2,7 – 3,4 = Cukup C
3,5 – 4,2 = Baik B
4,3 – 5,0 = Sangat Baik SB
H. Penutup
Berdasarkan proses pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti memperoleh simpulan berkaitan dengan pengembangan
model himpunan data dan aplikasi instrumentasi guru BKKonselor SMPMTS di Bondowoso sebagai berikut:
1. Bahwa dari studi pendahuluan dapat disimpulkan bahwa
secara umum guru BK SMPMTS di Bondowoso masih banyak yang belum memiliki berbagai data, untuk
penyelenggaraan layanan konseling di sekolah.
2. Secara umum guru BK SMPMTS di Bondowoso merasakan
penting dan bahkan sangat penting untuk memiliki berbagai himpunan data dan aplikasi instrumentasi, untuk kelancaran
tugasnya dalam menjalankan layanan konseling di sekolah, dengan skor rata-rata = 3,23.
3. Selain itu dapat pula dijelaskan tentang evaluasi pelaksanaan
himpunan data dan aplikasi instrumentasi yang ada saat ini, bisa disimpulkan bahwa secara umum masih sangat rendah,
dengan skor rata-rata = 1,14.
4. Sementara terkait dengan kebutuhan untuk pengembangan
model perencanaan kegiatan himpunan data dan aplikasi instrumentasi ditemukan bahwa secara umum guru BK sangat
membutuhkan, dengan skor rata-rata = 4,28.
5. Sedangkan terkait dengan penilaian pengembangan model
perencanaan kegiatan
himpunan data
dan aplikasi
instrumentasi yang dipromosikan, ditemukan bahwa secara umum guru BK memberi penilaian sangat baik, dengan skor
rata-rata = 4,47.
Kepustakaan
Afifuddin Ahmad Sabeni, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008.
Hadi, Amirul, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 2013. Prayitno dkk., Pembelajaran Melalui Pelayanan BK di Satuan
Pendidikan Padang: UNP Press, 2014. Prayitno, Seri Panduan Layanan dan Kegiatan Pendukung
Konseling, Padang: FIP UNP, 2012. ------, Konseling Pancawaskita, Padang: IKIP Press, 1988.
------, Konseling Integritas, Padang: UNP Press, 2014. Putra Nusa, Metode Penelitian Kualitatif Manajemen, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2013. Ranupandojo, Heidjrachman, Teori dan Konsep Manajemen,
Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1996. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2007.
------, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008.
------, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2008. Tim Dosen UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2012. Tim Balitbang Depdiknas, Metode Penelitian Pengembangan,
Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2008. Undang-undang Sistem Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003.
Usman, Husaini, Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
ISSN 1979-1739 © 2014 Nadwa | IAIN Walisongo
http:journal.walisongo.ac.idindex.phpnadwa
Nadwa | Jurnal Pendidikan Islam Vol. 8, Nomor 2, Oktober 2014
Revolusi Gaya Belajar untuk Fungsi Otak
M. Edy Waluyo
STAIN Syekh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung Email: m.edywaluyogmail.com
Abstract This paper elaborate on an attempt to maximize the function of brain as a form
of learning revolution. Learn properly is not an issue of whether or not a student pass the test. The meaning of learn is broader than a success of passing the ex-
ams. This is certainly related to the fun learning during the process of maximiz- ing the ability to achieve success. Each student has a different learning styles
depending on hisher character. There are four different models of learning that has been known today, ie sketch, sound, tactics, and movement. Students who
have studied the model using the sketch tends to be easier to understand the in- formation that they see. While those who have learned how to use the sound
tends to be easier to capture verbal information from the teacher. Students who have a tendency to learn with tactics models require a touch of emotion. The
kinesthetic learning models require movement in the learning process so that children learn more successfully.
Keyword: learning, model of learning, successful learning
Abstrak Tulisan ini menguraikan upaya memaksimalkan kerja sebagai bentuk revolusi
belajar. Belajar dengan benar bukan permasalahan tentang lulus atau tidaknya seorang siswa dalam ujian. Makna belajar lebih luas daripada sekedar dapat lulus
ujian. Hal ini tentu berhubungan dengan pembelajaran yang menyenangkan selama proses memaksimalkan kemampuan untuk meraih kesuksesan. Setiap
siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda tergantung karakter masing- masing siswa. Ada empat macam model belajar yang telah dikenal saat ini, yaitu
gambar, suara, taktik, dan gerakan. Siswa yang mempunyai model belajar menggunakan gambar cenderung akan mudah memahami informasi yang telah
dilihat. Sementara mereka yang mempunyai cara belajar menggunakan suara cenderung akan mudah menangkap informasi verbal dari guru. Siswa yang
mempunyai kecenderungan belajar dengan model taktik memerlukan sentuhan emosi. Adapun model belajar kinestetik menuntut gerakan dalam proses
pembelajaran sehingga belajar anak lebih berhasil.
Kata kunci : pembelajaran, pola pembelajaran, pembelajaran sukses
A. Pendahuluan