- Menyiapkan larutan HNO
3
65 dari prosentase keseluruhan nital yang akan digunakan.
- Menyiapkan alkohol sebagai campuran larutan HNO
3
65 sebanyak 97.
- Mencampur larutan tersebut dan digunakan untuk etsa.
c Proses pengetsaan spesimen
- Membersihkan spesimen atau dilap dengan tisu setelah spesimen
dipoles celupkan kedalam larutan nital selama 10 detik. -
Mencuci spesimen dengan aquades. -
Membersihkan spesimen dengan mengusap spesimen dengan kapas yang telah dibahasi dengan alkohol.
- Mengeringkan spesimen.
- Melihat struktur mikro spesimen pada mikroskop metalografi.
6. Foto mikro dilakukan setelah proses etsa dengan 200 kali perbesaran
2. Pengujian Struktur Makro Pengujian struktur makro ini bertujuan untuk melihat struktur makro
permukaan aluminium setelah proses anodizing maupun proses dieying. Spesimen yang diuji pada pengujian ini yaitu sisa dari spesimen yg dipotong pada pengujian
struktur mikro diatas, kemudian pada pengujian ini yaitu murni hasil dari proses anodizing tanpa dimounting dan dipreparasi pada bagian permukaan
aluminiumnya. Selanjutnya spesimen diamati menggunakan mikroskop maka akan terlihat struktur makro yang ada pada daerah permukaan aluminium setelah proses
anodizing tersebut.
3. Pengujian Kekerasan Mikro Vickers
Pengujian kekerasan mikro vickers ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kekerasan permukaan aluminium setelah proses anodizing maupun proses
dieying. Prosedur dan pembacaan hasil pada pengujian kekerasan mikro vickers adalah sebagai berikut:
Piramida intan yang memiliki sudut bidang berhadapan 136 , ditekankan
kepermukaan bagian yang akan diukur dengan pembebanan sebesar 25 gf, kemudian diambil panjang diagonal-diagonalnya dan dari perbandingan antara
beban dengan luas tapak penekan. Maka akan didapat hasil kekerasan mikro vickers pada bagian permukaan aluminium setelah proses anodizing maupun proses dieying
tersebut. Adapun rumus perhitungan dari kekerasan mikro Vickers yaitu sebagai berikut:
VHN
=
. ∙�
�
2
………………..…………………………………3.1 Dimana :
VHN : Vickers Hardness Number kgmm
2
F : Beban yang digunakan kgf
d
2
: Panjang diagonal rata- rata μm, dengan d
rata-rata
=
� +�
Gambar 3.41 Pengujian Vikers
Sumber : Kopeliovich. 2014
53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengujian anodizing pada aluminium seri 1xxx, maka diperoleh data-data pengujian yang kemudian dijabarkan melalui beberapa sub-sub
pembahasan dari masing-masing jenis pengujian. Berikut adalah spesimen setelah proses anodizing dan dyeing sebelum dilakukan pengujian, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Spesimen aluminium 1XXX setelah proses anodizing dan dyeing
sebelum dilakukan pengujian a anodizing pada konsentrasi 30 H
2
SO
4
, b anodizing pada konsentrasi 40 H
2
SO
4
, c anodizing pada konsentrasi 50 H
2
SO
4
.
4.1. Hasil Pengamatan Foto Struktur Mikro
Pengujian foto struktur mikro ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar ketebalan lapisan oksida 3 spesimen aluminium 1XXX setelah proses
anodizing dan dyeing dengan 3 variasi konsentrasi larutan anodiz yang telah dilakukan sebelumnya. Sebelum dilakukan pengamatan pada struktur mikro lapisan
aluminium, spesimen dimounting terlebih dahulu menggunakan resin agar mempermudah proses pengamatan foto mikro. Pengujian ini dilakukan dengan
pembesaran 200 kali, dimana ada 10 strip dan setiap strip mempunyai nilai 2 μm.
a b
c
Gambar 4.2 Foto mikro variasi konsentrasi anodiz 30, 1. Setelah proses
anodizing, 2. Setelah proses anodizing dan dyeing, a. Resin, b. Raw material, c. Ketebalan lapisan oksida.
Gambar 4.2 menunjukan hasil pengujian ketebalan lapisan oksida yang dihasilkan setelah proses anodizing pada konsentrasi 30 dengan kuat arus 3
Ampere dan tegangan 18 Volt, dengan waktu pencelupan 10 menit sebesar 2 μm,
seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.2 1. Sedangkan untuk ketebalan lapisan oksida yang dihasilkan setelah proses anodizing dan dyeing dengan variabel yang
sama sebesar 3,5 μm, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 2.
1 2
20 µm 20 µm
3,5 µm 2 µm
b a
c c
a
b