Pengendalian Secara Biologi Pengendalian Secara Kimia

42 Tekno Hutan Tanaman serangan inger inger di Pasuruan yang dulunya mengkawatirkan, maka sejak tahun 1960 sampai sekarang hanya terdapat pada tingkat yang minimum karena pelaksanaan penjarangan dan pemeliharaan dilaksanakan secara teratur.

2. Pengendalian Secara Biologi

Pengendalian secara biologi didasarkan pada pelepasan musuh alami yaitu parasit atau predator. Bila perlu parasit atau predator tersebut dibiakkan terlebih dahulu di laboratorium dan setelah mencukupi baru di lepas ke lapangan. Cara ini tidak mudah dan memerlukan penelitian yang cukup lama, namun jika berhasil akan sangat efektif dan berjangka panjang, serta merupakan cara yang sangat murah. Parasit dan predator yang sering digunakan tidak terbatas pada golongan serangga saja tetapi juga jamur, bakteri, virus, burung, atau menggunakan teknik jantan madul male sterile insects. Tarumengkeng 1973 menyebutkan beberapa jenis predator hama inger-inger adalah semut buas antara lain : Monorium latinode Myr., Monorium gracillium F. Smith. dan Tetramorium pacifium Scabrum Myr. Jenis-jenis lain yang dinyatakan oleh Kalshoven 1930 dalam Subyanto 1991 adalah larva kumbang, tungau dan beberapa jenis hewan pemangsa serangga yang berperan dalam pencegahaninfeksi inger-inger misalnya burung pelatuk, kelelawar, tokek, lipan, kepik buas, katak pohon dan lain lain.

3. Pengendalian Secara Kimia

Teknik pengendalian ini adalah pilihan terakhir apabila teknik-teknik lain sudah tidak mungkin dilakukan. Khusus untuk pengendalian inger-inger menurut Sultoni dan Subyanto 1981 cara ini akan menghadapi kesulitan karena letak kolonisarang berada di dalam jaringan kayu dan terletak tinggi di bagian atas pohon. Disamping itu lubang sarang koloni sering sukar ditemukan, sehingga penggunaan insektisida kontak kurang dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pengendalian hama ini juga dapat juga dilakukan dengan cara manual untuk mengambil hama kemudian dimatikan dengan zat kimia. Menurut Dammerman 1929 cara pemberantasan ini adalah sebagai berikut : a tanaman yang diserang pada tingkat permulaan dimana larva muda masih berada pada bagian pangkal batang diambil, dimatikan, kemudian luka ditutup dengan ter, b menginjeksi corbolineum ke dalam saluran untuk membunuh larva yang telah masuk ke dalam kayu kemudian lubang ditutup dengan ter atau lilin. Untuk melaksanakan pekerjaan ini alat yang digunakan adalah semprotan minyak. Cara ini dapat dilaksanakan dengan memberi hasil yang memuaskan dengan mempergunakan tenaga yang sedikit terlatih dan alat yang sederhana pada areal yang tidak begitu luas dan terisolir dari tegakan jati muda lainnya. Menurut Suwandono 1990 cara pengendalian inger-inger dengan menggunakan insektisida fastac 15 cc sebanyak 400 mlha yang diaplikasikan secara pengabutan sangat efektif mematikan sulung inger-inger yang berada di luar sarang namun residunya tidak efektif mematikan anggota koloni inger inger yang berada di dalam sarang.

VI. PERMASALAHAN PENERAPAN POLA PHT