METODE PENELITIAN Penggunaan Foam Agent Dalam Pembuatan Bata Beton Ringan

BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Umum Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan mix design dari beton ringan yang terbaik, dimana mix design tersebut akan diaolikasikan dalam pembuatan bata beton ringan. Pengujian yang dilakukan pada kubus beton ringan dan bata beton ringan adalah pengujian kuat tekan dan absorbsi. Dalam percobaan ini dibuat benda uji berupa kubus dan bata beton ringan dimana mix design nya adalah sebagai berikut : Berat jenis direncanakan Volume 1 buah kubus Massa 1 buah kubus = 900 kgm 3 = p x l x t = 0,15 x 0,15 x 0,15 = 0,003375 m 3 = berat jenis x volume = 900 kgm 3 x 0,003375 m 3 = 3,0375 kg Perbandingan semen : pasir : air untuk setiap komposisi kubus beton ringan : 1. Semen : pasir : air = 1 : 0,5 : 0,55 • Berat semen = = 1,48 kg • Berat pasir = = 0,74 kg • Berat air = = 0,81 kg 29 Universitas Sumatera Utara 2. Semen : pasir : air = 1 : 0,7 : 0,55 • Berat semen = = 1,35 kg • Berat pasir • Berat air = = 0,95 kg = = 0,74 kg 3. Semen : pasir : air = 1 : 0,9 : 0,55 • Berat semen = = 1,24 kg • Berat pasir = = 1,12 kg • Berat air = : = 0,68 kg Foaming agent yang dipakai dalam penelitian ini adalah foaming agent yang diproduksi oleh PT. BASF Indonesia. Dari pihak distributor yang menyalurkan foaming agent dapat diketahui besar dosis penggunaan foaming agent. Perbandingan foaming agent yang dipakai berkisar antara 1 ml foaming agent : 20 ml air sampai 1 ml foaming agent : 40 ml air. Penggunaan banyak air menghasilkan banyak busa sehingga menyebabkan kuat tekan beton yang dihasilkan akan sangat kecil. Sehingga dianjurkan untuk menggunakan perbandingan 1 ml foaming agent : 20 ml sampai 1 ml foaming agent : 25 ml air. 30 Universitas Sumatera Utara Perbandingan Jumlah aditif per 1 kg semenL Jenis Benda Uji Banyak Sampel Semen Pasir WC ratio 1 0,5 0.55 - kubus 5 1 0,5 0.55 0.11 kubus 5 1 0,5 0,55 0.15 kubus 5 Perbandingan Jenis Benda Uji Banyak Sampel Semen Pasir WC ratio 1 0,5 0.55 kubus 5 1 0,7 0.55 kubus 5 1 0,9 0,55 kubus 5 Perbandingan Jenis benda uji Banyak sampel Semen Pasir WC ratio 1 0,5 0.55 Bata Beton Ringan 10 Dalam percobaan ini, penulis menggunakan perbandingan 1 ml foaming agent : 25 ml air. Berikut adalah komposisi benda uji yang akan dibuat oleh penulis : Tabel 3.1 Komposisi Mix Design Kubus Beton Ringan dan Bata Beton Ringan a. b. c. Kubus beton ringan dengan perawatan selama 28 hari tanpa sikaset • Foaming agent yang digunakan 1 : 25 ml air. Kubus beton ringan dengan penggunaan sikaset accelerator, tanpa perawatan. Mix design ini dibuat setelah diperoleh hasil kuat tekan yang paling besar dari campuran a. • Foaming agent yang digunakan 1 : 25 ml air. Komposisi Campuran Bata Beton Ringan Total benda uji : kubus sebanyak 30 buah dan bata beton ringan 10 buah. 31 Universitas Sumatera Utara Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara meliputi : a. Penyediaan bahan penyusun beton dan bata beton ringan b. Pemeriksaan bahan c. Perencanaan campuran beton ringan dan bata beton ringan mix design d. Pembuatan benda uji e. Perendaman benda uji Curing tetap harus dilakukan mengingat beton ringan menggunakan semen dimana berlaku prinsip kekuatan beton mencapai 100 pada umur 28 hari f. Pengujian kuat tekan pada kubus beton ringan g. Pengujian absorbsi pada kubus beton ringan h. Pengujian kuat tekan pada bata beton ringan i. Pengujian absorbsi pada bata beton ringan 32 Universitas Sumatera Utara Diagram Alir Pembuatan Kubus Beton Ringan PENYEDIAAN BAHAN SEMEN PASIR AIR FOAMING AGENT PEMERIKSAAN BAHAN MIX DESIGN PEMBUATAN BENDA UJI PENGERINGAN Setelah 24 jam, cetakan dibuka PERENDAMAN Selama 28 hari ABSORBSI PENGUJIAN ANALISA DATA TANPA PERENDAMAN KUAT TEKAN Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Kubus Beton Ringan 33 Universitas Sumatera Utara Diagram Alir Pembuatan Bata Beton Ringan MIX DESIGN KUBUS DENGAN KUAT TEKAN PALING BESAR PEMBUATAN BATA RINGAN PENGERINGAN Setelah 24 jam, cetakan dibuka PERENDAMAN Selama 28 hari PENGUJIAN ABSORBSI ANALISA DATA PENYUSUNAN LAPORAN KUAT TEKAN Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Bata Beton Ringan 34 Universitas Sumatera Utara III.2 Bahan Penyusun dan Peralatan Pembuat Kubus Beton Ringan dan Bata Beton Ringan Dalam percobaan ini, material penyusun beton dan bata beton ringan terdiri dari semen portland, pasir, foaming agent dan air. Dalam beberapa percobaan lain, terkadang ditambah bahan campuran tambahan untuk memperoleh sifat - sifat beton ringan yang diharapkan. Perbandingan campuran bahan yang digunakan biasanya bertujuan untuk mendapatkan hasil yang efisien dan ekonomis dengan hasil yang memuaskan. III.2.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Semen Semen yang digunakan dalam percobaan ini adalah Semen Portland merk Tiga Roda dengan kemasan isi 40 kg. b. Pasir Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari panglong. Pasir yang dipakai untuk percobaan ini adalah pasir yang lolos ayakan 5 mm. Berikut data hasil pengujian pasir Analisa Ayakan Pasir ASTM C 136 - 84a 1. Tujuan : Untuk memeriksa penyebaran butiran gradasi dan menentukan nilai modulus kehalusan pasir FM. 35 Universitas Sumatera Utara 2. Hasil pemeriksaan : Modulus kehalusan pasir FM : 2,26 Pasir dapat dikategorikan pasir halus. 3. Pedoman : FM = Berdasarkan nilai modulus kehalusan FM, agregat halus dibagi dalam beberapa kelas, yaitu : • • • Pasir halus Pasir sedang Pasir kasar : 2,20 FM 2,60 : 2,60 FM 2,90 : 2,90 FM 3,20 Pemeriksaan Pasir Lewat Ayakan no.200 ASTM C 117 - 90 1. Tujuan : Untuk memeriksa kandungan lumpur pada pasir. 2. Hasil pemeriksaan : Kandungan lumpur : 2,3 5 , memenuhi persyaratan 3. Pedoman : Kandungan lumpur yang terdapat pada agregat halus tidak dibenarkan melebihi 5 dari berat kering. Apabila kadar lumpur melebihi 5 maka pasir harus dicuci. 36 Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan Kandungan Organik 1. Tujuan : Untuk memeriksa kadar bahan organik yang terkandung di dalam pasir. 2. Hasil pemeriksaan : Warna kuning terang standar warna no.3, memenuhi persyaratan. 3. Pedoman : Standar warna no.3 adalah batas yang menentukan apakah kadar bahan organik pada pasir kurang dari yang disyaratkan. Pemeriksaan Clay Lump Pada Pasir 1. Tujuan : Untuk memeriksa kandungan tanah liat pada pasir 2. Hasil pemeriksaan : Kandungan liat 1, memenuhi persyaratan 3. Pedoman : Kandungan tanah liat yang terkandung pada agregat halus tidak boleh melebihi 1 dari berat kering. Apabila kadar tanah liat melebihi 1 maka pasir harus dicuci. Pemeriksaan Berat Isi Pasir ASTM C 29C 29M - 90 1. Tujuan : Untuk menentukan berat isi unit weight pasir dalam keadaan padat dan longgar 37 Universitas Sumatera Utara 2. Hasil pemeriksaan : Berat isi keadaan rojok padat : 1486,25 kgm 3 Berat isi keadaan longgar : 1383,59 kgm 3 3. Pedoman : Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa berat isi pasir dengan cara merojok lebih besar daripada berat isi pasir dengan cara menyiram, hal ini berarti bahwa pasir akan lebih padat bila dirojok daripada disiram. Dengan mengetahui berat isi pasir, maka kita dapat mengetahui berat pasir dengan hanya mengetahui volumenya saja. Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Pasir ASTM C 128 - 88 1. Tujuan : Untuk menentukan berat jenis spesific gravity dan penyerapan air absorbsi pasir. 2. Hasil pemeriksaan : • • • Berat jenis SSD : 2,52 tonm 3 Berat jenis kering : 2,47 tonm 3 Berat jenis semu : 2,6 tonm 3 • Absorbsi : 1,94 3. Pedoman : Berat jenis SSD merupakan perbandingan antara berat pasir dalam keadaan SSD dengan volume pasir dalam keadaan SSD. Keadaan SSD 38 Universitas Sumatera Utara Saturated Surface Dry dimana permukaan pasir jenuh dengan uap air sedangkan dalamnya kering, keadaan pasir kering dimana pori-pori pasir berisikan udara tanpa air dengan kandungan air sama dengan nol, sedangkan keadaan semu dimana pasir basah total dengan pori-pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat pasir yang hilang terhadap berat pasir kering dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai kering. Hasil pengujian harus memenuhi : “ Berat jenis kering berat jenis SSD berat jenis semu. “ c. Air Air yang digunakan dalam pembuatan bata beton ringan ini adalah air yang berada ditempat pengujian Laboratorium Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. d. Foaming Agent Foaming agent berfungsi sebagai pengembang campuran pembuatan beton dan bata ringan. III.2.2 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Ayakan Ayakan yang digunakan untuk memeriksa gradasi pasir adalag ayakan merk Tatonas. Ayakan yang dipakai adalah 4,80 mm. 39 Universitas Sumatera Utara b. Timbangan Timbangan elektrik, dengan ketelitian 0,01 gram digunakan untuk menimbang bahan campuran beton ringan c. Meteran Meteran ini digunakan untuk mengukur panjang dan lebar bata beton d. Gelas ukur Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume air yang digunakan dalam campuran bahan bata beton e. Mixer Mixer digunakan untuk mengaduk foam agar mengembang f. Mixer Mortar Digunakan untuk mengaduk campuran mortar dan foam yang telah mengembang g. Mal Kubus Digunakan dalam membuat benda uji kubus h. Cetakan Bata Beton Digunakan untuk mencetak bata beton i. Oven Oven dengan suhu maksimal 200 ˚ C digunakan untuk mengeringkan bata dalam pengujian absorbsi air pada bata beton ringan 40 Universitas Sumatera Utara j. Bak Perendam Bak perendam digunakan untuk merendam bata beton yang sudah dikeringkan selama 24 jam, dengan lama perendaman 28 hari. III.3 Proses Pembuatan Kubus Beton Ringan dan Bata Beton Ringan Proses pembuatan kubus beton ringan adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan • Persiapan pasir yang akan digunakan • Persiapan semen portland yang akan digunakan, yaitu dengan memeriksa apakah semen dalam kondisi halus tidak menggumpal. Semen yang digunakan semua butirannya lolos ayakan 0,09 mm. 2. Menetapkan Faktor Air Semen fas Dalam penelitian ini ditetapkan memakai faktor air semen 0,55 . 3. Pembuatan Benda Uji a. Proses Pembuatan Kubus Beton Ringan Pembuatan benda uji terdiri dari dua variasi campuran untuk percobaan, yaitu campuran semen, pasir dan air dengan perawatan 28 hari dengan perbandingan semen : pasir : air sebesar 1 : 0,5 : 0,55 ; 1 : 0,7 : 0,55 dan 1 : 0,9 : 0,55, variasi campuran semen, pasir dan air ditambah sikaset accelerator dengan perbandingan semen : pasir : air sebesar 1 : 0,5 : 0,55 tanpa perawatan sebesar 0,11 liter dan 0,15 liter per 1 kg semen masing - masing variasi diberi foaming agent dengan perbandingan 1 : 25 ml. 41 Universitas Sumatera Utara Setelah semua bahan disediakan, aduk semen, pasir dan air campuran homogen. Selagi campuran mortar diaduk, mixer foaming agent dengan perbandingan 1 : 25 ml. Dalam satu kubus, foaming agent yang digunakan sebanyak 10 ml. Mixer foaming agent sampai mengembang dan busanya kaku serta tidak ada lagi air yang tersisa. Lalu masukkan foaming agent yang telah mengembang ke dalam mixer adukan mortar dan aduk sampai campuran mengembang dan homogen. Adukan yang telah tercampur merata dituangkan ke dalam cetakan. Setelah umur beton 24 jam, cetakan kubus dibuka dan mulai dilakukan perawatan beton dengan cara direndam dalam bak perendaman sampai 28 hari. b. Proses Pembuatan Bata Beton Ringan Setelah diperoleh data dari hasil pengujian beton ringan, maka mix design dengan hasil kuat tekan terbaik yang diaplikasikan dalam pembuatan bata beton ringan. Bata beton ringan yang akan dibuat berukuran 35 x 20 x 10 cm. Pasir, semen dan air diaduk sampai campuran homogen. Selagi campuran mortar diaduk, foaming agent dimixer sampai mengembang dengan perbandingan 1 : 25 ml. Dalam pembuatan bata beton ringan, banyaknya foaming agent yang digunakan juga sebanyak 10 ml. Lalu kemudian mortar dan foaming agent di campur dan di mixer sampai campuran mengembang dan homogen. Setelah campuran mengembang dan homogen, tuang campuran ke cetakan dan diamkan selama kurang lebih 24 jam. Lalu lakukan perawatan selama 28 hari. 42 Universitas Sumatera Utara Setelah itu, lakukan pengujian absorbsi dan kuat tekan terhadap bata beton ringan tersebut. III.4 Pengujian Sampel Pengujian sampel yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan, berat jenis dan absorbsi beton ringan. III.4.1 Pengujian Kuat Tekan Kubus Beton Ringan Pengujian dilakukan pada umur kubus beton ringan 28 hari untuk tiap variasi kubus beton ringan sebanyak 5 buah. Sehari sebelum pengujian sesuai umur rencana, kubus beton dikeluarkan dari bak perendaman. Sebelum dilakukan pengujian kuat tekan, benda uji ditimbang beratnya. Pengujian kuat tekan kubus beton ringan dilakukan dengan menggunakan mesin kompres elektrik berkapasitas 200 ton yang digerakkan secara elektrik. Kekuatan tekan benda uji kubus beton ringan dihitung dengan rumus : f’c = dimana : f’c = Kekuatan tekan Nmm 2 P = Beban tekan N A = Luas permukaan benda uji mm 2 43 Universitas Sumatera Utara P 15 cm 15 cm 15 cm Gambar 3.3 Pengujian Kuat Tekan Kubus Beton Ringan 44 Universitas Sumatera Utara III.4.2 Pengujian Absorbsi Kubus Beton Ringan Absorbsi kubus beton ringan dapat dihitung dengan rumus : Absorbsi = Dimana : A = Berat kubus beton ringan dalam keadaan kering setelah dikeringkan selama 1 hari B = Berat kubus beton ringan dalam keadaan SSD sesaat setelah buka cetakan III.4.3 Pengujian Kuat Tekan Bata Beton Ringan Pengujian dilakukan pada umur bata beton ringan telah mencapai 28 hari. Jumlah bata beton ringan yang akan diuji sebanyak 10 buah. Sehari sebelum pengujian sesuai umur rencana, bata beton ringan dikeluarkan dari bak perendaman. Sebelum dilakukan pengujian kuat tekan, benda uji ditimbang beratnya. Pengujian kuat tekan bata beton ringan dilakukan dengan menggunakan mesin kompres elektrik berkapasitas 200 ton yang digerakkan secara elektrik. Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus : f’c = dimana : f’c = Kekuatan tekan Nmm 2 P = Beban tekan N A = Luas permukaan benda uji mm 2 45 Universitas Sumatera Utara III.4.4 Pengujian Absorbsi Bata Beton Ringan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui penyerapan air bata beton ringan. Beberapa tahap dalam pengujian absorbsi bata beton SNI 03-0349-1989 adalah sebagai berikut : 1. Bata beton ringan diovenkan pada suhu 105 ˚ C 5 ˚ C sampai berat tetap 2. Timbang bata dalam keadaan kering oven 3. Rendam bata tersebut dalam air selama 24 jam 4. Angkat bata dari rendaman, kemudian tiriskan selama kurang lebih 1 menit. 5. Timbang bata beton dalam keadaan basah dengan menyeka permukaan bata lebih dulu dengan kain lembab 6. Hitung masing - masing penyerapan air genteng dengan menggunakan persamaan : Penyerapan air bata beton ringan = Dimana : A = Berat bata beton ringan dalam keadaan kering setelah dioven B = Berat bata beton ringan dalam keadaan basah Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang bata beton, persyaratan nilai penyerapan air maksimum adalah 25 . 46 Universitas Sumatera Utara Perbandingan Simbol Benda Uji ke- Berat kg Kuat Tekan 2 kgcm Semen Pasir 1 0,5 K 1 1 2,55 15,11 2 2,76 16,89 3 2,32 17,78 4 2,44 17,78 5 2,48 19,56 Rata - rata 2,510 17,422 1 0,7 K 2 1 2,73 14,22 2 2,75 14,22 3 2,84 14,22 4 2,91 15.11 5 2,52 16,00 Rata - rata 2,748 14,756 1 0,9 1 2,81 8,89

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN