Pada antena grid yang dirancang, penggunaan dipole balun yang umumnya digunakan sebagai driven elemen yang diletakkan ditiang penyangga.
Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam menentukan frekuensi yang kita pilih.
Pemilihan antena grid sebagai antena bantu lebih dikarenakan kemudahan dalam perakitannya dan biaya yang dikeluarkan relatif murah. Kemampuan antena
ini untuk menguatkan sinyal juga terbilang sangat baik namun beamwidthnya cukup sempit.
3.3 Langkah Pengerjaan dan Model Rancangan Antena Grid
Pengerjaan antena Grid dimulai dengan membuat perencanaan pengerjaan dari mulai proses perancangan, pembuatan hingga pengujian. Perencanaan
pengerjaan itu dapat di lukiskan dalam diagram alur seperti yang digambarkan pada Gambar 3.1.
Langkah yang dilakukan setelah selesai pengumpulan teori dan informasi yang dibutuhkan adalah membuat perancangan dari teori yang diperoleh mengenai
dimensi dan bentuk antena grid digambarkan oleh Gambar 3.2.
20 cm
70 cm
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Model Antena Grid
Antena grid memiliki bagian utama yaitu dipole balun sebagai daerah pencatu feeder dan reflector sebagai pemantul dari sinyal yang di catu. Bagian
lainnya yaitu kabel koaksial. Gambar 3.3 menunjukkan bagian-bagian utama antena grid.
20 cm
70 cm
Ti an
g pe
ny an
gg a
f =15. 31 Dipole
reflektor
Kabel koaksial
Gambar 3.3 Bagian-Bagian Utama Antena Grid
3.4 Bagian Utama Antena Grid
Antena grid yang akan dibangun memiliki beberapa bagian yang menjadi penyusun utamanya, antara lain :
1. Reflektor Antena 2. Driven elemen
3. Kabel Penghubung
3.4.1 Reflektor Antena
Reflektor digunakan secara luas untuk memodifikasi pola radiasi antena. Sebagai contoh radiasi backward antena akan dihilangkan dengan menggunakan
reflektor lempengan datar yang memiliki dimensi cukup lebar.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kasus yang lebih umum, beamwidth merupakan karakteristik yang dihasilkan oleh lebar reflektor, kesesuaian bentuk, dan permukaan.
Pada reflektor antena parabolik, pencatu diletakkan pada titik fokus dan pancarannya diarahkan pada reflektor parabola sehingga jika berkas iluminasi
ray mengenainya, berkas ini akan direfleksikan sesuai dengan Hukum Snellius, yaitu [14]:
Sudut Datang = Sudut Pantul 3.1
Jadi berkas yang dipancarkan oleh pencatu akan mengenai suatu titik di reflektor seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4. Berkas ini akan direfleksikan
sesuai dengan hukum pemantulan ke posisi tertentu dengan nilai yang sama dengan titik refleksi, atau dengan kata lain berkas ini akan direfleksikan secara
paralel sehingga setelah berkas-berkas pancaran ini direfleksikan oleh reflektor parabola didapatkan pancaran energi yang paralel atau didapatkan fasa gelombang
yang datar.
Sinyal datang
Sinyal datang
Gambar 3.4 Pantulan Sinyal pada Reflektor
Energi yang dipancarkan oleh pencatu di titik fokus tanpa keberadaan reflektor parabola akan berdivergensi, terbagi kedalam ruang dengan bentuk fasa
seperti bola. Tetapi dengan keberadaan reflektor, energi pancaran bisa lebih
Universitas Sumatera Utara
dikonsentrasikan menuju ke suatu arah karena berkas sinyal akan paralel dan tidak menyebar di ruang. Jika diameter antena diketahui, maka dapat dicari luas apertur
dengan cara [1]:
2
. 4
D A
ap
Π =
3.2
Setelah diketahui luas apertur, maka dapat diperoleh gain maksimal dengan cara :
ap
A G
. 4
2 max
λ
Π =
3.3
3.4.2 Driven elemen
Driven elemen merupakan antena balun. Driven Element adalah suatu elemen yang menyediakan daya dari pemancar, biasanya melalui saluran
transmisi. Driven Element mempunyai panjang sehingga rumus
menghitung total panjang Driven Element ditunjukkna pada Persamaan 3.4 sebagai berikut :
L = 0.5 x K x 3.4
Dimana : L
: Panjang Driven Element
K :
Velocity Factor pada logam 0.95 : Panjang gelombang meter
3.4.3 Kabel Penghubung
Universitas Sumatera Utara
Antena Grid menggunakan perpanjangan kabel koaksial untuk dihubungkan ke konektor yang terpasang pada Antena. Kabel coaxial adalah
standar bus serial untuk perangkat penghubung, biasanya kepada televisi namun juga digunakan di peralatan lainnya seperti pada perangkat BTS.
Kabel Koaksial adalah suatu struktur bus yang sangat efisien pada loop local, memungkinkan sebuah kabel tunggal dengan badwith yang sangat tinggi
untuk dipergunakan secara bersama-sama oleh beberapa pelanggan. Kabel koaksial memiliki kapasitas pita lebar bandwidth 10 Mbps dan kapasitas node 30
node. Kabel koaksial sering dipakai sebagai jalur transmisi untuk frekuensi sinyal radio. Spektrum yang dapat ditransimisikan melalui kabel koaksial ini mulai dari
5 MHZ sampai 2GHZ, mewakili beberapa bagian yang penting pada spektrum radio.
3.5 Perancangan Antena Grid
Sub bab ini menjelaskan hal – hal yang perlu diperhitungkan dalam perancangan antena grid yang meliputi perhitungan reflector antena, posisi driven
element.
3.5.1 Perhitungan Reflektor antena
Untuk mendapatkan antena yang bekerja pada frekuensi 900MHz,maka diperlukan suatu perhitungan terhadap reflektor antena. Nilai frekuensi yang
diinginkan adalah 900 MHz . Dengan menggunakan Persamaan 2.1, maka didapatkan panjang gelombangnya adalah :
Universitas Sumatera Utara
Reflector yang digunakan ber diameter 70 cm, dengan menggunakan persamaan 3.2 maka dapat kita peroleh aperture antena, yaitu :
A
ap
= 0,38465 m
2
Setelah luas apertur diketahui, maka gain maksimum dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 3.3 :
G
max
=
ap
= 0,38465 = 43.602 W
Jika diubah dalam satuan dB, maka hasilnya adalah: G
dB
=10 log 43.602 =10 . 1,64 = 16.4 dB Dengan asumsi efisiensi antena 0,5, maka gain antena maksimum yang bisa
dicapai dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.4, yaitu : G = k x D = 0.5 x 43.602 = 21.801W
Jika diubah ke dalam satuan dB, maka hasilnya adalah : G
dB
= 10 log 21.801 = 1.34 dB
Setelah mendapatkan diameter antena, maka jarak titik titik fokus dapat dicari dengan menggunakan Persamaan 3.6 :
d D
= F
Fokus Titik
Jarak 16
2
= 3.6
Dimana : F = jarak titik fokus dari pusat parabolik dish
D = diameter d = kedalaman
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Perhitungan Driven Element
Antena yang akan tirancang di Tugas Akhir ini adalah antena Grid yang memiliki frekuensi kerja 900 MHz . Untuk perangcangan awal digunakan
perhitungan panjang gelombang dengan menggunakan persamaan 2.1 didapatkan panjang gelombang dari anten yang akan dibuat adalah:
Setelah didapatkan panjang gelombang, maka selanjutnya adalah menghitung panjang driven element yang digunakan. Sebagaimana yang telah di
jelaskan di atas yaitu pada Persamaan 3.4. Dengan menggunakan perhitungan tersebut di dapatkan panjang driven yang digunakan adalah 158.33
L = 0.5 x 0.95 x 333.33 158.33 mm Antena grid memiliki konektor yang terbuat dari kabel koaksial yang
panjangnya ¼ yaitu 8.3 cm dan elemen ini digandeng dan panjang gandengan tersebut adalah ½ yaitu 16.65 cm.
3.5.3 Kabel Penghubung Yang Digunakan
Kabel penghubung yang digunakan pada antena ini yaitu kabel koaksial yang berjenis Yuri RG-6 HFB-NL 75 dengan panjang 30 meter. Selain harga
kabel yang murah kabel ini juga sangat mudah di dapatkan di pasaran. Sedangkan ujung kabel yang di hubungkan ke handphone harus di buat menjadi kumparan
yang berfungsi sebagai induktor.
3.6 Komponen Antena Grid
Universitas Sumatera Utara
Komponen antena grid terdiri atas perlengkapan dan peralatan. Berikut
perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam rancang bangun antena grid. 3.6.1 Perlengkapan
Perlengkapan yang diperlukan dalam rancang bangun antena grid antara lain:
Plat Aluminium
Plat aluminium digunakan sebagai kerangka dari reflector antena. Plat dibuat dengan diameter 70 cm dan kedalaman 20 cm. Semakin besar diameter
reflector maka Gain akan semakin besar. Dari ketentuan diatas dapat kita cari titik focus dari kerangka reflector dengan Persamaan 3.6 :
Gambar 3.5 Plat Aluminium
Jaring-Jaring Aluminium
Jaring-jaring aluminium ini digunakan untuk melapisi kerangka dan berfungsi sebagai pemantul gelombang sinyal. Jaring-jaring aluminium ini
terlihat pada Gambar 3.6
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6 Jaring-Jaring Aluminium
Pipa Alumunium
Pipa alumunium ini berfungsi sebagai driven element pada pencatu. Panjang pipa alumunium driven element mempunyai panjang 35 cm dab
diameter 0.5 cm. Dapat terlihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Pipa Alumunium
Besi
Besi berfungsi sebagai mounting antena dan penyangga driven element. Besi yang digunakan untuk mounting berukuran 2inci dan untuk penyangga
driven element berukuran 15.3 cm dan diameter 1 inci. Besi dirancang untuk dapat menyangga antena dan driven element. Gambar 3.8 memperlihatkan
gambar besi yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
a. Mounting antena
b. Penyangga driven element
Gambar 3.8 Besi Penyangga
Baut
Baut berfungsi sebagai pelekat antara antena dengan mounting. Baut yang akan digunakan berukuran 10. Gambar 3.9 memeperlihatkan baut yang
digunakan untuk perancangan antena.
Gambar 3.9 Baut
Kabel Koaksial
Kabel koaksial berfungsi sebagai penghubung antara antena dengan handphone. Kabel koaksial yang digunakan berukuran 75 dengan panjang 30
cm. Gambar 3.10 memperlihatkan kabel yang digunakan untuk perancangan antena.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.10 Kabel Koaksial
Induktor
Induktor berfungsi sebagai penghasil induktansi pada handphone. Indoktor ini di diletakkan pada ujung kebel koaksial. Gambar 3.11 memperlihatkan
induktor yang dipakai dalam perancangan antena.
Gambar 3.11 Induktor
Tabel 3.1 berikut menunjukkan perlengkapan yang digunakan pada rancang bangun antena grid beserta fungsinya.
Tabel 3.1 Perlengkapan Antena Grid Perlengkapan Antena Grid
No. Bahan
Fungsi
Universitas Sumatera Utara
1 Plat alumunium
Sebagai kerangka reflektor 2
Jaring-jaring alumunium Grid antena 3
Pipa alumunium Sebagai penyangga pencatu dan elemen
4 Besi
Mounting antena 5
Baut Sebagai pelekat
6 Kabel koaksial
Sebagai penghubung 7
Induktor Penghasil induktansi pada hanphone
3.7 Perakitan Antena Grid