Pendekatan Aspek Kontekstual .1 Pemilihan Lokasi

70 pengarah, penanda sirkulasi, pusat orientasi, elemen estetis dengan memanfaatkan elemen alam dan pengolahan elemen keras seperti jalan setapak, street furniture dan elemen dekoratif. Bentuk konfigurasi alur gerak sebagai pola sirkulasi pada tempat wisata harus rekreatif dan dinamis yang dapat dicapai dengan pola linier, radial, spiral, grid atau network organik. C. Pola Jalan Pola jalan pedestrian ways sebagai bagian dari elemen pembentuk koridor, direncanakan menyatu dengan lingkungan menggunakan pola dan warna yang cocok sehingga memberikan irama sirkulasi, memudahkan dan memberi ruang untuk menikmati perjalanan sebagai jalur aktivitas wisata jalan, tracking, hiking, bersepeda, jogging. 4.2 Pendekatan Aspek Kontekstual 4.2.1 Pemilihan Lokasi Di dalam melakukan pendekatan pemilihan lokasi, parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan lokasi mengacu pada rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Candi Borobudur. 2. Fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung kawasan Candi Borobudur. 3. View yang bapat memberikan nilaik lebih yang dapat mempengaruhi penerimaan manusia terhadap view yang mengarah ke Candi Borobudur dan lansekap di sekitar tapak. 4. Topografi dapat menjkadi sebuah potensi sehingga perencanaan resort akan menjadi sebuah desain yang mempunyai ciri khas tersendiri. 5. Luasan tapak merupakan sebuah tolak ukur kebutuhan site dengan kebutuhan ruang, sehingga besarnya luasan site harus dapat menampung besaran kebutuhan ruang.

4.2.2 Pemilihan Tapak

Zona kawasan candi merupakan zona yang sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Taman Purbakala Nasional yang terbagi dalam 3 tiga zona yang masing – masing ditetapkan peruntukan , luas dan batasnya. Pasal 4 1 Zona 1 merupakan lingkungan kepurbakalaan yang diperuntukkan bagi perlindungan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan fisik candi. 2 Luas zona 1 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 44,8 Ha, dan berbentuk lingkaran dengan titik pusat pada as candi. Pasal 5 1 Zona 2 merupakan kawasan di sekeliling zona 1 masing-masing candi dan diperuntukkan bagi pembangunan taman wisata sebagai tempat kegiatan kepariwisataan, penelitian, kebudayaan, dan pelestarian lingkungan candi. 71 2 Luas zona 2 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 42,3 Ha. Pasal 6 1 Zona 3 merupakan kawasan di luar zona 2 masing-masing candi dan diperuntukkan bagi permukiman terbatas, daerah pertanian, jalur hijau, atau fasilitas tertentu lainnya yang disediakan untuk menjamin keserasian dan keseimbangan kawasan di zona 1 pada umumnya, dan untuk mendukung kelestarian candi serta fungsi taman wisata pada khususnya. 2 Penataan ruang, peruntukan, dan pengembangan zona 3 dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan pertimbangan Menteri. 3 Luas zona 3 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 932 Ha Dengan persyaratan bangunan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2000 tentang bangunan, adalah sebagai berikut : - Untuk fungsi perdagangan dan jasa Koefisien Dasar Bangunan KDB ditetapkan 50-80. - Koefisien Lantai Bangunan KLB antara 0,4 hingga 2,5. - Koefisien Daerah Hijau KDH minimal 30. - Ketinggian bangunan maksimum 4 empat lantai. - Setiap bangunan umum harus mempunyai jarak bangunan indukutama dengan bangunan sekitarnya sekurang-kurangnya 6 enam meter dari kapling. - Garis Sempadan Bangunan GSB sebesar separuh lebar jalan. 72 Gambar 4.4 Peta Zonasi Pengelolaan Kawasan Borobudur Sumber : Amiluhur Soeroso dan Daud Aris Tanudirjo, PaparanMenuju Borobudur Terpadu, 2010 Keterangan : Zona I Zona Pelestraian Candi Zona II Taman Arkeologi, Laboratorium Zona III Permukiman, Area Parkir, Persawahan, Toko Cinderamata, Perdagangan dan Jasa Zona IV Panorama Bersejarah Zona V Taman Arkeologi Nasional Rencana Pemilihan Tapak berada di zona 3 kawasan Candi Borobudur 1,117 km 73 Gambar 4.5 Jarak Alternatif Tapak Resort Hotel dari Candi Borobudur Sumber : Analisa Penulis Pemilihan tapak berdasarkan zonasi pengelolaan kawasan Borobudur yang termasuk zona permukiman, area parkir, persawahan, toko cinderamata, perdagangan dan jasa

1. Alternatif Tapak I

Alternatif tapak I mempunyai luasan + 9Ha. Pada tapak ini sebagian besar masih berupa lahan pertanian tembakau dan area persawahan dan sebagian besar masih terdapat lahan kosong yang belum terbangun. Dan pada sisi selatan terdapat barisan Perbukitan Menoreh. Berikut bataas – batas tapak I :  Utara : ladang pertanian, perkampungan, Kawasan Candi Borobudur  Barat : ladang tembakau dan area persawahan  Selatan : ladang tembakau, area persawahan, dan Perbukitan Menoreh  Timur : ladang tembakau dan area persawahan 1 2 1,590 km 74 Gambar 4.6 Alternatif tapak I Sumber : Wikimapia 75 Gambar 4.7 Kondisi Sekitar Tapak I Sumber : Survey Lapangan, 2015

2. Alternatif Tapak II

Alternatif tapak II mempunyai luasan + 8Ha yang berjarak tidak terlalu jauh dengan alternatif tapak I. Hampir sama seperti alternatif tapak I, pada alternatif tapak II ini juga dikelilingi oleh area ladang tembakau dan area persawahan serta permukiman penduduk. Berikut batas – batas area tapak II :  Utara : perkampungan penduduk dan area persawahan  Barat : area ladang tembakau  Selatan : area persawahan dan ladang tembakau  Timur : ladang tembakau dan perkampungan penduduk 76 Gambar 4.8 Alternatif Tapak II Sumber : Wikimapia, Diolah 77 Gambar 4.9 Kondisi Sekitar Alternatif Tapak II Sumber : Wikimapia, Diolah Penilaian Bobot Tapak Untuk menentukan tapak yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan resort, maka ditetapkan 4 aspek penilaian, yaitu : view, aksesibilitas, privasi, dan topografi. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot 1 - 3 dengan kriteria sebagai berikut : 1 = tidak baik, 2 = kurang baik, 3 = baik Dengan presentase sebagai berikut : 1. View 40 Pemandangan di sekitar tapak sangat penting untuk resort. Hal ini dikarenakan agar pengunjung resort tidak merasa bosan dan menambah kenyamanan pengunjung yang ingin refreshing. 2. Aksesibilitas 30 Lokasi yang strategis tidak hanya mendapatkan view yang baik, tetapi juga kemudahan bagi pengunjung untuk mencapai lokasi resort. 3. Privasi 20 Pengunjung akan datang ke resort yang memiliki tingkat privasi yang tinggi dan memiliki kesan eksklusif. 4. Topografi 10 Pemilihan lokasi tapak harus tepat sesuai dengan kondisi zonasi yang ada. Misalnya lokasi resort tidak boleh berada di lahan yang rawan terjadinya longsor. Tabel 4.11 Perbandingan Dua Alternatif Tapak No Aspek Pemilihan Tapak Tapak I Tapak II 1. View 40 3 3 2. Aksesibilitas 30 3 3 78 3. Privasi 20 3 2 4. Topografi 10 3 1 Total 12 9 Sumber : Analisa penulis, 2015 Dari penilaian empat aspek terhadap dua alternatif tapak diatas, yang memiliki potensi paling besar adalah alternatif tapak ke I. Tapak ini memiliki kontur yang cukup landai dan mempunyai tingkat privasi serta view yang mengarah ke Candi Borobudur serta Perbukitan Menoreh. Gambar 4.10 Rencana Tapak Terpilih Sumber : Analisa Penulis, 2015 Gambar : 4.11 Visualisasi Area Tapak dan Sekitarnya Sumber : Wikimapia, Diolah 4.3 Pendekatan Aspek Kinerja 4.3.1 Sistem Pencahayaan