Moh. Nurhadi, 2015 PENGARUH STRATEGI MEANS-ENDS ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika sebagai bagian dari kurikulum sekolah tentunya diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Sebagaimana yang tercantum
dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sumarmo 2002 mengatakan bahwa, pendidikan matematika pada hakekatnya memiliki dua arah pengembangan yaitu memenuhi kebutuhan masa
kini dan masa datang. Untuk memenuhi kebutuhan masa kini, pembelajaran matematika mengarah kepada pemahaman matematika dan ilmu pengetahuan
lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan di masa datang mempunyai arti lebih luas yaitu memberikan kemampuan nalar yang logis, sistematis, kritis dan cermat serta
berpikir objektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari serta menghadapi masa depan yang selalu berubah. Dengan demikian pembelajarn
matematika hendaknya mengembangkan proses dan keterampilan berpikir siswa. Dalam PERMEN No. 22 2006, tentang standar isi untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah mata pelajaran matematika disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Sedangkan tujuan
mempelajari matematika menurut BNSP 2006 adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
Moh. Nurhadi, 2015 PENGARUH STRATEGI MEANS-ENDS ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5.
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dari uraian di atas, diketahui bahwa salah satu aspek kemampuan yang dikembangkan siswa ketika belajar matematika adalah kemampuan bernalar.
Berkenaan dengan kemampuan penalaran matematis, Purnama dan Sumarmo Kurniasih, 2013 mengatakan bahwa, penalaran matematis di artikan sebagai
proses penarikan kesimpulan yang didasarkan pada data, pola, dan argumen logis yang sudah dibuktikan kebenarannya.
Berkaiatan dengan pentingnya mengembangkan kemampuan penalaran dalam pembelajaran matematika, Shadiq 2009 mengungkapkan bahwa
kemampuan penalaran sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar matematika, karena pola piker yang dikembangkan dalam matematika sangat membutuhkan
dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dalam menarik kesimpulan dari beberapa data yang mereka dapatkan. Penalaran juga merupakan
suatu kemampuan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hal sebagaimana yang diungkapkan oleh Baroody Dahlan, 2004 bahwa
“penalaran dapat secara langsung meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu jika siswa diberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan bernalarnya dalam
melakukan pendugaan-pendugaan berdasarkan pengalamannya sendiri, maka siswa akan lebih mudah memahami konsep.”
Moh. Nurhadi, 2015 PENGARUH STRATEGI MEANS-ENDS ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Depdiknas 2002 menyatakan bahwa, materi matematika dan penalaran matematis adalah dua hal yang terkait dan tidak dapat dipisahkan, karena materi
matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar matematika. Dengan belajar matematika keterampilan berpikir
siswa akan meningkat karena pola pikir yang dikembangkan matematika membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematik, logis dan kreatif,
sehingga siswa akan mampu dengan cepat menarik kesimpulan dari berbagai fakta atau data yang mereka dapatkan atau ketahui. Hal ini sejalan dengan tujuan umum
pembelajaran matematika yang dirumuskan NCTM 2000 yaitu belajar untuk bernalar, belajar untuk memecahkan masalah, belajar untuk mengaitkan ide, dan
pembentukan sikap positif terhadap matematika perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika.
Penalaran matematis sangat dibutuhkan dalam proses pembuktian dalam matematika. Wahyudin 2008 berpendapat bahwa, kemampuan untuk
mengganakan nalar sangat penting untuk memahami matematika. Senada dengan pendapat tersebut, Turmudi 2009 mengatakan bahwa berpikir dan bernalar
matematik, termasuk membuat konjektur dan mengembangkan argument deduktif sangatlah penting karena semua itu menjadi dasar untuk melayani wawasan baru
dan mempromosikan studi lebih lanjut. Uraian di atas menggambarkan pentingnya usaha mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa, sebab dengan berbekal kemampuan penalaran matematika siswa senantiasa berpikir secara sistematis,
mampu menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa tidak akan lagi mengganggap matematika sebagai pelajaran yang
sulit untuk dipelajari. Hal ini sebagaimana diungkapkan Wahyudin 1999 yang menyatakan bahwa salah satu kecenderungan yang menyebabkan sejumlah siswa
gagal menguasai dengan baik pokok-pokok bahasan dalam matematika yaitu, siswa kurang menggunakan nalar yang logis dalam menyelesaikan soal atau
persoalan matematika yang diberikan. Siswa terbiasa diberi dan mengerjakan soal-soal matematika yang rutin. Sehingga mereka kurang mendapatkan ruang
Moh. Nurhadi, 2015 PENGARUH STRATEGI MEANS-ENDS ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya,
termasuk didalamnya
kemampuan penalaran matematis. Ruseffendi 2006 mengemukakan bahwa perbedaan kemampuan yang
dimiliki siswa bukan semata-mata bawaan lahir, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam konteks pembelajaran di kelas artinya kemampuan siswa
terbentuk dari hasil proses pembelajaran, guru hendaknya dapat merancang dan menghadirkan pembelajaran yang sesuai dan mampu mengasah kemampuan siswa
baik itu kemampuan kognitif, kemampuan afektif, maupun kemampuan psikomotoriknya. Sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna dihati siswa.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Ruseffendi 2006 menjelaskan bahwa faktor dari dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi belajar siswa di antaranya adalah kecerdasan, kesiapan, bakat, kemauan belajar, serta minat siswa. Sedangkan faktor dari luar diri siswa meliputi
model penyajian materi pelajaran, pribadi da sikap guru, suasana pengajaran, kompetensi guru, serta kondisi masyarakat luas. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi belajar siswa adalah kemandirian belajar
self-regulated learning
. Kemandirian belajar merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran
matematika, karena faktor ini merupakan salah satu hal yang dapat menentukan keberhasilan siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hargis Sumarmo,
2013, siswa yang memilii kemandirian belajar yang tinggi : 1 cenderung belajar lebih baik dalam pengawasannya sendiri dari pada dalam pengewasan program,
2 mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, 3 menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya, dan 4 mengatur belajar dan
waktu secara efisien. Sedangkan memandirian belajar siswa didefinisikan sebagai kemampuan
siswa mengatur diri dalam belajar atau disebut juga kemandirian belajar siswa. Kemampuan mengatur diri dalam belajar matematika berperan dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas diri dalam belajar. Sebagaimana yang diungkapkan Sumarmo 2006 yang mengatakan bahwa, kemandirian belajar
merupakan kemampuan siswa untuk mengatur dirinya sendiri dalam kegiatan belajar, atas inisiatifnya sendiri dan bertanggung jawab, tanpa selalu bergantung
Moh. Nurhadi, 2015 PENGARUH STRATEGI MEANS-ENDS ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pada orang lain. Kemandirian belajar bukan merupakan kemampuan mental atau
keterampilan akademik tertentu, tetapi merupakan proses pengarahan diri dalam mentransformasi kemampuan mental kedalam keterampilan akademik tertentu.
Zimmerman 1990 mendefinisikan kemandirian belajar siswa melibatkan tiga ciri, yaitu: menggunakan strategi kemandirian belajar, menggunakannya
untuk mengorientasikan umpan baliknya terhadap keefektifan belajar, dan proses motivasinya. Sedangkan dalam istilah kemandirian belajar siswa, Paris Mardiah,
2015 menekankan pada otonomi dan pengawasan oleh diri sendiri dalam memonitor langsung, dan tindakan untuk mengatur tujuan dari penerimaan
informasi, pengembangan keahlian dan perbaikan diri. Zimmerman 1990 mengatakan bahwa, siswa yang memiliki kemandirian
dalam belajar akan mengerjakan soal dengan rasa kepercayaan, kerajinan, dan akal yang panjang. Dan mungkin yang paling penting mereka menyadari ketika
mereka mengetahui sebuah jawaban atau memiliki kemampuan dan kapan mereka tidak memilikinya. Tidak seperti temannya yang pasif, mereka secara aktif akan
mencari informasi yang dibutuhkan dan menerapkan langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan soal. Ketika mereka menemukan kesulitan, guru yang
membingungkan, atau buku yang sulit dimengerti, mereka akan mencari cara pengganti. Siswa yang berkemandirian belajar akan mencari buku-buku
penggantisebagai proses yang sistematik dan terkontrol, dan mereka memiliki tanggung jawab yang besar untuk keberhasilan yang mereka capai.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Samuelsson 2011 memperlihatkan bahwa kemandirian belajar memiliki hubungan yang kuat dengan prestasi siswa
dalam matematika. Ini berarti, kemandirian belajar merupakan salah satu faktor penting yang memberikan pengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. NCTM
Wahyudin, 2008 mengemukakan bahwa aspek afektif dan kognitif memiliki peranan dalam pembelajaran matematika, aspek-aspek tersebut secara simultan
memiliki pengaruh yang kuat bagi siswa dalam pencapaian prestasi belajarnya. Adapaun dalam penelitian ini aspek kognitif yang diteliti adalah kemampuan
penalaran matematis, sedangkan aspek afektinya adalah
self-regulated learning
atau kemandirian belajar siswa.
Moh. Nurhadi, 2015 PENGARUH STRATEGI MEANS-ENDS ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar merupakan salah satu aspek penting yang perlu dimiliki siswa untuk
mengembangkan kemampuannya. Aspek afektif yang baik yang dimiliki siswa akan dapat memberikan pengaruh positif pada aspek kognitifnya. Hal ini akan
sangat membantu dalam proses belajar yang dilakukannya. Dalam belajar matematika, siswa yang memiliki kemandirian belajar yang baik akan senantiasa
berusaha untuk mengontrol dirinya dalam belajar, memandang permasalahan matematika sebagai sebuah tantangan, dan tidak akan mudah untuk putus asa.
Menyadari akan pentingnya kemampuan penalaran dan kemandirian belajar siswa, serta pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga guru perlu
mengupayakan inovasi dalam pembelajaran yang dapat memberi peluang dan mendorong siswa untuk melatih kemampuan penalaran dan kemandirian belajar
siswa. Hal ini senada dengan pendapat Wahyudin 2003 bahwa salah satu cara untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam mata pelajaran matematika
adalah jika para guru menguasai materi yang akan diajarkan dengan baik dan mampu memilih strategi atau metode pembelajaran dengan tepat dalam setiap
proses pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah strategi
Means-Ends Analysis
MEA. Pembelajaran menggunakan strategi
Means-Ends Analysis
merupakan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya diawali dengan pemberian
suatu masalah.
Melalui masalah
yang diberikan,
siswa mengidentifikasi
current state
dan
goal state
, menyusun submasalah, selanjutnya secara bertahap siswa mencari penyelesaian dari sub masalah yang mereka susun,
sehingga mereka akan sampai pada tujuan atau maksud dari masalah tersebut Vollmayer dkk, 1996.
Bruner Ruseffendi, 2006 mengemukakan bahwa agar siswa lebih berhasil dalam belajar matematika, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk
melihat kaitan-kaitan, baik antara dalil dan dalil, antara teori dan teori, antara topik dan topik, maupun antara cabang matematika. Kegiatan tersebut terdapat
pada pembelajaran menggunakan strategi
Means-Ends Analysis
. Masalah yang diberikan dalam pembelajaran ini disusun menjadi beberapa submasalah yang
Moh. Nurhadi, 2015 PENGARUH STRATEGI MEANS-ENDS ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
diselesaikan secara bertahap. Hal ini dapat membantu dan memudahkan siswa untuk melatih kemampuan penalaran matematis.
Dalam penelitian ini, salain dari aspek pembelajaran, aspek kemampuan awal matematis KAM siswa juga dijadikan sebagai fokus dalam penelitian. Hal
ini terkait dengan efektifitas implementasinya pada proses pembelajaran. Tujuannya yaitu untuk melihat apakah implementasi strategi MEA dapat merata
di semua KAM siswa atau hanya pada KAM tertentu saja. Jika merata di semua KAM, maka penelitian ini di generalisasikan bahwa MEA cocok diterapkan untuk
semua level kemampuan. Sesuai dengan teori Krutetski Darhim, 2004 yang mengatakan bahwa
diduga siswa yang berkemampuan rendah akan meningkat hasil belajarnya apabila metode pembelajaran yang digunakan menarik, berpusat pada siswa, dan
sesuai dengan tingkat kematangan siswa. Namun dimungkinkan terjadi sebaliknya untuk siswa yang berkemampuan pandai. Ini bisa terjadi karena siswa
berkemampuan tinggi dimungkinkan lebih cepat memahami topik matematika yang dipelajari karena kepandaiannya, walaupun tanpa menggunakan berbagai
macam metode pembelajaran yang menarik dan berpusat pada siswa. Dengan memandang aspek KAM dan aspek strategi pembelajaran yang
akan diterapkan, penaliti juga akan melihat apakah kedua aspek tersebut memiliki interaksi terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa. Hal ini
dipandang perlu karena peneliti memiliki dugaan bahwa aspek KAM dan pembelajaran yang diterapkan akan secara bersama-sama mempengaruhi
peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa. Artinya dimungkinkan peningkatan kemampuan penalaran yang terjadi setelah pembelajaran tidak benar-
benar murni hasil dari strategi pembelajaran yang diterapkan, tetapi dipengaruhi juga oleh kemampuan awal matematis siswa. Peneliti juga menduga dengan
pembelajaran yang
diterapkan, siswa
yang memiliki
KAM sedang
berkemungkinan mencapai peningkatan siswa KAM tinggi, dan siswa dengan KAM rendah memiliki kemungkinan menyamai peningkatan siswa KAM sedang.
Uraian di atas mengemukakan bahwa tahapan dalam pembelajaran mengguanakan strategi
Means-Ends Analysis
diduga memiliki pengaruh terhadap
Moh. Nurhadi, 2015 PENGARUH STRATEGI MEANS-ENDS ANALYSIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kemampuan penalaran, dan
Self-Regulated Learning
siswa. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin meneliti apakah strategi tersebut dapat meningkatkan
kemampuan penalaran matematis dan
Self-Regulated Learning
siswa. Sehingga penelitian ini di beri judul “Pengaruh strategi
Means-Ends Analysis
dalam meningkatkan kemampuan penalaran dan
self-regulated learning
siswa SMP.” Kata pengaruh dalam judul penelitian ini diartikan sebagai terjadinya sebuah
perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan strategi MEA.
1.2 Rumusan Masalah