordinasikan dinas terkait yang menangani manajemen

bencana,

misalkan kita mengkoordinasikan bencana banjir, nah ini kita butuh bantuan untuk evakuasi baik itu material maupun itu jiwa selain pemerintah punya Linmas, kita juga koordinasi dengan organisasi-organisasi resque yang lain yang juga menangani masalah bencana banjir. Setelah kita adakan evakuasi kemudian ada yang sakit atau ada yang sudah tua kita lalu koordinasi dengan DKK (Dinas Kesehatan Kota), PMI yang punya ambulan, juga SatpolPP, kalau untuk armada kita koordinasi dengan DISHUB yang punya truck. Lalu kita evakuasi ke daerah yang aman. Setelah pasca bencana yang namanya orang habis terkena bencana kan pasti butuh makan dulu entah itu makanan siap saji entah itu bahan mentah kan butuh persediaan beberapa hari. Lha itu disnakertrans, DKK kalau ada yang sakit-sakit karena biasanya setelah terjadi bencana kan biasanya ada yang masuk angin, gatal, batuk dsb kita koordinasikan dengan DKK dan PMI untuk menangani hal itu. Kemudian untuk fisik itu urusan balai besar bengawan solo, untuk bantaran tanggul ini kan kewenangannya dari balai besar bengawan solo. Kemudian ketika ada pohon tumbang kita koordinasinya dengan DKP yang memiliki peralatannya. Jadi dengan adanya SATLAK jadi disitu penanganan bencana I kroyokan istilahe sesuai dengan tugas pkok dan fungsi dari masing- masing unit kerja atau SKPD.” (wawancara, 18 juni 2012)

Dalam pengkoordinasian, setiap SKPD memiliki andilnya masing-masing.

Kesbangpolinmas selain bertugas mengkoordinasikan juga berandil dalam penyediaan peralatan

commit to user

kesehatan dan Palang Merah Indonesia secara khususnya berandil dalam penyediaan sarana obat-obatan dan tim medis. Dinas perhubungan berandil dalam hal penyediaan sarana transportasi. Dinsosnakertrans memiliki andil dalam penyediaan bahan makanan ketika setelah terjadi banjir.Dinas pekerjaan Umum memiliki andil dalam upaya penyediaan dan perawatan sarana prasarana dalam kaitannya pencegahan bencana banjir.

Di dalam penanganan bencana tidak selamanya dilakukan koordinasi dari setiap unit kerja terkait, terutama ketika bencana banjir sudah terjadi.Koordinasi menjadi hal kedua karena saat bencana banjir terjadi, hal terpenting yang harus dilakukan adalah segera action menyelamatkan para korban supaya segera terselamatkan.

Koordinasi horisontal ini dilakukan untuk mempermudah jalannya kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SATLAK PBP dan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan penanganan bencana banjir karena penanganan banjir tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan kerjasama dan kesadaran berbagai pihak. Agar pelaksanaan program penanggulangan ini dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan

commit to user

dibutuhkan koordinasi horizontal ini.

d) Pengawasan

Supaya program dapat berjalan dengan lancar dan transparan maka perlu dilakukan pengawasan (controlling) dan evaluasi yang dilakukan secara efektif dan terpadu melalui penyelenggaraan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas.

Setiap selesai pelaksanaan suatu kegiatan, SATLAK PBP dalam hal ini Kesbangpolinmas selaku sekretaris harian diwajibkan untuk membuat laporan pelaksanaan kegiatan/laporan pertanggungjawaban. Pengawasan sangat penting pelaksanaannya dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan organisasi termasuk didalam SATLAK PBP kota Surakarta. Dengan pengawasan setiap kegiatan dapat dimonitor pelaksanaannya dan bagaimana pelaksanaanya, seperti diungkapkan oleh bapak Joko widodo kasi Satlinmas:

“pengawasan kegiatan sangat diperlukan jadi tidak istilahnya ucul- uculan. Program dah dibuat tapi pelaksanaannya seenaknya

sendiri. Pengawasan dilakukan untuk meneliti kinerja pegawai dan mekihat apa program yang dibuat sudah dilaksanakan dengan rencana dan target waktu yang ditentukan” (Wawancara 18 Juni

2012) Hal ini juga dibenarkan oleh Bapak Ir. Budi Santoso MM :

“pengawasan dilakukan waktu memonitor bagaimana jalanya kegiatan. Apakah sesuai dengan rencana yang ditetapkan

sehingga bila ada kekurangan atau penyimpangan dalam pelaksanaan segera diketahui dan diperbaiki dengan demikian pelaksanaanya dapat sesuai dengan harapan” (Wawancara 12 Juni 2010)

commit to user

untuk menjamin bahwa program atau tindakan yang telah diambil dalam menangani manajemen bencana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengawasan yang dilakukan SATLAK PBP Kota Surakarta adalah pengawasan melekat secara structural yaitu dari walikota sebagai ketua SATLAK PBP kepada struktur di bawahnya. Pengawasan dilaksanakan melalui laporan yang dibuat di serahkan kepada Walikota.

Pengawasan ini dilakukan oleh Walikota terhadap bawahanya yang melaksanakan kegiatan di dalam SATLAK PBP terkait dengan bencana banjir, Bapak Budi santoso mengatakan :

“Dalam melaksanakan tugas-tugasnya seksi-seksi yang terdiri dari SKPD yang ada dalam ruang lingkup SATLAK PBP diawasi oleh

Walikota agar kegiatan yang dilaksanakan bisa tercapai sesuai dengan tujuan supaya terhindar juga dari penyimpangan- penyimpangan” (wawancara 4 Juni 2012)

Bentuk pengawasan yang berupa pelaporan tersebut memiliki prosedur dan format yang telah diatur.

1. Prosedur Pelaporan:

a. Masing-masing Dinas yang menjadi anggota SATLAK PBP melaporkan perkembangan situasi kejadian bencana dan atau pengungsian serta upaya penanggulangan dan penanganannya kepada Badan Kesbangpolinmas selaku Sekretaris pelaksana harian.

commit to user

situasi kejadian bencana dan atau pengungsian serta upaya penanggulangan dan penanganan kepada Walikota selaku Ketua Satlak PBP.

c. Dalam keadaan mendesak setiap Dinas dapat secara langsung melaporkan kejadian bencana dan atau pengungsian kepada Walikota selaku Ketua Satlak PBP dengan tembusan kepada Badan Kesbangpolinmas.