Perilaku Anak Kampung Badran
masih dalam
kandungan’. Untuk
memenuhi keputusan
ini, diperlukan
pemberdayaan segala kemampuan untuk memfasilitasi anak agar tumbuh dan kembangnya normal sesuai dengan kondisi pribadi maupun kontekstual.
Bagi anak-anak, bermain adalah aktivitas wajib mereka seperti halnya bekerja pada orang dewasa. Bermain menjadi bagian yang penting dalam tumbuh
kembang anak. Pada masa sekarang ini anak-anak banyak dimanjakan dengan kecanggihan teknologi game sehingga kapasitas mereka bermain di ruang terbuka
sedikit. Kondisi seperti ini dikhawatirkan akan membuat anak cenderung menjadi pribadi yang eksklusif dan monologis.
Bermain merupakan salah satu hak anak yang harus dipenuhi yang juga merupakan kebutuhan anak untuk mengembangkan kecerdasan mereka. Kondisi
ekonomi masyarakat Badran yang mayoritas menengah ke bawah membuat anak- anak yang ada di Badran membutuhkan tempat yang dapat memfasilitasi mereka
untuk bermain. Kebanyakan dari mereka hanya bermain di rumah, di lahan kosong, bantaran sungai atau di jalan.
Anak-anak Badran tergolong anak-anak yang aktif dan suka bersosialisasi. Mereka mudah dikumpulkan dalam suatu kegiatan, seperti acara peringatan
kemerdekaan 17 Agustus, karang taruna, dan kerja bakti. Anak-anak di Badran cenderung pemalu jika didekati orang asing secara personal. Tetapi mereka bisa
sangat kooperatif jika sedang bersama teman-teman mereka. Tipe anak-anak seperti ini berarti mereka tipe anak yang waspada dan menjaga jarak dengan orang
yang baru ditemui. Artinya, mereka memahami kondisi sekitar mereka.
Anak-anak yang suka bermain terkadang kurang memperhatikan kondisi lingkungan. Seringkali mereka tetap berenang meskipung airnya sedikit kotor. Hal
itu tidak mereka hiraukan. Meskipun kotor, tapi mereka tetap asyik bercanda ria dengan teman mereka. Salah satu alasannya karena dengan seribu rupiah saja
mereka sudah bisa berenang sepuasnya. Bagi anak-anak hal itu sangatlah bagus dan menggiurkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Joko Sularno, anak-anak Kampung Badran sebelumnya tidak memiliki lahan bermain sehingga kebanyakan dari
mereka bermain di warnet. Bermain di warnet ditakutkan dapat memberi dampak buruk bagi anak. Selain di warnet, anak-anak juga sering bermain air di sungai.
Minimnya pengawasan ditakutkan akan terjadi hal-hal yang buruk. Sehingga saat ada program Kota Layak Anak, daerah bantaran sungai diolah menjadi kolam
renang dan taman untuk pengalihan aktivitas yang tidak bermanfaat seperti bermain PS atau ke warnet tanpa pendampingan.
Menurut Suratinem, pengunjung yang datang tidak hanya anak-anak, seringkali remaja juga ada yang datang berkunjung. Sifat publik dari area tersebut
kadang disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab sehingga membuat orang tua kadang melarang anak-anaknya untuk bermain disana. Gazebo
yang gelap di malam hari sering digunakan remaja untuk “berduaan”. Aktivitas semacam ini akan membawa dampak buruk bagi anak dan bagi lingkungan. Perlu
adanya jam malam yang ketat dan aturan yang berlaku untuk mencegah hal yang buruk seperti itu. Untuk menyelesaikan permasalahan seperti ini dibutuuhkan
kesadaran dari diri masing-masing untuk selalu menjaga lingkungan dan sekaligus menjaga nama baik lingkungan yang ada.