Umum Persiapan Pengukuran dan Pengujian Antena Grid Kabel Koaksial Handphone Tempat Peletakan Antena dan Busur Pengukuran Pola Radiasi

BAB IV PENGUJIAN ANTENA GRID

4.1 Umum

Bab ini membahas pengujian parameter pada antena grid yang telah dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah antena yang dirancang sudah mendekati hal yang diinginkan atau tidak. Pengukuran dan pengujian antena grid akan meliputi : 1. Pengukuran pola radiasi 2. Pengukuran beamwidth 3. Pengukuran gain

4.2 Persiapan Pengukuran dan Pengujian

Persiapan pengujian antena meliputi persiapan peralatan dan handphone pendukung. Peralatan yang disiapkan meliputi :

a. Antena Grid

Dalam pengukuran ini antena merupakan alat utama dikarenakan antena itu sendirilah yang akan diukur parameter – parameternya. Antena yang akan diukur adalah satu buah antena grid. Hasil yang diperoleh akan dibandingkan untuk melihat kemampuan masing-masing antena. Gambar 4.1 menunjukkan antena yang akan digunakan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Antena grid

b. Kabel Koaksial

Kabel koaksial berfungsi sebagai penghubung antara antena dan handphone. Kabel koaksial sangat diperlukan karena antena akan diletakkan di luar ruangan out door pada posisi yang tinggi agar penerimaan sinyal tidak terhalang.

c. Handphone

Handphone yang digunakan untuk melakukan pengukuran yang memiliki status penerimaan sinyal. Handphone yang digunakan adalah jenis Blackberry.

d. Tempat Peletakan Antena dan Busur

Tempat peletakan antena dibutuhkan agar antena dapat diputar sebesar sudut yang diinginkan pada pengukuran perolehan sinyal. Gambar 4.2 menunjukkan tempat peletakan yang telah dilengkapi dengan busur. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Alat Peletakan Antena

4.3 Pengukuran Pola Radiasi

Sebelum melakukan pengukuran pola radiasi, hal yang harus dilakukan adalah menanyakan kepada pihak provider polarisasi antena pemancar. Dalam pengukuran harus memperhatikan jarak pada proses pengukuran. Pengukuran pola radisi antena dilakukan pada 2 lokasi yang berbeda. Pada pengukuran pertama posisi BTS Telkomsel yang akan dituju berada pada jarak ± 5.57 Km. Gambar 4.3 menunjukkan perakiraan jarak dengan menggunakan MCOM 4.3. BTS yang akan dituju berada di Desa Londut dan pengukuran dilakukan di Desa kuala beringin. Gambar 4.3 Menunjukkan perakiraan jarak pengukuran dengan menggunakan MCOM 4.3. Sedangkan pengukuran kedua dilakukan di lantai 4 gedung Depatemen Teknik Elektro USU. Pada pengukuran ini posisi antena BTS Telkomsel yang akan dituju berada pada jarak ± 575.52 meter. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Perakiraan Jarak Pengukuran ke BTS Dengan Menggunakan MCOM 4.3 Gambar 4.4 menunjukkan perakiraan jarak pengukuran kedua dengan menggunakan Google Earth. Untuk menentukan jarak pada software yang digunakan dengan cara membuka option ruler. Pada pengukuran pertama dan pengukuran kedua memiliki 2 software yang berbeda. Ini dikarenakan pada Google earth tidak dapat terlihat jelas letak jalan dan letak BTS pada pengukuran yang pertama. Pada pengukuran pertama tempat lokasi pengambilan data adalah jenis SubUrban yang memiliki jarak dari jalan perkotaan ± 12 Km. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Perkiraan Jarak Pengukuran ke BTS Dengan Menggunakan Google Earth Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa BTS yang dituju terletak pada jalan pembangunan sedangkan anten terletak pada Departemen Teknik Elektro yang memiliki jarak 575.52 meter. Peralatan yang digunakan pada pengukuran pola radiasi ini diantaranya adalah: a. Antena grid yang telah dibuat b. Handphone c. Tempat peletakan antena d. Penggaris busur derajat 360 Universitas Sumatera Utara Langkah – langkah pengukuran pola radiasi yaitu dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Rangkai semua peralatan seperti pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Rangkaian Pengukuran 2. Buka menu tekan options lalu tekan status pada handphone. 3. Setelah terlihat status, putar antena setiap 10 searah jarum jam. Universitas Sumatera Utara 4. Setelah selesai, ulangi pengukuran sebanyak empat kali untuk mendapatkan ketepatan pembacaan. 5. Simpan hasilnya. Dari hasil pengukuran diperoleh sinyal yang diterima ditunjukkan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Data Rata-Rata Hasil Pengukuran AntenaGrid Sudut Sinyal Diterima dBm Sinyal ternormalisasi dBm -77 10 -78 -1 20 -92 -15 30 -101 -24 40 -105 -28 50 -101 -24 60 -101 -24 70 -101 -24 80 -92 -15 90 -90 -13 100 -92 -15 110 -92 -15 120 -104 -27 130 -105 -28 140 -101 -24 150 -101 -24 160 -101 -24 170 -101 -24 180 -105 -28 190 -104 -27 200 -101 -24 210 -105 -28 220 -101 -24 230 -92 -15 240 -90 -13 250 -91 -14 260 -89 -12 270 -87 -10 280 -87 -10 290 -105 -28 300 -100 -23 310 -105 -28 320 -101 -24 Universitas Sumatera Utara 330 -94 -17 340 -79 -2 350 -78 -1 Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa pola radiasi antena grid mengarah ke satu arah tertentu. Ini disebabkan karena level sinyal terbesar ada pada saat posisi antena 0 . Pada posisi tersebut antena menerima sinyal secara maksimal. Karena pada posisi 0 antena tepat diarahan meenghadap BTS yang dituju. Kemudian ketika antena diputar level sinyal yang ditangkap akan terus berkurang. Ini karena posisi antena tidak tepat mengarah pada pemancar dalam hal ini adalah BTS. Pada posisi antena sekitar 180 , level sinyal yang terekam sangatlah minim. Dari percobaan yang telah dilakukan, antena masih menangkap sinyal yang dipancarkan BTS hanya saja levelnya rendah. Antena tersebut sama-sama memiliki pola radiasi yang terarah. Yaitu menerima sinyal dengan baik pada posisi 0 dan menerima sinyal dengan lemah pada posisi sekitar 180 . Sehingga dari data yang didapat dari hasil pengukuran dapat dikatakan bahwa antena yang dibuat telah sesuai dengan harapan karena memiliki pancaran daya yang terarah.

4.4 Penghitungan