b Untuk Instalasi Air Minum tanpa Sistem Pengolahan : -
Biaya pembangunan instalasi + Bangunan Pengambilan = 0,15 -
Biaya pembangunan Jaringan Air Minum 0,85 K = Besarnya kapasitas instalasi air minum yang ditaksir harganya,
dinyatakan dalam literdetik Idet Cs = Perkiraantaksiran biaya pembangun 1 unit sistem penyediaan air
minum Instalasi, Bangunan Pengambilan dan Jaringan Air Minum untuk setiap kapasitas 1 literdet.
5. Instalasi dan Jaringan Lainnya
H = K x C
H = Harga taksiran pada saat pencatatanpenaksiran K = Kondisi barang pada saat penaksiran, dinyatakan dalam prosen
C = Taksiran biaya konstruksi yang diperlukan untuk membangun baru, seperti instalasi dan jaringan yang sama dengan yang ditaksir.
P = Taksiran biaya yang diperlukan untuk perbaikan, agar bangunan menjadi baik dan berproduksi seperti semula.
6. Bangunan Gedung
B
n
= Nilai bangunan pada tahun n H
S
= Harga standar bangunan baru per meter persegi F
i
= Faktor permanisasi bangunan gedung K
t
= Koefisien bangunan bertingkat F
n
= Faktor penyesuaian pada tahun n
DAFTAR FAKTOR PENYESUAIAN Fn Berdasarkan SK. Menteri Keuangan No. 422KMK.0411994
TAHUN FAKTOR
PENYESUAIAN TAHUN
FAKTOR PENYESUAIAN
1994 1,00
1981 2 264
1993 1,097
1980 2,623
1992 1,151
1979 3,132
1991 1,261
1978 350-97
1990 1,381
1977 3,849
1989 1,464
1976 4,321
1988 1,551
1975 5,189
1987 1,655
1974 6,227
1986 1,771
1973 9,171
K = C - P
C x 100
Bn = H
s
x F
i
x K
t
F
n
xL
2132007 http:www.pu.go.iditjenhukumkm247-03.htm
DAFTAR FAKTOR PERMANEN Fi Berdasarkan Surat Kepala BAKUN No. SE-01M11995
DAFTAR KOEFISIEN BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT M Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.332KPTSM12002
tanggal 21 Agustus 2002
Khusus untuk bangunan lebih dari 8 Lantai, koefisien penggali dikonsultasikan kepada Instansi Teknis Setempat.
7. Barang Bergerak
Ht = Hp - P Ht = Harga taksiran
Hp = Harga perkiraan barang yang sejenis pada sub sub kelompok yang sama, dengan kapasitas yang kira-kira sama, dan pembuatan tahun
terakhir. P = Perkiraan biaya perbaikan, apabila diperbaiki sampai pada kondisi baik
dan berfungsi.
2. Kondisi a. Barang Bergerak
1. Baik B : Apabila kondisi barang masih dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik.
2. Rusak Ringan RR : Apabila kondisi tersebut masih dalam keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan baik. Untuk berfungsi
dengan baik memerlukan penggantian bagian utama 1985
1,828 1972
11,077 1984
1,887 1971
11,171 1983
1,98 1970
12,020 1982
2,075 Sebelum tahun 1970
12,020
KONSTRUKSI FAKTOR PERMANEN
KONSTRUKS1 PERMANEN
100 PERMANEN
SEMIPERMANEN 50
SEMI PERMANEN DARURAT
20 DARURAT
LANTAI KOEFISIEN
1 LANTAI 1,000
2 LANTAI 1,090
3 LANTAI 1,120
4 LANTAI 1,135
5 LANTAI 1,162
6 LANTAI 1,197
7 LANTAI 1,236
8 LANTAI 1,265
2132007 http:www.pu.go.iditjenhukumkm247-03.htm
komponen pokok. 3. Rusak Berat RB : Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan tidak
berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan besarpenggantian bagian utamakomponen pokok,
sehingga tidak ekonomis untuk diadakan perbaikan rehabilitasi.
b. Barang Tidak Bergerak 1. Tanah
Baik B : Apabila kondisi tanah tersebut siap dipergunakan dan atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya.
Rusak Ringan RR : Apabila kondisi tanah tersebut belum siap dipergunakan dan atau dimanfaatkan karena masih
memerlukan pengelolaan perlakuan misalnya pengeringan, pengerukan, perataan dan pemadatan
untuk dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukannya.
Rusak Berat RB : Apabila kondisi tanah tersebut tidak dapat dipergunakan dan atau dimanfaatkan sesuai dengan
peruntukannya karena adanya bencana alam, erosi dan sebagainya.
2. Jalan dan Jembatan
Baik B : Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik.
Rusak Ringan : Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh namun memerlukan perbaikan ringan untuk dapat
dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Rusak Berat RB : Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan
tidak utuhtidak berfungsi dengan baik dan memerlukan perbaikan dengan biaya besar.
3. Bangunan