Pengendalian Internal Internal Control .1 Pengertian Internal Control

2.1.2 Pengendalian Internal Internal Control 2.1.2.1 Pengertian Internal Control Pengendalian internal adalah sebuah sistem yang melindungi aktiva perusahaan dari serangkaian peristiwa yang tidak diinginkan yang menyerang organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah akses yang tidak otoritatif ke aktiva perusahaan termasuk informasi, kecurangan yang dilakukan pihak eksternal dan internal perusahaan, kesalahan yang diakibatkan oleh ketidakmampuan pegawai, kesalahan program komputer, dan input data yang tidak benar serta tindakan- tindakan merugikan lainnya. Suatu sistem pengawasan internal menurut IAI dalam SPAP 2001:319 adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: keandalan pelaporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku. Internal kontrol dapat dibagi ke dalam dua lingkup, yaitu: a. Pengendalian akuntansi accounting control Meliputi rencana organisasi serta prosedur dan catatan yang relevan dengan pengamanan aktiva, yang disusun untuk meyakinkan bahwa: 1. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan pimpinan. 2. Transaksi dicatat sehingga dapat dibuat ikhtisar keuangan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku serta menekankan pertanggungjawaban atas harta perusahaan. 3. Penguasaan atas aktiva diberikan hanya dengan persetujuan dan otorisasi pimpinan. 4. Jumlah aktiva dalam catatan dicocokkan dengan aktiva yang ada pada waktu yang tepat dan tindakan yang sewajarnya jika terjadi perbedaan. b. Pengendalian administratif administrative control Pengendalian yang ditujukan untuk mendorong efisiensi operasional dan menjaga diikutinya kebijakan perusahaan.Pengendalian ini dapat berupa rencana organisasi dan prosedur juga catatan yang relevan dengan pembuatan keputusan yang mengantarkan pimpinan perusahaan untuk menyetujui atau memberi wewenang terhadap setiap transaksi. Agar dapat berjalan baik, suatu sistem pengendalian internal harus memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang merupakan suatu susunan pembagian tanggung jawab menurut fungsi dan hirarkis. Struktur organisasi harus memisahkan fungsi pencatatan, pelaksanaan dan penyimpanan atau pengelolaan. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang layak agar tercapainya pengawasan yang cukup mengenai transaksi-transaksi keuangan. c. Pelaksanaan kerja secara sehat untuk mendukung tercapainya tujuan pengendalian internal yang diawasi oleh staf pemeriksa intern. Staf ini bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern. d. Karyawan yang berkualitas yang ditentukan dari tiga aspek yaitu pendidikan, pengalaman dan perilaku. Pendidikan dan pengalaman berada pada satu sisi yang sama karena bersifat saling mengisi, sementara unsur perilaku diperlukan untuk posisi-posisi jabatan yang berkaitan langsung dengan harta perusahaan. Dari definisi pengendalian internal, dapat diketahui bahwa sistem pengendalian internal berperan penting dalam perusahaan atau organisasi. Siti 2010:223 mengungkapkan bahwa ada lima alasan pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor, yaitu: a. Luas lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin besar dan kompleks. b. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikanperlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi. c. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga dapat mengurangi biaya audit. d. Digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupunpenyimpangan dalam organisasi. e. Auditor menggunakan perolehan pemahaman atas struktur pengendalian internal untuk asersi dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan.

2.1.2.2 Fungsi Internal Kontrol