Kepemimpinan KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI

Rabiul Andri Fathowari; Peran Kepemimpinan 3 partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desanya.

B. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang artinya bimbing atau tuntun. Sudriamunawardalam Pasolong, 2008:3 menyatakan bahwa “pemimpin adalah seseorang yang memiliki kecakapan tertentu yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan kerja sama kearah pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Sebagai seseorang yang berperan untuk menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama dalam mencapai tujuan, pemimpin harus memiliki kecakapan tertentu agar orang lain mau bertindak sesusai keinginannya. Kemampuan yang dimiliki pemimpin disebut kepemimpinan. Robbinsdalam Pasolong, 2008:4 menyatakan “kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran”. Setiap individu di dunia mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pemimpin, karena secara genetika setiap individu mempunyai kemampuan untuk memimpin. Untuk menjadi seorang pemimpin harus dibentuk dan dibangun melalui pendidikan dan pelatihan yang memadai. Selain itu juga diperlukan syarat-syarat antara lain: 1 kekuasaan; 2 kewibawaan; 3 kemampuan; dan 4 kelebihan Kartono, 2011:36; Stogdill dalam Pasolong, 2008:12. Kekuasaan adalah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan agar berbuat sesuatu. Kewibawaan adalah hasil pencitraan diri seorang pemimpin kepada bawahannya sehingga orang tersebut patuh dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. Kemampuan adalah kesangupan, kekuatan, dan kecakapan dalam bidang teknis maupun sosial yang dianggap melebihi kemampuan anggota yang lain. Kelebihan adalah segala hal yang dimiliki pemimpin yang mengakibatkan pemimpin berbeda dari bawahannya. Kelebihan tersebut antara lain: kapasitas, prestasi,tanggung jawab, partisipasi, dan status.Keempat syarat tersebut hendaknya dapat dipenuhi oleh seorang pemimpin karena syarat-syarat tersebut saling menunjang dan saling mempengaruhi antara satu sama lain. Untuk mencapai tujuannya, setiap pemimpin mempunyai orientasi masing-masing yang dirasa tepat untuk diterapkan. Cara pandang yang digunakan oleh pemimpin dalam menggerakkan orang lain disebut gaya kepemimpinan. Stoner dalam Pasolong, 2008:37 mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah “berbagai pola tingkah laku yang disukai pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja ”. Stoner dalam Pasolong, 2008:37 membagi gaya kepemimpinan menjadi dua, yaitu: 1. Gaya yang berorientasi pada tugas 2. Gaya yang berorientasi pada pegawai Gaya kepemimpinan menurut House dalam Pasolong, 2008:39 memuat antara lain: 1. Kepemimpinan direktif 2. Kepemimpinan partisipatif 3. Kepemimpinan suportif 4. Kepemimpinan berorientasi pada prestasi Gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin akan mempengaruhi munculnya tipe kepemimpinan yang digunakan. Tipe kepemimpinan adalah jenis kemampuan yang dimiliki dan digunakan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain. Tipe kepemimpinan menurut Kartono 2011:80 adalah sebagai berikut: 1 Tipe Karismatis; 2 Tipe Paternalistis dan Maternalistis; 3 Tipe Militeristis; 4 Tipe Otokratis; 5 Tipe Laissez Faire; 6 Tipe Populistis; 7 Tipe Administratif atau Eksekutif; dan 8 Tipe Demokratis Selain gaya dan tipe yang dapat diterapkan oleh pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya, terdapat satu lagi komponen yang dapat digunakan oleh pemimpin. Komponen tersebut adalah teknik kepemimpinan. Teknik kepemimpinanadalah cara yang digunakan oleh pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya, namun cara tersebut lebih bersifat khusus yang mendukung penerapan gaya dan teknik kepemimpinan. Syafi ’ie 2006:41-46 menyebutkan ada lima teknik yang digunakan dalam kepemimpinan, yaitu: 1 Teknik Persuasif; 2 Teknik Komunikatif; 3 Teknik Fasilitas; 4 Teknik Motivasi; dan 5 Teknik Keteladanan. Dengan hubungan antara pemimpin dan bawahan yang semakin berkembang, pemimpin akan menggunakan berbagai metode atau cara untuk menggerakkan bawahannya, dengan demikian akan tumbuh metode kepemimpinan. Kartono 2011:62 mendefinisikan metode kepemimpinan sebagai “cara bekerja dan Governance, Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UNTAN, Volume I, Nomor 01 Tahun 1, Januari 2013 4 bertingkah laku pemimpin dalam membimbing para pengikutnya untuk berbuat sesuatu. Ordway Tead dalam Kartono, 2011:63-66 mengemukakan metode kepemimpinan sebagai berikut: 1. Memberi perintah 2. Memberikan celaan dan pujian 3. Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar 4. Peka terhadap saran-saran 5. Memperkuat rasa kesatuan kelompok 6. Menciptakan disiplin diri dan kelompok 7. Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar Peran kepemimpinan selalu berkaitan erat dengan peran seorang pemimpin, dimana kepemimpinan adalah proses menggerakkan orang lain sedangkan pemimpin adalah pelaku dari proses tersebut. Kepemimpinan sebagai sebuah proses dalam mempengaruhi orang lain mempunyai peran penting bagi keberhasilan seorang pemimpin. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu sistem. Menurut Horton dan Hunt dalam http:bidanlia.blogspot.com200907teori- peran.html, peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status, sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan orang lain. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran kepemimpinan adalah perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai pemimpin. Agar dapat menjalankan perannya dengan baik, pemimpin harus mengetahui fungsinya sebagai pemimpin. Fungsi utama pemimpin adalah menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan. Kartono 2011:117 menyebutkan fungsi pemimpin antara lain: 1. Memelihara struktur kelompok, menjamin interaksi yang lancar, dan memudahkan pelaksanaan tugas-tugas. 2. Mensinkronkan ideologi, ide, pikiran, dan ambisi anggota-anggota kelompok dengan pola keinginan pemimpin. 3. Memberikan rasa aman dan status yang jelas kepada setiap anggota, sehingga mereka bersedia memberikan partisipasi penuh. 4. Memanfaatkan dan mengoptimalisasikan kemampuan, bakat, dan produktivitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan berperan. 5. Menegakkan peraturan, larangan, disiplin, dan norma-norma kelompok agar tercapai kepaduan kelompok. 6. Merumuskan nilai-nilai kelompok dan memilih tujuan-tujuan kelompok, sambil menentukan sarana dan cara-cara operasional guna mencapainya. 7. Mampu memenuhi harapan, keinginan, dan kebutuhan para anggota. Selain mengetahui fungsi pemimpin dalam kelompok, pemimpin juga harus mengetahui tugas-tugas yang membedakannya dari anggota kelompok. Kartono 2011:154-156 menyebutkan tugas-tugas tersebut antara lain: 1. Menyusun kebijakan yang bijaksana dan memiliki kemampuan penentuan keputusan yang tepat. 2. Bersifat dinamis, aktif, kreatif, dan inovatif. 3. Bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan kelompok dan kesejahteraan bawahannya. 4. Menjabarkan ide dan konsep dalam bentuk aksi atau tindakan. 5. Membangun sikap kooperatif dan partisipatif kepada bawahannya. 6. Mengatasi konflik yang timbul dalam lingkungan internal maupun eksternal. Untuk mengetahui keberhasilan pemimpin dalam kepemimpinannya, Kartono 2011:229- 230 menyebutkan beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai petunjuk keberhasilannya. Indikator tersebut antara lain: 1. Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh organisasi. 2. Semakin rapinya sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen yang dilakukan. 3. Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang lebih human sifatnya.

2. Partisipasi