b. Type B, Retarder Admixture untuk memperlambat setting time pada beton c. Type C, accelerator admixture yang digunakan untuk mempercepat setting
time pada beton dan meningkatkan kekuatan awal d. Type D, water reducer dan retarding admixture yang digunakan untuk
mengurangi jumlah penggunaan air yang diperlukan dengan nilai slump yang ditentukan dan memperlambat setting time pada beton
e. Type E, water reducing dan accelerating admixture yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan awal
f. Type F, High Range Water Reducer Admixture yang digunakan untuk mengurangi kuantitas dari mencampur air yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan nilai slump 12 atau lebih besar g. Type G, High Range Water Reducer dan Retarder Admixtureyang
digunakan untuk mengurangi kuantitas campuran air yang dipakai untuk menghasilkan beton dengan nilai slump diatas 12 dan memperlambat
reaksi hidrasi pada beton Pada eksperimen kali ini, bahan tambah admixture yang digunakan adalah Type
C, yaitu accelerator admixture dengan merk dagang “Sikaset Accelerator Admixture”.
a. Sikaset Accelerator
Sikaset accelerator adalah bahan tambahan yang dapat mempercepat dan mengurangi
penyusutan. Ini
ditambahkan pada
semen portland
untuk mempercepat setting time atau waktu ikat mortar. Cara penggunaan sikaset
22
Universitas Sumatera Utara
accelerator adalah dengan mencampurkannya pada campuran mortar fresh. Setting time atau waktu ikat semen yang terjadi akibat penambahan sikaset accelerator
sangatlah bergantung pada produk semen yang digunakan dan tergantung pelaksanaannya juga.
b. Foaming Agent
Foaming agent adalah suatu larutan pekat dari bahan surfaktan, dimana apabila hendak digunakan harus dilarutkan dengan air. Salah satu bahan yang
mengandung surfaktan adalah Detergent CH
3
CH
2 15
OSO
3-
Na
+
. Foaming Agent saat dicampurkan dengan kalsium hidroksida yang
terdapat pada pasir dan air akan bereaksi sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton
tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pembusaan, hidrogen akan
terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Rongga-rongga
tersebutlah yang membuat bata beton menjadi ringan. Menurut ASTM C 796 – 87a,Table 1, Foaming Agents for Usse in Producing Cellular Concrete Using
Preformed Foam , banyaknya foaming agent yang digunakan dalam suatu percobaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
• Wuf adalah massa jenis foaming agent kg m
3
. Wuf biasanya berkisar antara 32 sampai 64 kgm
3
. • Vfa adalah volume foaming agent yang diperlukan m
3
. Biasanya Vair : Vfa berkisar 40 : 1.
23
Universitas Sumatera Utara
II.4 Jenis - jenis Beton Ringan
Untuk memperoleh beton ringan, itu bergantung pada adanya rongga udara dalam agregat, pembuat rongga udara dalam beton. Adapun cara pembuatannya
dengan beberapa cara antara lain : 1.
2.
3.
4. Beton ringan menggunakan agregat ringan buatan berongga yang berfungsi
sebagai agregat kasar All Light - Weight Concrete. Beton ini menggunakan agegat ringan yang berat jenisnya berkisar antara
1400-2000 kgm
3
. Agregat yang dipakai berasal dari alam, proses pembakaran, hasil produksi industri serta bahan-bahan organik.
Beton Ringan Tanpa Pasir No Fines Concrete Beton ini tidak menggunakan agregat halus pasir pada pencampuran
pastanya sehingga mempunyai sebagian besar pori-pori. Berat jenis berkisar antara 880-1200 kgm
3
. Kekuatan beton ini berkisar antara 7-14 Mpa. Beton ringan yang diperoleh dengan memasukkan udara dalam adukan
beton atau mortar beton aerasi. Beton ini memiliki berat jenis berkisar antara 200-1440 kgm
3
dan biasanya digunakan untuk keperluan insulasi serta beton tahan api.
Beton ringan dengan “Clinker” dan “Breeze” Agregat yang dikenal dengan nama “clinker” dan “breeze” telah digunakan
selama bertahun - tahun dalam memproduksi blok dan plat untuk partisi dan tembok interior lainnya. Clinker adalah bahan yang dibakar sempurna dan
massanya mengeras dan berinti serta terisi sedikit bahan yang mudah terbakar, sedangkan breeze adalah bahan residu yang kurang keras dan
kurang baik pembakarannya, sehingga berisi bahan yang mudah terbakar.
24
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengaplikasiannya, pembuatan bata beton ringan dilakukan dengan cara no. 3 yaitu beton ringan yang diperoleh dengan memasukkan udara ke dalam
adukan mortar melalui proses kimia yang terjadi pada foaming agent dengan kalsium hidroksida yang terdapat pada pasir yang menghasilkan gas hidrogen.
II.5 Proses Pembuatan Kubus Beton ringan