Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Manfaat Solusi Permasalahan Implementasi

karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Selain itu, pelaksanaan pelatihan juga akan menghabiskan banyak biaya. Menentukan kebutuhan pelatihan dengan pendekatan berbasis kompetensi akan dapat membantu mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku apa yang diperlukan oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya Gupta dkk, 2007. Pengukuran kebutuhan need assessment merupakan konsep yang digunakan untuk menentukan kebutuhan pelatihan Noe, 2000. Konsep tersebut disebut juga dengan analisis kebutuhan pelatihan atau analisis kesenjangan gap analysis yang dilakukan dengan mengukur kesenjangan antara tingkat kompetensi karyawan pada saat ini dengan tingkat kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Hariandja 2007 mengemukakan bahwa analisis kebutuhan pelatihan sangat penting karena merupakan landasan untuk kegiatan selanjutnya seperti pemilihan metode pelatihan yang tepat dan biaya pelatihannya. Dari uraian diatas maka diperlukan suatu aplikasi analisis kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi. Aplikasi tersebut diharapkan dapat menentukan kebutuhan pelatihan pada setiap karyawan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, perumusan masalah yang didapat adalah Bagaimana menentukan kebutuhan pelatihan bagi setiap karyawan sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan pekerjaan.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar tugas akhir ini menjadi lebih fokus, maka perlu adanya batasan masalah sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian dilaksanakan pada operasi bisnis hilir Downstream PT.SMART Tbk. Refinery Surabaya di Departemen Personnel General Affairs. 2. Level kompetensi pada jenis kompetensi yang dibutuhkan organisasi di setiap jabatanpekerjaan telah ditentukan antara 1 sampai dengan 4.

1.4 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam tugas akhir ini yang akan dicapai adalah menghasilkan aplikasi analisis kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi pada PT.SMART Tbk.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari perancangan suatu aplikasi analisis kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi pada PT. SMART Tbk adalah sebagai berikut: 1. Department head dapat mengetahui kebutuhan pelatihan diperlukan oleh karyawan dengan tepat. 2. Training officer dapat mengetahui peserta yang akan mengikuti pelatihan beserta jumlahnya. 3. Karyawan dalam mendapatkan pengetahuan dan keahlian secara tepat dan sesuai kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaannya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penyusunan laporan ini dibedakan dengan pembagian bab sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika dari rancang bangun aplikasi analisis kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan pelatihan, kompetensi, analisis kebutuhan pelatihan dan software engineering. Teori tersebut digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam rancang bangun aplikasi analisis kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi. BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pembahasan sistem dan perancangan sistem yang meliputi prosedur penelitian, identifikasi permasalahan, document flow, system flow, context diagram, HIPO, Data Flow Diagram DFD, Entity Relationship Diagram ERD, Contextual Data Model CDM, Physical Data Model PDM, desain IO dan pseudocode program unit. BAB IV : EVALUASI DAN IMPLEMENTASI Bab ini menjelaskan tentang implementasi dari analisis dan aplikasi yang dibuat secara keseluruhan beserta penjelasan dari rancangan input dan output. Adapun isi dari bab ini antara lain: Kebutuhan hardware, kebutuhan software, instalasi aplikasi, hasil uji coba sistem, uji coba kemudahan penggunaan aplikasi oleh end user dan hasil evaluasi sistem mengenai uji coba aplikasi,. BAB V : PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan setelah program aplikasi selesai dibuat dan saran untuk proses pengembangan selanjutnya. 7 BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk mendukung rancang bangun aplikasi analisis kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi. 2.1 Pelatihan 2.1.1 Definisi Pelatihan Menurut Rivai 2004 pelatihan adalah proses sistematis mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, Mathis dan Jackson 2006 juga mengemukakan bahwa pelatihan yaitu proses dimana orang mendapatkan kapabilitas untuk mendapatkan pencapaian tujuan-tujuan organisasional. Orientasi adalah usaha membantu para pekerja agar mengenali secara baik dan mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau dengan lingkunganiklim bisnis suatu organisasi. Jadi dikatakan bahwa pelatihan khususnya orientasi yaitu suatu proses dimana kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat keterampilan, kecakapan para karyawannya dan perusahaan berharap agar setelah diberi pelatihan para karyawan mampu menunjukkan prestasi kerjanya di dalam perusahaan dan juga membantu calon karyawan baru beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Orientasi yang efektif akan mencapai beberapa tujuan utama Mathis dan Jackson, 2006: 1. Membentuk kesan yang menguntungkan pada karyawan dari organisasi dan pekerjaan. 2. Menyampaikan informasi mengenai organisasi dan pekerjaan. 3. Meningkatkan penerimaan antar pribadi oleh rekan-rekan kerja. 4. Mempercepat sosialisasi dan integrasi karyawan baru ke dalam organisasi. 5. Memastikan bahwa kinerja dan produktivitas karyawan dimulai lebih cepat.

2.1.2 Tujuan Pelatihan

Menurut Mathis dan Jackson 2006 menyatakan bahwa pelatihan dapat dirancang untuk memenuhi sejumlah tujuan berbeda dan dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai cara. Beberapa pengelompokan yang umum meliputi: 1. Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin Dilakukan untuk memenuhi berbagai syarat hukum yang diharuskan dan berlaku sebagai pelatihan untuk semua karyawan orientasi karyawan baru. 2. Pelatihan pekerjaan atau teknis Memungkinkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab mereka dengan baik misalnya pengetahuan tentang produk, proses dan prosedur teknis, dan hubungan pelanggan. 3. Pelatihan antar pribadi dan pemecahan masalah Dimaksudkan untuk mengatasi masalah operasional dan antar pribadi serta meningkatkan hubungan dalam pekerjaan organisasional misalnya komunikasi antar pribadi keterampilan-keterampilan manajerial atau kepengawasan dan pemecahan konflik. 4. Pelatihan perkembangan dan inovatif Menyediakan fokus jangka panjang untuk meningkatkan kapabilitas individual dan organisasional untuk masa depan misalnya praktik-praktik bisnis, perkembangan eksekutif dan perubahan organisasional.

2.1.3 Jenis Pelatihan

Jenis pelatihan menurut Mathis dan Jackson 2006 menyatakan bahwa ada 3 jenis yang dapat ditetapkan yaitu sebagai berikut: 1. Pengetahuan Menanamkan informasi kognitif dan perincian untuk peserta pelatihan. 2. Keterampilan Mengembangkan perubahan perilaku dalam menjalankan kewajiban-kewajiban pekerjaan dan tugas. 3. Sikap Menciptakan ketertarikan dan kesadaran akan pentingnya pelatihan. Keberhasilan dari pelatihan harus diukur dalam hubungannya dengan serangkaian tujuan karena pelatihan jarang mempunyai anggaran tidak terbatas dan organisasi mempunyai banyak kebutuhan pelatihan, maka diperlukan adanya penetapan prioritas.

2.1.4 Sasaran Pelatihan

Menurut Rivai dan Sagala 2009, pada dasarnya setiap kegiatan yang terarah tentu harus mempunyai sasaran yang jelas, memuat hasil yang ingin dicapai dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Demikian pula dengan program pelatihan, hasil yang ingin dicapai hendaknya dirumuskan dengan jelas agar langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan pelatihan dapat diarahkan untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Oleh karena itu, sasaran pelatihan dikategorikan ke dalam beberapa tipe tingkah laku yang diinginkan, antara lain: 1. Kategori psikomotorik, meliputi pengontrolan otot-otot sehingga orang dapat melakukan gerakan-gerakan yang tepat. Sasarannya adalah agar orang tersebut memiliki keterampilan fisik tertentu. 2. Kategori afektif, meliputi perasaan, nilai dan sikap. Sasaran pelatihan dalam kategori ini adalah untuk membuat orang mempunyai sikap tertentu. 3. Kategori kognitif, meliputi proses intelektual seperti mengingat, memahami, dan menganalisis. Sasaran pelatihan pada kategori ini adalah untuk membuat orang mempunyai pengetahuan dan keterampilan berpikir.

2.1.5 Prinsip-prinsip Pelatihan

Sofyandi 2008 mengemukakan lima prinsip pelatihan sebagai berikut: 1. Participation, artinya dalam pelaksanaan pelatihan para peserta harus ikut aktif karena dengan partisipasi peserta akan lebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang diberikan. 2. Repetition, artinya senantiasa dilakukan secara berulang karena dengan ulangan- ulangan ini peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa yang telah diberikan. 3. Relevance, artinya harus saling berhubungan. Sebagai contoh, para peserta pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan tersebut. 4. Transference, artinya program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan- kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan yang sebenarnya. 5. Feedback, artinya setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu dibutuhkan umpan balik yaitu untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari program pelatihan tersebut.

2.1.6 Langkah-langkah Pelatihan

Menurut Dessler 2006, lima langkah pelatihan, yaitu: 1. Analisis kebutuhan, yaitu mengetahui keterampilan dan kebutuhan calon yang akan dilatih dan mengembangkan pengetahuan khusus yang terukur serta tujuan prestasi. 2. Merencanakan instruksi, yaitu untuk memutuskan, menyusun dan menghasilkan isi program pelatihan termasuk buku kerja, latihan dan aktivitas. 3. Validasi, dimana orang-orang yang terlibat membuat sebuah program pelatihan dengan menyajikannya kepada beberapa pemirsa yang dapat mewakili. 4. Menerapkan program, yaitu melatih karyawan yang ditargetkan. 5. Evaluasi dan tindak lanjut, dimana manajemen menilai keberhasilan atau kegagalan program pelatihan.

2.1.7 Metode Pelatihan

Menurut Rachmawati 2008, ada dua metode yang digunakan perusahaan untuk pelatihan, yaitu: 1. On the job training Pelatihan pada karyawan untuk mempelajari bidang pekerjaannya dengan benar- benar mengerjakannya. Beberapa bentuk pelatihan on the job training, yaitu: a. Couchingunderstudy Bentuk pelatihan dan pengembangan ini dilakukan di tempat kerja oleh atasan atau karyawan yang berpengalaman. Metode ini dilakukan dengan pelatihan cara informal dan tidak terencana dalam melakukan pekerjaan seperti menyelesaikan masalah, partisipasi dengan tim, kekompakkan, pembagian pekerjaan, dan hubungan dengan atasan atau teman kerja. b. Pelatihan magangapprenticeship training Pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran di kelas dengan praktik di tempat kerja setelah beberapa teori diberikan pada karyawan. Karyawan akan dibimbing untuk mempraktikkan dan mengaplikasikan semua prinsip belajar pada keadaan pekerjaan sesungguhnya. Keuntungan metode on the job training menurut Dessler 2006, yaitu: a. Metode ini relatif tidak mahal; orang yang dilatih belajar sambil bekerja. b. Tidak membutuhkan fasilitas di luar kantor yang mahal seperti ruang kelas atau peralatan belajar tertentu. c. Metode ini juga memberikan pembelajaran, karena orang yang dilatih belajar dan juga melakukannya dan mendapatkan timbal balik yang cepat atas prestasi mereka. 2. Off the job training Pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan. Dipergunakan apabila banyak pekerja yang harus dilatih dengan cepat seperti halnya dalam penguasaan pekerjaan. Beberapa bentuk pelatihan off the job training, yaitu: a. Lecture Teknik seperti kuliah dengan presentasi atau ceramah yang diberikan penyeliapengajar pada kelompok karyawan. Dilanjutkan dengan komunikasi dua arah dan diskusi. Hal ini digunakan untuk memberikan pengetahuan umum pada peserta. b. Presentasi dengan video Teknik ini menggunakan media video, film, atau televisi sebagai sarana presentasi tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan suatu pekerjaan. Metode ini dipakai apabila peserta cukup banyak dan masalah yang dikemukakan cukup kompleks. c. Vesibule training Pelatihan dilakukan di tempat yang dibuat seperti tempat kerja yang sesungguhnya dan dilengkapi fasilitas peralatan yang sama dengan pekerjaan sesungguhnya. d. Bermain peran role playing Teknik pelatihan ini dilakukan seperti simulasi dimana peserta memerankan jabatan atau posisi tertentu untuk bertindak dalam situasi yang khusus. e. Studi kasus Teknik ini dilakukan dengan memberikan sebuah atau beberapa kasus manajemen untuk dipecahkan dan didiskusikan di kelompok atau tim dimana masing-masing tim akan saling berinteraksi dengan anggota tim yang lain. f. Self study Merupakan teknik pembelajaran sendiri oleh peserta dimana peserta dituntut untuk proaktif melalui media bacaan, materi, video dan kaset. g. Program pembelajaran Pembelajaran ini seperti self study, tapi kemudian peserta diharuskan membuat rangkaian pertanyaan dan jawaban dalam materi sehingga dalam pertemuan selanjutnya rangkaian pertanyaan tadi dapat disampaikan pada penyelia atau pengajar untuk diberikan umpan balik. h. Laboratory training Latihan untuk meningkatkan kemampuan melalui berbagai pengalaman, perasaan, pandangan dan perilaku di antara para peserta. i. Action learning Teknik ini dilakukan dengan membentuk kelompok atau tim kecil dengan memecahkan permasalahan dan dibantu oleh seorang ahli bisnis dari dalam perusahaan atau luar perusahaan.

2.2 Analisis Kebutuhan Pelatihan Training Need Analysis

2.2.1 Definisi Analisis Kebutuhan Pelatihan

Menurut Mangkunegara 2003, Analisis kebutuhan pelatihan Training Need Analysis adalah suatu studi sistematis tentang suatu masalah pendidikan dengan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan pemecahan masalah atau saran tindakan selanjutnya. Analisis kebutuhan pelatihan merupakan sebuah analisis kebutuhan workplace yang secara spesifik dimaksudkan untuk menentukan apa sebetulnya kebutuhan pelatihan yang menjadi prioritas. Informasi kebutuhan tersebut akan dapat membantu perusahaan dalam menggunakan sumber daya waktu, dana, dan lain-lain secara efektif sekaligus menghindari kegiatan pelatihan yang tidak perlu. Analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu diagnosa untuk menentukan masalah yang dihadapi saat ini dan tantangan di masa mendatang yang harus dipenuhi oleh program pelatihan dan pengembangan Rivai dan Sagala, 2009. Hariandja 2007, mengemukakan analisis kebutuhan pelatihan dan pengembangan sangat penting, rumit, dan sulit. Dikatakan sangat penting karena di samping menjadi landasan kegiatan selanjutnya seperti pemilihan metode pelatihan yang tepat, biaya pelatihannya tidak murah. Sehingga, jika pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan, selain tidak meningkatkan kemampuan organisasi juga akan menghabiskan banyak biaya. Selanjutnya dikatakan rumit dan sulit sebab perlu mendiagnosis kompetensi organisasi pada saat ini dan kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan kecenderungan perubahan situasi lingkungan yang sedang dihadapi dan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang.

2.2.2 Alasan Diadakannya Kebutuhan Pelatihan

Hardjana 2001, mengemukakan bahwa kebutuhan pelatihan muncul apabila: 1. Kinerja dan prestasi karyawan belum sesuai dengan standar yang sudah ditentukan karena faktor-faktor yang ada pada mereka. 2. Organisasi menetapkan sasaran-sasaran baru, produk baru atau pasar baru. 3. Organisasi mengadakan perluasan atau perampingan usaha sehingga perlu dibentuk struktur kerja baru. 4. Organisasi mengadakan modernisasi dibidang peralatan, struktur organisasi dan manajemen baru. 5. Terbit dan berlaku perundang-undangan pemerintah yang baru yang menuntun penyesuaian dan perubahan pada organisasi. 2.2.3 Tujuan Analisis Kebutuhan Pelatihan Tujuan dari analisis kebutuhan menurut Panggabean 2004 sebagai berikut: 1. Mengindentifikasi keterampilan prestasi kerja khusus yang dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja dan produktivitas. 2. Menganalisis karakteristik peserta untuk menjamin bahwa program tersebut cocok untuk tingkat pendidikan, pengalaman, dan keterampilan begitu juga sikap dan motivasi seseorang. 3. Mengembangkan pengetahuan khusus yang dapat diukur dan objektif. Dalam tahap ini harus ada keyakinan bahwa penurunan kinerja dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan bukan disebabkan ketidakpuasan terhadap kompensasi.

2.2.4 Tipe Analisis Kebutuhan Pelatihan

Tipe analisis yang diperlukan dalam analisis kebutuhan pelatihan menurut Arep dan Tanjung 2002, yaitu: 1. Analisis organisasional Analisis terhadap segala permasalahan organisasi yang lebih difokuskan pada permasalahan internal organisasiperusahaan. 2. Analisis operasional Analisis yang diperlukan untuk menentukan standar operasi yang tepat dalam melakukan suatu pekerjaan. Orang yang dibutuhkan dalam analisis operasional ini adalah seorang ahlipakar yang dapat menentukan standar operasi yang mencakup perilaku standar pemegang jabatan. 3. Analisis individu Analisis yang dilakukan secara personal untuk menentukan apakah terdapat kesenjangan antara kebutuhan-kebutuhan kerja dan organisasi yang teridentifikasi standar yang ditentukan dengan perilaku dan karakteristik masing-masing karyawan. Jika terdapat perbedaan antara kinerja yang diharapkan dengan kinerja sesungguhnya, maka pelatihan individu menjadi kebutuhan.

2.2.5 Langkah-langkah Analisis Kebutuhan Pelatihan

Menurut Grace 2001, langkah-langkah dasar untuk melaksanakan analisis kebutuhan pelatihan adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tujuan organisasi dengan memastikan bahwa organisasi memiliki tujuan bisnis yang jelas dan terfokus. 2. Menunjuk koordinator pelatihan untuk melakukan pengelolaan kegiatan pelatihan dari perencanaan sampai dengan berlangsungnya kegiatan pelatihan. 3. Mengumpulkan informasi tentang keterampilan dan kemampuan karyawan apa yang perlu dilakukan, apa yang sedang dilakukan serta bagaimana seseorang harus melakukannya dengan baik. 4. Menganalisis informasi tentang keterampilan dan kemampuan karyawan yang harus dicapai untuk saat ini dan masa depan. 5. Mengidentifikasi kesenjangan antara situasi saat ini dan apa yang akan diperlukan.

2.2.6 Konsep Analisis Kesenjangan Gap Analysis

Berikut adalah rumus yang dibangun untuk membantu dalam melakukan analisis Tasie, 2011: C = A-B ……………………………………………………………..…. 2.1 Keterangan: A = Tingkat kompetensi yang dimiliki oleh karyawaan saat ini current competency B = Tingkat kompetensi yang dibutuhkan oleh jabatan expected competency C = Tingkat kesenjangan kompetensi gap Penentuan perlu tidaknya diberikan pelatihan ditentukan dengan hasil perhitungan gap. Jika gap kurang dari 0, maka diperlukan pelatihan. Jika gap sama dengan 0 atau lebih dari 0, maka hasil tersebut juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk kemajuan karir pada karyawan.

2.2.7 Penentuan Prioritas Kebutuhan Pelatihan

Hal yang perlu diperhatikan jika kebutuhan pelatihan telah ditentukan adalah menentukan sebuah prioritas dari pelatihan yang akan dilaksanakan. Seorang koordinator pelatihan akan mengidentifikasi prioritas pelaksanaan pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Berapa banyak karyawan yang membutuhkan pelatihan dan sumber daya apa yang tersedia untuk pelatihan, merupakan suatu hal yang dipertimbangkan dalam memprioritaskan pelatihan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tasie 2011 tentang analisis kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi, menjelaskan penentuan prioritas pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan menggunakan perhitungan rata-rata dari hasil perhitungan kesenjangan pada setiap kompetensi. Skala rata-rata hasil perhitungan kesenjangan tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu high priority, medium priority, low priority. Rata-rata hasil perhitungan kesenjangan tertinggi yang akan diprioritaskan untuk dilaksanakan. 2.3 Kompetensi 2.3.1 Definisi Kompetensi Menurut Simanjuntak 2005 kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu: 1. Kemampuan dan keterampilan kerja. 2. Motivasi dan etos kerja. Sedangkan Mathis dan Jackson 2006 mengatakan kompetensi adalah karakteristik-karakteristik dasar yang dapat dihubungkan dengan kenaikan kinerja individu atau tim. Ada semakin banyak organisasi menggunaan pendekatan kompetensi adalah: 1. Untuk mengkomunikasikan perilaku yang dihargai di seluruh organisasi. 2. Untuk meningkatkan tingkat kompetensi di organisasi tersebut. 3. Untuk menekankan kapabilitas karyawan guna meningkatkan keunggulan kompetitif organisasional. Manopo 2011, dalam bukunya yang berjudul “Competency Based Talent and Performance Management System ” menjelaskan bahwa definisi atau pendekatan kompetensi yang relevan dapat digunakan dan diimplementasikan di dalam organisasi adalah sebagai berikut: 1. Model kompetensi menggambarkan kombinasi perilaku antara pengetahuan, keterampilan, dengan karakteristik yang diperlukan untuk menunjukkan perannya dalam organisasi secara efektif dan kinerja yang sesuai di dalam organisasi Lucia dan Lepsinger, 1999. 2. Sekumpulan perilaku spesifik yang dapat diamati dan dibutuhkan oleh seseorang untuk sukses dalam melakukan peran dan mencapai tujuantarget perusahaan Byham dan Moyer, 1998. Berdasarkan definisi-definisi kompetensi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah sekumpulan perilaku organisasi yang dibentuk dari beberapa pengetahuan, keterampilan, sikap dan karakteristik pribadi yang diperlukan oleh seseorang untuk sukses dalam melakukan pekerjaan dan mencapai tujuan organisasi.

2.3.2 Manfaat Pengembangan Model Kompetensi

Menurut Manopo 2011, manfaat dari pengembangan model kompetensi di organisasi dan implementasinya adalah sebagai berikut: 1. Dapat merekrut orang-orang terbaik sesuai dengan pekerjaan dan kebutuhan organisasi 2. Memaksimalkan produktivitas. Dengan adanya model kompetensi, organisasi terbantu untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan, termasuk mendorong arah bisnis dan individu untuk fokus pada pengaruh yang dimunculkan terhadap kinerja tertinggi. 3. Memberi kesempatan dilakukannya proses umpan balik 360 derajat 360 degree feedback. Proses ini diperlukan untuk menggambarkan bagaimana seseorang benar-benar bekerja dengan memfokuskan pada perilaku yang efektif untuk menunjang pekerjaan. 4. Dapat adaptasi terhadap perubahan. 5. Menghubungkan perilaku ke dalam strategi dan nilai-nilai organisasi.

2.3.3 Model Kompetensi Spencer

Menurut Spencer dan Spencer dalam Manopo 2011 mendefinisikan kompetensi sebagai sejumlah karakteristik individu yang berhubungan dengan acuan kriteria perilaku yang diharapkan dan kinerja yang terbaik dalam sebuah pekerjaan atau situasi yang diharapkan untuk dipenuhi. Dengan kata lain, kompetensi menurut Spencer dan Spencer memandang kompetensi terdiri atas beberapa aspek berikut: 1. Sejumlah karakteristik bermakna sebagai faktor penting seorang individu dan menjadi bagian dari kepribadian seseorang serta dapat memprediksi perilaku yang muncul. 2. Kompetensi memprediksi perilaku atau kinerja. 3. Kompetensi mampu memprediksi secara aktual apakah seseorang berperilaku secara sesuai atau tidak dalam pekerjaannya. Dalam aplikasinya, Spencer dan Spencer membuat rating terhadap penguasaan seseorang terhadap kompetensi yang dimaksud. Hal ini akan memudahkan seseorang user untuk mengidentifikasi secara objektif dan terukur mengenai level kompetensi yang diharapkan dengan pencapaian individu terhadap kompetensi yang dimaksud. Di sini, Spencer dan Spencer menggunakan pendekatan skala Likert untuk mendefinisikan level kompetensi tersebut.

2.3.4 Penilaian Berbasis Kompetensi

Menurut Fletcher 2005, penilaian berbasis kompetensi adalah suatu kegiatan pengumpulan bukti yang memadai untuk menunjukkan bahwa seseorang dapat melakukan atau berperilaku sesuai standar yang ditetapkan dalam peran tertentu. Dalam penilaian berbasis kompetensi, perhatian akan ditujukan pada kinerja aktual. Oleh karena itu, fokus yang akan dilakukan adalah pada apa yang dapat dilakukan oleh seseorang. Adapaun ciri-ciri dari pendekatan penilaian berbasis kompetensi adalah sebagai berikut: 1. Fokus pada hasil. 2. Penilaian bersifat individual. 3. Tidak ada perbandingan dengan hasil individu lain. 4. Semua standar persyaratan harus dipenuhi. 5. Proses berkelanjutan mengarahkan pada pengembangan dan penilaian lebih lanjut. Penilaian berbasis kompetensi menghasilkan nilai kompeten dan belum kompeten pada setiap jenis kompetensi. Langkah-langkah untuk melakukan penilaian berbasis kompetensi terhadap seseorang adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan kriteria yang dipersyaratkan untuk individu dalam melakukan pekerjaan. 2. Mengumpulkan bukti mengenai hasil kinerja individu. 3. Mencocokan bukti dengan hasil yang dipersyaratkan. 4. Membuat penilaian mengenai pencapaian terhadap semua hasil kinerja yang dipersyaratkan. 5. Mengalokasikan nilai kompeten dan belum kompeten pada setiap kompetensi. 6. Membuat rencana untuk kompetensi-kompetensi yang belum kompeten. Individu dapat dikatakan kompeten jika telah mencapai level kompetensi yang telah disyaratkan. Sesuai dengan model kompetensi Spencer, untuk mencapai suatu level kompetensi, individu harus dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan indikator perilaku pada setiap level kompetensi. Indikator perilaku tersebut merupakan suatu daftar perilaku yang harus ditampilkan untuk menentukan apakah seseorang telah menunjukkan kompetensi tertentu atau tidak dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Penentuan level kompetensi dapat dilakukan dengan mengukur persentase tingkat kemampuan dari setiap indikator perilaku yang terdapat dalam setiap level kompetensi. Tingkat kemampuan dari setiap indikator perilaku terbagi menjadi 3 bagian, yaitu, mampu, cukup mampu dan tidak mampu. Jika individu memiliki jumlah per sentase 0 tidak mampu atau ≥ 50 cukup mampu dalam menunjukkan perilaku tertentu maka dapat dikatakan belum mencapai suatu level kompetensi dan akan dibutuhkan pelatihan pada level tersebut. Jika individu memiliki jumlah persentase 50 mampu dalam menunjukkan perilaku tertentu maka dapat dikatakan telah mencapai suatu level kompetensi. 2.4 Rekayasa Perangkat Lunak Software Engineering 2.4.1 Definisi Rekayasa Perangkat Lunak Menurut Fritz Bauer dalam Pressman 2001, rekayasa perangkat lunak adalah penetapan dan pemakaian prinsip-prinsip rekayasa dengan tujuan mendapatkan perangkat lunak yang ekonomis, terpercaya, dan bekerja efisien pada mesin yang sebenarnya komputer.

2.4.2 Pengontrol Kualitas Perangkat Lunak

Menurut Pressman 2001, rekayasa perangkat lunak terbagi menjadi 3 lapisan yang mampu mengontrol kualitas dari perangkat lunak, yaitu: 1. Proses process Proses merupakan lapisan paling dasar dalam rekayasa perangkat lunak. Proses dari rekayasa perangkat lunak adalah perekat yang menyatukan lapisan-lapisan teknologi dan memungkinkan pengembangan yang rasional dan periodik dari perangkat lunak komputer. 2. Metode methods Metode dari rekayasa perangkat lunak menyediakan secara teknis bagaimana membangun sebuah perangkat lunak. Metode meliputi sekumpulan tugas yang luas, termasuk di dalamnya analisis kebutuhan, perancangan, konstruksi program, pengujian, dan pemeliharaan. Metode dari rekayasa perangkat lunak bergantung pada sekumpulan prinsip dasar masing-masing area teknologi dan memasukkan pemodelan aktivitas serta teknik deskriptif lainnya. 3. Alat bantu tools Alat bantu dari rekayasa perangkat lunak menyediakan dukungan otomatis atau semi otomatis untuk proses dan metode. Ketika alat bantu diintegrasi, informasi akan diciptakan oleh sebuah alat bantu yang dapat digunakan oleh lainnya, sebuah sistem untuk mendukung pengembangan perangkat lunak, yang juga disebut computer-aided software engineering CASE. CASE menggabungkan perangkat lunak, perangkat keras, dan database perangkat lunak untuk menciptakan lingkungan rekayasa perangkat lunak yang sejalan dengan computer-aided designengineering CADCAE untuk perangkat keras.

2.4.3 Waterfall Model

Menurut Pressman 2001, dalam perancangan perangkat lunak dikenal linier sequential model atau yang lebih dikenal dengan sebutan classic life cycle atau waterfall model. Model ini menyarankan pendekatan yang sistematik dan berurutan dalam pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah aktivitas secara detail di dalam waterfall model, yaitu: 1. System engineering Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk perangkat lunak. 2. Analysis Seluruh kebutuhan perangkat lunak harus didapatkan pada tahap ini, termasuk kegunaan perangkat lunak yang diharapkan pengguna dan batasan perangkat lunak. 3. Design Desain dikerjakan setelah kebutuhan perangkat lunak dikumpulkan secara lengkap. Tahap ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadi representasi ke dalam bentuk blueprint software. 4. Coding Perancangan yang telah dilakukan akan diterjemahkan ke dalam bentuk yang dimengerti oleh komputer. 5. Testing Tahap ini akan menentukan apakah perangkat lunak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan menemukan kesalahan dalam kode program. 6. Maintanance Tahap ini akan menangani permasalahan dan memperbaiki permintaan setelah perangkat lunak dirilis. Gambar 2.1 Waterfall Model Pressman, 2001

2.4.4 Flow Chart

Flow chart adalah teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas dan logis. Flow chart menggunakan serangkaian simbol standar yang menggambarkan prosedur yang digunakan oleh perusahaan dan arus data melalui sistem Romney dan Steinbart, 2003. Ada dua macam flow chart yang menggambarkan proses dengan menggunakan komputer, yaitu: 1. Flow chart system Flow chart system adalah suatu gambar yang menunjukkan hubungan antara input, pemrosesan dan output dari suatu sistem informasi. 2. Flow chart program Flow chart program adalah bagan yang memperlihatkan urutan proses secara logis yang dilaksanakan oleh komputer dalam menjalankan sebuah program. Flow chart program ini merupakan langkah awal pembuatan program. Dengan adanya flow chart program maka urutan proses di program menjadi lebih jelas. Flow chart disusun dengan simbol. Simbol-simbol yang digunakan dalam flow chart dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Simbol-simbol Flow Chart Romney dan Steinbart, 2003 Simbol Nama Keterangan Terminal Simbol untuk menunjukkan awal, akhir dan pemberhentian dalam suatu proses atau program Proses manual Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan secara manual Proses dengan komputer Simbol untuk menunjukkan pengolahan yang dilakukan dengan komputer Arah dokumen atau proses Simbol menunjukkan arah aliran dokumen atau proses On-page connector Simbol untuk menggambarkan proses pada halaman yang sama Off-page connector Simbol untuk menggambarkan proses pada halaman yang berbeda Keputusan Simbol untuk kondisi yang mnggambarkan langkah pengambilan keputusan On-line keying Simbol yang menyatakan input dengan menggunakan mesin yang mempunyai keyboard Simbol Nama Keterangan Dokumen Simbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk tulisan tangan atau output dicetak dengan komputer Inputoutput Simbol yang menyatakan proses input dan output di dalam bagan alir program Penyimpanan online Simbol yang menggambarkan data yang disimpan dalam file on-line yang dapat diakses secara langsung

2.4.5 Data Flow Diagram DFD

Data Flow Diagram DFD merupakan suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut Kendall dan Kendall, 2008. Diagram ini digunakan untuk menggambarkan arus data di dalam sistem secara terstruktur dan jelas. Selain itu, DFD merupakan gambaran dari sistem yang baik. Adapun beberapa simbol yang sering dipakai dalam DFD terdiri dari: a. Simbol entity, digunakan sebagai sumber dari input sistem atau tujuan dari output sistem. Gambar 2.2 Simbol Entity b. Simbol proses dimana sering digunakan untuk melakukan perubahan terhadap input yang masuk sehingga menghasilkan data dari perubahan input yang diolah. Gambar 2.3 Simbol Process c. Simbol data store atau penyimpanan data, sering digunakan sebagai simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau basis data. Gambar 2.4 Simbol Data Store d. Simbol yang menggambarkan aliran data, yang sering digunakan untuk menghubungkan antara proses dengan proses, proses dengan sumber proses, dan proses dengan tujuan. Sedangkan anak panahnya menunjukkan arah aliran data. Gambar 2.5 Aliran Data

2.4.6 Entity Relationship Digram ERD

Menurut McLeod dan Schell 2007, Entity Relationship Diagram ERD merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antar entity di dalam database sebagai entity dan relasi. Selain itu, ERD digunakan untuk memperlihatkan hubungan antar data store yang ada di DFD. Untuk merancang ERD dibutuhkan adanya kardinalitas relasi untuk menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain Fathansyah, 2002. Kardinalitas relasi dikategorikan menjadi tiga, yaitu: 1. One to one relationship Jenis hubungan antar tabel yang menggunakan bersama sebuah kolom primary key. Jenis hubungan ini tergolong jarang digunakan, kecuali untuk alasan keamanan atau kecepatan akses data. Misalnya satu departemen hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan saja dan satu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja. 2. One to many relationship Jenis hubungan antartabel dimana satu record pada satu tabel terhubung dengan beberapa record pada tabel lain. Jenis hubungan ini merupakan yang paling sering digunakan. Misalnya suatu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja, namun suatu departemen dapat mengerjakan beberapa macam pekerjaan sekaligus. 3. Many to many relationship Jenis hubungan ini merupakan hubungan antar tabel dimana beberapa record pada satu tabel terhubung dengan beberapa record pada tabel lain. Misalnya satu departemen mampu mengerjakan banyak pekerjaan, juga satu pekerjaan dapat ditangani oleh banyak departemen. 32 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi dan analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Analisis Kebutuhan Pelatihan Berbasis Kompetensi Pada PT.SMART Tbk. Identifikasi dan analisis permasalahan menggunakan teknik wawancara dan observasi yang dilakukan di perusahaan.

3.1 Identifikasi dan Analisis Permasalahan

PT.SMART Tbk. adalah salah satu perusahaan produsen minyak goreng, margarin dan minyak mentah atau yang disebut dengan CPO dengan bahan baku kelapa sawit terbesar di Indonesia. PT.SMART Tbk. juga mendistribusikan, memasarkan dan mengekspor produk konsumen berbasis kelapa sawit. Selain minyak curah dan minyak industri, produk turunan PT.SMART Tbk. juga dipasarkan dengan berbagai merek, seperti Filma dan Kunci Mas. Saat ini, merek- merek tersebut diakui kualitasnya dan memiliki pangsa pasar yang signifikan di segmennya masing-masing di Indonesia. PT.SMART Tbk memiliki beberapa pabrik di seluruh Indonesia, salah satunya terletak di Kota Surabaya. Pabrik di Surabaya terdapat 250 jenis jabatan yang diisi oleh karyawan lebih dari 800 orang. Setiap karyawan yang mengisi jabatan-jabatan tersebut harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Agar pekerjaan dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai, hal yang paling dibutuhkan adalah SDM yang berkualitas. Untuk mendapatkan SDM yang berkualitas, PT.SMART Tbk. setiap tahun telah melaksanakan pelatihan. Pelatihan yang dilaksanakan saat ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi karyawan secara optimal dan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan SDM yang berkualitas. Saat ini permasalahan yang dihadapi oleh PT.SMART Tbk. adalah kompetensi yang dimiliki karyawan belum sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Pelatihan akan dilaksanakan sesuai dengan permintaan dari setiap departemen. Departement head bertanggung jawab atas permintaan pelaksanaan pelatihan bagi karyawannya. Permintaan tersebut berupa pengajuan pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan dalam mengembangkan kompetensi karyawan dan permintaan tersebut dilaksanakan setiap setahun sekali. Kebutuhan pelatihan yang diajukan oleh department head, dilakukan tanpa adanya identifikasi mengenai pelatihan apa yang dibutuhkan oleh setiap karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga pelaksanaan pelatihan tidak dapat meningkatkan kompetensi setiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Selain itu, pelaksanaan pelatihan juga akan menghabiskan banyak biaya. Tahun 2013, biaya pelaksanaan pelatihan sebesar 600 juta dengan total karyawan yang mengikuti pelatihan mencapai 2168. Setelah melakukan identifikasi, selanjutnya adalah dengan melakukan analisis permasalahan. Perlu diketahui terlebih dahulu proses bisnis yang dilaksanakan pada analisis kebutuhan pelatihan saat ini, peran dan tanggung jawab pemegang kepentingan stakeholder yang terlibat di dalam proses tersebut. Peran dan tanggung jawab tersebut dapat dilihat pada Lampiran 10. Selain itu, harus diketahui juga penerapan aturan rule dan kebijakan policy yang ada pada perusahaan mengenai proses bisnis dalam menganalisis kebutuhan pelatihan, lebih lengkapnya bisa dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Proses Bisnis Berdasarkan Stakeholder Stakeholder Proses Bisnis Rule Policy Department head Pengembangan Karyawan R1. Pengajuan kebutuhan pelatihan untuk karyawan dilakukan setiap setahun sekali. - R2. Pengajuan kebutuhan pelatihan yang bukan termasuk jenis pelatihan utama dilakukan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan pada setiap departemen. - R3. Pengajuan kebutuhan pelatihan karyawan dilakukan dengan sesuai dengan rencana pengembangan individu yang dimiliki oleh karyawan. - Training officer Perencanaan Peserta Pelatihan R4. Daftar rencana peserta pelatihan sesuai dengan pengajuan kebutuhan pelatihan. - Dari peran role, aturan rule dan kebijakan policy yang didapatkan, selanjutnya adalah menggambarkannya kedalam bentuk flowchart, sehingga diharapkan desain yang akan dibuat sesuai dengan peran, aturan, dan kebijakan yang ada di perusahaan. Dengan digambarkan kedalam bentuk flowchart, proses bisnis mengenai analisis kebutuhan pelatihan dapat mudah untuk dipahami dan mudah untuk mengetahui proses-proses yang harus dieliminasi, ditambahkan atau diintegrasikan dengan sistem yang baru, sehingga sistem yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Adapun sistem saat ini secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Training Officer Department Head Mulai Rencana Pengembangan Individu Daftar Pengajuan Pelatihan Karyawan Pengembangan Karyawan Selesai Laporan Rencana Peserta Pelatihan Daftar Pengajuan Pelatihan Karyawan Perencanaan Peserta Pelatihan Gambar 3.1 Alir Sistem Analisis Kebutuhan Pelatihan Saat Ini Gambar 3.1 merupakan alir sistem atau proses bisnis saat ini yang juga merupakan gambaran secara umum analisis kebutuhan pelatihan pada perusahaan. Adapun penjelasan dari alir sistem tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Penjelasan Alir Sistem Analisis Kebutuhan Pelatihan Saat Ini No Proses Nama Proses Input Kegiatan Output 1 Perencanaan Pengembangan Karyawan Rencana Pengembangan Individu Mengajukan kebutuhan pelatihan pada masing- masing karyawan sesuai rencana pengembangan individu. Daftar Pengajuan Pelatihan Karyawan 2 Perencanaan Peserta Pelatihan Daftar Pengajuan Pelatihan Karyawan Membuat laporan rencana peserta pelatihan setiap tahun. Laporan Rencana Peserta Pelatihan

3.1.1 Alir Proses Perencanaan Pengembangan Karyawan

Berikut ini merupakan alir proses yang lebih detil untuk proses pengembangan karyawan. Dimana hasilnya dapat dilihat pada Gambar 3.2. Department Head Mulai Selesai Daftar Pengajuan Pelatihan Karyawan Rencana Pengembangan Individu Membuat Daftar Pengajuan Pelatihan Karyawan Menentukan Kebutuhan Pelatihan Utama Kebutuhan Pelatihan Karyawan Keterangan: Sesuai dengan aturan dan kebijakan pada Tabel 3.1 Apakah sudah saatnya mengajukan pelatihan? R1 Tidak Apakah ada anggaran?R2 Ya Menentukan Kebutuhan Pelatihan Tambahan Ya Tidak Apakah sesuai dengan rencana pengembangan individu?R3 Ya Tidak A A Gambar 3.2 Alir Proses Perencanaan Pengembangan Karyawan Adapun penjelasan dari alir proses pengembangan karyawan yang sesuai dengan Gambar 3.2 dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Penjelasan Alir Proses Pengembangan Karyawan No Proses Nama Proses Input Kegiatan Output 1 Decision Rencana Pengembangan Individu Jika sudah saatnya menentukan kebutuhan pelatihan maka proses berlanjut ke proses 2. Jika tidak maka proses akan selesai. - 2 Decision Rencana Pengembangan Individu Jika anggaran telah tersedia dan mencukupi maka proses lanjut ke proses 4. Jika tidak maka lanjut ke proses 3. - 3 Menentukan Kebutuhan Pelatihan Utama Rencana Pengembangan Individu Department head menentukan kebutuhan pelatihan utama pada karyawan berdasarkan rencana pengembangan individu karyawan. Kebutuhan Pelatihan Karyawan 4 Menentukan Kebutuhan Pelatihan Tambahan Rencana Pengembangan Individu Department head menentukan kebutuhan pelatihan tambahan pada karyawan berdasarkan rencana pengembangan individu karyawan. Kebutuhan Pelatihan Karyawan 5 Decision Kebutuhan Pelatihan Karyawan Jika telah sesuai dengan rencana pengembangan individu maka proses akan lanjut ke proses 6. Jika tidak maka kembali ke proses 1. - 6 Membuat Daftar Pengajuan Pelatihan Karyawan Kebutuhan Pelatihan Karyawan Department head membuat daftar pengajuan pelatihan dengan mengisi form pengajuan yang telah disediakan. Daftar Pengajuan Pelatihan Karyawan

3.1.2 Alir Proses Perencanaan Peserta Pelatihan

Berikut ini merupakan alir proses yang lebih detil untuk proses perencanaan peserta yang akan mengikuti pelatihan. Alir proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.3. Training Officer Mulai Selesai Laporan Rencana Peserta Pelatihan Daftar Pengajuan Pelatihan Karyawan Membuat Laporan Rencana Peserta Pelatihan Mencatat Rencana Peserta Pelatihan Daftar Rencana Peserta Pelatihan Keterangan: Sesuai dengan aturan dan kebijakan pada Tabel 3.1 Apakah sesuai dengan pengajuan pelatihan? R4 Ya Tidak A A Gambar 3.3 Alir Proses Perencanaan Peserta Pelatihan Adapun penjelasan dari alir proses perencanaan peserta pelatihan yang sesuai dengan Gambar 3.3 dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Penjelasan Alir Proses Perencanaan Peserta Pelatihan No Proses Nama Proses Input Kegiatan Output 1 Mencatat Rencana Peserta Pelatihan Daftar Pengajuan Pelatihan Karyawan Training officer mencatat data rencana peserta yang akan mengikuti pelatihan. Daftar Rencana Peserta Pelatihan 2 Decision Daftar Rencana Peserta Pelatihan Jika sesuai dengan pengajuan pelatihan maka proses akan lanjut ke proses 3. Jika tidak maka kembali ke proses 1. - 3 Membuat Laporan Rencana Peserta Pelatihan Daftar Rencana Peserta Pelatihan Training officer membuat laporan rencana peserta yang mengikuti pelatihan untuk tahun ke depan. Laporan Rencana Peserta Pelatihan

3.2 Hasil Analisis

Setelah diketahui alir proses yang dilakukan oleh masing-masing pengguna, maka proses berikutnya adalah melakukan analisis kebutuhan yang sesuai dengan proses-proses tersebut. Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk merancang perangkat lunak yang memiliki fungsi-fungsi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna. Berikut ini merupakan hasil analisis kebutuhan untuk masing-masing pengguna.

3.2.1 Analisis Proses Perencanaan Pengembangan Karyawan

Department head melakukan proses perencanaan pengembangan karyawan dengan menentukan kebutuhan pelatihan sesuai dengan rencana pengembangan individu yang dimiliki oleh setiap karyawan. Rencana pengembangan individu tersebut berisi aspirasi karir karyawan untuk 5 tahun ke depan, kebutuhan kompetensi yang harus dimiliki dan kebutuhan kompetensi yang akan dikembangkan. Department head menentukan kebutuhan pelatihan karyawannya secara subjektif dan tidak mengidentifikasi tentang kebutuhan pelatihan karyawan yang sebenarnya. Sehingga hal tersebut dapat terjadi ketidakefektifan terhadap pelaksanaan pelatihan yang akan diselenggarakan dan juga dapat menghabiskan banyak biaya. Agar rencana dalam melaksanakan pelatihan sesuai dengan kebutuhan kompetensi dari setiap karyawan, maka dibutuhkan sebuah proses penilaian kompetensi karyawan. Proses penilaian tersebut dilaksanakan untuk mengetahui kompeten atau tidaknya karyawan tersebut dalam menguasai suatu kompetensi. Jika seorang karyawan tidak berkompeten terhadap suatu kompetensi, maka diperlukan sebuah pelatihan untuk karyawan tersebut. Pelatihan yang akan dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. Untuk memenuhi kebutuhan pada proses pengembangan karyawan, maka diperlukan rancangan perangkat lunak dalam melakukan perhitungan penilaian kompetensi karyawan secara objektif. Perhitungan penilaian kompetensi karyawan akan menghasilkan sebuah tingkat kompetensi. Kemudian akan dilanjutkan ke perhitungan kesenjangan antara tingkat kompetensi karyawan dengan tingkat kompetensi jabatan. Hasil perhitungan kesenjangan tersebut digunakan untuk melakukan penenentuan kebutuhan pelatihan karyawan. Perangkat lunak yang dibangun akan membutuhkan hardware dengan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan dari setiap fungsional. Pengadaan hardware tersebut berfungsi untuk menjalankan perangkat lunak dengan performa yang baik. Selain itu, harus disediakan juga jaringan network pada komputer- komputer yang akan dipasang pada setiap stakeholder di setiap fungsional. Jaringan tersebut digunakan untuk mengkases database ke komputer server.

3.2.2 Analisis Proses Perencanaan Peserta Pelatihan

Dalam proses perencanaan peserta yang akan mengikuti pelatihan, training officer melakukannya dengan cara manual, yaitu dengan melihat daftar pengajuan kebutuhan pelatihan karyawan yang didapatkan dari department head. Kemudian dilakukan pencatatan atau pendokumentasian dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel untuk dijadikan laporan kebutuhan pelatihan karyawan. Hal seperti itu akan membutuhkan waktu yang lama dan keakuratan data tentang pencatatan peserta yang akan mengikuti pelatihan juga tidak menjamin kebenarannya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah perangkat lunak yang dapat melakukan pencatatan peserta yang akan mengikuti pelatihan sesuai dengan kebutuhan dalam menigkatkan kompetensinya. Pencatatan tersebut kemudian akan dijadikan laporan kebutuhan pelatihan karyawan dalam setiap tahun. Selain itu, perangkat lunak juga harus dapat menghasilkan laporan prioritas kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan untuk mempermudah training officer dalam menentukan jadwal kegiatan pelatihan. Untuk mendukung proses analisis kebutuhan pelatihan secara keseluruhan, dibutuhkan 2 dua fungsional pada sistem yang akan dibangun di dalam perangkat lunak, yaitu melakukan update active file dan menentukan standar kompetensi jabatan. Active file tersebut berupa data-data yang dibutuhkan untuk menganalisis kebutuhan pelatihan karyawan, yaitu data jabatan, data karyawan dan data kompetensi. Setelah data-data tersebut tersedia, selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap tugas dan tanggung jawab pada jabatan atau pekerjaan untuk diketahui jenis kompetensi apa yang diperlukan beserta tingkat kompetensinya. Spesifikasi hardware yang digunakan untuk menjalankan perangkat lunak akan disesuaikan dengan kebutuhan fungsional. Agar perangkat lunak dapat berjalan secara optimal dengan performa yang baik, maka akan ditentukan sebuah spesifikasi minimal untuk kebutuhan hardware. Sebuah akses ke dalam database juga akan diperlukan untuk membaca dan menyimpan data. Oleh karena itu, akan dibangun sebuah jaringan untuk menghubungkan komputer client dengan komputer server.

3.3 Solusi Permasalahan

Solusi yang akan diberikan ialah dengan membangun aplikasi untuk menentukan kebutuhan pelatihan pada setiap karyawan untuk periode tahun ke depan. Selain itu, aplikasi juga dapat digunakan untuk menentukan prioritas pelaksanaan kebutuhan pelatihan sehingga training officer dapat dengan mudah melakukan perencanaan pelatihan termasuk penjadwalan pada pelaksanaan pelatihan.

3.4 Kebutuhan Perangkat Lunak Software Requirement

Kebutuhan perangkat lunak merupakan langkah awal dalam membangun sebuah sistem atau aplikasi. Hal ini dilakukan agar aplikasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna.

3.4.1 Elisitasi Kebutuhan Requirement Elicitation

Elisitasi kebutuhan atau pengumpulan kebutuhan adalah aktivitas awal untuk proses rekayasa kebutuhan requirement engineering. Proses elisitasi dilakukan yaitu dengan cara wawancara dan observasi awal, namun yang dilakukan wawancara hanya kepada stakeholder yang terkait saja. Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, kebutuhan harus dikumpulkan melalui proses elisitasi. Pada tahapan ini dilakukan penyeleksian data yang diperoleh sehingga dapat diketahui data-data yang digunakan dan yang tidak digunakan terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Berikut ini data yang dikumpulkan melalui proses wawancara ataupun observasi pada perusahaan. Data tersebut meliputi: 1. Data kompetensi Data kompetensi adalah data yang berisi macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh karyawan dalam melakukan pekerjaannya beserta indikator perilakunya pada setiap tingkat kompetensi. 2. Data jabatan Data jabatan atau pekerjaan merupakan data yang berisi profil jabatan. Data tersebut dijadikan sebagai acuan untuk menentukan standar kompetensi yang dibutuhkan job profile dalam suatu jabatan tertentu. Setiap jabatan akan memiliki standar kompetensi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya. 3. Data karyawan Data karyawan adalah data yang paling utama untuk mengetahui profil karyawan yang akan dinilai kompetensinya.

3.4.2 Analisis Kebutuhan Requirement Analysis

Sesuai dengan hasil elisitasi data-data yang dibutuhkan untuk membangun perangkat lunak, dibutuhkan beberapa proses yang dapat digabungkan dan dibangun fungsi secara terkomputerisasi.

A. Analisis Kebutuhan Department Head

Setelah dilakukan analisis pada tahap yang sebelumnya, maka department head membutuhkan penambahan dan penyederhanaan untuk beberapa proses, yaitu: 1. Diperlukan penilaian terhadap kompetensi karyawan yang dilakukan oleh department head. 2. Department head tidak lagi menentukan kebutuhan pelatihan karyawan karena proses penentuannya sudah dapat dilakukan secara terotomasi pada sistem yang terkomputerisasi. 3. Department head tidak lagi membuat daftar pengajuan kebutuhan pelatihan karyawan dan memberikannya kepada training officer karena proses tersebut sudah dapat dilakukan secara terkomputerisasi. Dengan adanya perubahan yang dilakukan tersebut, maka proses yang ada saat ini kedepannya akan mengalami peningkatan kinerja dalam hal hasiloutput penentuan kebutuhan yang diperoleh dari proses lebih akurat dan dapat dipercaya jika dibandingkan dengan hasiloutput saat ini.

B. Analisis Kebutuhan Training Officer

Dari hasil analisis terhadap proses yang dilakukan oleh training officer, dapat dilakukan peningkatan kinerja dengan menyederhanakan proses-proses menjadi satu proses terkomputerisasi dan terintegrasi. Selain itu, penambahan fungsi diperlukan untuk mendukung proses yang dilakukan oleh department head. Adapun penyederhanaan dan penambahan tersebut dilakukan pada proses berikut ini: 1. Training officer dibutuhkan dalam melakukan pengolahan data dan pembuatan standar kompetensi jabatan untuk mendukung proses penentuan kebutuhan pelatihan yang dilakukan oleh department head. Pengolahan data tersebut seperti, data kompetensi, data jabatan dan data karyawan yang diperlukan dalam melakukan proses analisis kebutuhan pelatihan. 2. Training officer sudah tidak lagi membuat laporan rencana peserta yang akan mengikuti pelatihan karena sudah dapat dilakukan dengan komputerisasi. Sistem akan menampilkan laporan secara otomatis pada saat training officer membutuhkan laporan tersebut. Dengan adanya perubahan tersebut diatas, maka akan terjadi peningkatan kinerja dalam hal pemanfaatan waktu antara kondisi saat ini dan kondisi yang terbaru pada pembuatan laporan rencana peserta yang akan mengikuti pelatihan. Selain itu, penambahan fungsi dalam pembuatan standar kompetensi jabatan akan dapat membantu department head dalam melakukan penentuan kebutuhan pelatihan karyawan. 3.4.3 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak. Dalam membangun dan mengembangkan perangkat lunak, diperlukan perancangan spesifikasi perangkat lunak yang tepat dan detil, dengan tujuan agar perangkat lunak yang akan dikembangkan tersebut memiliki deskripsi fungsi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masing-masing pengguna. Kebutuhan fungsi tersebut meliputi kebutuhan fungsional dan non-fungsional. A. Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional merupakan dasar dari fungsi penyusunan fungsi- fungsi yang akan dibangun di dalam perangkat lunak. Fungsi-fungsi perangkat lunak tersebut telah melewati proses identifikasi kebutuhan setiap pengguna. Adapun kebutuhan fungsional yang sudah disetujui oleh stakeholder tersebut adalah: 1. Department head Kebutuhan fungsional beserta penjelasannya untuk department head dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Kebutuhan Fungsi Merencanakan Pengembangan Karyawan Nama Fungsi Merencanakan Pengembangan Karyawan Stakeholder Department head Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk melakukan penilaian kompetensi karyawan dan pengukuran kesenjangan antara kompetensi karyawan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh jabatan. Fungsi ini akan menghasilkan kebutuhan pelatihan karyawan. Kondisi Awal 1. Data karyawan sudah tersedia 2. Data kompetensi sudah tersedia 3. Data indikator perilaku sudah tersedia 4. Data jabatan sudah tersedia 5. Data standar kompetensi Job Profile sudah tersedia Alur Normal Aksi Pengguna Respon Sistem Cek Tahun Penilaian Kompetensi Karyawan 1. Pengguna memilih sub menu “Employee Asessment” pada menu “Asessment Process”. 1. a Sistem akan menampilkan form “Employee Asessment”. b Sistem akan menampilkan data karyawan yang belum dilakukan penilaian sesuai dengan tahun dilaksanakan penilaian. Menilai Kompetensi Karyawan 2. Pengguna memilih karyawan yang akan dilakukan penilaian kompetensi dalam melakukan pekerjaannya. 2. Sistem akan menampilkan informasi singkat tentang profil karyawan. 3. Pengguna akan melakukan penilaian kompetensi karyawan dengan menekan tombol “Behavior Indicators Assessment ”. Aksi tersebut dilakukan setelah memilih jenis dan nama kompetensi yang akan dinilai. 3. Sistem akan menampilkan Form Behavior Indicators Assessment. 4. Pengguna menentukan tingkat kemampuan indikator perilaku pada setiap tingkat kompetensi. 4. Sistem melakukan proses pengukuran persentase dari masing-masing tingkat kemampuan pada indikator perilaku dalam menentukan tingkatlevel kompetensi karyawan. Menghitung Kesenjangan Kompetensi 5. Pengguna menyimpan hasil penentuan tingkat indikator perilaku pada setiap tingkatlevel kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. 5. a Sistem akan menyimpan hasil proses penentuan tingkat kemampuan indikator perilaku tersebut ke dalam database. b Sistem akan menampilkan hasil proses pengukuran persentase dari masing-masing tingkat kemampuan pada indikator perilaku berupa tingkatlevel kompetensi karyawan saat ini Employee Profile. c Sistem akan menghitung kesenjangan gap antara kompetensi karyawan saat ini Employee Profile dengan kompetensi jabatan Job Profile. d Sistem akan menampilkan hasil perhitungan kesenjangan gap tersebut. e Sistem akan menentukan kebutuhan pelatihan karyawan dan menampilkannya sesuai dengan hasil perhitungan kesenjangan tersebut. 6. Pengguna menyimpan hasil penilaian kompetensi karyawan saat ini beserta kesenjangannya dengan menekan tombol “Save”. 6. Sistem akan menyimpan hasil penilaian kompetensi karyawan beserta data kebutuhan pelatihannya ke dalam database. Menentukan Kebutuhan Pelatihan 7. Pengguna melihat laporan kebutuhan pelatihan pada karyawan dengan memilih sub menu “Department Analysis ” pada menu “Report”. 7. Sistem akan menampilkan form “Department Analysis ”. 8. Pengguna memilih kategori laporan yang akan ditampilkan berdasarkan departemen, kompetensi, periode. 8. Sistem akan menampilkan laporan kebutuhan pelatihan bagi karyawan. Alur Alternatif Aksi Pengguna Respon Sistem Menentukan Kebutuhan Pelatihan 1. Pengguna melihat laporan kebutuhan pelatihan dengan memilih sub menu “Individual Analysis” pada menu “Report”. 1. Sistem akan menampilkan form “Individual Analysis ”. 2. Pengguna memilih kategori laporan yang akan ditampilkan berdasarkan nama karyawan. 2. Sistem akan menampilkan laporan kebutuhan pelatihan sesuai dengan nama karyawan yang dipilih. Alur Eksepsi Aksi Pengguna Respon Sistem Menentukan Kebutuhan Pelatihan 1. Pengguna tidak dapat melihat laporan kebutuhan pelatihan karyawan. 1. Sistem akan menampilkan pesan bahwa pengguna belum menetukan kategori laporan yang akan di tampilkan. Kondisi Akhir 1. Data Penilaian Indikator Perilaku Karyawan 2. Data Kompetensi Karyawan Employee Profile 3. Data Kebutuhan Pelatihan Karyawan 4. Laporan Hasil Penilaian Kompetensi 5. Laporan Kebutuhan Pelatihan Karyawan Kebutuhan Non- Fungsional Security Sistem menggunakan username dan password untuk memasuki lingkungan kerja sistem. Sistem hanya bisa diakses oleh pengguna yang memiliki hak akses dalam melakukan proses menentukan kebutuhan pelatihan. Correctness Software yang akan dibangun akan mampu melakukan pengukuran kesenjangan antara kompetensi karyawan dengan kompetensi jabatan dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan secara akurat. Selain itu, penggunaan validasi data-data pada saat melakukan penyimpanan data juga diperlukan agar tidak terjadi kesalahan input data akibat human error. Interface Antarmuka software akan mengacu pada antarmuka Windows karena pengguna lebih mengenal antarmuka tersebut. Antarmuka software juga didukung dengan icon-icon untuk semua jenis perintah agar pengguna lebih mudah untuk mengetahui jenis perintah di dalam software tersebut. Performance Software yang akan dibangun akan berjalan dalam performa terbaiknya jika dijalankan dalam spesifikasi hardware di atas spesifikasi minimal yang diberikan. Operability a. Software yang dibangun akan menggunakan bahasa inggris karena bahasa tersebut lebih dikenal oleh pengguna. b. Selain itu, tata letak atribut-atribut perintah akan dikelompokan berdasarkan fungsinya. 2. Training Officer Kebutuhan fungsional beserta penjelasannya untuk training officer dalam melakukan update active file dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Kebutuhan Fungsi Melakukan Update Active File Nama Fungsi Melakukan Update Active File Stakeholder Training officer Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan dan merubah data jabatan, data karyawan dan data kompetensi beserta data indikator perilakunya. Kondisi Awal 1. Data kompetensi sudah tersedia 2. Data jabatan sudah tersedia 3. Data karyawan sudah tersedia Alur Normal Aksi Pengguna Respon Sistem Input Data Jabatan 1. Pengguna memilih sub menu “Department” pada menu “Maintenance File”. 1. Sistem akan menampilkan form dengan tabel yang berisi data jabatan. 2. Pengguna akan memasukkan data jabatan dengan menekan tombol “Add”. 2. Sistem akan menampilkan form “Add Position”. 3. Pengguna mengisi form data jabatan sesuai dengan syarat-syarat pengisian data. 3. Form data jabatan akan terisi. Menyimpan Data Jabatan 4. Pengguna menekan tombol “Save”. 4. Sistem akan menyimpan data jabatan ke dalam database. Input Data Karyawan 5. Pengguna memilih sub menu “Employee” pada menu “Maintenance File”. 5. Sistem akan menampilkan form dengan tabel yang berisi data karyawan. 6. Pengguna akan memasukkan data karyawan dengan menekan tombol “Add”. 6. Sistem akan menampilkan form “Add Employee”. 7. Pengguna mengisi form data karyawan sesuai dengan syarat-syarat pengisian data. 7. Form data karyawan akan terisi. Menyimpan Data Karyawan 8. Pengguna menekan tombol “Save”. 8. Sistem akan menyimpan data karyawan ke dalam database. Input Data Kompetensi 9. Pengguna memilih sub menu “Competency” pada menu “Maintenance File”. 9. Sistem akan menampilkan form dengan tabel-tabel yang berisi data kompetensi dan data indikator perilaku. 10. Pengguna akan memasukkan data kompetensi dengan menekan tombol “Add”. 10. Sistem akan menampilkan form “Add Competency”. 11. Pengguna akan memasukkan data indikator perilaku dengan menekan tombol “Add” setelah memilih nama kompetensi dan tingkat kompetensi. 11. Sistem akan menampilkan form “Add Behaviour Indicator ”. Menyimpan Data Kompetensi 12. Pengguna menekan tombol “Save” untuk menyimpan data kompetensi pada form “Add Competency”. 12. Sistem akan menyimpan data kompetensi ke dalam database. 13. Pengguna menekan tombol “Save” untuk menyimpan data indikator perilaku setiap kompetensi pada form “Add Behaviour Indicator ”. 13. Sistem akan menyimpan data indikator perilaku setiap kompetensi ke dalam database. Alur Alternatif Aksi Pengguna Respon Sistem Update Data Jabatan 1. Pengguna mengubah data jabatan dengan menekan tombol “Edit” setelah pengguna memilih data jabatan yang akan dirubah. 1. Sistem akan menampilkan form “Edit Position”. Update Data Karyawan 2. Pengguna mengubah data karyawan dengan menekan tombol “Edit” setelah pengguna memilih data karyawan yang akan dirubah. 2. Sistem akan menampilkan form “Edit Employee”. Update Data Kompetensi 3. Pengguna mengubah data kompetensi dengan menekan tombol “Edit” setelah pengguna memilih data kompetensi yang akan dirubah. 3. Sistem akan menampilkan form “Edit Competency”. 4. Pengguna mengubah data indikator perilaku dengan menekan tombol “Edit” setelah pengguna memilih data indikator perilaku pada setiap tingkat kompetensi yang dipilih. 4. Sistem akan menampilkan form “Edit Behaviour Indicator ”. Alur Eksepsi Aksi Pengguna Respon Sistem Menyimpan Data Jabatan 1. Pengguna tidak dapat menyimpan data jabatan ke dalam database. 1. Sistem akan menampilkan pesan bahwa form belum terisi sesuai dengan syarat pengisian data. Menyimpan Data Karyawan 2. Pengguna tidak dapat menyimpan data karyawan ke dalam database. 2. Sistem akan menampilkan pesan bahwa form belum terisi sesuai dengan syarat pengisian data. Menyimpan Data Kompetensi 3. Pengguna tidak dapat menyimpan data kompetensi ke dalam database. 3. Sistem akan menampilkan pesan bahwa form belum terisi sesuai dengan syarat pengisian data. 4. Pengguna tidak dapat menyimpan data indikator perilaku setiap tingkat kompetensi ke dalam database. 4. Sistem akan menampilkan pesan bahwa form belum terisi sesuai dengan syarat pengisian data. Kondisi Akhir 1. Data jabatan 2. Data karyawan 3. Data kompetensi 4. Data indikator perilaku Kebutuhan Non- Fungsional Security Sistem menggunakan username dan password untuk memasuki lingkungan kerja sistem. Sistem hanya bisa diakses oleh pengguna yang memiliki hak akses dalam melakukan proses update active file. Correctness Penggunaan validasi data-data pada saat melakukan penyimpanan data diperlukan agar tidak terjadi kesalahan input data akibat human error. Interface Antarmuka software akan mengacu pada antarmuka Windows karena pengguna lebih mengenal antarmuka tersebut. Antarmuka software juga didukung dengan icon-icon untuk semua jenis perintah agar pengguna lebih mudah untuk mengetahui jenis perintah di dalam software tersebut. Performance Software yang akan dibangun akan berjalan dalam performa terbaiknya jika dijalankan dalam spesifikasi hardware di atas spesifikasi minimal yang diberikan. Operability a. Software yang dibangun akan menggunakan bahasa inggris karena bahasa tersebut lebih dikenal oleh pengguna. b. Selain itu, tata letak atribut-atribut perintah akan dikelompokan berdasarkan fungsinya. Berikut adalah fungsional training officer dalam membuat standar kompetensi untuk setiap jabatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Kebutuhan Fungsi Membuat Standar Kompetensi Jabatan Nama Fungsi Membuat Standar Kompetensi Jabatan Stakeholder Training officer Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk menentukan standar kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan suatu pekerjaan. Standar kompetensi tersebut akan digunakan sebagai informasi bagi department head dalam melakukan penilaian kompetensi karyawan. Kondisi Awal 1. Data kompetensi sudah tersedia 2. Data jabatan sudah tersedia Alur Normal Aksi Pengguna Respon Sistem Menentukan Kompetensi Jabatan 1. Pengguna memilih sub menu “Standard Competency ” pada menu “Maintenance File”. 1. Sistem akan menampilkan form “Standard Competency ”. 2. Pengguna memilih nama departemen, cost center dan jabatan untuk menambahkan kebutuhan standar kompetensinya. 2. Sistem akan menampilkan data standar kompetensi pada jabatan yang telah dipilih oleh pengguna. 3. Pengguna melihat dokumen yang berisi deskripsi jabatan yang dipilih dengan menekan tombol “Job Desc” 3. Sistem akan menampilkan dokumen yang berisi deskripsi jabatan sesuai dengan nama jabatan yang dipilih. 4. Pengguna melakukan penambahan standar kompetensi yang dibutuhkan oleh jabatan dengan menekan tombol “Add”. 4. Sistem akan menampilkan form “Add Standard Competency ”. 5. Pengguna memilih jenis dan nama kompetensi untuk ditambahkan ke dalam kebutuhan standar kompetensi jabatan. 5. Sistem akan memberikan dokumen pendukung yang berisi deskripsi tentang jenis kompetensi yang dipilih. Menentukan Tingkat Kompetensi Jabatan 6. Pengguna melihat dokumen kamus kompetensi yang telah ditambahkan dengan menekan tombol “Competency Desc”. 6. Sistem akan menampilkan dokumen kamus kompetensi yang telah ditambahkan pada jabatan. 7. Pengguna menentukan tingkat kompetensi yang dibutuhkan oleh jabatan. 7. Sistem menyiapkan data standar kompetensi yang dibutuhkan oleh jabatan. 8. Pengguna menyimpan data standar kompetensi jabatan dengan menekan tombol “Save”. 8. Sistem akan menyimpan data standar kompetensi yang dibutuhkan oleh jabatan. Alur Alternatif Aksi Pengguna Respon Sistem - - Alur Eksepsi Aksi Pengguna Respon Sistem Menentukan Tingkat Kompetensi Jabatan 1. Pengguna tidak dapat menyimpan data standar kompetensi yang akan ditambahkan ke jabatan. 1. Sistem akan menampilkan pesan yang menunjukkan bahwa form belum terisi sepenuhnya. Kondisi Akhir Data standar kompetensi Job profile Kebutuhan Non- Fungsional Security Sistem menggunakan username dan password untuk memasuki lingkungan kerja sistem. Sistem hanya bisa diakses oleh pengguna yang memiliki hak akses dalam melakukan proses membuat standar kompetensi. Correctness Penggunaan validasi data-data pada saat melakukan penyimpanan data diperlukan agar tidak terjadi kesalahan input data akibat human error. Interface Antarmuka software akan mengacu pada antarmuka Windows karena pengguna lebih mengenal antarmuka tersebut. Antarmuka software juga didukung dengan icon-icon untuk semua jenis perintah agar pengguna lebih mudah untuk mengetahui jenis perintah di dalam software tersebut. Performance Software yang akan dibangun akan berjalan dalam performa terbaiknya jika dijalankan dalam spesifikasi hardware di atas spesifikasi minimal yang diberikan. Operability a. Software yang dibangun akan menggunakan bahasa inggris karena bahasa tersebut lebih dikenal oleh pengguna. b. Selain itu, tata letak atribut-atribut perintah akan dikelompokan berdasarkan fungsinya. Selain itu, terdapat juga fungsional Training Officer dalam melaksanakan perencanaan pelatihan karyawan sesuai dengan analisis kebutuhan pelatihan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Kebutuhan Fungsi Melaksanakan Perencanaan Pelatihan Nama Fungsi Melaksanakan Perencanaan Pelatihan Stakeholder Training Officer Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk merencanakan pelatihan terhadap peserta yang akan mengikuti pelatihan dan menentukan prioritas kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan. Kondisi Awal 1. Data kompetensi karyawan sudah tersedia 2. Data kebutuhan pelatihan karyawan sudah tersedia Alur Normal Aksi Pengguna Respon Sistem Menentukan Peserta Pelatihan 1. Pengguna melihat laporan kebutuhan pelatihan pada karyawan dengan memilih sub menu “Training Participants ” pada menu “Report”. 1. Sistem akan menampilkan form “Training Participants ”. 2. Pengguna memilih kategori laporan yang akan ditampilkan berdasarkan departemen, kompetensi, periode. 2. Sistem akan menampilkan laporan peserta yang akan mengikuti pelatihan. Menentukan Prioritas Pelaksanaan Pelatihan 3. Pengguna melihat laporan prioritas pelaksanaan pelatihan dengan memilih sub menu “Priority Training Need Report ” pada menu “Report”. 3. Sistem akan menampilkan form “Priority Training Need Report ”. 4. Pengguna menentukan periode tahun kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan. 4. Sistem akan menampilkan laporan prioritas dalam melaksanakan kegiatan pelatihan. Alur Alternatif Aksi Pengguna Respon Sistem - - Alur Eksepsi Aksi Pengguna Respon Sistem Menentukan Peserta Pelatihan 1. Pengguna tidak dapat melihat laporan peserta yang akan mengikuti pelatihan. 1. Sistem akan menampilkan pesan bahwa pengguna belum menetukan kategori laporan yang ditampilkan. Kondisi Akhir 1. Laporan Peserta Pelatihan 2. Laporan Prioritas Pelaksanaan Pelatihan Kebutuhan Non- Fungsional Security Sistem menggunakan username dan password untuk memasuki lingkungan kerja sistem. Sistem hanya bisa diakses oleh pengguna yang memiliki hak akses dalam melakukan proses membuat laporan kebutuhan pelatihan. Correctness Penggunaan validasi tipe dan jenis data pada saat dimasukkan sebagai kategori dalam menampilkan laporan. Interface Antarmuka software akan mengacu pada antarmuka Windows karena pengguna lebih mengenal antarmuka tersebut. Antarmuka software juga didukung dengan icon-icon untuk semua jenis perintah agar pengguna lebih mudah untuk mengetahui jenis perintah di dalam software tersebut. Performance Software yang akan dibangun akan berjalan dalam performa terbaiknya jika dijalankan dalam spesifikasi hardware di atas spesifikasi minimal yang diberikan. Operability a. Software yang dibangun akan menggunakan bahasa inggris karena bahasa tersebut lebih dikenal oleh pengguna. b. Selain itu, tata letak atribut-atribut perintah akan dikelompokan berdasarkan fungsinya.

B. Kebutuhan Non-Fungsional

Dalam penerapan fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan mendukung kinerja fungsi utama dari sistem, dibutuhkan juga fungsi non-fungsional. Adapun kebutuhan non-fungsional yang sudah disetujui stakeholder tersebut dapat dilihat lebih detil pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Hubungan Fungsional dan Non-Fungsional Sistem No. Stakeholder Fungsional Sistem Non-Fungsional Sistem 1 Department head Merencanakan Pengembangan Karyawan a. Security b. Correctness c. Interface d. Performance e. Operability No. Stakeholder Fungsional Sistem Non-Fungsional Sistem 2. Training officer Melakukan Update Active File a. Security b. Correctness c. Interface d. Performance e. Operability Menentukan Standar Kompetensi Jabatan a. Security b. Correctness c. Interface d. Performance e. Operability Melaksanakan Perencanaan Pelatihan a. Security b. Correctness c. Interface d. Performance e. Operability

3.5 Desain Sistem Software Design

Rancangan perangkat lunak merupakan suatu kegiatan dalam merancang atau mendesain perangkat lunak yang akan dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna. Proses desain pada tahap selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya.

3.5.1 Alir Sistem System Flow

Sesuai dengan hasil analisis kebutuhan pada tahap sebelumnya, dapat diketahui bahwa pengguna yang akan menggunakan sistem ada 2 dua, yaitu department head dan training officer. Proses perancangan alir sistem ini adalah alir sistem yang terbaru dan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan. Pada saat melakukan perancangan terkait dengan sistem yang terbaru, data pendukung perancangan seperti aturan dan kebijakan juga harus disesuaikan dengan sistem yang terbaru. Oleh karena itu, data tersebut telah diperbarui dan telah disetujui oleh stakeholder. Data yang digunakan untuk perancangan alir sistem terbaru dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Proses Bisnis Berdasarkan Stakeholder Sesuai Sistem Baru Stakeholder Proses Rule Policy Department head Merencanakan Pengembangan Karyawan R1. Penilaian kompetensi karyawan dilakukan setiap setahun sekali sebelum dilaksanakan pelatihan. - R2. Jika jumlah persentase tingkat kemampuan indikator perilaku 0 tidak mampu atau ≥ 50 cukup mampu, maka seorang karyawan dikatakan belum mampu dalam mencapai suatu tingkat kompetensi. Jika jumlah persentase tingkat kemampuan indikator perilaku 50 mampu maka seorang karyawan dikatakan telah mencapai suatu tingkat kompetensi. R3. Jika tingkat kesenjangan antara tingkat kompetensi karyawan dengan tingkat kompetensi jabatan adalah 0, maka diperlukan pelatihan. - Training officer Melakukan Update Active File R4. Active file berupa data jabatan, karyawan dan kompetensi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. - Menentukan Standar Kompetensi Jabatan - - Melaksanakan Perencanaan Pelatihan R5. Prioritas pelaksanaan pelatihan diutamakan pada pelatihan yang memiliki rata-rata kesenjangan yang paling tinggi dan jumlah peserta pelatihan untuk setiap jenis kompetensi. P1. Jika sumber daya yang dibutuhkan pada pelaksanaan pelatihan belum terpenuhi, maka pelaksanaan dapat ditunda. Dari hasil penyesuaian aturan dan kebijakan terbaru ada sedikit perbedaan dengan aturan dan kebijakan yang lama. Beberapa aturan dan kebijakan ditambahkan pada proses penentuan kebutuhan pelatihan yang lama sesuai dengan kebutuhan sistem yang baru, namun proses pembuatan aturan dan kebijakan yang baru ini tentu dibuat dengan mempermudah pengguna dalam menjalankannya. Setelah data aturan dan kebijakan sudah dibuat dan sudah disetujui oleh stakeholder, maka proses perancangan alir sistem terbaru dapat dilakukan. Hasil alir sistem yang baru secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.4. Training Officer Department Head Karyawan Mulai Selesai Membuat Standar Kompetensi Jabatan Kompetensi Jabatan Melaksanakan Perencanaan Pelatihan Merencanakan Pengembangan Karyawan Karyawan Standar Kompetensi Kompetensi Karyawan Melakukan Update Active File Penilaian Pelatihan Indikator Perilaku Hasil Penilaian Kompetensi Laporan Prioritas Kebutuhan Pelatihan Laporan Kebutuhan Pelatihan Karyawan Job Description Kamus Kompetensi Biodata Karyawan Gambar 3.4 Alir Sistem Baru Analisis Kebutuhan Pelatihan Adapun penjelasan dari alir sistem terbaru yang sesuai dengan Gambar 3.4 dapat dilihat pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Penjelasan Alir Sistem Baru Analisis Kebutuhan Pelatihan No Proses Nama Proses Input Kegiatan Output 1 Melakukan Update Active File Job Description, Kamus Kompetensi, Biodata Karyawan Melakukan pengumpulan, penyimpanan dan perubahan data jabatan, karyawan dan kompetensi Data jabatan, Data karyawan, Data kompetensi 2 Membuat Standar Kompetensi Data jabatan dan Data kompetensi Melakukan pembuatan standar kompetensi pada jabatan dengan menentukan jenis-jenis kompetensi yang dibutuhkan oleh jabatan dan juga menentukan tingkatlevel kompetensi tersebut. Data standar kompetensi 3 Merencanakan Pengembangan Karyawan Data standar kompetensi, Data indikator perilaku, Data karyawan, Tingkat indikator perilaku karyawan Melakukan penentuan kebutuhan pelatihan untuk setiap karyawan berdasarkan hasil perhitungan kesenjangan antara kompetensi karyawan saat ini dengan kompetensi jabatan. Data kompetensi karyawan, Data penilaian, Data pelatihan, Hasil penilaian kompetensi 4 Melaksanakan Perencanaan Pelatihan Data kompetensi karyawan, Data pelatihan Melaksanakan perencanaan peserta yang akan mengikuti pelatihan serta membuat prioritas pelaksanaan pada kegiatan pelatihan . Laporan kebutuhan pelatihan karyawan dan Laporan Prioritas Kebutuhan Pelatihan

A. Alir Sistem Baru Department Head

Berikut ini merupakan alir sistem yang lebih detil untuk alir sistem department head, dimana alir sistem department head telah disesuaikan dengan proses bisnis, aturan rule dan kebijakan policy berdasarkan stakeholder sistem baru yang terdapat pada Tabel 3.10. Lebih jelasnya mengenai alir sistem barunya dapat dilihat pada Gambar 3.5. Department Head Karyawan Mulai Selesai Menilai Kompetensi Karyawan Karyawan Kompetensi Ya Menghitung Kesenjangan Kompetensi Kompetensi Karyawan Indikator Perilaku Standar Kompetensi Keterangan: Sesuai dengan aturan dan kebijakan pada Tabel 3.10 Pelatihan Penilaian Hasil Penilaian Kompetensi Cek Tahun Penilaian Kompetensi Karyawan Apakah sudah saatnya menilai? R1 Tidak Apakah gap 0? R3 Menentukan Kebutuhan Pelatihan Ya Tidak Laporan Kebutuhan Pelatihan Karyawan Apakah tingkat kompetensi sudah ditentukan? R2 Ya Tidak Gambar 3.5 Alir Sistem Baru Merencanakan Pengembangan Karyawan Adapun penjelasan dari alir sistem department Head dalam menentukan kebutuhan pelatihan yang sesuai dengan Gambar 3.5 dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Penjelasan Alir Sistem Baru Merencanakan Pengembagan Karyawan No Proses Nama Proses Input Kegiatan Output 1 Cek Tahun Penilaian Kompetensi Karyawan Data kompetensi karyawan Melakukan Pengecekan terhadap tahun penilaian pada kompetensi karyawan. - 2 Decision Data kompetensi karyawan Jika sudah saatnya melakukan penilaian kompetensi karyawan, maka akan dilanjutkan ke proses 3 dan jika belum saatnya, maka proses akan diselesaikan. - 3 Menilai Kompetensi Karyawan Tingkat indikator perilaku karyawan, Data karyawan, Data indikator perilaku, Data kompetensi Melakukan penilaian pada indikator perilaku pada setiap tingkatlevel kompetensi yang dimiliki karyawan saat ini sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Tingkat kompetensi karyawan, Data penilaian 4 Decision Tingkat kompetensi karyawan Jika tingkat kompetensi karyawan sudah ditentukan setelah melalui penilaian kompetensi, maka akan dilanjutkan pada proses 5, jika belum maka akan kembali ke proses 3. - 5 Menghitung Kesenjangan Kompetensi Tingkat kompetensi karyawan dan Data standar kompetensi Menghitung kesenjangan antara tingkat kompetensi karyawan saat ini dengan tingkat kompetensi jabatan. Data kompetensi karyawan dan Hasil penilaian kompetensi No Proses Nama Proses Input Kegiatan Output 6 Decision Data kompetensi karyawan Jika gap 0, maka proses akan dilanjutkan pada proses ke 5 dan jika gap 0 atau sama dengan 0, maka proses akan diselesaikan. - 7 Menentukan Kebutuhan Pelatihan Data kompetensi karyawan dan Data indikator perilaku Melakukan penentuan kebutuhan pelatihan bagi setiap karyawan. Data pelatihan dan Laporan Kebutuhan Pelatihan Karyawan

B. Alir Sistem Baru Training Officer

Dalam perancangan alir sistem baru untuk training officer juga dirancang dan disesuaikan dengan aturan dan kebijakan yang baru. Lebih jelasnya alir sistem yang baru dalam melakukan update active file dapat dilihat pada Gambar 3.6. Training Officer Ya Mulai Selesai Menyimpan Data Jabatan Input Data Jabatan Input Data Karyawan Input Data Kompetensi Menyimpan Data Karyawan Menyimpan Data Kompetensi Keterangan: Sesuai dengan aturan dan kebijakan pada Tabel 3.10 Job Description Biodata Karyawan Kamus Kompetensi Apakah ada perubahan? R4 Pengecekan Data Jabatan Jabatan Apakah ada perubahan? R4 Update Data Karyawan Apakah ada perubahan? R4 Update Data Kompetensi Karyawan Ya Kompetensi Indikator Perilaku Apakah ada yang terbaru? R4 Ya Apakah ada yang terbaru? R4 Ya Apakah ada yang terbaru? R4 Ya Tidak Update Data Jabatan Pengecekan Data Karyawan Ya Tidak Pengecekan Data Karyawan Tidak Tidak Tidak Tidak Gambar 3.6 Alir Sistem Baru Melakukan Update Active File Adapun penjelasan dari alir sistem training officer yang sesuai dengan Gambar 3.6 dapat dilihat pada Tabel 3.13. Tabel 3.13 Penjelasan Alir Sistem Baru Melakukan Update Active File No Proses Nama Proses Input Kegiatan Output 1 Pengecekan Data Jabatan Job Description, Data jabatan Melakukan pengecekan terhadap data jabatan yang ada di dalam database. - 2 Decision Job Description, Data jabatan Jika terdapat perubahan pada data jabatan, maka dilanjutkan ke proses 3 dan jika tidak ada, maka proses akan berlanjut ke proses 4. - 3 Update Data Jabatan Job Description, Data jabatan Melakukan proses perubahan pada data jabatan. Data jabatan 4 Decision Job Description Jika terdapat tambahan pada data jabatan, maka lanjut ke proses 5 dan jika tidak ada, maka akan kembali ke proses 1. - 5 Input Data Jabatan Job Description Proses ini menjelaskan tentang memasukkan data jabatan pada form yang telah disediakan. Data jabatan 6 Menyimpan Data Jabatan Data jabatan Melakukan proses penyimpanan data jabatan ke dalam database. Data jabatan 7 Pengecekan Data Karyawan Biodata karyawan, Data karyawan Melakukan pengecekan terhadap data karyawan yang ada di dalam database. - 8 Decision Biodata karyawan, Data karyawan Jika terdapat perubahan pada data karyawan, maka dilanjutkan ke proses 9 dan jika tidak ada, maka proses akan berlanjut ke proses 10. - 9 Update Data Karyawan Biodata karyawan, Data karyawan Melakukan proses perubahan pada data karyawan. Data karyawan No Proses Nama Proses Input Kegiatan Output 10 Decision Biodata karyawan Jika terdapat tambahan pada data karyawan, maka dilanjutkan ke proses 11 dan jika tidak ada, maka akan kembali ke proses 7. - 11 Input Data Karyawan Biodata karyawan Proses ini menjelaskan tentang memasukkan data karyawan pada form yang telah disediakan. Data karyawan 12 Menyimpan Data Karyawan Data karyawan Melakukan proses penyimpanan data karyawan ke dalam database. Data karyawan 13 Pengecekan Data Kompetensi Kamus kompetensi, Data kompetensi Melakukan pengecekan pada data kompetensi yang ada di dalam database. - 14 Decision Kamus kompetensi, Data kompetensi Jika terdapat perubahan pada data kompetensi, maka lanjut ke proses 15 dan jika tidak ada, maka proses akan berlanjut ke proses 16. - 15 Update Data Kompetensi Kamus kompetensi, Data kompetensi Melakukan proses perubahan pada data kompetensi serta data indikator perilakunya. Data kompetensi dan Data indikator perilaku 16 Decision Kamus kompetensi Jika terdapat tambahan pada data kompetensi atau data indikator perilaku, maka lanjut ke proses 17 dan jika tidak ada, maka akan kembali ke proses 13. - 17 Input Data Kompetensi Kamus kompetensi Proses ini menjelaskan tentang memasukkan data kompetensi beserta indikator perilakunya pada setiap tingkat kompetensi. pada form yang telah disediakan. Data kompetensi dan Data indikator perilaku 18 Meyimpan Data Kompetensi Data kompetensi dan Data indikator perilaku Melakukan proses penyimpanan data kompetensi beserta indikator perilakunya ke dalam database. Data kompetensi dan Data indikator perilaku Berikut adalah alir sistem baru yang dilakukan oleh training officer dalam membuat standar kompetensi setiap jabatan pada Gambar 3.7. Training Officer Mulai Selesai Menentukan Kompetensi Jabatan Kompetensi Jabatan Menentukan Tingkat Kompetensi Jabatan Standar Kompetensi Gambar 3.7 Alir Sistem Baru Membuat Standar Kompetensi Jabatan Penjelasan dari alir sistem yang sesuai dengan Gambar 3.7 dapat dilihat pada Tabel 3.14. Tabel 3.14 Penjelasan Alir Sistem Baru Membuat Standar Kompetensi Jabatan No Proses Nama Proses Input Kegiatan Output 1 Menentukan Kompetensi Jabatan Data kompetensi, Data jabatan Melakukan penentuan kompetensi yang dibutuhkan oleh jabatan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. - 2 Menentukan Tingkat Kompetensi Jabatan Data kompetensi, Data jabatan Melakukan penentuan tingkat kompetensi yang harus dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan jabatannya. Data standar kompetensi Selain melakukan pembuatan standar kompetensi jabatan, training officer juga akan melaksanakan perencanaan peserta yang akan mengikuti pelatihan beserta prioritas pelaksanaan kegiatan pelatihan yang kemudian akan diimplementasikan, lebih jelasnya mengenai alir sistem baru tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.8. Training Officer Laporan Prioritas Pelaksanaan Pelatihan Mulai Selesai Mengecek Kebutuhan Pelatihan Karyawan Kompetensi Karyawan Menentukan Peserta Pelatihan Laporan Peserta Pelatihan Apakah terdapat peserta pelatihan? R5 Tidak Keterangan: Sesuai dengan aturan dan kebijakan pada Tabel 3.10 Pelatihan Menentukan Prioritas Pelaksanaan Pelatihan Ya Apakah terdapat peserta pelatihan? R5 Apakah terdapat kebutuhan pelatihan? R5, P1 Ya Tidak Gambar 3.8 Alir Sistem Baru Melaksanakan Perencanaan Pelatihan Adapun penjelasan dari alir sistem training officer yang sesuai dengan Gambar 3.8 dapat dilihat pada Tabel 3.15. Tabel 3.15 Penjelasan Alir Sistem Baru Melaksanakan Perencanaan Pelatihan No Proses Nama Proses Input Kegiatan Output 1 Mengecek Kebutuhan Pelatihan Karyawan Data Kompetensi karyawan dan Data pelatihan Melakukan pengecekan terhadap kebutuhan pelatihan karyawan. - 2 Decision Data kompetensi karyawan dan Data pelatihan Jika terdapat kebutuhan pelatihan karyawan, maka lanjut ke proses 3 dan jika tidak ada, maka kembali ke proses 1. - 3 Menentukan Peserta Pelatihan Data kompetensi karyawan dan Data pelatihan Melakukan penentuan peserta yang akan mengikuti pelatihan. Laporan peserta pelatihan 4 Menentukan Prioritas Pelaksanaan Pelatihan Data kompetensi karyawan dan Data pelatihan Melakukan penentuan prioritas pada pelaksanaan kegiatan pelatihan. Laporan prioritas pelaksanaan pelatihan

3.5.2 Context Diagram

Berikut ini adalah desain context diagram untuk perangkat lunak yang akan dikembangkan. Pada context diagram terlihat ada 2 pengguna yang nantinya akan berinteraksi dengan sistem, hal tersebut disesuaikan dengan stakeholder yang sudah diketahui pada tahap analisis. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa penelitian ini akan menjelaskan mengenai analisis kebutuhan pelatihan. Adapun fungsi atau peran dari sistem yaitu menghasilkan laporan kebutuhan pelatihan bagi karyawan termasuk peserta yang akan mengikuti pelatihan serta prioritas pelaksaan dari pelatihan tersebut. Laporan tersebut sangat diperlukan dan berpengaruh terhadap kegiatan perencanaan pelatihan yang akan diimplementasikan. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.9. Laporan Kebutuhan Pelatihan Karyawan Laporan Prioritas Pelaksanaan Pelatihan Has il Penilaian Kompetensi Tingkat Kompetensi Jabatan Data Kompetensi Jabatan Des kripsi J abatan Kamus Kompetens i Daftar Karyawan Tingkat Indikator Perilaku Karyawan Laporan Peserta Pelatihan Rancang Bang un Aplikasi Analisis Kebutuhan Pelatihan + Training Offic er Department Head Gambar 3.9 Context Diagram

3.5.3 Data Flow Diagram DFD

Proses yang terdapat pada DFD digambarkan sesuai dengan alir sistem baru masing-masing stakeholder. Pada Data Flow Diagram ini akan dijelaskan secara detil mengenai analisis kebutuhan pelatihan. DFD untuk aplikasi yang sedang dikembangkan telah didefinisikan menjadi sub sistem Level 0 yang terdiri dari 4 tiga fungsional, yaitu: melakukan update active file, membuat standar kompetensi jabatan, merencanakan pengembangan karyawan dan melaksanakan perencanaan pelatihan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.10. Data Kompetensi Laporan Kebutuhan Pelatihan Karyawan Laporan Prioritas Pelaks anaan Pelatihan Has il Penilaian Kompetensi Data Kebutuhan Pelatihan Data Kebutuhan Pelatihan Data Penilaian Data Kompetensi Jabatan Tingkat Kompetensi Jabatan Data Standar Kompetensi Data Kompetensi Karyawan Data Kompetensi Karyawan Data Indikator Perilaku Data Kompetensi Data Jabatan Data Indikator Perilaku Data Kompetensi Data Jabatan Data Karyawan Kamus Kompetens i Daftar Karyawan Des kripsi J abatan Data Standar Kompetensi Tingkat Indikator Perilaku Karyawan Data Karyawan Laporan Peserta Pelatihan Training Officer Department Head 2 Membuat Standar Kompetensi Jabatan + 3 Merenc anakan Peng embangan Karyawan + 4 Melaksanakan Perenc anaan Pelatihan + 4 Karyawan 3 Standar Kompetensi 6 Data Kompetensi Karyawan 1 Kompetensi 2 Jabatan 1 Melakukan Update Active File + 5 Indikator Perilaku 1 Kompetensi 7 Penilaian 8 Pelatihan Gambar 3.10 DFD Level 0 Pada Level 0 akan digambarkan lebih detil interaksi antara pengguna dengan sistem nantinya. Penjelasan singkat untuk Level 0 ini adalah sistem dimulai dari training officer yang melakukan proses melakukan update active file dan selanjutnya adalah proses membuat standar kompetensi jabatan, Setelah standar kompetensi tersimpan pada database, maka proses berikutnya dilakukan department head untuk merencanakan pengembangan bagi karyawan. Data kebutuhan pelatihan yang sudah dihasilkan oleh proses merencanakan pengembangan karyawan, maka dilanjutkan ke proses melaksanakan perencanaan pelatihan. Proses perencanaan pelatihan tersebut dilakukan oleh training officer dengan menghasilkan laporan peserta pelatihan dan laporan prioritas pelaksanaan pada pelatihan.

A. Level 1 Melakukan Update Active File

Pada level 1 ini merupakan proses melakukan update active file yang terdapat pada hasil rancangan lebih detil mengenai proses analisis kebutuhan pelatihan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.11. Gambar 3.11 DFD Level 1 Melakukan Update Active File Data Kompetensi Data Indikator Perilaku Kamus Kompetens i Data Indikator Perilaku Data Kompetensi [Data Kompetensi] [Data Indikator Perilaku] Data Karyawan Daftar Karyawan [Daftar Karyawan] Data Karyawan [Data Karyawan] Des kripsi J abatan [Deskrips i Jabatan] Data Jabatan Data Jabatan [Data Jabatan] Training Offic er 4 Karyawan 2 Jabatan 1 Kompetensi 5 Indikator Perilaku 1.1 Update Data Jabatan 1.2 Input Data Jabatan 1.3 Menyimpan Data J abatan 1.4 Update Data Karyawan 1.5 Input Data Karyawan 1.6 Menyimpan Data Karyawan 1.7 Update Data Kompetensi 1.8 Input Data Kompetens i 1.9 Menyimpan Data Kompetensi Proses pada level 1 ini dimulai dari proses melakukan input data yang dibutuhkan dalam fungsional selanjutnya. Data kebutuhan yang dimasukkan adalah data jabatan, karyawan dan kompetensi. Data indikator perilaku pada setiap tingkatlevel kompetensi juga dimasukkan karena data tersebut digunakan untuk proses penilaian yang dilakukan oleh department head. Setelah dilakukan input data, proses selanjutnya adalah proses penyimpanan data ke dalam database. Proses pada level 1 ini dianggap telah selesai jika semua data yang dibutuhkan oleh sistem semua sudah terkumpul dan tersimpan ke dalam database. Pada level 1 ini juga dilakukan proses update pada setiap data atau active file. Proses update akan dilakukan jika terjadi perubahan data sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini. Untuk mengetahui kondisi perusahaan, training officer sebelumnya melakukan cross check terhadap deskripsi pekerjaan, struktur organisasi, daftar karyawan dan kamus kompetensi yang diperlukan oleh suatu jabatan.

B. Level 1 Membuat Standar Kompetensi Jabatan

Pada level 1 ini merupakan hasil rancangan lebih detil lagi mengenai proses analisis kebutuhan pelatihan pada level 0 dalam membuat standar kompetensi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.12. Proses pada level 1 ini dimulai dari training officer memasukkan data kompetensi dan data jabatan ke dalam sistem. Kemudian training officer melakukan penentuan jenis-jenis kompetensi yang diperlukan oleh setiap jabatan. Setelah itu, proses yang terakhir adalah menentukan tingkat kompetensi jabatan. Output yang dihasilkan dari proses tersebut, yaitu berupa data standar kompetensi yang akan disimpan ke dalam database. Gambar 3.12 DFD Level 1 Membuat Standar Kompetensi Jabatan

C. Level 1 Merencanakan Pengembangan Karyawan

Pada level 1 ini menjelaskan lebih detil tentang proses menentukan kebutuhan pelatihan untuk setiap karyawan. Untuk mengetahui lebih jelasnya proses tersebut, dapat dilihat pada Gambar 3.13 Proses ini bermula pada saat data standar kompetensi jabatan dan data karyawan telah tersedia, kemudian department head akan melakukan penilaian terhadap indikator-indikator perilaku pada setiap tingkat kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. Output yang dihasilkan oleh proses tersebut adalah tingkat kompetensi yang dimiliki oleh karyawan saat ini dan selanjutnya akan disimpan ke dalam database. Untuk proses berikutnya adalah melakukan perhitungan kesenjangan antara tingkat kompetensi karyawan dengan tingkat kompetensi jabatan. Hasil proses pada perhitungan kesenjangan tersebut akan digunakan untuk menentukan kebutuhan pelatihan bagi karyawan. Setelah kebutuhan Data Kompetensi Data Jabatan [Ting kat Kompetensi J abatan] [Data Kompetensi J abatan] [Data Kompetensi] [Data Jabatan] Kompetensi Jabatan [Data Standar Kompetensi] Training Officer 3 Standar Kompetensi 2.1 Menentukan Kompetensi Jabatan 2.2 Menentukan Tingkat Kompetensi Jabatan 2 Jabatan 1 Kompetensi pelatihan telah diketahui, maka akan disimpan pada data kebutuhan pelatihan ke dalam database. Gambar 3.13 DFD Level 1 Merencanakan Pengembangan Karyawan

D. Level 1 Melaksanakan Perencanaan Pelatihan

Pada level 1 melaksanakan perencanaan pelatihan, di dalamnya terdapat 3 tiga proses, yaitu proses mengecek kebutuhan pelatihan karyawan, menentukan peserta pelatihan dan menentukan prioritas pelaksanaan pelatihan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.14. Data Indikator Perilaku [Data Kebutuhan Pelatihan] Data Kompetensi Karyawan [Data Kompetensi Karyawan] [Data Kompetensi] [Data Standar Kompetensi] Tingkat Kompetensi Karyawan [Laporan Kebutuhan Pelatihan Karyawan] [Hasil Penilaian Kompetensi] [Data Indikator Perilaku] [Data Karyawan] [Data Penilaian] [Ting kat Indikator Perilaku Karyawan] Data Kompetensi Karyawan Data Kompetensi Karyawan Department Head 4 Karyawan 5 Indikator Perilaku 6 Data Kompetensi Karyawan 3 Standar Kompetensi 1 Kompetensi 7 Penilaian 8 Pelatihan 3.1 Cek Tahun Penilaian Kompetensi Karyawan 3.2 Menilai Kompetensi Karyawan 3.3 Meng hitung Kesenjang an Kompetensi 3.4 Menentukan Kebutuhan Pelatihan 5 Indikator Perilaku Data Kebutuhan Pelatihan Karyawan Laporan Peserta Pelatihan Data Kebutuhan Pelatihan Karyawan Data Kebutuhan Pelatihan Data Kompetensi Karyawan Training Officer 6 Data Kompetensi Karyawan 8 Pelatihan 1 Meng ecek Kebutuhan Pelatihan Karyawan 2 Menentukan Peserta Pelatihan 3 Menentukan Prioritas Pelaksanaan Pelatihan Gambar 3.14 DFD Level 1 Melaksanakan Perencanaan Pelatihan Proses bermula pada saat kebutuhan pelatihan bagi setiap karyawan sudah ditentukan oleh sistem dan datanya telah tersimpan di dalam database. Kemudian, sistem akan melakukan pengecekan terhadap data kebutuhan pelatihan apakah kebutuhan pelatihan pada tahun yang diharapkan sudah ditetapkan sebelumnya. Jika sudah ditetapkan, maka selanjutnya sistem akan menampilkan sebuah laporan peserta yang akan mengikuti pelatihan sesuai dengan kebutuhan pelatihan karyawan pada proses menentukan peserta pelatihan. Setelah laporan peserta pelatihan tampil, maka proses selanjutnya adalah menentukan prioritas untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dengan menampilkan laporan prioritas pelaksanaan pelatihan. Laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh training officer dalam melakukan perencanaan pelatihan yang akan diimplementasikan.

3.5.4 Entity Relationship Diagram ERD

ERD merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk mempresentasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan sistem ke dalam suatu bentuk dengan tujuan untuk menunjukkan struktur keseluruhan dari data pemakai. Dalam perancangan aplikasi ini, telah terbentuk ERD yang merupakan lanjutan dari pembuatan desain dengan menggunakan DFD, yang disimbolkan dalam bentuk entity.

A. Conceptual Data Model CDM

Gambar 3.15 Conceptual Data Model CDM CDM merupakan gambaran secara keseluruhan tentang konsep struktur basis data yang dirancang untuk program atau aplikasi. CDM yang dirancang untuk aplikasi analisis kebutuhan pelatihan dapat dilihat pada Gambar 3.15. Mempunyai Mempunyai Mempunyai Mempunyai Menilai Melakukan Mempunyai Membent uk Mempunyai Mempunyai Memegang Karyawan NIK Nama Gol ongan T gl _Lahi r T gl _Masuk Status Photo Kompetensi Det_Komp Nama_Kompetensi Fi l e_Komp Jabatan Nama_Jabatan Nama_Dept Nama_CC Atasan Fi l e_Des kri ps i Standar Kompetensi Standar_Level Kompetensi Karyawan T ahun T ingkat_Kompetens i Gap Pengguna Username Pass word Logi n_As Indi kator Peri l aku Indi kator T ingkat Program_Pel ati han Peni l ai an T ahun T ingkat_Kompeten Pel atihan Pel atihan Pri ori tas

B. Physical Data Model PDM

PDM menggambarkan secara detil konsep struktur basis data untuk suatu program atau aplikasi. PDM terbentuk dari CDM yang menggambarkan tabel- tabel penyusun basis data beserta field-field yang terdapat pada setiap tabel. Adapun PDM tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.16. Gambar 3.16 Physical Data Model PDM

3.5.5 Struktur Basis Data

Sesuai dengan PDM yang telah dirancang, dapat dibentuk suatu struktur basis data yang akan digunakan untuk penyimpanan data yaitu : 1. Nama Tabel : PENGGUNA Primary Key : USERNAME Foreign Key : NAMA_JABATAN Fungsi : Menyimpan data pengguna aplikasi NIK = NIK DET_KOMP = DET _KOMP TAHUN = T AHUN DET_KOMP = DET _KOMP NIK = NIK NIK = NIK USERNAME = USERNAME INDIKATOR = INDIKAT OR NAMA_JABATAN = NAMA_JABAT AN DET_KOMP = DET _KOMP NAMA_JABATAN = NAMA_JABAT AN DET_KOMP = DET _KOMP NAMA_JABATAN = NAMA_JABAT AN KARYAWAN NIK varchar10 NAMA_JABATAN varchar50 NAMA varchar50 GOLONGAN varchar5 TGL_LAHIR date TGL_MASUK date STATUS varchar10 PHOTO long binary KOMPETENSI DET_KOMP varchar50 NAMA_KOMPETENSI varchar25 FILE_KOMP long binary JABATAN NAMA_JABATAN varchar50 NAMA_DEPT varchar25 NAMA_CC varchar10 ATASAN varchar50 FILE_DESKRIPSI long binary STANDAR_KOMPETENSI NAMA_JABATAN varchar50 DET_KOMP varchar50 STANDAR_LEVEL integer KOMPETENSI_KARYAWAN NIK varchar10 DET_KOMP varchar50 TAHUN varchar4 USERNAME varchar10 TINGKAT_KOMPETENSI integer GAP integer PENGGUNA USERNAME varchar10 NAMA_JABATAN varchar50 PASSWORD varchar6 LOGIN_AS varchar15 INDIKATOR_PERILAKU INDIKATOR varchar200 DET_KOMP varchar50 TINGKAT integer PROGRAM_PELATIHAN varchar70 PENILAIAN NIK varchar10 INDIKATOR varchar200 TAHUN_NILAI varchar4 TINGKAT_KOMPETEN varchar15 PELATIHAN NIK varchar10 DET_KOMP varchar50 TAHUN varchar4 PELATIHAN varchar70 PRIORITAS integer Tabel 3.16 Struktur Tabel Pengguna No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 1 USERNAME Varchar10 Primary Key Id pengguna aplikasi 2 NAMA_JABATAN Varchar50 Foreign Key Nama jabatan pengguna 3 PASSWORD Varchar6 Not Null Password pengguna aplikasi 4 LOGIN_AS Varchar15 Not Null Jenis login pengguna aplikasi 2. Nama Tabel : KARYAWAN Primary Key : NIK Foreign Key : NAMA_JABATAN Fungsi : Menyimpan data karyawan Tabel 3.17 Struktur Tabel Karyawan No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 1 NIK Varchar10 Primary Key Nomor induk karyawan 2 NAMA_JABATAN Varchar50 Foreign Key Nama jabatan karyawan 3 NAMA Varchar50 Not Null Nama karyawan 4 GOLONGAN Varchar5 Not Null Golongan karyawan 5 TGL_LAHIR Date Not Null Tanggal lahir karyawan 6 TGL_MASUK Date Not Null Tanggal mulai bekerja karyawan 7 STATUS Varchar10 Not Null Status karyawan 8 PHOTO Long Binary Allow Null Foto karyawan 3. Nama Tabel : JABATAN Primary Key : NAMA_JABATAN Foreign Key : - Fungsi : Menyimpan data jabatan Tabel 3.18 Struktur Tabel Jabatan No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 1 NAMA_DEPT Varchar25 Not Null Nama departemen 2 NAMA_CC Varchar10 Not Null Cost Center 3 NAMA_JABATAN Varchar50 Primary Key Nama jabatan 4 FILE_DESKRIPSI Long Binary Allow Null Dokumen deskripsi jabatan 4. Nama Tabel : KOMPETENSI Primary Key : NAMA_KOMPETENSI, DET_KOMP Foreign Key : - Fungsi : Menyimpan data kompetensi Tabel 3.19 Struktur Tabel Kompetensi No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 1 NAMA_KOMPETENSI Varchar10 Not Null Nama jenis kompetensi 2 DET_KOMP Varchar25 Primary Key Nama kompetensi 3 FILE_KOMP Varchar10 Allow Null Dokumen kamus kompetensi 5. Nama Tabel : INDIKATOR_PERILAKU Primary Key : INDIKATOR Foreign Key : DET_KOMP Fungsi : Menyimpan data indikator perilaku Tabel 3.20 Struktur Tabel Indikator Perilaku No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 1 INDIKATOR Varchar200 Primary Key Indikator perilaku 2 DET_KOMP Varchar50 Foreign Key Nama kompetensi 3 TINGKAT Integer Not Null Level kompetensi No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 4 PROGRAM_PELATIHAN Varchar70 Not Null Nama program pelatihan 6. Nama Tabel : STANDAR_KOMPETENSI Primary Key : NAMA_JABATAN, DET_KOMP Foreign Key : NAMA_JABATAN, DET_KOMP Fungsi : Menyimpan data standar kompetensi Tabel 3.21 Struktur Tabel Standar Kompetensi No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 1 NAMA_JABATAN Varchar50 Primary Key, Foreign Key Nama jabatan 2 DET_KOMP Varchar50 Primary Key, Foreign Key Nama kompetensi 3 STANDAR_LEVEL Integer Not Null Standar level kompetensi pada setiap jabatan 7. Nama Tabel : KOMPETENSI_KARYAWAN Primary Key : NIK, DET_KOMP, TAHUN Foreign Key : NIK, DET_KOMP, USERNAME Fungsi : Menyimpan data kompetensi karyawan Tabel 3.22 Struktur Tabel Kompetensi Karyawan No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 1 NIK Varchar10 Primary Key, Foreign Key Nomor induk karyawan 2 DET_KOMP Varchar50 Primary Key, Foreign Key Nama kompetensi No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 3 TAHUN Varchar4 Primary Key Tahun penilaian kompetensi karyawan 4 USERNAME Varchar10 Foreign Key Id pengguna aplikasi 5 TINGKAT_KOMPETENSI Integer Not Null Tingkat kompetensi karyawan 6 GAP Integer Not Null Gap antara tingkat kompetensi karyawan dengan kompetensi jabatan 8. Nama Tabel : PELATIHAN Primary Key : NIK, DET_KOMP, TAHUN, PELATIHAN Foreign Key : NIK, DET_KOMP, TAHUN Fungsi : Menyimpan data pelatihan yang dibutuhkan karyawan Tabel 3.23 Struktur Tabel Pelatihan No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 1 NIK Varchar10 Primary Key, Foreign Key Nomor induk karyawan 2 DET_KOMP Varchar50 Primary Key, Foreign Key Nama kompetensi 3 TAHUN Varchar4 Primary Key, Foreign Key Tahun penilaian kompetensi karyawan 4 PELATIHAN Varchar10 Primary Key Nama program pelatihan yang dibutuhkan 5 PRIORITAS Integer Not Null Tingkat kompetensi yang dimiliki oleh karyawan 9. Nama Tabel : PENILAIAN Primary Key : NIK, DET_KOMP, TAHUN, PELATIHAN Foreign Key : NIK, DET_KOMP, TAHUN Fungsi : Menyimpan data pelatihan yang dibutuhkan karyawan Tabel 3.24 Struktur Tabel Penilaian No. Field Tipe Data Constraint Keterangan 1 NIK Varchar10 Primary Key, Foreign Key Nomor induk karyawan 2 INDIKATOR Varchar200 Primary Key, Foreign Key Indikator perilaku 3 TAHUN_NILAI Varchar4 Primary Key Tahun penilaian kompetensi karyawan 4 TINGKAT_KOMPETEN Varchar15 Not Null Tingkat kompeten pada indikator perilaku

3.5.6 Perancangan Prosedur dan Program Unit

Penjabaran aplikasi dengan menggunakan pseudocode merupakan konstruksi awal pemrograman aplikasi yang akan dibangun dapat terlihat serta memberikan deskripsi dari setiap fungsi yang akan dibangun, dan juga disertai dengan desain tampilan antarmuka aplikasi. Pada tugas akhir ini, penjelasan lebih detil dari sistem akan dibagi dan disesuaikan dengan pengguna aplikasi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Perancangan ini tentu saja disesuaikan dengan proses-proses yang ada pada DFD. rancangan yang disesuaikan dengan fungsional dan pengguna sistem nantinya adalah sebagai berikut: 1. Department Head a. Merencanakan Pengembangan Karyawan Menampilkan menu untuk menentukan kebutuhan pelatihan bagi setiap karyawan, seperti terlihat pada Tabel 3.23 Tabel 3.25 Detil Form Merencanakan Pengembangan Karyawan Nama Fungsi Merencanakan Pengembangan Karyawan Stakeholder Department head Design Interface “Employee Assessment ” Employee Assessment NIK Name Department Cost Center Position Search…. NIK : Name : Department : Cost Center : Position : - - - - - Photo Year : Competency Type : Competency Name : Job Level : Employee Level : Behaviour Indicator Assessment GAP : Save Competency Desc Close Description “Employee Assessment ” Fungsi dari form ini adalah untuk melakukan penentuan tingkat kompetensi pada karyawan dan penentuan kebutuhan pelatihan karyawan sesuai dengan kesenjangan antara tingkat kompetensi jabatan dengan tingkat kompetensi karyawan. Design Interface “Behaviour Indicator Assessment ” Behaviour Indicator Assessment Indicator Level Competent NIK : Name : Department : Cost Center : Position : - - - - - Photo Year : Competency Type : Competency Name : Job Level : Employee Level : Finish Close - - - - - Prev Next Description “Behaviour Indicator Assessment ” Fungsi dari form ini adalah untuk melakukan penilaian karyawan pada indikator perilaku yang terdapat pada setiap tingkat kompetensi. Penilaian tersebut akan digunakan untuk menentuakn tingkat kompetensi karyawan. Design Interface “Assessment Report ” Assessment Report Cost Center : Department : Competency Type : Competency Name : Year : View Assessment Report Close Position : Superior : Employee Name : All Employee An Employee Description “Assessment Report ” Fungsi dari form ini adalah untuk menampilkan laporan hasil penilaian kompetensi. Laporan tersebut akan dicetak dan akan diberikan pada karyawan yang telah dinilai kompetensinya. Design Interface “Department Analysis ” Department Analysis All Department Department : All Competency Competency Type : Competency Name : Year : View Report Close Description “Department Analysis ” Fungsi dari form ini adalah untuk menampilkan dan mencetak laporan kebutuhan pelatihan karyawan pada setiap tahun berdasarkan kategori nama departemen dan nama kompetensi. Design Interface “Individual Analysis ” Individual Analysis Cost Center : Department : Year : View Report Close Position : Employee Name : Description “Individual Analysis ” Fungsi dari form ini adalah untuk menampilkan dan mencetak laporan kebutuhan pelatihan karyawan pada setiap tahun dalam setiap individu atau karyawan. Table Input username, karyawan, jabatan, kompetensi, standar_kompetensi, indikator_perilaku. Table Output penilaian, kompetensi_karyawan, pelatihan. Non-Functional Security Hanya bisa diakses oleh pengguna yang memiliki hak akses dalam melakukan proses menentukan kebutuhan pelatihan. Correctness Mampu menentukan tingkat kompetensi karyawan sesuai dengan penilaian indikator perilaku. Selain itu, mampu melakukan pengukuran kesenjangan antara kompetensi karyawan dengan kompetensi jabatan. Interface Antarmuka software akan mengacu pada antarmuka Windows karena pengguna lebih mengenal antarmuka tersebut. Performance Dibangun pada performa terbaik dalam spesifikasi hardware di atas spesifikasi minimal yang akan diberikan. Operability Tata letak atribut-atribut perintah akan dikelompokan berdasarkan fungsinya. Query Select 1. select pengguna.username, jabatan.nama_dept, pengguna.nama_jabatan, pengguna.password, pengguna.login_as from pengguna inner join jabatan on pengguna.nama_jabatan = jabatan.nama_jabatan 2. select karyawan.nik, jabatan.nama_dept, jabatan.nama_cc, jabatan.atasan, karyawan.nama_jabatan, karyawan.nama, karyawan.golongan, karyawan.tgl_lahir, karyawan.tgl_masuk, karyawan.status from karyawan inner join jabatan on karyawan.nama_jabatan = jabatan.nama_jabatan 3. select standar_kompetensi.nama_jabatan, kompetensi.nama_kompetensi, standar_kompetensi.det_komp, standar_kompetensi.standar_level from standar_kompetensi inner join kompetensi on standar_kompetensi.det_komp = kompetensi.det_komp where standar_kompetensi.nama_jabatan=NamaJ abatan 4. select distinct nama_kompetensi from kompetensi 5. select standar_kompetensi.nama_jabatan, kompetensi.nama_kompetensi, standar_kompetensi.det_komp, standar_kompetensi.standar_level from standar_kompetensi inner join kompetensi on standar_kompetensi.det_komp = kompetensi.det_komp where standar_kompetensi.nama_jabatan=namaj abatan and kompetensi.nama_kompetensi=jeniskompet ensi 6. select distinct standar_level from standar_kompetensi where det_komp=NamaKompetensi and nama_jabatan = NamaJabatan 7. select from indikator_perilaku where det_komp=namakompetensi and tingkat=tingkat 8. Select pelatihan.tahun, pelatihan.nik, karyawan.nama, jabatan.nama_dept, jabatan.nama_cc, karyawan.nama_jabatan, kompetensi.nama_kompetensi, pelatihan.det_komp, standar_kompetensi.standar_level, kompetensi_karyawan.tingkat_kompetensi, kompetensi_karyawan.gap, pelatihan.pelatihan, pelatihan.prioritas from pelatihan inner join karyawan on pelatihan.nik = karyawan.nik inner join jabatan on karyawan.nama_jabatan = jabatan.nama_jabatan inner join kompetensi_karyawan on pelatihan.nik = kompetensi_karyawan.nik and pelatihan.tahun = kompetensi_karyawan.tahun and pelatihan.det_komp = kompetensi_karyawan.det_komp and karyawan.nik = kompetensi_karyawan.nik inner join standar_kompetensi on jabatan.nama_jabatan = standar_kompetensi.nama_jabatan inner join kompetensi on kompetensi_karyawan.det_komp = kompetensi.det_komp and standar_kompetensi.det_komp = kompetensi.det_komp order by jabatan.nama_dept, karyawan.nama, pelatihan.prioritas Update update penilaian set tingkat_kompeten = {0} where nik = nik and tahun = tahun and indikator = indikator, tingkatkompeten Insert 1. insert into kompetensi_karyawan valuesnik,tahun,namakompetensi, username, tingkatkompetensi, gap 2. insert into penilaian valuesnik,tahun, indikator, tingkatkompeten Pseudocode Login GetPosition GetEmployee GetCompetency GetStandardCompetency GetBehaviourIndicator SaveIndicatorAssessment GetEmployeeLevel GetGAP GetTrainingNeed SaveEmployeeAssessment SaveTrainingNeed PrintReportTrainingNeed PrintReportAssessment 2. Training Officer a. Melakukan Update Active File Menampilkan menu untuk melakukan pengelolaan data induk atau active file yang akan digunakan pada penentuan kebutuhan pelatihan bagi setiap karyawan, seperti terlihat pada Tabel 3.26 Tabel 3.26 Detil Form Melakukan Update Active File Nama Fungsi Melakukan Update Active File Stakeholder Training officer Design Interface “Department Record ” Department Record NIK Name Department Cost Center Position Search…. Add Edit Job Desc Close View Report AddEdit Position Department Name : Cost Center : Superior : Position : File Attacthment : Job Description Browse Save Back Description “Department Record ” Fungsi dari department record form ini adalah untuk mengelola data jabatan yang ada pada setiap departemen. Design Interface “Employee Record ” Employee Record NIK Name Department Superior Position Search…. Cost Center Group Entry Date Date of Birth Status Add Edit Delete Close View Report AddEdit Employee 01-Jan-2012 01-Jan-1950 Department : Cost Center : Position : Superior : File Photo : Browse Save Back NIK : Name : Group : Entry Date : Date of Birth : Status : Photo Description “Employee Record ” Fungsi dari employee record form adalah untuk mengelola data karyawan pada perusahaan. Design Interface “Competency Record ” Competency Record Competency Type Competency Name Search…. Indicator Add Edit View Desc Close Training Program : - Level : Add Edit Competency Type : Competency Name : - - AddEdit Competency Competency Type : Competency Name : File Attacthment : Competency Browse Save Back AddEdit Behaviour Indicator Competency Type : Competency Name : Save Back Level : Training Program : Indicator : Description “Competency Record ” Competency record form ini berfungsi untuk mengelola data kompetensi beserta data indikator perilaku pada setiap tingkat kompetensi. Table Input username, jabatan, kompetensi. Table Output jabatan, karyawan, kompetensi, indikator_perilaku. Non-Functional Security Hanya bisa diakses oleh pengguna yang memiliki hak akses dalam melakukan proses menentukan kebutuhan pelatihan. Correctness Penggunaan validasi data-data pada saat melakukan penyimpanan data juga diperlukan agar tidak terjadi kesalahan input data akibat human error. Interface Antarmuka software akan mengacu pada antarmuka Windows karena pengguna lebih mengenal antarmuka tersebut. Performance Dibangun pada performa terbaik dalam spesifikasi hardware di atas spesifikasi minimal yang akan diberikan. Operability Tata letak atribut-atribut perintah akan dikelompokan berdasarkan fungsinya. Query Select 1. select pengguna.username, jabatan.nama_dept, pengguna.nama_jabatan, pengguna.password, pengguna.login_as from pengguna inner join jabatan on pengguna.nama_jabatan = jabatan.nama_jabatan 2. select distinct nama_dept from jabatan 3. select distinct nama_cc from jabatan where nama_dept = NamaDepartemen 4. select nama_jabatan from jabatan where nama_cc=CostCenter 5. select atasan from jabatan where nama_dept = NamaDepartemen and nama_cc=CostCenter and nama_jabatan=NamaJabatan 6. select from kompetensi Update 1. update jabatan set nama_dept = NamaDepartemen, nama_cc = CostCenter, atasan = Atasan, nama_jabatan = NamaJabatan where nama_jabatan = NamaJabatan 2. update jabatan set file_deskripsi = select BulkColumn from openrowset bulk nLokasiFile, single_blob as a where nama_jabatan = NamaJabatan 3. update karyawan set nik = NIK, nama_jabatan = NamaJabatan, nama = Nama, golongan = Golongan, tgl_lahir = TglLahir, tgl_masuk = TglMasuk, status = Status where nik = NIK 4. update karyawan set photo = select BulkColumn from openrowset bulk nLokasiFilePhoto, single_blob as a where nik = NIK 5. update kompetensi set nama_kompetensi = {0}, det_komp = {1} where nama_kompetensi = JenisKompetensi and det_komp = NamaKompetensi, JenisKompetensi, NamaKompetensi 6. update kompetensi set file_komp = select BulkColumn from openrowset bulk nLokasiFileKompetensi, single_blob as a where nama_kompetensi = JenisKompetensi and det_komp = NamaKompetensi 7. update indikator_perilaku set indikator = Indikator where det_komp = NamaKompetensi and tingkat = Tingkat and indikator = Indikator 8. update indikator_perilaku set program_pelatihan = ProgramPelatihan where det_komp = NamaKompetensi and tingkat = Tingkat Insert 1. insert into jabatan valuesNamaDepartemen,Cost Center,Atasan,NamaJabatan, NULL 2. insert into karyawan valuesNIK, NamaJabatan, Nama, Golongan, TglLahir, TglMasuk, Status, NULL 3. insert into kompetensi valuesJenisKompetensi,NamaKompeten si, NULL 4. insert into indikator_perilaku valuesNamaKompetensi, Tingkat, Indikator, ProgramPelatihan Delete delete from karyawan where nik = NIK Pseudocode Login GetPosition GetCompetency SavePosition SaveEmployee SaveCompetency SaveBehaviourIndicator UpdatePosition UpdateEmployee UpdateCompetency UpdateBehaviourIndicator DeleteKaryawan b. Membuat Standar Kompetensi Jabatan Menampilkan menu untuk membuat standar kompetensi yang harus dimiliki oleh karyawan dalam menjalankan jabatannya, seperti terlihat pada Tabel 3.27 Tabel 3.27 Detil Form Membuat Standar Kompetensi Jabatan Nama Fungsi Membuat Standar Kompetensi Jabatan Stakeholder Training officer Design Interface “Standard Competency ” Add Standart Competency Department : Cost Center : Position : Save Back Competency Type : Competency Name : Job Desc Competency Desc Job Level : Standart Competency Competency Type Competency Name Job Level Add Competency Desc Job Desc Close Department : Cost Center : Position : View Report Description “Standard Competency ” Fungsi dari form ini adalah untuk membuat standar kompetensi pada setiap jabatan beserta tingkat kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan jabatan tersebut. Table Input username, jabatan, kompetensi Table Output standar_kompetensi Non-Functional Security Hanya bisa diakses oleh pengguna yang memiliki hak akses dalam melakukan proses menentukan kebutuhan pelatihan. Correctness Penggunaan validasi data-data pada saat melakukan penyimpanan data juga diperlukan agar tidak terjadi kesalahan input data akibat human error. Interface Antarmuka software akan mengacu pada antarmuka Windows karena pengguna lebih mengenal antarmuka tersebut. Performance Dibangun pada performa terbaik dalam spesifikasi hardware di atas spesifikasi minimal yang akan diberikan. Operability Tata letak atribut-atribut perintah akan dikelompokan berdasarkan fungsinya. Query Select 1. select pengguna.username, jabatan.nama_dept, pengguna.nama_jabatan, pengguna.password, pengguna.login_as from pengguna inner join jabatan on pengguna.nama_jabatan = jabatan.nama_jabatan 2. select distinct nama_dept from jabatan 3. select distinct nama_cc from jabatan where nama_dept = NamaDepartemen 4. select nama_jabatan from jabatan where nama_dept = NamaDepartemen and nama_cc=CostCenter 5. select distinct nama_kompetensi from kompetensi 6. select distinct det_komp from kompetensi where nama_kompetensi=JenisKompetensi Insert insert into standar_kompetensi valuesNamaJabatan, NamaKompetensi, StandarLevel Pseudocode Login GetPosition GetCompetency SaveStandardCompetency c. Melaksanakan Perencanaan Pelatihan Menampilkan menu untuk menampilkan laporan peserta yang akan mengikuti pelatihan dalam periode setiap tahun beserta prioritasnya untuk mengimplementasikan program pelatihan seperti terlihat pada Tabel 3.28 Tabel 3.28 Detil Form Melaksanakan Perencanaan Pelatihan Nama Fungsi Melaksanakan Perencanaan Pelatihan Stakeholder Training officer Design Interface “Training Participants ” Training Participants All Department Department : Competency Type : Competency Name : Year : View Report Close Training Need Programme : Description “Training Participants ” Fungsi dari form ini adalah untuk menampilkan dan mencetak laporan peserta yang akan mengikuti pelatihan pada setiap tahun. Design Interface “Priority Training Need Report ” Priority Training Need Report Year : View Report Close Description “Priority Training Need Report ” Fungsi dari form ini adalah untuk menampilkan dan mencetak laporan prioritas kebutuhan pelatihan karyawan pada setiap tahun. Table Input username, jabatan, karyawan, kompetensi, standar_kompetensi Table Output - Non-Functional Security Hanya bisa diakses oleh pengguna yang memiliki hak akses dalam melakukan proses menentukan kebutuhan pelatihan. Interface Antarmuka software akan mengacu pada antarmuka Windows karena pengguna lebih mengenal antarmuka tersebut. Performance Dibangun pada performa terbaik dalam spesifikasi hardware di atas spesifikasi minimal yang akan diberikan. Operability Tata letak atribut-atribut perintah akan dikelompokkan berdasarkan fungsinya. Query Select 1. Select distinct pelatihan.tahun, pelatihan.nik, karyawan.nama, jabatan.nama_dept, jabatan.nama_cc, karyawan.nama_jabatan, kompetensi.nama_kompetensi, pelatihan.det_komp, standar_kompetensi.standar_level, kompetensi_karyawan.tingkat_kompetensi, kompetensi_karyawan.gap, pelatihan.pelatihan, pelatihan.prioritas from pelatihan inner join karyawan on pelatihan.nik = karyawan.nik inner join jabatan on karyawan.nama_jabatan = jabatan.nama_jabatan inner join kompetensi_karyawan on pelatihan.nik = kompetensi_karyawan.nik and pelatihan.tahun = kompetensi_karyawan.tahun and pelatihan.det_komp = kompetensi_karyawan.det_komp and karyawan.nik = kompetensi_karyawan.nik inner join standar_kompetensi on jabatan.nama_jabatan = standar_kompetensi.nama_jabatan inner join kompetensi on kompetensi_karyawan.det_komp = kompetensi.det_komp and standar_kompetensi.det_komp = kompetensi.det_komp where kompetensi.nama_kompetensi =JenisKompetensi and pelatihan.det_komp =NamaKompetensi and pelatihan.tahun =tahun and pelatihan.pelatihan =Pelatihan order by jabatan.nama_dept, jabatan.nama_cc 2. Select distinct pelatihan.tahun, pelatihan.nik, karyawan.nama, jabatan.nama_dept, jabatan.nama_cc, karyawan.nama_jabatan, kompetensi.nama_kompetensi, pelatihan.det_komp, standar_kompetensi.standar_level, kompetensi_karyawan.tingkat_kompetensi, kompetensi_karyawan.gap, pelatihan.pelatihan, pelatihan.prioritas from pelatihan inner join karyawan on pelatihan.nik = karyawan.nik inner join jabatan on karyawan.nama_jabatan = jabatan.nama_jabatan inner join kompetensi_karyawan on pelatihan.nik = kompetensi_karyawan.nik and pelatihan.tahun = kompetensi_karyawan.tahun and pelatihan.det_komp = kompetensi_karyawan.det_komp and karyawan.nik = kompetensi_karyawan.nik inner join standar_kompetensi on jabatan.nama_jabatan = standar_kompetensi.nama_jabatan inner join kompetensi on kompetensi_karyawan.det_komp = kompetensi.det_komp and standar_kompetensi.det_komp = kompetensi.det_komp where pelatihan.tahun =tahun order by kompetensi.nama_kompetensi desc, pelatihan.det_komp, pelatihan.prioritas Pseudocode Login PrintReportTrainingPlan

3.5.7 Program Unit

Program unit merupakan kumpulan dari setiap pseudocode yang ada dalam setiap fungsi yang akan dibangun yang berfungsi sebagai dasar dalam membangun aplikasi dan menerapkan fungsi-fungsi tersebut ke dalam pemrograman dan konstruksi aplikasi yang akan dikembangkan. Program unit tersebut seperti terlihat pada Tabel 3.29 Tabel 3.29 Program Unit Sistem Nama Fungsional Program Unit Merencanakan Pengembangan Karyawan 1. Login 2. GetPosition 3. GetEmployee 4. GetCompetency 5. GetStandardCompetency 6. GetBehaviourIndicator 7. SaveIndicatorAssessment 8. GetEmployeeLevel 9. GetGAP 10. GetTrainingNeed 11. SaveEmployeeAssessment 12. SaveTrainingNeed 13. PrintReportTrainingNeed 14. PrintReportAssessment Melakukan Update Active File 1. Login 2. GetPosition 3. GetCompetency 4. SavePosition 5. SaveEmployee 6. SaveCompetency 7. SaveBehaviourIndicator 8. UpdatePosition 9. UpdateEmployee 10. UpdateCompetency 11. UpdateBehaviourIndicator 12. DeleteKaryawan Membuat Standar Kompetensi Jabatan

1. Login

2. GetPosition 3. GetCompetency 4. SaveStandardCompetency Melaksanakan Perencanaan Pelatihan

1. Login

2. PrintReportTrainingPlan

3.5.8 Program Flowchart dan Pseudocode

Berikut ini merupakan hasil rancangan pseudocode secara detil dari beberapa program unit yang telah dirancang, selain itu agar lebih mudah dalam memahami pseudocode tersebut, maka dirancang juga program flowchart-nya. Pada rancangan pseudocode dan program flowchart berikut, hanya program unit yang dicetak tebal pada Tabel 3.29 yang akan dijadikan sampel rancangan pseudocode dan flowchart programnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.30. Tabel 3.30 Program Flowchart dan Pseudocode No Program Unit Pseudocode

1 Login

START String X, Y X = READ username and Y = READ password User = READ db.pengguna.username and Pass = READ db.pengguna.password If X = User Y = Pass Then LOAD MainForm Else PRINT “Username Password Incorrect” End if END Program Flowchart Start String X,Y X = READ Username Y = READ Password User = READ db.pengguna.username Pass = READ db.pengguna.password X=User Y=Pass PRINT User a e Password I correct LOAD MainForm Tidak Ya End 2 GetEmployeeL evel Pseudocode START Int i, Lvl, N, countIndicator, competent, Qcompetent, Ncompetent, Jmlcompetent, JmlQcompetent, JmlNcompetent, EmployeeLevel Lvl = READ Level countIndicator = READ TotalIndicator competent = 0 Qcompetent = 0 Ncompetent = 0 N = countIndicator – 1 For i = 0 to N Jmlcompetent = Jmlcompetent + 1 JmlQcompetent = JmlQcompetent + 1 JmlNcompetent = JmlNcompetent + 1 competent = JmlcompetentcountIndicator100 Qcompetent = JmlQcompetentcountIndicator100 Ncompetent = JmlNcompetentcountIndicator100 Next i If Ncompetent = 0 Then If Qcompetent 50 Then If competent 50 Then EmployeeLevel = Lvl PRINT EmployeeLevel Else EmployeeLevel = Lvl – 1 PRINT EmployeeLevel End if Else EmployeeLevel = Lvl – 1 PRINT EmployeeLevel End if Else EmployeeLevel = Lvl – 1 PRINT EmployeeLevel End if END Program Flowchart Start Int I, Lvl, N, countIndicator, competent, Qcompetent, Ncompetent, Jmlcompetent, JmlQcompetent, JmlNcompeten, EmployeeLevel Lvl = READ Level countIndicator = READ Total Indicator competent = 0 Qcompetent = 0 Ncompetent = 0 Jmlcompetent = 0 JmlQcompetent = 0 JmlNcompetent = 0 N = countIndicator - 1 competent 50 PRINT EmployeeLevel End For I = 0 to N Jmlcompetent = Jmlcompetent +1 JmlQcompetent = JmlQcompetent +1 JmlNcompetent = JmlNcompetent+1 competent = Jmlcompetent countIndicator 100 Qcompetent = Jmlcompetent countIndicator 100 Ncompetent = Jmlcompetent countIndicator 100 Next i Ncompetent = 0 Qcompetent 50 Ya Ya Ya Tidak EmployeeLevel = Lvl -1 EmployeeLevel = Lvl 3 GetGAP Program Flowchart Start Int A, B, Gap A = READ JobLevel B = READ EmployeeLevel End Gap = B – A PRINT Gap Pseudocode START Int A, B, Gap A = READ JobLevel B = READ EmployeeLevel Gap = B – A PRINT Gap END 4 GetTraining Need Program Flowchart Start Int I, B, N, Gap String PL, Pelatihan Gap = READ Gap B = READ EmployeeLevel PL = READ db.indikator_perilaku.program _pelatihan End N = B + Gap B = B+1 For I = B to N Pelatihan = PL Next i Pseudocode START Int i, B, N, Gap String PL, Pelatihan Gap = READ Gap B = READ EmployeeLevel PL = READ db.indikator_perilaku.program_pelatihan N = B+Gap B = B+1 For i = B to N Pelatihan = PL Next i END

3.5.9 Desain Arsitektur

Pengembangan perangkat lunak membutuhkan adanya perangkat keras dan konfigurasi sistem yang tepat, sehingga perangkat lunak tersebut dapat bekerja dengan baik. Kebutuhan sistem mendefinisikan kebutuhan perangkat keras untuk mendukung kinerja perangkat lunak yang terdiri dari spesifikasi sistem, spesifikasi jaringan dan spesifikasi lainnya. Sesuai dengan hasil analisis kebutuhan, dapat diberikan solusi spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras serta konfigurasi jaringan dengan model client-server. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.17. Server Client Client Gambar 3.17 Client-Server Konsep yang digunakan pada model arsitektur ini adalah two tier concept. Pada konsep ini pembagian proses load dilakukan ke dalam dua bagian. Aplikasi utama dijalankan atau berjalan pada sisi client yang biasanya mengirimkan request dalam bentuk sintaks SQL ke sebuah database server yang berfungsi sebagai media penyimpanan. Sehingga bagian utama dari aplikasi berjalan pada sisi komputer client. Adapun spesifikasi minimum perangkat keras komputer server dan client untuk mendukung kinerja perangkat lunak yang dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 3.31. Tabel 3.31 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras Client Server a Prosessor Intel Dual Core b 2 GB RAM DDR2 c 350 GB HDD d Standard VGA e Network Interface Card f LCD Monitor g Keyboard h Optical Mouse a Prosessor Intel Core 2 Duo 2GHz b 4 GB RAM DDR3 c 500 GB HDD d Standard VGA e Network Interface Card f LCD Monitor g Keyboard h Optical Mouse 104 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Implementasi

Implementasi program merupakan implementasi dari hasi analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Dengan adanya implementasi ini, diharapkan dapat membantu perusahaan dalam melakukan analisis kebutuhan pelatihan yang lebih optimal senhingga pelaksanaan pelatihan terlaksana dengan efektif dan efisien. Sebelum melakukan implementasi, pengguna harus mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan dari program yang akan diimplementasikan, yaitu berupa perangkat lunak dan kebutuhan perangkat keras seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

4.2 Konfigurasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak