bahwa nilai Durbin-Watson tersebut berada di antara batas bawah dl 1,592 dan batas atas du 1,758. Nilai Durbin-Watson 1,906 berada di atas nilai du = 1,758
dan kurang dari 4 – 1,758 4 – du, maka dapat disimpulkan bahwa dari angka
Durbin-Watson tersebut tidak terjadi autokorelasi baik positif ataupun negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot pada gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Hasil Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
4 3
2 1
-1 -2
-3
Regression Standardized Predicted Value
4 2
-2 -4
Regres sion St
ude nti
zed R esidua
l Dependent Variable: SAHAM
Scatterplot
Sumber : data sekunder yang diolah
Pada grafik tersebut terlihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Untuk memperkuat grafik scatterplot maka perlu diuji dengan menggunakan uji glejser.
Pada prinsipnya uji glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel independen dari model regresi dengan nilai mutlak residualnya. Apabila tidak
terdapat hasil yang signifikan dari variabel independennya, maka model regresi tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.6 menunjukkan hasil
pengujian heteroskedastisitas dengan uji glejser diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas
ANOVA
b
.313 4
.078 .529
.715
a
18.332 124
.148 18.644
128 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Const ant, LK, AO, AI, AP a.
Dependent Variable: AbsRes b.
Sumber : data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolute
residual AbsRes. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 persen. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas.
4.2.2.4 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual dan uji One-Sample Kolmogorov-
Smirnov. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2 Hasil Uji
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Expe ct
ed Cu
m P
rob
Dependent Variable: SAHAM Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber : data sekunder yang diolah
Hasil pengujian dengan analisis grafik plot menunjukkan bahwa model regresi terdistribusi dengan normal, karena titik-titik menyebar di sekitar diagonal
serta penyebarannya mengikuti arah diagonal. Namun untuk memperkuat pengujian normalitas dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-
Smirnov. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian One-Sample
Kolmogorov-Smirnov adalah jika nilai probabilitas untuk residual lebih besar dari 0,05. Tabel 4.7 menujukkan hasil pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Pengujian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
129 .0000000
.58932773 .101
.101 -.063
1.146 .144
N Mean
St d. Dev iation Normal Param eters
a,b
Absolute Positiv e
Negativ e Most Ext reme
Dif f erences
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. 2-tailed
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated f rom dat a. b.
Sumber : data sekunder yang diolah
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov, terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel
residual sebesar 1,146 dan signifikan pada 0,144 diatas 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa data residual terdistribusi normal yang memperkuat hasil
pengujian dengan menggunakan grafik plot.
4.2.3 Hasil Analisis Regresi Berganda