Tugas SIA BAB 6

BAB 6
Siklus Penjualan
A. PROSES BISNIS DALAM SEBUAH KEGIATAN PENJUALAN
1. Konsumen memesan barang
2. Perusahaan mengirim barang yang dipesan kekonsumen
3. Perusahaan mengirim tagihan kekonsumen
4. Perusahaan menerima pelunasan kas dari konsumen
Tidak semua perusahaan memiliki proses bisnis yang sama. Karakteristik barang atau jasa
yang dijual serta pilihan kegiatan usaha mempengaruhi proses bisnis perusahaan tersebut.
Sebagai contoh, jika perusahaan memilih untuk menjual perusahaan secara tunai, maka
perusahaan akan langsung menerima uang bersamaan pada saat menyerahkan barang ke
konsumen.
KASUS BUTIK PESONA
Butik pesona menjual busana pesta maupun busana kantor berdasarkan pesanan pelanggan.
Butik pesona juga memajang beberapa busana hasil karya perancang butik pesona, Lana
Anggun. Jadi, apabila pelanggan tertarik dengan busana yang dipajang dan busana tersebut
sesuai dengan ukuran pelanggan. Maka pelanggan dapat langsung membeli busana tertsebut
secara tunai.
DOKUMEN DAN CATATAN PENJUALAN TUNAI BUTIK PESONA
Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan tunai dibutik pesona adalah faktur
penjualan tunai. Faktur penjualan tunai dibuat rangkap 3, lembar pertama untuk konsumen,

lembar kedua untuk jurnal penerimaan kas, dan lembar ketiga untuk arsip dibagian Front
Office sebagai bukti penyerahan barang kekonsumen.
PROSES BISNIS PENJUALAN TUNAI BUTIK PESONA
Proses bisnis dalam penjualan tunai pada butik pesona diawali pada saat konsumen memilih
baju yang mereka sukai. Selanjutnya, karyawan Front Office akan mengisi faktur penjualan
tunai sebanyak 3 lembar. Berikutnya kasir akan menerima pelunasan, menandatangani faktur
sebagai bukti penerimaan uang, serta membubuhkan cap lunas.
DOKUMEN DALAM PENJUALAN BERDASARKAN PESANAN
Dokumen yang dipakai dalam transaksi pesanan busana oleh pelanggan adalah sebagai
berikut:
1. Nota pesan (dalam perusahaan dagang sering disebut dengan istilah surat order
penjualan). Nota pesan berguna untuk merekam pesanan pelanggan dan sekaligus
berfungsi sebagai bukti penerimaan uang muka dari pelanggan.
2. Lembar rancangan busana. Lembar rancangan dibuat rangkap 3. Lembar pertama
dikirim kebagian produksi, lembar ke dua diberikan kepada konsumen pada saat
konsumen memesan busana, dan lembar ketiga diarsip oleh bagian Front Office. Bagi

Front Office, lembar rancangan ini berfungsi untuk memantau rancangan yang telah
dibuat, sedang dibuat, maupun yang telah selesai dibuat.
3. Tagihan. Tagihan ini dibuat rangkap 3. Lembar poertama diberikan kepada konsumen

pada saat konsumen melunasi sisa tagihan, lembar kedua diarsip oleh bagian kasir
sebagai bukti penerimaan kas dari pelanggan, dan lembar ketiga diarsip oleh bagian
Front Office.
4. Surat jalan (khusus, jika busana jadi harus dikirim kepelanggan). Surat jalan
digunakan jika butik pesona harus mengirim barang kekonsumen dengan
menggunakan kurir. Surat jalan ini akan dibuat rangkap 3. Lembar pertama dan dua
akan diserahkan kekurir. Selanjutnya, lembar pertama akan dikembalikan ke butik
pesona setelah konsumen menerima barangdan mendatangi lembar pertama tersebut.
Lembar kedua akan diserahkan kepada konsumen bersamaan dengan busana yang
dikirim. Lembar ketiga diarsip oleh bagian Front Office sebagai informasi bahwa ada
busana yang sedang dikirim via kurir.
Proses bisnis penjualan tunai di butik pesona
FRONT OFFICE

KASIR

MULAI

MEMBUAT
FAKTUR


MENERIMA KAS
DARI
KONSUMEN

Faktur
penjualan
tunai

FAKTUR
PENJUALAN
TUNAI

MENYERAHKAN
BARANG KE
KONSUMEN

konsumen
mennandatangani FPT


FAKTUR
PENJUALAN
TUNAI

PT
di
tanda
tanga
ni
dan
di
cap
lunas

B. Catatan dalam siklus penjualan berdasarkan pesanan
Dalam penjualan berdasarkan pesanan, terdapat dua kejadian utama.


Saat konsumen memesan baju dan menyerahkan uang muka




Saat konsumen mengambil baju yang dipesan dan melunasi harga baju tersebut.

Kedua kejadian tersebut akan direkam kedalam satu workhset, memudahkan kita untuk
melacak pesanan konsumen yang belum terselesaikan (yang masih menggantung).
Proses bisnis penjualan berdasarkan pesanan.
PROSES BISNIS PENJUALAN BERDASARKAN PESANAN
1. Bagian font office menerima pesanan dari pelanggan. Pesanan dari pelanggan
selanjutnya direkam kedalam nota pesan.
2. Pelanggan membawa nota pesan ke kasir untuk membayar uang muka.
3. Setelah membayar uang muak, pelanggan akan menyerahkan nota pesan keperancang
busana. Perancang busana akan membuat skesta rancangan busana dengan
mempertimbangkan masukan dan harapan konsumen.
4. Bagian front office mengirimkan rancangan busana kebagian produksi, untuk
ditindaklanjuti.
5. Setelah busana selesai dibuat oleh bagian produksi, busana dikirimkan kebagian front
office.
6. Pada saat pelanggan datang untuk mengambilbusana yang mereka pesan, front office
akan membuat tagihan untuk pelanggan.

7. Pelanggan membawa tagihan kekasir dan pelanggan melunasi tagihan tersebut.
8. Pelanggan menyerahkan tagihan yang telah dilunasi kepada front office, dan front
office menyerhkan busana kepada pelanggan.
RESIKO DAN PENGENDALIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN
Yang dimaksud dengan risiko dalam siklus penjualan adalah tidak tercapainya tujuan sistem
informasi akuntansi.Perusahaan membangun sistem inormasi Akuntansidalam siklus
penjualan dengan harapan agar:
1. Perusahaan dapat mengirim barang yang benar ke konsumen secara tepat waktu.
2. Konsumen membayar tepat waktu .

3. Tidak ada peluang kecurangan yang dapat memotivasi karyawan perusahaan (atau
bahkan pelanggan)untuk mencuri kas maupun persediaan perusahaan.
Risiko dalam siklus penjualan antara lain meliputi:
1. Menerima uang palsu dari pelanggan
2. Kasir menggelapkan kas yang diterima dari pelanggan.
3. Perusahaan kehabisan stok,sehingga tidak bisa melayani pelanggan atau terlambat
daam melayani pelanggan,yang berakibat perusahaan berisiko kehilangan penjualan
atau bahkan kehilangan pelanggan.
4. Lalai mengirim barang ke konsumen.
5. Mengirim produk yang tidak sesuai dengan yang dipesan oleh pelnggan(sala kirim

produk).
6. Salah kirim jumlah produk.
7. Mengirim produk yang kualitasnya tidaknya tidak bagus.
8. Mengirim produk ke konsumen yang salah.
9. Salah tagih pelanggan (bisa karena jumlah unit di faktur yang salah,atau karena jenis
produk difaktur yang salah, atau bahkan tagihan dikirim ke alamat yang salah).
10. Lalai tidak menagih konsumen.
11. Data konsumen jatuh ke tangan pihak eksternal tidak dikehendaki (misalnya ke
tangan pesaing)
12. Kerusakan data. Data perusahaan bisa saja rusak karena virus,atau karena kerusakan
hardware (misal hardisk nya rusak).
13. Lapping.
Pengendalian yang dapat diterapkan dalam siklus penjualan untuk meminimalkan risikorisiko tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Sistem informasi akuntansi dirancang untuk dapat mengawasi mutasi persediaan.
2. Setiap kali menerima pesanan dari pelanggan (baik melalui telepon, fax ataupun
email) , perusahaaan perlu membuat surat order penjualan dan salah satu surat order
penjualan tersebut perlu dikirim kembali ke konsumen yang memesan.
3. Perusahaan perlu mengarsip surat order penjualan berdasarkan tanggal janji
pengiriman.
4. Perusahaaan perlu mengarsip faktur berdasarkan tanggal jatuh tempo faktur.

5. Jika perusahaan melayani retur, arsip faktur per tanggal jatuh tempo harus dilengkapi
dengan nota retur terkait, sehingga bagian piutang memiliki informasi mengenai
besarnya piutang masing – masing konsumen.

6. Jika perusahaan belum menggunakan aplikasi akuntansi-akuntansi dalam membuat
faktur, maka setelah faktur dibuat, perlu ada orang lain yang mengecek kebenaran
penghitungan dalam faktur tersebut sehingga faktur yang diterima oleh konsumen
sudah benar.
7. Perusahaan perlu memastikan adanya pemisahan tugas antara bagian yang
bertanggung jawab menanggani penjualan (karyawan bagian penjualan dan karyawan
bagian pengiriman barang), bagian yang bertanggung jawab menyimpan persediaan
(karyawan bagian gudang barang jadi), bagian yang bertanggung jawab menyimpan
kas(kasir),serta bagian yang bertanggung jawab mencatat data keuangan(bagaian
piutang). Pemisahan tugas ini perlu untuk meminimalkan peluang kecurangan.
8. Dokumen bernomor urut cetak.
9. Jika perusahaan menggunakan komputer untuk merekam data keuangan,maka
perusahaan perlu melakukan backup data secara rutin.
10. Jika menggunakan komputer perusahaan dapat menggunakan pasword untuk setiap
karyawan yang berwenang mengakses data.
11. Untuk meminimalkan resiko terkena virus, perusahaan perlu menetapkan aturan

bahwa komputer kantor hanya boleh digunakan untuk kegiatan kantor.
C. INFORMASI YANG DIHASILKAN DALAM SIKLUS PENJUALAN
Salah satu tujuan sistem informasi adalah menghasilkan informasi yang relevan dan tepat
waktu.secara umum, sistem informasi penjulan diharapkan dapat menghasilkan informasi
berupa:
1. Saldo Piutang Setiap Konsumen. Informasi ini berguna untuk melakukan penagihan.
2. Tabel Umur Piutang. Informasi ini berguna untuk menganalisis piutang
perusahaan ,berupa besarnya piutang yang macet (sudah lewat tanggal jatuh tempo
dan belum di lunasi) dibandingkan dengan piutang yang lancar.
3. Piutang yang Hampir Jatuh Tempo . Informasi ini berguna untuk melakukan
penagihan dan memprediksi penerimaan kas perusahaan.
4. Total Penjualan Setiap Bulan. Informasi ini berguna untuk melihat kinerja penjualan
perusahaan dari bulan ke bulan.
5. Penjualan Setiap Lini Produk. Informasi penjualan setiap lini produk berguna untuk
membandingkan penjualan antar lini produk.
6. Penjualan Setiap Wilayah. Informasi ini berguna untuk membandingkan penjualan
antar wilayah.
7. Penjualan Setiap Lini Produk untuk Setiap Wilayah. Gabungan informasi penjualan
setiap lini produk dan setiap wilayah ini akan sangat berguna untuk mengetahui selera
pasar disetiap wilayah.