Latar Belakang Masalah PENDIDIKAN SENI MUSIK ISLAMI DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Dalam undang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada BAB X tentang kurikulum no 3 poin g,
dikatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dari sini dapat dipahami bahwa pendidikan seni termasuk pelajaran wajib, maka sejatinya harus
diajarkan dan terselenggara dalam lembaga-lembaga pendidikan. Secara konseptual pendidikan seni musik dapat memberikan bekal
pengalaman kepada peserta didik untuk dapat membentuk interaksi, komunikasi, keadilan, kesetaraan, keharmonisan, dan keindahan dalam
keberagaman karakteristik individu pemain dan keberagaman bentuk alat musik yang terlibat dalam sebuh performan musik. Hal ini jelas
menggambarkan suatu perpaduan budaya yang berbaur menjadi satu dengan mempertimbangkan asas keharmonisan dan keindahan Desyandri, 2012: 11.
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia telah banyak melahirkan amal usaha pendidikannya yang mencerahkan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sudah cukup banyak amal usaha Muhammadiyah terkhusus dalam bidang pendidikan yang manfaatnya telah
dinikmati oleh masyarakat luas Chamamah, 2009: 128. Selama ini, banyak dari berbagai kalangan baik dari dalam organisasi
Muhammadiyah maupun dari pihak luar bertanya tentang bagaimana sebetulnya pandangan Muhammadiyah tentang Kebudayaan dan Kesenian.
Banyak pihak beranggapan bahwa gerakan Muhammadiyah anti dan jauh dari
gerakan kesenian dan gerakan kebudayaan. Hal ini dikarenakan selama ini menurut banyak pihak, Muhammadiyah hanya dikenal sebagai gerakan sosial
keagamaan yang mempunyai gerakan amal usaha pendidikan terbesar saja Chamamah, 2009: 144.
Muhammadiyah, melalui Majlis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah sebenarnya telah membahas, menjawab dan menetapkan tentang masalah
kesenian tersebut. Pembahasan tentang kesenian ini telah dibahas dan bahkan sudah menjadi keputusan Muhammadiyah, sebagaimana termaktub dalam
tanfidz keputusan Munas Tarjih dan Tajdid XXII pada tahun 1995 yang bertempat di Aceh.
Pada saat Tanwir Munas Tarjih XXIII di Denpasar pada tahun 2002 Muhammadiyah, dengan tegas telah menetapkan dakwah kultural sebagai salah
satu programnya. Sebetulnya apa yang dilakukan dalam Tanwir yang diadakan di Denpasar, Bali tersebut hanyalah mempertegas kembali terhadap apa yang
selama ini pernah dilakukan Muhammadiyah terkhusus dalam bidang kesenian. Kepedulian Muhammadiyah tentang kebudayaan dan kesenian ini
sebenarnya bukanlah sesuatu hal yang baru bagi Muhammadiyah, karena sejumlah bentuk kesenian selalu saja menghiasi acara-acara Muhammadiyah,
seperti dalam acara pengajian daerah, musyawarah wilayah, resepsi milad sampai perhelatan akbar Muktamar Muhammadiyah. Hal ini tidaklah
mengherankan karena dalam lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah dapat kita jumpai sekolah-sekolah Muhammadiyah tersebut memiliki grup
marching band, drumband dan lain-lain.
Berdasarkan hal di atas, dewasa ini anggapan bahwa Muhammadiyah kering atau anti dari kesenian sudah tidak berlaku lagi. Dewasa ini, di sejumlah
sekolah Muhammadiyah, hampir dapat dipastikan bahwa pendidikan seni musik, seperti drum band, dan seni beladiri atau dikenal dengan tapak suci
putera Muhammadiyah kemajuannya berjalan sangat pesat. Anak didik yang berada dalam pendidikan Muhammadiyah dikenal dapat membedakan tangga
nada do re mi fa so la si do dan sangat lihai dalam memainkan alat-alat musik seperti alat-alat musik drum band dan dari ilmu bela diri yang dipelajari di
sekolah Muhammadiyah anak-anak didik Muhammadiyah dapat menghasilkan gerakan-gerakan beladiri yang indah yang bermakna membela diri ketika
mendadak mendapat serangan dari orang lain Jabrohim, 2009: 149. Alasan penulis memilih Muhammadiyah sebagai objek kajian penelitian di
antaranya adalah karena Muhammadiyah adalah salah satu organisasi terbesar dan sangat memiliki pengaruh yang cukup besar di kalangan ummat muslim,
khususnya ummat Islam di Indonesia, bahkan organisasi ini juga memiliki pengaruh di luar negri terbukti dengan berdirinya cabang-cabang istimewa di
berbagai negara. Di dalam negri Muhammadiyah sudah banyak bergerak di bidang keagamaan, kemasyrakatan, pendidikian dll. Terutama dalam bidang
pendidikan begitu banyak amal usaha pendidikan Muhammadiyah tersebar di penjuru Indonesia.
Alasan lain penulis memilih Muhammadiyah sebagai objek kajian penelitian adalah bahwa Muhammadiyah dalam perjalanan dakwahnya dengan
menitikberatkan tajdid atau pemurnian ajaran Islam, pernah dituduh dan diberi label sebagai organisasi yang anti terhadap kesenian.
Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk mengetahui, mempelajari, mengkaji dan melakukan penelitian
tentang “pendidikan seni musik Islami dalam perspektif Muhammadiyah”, sehingga diharapkan nanti dapat terumuskan bagaimana sebenarnya pendidikan
seni musik Islami yang telah diputuskan, dipahami dan dikembangkan oleh Muhammadiyah.