Skripsi Fix Fix Pencatatan Rekam Medis P

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARANG
MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)
DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA
(STUDI KASUS TOKO SEHAT SUBUR, PETANAHAN KEBUMEN)

SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
pada Jurusan Ilmu Komputer / Informatika

Disusun Oleh:

Fauzan Aziz
J2F 008 101

JURUSAN ILMU KOMPUTER / INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013


i

HALAMAN PENGESAHAN
Judul

: Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Barang Menggunakan
Metode EOQ (Economic Order Quantity) Dengan Bahasa Pemrograman
Java (Studi Kasus Toko Sehat Subur Petanahan, Kebumen)

Nama

: Fauzan Aziz

Nim

: J2F008101

Telah diujikan pada sidang Tugas Akhir tanggal ____________

Semarang,


Desember 2013

Pembimbing Utama,

Pembimbing Anggota,

Nurdin Bahtiar, S.Si, MT
NIP. 19790720 200312 1 002

Panji Wisnu Wirawan, ST, MT
NIP. 19810421 200812 1 002

ii

HALAMAN PENGESAHAN
Judul

: Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Barang Menggunakan
Metode EOQ (Economic Order Quantity) Dengan Bahasa Pemrograman

Java (Studi Kasus Toko Sehat Subur Petanahan, Kebumen)

Nama

: Fauzan Aziz

Nim

: J2F008101

Telah diujikan pada sidang Tugas Akhir tanggal _____________.

iii

ABSTRAK
Permasalahan yang sering dihadapi penjual ketika memasarkan produk adalah masalah
persediaan produk itu sendiri. Upaya untuk mengoptimalkan ketersediaan produk salah
satunya adalah dengan cara menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity).
Metode EOQ merupakan cara untuk mengetahui berapa jumlah yang paling ekonomis
untuk melakukan pemesanan dalam sekali periode. Dalam Tugas Akhir ini permasalahan

yang diangkat adalah bagaimana perhitungan dengan menggunakan metode EOQ? Kapan
pemesanan ulang barang (Reorder Point) dilakukan. Berapa besar biaya penyimpanan
barang (Total Carrying Cost), biaya pemesanan (Total Ordering Cost), biaya stok aman
barang (Ordering Safety Stock), total biaya persediaan (Total Inventory Cost) yang harus
dikeluarkan?. Dalam kaitannya dengan kemajuan iptek, metode EOQ dapat
diimplementasikan ke dalam sistem komputerisasi berbasis desktop dengan menggunakan
bahasa pemrograman Java. Pengaplikasian berbasis desktop ini diharapkan dapat
membantu permasalahan yang dialami penjual khususnya adalah Toko Sehat Subur
sebagai pihak pengguna.
Kata kunci: Persediaan, Economic Order Quantity, Pemrograman Java, Toko Sehat Subur.

iv

ABSTRACT
Problems are often encountered when marketing products seller is itself the product
inventory problem . Efforts to optimize the availability of products one of which is by
using the EOQ (Economic Order Quantity). EOQ method is a way to know how many of
the most economical to place an order in one period . In this final issue raised is how the
calculation by using the EOQ. When to reorder goods (Reorder Point) do. How much does
the storage of goods(Total Carrying Cost), booking fee (Total Ordering Cost), safety stock

cost of goods (Ordering Safety Stock), the total cost of inventory (Total Inventory Cost)
that must be removed? . In relation to the progress of science and technology, EOQ method
can be implemented into a desktop based computerized system using the Java
programming language. Desktop based application is expected to help the problems
experienced by the seller in particular is Toko Sehat Subur as the case study authors.
Keywords : Inventory, Economic Order Quantity, Java Programming, Toko Sehat Subur.

v

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas akhir yang berjudul
“Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Barang Menggunakan Metode
EOQ (Economic Order Quantity) Dengan Bahasa Pemrograman Java (Studi
Kasus Toko Sehat Subur Petanahan, Kebumen)” untuk mendapatkan gelar sarjana
strata satu Jurusan Ilmu Komputer / Informatika pada Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro (FSM UNDIP).
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mendapat bantuan dan dukungan
dari banyak pihak. Atas peran sertanya dalam membantu dalam penyelesaian tugas
akhir ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1) Dr. Muhamad Nur, DEA selaku Dekan FSM UNDIP.
2) Nurdin Bahtiar, S.Si., MT selaku Ketua Jurusan Ilmu Komputer / Informatika
FSM UNDIP.
3) Nurdin Bahtiar, S.Si., MT selaku pembimbing I dan Panji Wisnu Wirawan, ST,
MT selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4) Toko Sehat Subur yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
observasi dan membantu memberikan informasi pada tugas akhir ini.
5) Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya tugas akhir ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
tugas akhir ini, untuk itu penulis mohon maaf dan mengharapkan saran serta kritik
yang membangun dari pembaca. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan, khususnya pada bidang Teknik
Informatika.
Semarang, Desember 2013
Penulis

vi


DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK

iii

iv

ABSTRACT v
KATA PENGANTAR

vi

DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR TABEL

xiii


DAFTAR KODE

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

xv

BAB I 1
1.1.

Latar Belakang 1

1.2.

Rumusan Masalah

4

1.3.


Tujuan dan Manfaat

4

1.4.

Ruang Lingkup 5

1.5.

Sistematika Penulisan 5

BAB II7
2.1.

Sistem Informasi

7


2.2.

Persediaan

2.3.

Metode EOQ (Economic Order Quantity)

13

2. 2. 1. EOQ (Economic Order Quantity)

13

2. 2. 2. Pemesanan Ulang (ReOrder Point)

13

8


2. 2. 3. Biaya Penyimpanan (Total Carrying Cost)

14

2. 2. 4. Biaya Pemesanan (Total Ordering Cost)

14

2. 2. 5. Biaya Safety Stock (OSS)

15

2. 2. 6. Jumlah Total Biaya Persediaan (TIC) 15
2.4.

Konsep Object Oriented

15

2.5.

Bahasa Pemrograman Java

17

2.6.

Database Management SystemMySQL 18

2.7.

Unified Modelling Language (UML) 18
2. 7. 1. Things 19
vii

2.8.
BAB III

2. 7. 2. Diagram

19

2. 7. 3. Relationship

24

Unified Process 25
29

3.1.

Definisi Kebutuhan Perangkat Lunak 29

3.2.

Deskripsi Umum Perangkat Lunak

3.3.

Model Use Case

29

32

3. 3. 1. Definisi Aktor 32
3. 3. 2. Definisi Use Case

32

3. 3. 3. Use Case Diagram

34

3. 3. 4. Use Case Detail

34

3.4.

Kebutuhan Non-fungtional Perangkat Lunak 54

3.5.

Analisis 54
3. 5. 1. Realisasi Use Case Tahap Analisis

54

3. 5. 2. Class Analysis 61
3.6.

Perancangan

63

3. 6. 1. Class Diagram Tahap Perancangan
3. 6. 2. Perancangan Basis Data

63

64

3. 6. 3. Analisis dan Perancangan Metode EOQ (Economic Order Quantity)
66
BAB IV
4.1.

70
Implementasi

70

4. 1. 1. Spesifikasi perangkat pada pengembangan sistem informasi 70
4. 1. 2. Implementasi Kelas

71

4. 1. 3. Implementasi Database 72
4. 1. 4. Implementasi Antarmuka
4.2.

Pengujian

73

90

4. 2. 1. Lingkungan Pengujian 91
4. 2. 2. Rencana Pengujian

91

4. 2. 3. Pelaksanaan Pengujian 92
4. 2. 4. Evaluasi Pengujian
BAB V
5.1.

92

93
Kesimpulan

93
viii

5.2.

Saran

93

DAFTAR PUSTAKA 94
LAMPIRAN 95

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Interaksi Komponen Sistem Informasi...............................................................7
Gambar 2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan......................................12
Gambar 2.3 Inheritance, Class B, C, dan D Mewarisi Class A...........................................16
Gambar 2.4 Contoh Activity Diagram..................................................................................20
Gambar 2.5 Use Case Kegiatan Pasien................................................................................21
Gambar 2.6 Contoh Communication Diagram.....................................................................22
Gambar 2.7 Contoh Class Diagram.....................................................................................23
Gambar 2.8 Contoh Communication Diagram.....................................................................24
Gambar 2. 9 Software Development Process.......................................................................25
Gambar 2.10 Unified Prociss........................................................................... 26

Gambar 3.1. Arsitektur Sistem..............................................................................................30
Gambar 3.2. Activity Diagram Sistem Manajemen Barang Toko Sehat Subur...................30
Gambar 3. 3 Use Case Sistem Informasi Manajemen Barang Toko Sehat Subur...............34
Gambar 3.4 Form utama admin master................................................................................36
Gambar 3.5 Form Tambah Admin Master...........................................................................36
Gambar 3.6 Form Edit Pencarian admin..............................................................................37
Gambar 3.7 Form Hapus Admin..........................................................................................37
Gambar 3.8 Pesan Konfirmasi Hapus Admin......................................................................38
Gambar 3.9 Form Utama Monitoring Data..........................................................................39
Gambar 3.10 Form Monitoring Data Tabel Barang.............................................................39
Gambar 3.11 Form Monitoring Data Penjualan...................................................................40
Gambar 3.12 Form Monitoring Data Supplier.....................................................................40
Gambar 3.13 Form Admin Barang.......................................................................................41
Gambar 3.14 Form Pencarian Barang..................................................................................42
Gambar 3.15 Form Manajemen Barang...............................................................................42
Gambar 3.16 Form Utama Admin Penjualan.......................................................................44
Gambar 3.17 Form Admin Penjualan...................................................................................44
Gambar 3.18 Form Transaksi dan Biaya..............................................................................46
Gambar 3.19 Inputan Form Transaksi dan Biaya................................................................46
Gambar 3.20 Kotak Peringatan Inputan Form Transaksi dan Biaya...................................47
Gambar 3.21 Form Konversi Harga.....................................................................................48
x

Gambar 3.22 Form Pencarian Barang..................................................................................48
Gambar 3.23 Form Konversi Harga.....................................................................................49
Gambar 3.24 Form Mengelola Supplier...............................................................................51
Gambar 3.25 Form Tambah Supplier...................................................................................51
Gambar 3.26 Form Pencarian supplier.................................................................................52
Gambar 3.27 Sketsa Form Hapus Suplier...........................................................................52
Gambar 3.28 Sketsa Monitoring Status Barang...................................................................53
Gambar 3.29 Diagram Analisis Class Mengelola Admin....................................................54
Gambar 3.30 Communication Diagram Mengelola Admin.................................................55
Gambar 3.31 Diagram Analisis Class Memonitoring Data Sistem......................................55
Gambar 3.32 Communication Diagram Memonitoring Data Sistem...................................56
Gambar 3.33 Diagram Analisis Class Mengklasifikasi Barang...........................................56
Gambar 3.34 Communication Diagram Mengklasifikasi Barang........................................57
Gambar 3.35 Diagram Analisis Class Menghitung Transaksi Penjualan Barang...............57
Gambar 3.36 Communication Diagram Menghitung Transaksi Penjualan Barang.............57
Gambar 3.37 Diagram Analisis Class Memasukkan Data Transaksi dan Biaya Barang.....58
Gambar 3.38 Communication Diagram Memasukkan Data Transaksi dan Biaya Barang..58
Gambar 3.39 Diagram Analisis Class Mengkonversi Harga Barang...................................59
Gambar 3.40 Communication Diagram Mengkonversi Harga Barang................................59
Gambar 3.41 Diagram Analisis Class Mengelola Suplier....................................................60
Gambar 3.42 Communication Diagram Mengelola Suplier................................................60
Gambar 3.43 Diagram Analisis Class Monitoring Stock Barang........................................60
Gambar 3.44 Communication Diagram Monitoring Stock Barang.....................................61
Gambar 3.45 Class Diagram Sistem Informasi Manajemen Barang Toko Sehat
Subur................................................................................................................ 64

Gambar 4.1 Antarmuka Form Login Admin.........................................................................74
Gambar 4.2 Antarmuka Form Admin Master......................................................................75
Gambar 4.3 Antarmuka Form Admin Barang......................................................................75
Gambar 4.4 Antarmuka Form Admin Penjualan..................................................................76
Gambar 4.5 Antarmuka Form Admin Pembelian................................................................77
Gambar 4.6 Antarmuka Form Tambah Admin....................................................................77
Gambar 4.7 Antarmuka Form Pencarian Admin.................................................................78
Gambar 4.8 Form Edit Admin Master.................................................................................78
xi

Gambar 4.9 Form Cari Hapus Admin..................................................................................79
Gambar 4.10 Antarmuka Form Konfirmasi Hapus Admin..................................................79
Gambar 4.11 Antarmuka Monitoring Data Barang..............................................................80
Gambar 4.12 Antarmuka Monitoring Data Penjualan..........................................................80
Gambar 4.13 Antarmuka Monitoring Data Suplier..............................................................81
Gambar 4. 14 Antarmuka Form Manajemen Barang...........................................................81
Gambar 4.15 Antarmuka Pencarian Barang.........................................................................82
Gambar 4.16 Antarmuka Edit Barang..................................................................................82
Gambar 4.17 Antarmuka Form Transaksi Penjualan Barang..............................................83
Gambar 4.18 Antarmuka Input Transaksi Penjualan Barang...............................................84
Gambar 4.19 Antarmuka Form Transaksi Dan Biaya Barang.............................................85
Gambar 4.20 Antarmuka Form Inputan Form Transaksi Dan Biaya Barang......................85
Gambar 4.21 Antarmuka Form Konversi Harga Barang.....................................................86
Gambar 4.22 Antarmuka Pencarian Konversi Harga Barang..............................................87
Gambar 4.23 Antarmuka Inputan Konversi Harga Barang..................................................87
Gambar 4.24 Antarmuka Form Supplier..............................................................................88
Gambar 4.25 Antarmuka Tambah Form Supplier...............................................................88
Gambar 4.26 Antarmuka Form Pencarian Supplier.............................................................89
Gambar 4.27 Antarmuka Hapus Suplier..............................................................................89
Gambar 4.28 Antarmuka Form Monitoring Status Barang..................................................90

DAFTAR TABEL
xii

Tabel 2.1 Jenis-jenis Relationship pada Use Case Diagram................................................21
Tabel 2.2 Komponen Pembentuk Communication Diagram...............................................22
Tabel 2.3 Komponen Communication Diagram..................................................................23
Tabel 2.4 Jenis-jenis relationship.........................................................................................24
Tabel 2.5 Stiriotypi Analysis Class.................................................................28

Tabel 3.1 Daftar Aktor pada Sistem Informasi Manajemen Barang....................................32
Tabel 3.2 Daftar Use Case pada Sistem Informasi Manajemen Barang..............................33
Tabel 3.3 Use case detail Mengelola Admin.......................................................................34
Tabel 3.4 Use Case Memonitoring Data Sistem..................................................................38
Tabel 3. 5 Use Case Mengklasifikasi Barang......................................................................41
Tabel 3.6 Use Case Menghitung Transaksi Penjualan.........................................................43
Tabel 3.7 Use Case Memasukkan Data Transaksi dan Biaya Barang.................................45
Tabel 3.8 Use Case Mengkonversi Harga Barang...............................................................47
Tabel 3.9 Use Case Mengelola Supplier..............................................................................49
Tabel 3.10 Use Case Memonitoring Stock Barang..............................................................53
Tabel 3.11 Identifikasi Class Analysis.................................................................................61
Tabel 3.12 Tanggung Jawab Class.......................................................................................62
Tabel 3.13 Tabel Admin.......................................................................................................65
Tabel 3.14 Tabel Barang......................................................................................................65
Tabel 3.15 Tabel Suplier......................................................................................................66
Tabel 3. 16 Tabel Penjualan............................................................................. 66

Tabel 4.1 Tabel Implementasi Kelas....................................................................................71
Tabel 4.2 Tabel Rencana Pengujian.....................................................................................91

xiii

DAFTAR KODE
Kode 2.1 Sourci coedi java...............................................................................17

Kode 4.1 Implementasi Basis Data Tabel Admin................................................................72
Kode 4.2 Implementasi Basis Data Tabel Barang................................................................72
Kode 4.3 Implementasi basis data tabel penjualan...............................................................73
Kode 4.4 Implementasi basis data tabel suplier...................................................................73

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Lampiran 1.1 Deskripsi Hasil Uji Use Case Mengelola Admin................................96
Tabel Lampiran 1.2 Deskripsi Hasil Uji Use Case Memonitoring Data Sistem.................96
Tabel Lampiran 1.3 Deskripsi Hasil Uji Use Case Mengkasifikasi barang.........................96
Tabel Lampiran 1.4 Deskripsi Hasil Uji Coba Use Case Menghitung Transaksi Penjualan
Barang.................................................................................................97
Tabel Lampiran 1.5 Deskripsi Hasil Uji Use Case Memasukkan Data Transaksi dan Biaya
Barang.................................................................................................97
Tabel Lampiran 1.6 Deskripsi Hasil Uji Use Case Mengkonversi Harga Barang...............97
Tabel Lampiran 1.7 Deskripsi Hasil Uji Use Case Mengelola Suplier................................98
Tabel Lampiran 1.8 Deskripsi Hasil Uji Use Monitoring Stock Barang..............................98

xv

BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, dan ruang
lingkup, dan sistematika penulisan tugas akhir dengan judul “Pembangunan Sistem
Informasi Manajemen Barang Dengan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order
Quantity) Dengan Bahasa Pemrograman Java (Studi Kasus Toko Sehat Subur Petanahan,
Kebumen)”
1.1. Latar Belakang
Toko Sehat Subur merupakan minimarket yang menyediaakan aneka barang
kebutuhan pertanian seperti pupuk organik, pupuk anorganik dan obat hama. Berada
di kota kebumen desa petanahan, toko dengan luas 150m2 telah berdiri semenjak 3
tahun silam. Bermula dari menjual beberapa barang pertanian, perlahan tapi pasti
toko mulai semakin berkembang. Bapak Habib dibantu istrinya selaku pemilik toko,
secara bersama-sama berkeinginan untuk membesarkan Toko Sehat Subur, sehingga
dapat memberikan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan lama
atau pelanggan baru.
Dalam pencapaian target tersebut, bapak Habib tentunya mempunyai tujuan
yang sama pada umumnya dalam dunia perdagangan yaitu memperoleh laba atau
keuntungan yang maksimal dan resiko kerugian yang seminimal mungkin. Tetapi
untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah, karena hal itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhinya dalam dunia perdagangan
adalah mengenai masalah ketersediaan barang atau disebut inventory. Masalah
ketersediaan atau inventory barang merupakan masalah yang sangat penting dalam
kaitanya hal ini, karena dapat berpengaruh pada laba hasil penjualan barang. Apabila
dalam ketersediaan bahan berjalan lancar, maka tujuan dari toko untuk menjual dan
memperoleh laba akan tercapai [2].
Kenyataanya barang-barang tidak selamanya tersedia setiap saat. Tanpa adanya
persediaan, toko akan dihadapkan pada resiko bahwa pada suatu waktu toko tersebut
tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang membutuhkan barang. Hal ini
dapat mengakibatkan pemilik toko akan kehilangan kesempatan memperoleh

1

keuntungan atau laba yang seharusnya didapatkan. Oleh karena itu, tersedianya
persediaan barang merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan [2].
Ketika melakukan pemesanan barang harus terlebih dahulu direncanakan
berapa jumlah barang yang akan dibeli. Untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka
panjang pemilik toko harus membeli bahan kepada supplier dalam jumlah yang besar
dan menyimpannya di gudang. Pembelian barang dalam jumlah yang sangat besar
dapat menguntungkan toko karena selain akan mendapatkan potongan harga, juga
akan mengatasi masalah kehabisan barang. Akan tetapi, apabila jumlah persediaan
barang yang terlalu besar akan berakibat pada membengkaknya biaya penyimpanan
yang harus dikeluarkan oleh pemilik toko. Semakin besar barang yang ada di gudang,
maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk penyimpanannya.
Persediaan yang optimal ini memerlukan perencanan berapa besar barang yang harus
dibeli, kapan barang dibeli agar proses tidak terganggu karena kekurangan barang
[2].
Dengan adanya permasalahan ketersediaan barang seperti itu, maka biaya
tersebut dapat di tekan sekecil mungkin. Untuk meminimumkan biaya persediaan
tersebut dapat digunakan dengan metode analisis “Economic Order Quantity”
(EOQ). EOQ adalah volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk
dilakukan pada setiap kali pembelian [7]. Metode EOQ ini berusaha mencapai
tingkat persediaan yang seminimum mungkin, biaya rendah dan mutu yang lebih
baik. Perencanaan metode EOQ dalam suatu penjualan akan mampu meminimalisasi
terjadinya out of stock atau kehabisan barang, sehingga tidak mengganggu proses
dalam penjualan dan mampu menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan oleh
toko karena adanya efisisensi persediaan barang. Selain itu dengan adanya
penerapan metode EOQ, toko diharapkan mampu mengurangi biaya penyimpanan,
penghematan ruang, baik untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk.
Selain menentukan besar EOQ, toko juga perlu menentukan kapan pemesanan
kembali barang yang akan digunakan atau reorder point (ROP) agar pembelian
bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran kegiatan
penjualan. Reorder Point adalah titik dimana jumlah persediaan

menunjukkan

waktunya untuk mengadakan pesanan kembali [4].

2

Melihat pada perkembangan teknologi informasi saat ini, bapak Habib sebagai
pemilik toko bermaksud untuk memulai membangun sistem informasi yang dapat
memenuhi kebutuhan dalam menjamin ketersediaan barang. Berdasarkan hasil
diskusi dengan pemilik toko, sistem informasi yang dibangun diharapkan dapat
memenuhi dua kebutuhan pokok dari toko yaitu: sistem dapat melakukan transaksi
penjualan, dan manajemen ketersediaan barang.
Berdasarkan pada dua fungsi utama yang diharapkan ada pada sistem informasi
maka penulis bermaksud untuk merancang dan membangun sebuah sistem informasi
manajemen barang berbasis dekstop yang dapat digunakan untuk melakukan
manajemen barang, transaksi penjualan, sehingga mempermudah pemilik toko dalam
mengelola toko tersebut.
Metode pengembangan perangkat lunak yang tengah berkembangan saat ini
adalah metodologi dengan konsep dasar object oriented. Perangkat lunak berorientasi
objek menekankan konsep reusable sehingga proses pengembangan perangkat lunak
dapat dilakukan lebih cepat dan berkualitas tinggi [11] .
Unified Process merupakan salah satu software development process yang
menerapkan konsep berorientasi objek yang dikembangkan oleh Ivar Jacobson,
Grady Booch, dan James Rumbaugh. Unified Process merupakan generic process
framework yang dapat dispesialisasi untuk area aplikasi, tipe organisasi, tingkat
kompetensi, dan ukuran projek yang berbeda . Unified Process bersifat open, free,
dan tidak terikat dengan vendor tertentu . Oleh karena itu, proses pengembanga
sistem informasi ini menggunakan Unified Process sehingga diharapkan dihasilkan
perangkat lunak yang berkualitas tinggi, reusable, dan mudah untuk dipelihara [6].
Sedangkan pada proses pembangunan sistem inventori manajemen, penulis
memilih salah satu metode dari model operasi manajemen yaitu EOQ “Economic
Order Quantity”. Metode ini dipilih karena mampu menyelesaikan permasalahan
ketersediaan barang seperti mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, dan
menaikan keuntungan, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah stok jumlah barang.

3

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang diangkat
dalam tugas akhir ini adalah bagaimana membangun sebuah sistem informasi
manajemen barang Toko Sehat Subur. Proses pengembangan sistem informasi
menggunakan metode pengembangan Unified Process dan metode mengelola
ketersediaan barang dalam gudang dengan menggunakan metode EOQ (Economic
Order Quantity).
1.3. Tujuan dan Manfaat
Penyusunan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk menghasilkan Sistem
Informasi manajemen barang di toko sehat subur dengan menggunakan metode
pengembangan perangkat lunak unified process dan menerapkan EOQ (metode
Economic Order Quantity) menghasilkan efisisensi persediaan barang .
Penyusunan dan pembuatan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan
manfaat tidak hanya untuk penulis, akan tetapi juga untuk pihak toko. Adapun
manfaat yang diharapkan tercapai dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi Penulis
Penulis dapat belajar bagaimana untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang
didapatkan selama kuliah dalam menyelesaikan permasalahan di dalam
kehidupan nyata khususnya permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan
perangkat lunak, selain itu penulis juga dapat berlatih untuk menemukan
permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar serta ikut
berkontribusi dalam menyelesaikan masalah tersebut.
2) Bagi pemilik toko
Pihak pemilik toko mendapatkan sistem informasi manajemen barang untuk
melakukan proses manajemen barang seperti transaksi penjualan barang, dan
penyetokan barang kembali.
3) Bagi Universitas Diponegoro
Sebagai

salah

satu

bahan

referensi

Universitas

Diponegoro

dalam

mengembangkan suatu sistem informasi yang memiliki permasalahan yang sama.

4

1.4. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan tugas akhir ini, diberikan ruang lingkup yang jelas agar
pembahasan lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penulisan. Ruang
Lingkup pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Sistem mampu melakukan manajemen admin, manajemen barang, transaksi
penjualan, manajemen suplier, dan monitoring data sistem.
b. Barang yang dihitung merupakan bahan jadi.
c. Terdapat empat hak akses admin, yaitu admin master, admin barang, admin
penjualan, dan admin pembelian.
d. Menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam membuat sistem.
e. Program aplikasi inventory ini nantinya akan di implementasikan pada Toko Sehat
Subur di Petanahan, Kebumen.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam tugas akhir ini terbagi menjadi
beberapa pokok bahasan, yaitu:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab I menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan tugas akhir, ruang lingkup,
dan sistematika penulisan tugas akhir “Pembangunan Sistem
Informasi Inventory Management Barang di Toko Sehat Subur
Menggunakan Bahasa Pemrograman Java ”.

BAB II

LANDASAN TEORI
Bab II berisi penjelasan mengenai konsep-konsep yang mendukung
pembuatan Sistem

seperti: sistem informasi, persediaan, metode

eoq, konsep object oriented, bahasa pemrograman java, mysql.
BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab III berisi pembahas tentang proses pengembangan perangkat
lumak dan hasil yang didapatkan pada tahap definisi kebutuhan,
analisis, dan perancangan.

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
5

Bab IV berisi pembahasan proses pengembangan perangkat lunak
dan hasil yang didapatkan pada tahap implementasi dan pengujian.
BAB V

PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil berkaitan dengan sistem
informasi yang dibuat dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.

BAB II
DASAR TEORI

6

Bab ini dipaparkan mengenai teori yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir.
Dasar teori yang digunakan pada penyusunan tugas akhir ini meliputi sistem informasi,
persediaan, metode EOQ, konsep object oriented, bahasa pemrograman java, basis data
MySQL, Unified Modeling Language, Unified Process.
2.1. Sistem Informasi
Sistem adalah kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Suatu
informasi dapat berguna jika memenuhi tiga pilar yaitu tepat kepada orangnya atau
relevan, tepat waktu, dan tepat nilai atau akurat [7].
Sistem informasi merupakan sekumpulan elemen yang terintegrasi yang
digunakan untuk mengubah data menjadi informasi. Sistem informasi terbentuk dari
beberapa komponen yang saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut
meliputi input, model, basis data, output, teknologi, dan kontrol [7]. Kinerja
komponen-komponen sistem informasi yang tergabung dalam siklus informasi dapat
dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Interaksi Komponen Sistem Informasi
2.2. Persediaan
Dalam ruang lingkup industri perdagangan disengaja maupun tidak, akan
selalu mempunyai persediaan barang. Baik merupakan industri besar, industri
menengah ataupun industri kecil, masing-masing mempunyai persediaan barang,

7

hanya dalam jumlah dan keadaan yang berbeda-beda. Untuk industri perdagangan
besar ataupun industri perdagangan menengah persediaan barang ini dipersiapkan
dengan baik, akan tetapi untuk industri perdagangan kecil persediaan barang kadangkadang tidak dipersiapkan sama sekali [3]. Walaupun demikian, pada prinsipnya
semua akan mengadakan persediaan barang. Keadaan semacam ini antara lain
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Barang yang dipergunakan untuk proses produksi dalam perusahaan, tidak dapat
didatangkan secara satu persatu sebesar jumlah yang diperlukan serta pada saat
bahan tersebut akan dipergunakan. Bahan ini akan didatangkan/dibeli sekaligus
untuk keperluan proses produksi selama beberapa waktu (seminggu, sebulan, dan
sebagainya). Dengan demikian bahan yang sudah dibeli tersebut tetap belum
masuk kedalam proses produksi akan masuk sebagai persediaan barang. Dalam
hal ini perusahaan akan mempunyai persediaan bahan dan menanggung resiko
serta konsekuensi adanya persediaan barang tersebut [3].
2) Apabila terjadi ketiadaan barang, sedangkan barang yang dipesan belum datang,
maka kegiatan proses produksi akan berhenti karena tidak ada bahan baku untuk
kegiatan proses produksi tersebut. Proses produksi akan berjalan kembali apabila
pesanan dari bahan baku tersebut sudah datang, atau membeli secara mendadak
untuk keperluan proses produksi pada saat tersebut dengan harga yang lebih
mahal. Hal semacam ini akan merugikan perusahaan [3].
3) Persediaan bahan yang terlalu besar tidak akan menguntungkan perusahaan [3].
Persediaan bahan yang terlalu besar ini akan menyerap dana perusahaan yang
cukup besar pula, biaya-biaya persediaan yang besar serta semakin tingginya
resiko kerusakan bahan, resiko kecurian dan lain sebagainya dalam penyimpanan.
Beroperasi tanpa menyelenggarakan persediaan bahan baku tidaklah mungkin.
Akan tetapi persediaan bahan yang terlalu besar akan merugikan perusahaan.
Sebaliknya persediaan bahan baku yang terlalu kecil juga tidak menguntungkan.
Adapun beberapa kerugian ataupun kelemahan persediaan bahan yang terlalu besar
antara lain adalah sebagai berikut [3] :
1) Biaya penyimpanan/pergudangan daripada persediaan bahan akan menjadi sangat
tinggi. Biaya ini tidak hanya mencakup sewa gudang/penyusutan gudang, tenaga
kerja dan lain sebagainya. Akan tetapi termasuk juga adanya resiko kerusakan,
kehilangan, ketinggalan zaman dan lain sebagainya.
8

2) Tingginya biaya penyimpanan serta investasi dalam persediaan bahan baku, akan
mengakibatkan berkurangnya dana untuk investasi dalam bidang yang lain,
Seperti misalnya perluasan produksi, peningkatan programpemasaran dan lain
sebagainya. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa persediaan bahan baku
yang terlalu tinggi justru menghalangi kemajuan itu sendiri.
3) Apabila persediaan bahan tersebut mengalami kerusakan, atau mempunyai
perusahaan-perusahaan kimiawi sehingga tidak dapat dipergunakan, maka
kerugian perusahaan akan menjadi semakin besar dengan semakin tingginya
tingkat persediaanperusahaan.
4) Apabila perusahaan menyelenggarakan persediaan

bahan baku yang sangat

besar, maka penurunan harga pasar akan merupakan kerugian yang tidak kecil
artinya bagi perusahaan. Walaupun dalam hal ini apabila terjadi kenaikan harga
pasar perusahaan akan mendapat keuntungan. Oleh karena itu sangat penting
artinya bagi perusahaan untuk dapat memperkirakan perubahan-perubahan harga
pasar akan terjadi untuk penentuan besar kecilnya persediaan perusahaan.
Adapun kelemahan atau kerugian apabila perusahaan menyelenggarakan
persediaan yang terlalu kecil antara lain adalah sebagai berikut [3] :
1) Persediaan yang terlalu kecil sangat sering tidak dapat mencukupi kebutuhan
untuk proses produksi. Untuk menjaga kelangsungan proses produksi, perusahaan
akan melakukan pembelian mendadak dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini
didalam jangka panjang akan sangat merugikan perusahaan.
2) Dengan sering terjadinya kehabisan atau kekurangan persediaan bahan baku,
maka proses produksi tidak dapat berjalan dengan lacar. Dengan demikian
kwlaitas dan kwantitas produk akhir perusahaan akan menjadi berubah-ubah pula.

3) Persediaan bahan baku rata-rata yang kecil /sedikit akan mengakibatkan frekuensi
pembelian bahan baku menjadi sangat. Dengan tinginya frekuensi pembelian
bahan baku ini berarti biaya-biaya persiapan pembelian bahan (ordering cost/ set
up cost) akan menjadi sangat tinggi pula. Hal semacam ini akan sangat merugikan
perusahaan.

9

Dengan beberapa hal diatas, maka jelaslah bahwa didalam perumusan
kebijaksanaan persediaan bahan baku ini, akan mencakup beberapa masalah yaitu :
1) Berapa besar persediaan bahan baku perusahaan.
2) Kapan dan berapa bahan baku tersebut dibeli.
3) Kapan akan mengadakan pembelian kembali.
Didalam hal ini perumusan kebijaksanaan tentang persediaan bahan baku ini,
maka sudah selayaknya apabila faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan itu
sendiri diperhitungkan terlebih dahulu. Tanpa memperhatikan faktor-faktor tersebut
maka kebijaksanaan perusahaan rentang persediaan bahan baku ini akan mengalami
kepincangan dan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku ini ada beberapa
macam. Dalam hal ini factor-faktor tersebut akan saling berkaitan, sehingga secara
bersama-sama akan mempengaruhi persediaan bahan baku. Adapun factor –faktor
yang dimaksud adalah sebagai berikut [3] :
1) Perkiraan pemakaian
Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilaksanakan, maka management harus
dapat membuat perkiraan bahan baku yang akan dipergunakan didalam proses
produksi suatu periode. Perkiraan kebutuhan bahan baku ini merupakan perkiraan
tentang berapa besar jumlah bahan baku yang akan dipergunakan oleh perusahaan
untuk keperluan proses produksi pada periode yang akan datang. Perkiraan
kebutuhan bahan baku terebut dapat diketahui dari perencanaan produksi pada
periode yang bersamaan.
2) Harga daripada bahan
Harga dari pada bahan baku yang akan dibeli menjadi salah satu factor penentu
pula dalam kebijakansanaan persediaan bahan. Harga bahan baku ini merupakan
dasar penyusunan perhitungan berapa besar dana perusahaan yang harus
disediakan untuk investasi dalam persediaan bahan baku ini. Sehubungan dengan
permasalahan ini, maka biaya modal (cost of capital) yang dipergunakan dalam
persediaan bahan baku tersebut harus pula diperhitungkan.
3) Biaya-biaya persediaan
Biaya-biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku ini sudah
selayaknya diperhitungkan pula didalam penentuan besarnya persediaan bahan
baku. Didalam perhitungan biaya persediaan ini dikenal adanya dua tipe biaya,

10

yaitu biaya-biaya yang semakin besar dengan semakin besarnya rata-rata
persediaan, serta biaya yang justru semakin kecil dengan seamakin besarnya ratarata persediaan.
4) Kebijaksanaan pembelanjaan
Seberapa besar persediaan bahan baku akan mendapatkan dana dari perusahaan
akan tergantung kepada kebijaksanaan pembelanjaan dari dalam perusahaan
tersebut. Apakah perusahaan akan memberikan fasilitas yang pertama, kedua atau
justru yang terakhir untuk dana bagi persediaan bahan baku ini. Disamping itu
juga dilihat apakah dana yang disediakan tersebut cukup untuk pembayaran
semua bahan yang diperlukan perusahaan, ataukah hanya sebagian saja.
5) Pemakaian senyatanya
Pemakaian bahan baku senyatanya dari periode-periode yang lalu (actual
demand) merupakan salah satu factor yang perlu diperhatikan. Seberapa besar
penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta bagaimana
hubungannya dengan perkiraan pemakaian yang sudah disusun harus senantiasa
dianalisa. Dengan demikian maka akan dapat disusun perkiraan kebutuhan bahan
baku mendekati kepada kenyataan.
6) Waktu tunggu (lead time) adalah masa tenggang waktu yang diperlukan ( yang
terjadi) antara pemesanan dan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu
sendiri. Waktu tunggu ini sangat perlu diperhatikan oleh karena hal ini sangat erat
hubungannya dengan penentuan saat pemasran kemabali (reorder). Dengan
diketahuinya waktu tunggu yang tepat maka perusahaan akan dapat membeli
pada saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan persediaan atau
kekurangan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.

Adapun hubungan dari masing-masing faktor tersebut dapat digambarkan pada
gambar 2.2:

11

Gambar 2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan
Kebijaksanaan persediaan bahan baku yang tepat akan mendasarkan diri
kepada faktor-faktor tersebut. Dengan diketahuinya kebijaksanaan pembelanjaan
(financial policy), biaya-biaya persediaan, harga dari pada bahan serta perkiraan
pemakaian bahan baku (forecast demand) akan dapat ditentukan jumlah/ kwalitas
bahan yang dipesan secara ekonomis (mempunyai biaya minimal). Demikian pula
dengan diketahuinya perkiraan pemakaian bahan dan pemakaian sesungguhnya
(pada waktu-waktu yang lalu) akan dapat dianalisa jumlah persediaan (safety stock)
yang paling tepat. Waktu tunggu (lead time) diperlukan untuk menentukan waktu
pemesanan kembali (reorder). EOQ , safety stock dan order ini akan membentuk
pola persediaan bahan baku dari perusahaan yang bersangkutan [3].

2.3. Metode EOQ (Economic Order Quantity)
Manajemen harus menghitung biaya yang paling ekonomis pada setiap
jumlah barang yang dibeli (dipesan). Biaya tersebut adalah saling hubungan antara
harga bahan baku, biaya penyimpanan yang umumnya dihitung berdasarkan
12

persentase tertentu dari

nilai persediaan rata-rata, jumlah bahan baku yang

dibutuhkan dalam satu periode misalnya dalam satu tahun, dan biaya pesanan. Teknik
perhitungan ini biasa disebut dengan EOQ (Economic Order Quantity).
2. 2. 1.

EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ merupakan jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilakukan

pada setiap kali pembelian [4]. Model EOQ bertujuan untuk mengetahui jumlah
barang yang dipesan agar diperoleh total cost yang minimum. Rumus jumlah barang
yang dipesan agar diperoleh total cost yang minimum pada model ini adalah :

EOQ =

..........................................................................................................(2.1)

Keterangan :
EOQ

=

Economic Order Quantity (jumlah barang yang dipesan yang

F
S
C

=
=
=

paling ekonomis) (unit)
Biaya pemesanan (Rp)
Kebutuhan pertahun (unit)
Biaya penyimpanan (Rp)

P

=

Harga beli per unit (%)

2. 2. 2. Pemesanan Ulang (ReOrder Point)
Reorder point adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan
pemesanan bahan baku kembali, sehingga datangnya pemesanan tersebut tepat
dengan habisnya bahan baku yantg dibeli, khususnya dengan metode EOQ.
Ketepatan waktu tersebut harus diperhitungkan kembali, bila agak mundur dari
waktu tersebut akan menambah biaya pembelian bahan baku atau stock out cost
[9].

Berikut ini cara penghitung untuk mendapatkan nilai reorder point :
ROP =

............................................................................................................(2.2)

Dimana diketahui :

13

ROP

= Pemesanan kembali (unit)

S

= Kebutuhan pertahun (unit)

Lt

= Lead time (hari/minggu/bulan)

2. 2. 3.

Biaya Penyimpanan (Total Carrying Cost)
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang digunakan untuk menyimpan

barang agar terhindar dari stock out (kehabisan barang). Biaya penyimpanan per
periode akan semakin besar bila jumlah atau kuantitas bahan yang disimpan
semakin tinggi. Misal: Biaya pemeliharaan bahan, biaya asuransi, dll.
……………………………………………………………………(2.3)

Dimana diketahui :
TCC

= Biaya Penyimpanan (total carrying cost) (Rp)

C

= Biaya penyimpanan (Rp)

P

= Harga beli perunit (unit)

Q

= Kebutuhan EOQ (unit)

2. 2. 4.

Biaya Pemesanan (Total Ordering Cost)
Biaya pemesanan merupakan biaya yang dilakukan untuk melakukan

pemesanan. Biaya persediaan akan semakin besar bila frekuensi pemesanan bahan
baku semakin besar. Contoh biaya pemesanan adalah biaya bongkar bahan, biaya
administrasi dll.
……………………………………………………………………...(2.4)
Dimana diketahui :
TOC

= Total Ordering Cost (Rp)

F

= Biaya penyimpanan (Rp)

S

= Kebutuhan pertahun (unit)

Q

= Kebutuhan EOQ (unit)

14

2. 2. 5.

Biaya Safety Stock (OSS)
Biaya safety stock merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan

atau perawatan persediaan aman barang.
……………………………………………………(2.5)
OSS

= Ordering Safety Stock (Rp)

C

= Biaya penyimpanan (Rp)

P

= Harga beli perunit (unit)

2. 2. 6.

Jumlah Total Biaya Persediaan (TIC)
Jumlah total biaya persediaan (TIC) adalah jumlah dari biaya pemesanan,

biaya penyimpanan dan biaya safety stock.
…………………..………………………………….(2.6)
TIC

= Total Inventory Cost (Rp)

TCC

= Total Carrying Cost (Rp)

TOC

= Total Ordering Cost (Rp)

OSS

= Ordering Safety Stock (RP)

2.4. Konsep Object Oriented
Paradigma Object Oriented (OO) didasarkan pada pembangunan sistem dari
item yang disebut objek. Sebuah objek adalah konstruktor perangkat lunak yang
mencerminkan sebuah konsep di dunia nyata, misal orang, tempat, benda, peristiwa,
laporan, dan lain-lain. Objek memiliki baik data maupun fungsionalitas. Attribute
akan mendefinisikan data, sedangkan method akan mendifinisikan fungsionalitas [1].
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam konsep object oriented adalah
sebagai berikut:
1) Encapsulation
Encapsulation atau pengkapsulan adalah pengemasan data (attribute) dan
fungsionalitas (method) dalam objek [11]. Pengkapsulan merupakan upaya

15

penyembunyian informasi sehingga tidak dapat diakses secara langsung oleh
pihak di luar objek.
2) Inheritance
Inheritance atau pewarisan adalah karakteristik dalam object oriented yang
memungkinkan sifat-sifat sebuah kelas, baik attribute maupun method, dari suatu
superclass diturunkan ke class lain yang disebut subclass [11].

Gambar 2.3 Inheritance, Class B, C, dan D Mewarisi Class A
3) Polymorphism
Polymorphism adalah karakteristik dalam konsep object oriented yang
menyatakan sesuatu nama yang sama dapat memiliki berbagai bentuk dan
perilaku yang berbeda.[11] . Polymorphism merupakan sebuah akibat dari
inheritance atau pewarisan.
4) Class dan Object
Class merupakan kumpulan dari object yang bersama-sama menggunakan
struktur dan behavior yang umum [1], dapat dikatakan bahwa class merupakan
prototype yang mendefinisikan atribut dan method (service, prosedur, fungsi
secara umum . Object dapat berupa object fisik seperti meja atau pelanggan
maupun object konseptual seperti text input area atau file.
5) Atribute dan Method
Atribute adalah sesuatu yang melekat pada object yang mendeskripsikan sifat
class atau object , sedangkan method adalah algoritma yang memproses nilai dari
atribut tersebut [11].
6) Message
Message merupakan sebuah stimulasi atau sarana yang digunakan untuk
melakukan interaksi antara suatu object dengan object lainnya [11]. Suatu object
berinteraksi dengan object lainnya melalui message (pesan). Sebuah message

16

akan menstimulasi sejumlah behavior agar terjadi pada object yang menerima
message tersebut.

2.5. Bahasa Pemrograman Java
Java adalah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di berbagai komputer
termasuk telepon genggam. Bahasa ini awalnya dibuat oleh James Gosling saat masih
bergabung di Sun Microsystems saat ini merupakan bagian dari Oracle dan dirilis
tahun 1995. Bahasa ini banyak mengadopsi sintaksis yang terdapat pada C dan C++
namun dengan sintaksis model objek yang lebih sederhana serta dukungan rutin-rutin
aras bawah yang minimal. Aplikasi-aplikasi berbasis java umumnya dikompilasi ke
dalam p-code (bytecode) dan dapat dijalankan pada berbagai Mesin Virtual Java
(JVM). Java merupakan bahasa pemrograman yang bersifat umum/non-spesifik
(general purpose), dan secara khusus didisain untuk memanfaatkan dependensi
implementasi seminimal mungkin. Karena fungsionalitasnya yang memungkinkan
aplikasi java mampu berjalan di beberapa platform sistem operasi yang berbeda, java
dikenal pula dengan slogannya, “Tulis sekali, jalankan di mana pun”.
Sejarah awal mula terbentuknya java, java dipelopori oleh James Gosling,
Patrick Naughton, Chris Warth, Ed Frank, dan Mike Sheridan dari Sun
Microsystems, Inc pada tahun 1991. Mereka membutuhkan kurang lebih 18 bulan
untuk membuat versi pertamanya. Bahasa ini pada awalnya disebut “Oak” tapi
kemudian diubah menjadi “Java” pada tahun 1995 karena nama “Oak” telah
dijadikan hak cipta dan digunakan sebagai bahasa pemrograman lainnya. Antara
pembuatan “Oak” pada musim gugur 1992 hingga diumumkan ke publik pada musim
semi 1995, banyak orang yang terlibat dalam desain dan evolusi bahasa ini. Bill Joy,
Arthur van Hoff, Jonathan Payne, Frank Yellin, dan Tim Lindholm merupakan
kontributor kunci yang mematangkan prototipe aslinya [14].
Berikut ini kode 2.4 merupakan contoh sederhana dari sebuah program Java :
public class HelloWorlds
{
public static void main (String [] args){
System.out.printlm(“Hello World”);
}
}

17

Kode 2.1 Source code java
Pada source code gambar 2.4 merupakan syntak untuk membuat sebuah program
sederhana yang menampilkan tulisan “Hello World” pada console.
Terdapat beberapa aturan dalam membuat program dalam Java yaitu :
a)

Nama file harus sama dengan nama kelas program. Misal pada source code
Gambar 2.1. maka nama kelasnya adalah “HelloWorld”, jadi nama file harus
HelloWorld.java.

b)

Hanya boleh terdapat satu kelas public pada sebuah file.

c)

Kelas yang menjadi program harus memiliki metode “public static
void main(String [ ] args)”.

d)

Terminal pada Java menggunakan tanda ;(titik koma).

2.6. Database Management SystemMySQL
Sebuah database management system (DBMS) adalah kumpulan program yang
memungkinkan pengguna untuk membuat dan memelihara database [5]. MySQL
merupakan salah satu DBMS Sructured Query Language (SQL) bersifat open source
paling populer yang dikembangkan, didistribusikan, dan didukung oleh Sun
Microsystem [5]. Keandalan MySQL dalam mengolah database ditunjang dengan
kecepatannya dalam mengakses perintah query serta banyaknya fitur-fitur yang
dimilikinya. Dengan menggunakan konsep client-server, kelebihan dari MySQL adalah
cepat, kuat, serta mudah digunakan, sehingga dapat dengan mudah menyimpan,
mengubah, dan mengakses data. Segala informasi mengenai MySQL software dapa

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

E RB E DA AN P E RI L AKU S E KS UA L RE M AJA YA NG M E NGI KUT I DA N T I DA K M E NGI KUT I P USAT I NF ORM ASI DA N KO S E L I NG RE M AJA ( P I K R ) P AD A RE M AJA S M U DI KAB UP AT E N JE M B E R

0 21 18

FRAKSIONASI DAN KETERSEDIAAN P PADA TANAH LATOSOL YANG DITANAMI JAGUNG AKIBAT INOKULASI JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT (Pseudomonas spp.)

2 31 9

HUBUN GAN AN TAR A KUA LITAS P ELAYA NA N DA N P ROMOTION MIX (BERD ASARKAN P ERSE P S I P ASIEN) DE NGAN P ROSES P ENGAM BILAN KEP UT USAN P ASIEN DA LAM P EM AN F AA TAN P ELAY AN AN RA WAT INAP DI RSD KAL IS AT

0 36 20

I M P L E M E N T A S I P R O G R A M P E N Y A L U R A N B E R A S U N T U K K E L U A R G A M I S K I N ( R A S K I N ) D A L A M U P A Y A M E N I N G K A T K A N K E S E J A H T E R A A N M A S Y A R A K A T M I S K I N ( S t u d i D e s k r i p t i f

0 15 18

JAR AK AT AP P UL P A T E RHAD AP T E P I I N S I S AL GI GI I NSI S I VU S S E NT RA L P E RM AN E N RA HAN G AT AS P AD A S UB RA S DE UT ROM E L AY U ( T in j au an L ab or at o r is d an Radi ol ogis )

0 35 16

Hubungan Kuantitatif Struktur Aktifitas Senyawa Nitrasi Etil P -Metoksisinamat Terhadap Aktivitas Anti Tuberkulosis Melalui Pendekatan Hansch Secara Komputasi

1 34 82

Matematika Kelas 6 Lusia Tri Astuti P Sunardi 2009

13 252 156

PENGARUH MASUKAN SERESAH DAN UNSUR N, P TERHADAP KEMELIMPAHAN DAN KERAGAMAN MIKROBA TANAH PADA PEMBIBITAN KOPI ARABIKA

0 9 4

EFFECT OF THE USE OF STUDENT PERCEPTION COOPERATIVE LEARNING MODEL N UMBER HEAD TOGETHER LEARNING AND MOTIVATION OF CREATIVITY IN LEARNING SOCIAL STUDIES IN SMP NEGERI TUMIJAJAR TULANG BAWANG BARAT ACADEMIC YEAR 2012/2013 P ENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG

2 24 135