commit to user
1
ABSTRACT Hari Aji Rahmat Prasetyo
1
. K1206023. Penerapan Teknik
Skipping
untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas XI IPA 4 SMA
Negeri 2 Ngawi Tahun Ajaran 20092010 Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juli 2010.
The purpose of this research is to improve: 1 the quality of the learning process of speed reading class XI IPA 4 SMA Negeri 2 Ngawi through the
application of Skipping Technique, and 2 the quality of the learning speed reading student XI IPA 4 SMA Negeri 2 Ngawi through the application
Skipping Technique. This study uses qualitative research approach with classroom action research strategy PTK. The subject of this research is
Indonesian teachers and students of class XI IPA 4 SMA Negeri 2 Ngawi by 31 students. Source of data used: 1 informant, namely Indonesian teachers and
students of class XI IPA 4 SMA Negeri 2 Ngawi, 2 events, namely teaching and learning processes that happen fast read and attitudes of teachers and students in
the learning activities, and 3 data or documents, in the form of Learning Implementation Plan RPP made by the researcher and teacher, list the value of
the test results prasiklus, cycles. Data collection techniques in this study using nontes techniques and tests. Assessment was done by using nontes primarily to
obtain information berkaiatan with affective and psychomotor behavior. Mechanical tests are used to measure the cognitive. Relation to this research, the
testing techniques used to determine the speed reading ability of students. Techniques used nontes used in this study among other techniques: 1 interviews,
2 observations observations, and 3 questionnaire. Test the validity of the data used are: data triangulation, 2 triangulation method, 3 theory triangulation,
and 4 review of informants. The procedure of this study include 1 planning, 2 action, 3 observation, and 4 reflection. The four steps are repeated and
continuing until 3 cycles. The results of this study are as follows: 1 increase students enthusiasm and liveliness when learning progress, 2 speed reading
skills characterized by increased speed of reading, the percentage content of reading comprehension, and increase in KEM. Prasiklus read speed of 200.19
KPM increased to 299.58, an understanding of the 54.51 percentage increased to 82.25, and Effective Speed Reading KEM from 110.59 KPM increased to 245,
43 KPM 3 The speed reading also increases with reading ability, ie from an average of 57.7 at the time prasiklus be 80.1 4 decrease the bad habit of reading.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aset paling berharga bagi bangsa. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang
lebih baik di masa mendatang. Sekarang, berbagai cara telah dilakukan oleh
1
Mahasiswa UNS angkatan 2006
commit to user
2
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, misalnya pemerintah membuat perubahan-perubahan baru di dalam kebijakan, diantaranya
dengan menciptakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk
menghadapi permasalahan dalam berbahasa yang meliputi 1 keterampilan menyimak; 2 keterampilan berbicara; 3 keterampilan membaca; 4
keterampilan menulis. Salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting dikuasai oleh
pelajarsiswa adalah membaca. Keterampilan membaca tidak hanya menunjang kegiatan akademik semata tetapi juga turut menunjang kehidupan. Membaca
sebagai suatu proses kodefikasi lambang-lambang tertulis untuk memahami pesan atau informasi yang terkandung di dalamnya, sehingga seseorang yang membaca
akan memiliki tambahan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupannya, baik dalam bidang akademik ataupun bidang kehidupannya
lainnya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dengan membaca seseorang akan memiliki skemata yang luas mengenai banyak hal dari pengalaman-
pengalaman yang didapatkannya, sehingga hal tersebut akan membawa hasil positif dalam kehidupannya selain itu rendahnya kemahiran membaca akan sangat
berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain. Hal ini seperti yang dinyatakan Henry Guntur Tarigan, Ia menyatakan bahwa kemahiran membaca berpengaruh
juga terhadap kemahiran menyimak
listening skills,
kemahiran berbicara
spea king skills,
dan kemahiran menulis
writing skills
1994: 1. Pada era globalisasi, orang dituntut untuk berlomba-lomba menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Banjir informasi sekarang ini menuntut orang untuk banyak tahu, dan untuk menjadi
banyak pengetahuan serta profesional di bidang apa pun, seseorang dituntut untuk banyak membaca, tetapi waktu dan kecepatan baca serasa tidak bisa mengejar
semua itu. Salah satu cara memenuhi tuntutan tersebut adalah dengan menguasai teknik membaca cepat. Di sini relavansinya arti penting kemampuan membaca
dengan cepat dan efektif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
commit to user
3
Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa menduduki posisi dan peran penting dalam konteks kehidupan manusia. Masyarakat yang gemar
membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang Farida Rahim
2005:1. Pembelajaran membaca merupakan sarana pengembangan bagi keterampilan berbahasa lainnya.
Tujuan pembelajaran membaca sebagai sarana pengembang pengetahuan dapat tercapai apabila penguasaan keterampilan membaca terus dilatih dan
ditingkatkan. Nurhadi
2005:11 mengemukakan
beberapa hal
untuk meningkatkan kemampuan membaca, yaitu 1 menyadari adanya berbagai variasi
tujuan membaca yang berbeda dari satu kegiatan membaca dengan kegiatan membaca lain; 2 selalu merumuskan secara jelas setiap kegiatan membaca,
minimal tahu apa yang akan diperolehnya dari membaca; 3 perlu mengembangkan berbagai strategi membaca selaras dengan ragam tujuan
membaca; 4 perlu latihan membaca dengan berbagai variasi tujuan membaca; dan 5 menyadari bahwa seseorang yang mempunyai daya baca tinggi akan
mampu memanfaatkan teknik membaca yang bervariasi sejalan dengan tujuan membaca yang ingin dicapainya. Membaca merupakan suatu aktivitas yang rumit
karena bergantung pada kemampuan berbahasa siswa, dan pada tingkat penalaran. Tujuan orang membaca ialah 1 kognitif, yakni yang digunakan seseorang untuk
menambah keilmiahannya sendiri 2 referensial, yakni digunakan orang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyata di dunia ini 3 afektif dan emosional, yakni
digunakan seseorang untuk untuk mencari kenikmatan di dalam membaca. Dari pendapat-pendapat yang diuraikan didapatkan kesimpulan bahwa membaca
merupakan proses yang kompleks dan untuk melatihnya diperlukan strategi dan teknik tertentu.
Menyadari begitu pentingnya kompetensi membaca, pemerintah melalui Dinas Pendidikan Nasional membuat kebijakan mengajarkan kompetensi
membaca di sekolah, yakni mulai tingkat SD sampai dengan tingkat SMA. Salah satu jenis kompetensi membaca ialah membaca cepat. Pembelajaran membaca
cepat mulai diajarkan dibangku SMP sampai dengan bangku SMA. Pembelajaran
commit to user
4
membaca yang diajarkan untuk siswa kelas XI SMA adalah menyimpulkan isi suatu teks dengan kegiatan membaca cepat 300 kpm dengan pemahaman isi
minimal 70 seperti dalam KD. Mendasarkan kompetensi dasar tersebut dapat dipahami bahwa siswa kelas
XI SMA diharapkan mampu membaca sejumlah 300 kata dalam waktu satu menit dan siswa juga mampu memahami isi bacaan yang dibaca itu minimal 70. Apa
yang diamanatkan dalam kurikulum tersebut ternyata belum dapat dicapai oleh siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Ngawi karena ternyata kemampuan
membaca mereka masih belum mencapai harapan. Berdasarkan hasil pretes yang dilaksanakan hari Senin, 22 Februari 2010
dapat diketahui bahwa belum ada siswa yang mampu mencapai kecepatan membaca 300 kpm dan persentase pemahaman isi minimal 70. Kecepatan rata-
rata siswa dalam pretes siswa adalah 200,2 kpm dan persentase pemahaman isi rata-rata adalah 54,5. Kecepatan baca yang rendah berimplikasi terhadap nilai
membaca cepat siswa, nilai rata-rata siswa adalah 57, 5 angka ini tentu saja jauh dari KKM yang ditentukan guru yang mematok angka 70.
Berdasarkan hasil pretes selanjutnya diketahui bahwa terdapat 23 siswa gagal memperoleh nilai sesuai KKM 70. Sedangkan siswa yang mendapatkan
nilai di atas 70 sesuai batas KKM sebanyak 8 siswa. Hasil ini tentu saja sangat jauh dari target KKM yang dipatok oleh guru.
Selain berdasarkan hasil teknik tes data juga dikumpulkan dari teknik nontes, yakni melaui angket, wawancara dan observasi. Berdasarkan angket yang
diberikan kepada siswa juga menunjukkan bahwa kebiasaan buruk penghambat kegiatan membaca cepat masih sering dilakukan siswa. Kebiasaan-kebiasaan
tersebut antara lain jarak mata dengan teks terlalu dekat 20 siswa, bibir bergerak gerak saat membaca 10 siswa, vokalisasi 3 siswa, sikap badan tidak tegap 20
siswa, menggerakkan kepala 18 siswa, menunjuk kata-kata yang dibaca pada waktu membaca 3 siswa,
regresi
64 siswa, subvokalisasi 21 siswa. Selain berdasarkan angket dan wawancara peneliti juga mengumpulkan data dari hasil
observasi terhadap jalannya pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi hari Senin. 22 Februari 2010 ditemukan fakta bahwasanya banyak siswa yang
commit to user
5
cenderung meremehkan kegiatan pembelajaran membaca cepat. Sikap ini terutama berasal dari kelompok siswa yang menduduki bangku bagian belakang.
Rendahnya kemampuan membaca cepat para siswa menunjukkan adanya kelemahan yang dihadapi siswa dalam belajar membaca. Guru bahasa Indonesia
kelas XI IPA 4, Drs Ariyanto Utomo, M. Pd. mengindikasikan penyebab kegagalan siswa di dalam membaca cepat yang antara lain disebabkan karena
belum diterapkannya teknik membaca cepat yang sesuai, serta masih banyaknya siswa yang melakukan kebiasaan buruk di dalam membaca. Berdasarkan
wawancara pada hari Senin, 22 Februari 2010 dengan melibatkan beberapa orang siswa Reza dan Feri diperoleh fakta bahwa ternyata mereka belum pernah
diajarkan teknik-teknik tertentu berkaitan dengan membaca cepat, selain itu mereka juga cenderung jenuh dengan aktivitas membaca. Oleh karena itu, mereka
mengaku dalam membaca hanya membaca sekilas dan mengabaikan isi bacaan secara keseluruhan.
Melihat kenyataan di atas, perlu diadakan upaya peningkatan keterampilan membaca cepat. Pada akhirnya setelah guru dan peneliti mengadakan diskusi
diputuskan tentang akan digunakannya
Skipping
di dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi.
Skipping
dapat diartikan sebagai teknik baca lompat yaitu membaca dengan loncat-loncatan
Haryadi 2006b: 166. Membaca
skipping
berarti membaca dengan mengayunkan mata dari bagian penting atau pokok ke bagian penting lainnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan Teknik
Skipping
adalah teknik membaca lompat dengan mengayunkan mata dari bagian penting ke bagian penting lainnya secara cepat
dan tepat. Hasil yang diharapkan setelah diterapkannya eknik
Skipping
yakni kemampuan siswa di dalam menguasai keterampilan membaca cepat dapat
meningkat, hal ini sangat mungkin sebab secara teoretis teknik ini terbukti mampu membantu meningkatkan kecepatan baca seseorang.
B. LANDASAN TEORETIS 1. Hakikat Membaca Cepat