58
1. Melakukan identifikasi lahan
pertanian di dataran fluvial wilayah kabupaten Kulon Progo.
2. Menganalisis persebaran luas lahan pertanian di dataran
fluvial Wilayah Kabupaten Kulon Progo.
2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Lahan Pertanian
Lahan merupakan material dasar dari suatu lingkungan situs, yang
diartikan berkaitan dengan sejumlah karakteristik
alami yaitu
iklim, geologi,tanah, topografi, hidrologi dan
biologi Aldrich, 1981. Pertanian adalah pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya alam hayati terutama
tanaman produktif yang
menghasilkan dan dapat di pergunakan sebagai kehidupan manusia.
Lahan Pertanian merupakan bagian dari permukaan bumi yang merupakan
sumberdaya yang tidak dapat diabaikan karena dari permukaan bumi
yang merupakan sumberdaya yang tidak dapat
diabaikan karena dari lahan pertanian inilah
manusia mendapatkan
bahan pangan
dengan berbagai
cara pengelolaannya Agriculture sector review
indonesia, 2013
2.2 Penggunaan Lahan pertanian
Malingreau, 1978
memberikan batasan sebagai wilayah permukaan bumi,
meliputi semua benda penyusun biosfer yang bersifat tetap diatas dan di bawah
wilayah meliputi : atmosfer, tanah dan bahan induk, topografi, ai, tumbuhan dan
binatang.
Penggunaan lahan
sawah merupakan hasil campur tangan manusia
yang bersifat siklis maupun permanen terhadap sumberdaya alam.
Lahan sawah di indonesia biasanya ditanami dengan padi, palawija, atau
komoditas lainnya. Pemilihan tanaman yang ditanam akan mempertimbangkan
faktor ketersedian air sebagai syarat utama untuk usaha pertanian di lahan
persawahan. BPN, 1960; sinaga,et al, 1992
mendefinisikan sawah sebagai sebidang lahan usaha pertanian yang datar dengan
pematang untuk menahan mengalirnya air keluar, dan di dalam pegiliran tanaman
selama satu tahun sekurang-kurangnya satu kali ditanami padi sawah. Sawah dpat
dibedakan menjadi dua yaitu : sawah irigasi dan sawah tadah hujan.
Usaha tani padi di lahan sawah beririgasi ditandai dengan senjang waktu
yang sangat lebar 1-3 bulan. Pada musim hujan dengan intensitas yang
tinggi, limpahan
air berpotensi
menyebabkan tingginya
aliran permukaaan yang dapat mengakibatkan
erosi dan banjir. Musim kemarau juga mengakibatkan menurunkan debit air
waduk. Pola tanam yang diterapkan selama ini tidak optimal ditinjau dari
pemanfaatan sumberdaya iklim : curah hujan, radiasi surya, dan suhu udara.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya penyesuaian pola tanam, waktu
tanam dan rotasi tanam yang lebih adaptif dengan perubahan iklim Balai
Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2007
Penginderaan jauh
juga sudah
digunakan untuk melakukan pendugaan produksi padi dan luas panen Wahyunto,
2005 dengan
mengukur reflektansi
canopy pendugaan
produksi padi
dilakukan dengan menganalisa umur tanaman padi fase generatif dengan
menggunakan transformasi
spektral NDVI. Perhitungan dengan ubinan di
lapang guna mengukur produksinya dan produktivitasnya.
2.3 Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh Remote Sensing merupakan
ilmu dan
seni untuk
59
memperoleh informasi tentang obyek, daerah
atau gejala
dengan cara
menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak
langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang dikaji Lillesand dan Kiefer,
1979. Komponen yang ada pada sistem penginderaan
jauh diantaranya
yaitu sumber
tenaga aktif
dan pasif,
panjanggelombang elektromagnetik yang digunakan, interaksi panjang gelombang
dengan obyek, obyek itu sendiri, atmosfer dan sensor satelit.
Setiap obyek di permukaan bumi akan memberikan reaksi yang berbeda-
beda terhadap sumber tenaga dalam salah satu komponen penginderaan jauh. Ada
obyek yang
menyerap absorption,
memantulkan reflection dan meneruskan transmition tenaga-tenaga tersebut. Sifat-
sifat obyekinteraksi terhadap gelombang elektromagnetik tersebutlah yang ditangkap
oleh sensor satelit penginderaan jauh untuk bisa dimanfaatkan dalam berbagai bidang
Jatmiko, 2008.
Dalam memanfaatkan
citra penginderaan jauh sebagai sumber data
untuk pemetaan penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh : a resolusi spektral, b
resolusi spasial, c skala dan d tingkat kerumitan obyek yang direkam pada citra
tersebut. Pemilihan panjang gelombang, resolusi spasial dan skala yang tepat akan
sangat
menetukan ketelitian
hasil identifikasi penggunaan lahan. Disamping
itu tingkat
kerumitan obyek
juga mempunyai pegaruh yang cukup besar,
semakin tinggi kerumitan obyek yang direkam
akan menyulitkan
untuk mengidentifikasi obyek pengguaann lahan
secara individual. 2.4 Sistem Informasi Geografi SIG
Sistem Informasi Geografi SIG atau Geographic Information System
GIS adalah suatu sistem informasi yang
dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi
spasial atau
berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG
adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan
khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan spasial bersamaan
dengan seperangkat operasi kerja Barus dan
Wiradisastra, 2000.
Sedangkan menurut Anon 2001 Sistem Informasi
geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis
spasial dengan data teks atribut objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi
georeference. Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data
dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat
dijadikan
acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan
dengan geografi. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk
berbagai kepentingan selama data yang diolah
memiliki refrensi
geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari
fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi
keruangan Indrawati, 2002.
Tujuan pokok
dari pemanfaatan
Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi
yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek.Ciri utama
data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah
terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi Dulbahri,
1993.
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data
atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan
adalah analisis
spasial dan
analisis atribut.Data spasial merupakan data yang
60
berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta.Sedangkan data
atribut merupakan
data tabel
yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai
objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga
cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area polygon. Titik
merupakan kenampakan
tunggal dari
sepasang koordinat
x,y yang
menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan
sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk
suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain.
Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk
suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan
lain sebagainya.
Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data
vektor.Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi
empat gridsel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur.Data vektor adalah data
yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan
menyimpan
data spasial
dengan menggunakan
titik, garis
atau area
polygon Barus dan Wiradisastra, 2000.
2.5 Citra Satelit Landsat-8