e. SIA menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan.
2.1.1.2 Siklus-siklus dalam SIA
Menurut Romney Steinbart,2003, ada 5 siklus sistem informasi
akuntansi yaitu :
1. Siklus Pendapatan Revenue. Siklus ini mencakup kegiatan penjualan dan
penerimaan dalam bentuk fungsi. Siklus pendapatan dimulai dari bagian penjualan, otorisasi kredit, pengambilan barang, penerimaan barang,
penagihan sampai dengan penerimaan kas 2.
Siklus pengeluaran Expenditure. Siklus ini mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran dalam bentuk uang tunai.
3. Siklus penggajian sumber daya manusia payroll. Siklus ini mencakup
kegiatan menontrak dan menggaji pegawai. 4.
Siklus produksi. Siklus ini mencakup kegiatan mengubah bahan mentah dan buruh menjadi produk jadi.
5. Siklus keuangan. Siklus ini mencakup kegiatan untuk mendapatkan laba
dari investor dan kreditor dan membayar mereka kembali.
2.1.1.3 Tujuan SIA
Menurut Hall 2001:18, terdapat tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem, yaitu:
1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan stewardship. Manajemen
kepengurusan merujuk ke tanggungjawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar.Sistem informasi menyediakan
informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta
lainnya.Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban.
2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi
memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukakan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan setiap harinya. Sistem
informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efektif dan efisien.
Menurut Sanyoto 2007:124, sistem informasi akuntansi memiliki tujuan atau manfaatkegunaan sebagai berikut:
1. Untuk melakukan pencatatan recording transaksi dengan biaya klerikal
seminimal mungkin dan menyediakan informasi information value added mechanism bagi pihak intern untuk pengelolaan kegiatan usaha
managers serta para pihak terkait stockholdersstakeholders. 2.
Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur
informasinya. 3.
Untuk menerapkan implementasi sistem pengendalian internal, memperbaiki kinerja dan tingkat keandalan reliability informasi
akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban akuntabilitas.
4. Menjagameningkatkan perlindungan kekayaan perusahaan.
2.1.2 Pengendalian Internal Internal Control 2.1.2.1 Pengertian Internal Control
Pengendalian internal adalah sebuah sistem yang melindungi aktiva perusahaan dari serangkaian peristiwa yang tidak diinginkan yang menyerang
organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah akses yang tidak otoritatif ke aktiva perusahaan termasuk informasi, kecurangan yang dilakukan pihak eksternal dan
internal perusahaan, kesalahan yang diakibatkan oleh ketidakmampuan pegawai, kesalahan program komputer, dan input data yang tidak benar serta tindakan-
tindakan merugikan lainnya. Suatu sistem pengawasan internal menurut IAI dalam SPAP 2001:319
adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: keandalan pelaporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan
undang-undang yang berlaku. Internal kontrol dapat dibagi ke dalam dua lingkup, yaitu:
a. Pengendalian akuntansi accounting control
Meliputi rencana organisasi serta prosedur dan catatan yang relevan dengan pengamanan aktiva, yang disusun untuk meyakinkan bahwa:
1. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan pimpinan.
2. Transaksi dicatat sehingga dapat dibuat ikhtisar keuangan sesuai
prinsip akuntansi yang berlaku serta menekankan pertanggungjawaban atas harta perusahaan.
3. Penguasaan atas aktiva diberikan hanya dengan persetujuan dan
otorisasi pimpinan. 4.
Jumlah aktiva dalam catatan dicocokkan dengan aktiva yang ada pada waktu yang tepat dan tindakan yang sewajarnya jika terjadi
perbedaan.
b. Pengendalian administratif administrative control
Pengendalian yang ditujukan untuk mendorong efisiensi operasional dan menjaga diikutinya kebijakan perusahaan.Pengendalian ini dapat berupa
rencana organisasi dan prosedur juga catatan yang relevan dengan pembuatan keputusan yang mengantarkan pimpinan perusahaan untuk
menyetujui atau memberi wewenang terhadap setiap transaksi. Agar dapat berjalan baik, suatu sistem pengendalian internal harus
memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut: a.
Struktur organisasi yang merupakan suatu susunan pembagian tanggung jawab menurut fungsi dan hirarkis. Struktur organisasi harus memisahkan
fungsi pencatatan, pelaksanaan dan penyimpanan atau pengelolaan. b.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang layak agar tercapainya pengawasan yang cukup mengenai transaksi-transaksi keuangan.
c. Pelaksanaan kerja secara sehat untuk mendukung tercapainya tujuan
pengendalian internal yang diawasi oleh staf pemeriksa intern. Staf ini bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian
intern. d.
Karyawan yang berkualitas yang ditentukan dari tiga aspek yaitu pendidikan, pengalaman dan perilaku. Pendidikan dan pengalaman berada
pada satu sisi yang sama karena bersifat saling mengisi, sementara unsur perilaku diperlukan untuk posisi-posisi jabatan yang berkaitan langsung
dengan harta perusahaan. Dari definisi pengendalian internal, dapat diketahui bahwa sistem
pengendalian internal berperan penting dalam perusahaan atau organisasi. Siti 2010:223 mengungkapkan bahwa ada lima alasan pentingnya pengendalian
intern bagi manajemen dan auditor, yaitu: a.
Luas lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin besar dan kompleks. b.
Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikanperlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi
kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.
c. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit
sehingga dapat mengurangi biaya audit. d.
Digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupunpenyimpangan dalam organisasi.
e. Auditor menggunakan perolehan pemahaman atas struktur pengendalian
internal untuk asersi dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan.
2.1.2.2 Fungsi Internal Kontrol
Untuk dapat melaksanakan aktifitas perbankan sangat dibutuhkan internal kontrol yang berfungsi untuk menjamin pelaksanaan operasional yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.Internal kontrol juga sangat membantu manajemen untuk mengawasi seluruh kegiatan operasional.
Sawyer 2005:32 menyatakan bahwa fungsi internal kontrol bagi manajemen adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen
puncak b.
Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko audit c.
Memvalidasi laporan ke manajemen senior d.
Membantu manajemen pada bidang teknis e.
Membentuk proses pengambilan keputusan f.
Menganalisis masa depan Mulyadi 200:163 menyatakan bahwa sistem pengendalian internal
memiliki fungsi sebagai berikut: a.
Menjaga kekayaan perusahaan b.
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi c.
Mendorong efisiensi d.
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Struktur pengendalian internal pada umumnya dirancang untuk menjamin
bahwa catatan keuangan yang dihasilkan sistem akuntansi dapat dipercaya serta untuk menjaga keamanan aktiva yang dimiliki perusahaan dengan memastikan
bahwa setiap transaksi yang dicatat bersifat valid, lengkap, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2.1.2.3 Komponen Pengendalian Internal