7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi
juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek
keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentukbangun secara keseluruhan dari struktur
bangunan Wikipedia. Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan sementara yang mempunyai
karakteristik, keterbatasan pendanaan atau anggaran menggunakan sumber daya dalam pelaksanaanya, organisasi baik formal maupun non formal, dan
keterbatasan waktu yang jelas antara permulaan dan akhir proyek. Pada industri konstruksi sebagaimana layaknya pelayanan jasa, ketentuan mengenai biaya,
kualitas, dan waktu penyelesaian kontruksi sudah diikat didalam kontrak dan ditetapkan sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai.
Semakin besar suatu proyek, berarti semakin kompleks mekanismenya yang berarti semakin banyak masalah yang harus dihadapi. Jika tidak ditangani
dengan benar, berbagai masalah tersebut akan mengakibatkan dampak berupa kelambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu hasil, pembiayaan
Universitas Sumatera Utara
8 membengkak, pemborosan sumber daya, persaingan tak sehat di antara para
pelaksana, serta kegagalan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Dalam penyelenggaraan konstruksi, faktor biaya merupakan bahan
pertimbangan utama karena biasanya menyangkut jumlah investasi besar yang harus ditanamkan pemberi tugas yang rentan terhadap resiko kegagalan. Oleh
karena itu, biaya proyek perlu dikelola dengan baik sehingga kemungkinan terjadinya overrun biaya bisa diminimumkan Dipohusodo,1996.
2.2 Review Penelitian Sebelumnya
1.
Judul : Identifikasi Penyebab Overrun Biaya Proyek Konstruksi Gedung
Peneliti : Fahirah F. Abstrak : Penelitian dilakukan terhadap kontraktor dengan kualifikasi
perusahaan M menengah yang berkedudukan di Makassar dan pernah melaksanakan proyek konstruksi gedung perkantoran dan pusat
perbelanjaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendistribusikan kuesioner. Hasil survey kuesioner terkumpul 16 responden dari 16
perusahaan kontraktor golongan M. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisa statistik deskriptif.
Hasil penelitian, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang paling mempengaruhi terjadinya overrun pembengkakan biaya pada proyek
konstruksi gedung di Makassar adalah adanya kenaikan harga material, hargasewa peralatan yang tinggi, kerusakan material, terjadi fluktuasi
upah tenaga kerja, pengendalian biaya yang buruk di lapangan, ketidak
Universitas Sumatera Utara
9 tepatan estimasi biaya, dan adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari
pemerintah.
2.
Judul : Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi
Peneliti : Indriani Santoso Abstrak : Penelitian ini membahas terjadinya overrun biaya untuk beberapa
tipe proyek konstruksi, penyebab terjadinya overrun biaya, ketergantungan antara overrun biaya dan tipe proyek, ketergantungan antara overruns biaya
dan overrun waktu, ketergantungan antara penyebab overrun biaya dan beberapa tipe proyek konstruksi. Penelitian ini dilakukan terhadap
kontraktor dengan kualifikasi kelas A dan B yang berkedudukan di Surabaya dengan cara mendistribusikan kuesioner untuk mendapatkan data proyek
yang berhubungan dengan terjadinya overrun biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab yang dominan dari overrun biaya adalah
data dan informasi proyek yang kurang lengkap, kenaikan harga material, kebijaksanaan keuangan dari pemerintah. Tipe proyek konstruksi berupa
bangunan industri mengalami overrun biaya lebih sedikit dibandingkan tipe proyek berupa bangunan komersial maupun fasilitas umum. Proyek yang
mengalami overrun biaya tidak selalu mengalami overrun waktu, demikian juga sebaliknya. Untuk beberapa tipe proyek konstruksi penyebab terjadinya
overrun biaya berpengaruh sama atau hampir tidak terjadi perbedaan.
Sesuai dengan analisa pembahasan diperoleh hasil, penyebab terjadinya overrun biaya dengan tingkat kesetujuan maksimum pada setiap
Universitas Sumatera Utara
10 kelompok yang merupakan penyebab yang sangat menentukan terhadap
terjadinya overrun biaya adalah: 1. Data dan informasi proyek yang kurang lengkap
2. Manajer proyek yang tidak kompeten 3. Kenaikan harga material
4. Kwalitas tenaga kerja yang buruk 5. Tingginya harga sewaperalatan
6. Cara pembayaran yang tidak tepat waktu 7. Selalu terjadi penundaan pekerjaan
8. Adanya kebijaksanaan keuangan dari pemerintah. 3.
Judul : Analisis Faktor-Faktor Penyebab Pembengkakan Realisasi Biaya
Terhadap Rencana Anggaran Pelaksanaan Pada Proyek Konstruksi Gedung
Peneliti : 1. Gede Wira Hadinata 2. Mayun Nadiasa
3. Ida Ayu Rai Widhiawati Abstrak : Proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah
digariskan dengan jelas. Dengan banyaknya pihak yang terlibat pada proyek konstruksi, maka dapat berpotensi terjadinya masalah dalam
melaksanakan proyek sangat besar. Suatu proyek konstruksi dapat dikatakan berhasil apabila mampu memenuhi tujuan suatu proyek yaitu:
proyek dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan biaya yang direncanakan, dan kualitas yang diisyaratkan. Oleh karena itu, sebelum
Universitas Sumatera Utara
11 melaksanakan proyek konstruksi perlu perencanaan yang matang agar
proyek tersebut dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian yang telah penulis
lakukan dapat disimpulkan bahwa: 1.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab pembengkakan realisasi biaya proyek terhadap RAP terdiri dari 32 faktor diantaranya adalah
Pemilihan alat berat, biaya sewa peralatan, dan pemilihan material yang digunakan.
2. Hubungan yang terjadi antara faktor-faktor pada poin 1 yang
menyebabkan pembengkakan realisasi biaya proyek terhadap RAP dimana nilai R sebesar 0,539 yang bermakna hubungannya sedang.
3. Pemilihan alat berat merupakan sub faktor yang paling dominan
penyebab pembengkakan realisasi biaya proyek, hasil ini didapat pada analisis sub faktor yang termasuk dalam kelas 1 dan mempunyai
nilai loading faktor sebesar 0,863.
2.3 Manajemen Proyek Konstruksi