14 sendiri yang berada pada posisi mereka, kita akan mampu memenuhi harapan
semua orang. Disisi lain agama kristen mempunyai penyebutan sendiri untuk orang
yang paham tentang agama yaitu pastor bukan ustadz, budha menyebut bikshu, yahudi menamai robbi dan sebutan-sebutan khas lainnya dari
agamanya masing-masing. Maka bisa disimpulkan bahwa orang memiliki pemahaman yang lebih dan mendalam terhadap agama Islam bisa disebut
ustadz. Dilihat dari sisi epistemologis, pengertian ustadz mengacu kepada
orang yang paham secara mendalam tentang ajaran Islam, mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain.
18
Dari pengertian tersebut maka semua orang bisa menjadi ustadz, termasuk tukang becak, petani, dosen, seniman,
pedagang dan lainnya. Karena ajaran Islam bisa mengamalkan dan mengajarkan ajarannya kepada yang lain.
Jadi, pemahaman arti ustadz di Indonesia dan di Timur Tengah berbeda. Di wilayah timur tengah, seseorang disebut ustadz apabila sudah
hafal Al- Qur‟an, minimal lebih dari dua puluh juz. Akan tetapi di Indonesia
orang su dah bisa disebut ustadz manakala hanya mengajar iqra‟ kepada anak-
anak. Anggapan ini juga diperparah lagi dengan anggapan bahwa orang yang memakai peci, baju koko atau sarung tidak peduli apakah dia paham atau tidak
tentang ajaran Islam disebut juga ustadz. Dari dua kasus tersebut maka dapat
18
www.ipikbandung.blogspot.com200706ustadz.html.diunduh pada tanggal 7 Juli 2010
15 ditarik kesimpulan ada dua cara dalam memahami arti ustadz ini, yang
pertama secara substansil dan formil. Dari uaian tersebut dapat disimpulkan bahwa ustadz adalah label
atau atribut yang diberikan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan tentang agama Islam secara mendalam dan pemahaman yang lebih mengenai
ajarannya serta dapat mengajarkan kepada orang lain.
b. Pemahaman Tentang Aqidah
1. Pengertian Aqidah
Pengertian aqidah secara etimologis adalah ikatan, sangkutan, keyakinan. Aqidah secara teknis juga berarti keyakinan atau iman. Dengan
demikian, aqidah merupakan asas tempat mendirikan bangunan ajaran Islam dan menjadi sangkutan hal dalam Islam. Aqidah juga merupakan
sistem keyakinan Islam yang mendasari seluruh aktivitas umat Islam dalam kehidupannya.
19
Aqidah dibangun atas dasar enam keyakinan atau yang biasa disebut rukun Islam yang enam.
4. Iman kepada Allah
Pengertian Iman kepada Allah adalah mempercayai adanya Allah sebagai Dzat yang Maha Pencipta alam semesta serta dia memiliki
kesempurnaan terhindar dari sifat kekurangan, dan sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah. Mempercayai Tuhan yang satu itulah yang
19
Tim Dosen PAI UNY. DIN Al-Islam, Unit Pelaksanaan Teknis Mata Kuliah Umum UNY, Yogyakarta, 2002, hlm. 35.
16 dinamakan tauhid, artinya mempercayai bahwa Allah itu Esa dan
segala-galanya dan merupakan dasar dalam beragama Islam. Iman menurut bahasa berarti percaya. Sedangkan menurut istilah iman
adalah percaya dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Keyakinan kepada Allah Yang Maha Esa tauhid
merupakan titik sentral keimanan.
20
Karena itu setiap aktivitas seseorang muslim harus selalu dilandasi keimanan dan dimulai niat
karena Allah maka akan mempunyai nilai ibadah disisi Allah. 5.
Iman kepada Malaikat Allah
Iman kepada Malaikat adalah keyakinan bahwa Allah menciptakan sekelompok makhluk malaikat yang selalu taat kepada-Nya dan tidak
diberi kemampuan untuk mengingkari-Nya.
21
Malaikat adalah makhluk halus, makhluk ghaib. Karena itu bersifat abstrak dan immaterial.
Selanjutnya karena keghaiban ini, maka persoalan yang menyangkut malaikat tidak dapat diketahui oleh manusia dengan kemampuan
kemanusiaannya dan hanya dapat diketahui dengan jalan penjabaran yang diterima dari Allah sebagaimana yang disebutkan didalam Al-
Qur‟an dan hadist-hadist Rosulullah yang kuat.
22
Berbeda dengan manusia dan jin, malaikat tidak pernah berbuat maksiat atau durhaka
kepada Allah. Mereka semua selalu taat dan patuh mengerjakan semua yang diperintahkan oleh Allah.
20
Ibid, hlm. 41.
21
Ibid, hlm. 43.
22
Humaidi Tatapangarsa, Kuliah Aqidah Lengkap, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1990, hlm.82.
17 6.
Iman kepada kitab Allah Beriman kepada kitab Allah berarti mempercayai atau meyakini bahwa
Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rosul Allah sebagai pedoman hidup bagi umat manusia dalam kehidupan sehari-
harinya untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat. Seseorang muslim harus meyakini kitab yang nama-namanya telah diberitakan
Allah kepada manusia, seperti Taurat, Injil, Zabur dan Al- Qur‟an. Al-
Qur‟an merupakan kitab suci yang terakhir dan masih asli jika dibandingkan dengan kitab-kitab sebelumnya. Allah menurunkan Al-
Qur‟an kepada Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia.
7. Iman kepada rosul Allah
Rosul menurut bahasa berarti utusan yaitu utusan Allah. Sedangkan menurut istilah rosul adalah orang yang diberi wahyu oleh Tuhan
berupa suatu syari‟ah yang tertentu, dan diperintahkan menyampaikan wahyu yang diterimanya itu kepada umatnya.
23
Terdapat perbedaan antara pengertian Nabi dan rosul. Kalau nabi tidak diperintahkan untuk
menyampaikan wahyu dari Tuhan kepada umatnya, sedangkan rosul diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada
manusia. Rosul mempunyai sifat wajib yang terdiri dari siddiq jujur, amanah dapat dipercaya, tabligh menyampaikan dan fathonah
cerdik dan bijaksana.
23
Ibid, hlm. 128
18 8.
Iman kepada hari Akhir Iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa kehidupan alam
semesta ini akan hancur yang kemudian akan digantikan oleh alam keabadian.
24
Ketika hari akhir atau hari kiamat datang maka seluruh alam beserta isinya ini akan mengalami kehancuran. Termasuk
manusia, pada ketika itu mati semua tanpa terkecuali. Sesudah kematiannya
ini, manusia
akan dihidupkan
kembali untuk
diperhitungkan amalnya ketika didunia oleh Tuhan. Walaupun peristiwa tersebut belum terjadi, kita harus yakin dan percaya akan
adanya hari akhir. Kita harus menyiapkan diri untuk menghadapinya dengan mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
9. Iman kepada Qadla dan
Qodar Qadla menurut bahasa berarti hukum, perintah, memberikan,
menghendaki, dan menjadikan. Sedang qodar berarti batasan, menetapkan ukuran. Secara sederhana dapat diartikan bahwa qadla
adalah ketetapan Allah yang telah ditetapkan tetapi tidak kita ketahui. Sedangkan qodar adalah ketetapan Allah yang telah terbukti diketahui
sudah terjadi.
25
Jadi iman kepada qadla dan qodar berarti meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini adalah menurut hukum,
aturan atau ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan Allah itu sangat mutlak, segala sesuatu
24
Tim Dosen PAI UNY, op. cit. hlm. 47
25
Ibid, hlm. 49-50
19 yang terjadi dibumi ini telah ditentukan dan telah direncanakan oleh
Allah. Sejauh manakah pengaruh keimanan dalam kehidupan manusia
atas berkat dan rahmat Allah dan nikmat-Nya pada diri manusia maka dapat dilihat sebagai berikut:
H. Iman menimbulkan rasa aman, tidak
khawatir terhadap ajal atau kedatangan kematian, karena kematian itu pasti datang dan tak dapat dihindarkan.
I. Iman menimbulkan pengharapan.
Pengharapan merupakan suatu kekuatan yang mendorong dan membukakan hati manusia untuk bekerja, membangkitkan semangat
perjuangan menunaikan kewajiban, menimbulkan aktivitas dan menjauhkan sifat malas.
J. Memperoleh
ketenangan jiwa.
Ketenangan yang memenuhi jiwa Rosulullah SAW. K.
Orang beriman memperkenankan panggilan fitrah. Seorang tiada dapat merasakan kebahagiaan dan
ketenangan apabila tidak mengenal khaliqnya dan dirinya sendiri atau lupa akan dirinya.
L. Orang beriman mengetahui kejadian
alam semesta. Fitrah dan akal manusia mengatakan sesungguhnya kejadian manusia bukan terjadi secara otomatis. Manusia tidak
menciptakan dirinya dan tidak pula menciptakan alam sekelilingnya.
20 M.
Orang beriman bebas dari siksaan keragu-raguan.
N. Orang beriman menampakkan tujuan
dan jalan yang akan ditempuh. O.
Cahaya keimanan dan kegiatan menyebabkan perasaan orang yang beriman menjadi terbuka dan
lapang. P.
Orang beriman merasa dirinya dekat dengan Allah.
Q. Orang beriman merasa hidup dan
bersahabat dengan Nabi dan orang-orang baik dari segenap umat dan segala zaman.
26
2. Kedudukan Aqidah dalam Islam
Iman kepada Allah zat ghaib yang maha Agung dan maha kuasa harus dipenuhi dan diibadati adalah ruh agama atau merupakan jiwa Islam
dan dasar sunnah aqidah.
27
Ketika Al- Qur‟an berbicara tentang rukun iman
dan implikasinya beriman kepada Allah ditempatkan pada urutan pertama dalam rukun iman. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah 285
28
26
Ibid, hlm. 49-50.
27
Yusuf al-Qardhowi, Tauhidullah dan Fenomena Kemusyrikan, Terj. Rahim Haris, Pustaka Progresif, Surabaya, 1986, hlm. 37.
28
Departemen RI , Al- Qur’an dan Terjemah, C.V. Toha Putra, Semarang, 1996, hlm. 62.
21
Artinya: Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman, semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat- Nya,
kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya, mereka
mengatakan: Kami
tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun dengan yang lain dari rasul-rasul-Nya, dan
mereka mengatakan: Kami dengar dan kami taat. mereka berdoa: Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali. Dengan demikian beriman kepada Allah merupakan dasar utama
dan pertama bagi keimanan. Adapun rukun iman lainnya yang merupakan tambahan dan implikasi bagian dari beriman kepada-Nya. Setelah
seseorang beriman kepada Allah, dia juga harus beriman pula kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rosul-Nya, hari akhir serta qadla dan
qodar-Nya. Agama itu dapat dibagi kepada dua bidang pokok, yaitu bidang
kepercayaan dan bidang hukum atau perundang-undangan. Di dalam agama Islam, bidang kepercayaan disebut aqidah, dan bidang hukum
22 disebut syari‟ah. Dengan demikian aqidah boleh diartikan kepercayaan
Islam dan syari‟ah: hukum perundang-undangan Islam.
29
Aqidah meliputi semua persoalan keimanan, yaitu hal-hal yang harus dipercayai atau
diyakini oleh muslim. Posisi dasar dan posisi pokok sehingga kalau digambarkan, kalau
agama itu suatu bangunan, maka aqidah adalah sebagai fondasinya yang tertanam dibawah tanah. Aqidah adalah fondasi agama, maka keimanan
harus dipunyai lebih dahulu sebelum yang lain syari‟ah. 3.
Keutamaan Aqidah Islam Aqidah Islam mempunyai keutamaan-keutaman yang diantaranya
sebagai berikut:
Aqidah Islam
disamping sesuai
dengan perasaan kemanusiaan dan pendapat akal sehat, juga merupakan garis tengah antara pandangan orang-orang mengingkari
segala apa yang tidak dapat dicapai oleh panca indera dengan pandangan orang mempercayai banyak Tuhan di dunia ini. Bahkan ada
sebagian menempatkan ruh-ruh Tuhan sebagai binatang dan tumbuhan, seperti sapi dan pohon besar. Tugasnya aqidah Islam menolak
keingkaran orang yang tidak mengakui ada Tuhan dan menolak pola ajaran berbilang Tuhan. Diajarkan bahwa di dunia ini hanya ada satu
Tuhan, tiada Tuhan selain Allah.
29
Humaidi tatapangarsa, op.cit. hlm. 37
23
Aqidah Islam menetapkan kesucian Allah dari menyerupai makhluk-Nya dan tidak merasa letih dan payah
dalam menciptakan dan mengatur alam ini.
Aqidah Islam merupakan garis tengah antara mengikut dengan pendapat nenek moyang. Serupa mempusakai
harta benda dan hak milik dan pikiran mereka yang hendak mengenal sesuatu bahkan sampai pada hakekat ketuhanan, padahal mereka tidak
mengenal diri mereka sendiri. Hakekat kehidupan dan kematian mereka dan hakekat berbagai kekuatan dalam alam ini. Islam melarang
taklit buta, mengikut dengan membatasi berfikir. Jangan sampai berfikir zat Tuhan. Tetapi untuk memperhatikan alam ini dan
memikirkannya Islam senantiasa membukakan pintu.
Berhadapan dengan aqidah agama- agama lain dan berbagai aliran kepercayaan, diperingatkan supaya
jangan mudah terpengaruh sehingga meninggalkan kepercayaan sendiri. Melainkan berpendirian tetap dan teguh dalam keadaan
bagaimanapun.
Tidak boleh terlalu tajam dengan aqidah agama lain. Mengingat masing-masing memiliki akibat
kepercayaan dan perbuatannya sendiri dan tidak bertanggung jawab atas perhatian orang lain.
Menjadi kewajiban
setiap orang beriman untuk mengembangkan kepercayaannya dan menyuruh orang
24 lain supaya menganutnya, tetapi bukan dengan paksaan dan kekerasan
melainkan dengan ilmu dan kebijaksanaanmu.
Aqidah Islam
menanamkan kemerdekaan dalam diri manusia, tentang kemauan dan perbuatannya.
Manusia itu merasa bertanggung jawab dari segala tindakannya dengan tidak melupakan kekuasaan Allah yang lebih tinggi dimana manusia ini
mesti tunduk terhadap kekuasaan itu..
30
4. Keistimewaan aqidah Islam
Aqidah Islam mempunyai keistimewaan-keistimewaan, di antaranya adalah sebagai berikut:
d. Aqidah Islam terpelihara keasliannya
Aqidah Islam adalah satu-satunya aqidah agama yang sangat terjamin kemurniannya, maksudnya keyakinan yang menjadi soko guru
utama atas berdirinya syari‟at Islam tidak mungkin dapat dirubah atau dipalsukan sejak saat pertama kali diturunkan hingga datangnya hari
kiamat. Jaminan kemurnian Al- Qur‟an sebagai induknya. Jika kita
benar-benar yakin terhadap kemurnian aqidah yang dikandungnya. e.
Aqidah Islam meluruskan aqidah-aqidah yang telah diselewengkan.
Salah satu kejelasan manusia adalah suka menyelewengkan suatu perkara termasuk aqidah. Mereka merusak dan menyalahi aturan
yang telah diberikan Allah kepada mereka. Sehingga yang benar
30
Yusuf Al-Qordhowy, Imam dan Kehidupan. Bulan Bintang. Jakarta, 1983. hlm.56.
25 nampak jadi salah dan yang sebaliknya aqidah yang salah nampak
benar. Fungsi aqidah Islam antara lain adalah meluruskan aqidah- aqidah yang telah diselewengkan hingga menjadi benar kembali.
f. Aqidah Islam sesuai dengan fitrah manusia
Aqidah Islam sesuai dengan fitrah manusia sejak awal kejadian manusia telah dibekali fitrah aqidah yakni keyakinan adanya Allah
SWT yang Maha Esa lagi maha Kuasa atas segala sesuatu. Setelah mereka lahir ke alam dunia menerima ajaran aqidah tauhid tidak ada
kesulitan sama sekali karena benar-benar sesuai dengan fitrahnya. Yang telah mengakui dan menyertakan diri sebagai saksi atas adanya
Allah SWT. Islam diciptakan sebagai agama oleh Allah SWT untuk
dibebankan kepada manusia berakal dan tidak dibebani agama Islam bagi mereka yang tidak mempunyai akal sehat. Aqidah yang diajarkan
Islam adalah aqidah yang dapat diterima akal sehat. Sama halnya dalam mengajarkan tentang Tuhan yang Maha Esa yaitu Allah SWT,
tersebut disajikan Islam amat sederhana dan mudah ditangkap oleh akal sehat.
c. Masyarakat kejawen
d. Pemahaman Tentang Masyarakat Jawa
26 Masyarakat jawa merupakan suatu kesatuan masyarakat yang
diikat oleh norma-norma hidup karena sejarah, tradisi, maupun agama.
31
Masyarakat jawa sejak masa prasejarah telah memiliki kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-tumbuhan, hewan serta pada
manusia itu sendiri. Dengan kepercayaan yang mereka anut tersebut, mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada, terdapat roh
yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia. Orang Jawa juga percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta
dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam
semesta beserta isinya tetapi juga bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas ijin serta kehendak-
Nya. Selain animisme, suku jawa juga mempunyai kepercayaan
dinamisme, yaitu mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil dari adaptasi dengan alam. Mereka beranggapan bahwa
kekuatan alam merupakan penentuan dari seluruh kehidupannya. Keyakinan hasil didikan alam ini terus dianut oleh orang jawa secara turun
temurun. Bahkan ketika taman kolonial ketika orang jawa sudah banyak menganut agama formal seperti hindu, budha, Islam Kristen pemujaan
terhadap kekuatan alam tidak bisa ditinggalkan dan tetap dilaksanakan. Tampaknya, agama yang mereka anut tidak mampu menghilangkan
31
M. Darori Amir, Islam dan Kebudayaan Jawa. Gama media, Yogyakarta, 2002, hlm. 4.
27 keyakinannya
terhadap adanya
kekuatan alam
sehingga tetap
mempertahankan kepercayaan itu. Kepercayaan atau ritual yang dilakukan oleh orang jawa disebut
sebagai kejawen. Ajaran-ajaran kejawen tersebut merupakan keyakinan dan ritual campuran dari agama-agama formal dengan pemujaan terhadap
kekuatan alam yang dilakukan oleh orang Jawa.
32
Sampai saat ini ajaran kejawen masih banyak dianut oleh orang Jawa. Sangat sulit untuk dapat
melihat keyakinan orang jawa secara murni karena ajaran agama yang dianut merupakan pencampuran dengan ajaran-ajaran sebelumnya dimasa
lalu. Pedoman dari kepercayaan campuran ini tampak pada ajaran yang
disebut sebagai petangan. Petangan adalah keyakianan mengenai hubungan antara manusia dan roh-roh halus dan merupakan sarana bantu
dimana yang kuasa dapat menampakan diri secara tidak langsung kepada manusia.
33
Sehingga petangan, selain
mempengaruhi kehidupan keagamaan yang dianut, juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari orang
jawa. Dalam agama Islam tidak mengajarkan untuk mempercayai
kekuatan-ketuatan lain selain Allah dan tidak juga mengajarkan sesembahan-sesembahan terhadap benda-benda. Yang harus disembah
adalah Allah SWT yang telah menciptakan alam ini beserta seluruh isinya. Akan tetapi setelah Islam masuk di jawa, para walisongo yang merupakan
32
Capt. RP. Suyono, Dunia Mistik Orang Jawa, LKIS, Yogyakarta, 2007. hlm. 2.
33
Ibid, hlm.3.
28 tokoh penyebar Islam di jawa abad 15-16 yang telah berhasil
mengkombinasikan aspek-aspek
sekuler dan
spiritual dalam
memperkenalkan Islam
kepada masyarakat.
Walisongo tidak
menghilangkan budaya asli dari orang jawa yang telah mengakar kuat, melainkan para walisongo memasukkan ajaran-ajaran Islam dalam rutual
tersebut dengan mengganti penyajian sesaji dengan menu baru seperti tumpeng.
Budaya Jawa telah mengakar beratus-ratus tahun dan telah mendarah daging pada masyarakat jawa. Sikap masyarakat jawa memiliki
identitas tersendiri yang dilandasi dengan nasehat-nasehat dari nenek moyang sampai turun temurun sampai sekarang pun tetap hidup ditengah-
tengah masyarakat yang serba modern.
34
Pada dasarnya adat kejawen tersebut mengajarkan kepada manusia untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan dengan perantara ritual,
menghormati antar sesama manusia dan makhluk lain, serta menciptakan kerukunan sehingga hidupnya menjadi tenang dan tentram. Mereka juga
mempercayai jika suatu peristiwa dialami oleh seseorang, orang cenderung menghubungkanya dengan apa yang telah terjadi dan dihayatinya dulu.
Tidak jarang pula hal itu dilihat sebagai suatu tanda atau peringatan akan terjadinya sesuatu di masa datang.
35
Pola pikir seperti ini oleh masyarakat
34
Thomas Wiyasa Brata Wijaya, Mengungkap dan Mengenal Budaya Jawa, PT. Pradya paramita, Jakarta, 1997. hlm. 75-76.
35
Hans. J Daeng,. 2000. Manusia Kebudayaan dan Lingkungan: Tinjauan Antropologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.hlm.79
29 Jawa mendorong manusia agar lebih hati-hati dalam bertingkahlaku agar
selaras dan harmonis dalam menjalani kehidupan ini
e. Proses akulturasi dan aspek budaya Jawa dan Islam:
1. Proses akulturasi budaya jawa dan Islam
Dalam proses penyebaran Islam di Jawa terdapat dua pendekatan. Yang pertama disebut Islamisasi kultur Jawa, yaitu suatu
pendekatan yang diupayakan agar tampak bercorak Islam, baik secara formal maupun substansial yang dilakukan misalnya denagn
penggunaan istilah dan nama Islam., penerapan hukum serta norma Islam dalam spek kehidupan.
Pendekatan yang kedua yaitu jawanisasi Islam, yaitu suatu pendekatan sebagai upaya internalisasi nilai-nilai Islam melalui
penyusunan ke dalam budaya jawa. Ini diterapkan dengan istilah-istilah dan norma-norma tetap dipakai, tetapi nilai yang dikandungnya adalah
nilai Islam sehingga Islam menjadi men-jawa. Kenyataan ini menunjukkan bahwa produk budaya orang jawa yang beragama Islam
cenderung mengarah kepada jawa yang keIslaman atau Islam kejawen. Sebagai suatu cara pendekatan dalam proses akulturasi kedua
kecenderungan itu merupakan strategi yang sering diambil ketika dua kebudayaan saling bertemu yang sesuai watak orang jawa yang
cenderung bersikat moderat serta mengutamakan keselarasan. Sehingga terdapat dua penilaian bahwa pencampuran itu masih sebatas luarnya
saja, sedangkan nilai-nilai esensialnya adalah jawa. Penilaian yang lain
30 sebaliknya, dalam arti nilai Islam telah menjadi semacam ruh dari
penampakan budaya jawa kendatipun tidak secara kongrit berlabelkan Islam.
2. Budaya jawa dan Islam dalam aspek kepercayaan
Dalam agam aIslam aspek fundamental, yakni kepercayaan atau keyakinan terutama kepercayaan terhadap sesuatu yang sakral, suci
atau ghaib terumuskan dalam istilah aqidah atau keimanan sehingga terdapatlah rukun iman yang isinya harus dipercayai atau diimani oleh
muslim. Namun demikian, diluar semua itu masih banyak terdapat unsur keimanan yang lain yang juga harus dipercayai seperti percaya
kepada adanya setan, iblis, syafa‟at nabi Muhammad SAW, dll. Sementara itu dalam, dalam budaya sebelum Islam yang bersumberkan
dari ajaran agama hindu terdapat kepercayaan tentang adanya para dewata seperti: dewa brahma, dewa wisnu, dewa siwa serta masih
banyak lagi para dewa. Demikian juga terdapat kepercayaan terhadap kitab suci, roh suci, orang jahat, lingkaran penderitaan, hukum karma,
dan hidup bahagia abadi. Pada agama budha terdapat kepercayaan tentang empat kebenaran abadi, penderitaan dan sebabnya, pemadam
keinginan serta jalan kelepasan. Adapun pada agama primitif sebagai agama orang jawa sebelum
kedatangan agama hindu dan budha. Inti kepercayaannya adalah dinamisme dan animisme yang dalam proses perkembangan Islam
berinteraksi dengan kepercayaan dalam Islam seperti: pada aspek
31 ketuhanan. Prinsip ajaran tauhid Islam telah bercampur dengan
berbagai unsur keyakinan hindu-budha maupun primitif. Sebagai contoh dalam sebutan Allah dengan berbagai nama yang terhimpun
dalam asma‟ul husnah telah berubah gusti Allah, gusti kang murbeng dumadi al-khaliq, ingkang maha kuwaos al-qodir0, ingkang maha
esa al-ahad dan lain-lain. Nama-nama itu bercampur dengan nama dari agama lain sehingga muncul sebutan Hyang maha agung Allahu
Akbar atau Hyang maha Luhur Allah ta‟ala. Berkaitan dengan sisa- sisa kepercayaan animisme dan dinamisme, kepercayaan mengesakan
Allah itu sering menjadi tidak murni karena tercampur dengan pertuhanan terhadap benda yang dianggap keramat, baik benda mati
maupun hidup. Arti keramat disini bukan hanya sekedar daya magic, sebagai sesuatu yang sakral bersifat illahiyah.
36
Keyakinan tentang adanya para rosul dan nabi sebagai orang- orang yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya adalah merupakan salah
satu bagian dari rukun iman. Mereka dibekali oleh Allah dengan mu‟jizat untuk mengukuhkan kerosulan mereka. Maka mereka
dipandang sebagai manusia yang luar biasa. Tampaknya kepercayaan terhadap nabi telah mempengaruhi keyakinan lama orang jawa.
Contohnya, beberapa nama nabi juga dikaitkan dengan kepercayaan orang jawa tentang hari-
hari atau bulan na‟as, seperti: tanggal 13 bulan sura‟ na‟asnya Nabi Ibrahim yang dibakar oleh Raja Namrut, pada
36
Islam dan Kebudayaan Jawa, op. cit. hlm.124.
32 tanggal 3 maulud na‟asnya Nabi Adam diturunkan ke dunia, tanggal
16 rabiul akhir na‟asnya Nabi Yusuf tatkala dimasukkan kedalam sumur dan tanggal-
tanggal na‟asnya nabi lainnya orang jawa tidak boleh “mantu”.
3. Budaya jawa dan Islam dalam aspek ritual
Agama Islam mengajarkan agar pemeluknya melakukan kegiatan-kegiatan ritualistik tertentu. Yang dimaksud dengan kegiatan
ritualistik adalah meliputi berbagai bentuk ibadah sebagaima yang tersimpul dalam rukun Islam, yakni syahadat, sholat, puasa, zakat, dan
haji.
37
Bagi orang jawa, hidup ini penuh dengan upacara, baik upacara- upacara yang berkaitan dengan lingkaran hidup manusia sejak dari
keberadaannya dalam perut ibu, lahir, anak-anak, dewasa pada saat sampai pada kematiannya, atau upacara yang berkaitan dengan
aktivitas kehidupan sehari-hari. Upacara itu semula dilakukan dalam rangka untuk menangkal pengaruh buruk dari daya kekuatan-kekuatan
ghaib yang tidak dikehendaki yang akan membahayakan bagi kelangsungan hidup manusia. Upacara dilakukan dengan mengadakan
sesaji atau semacam korban yang disajikan kepada kekuatan ghaib pada kepercayaan lama. Harapan dari uapacara tersebut adalah agar
senantiasa dalam keadaan selamat. Islam memberikan warna baru pada upacara itu dengan sebutan
kenduren atau selametan, yang pokoknya adalah pembacaan doa yang
37
Ibid, hlm. 130.
33 dipimpin oleh orang yang dipandang memiliki pengetahuan lebih
tentang Islam. Juga terdapat seperangkat makanan yang dihidangkan bagi para peserta selametan, serta makanan yang dibawa pulang ke
rumah masing-masing peserta selametan yang disebut berkat. Dari uraian tentang budaya jawa dan Islam dalam aspek
kepercayaan dan ritual diatas menunjukkan secara jelas bahwa budaya tersebut memang sudah terjadi dalam kehidupan keberagamaan orang
Jawa sebagai suatu upaya untuk mengakomodasikan antara nilai Islam dengan budaya jawa pra-Islam. Upaya itu telah dilakukan sejak Islam
mulai disebarkan oleh para walisongo serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari orang jawa Islam. Upaya itu masih terus
berproses sampai sekarang. Sebagian dari nilai-nilai Islam itu telah menjadi bagian dari budaya jawa, meskipun disana sini warisan nilai-
nilai budaya pra-Islam masih tampak meski dalam wadah yang kelihatannya Islami.
Sebagai tatanan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, nilai yang dapat diambil dari ritual kejawen adalah kebersamaan yang
merupakan kunci utama dalam pergaulan dan saling merasa memiliki untuk berbagi tanpa membedakan status sosial dan ekonomi sehingga
perselisihan dan kesenjangan dapat terhindarkan.
f. Siklus kehidupan masyarakat jawa
Siklus kehidupan masyarakat jawa penuh dengan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang tumbuh secara turun-temurun. Nilai dan
34 norma tersebut untuk mencari keseimbangan dalam tatanan kehidupan. Hal
tersebut dibentuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat yang akhirnya membentuk adat istiadat dan diwujudkan dalam bentuk tata
upacara adat. Tiap-tiap daerah mempunyai adat istiadat sendiri-sendiri sesuai dengan lingkungan setempat. Siklus kehidupan masyarakat jawa
dalam bentuk ritual kejawen diantaranya adalah sebagai berikut:
Upacara tingkeban atau mitoni Apabila usia kehamilan telah mencapai usia tujuh bulan, maka
diadakan upacara tingkeban atau tujuh bulan atau miton. Upacaranya khusus dengan penuh tata cara misalnya wanita yang sedang hamil
tujuh bulan dimandikan dengan air kembang setaman oleh para sesepuh.
38
Dalam upacara tersebut wanita yang hamil berganti-ganti kain batik sampai tujuh kali dan diakhiri dengan kain batik sida mukti,
sida mulya atau sida asih. Kain batik yang terakhir dipakai dengan motif tersebut mempunyai makna agar anak yang dilahirkan menjadi
bahagia. Pada upacara slametan tingkeban ini, Cliford Geertz memberikan
unsur-unsur utama yang diuraikan dengan maknanya melalui penelitian sebagai berikut:
Sepiring nasi untuk
setiap tamu dengan nasi putih diatas nasi kuning dibawahnya. Nasi putih melambangkan kesucian dan nasi kuning melambangkan
38
Thomas Wiyasa Brata Wijaya, op.cit. hlm. 118
35 cinta. Ini harus dihidangkan diatas wadah dari daun pisang yang
direkatkan dengan jarum bayu raja dan bangsawan konon menggunakan jarum emas dimasa dahulu agar yang bakal lahir
kuat dan tajam pikirannya.
Nasi dicampur dengan kelapa irisan dan bayam yang diiris. Ini dimaksudkan untuk
menghormati Nabi Nuh maupun untuk menjamin slamet untuk semua peserta dan anak yang akan lahir.
Tujuh tumpeng kecil
nasi putih yang melambangkan tujuh bulan kehamilan, tetapi sering kali beberapa hajat ditambahkan seperti untuk menghormati
hari yang tujuh dari satu minggu langit yang berlapis tujuh.
Delapan kandang-
kandang sembilan nasi putih yang dibentuk dengan genggaman tangan untuk melambangkan delapan sembilan wali penyebar
agama Islam.
Sebuah tumpeng nasi yang besar biasanya disebut tumpeng “kuat” kerena terbuat dari
beras ketan yang meksudnya agar anak yang di dalam kandungan itu kuat dan juga memuliakan desanya kelak.
Beberapa
hasil tanaman yang tumbuh dibawah tanah seperti singkong dan
beberapa buah yang tumbuh bergantung diatas. Yang pertama
36 untuk melambangkan bumi dan yang kedua untuk melambangkan
langit.
Tiga jenis bubur putih merah dibuat dengan memberinya gula kelapa dan suatu
campuran dari keduanya yang putih disebagian luar sedang yang merah ditengah piring. Orang kampung biasa menyebutnya “jenang
abang bancaan”. Mereka menganggap bahwa jenang abang sangat mujarab untuk mencegah masuknya makhluk halus jenis apapun.
Rujak
legi, suatu
ramuan yang sedap dari berbagai buah-buahan, cabe, bumbu dan gula. Ini sangat penting dalam hubungan di tingkeban dan paling
khas. Konon bila rujak itu pedas atau sedap itu akan melahirkan anak perempuan dan sebaliknya jika biasa-biasa saja akan
melahirkan anak laki-laki.
39
Upacara kelahiran
Proses melahirkan untuk zaman sekarang sudah banyak dilakukan oleh bidan meskipun masih banyak juga yang masih
dilakukan oleh dukun bayi. Seorang dukun bayi biasanya meletakkan sajen disamping ibi dan dikamar mandi karena makhluk halus dikamar
mandi dan tidak suka ada bau darah kelahiran. Dalam proses melahirkan, dukun memijat perut yang mau melahirkan sambil
39
Clifordz Geerts, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Pustaka jaya, Yogyakarta, 1960. hlm. 40.
37 membaca mantra. Setelah anak lahir, dukun mengambil pisau bamboo
yang tradisional disebut worat untuk memotong tali pusar.
40
Kemudian sang dukun membubuhkan kunir dan mengikat tali pusarnya. Bayi
kemudian dimandikan dan tali pusar dicuci dan dimasukkan dalam kendi dan diberi garam lalu dikubur di luar rumah yang disekelilingnya
diberi pagar anyaman untuk mencegah digalinya anjing atau kucing, serta diberi lampu dibiarkan menyala selama tiga puluh hari untuk
mencegah gangguan roh jahat.
41
Berkaitan dengan upacara kelahiran ini, Koentjaraningrat menyatakan:
Upacara ini dilaksanakan ketika bayi berumur tujuh hari. Dalam upaya ini rambut si bayi dipotong sedikit kemudian diberi nama. Dalam
upacara Islam santri, upacara ini disebut qorban aqiqah, dengan ditandai dengan penyembelihan hewan aqiqah yang berupa kambing dua ekor
untuk laki- laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan”.
42
Upacara tedhak sinten
Menurut bahasa tedhak sinten berasal dari kata tedhak dan sinten. Tedhak berarti menginjak dan sinten bermakna tanah. Jadi tedhak
sinten adalah memperkenalkan anak untuk pertama kalinya menginjak tanah atau bumi. Makna dari tedhak sinten adalah agar anak yang
bersangkutan, setelah dewasa nanti mampu mandiri dalam menempuh kehidupan yang penuh tantangan dan yang dicita-citakan tercapai.
40
Ibid. hlm. 57.
41
Ibid. hlm. 59
42
Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, Balai Pustaka, Jakarta 1994. hlm. 354. clitfordz Goort, op.cit. hlm.60.
38 Tedhak sinten biasanya dilakukan bila anak mencapai umur tujuh lapan
atau 7 x 35 hari. Adapun jalannya adalah sebagai berikut: 1.
Anak yang bersangkutan dibimbing berjalan dengan kakinya menginjak jadah tujuh warna.
2. Setelah itu anak dinaikkan tangga yang terbuat dari tebu merah
hati. 3.
Selanjutnya anak dimasukkan kedalam kurungan ayam yang di dalamnya ada padi, gelang emas, alat-alat tulis, kapas dan berbagai
macam barang yang berharga. 4.
Anak mengambil salah satu dari benda tersebut. 5.
Setelah itu anak ditaburi beras kuning dengan macam-macam uang logam yang masih laku disebarkan kepada tamu yang hadir yang
maksudnya agar si anak mudah mencari rizki. 6.
Setelah selesai anak dimandikan dengan bunga setaman agar kelak anak bisa membawa nama baik orang tua.
Upacara pernikahan
Perkawinan nikah adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk memenuhi tujuan hidup berumah tangga
sebagai suami istri dengan memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh syari‟at Islam.
43
Dalam sebuah proses awal perkawinan adat dimasyarakat jawa adalah lamaran, yaitu keluarga pihak pria
mengunjungi keluarga pihak wanita saling tukar basa-basi formalitas
43
M. Atnon Chafidh dan A. ma‟ruf Asrori, Tradisi Islami. Khalista, Surabaya, 2006. hlm. 88.
39 kosong yang dipraktekkan dan menjadi kehlian orang jawa sejak
dahulu.
44
Meskipun pada masa sekarang ini biasanya anak laki-laki dan perempuan yang mau menikah sudah saling mengenal, namun lamaran
resmi ini harus tetap dilaksanakan. Dari proses lamaran tersebut juga mendapatkan jawaban dan kesepakatan bersama mengenai proses
berikutnya. Menjelang hari pernikahan diadakan upacara srah-srahan atau
asok tukon yaitu anak calon pengantin pria menyerahkan sejumlah hadiah perkawinan kepada keluarga pihak calon pengantin putri yang
berupa hasil bumi, alat-alat rumah tangga, ternak, pakaian dan kadang- kadang ditambah sejumlah uang.
Sehari atau dua hari sebelum upacara akad nikah dirumah orang tua calon pengantin putri membuat tratag atau menghias rumah.
Kesibukan tersebut biasanya dinamakan upacara pasang tarub. Sehari sebelum akad nikah dilangsungkan upacara siraman yaitu memandikan
calon pengantin putri dengan kembang telon yaitu bunga mawar, melati dan kenanga dan selanjutnya disusul dengan upacara ngerik.
45
Ngerik itu membersihkan bulu rambut yang terdapat di dahi, kuduk, tengkuk
dan pipi. Setelah itu pada malam harinya diadakan upacara malam midodareni. Calon pengantin putra datang kerumah pengantin putri dan
selanjutnya calon pengantin putra menjalani upacara nyantri. Dilanjutkan pagi hari atau sore harinya dilangsungkan upacara ijab
44
Clittordz Geertz. op.cit. hlm. 69.
45
Thomas Wijasa Bratawijaya, op.cit. hlm. 142.
40 qobul atau akad nikah, yaitu rangkaian ijab penyerahan yang
diucapkan oleh wali dan qobul penerimaan yang diucapkan oleh mempelai pria atau wakilnya disaksikan oleh dua orang saksi.
46
Setelah sah menjadi suami istri dilangsungkan upacara panggih atau temon yaitu pengantin putran dan pengantin putri ditemukan yang
berakhir duduk berdampingan dipelaminan. Setelah itu 3, 4 atau 5 hari setelah akad nikah diadakan upacara sepasaran pengantin atau ngunduh
mantu apabila disertai dengan pesta. Mereka juga menyiapkan beberapa perlengkapan adat yaitu
menyiapkan tuwuhan, Tuwuhan mengandung arti suatu harapan kepada pengantin tersebut dapat memperoleh keturunan dan untuk melangsungkan
sejarah keluarga . Tuwuhan terdiri dari : Pohon pisang raja yang buahnya sudah masak
Maksud dipilih pisang yang sudah masak adalah diharapkan pasangan yang akan menikah telah memiliki pemikiran dewasa atau telah
masak. Sedangkan pisang raja mempunyai makna pengharapan agar pasangan yang akan dinikahkan kelak mempunyai kemakmuran,
kemuliaan dan kehormatan seperti raja. Tebu wulung
Tebu wulung berwarna merah tua sebagai gambaran tuk-ing memanis atau sumber rasa manis. Hal ini melambangkan kehidupan yang
serba enak. Sedangkan makna wulung bagi orang Jawa berarti sepuh atau
46
M. Atnan Chafidh dan A.Ma‟ruf Asrori, op.cit. hlm. 104.
41 tua. Setelah memasuki jenjang perkawinan, diharapkan kedua mempelai
mempunyai jiwa sepuh yang selalu beryindak dengan ‟kewicaksanaan‟
atau kebijakan Cengkir Gadhing
Merupakan simbol dari kandungan tempat jabang bayi atau lambang keturunan
Daun randu dan pari sewuli Randu melambangkan sandang, sedangkan pari
melambangkan pangan. Sehingga hal itu bermakna agar kedua mempelai selalu tercukupi sandang dan pangannya.
Godhong apa-apa bermacam-macam dedaunan Seperti daun beringin yang melambangkan pengayoman, rumput
alang-alang dengan harapan terbebas dari segala halangan.
47
Setelah semuanya telah siap, maka disiapkan pula upacara midodaren.
Malam midodareni adalah malam menjelang dilaksanakan ijab dan panggih. Midodareni berasal dari kata widodari. Masyarakat Jawa
tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon
pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mempercantik pengantin wanita. Prosesi yang dilaksanakan pada malam midodareni :
a. Jonggolan
47
www.alang-alangkumitir.com , diunduh pada tanggal 31 Juli 2010 Jam 14.00 WIB.
42 Datanganya calon pengantin pria ke tempat calon mertua.
„Njonggol‟ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya
telah mantap untuk menikahi putri mereka. Selama berada di rumah calon pengantin wanita, calon pengantin pria menunggu di beranda dan hanya
disuguhi air putih. b.
Tantingan Kedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di dalam
kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan menyatakan ikhlas menyerahkan sepenuhnya
kepada orangtua, tetapi mengajukan permintaan kepada sang ayah untuk mencarikan „kembar mayang‟ sebagai syarat perkawinan
c. Turunnya Kembar Mayang
Turunnya kembar mayang merupakan saat sepasang kembar mayang dibuat. Kembar mayang ini milik para dewa yang menjadi
persyaratan, yaitu sebagai sarana calon pengantin perempuan berumah tangga. Dalam kepercayaan Jawa, kembar mayang hanya dipinjam dari
dewa, sehingga apabila sudah selesai dikembalikan lagi ke bumi atau dilabuh melalui air. Dua kembar mayang tersebut dinamakan Dewandaru
dan Kalpandaru. Dewandaru mempunyai arti wahyu pengayoman. Maknanya adalah agar pengantin pria dapat memberikan pengayoman
lahir batin kepada keluarganya. Sedangkan Kalpandaru, berasal dari kata kalpa yang artinya langgeng dan daru yang berarti wahyu. Maksudnya
43 adalah wahyu kelanggengan, yaitu agar kehidupan rumah tangga dapat
abadi selamanya. d.
Wilujengan Majemukan Wilujengan Majemukan adalah silaturahmi antara keluarga calon
pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon pengantin wanita menyerahkan
angsul-angsul atau oleh-oleh berupa makanan untuk dibawa pulang, orang tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon pengantin pria :
Kancing gelung seperangkat pakaian untuk dikenakan pada upacara panggih dan sebuah pusaka berbentuk dhuwung atau keris, yang
bermakna untuk melindungi keluarganya kelak.
48
Dalam pernikahan yang paling penting adalah ijab qobul, yaitu penyatuan dalam satu ikatan suami istri laki-laki dan perempuan
dengan berlandaskan hukum Islam dan Negara. Setelah ijab qobul selesai maka dilangsungkan upacara adat dengan macam dan maknanya
sebagai berikut:
49
Bagian I Upacara balangan sedah atau lempar sirih yaitu pengantin putera
dan pengantin putri saling melempar sirih, setelah itu disusul dengan berjabat tangan tanda saling mengenal.
Bagian II
Upacara wiji dadi
48
www.alang-alangkumitir.com , diunduh pada tanggal 31 Juli 2010 Jam 14.15 WIB.
49
Thomas Wiyoso Bratawijoyo, op.cit. hlm. 148-155.
44 Sebelum pengantin putera menginjak telur, pengantin puteri
membasuh terlebih dahulu kedua kaki pengantin putera.
Bagian III Upacara sendur binayang yaitu pasangan pengantin berjalan
dibelakang ayah pengantin puteri, sedangkan ibu pengantin puteri dibelakangnya pengantin tersebut. Hal ini mempunyai makna bapak
selalu membimbing putera puterinya menuju kebahagiaan, sedangkan ibu memberikan dorongan “Tut Wuri Handayani”.
Bagian IV
Timbang pangkon dan disusul upacara tanem Upacara tanem yaitu bapak pengantin puteri mempersilahkan duduk
kedua pengantin dipelaminan yang bermakna bahwa bapak telah merestui dan mengesahkan kedua pengantin menjadi suami isteri.
Bagian V
Upacara tukar kalpika yang disebut juga tukar cincin yaitu memindahkan dari jari manis kiri ke jari manis kanan dan
dilaksanakann saling memindahkan. Hal ini mempunyai makna bahwa bahwa sang isteri telah memadu kasih sayang untuk
mencapai hidup bahagia sepanjang hidup.
Bagian VI Kacang kucur tanpa kaya
45 Upacara kacang kucur atau disebut guna kaya yang bermakna
bahwa hasil jerih payah sang suami diperuntukkan kedua sang isteri untuk kebutuhan keluarga.
Bagian VII
Kembul dhahar “sekul walimah” Upacara kembul dhahar yaitu kedua pengantin saling suap-suapan
secara lahab. Hal ini bermakna bahwa hasil jerih payah dan rizeki yang diterimanya adalah berkat rahmad Tuhan dan untuk
mencukupi keluarganya. Segala suka dan duka harus dipikul bersama-sama.
Bagian VIII
Pengantin putera dengan sabar menunggu pengantin puteri menghabiskan dhaharan. Biasanya ibu lebih sayang untuk
membuang makanan. Hal ini bermakna agar Tuhan selalu memberikan rizeki dan selalu mensyukuri rizeki yang diterimanya.
Bagian IX
Upacara sungkeman Upacra sungkemanngabekten yaitu kedua pengantin berlutut untuk
menyembah kedua bapak dan ibu dari kedua pengantin. Hal ini bermakna bahwa kedua pengantin tetap berbakti kepada bapakibu
pengantin, serta mohon doa restu agar Tuhan selalu memberikan rahmat-Nya.
46 Dalam tradisi Jawa, setiap ada pernikahan pasti kita jumpai
simbol-simbol yang mempunyai makna tertentu seperti janur kuning, pisang raja dan macam-macam sesaji. Disebelah kanan kiri gapura
terdapat janur kuning, tebu, cengkir dan pisang raja yang diikat pada kedua tiang didepan ruang pertemuan resepsi. Berkaitan dengan itu
Wawan Susetya menerangkan: Pertama pisang raja bermakna sangat jelas sebagai simbolik dari
raja. Artinya, pernikahan atau perkawinan dalam kehidupan manusia merupakan salah satu tahap yang paling penting dari tiga proses
perjalanan: kelahiran, perkawinan, dan kematiannya. Dan sang mempelai didudukan di singgasana rinenga‟ dengan pakaian ala raja
dan permaisuri yang penuh aura kewibawaan dan kegembiraan. Kedua, tebu. Orang jawa mengartikan dengan ungkapan mantebing qolbu
mantabnya hatiqolbu, karena tanaman tebu rasanya manis dan menyegarkan. Ketiga, cengkir buah kelapa yang masih muda,
maknanya adalah kencenging pikirpikiran yang lurus. Dengan berbekal cengkir, sang mempelai diharapkan mampu melewati ujian
kritis dalam mempertahankan pernikahannya, sehingga mampu menghadapi suka maupun duka bersama dalam mengarungi kehidupan
berumah tangga.
50
Upacara kematian
Apabila ada orang meninggal, maka hal yang pertama dilakukan oleh orang jawa adalah untuk memanggil seorang modin dan
mengumumkan kematian itu kepada sanak saudara dan tetangga. Sekarang ini, orang lebih sering pergi ke dokter atau puskesmas
terdekat dahulu, dan baru kemudian setelah dipastikan meninggal kemudian mencari modin serta memberi kabar kepada orang-orang
sekitarnya. Bila seseorang meninggal dunia, keluarga yang ditinggalkan dalam keadaan duka cita, suasana berkabung. Yang perlu kita lakukan
50
Wawan Susetya, Ular-Ular Manten: Wejangan Perkawinan Adat Jawa, Narasi, Yogyakarta, 2007, hlm. 33-34.
47 terlebih dahulu adalah menentramkan keluarga tersebut dengan
memberi penghiburan bahwa semua akan memberi kepada Allah. Jenazah yang baru saja meninggal ditidurkan membujur melentang
menghadap keatas. Selanjutnya ditutup dengan kain jarik. Kaki dipan dimana mayat itu ditidurkan perlu direndam dengan air, maksudnya gar
dipan itu tidak dikerumuni semut atau binatang kecil lainnya. Upacara kematian ini dilaksanakan pada saat mempersiapkan
penguburan orang yang meninggal yang ditandai dengan memandikan, mengkafani, mensholati dan menguburkan. Berkaitan dengan ini
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa: Apabila modin dan para pembantunya telah tiba, mereka
memandikan jenazah yang dibaringkan diatas tujuh buah batang pisang, yang masing-masing panjangnya kira-kira satu meter, dan disusun rapat
berdempetan, dengan disaksikan oleh anggota keluarga yang meninggal. Setelah selesai dimandikan, jenazah dikeringkan dengan
handuk, lalu ditaburi bedak. Alat kelamin jenazah ditutup dengan sepotong daun pisang, dan segala lubang pada tubuh diisi dengan
kapas. Setelah wajahnya dirias sedikit, jenazah dibungkus dengan kain putih yang kemudian diikat dikaki, pinggang, leher dan diatas
kepalanya. Jenazah yang sudah dibungkus rapi kemudian diletakkan diruangan tengah dari rumah, diatas usungan yang terbuat dari bambu,
dengan kepala menghadap kearah utara. Modin dan para pembantunya kemudian mem
bacakan surat „ultaqim yang disusul dengan suatu pidato pemakaman dalam bahasa jawa yang ditujukan kepada orang yang baru
saja meninggal itu.
51
Untuk kerabat wanita yang datang melayat membantu mengerjakan hal kecil seperti merangkai bunga-bunga yang akan
digunakan untuk menghias keranda sedangkan kerabat pria mengurus surat-surat yang digunakan untuk pemakaman jenazah, membeli tanah
makam, dan membeli kayu patok yang dimana dituliskan nama orang
51
Koentjaraningrat, op.cit, hlm. 360-361.
48 yang meninggal. Setelah selesai mengkafani, sebelum dimakamkan
terlebih dahulu disholatkan yang dipimpin oleh modin atau imam yang lain yang dimakmumi oleh para pelayat yang datang. Setelah persiapan
pemakaman sudah
selesai, maka
jenazahpun diberangkatkan
kepemakaman. Diiringi oleh para handai taulan serta tetangga yang telah hadir sejak awal maupun yang baru saja datang.
Setiba dipemakaman, jenazah dikeluarkan dari keranda dan diturunkan ke dalam liang kubur dengan bantuan para pekerja
pemakaman. Luas sebuah liang lahat untuk orang dewasa adalah kira- kira 1 x 2,5 meter, dengan kedalaman kira-kira 2,5 meter, dan digali
memanjang dengan arah dari utara ke selatan. Panjang sisinya kurang lebih 2 meter dibawah permukaan tanah. Dibuat sebuah lubang yang
cukup untuk meletakkan jenazah pada posisi miring, dengan kepalanya disebelah utara, dan menghadap ke barat mekah. Untuk menjaga agar
jenazah tidak bergeser tempat maka kedua sisinya diletakkan batu-batu atau gumpalan-gumpalan tanah. Apabila jenazah selesai dibaringkan,
maka tali pengikat kepala dibuka untuk menampakkan pipi dan telinga jenazah, dan meneriakkan kalimat adzan dan syahadad berkali-kali.
Setelah itu modin membaca suratul kubr doa kubur dalam bahasa jawa. Sementara itu lubang ditutup dengan papan, yang disusun
penutupan seluruh lubang dengan tanah. Para sanak keluarga dengan simbolik memasukkan beberapa gumpal tanah. Apabila lubang sudah
tertutup dan tanah diatasnya sudah membentuk bukit kecil maka papan-
49 papan yang sudah dipersiapkan ditanam pada kedua ujungnya.
Selanjutnya diatas bukit itu ditaburkan bunga-bunga. Pada akhir upacara pemakaman masih diucapkan pidato oleh wakil keluarga orang
yang meninggal, untuk mengucapkan terima kasih atas segala ucapan bela sungkawa dan bantuan yang telah diberikan serta memohon maaf
yang sedalam-dalamnya atas segala kesalahan almarhum semasa hidupnya. Setelah itu semua orang pulang ke rumah masing-masing.
Sedangkan selametan-selametan yang diselenggarakan oleh keluarga dari orang yang meninggal diantaranya adalah hari geblak
yaitu bertepatan dengan meninggal dunia. Selametan yang diadakan ialah: nasi asahan yaitu nasi putih biasa yang diatasnya diletakkan nasi
tumpeng bersebelah dua dan diletakkan secara berlawanan ungkur- ungkuran. Lauk pauknya: sambal goreng, semur boncis, bihun goreng
atau bakmi goreng, tempe goreng, keripik, dan kerupuk. Selanjutnya dihidangkan pula nasi uduk atau nasi goreng dengan lauk pauk ingkung
ayam dimasak secara utuh dengan santan diberi bumbu ketumbar, merica, daun salam laos lengkuas. Disamping itu disediakan pula
lalaban cabe rawit, mentimun, daun kemangi, daun kol.
52
Kesemua itu adalah susunan hidang selametan orang meninggal dunia mulai dari dan
maknanya:
Hari geblak hari meninggal
52
Thomas wiyasa Bratawijaya, op.cit, hlm.131.
50
Kari ketiga, yaitu untuk menyempurnakan empat perkara yang disebut anasir bumi, api,
angin, dan air.
Hari ke tujuh tujuh hari, yaitu untuk menyempurnakan kulit dan kukunya.
Hari ke empat puluhempat
puluh hari untuk menyempurnakan semua yang bersifat badan jasad.
Hari ke seratusseratus hari
yaitu untuk menyempurnakan pembawaan dari ayah dan ibu berupa darah, daging, sumsum, jeroan isi perut, kuku, rambut, tulang, dan
otot.
Mendhak sepisan
satu tahun sesudah meninggal untuk menyempurnakan kulit, daging dan
jeroannya.
Mendhak pindho dua tahun setelah meninggal untuk menyempurnakan semua kulit, darah, dan
semacamnya yang tinggal hanyalah tulangnya saja.
Mendhak telu
untuk menyempurnakan semua rasa dan bau hingga semua rasa dan bau
sudah lenyap.
d. Peran Ustadz Dalam Pendidikan Aqidah Pada
Masyarakat Jawa
51 Seperti yang telah dijelaskan dalam uraian diatas. Dalam suatu
masyarakat diperlukan orang sebagai panutan. Tentu saja orang tersebut harus memiliki ilmu pengetahuan lebih sebagai tempat kita untuk bertanya dan
bertukar pikiran, khususnya tentang ilmu agama. Agama merupakan pegangan atau kendali dalam melakukan setiap kali perbuatan. Dalam Islam seseorang
yang mempunya pengetahuan yang lebih tinggi dari yang lainnya dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat mengamalkan atau
menerapkan kepada orang lain biasa disebut dengan Ustadz atau tokoh agama. Sebagai seseorang yang dianggap pintar dalam agama, maka dalam
kesehariaannya segala tingkah laku selalu dijaga. Peran ustadz dalam masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang dimiliki
dengan jalan dakwah dalam berbagai bentuk kepada orang awam agar segala perbuatan dan perkataan masyarkat sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh
Allah. Maka tidak ringan tugas seorang tokoh agama. Aqidah merupakan ruh agama atau jiwa Islam sehingga dapat dikatakan
bahwa agama tidak bisa hidup tanpa aqidah. Aqidah merupakan fondasi, yaitu bagian pokok dan penting dari agama. Aqidah dapat diartikan kepercayaan
atau keyakinan. Keyakinan atau keimanan adalah solusi segala permasalahan. Siapa yang ingin memperoleh kebahagiaan untuk dirinya dan untuk
menyelamatkan umat manusia hendaklah ia mulai dari keimanan. Barang siapa yang ingin menggapai hidup di akherat dan ingin selamat dari siksa
Allah SWT, maka hendaklah memulai dengan keimanan dan tetap istiqomah. Dan barang siapa saja yang telah berhasil mendapatkan keimanan atas
52 pengetahuan dan pemahaman maka hendaklah ia menjaga dan memeliharanya
dengan memperbanyak amal saleh. Konsep tentang Tuhan merupakan salah satu persoalan pokok yang
tidak bisa diabaikan dalam kajian tentang sistem kepercayaan atau agama. Sebab, ritual maupun tradisi-tradisi dari sistem kepercayaan yang
menghasilkan sentimen-sentimen yang sakral selalu diarahkan kepada suatu fokus utama, yaitu kesadaran akan adanya kekuatan ilahi Tuhan atau
kekuatan adalah kodrati.
53
Konsen ketuhanan dalam doktrin suatu agama akan memberikan arahan kepada para penganut ajaran tersebut mengenai tujuan
yang dicapai dari cara mengekspresikan sikap, tingkah laku dan praktik religiusnya. Dalam Islam jawa atau Islam kejawen terdapat banyak sekali
ritual yang dilakukan dengan berbagai macam sajian. Islam sendiri masuk ke jawa secara akulturasi damai. Hal ini disebabkan karena: pertama, para
pendakwah Islam yang datang mula-mula adalah para santri, ulama, pedagang dan para ahli sufi, bukan prajurit-prajurit perang dari negeri arab atau persia
yang mengadakan penaklukkan teritorial. Sedangkan para pedagang tersebut melakukan perdagangan secara baik-baik dan para sufi mengajarkan doktrin-
doktrin spiritual yang tentu saja tidak bersifat kekerasan. Kedua, sifat tenggang rasa dari orang jawa sendiri yang mudah menerima setiap yang
datang dan dianggap baik lalu disesuaikan dengan prinsip kebudayaan sendiri. Sehingga banyak ajaran mistik Islam yang justru lebih mudah dipahami oleh
orang jawa. Ketiga, melalui jalan perkawinan dan para pemeluk Islam giat
53
M. Soehadha, Orang Jawa Memaknai Agama, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2008, hlm.88.
53 memberikan contoh tauladan kepada masyarakat sehingga mudah meraih
pengikut dan memudahkan Islam tersiar secara damai.
54
Oleh karena itu sampai sekarang masih banyak sekali masyarakat yang masih menerapkan
tradisi Islam kejawen dengan segala ritual yang urut-urutan dan macamnya telah dijelaskan dalam penjabaran materi diatas.
Yang menjadi permasalahan dalam ritual kejawen adalah makna yang terkandung dari berbagai ritual tersebut beserta macam sesajiannya
menjadikan ritual itu sebagai keharusan yang tidak bisa ditinggalkan serta mengabaikan kekuasaan Allah. Segala upacara adat jawa yang mereka
lakukan hanyalah doktrin dari nenek moyang secara turun-temurun yang dalam ajaran agama Islam tidak ada dasarnya. Mungkin hal ini sudah menjadi
keyakinan dan kepercayaan oleh mereka sehingga dapat dikatakan mendekati kemusyrikan.
Telah jelas bahwa dalam Islam tidak mengajarkan untuk mempercayai kekuatan lain selain Allah dan juga tidak mengajarkan memberikan
sesembahan terhadap benda-benda. Yang harus disembah adalah Allah SWT. Dari permasalahan diatas tugas Aqidah untuk meluruskan segala
penyelewengan yang dilakukan oleh manusia untuk berkeyakinan dan mempunyai kepercayaan teguh pada ajaran Islam sehingga tidak mudah
terpengaruh dan tidak mudah berkeyakinan percaya pada sesuatu hal yang tidak ada dasarnya. Dalam hal ini tugas ustadz-ustadz dengan ceramah,
peringatan serta jalan dakwahnya untuk memperingatkan kepada umat atau
54
Budiono Hadi Sutrisno, Islam Kejawen, Eule Book, Yogyakarta, 2009, hlm.132.
54 masyarakatnya agar tetap berkeyakinan pada jalan Allah. Tokoh agama atau
ustadz sebagai panutan didalam masyarakat untuk membimbing mereka agar senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
53
54
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi penelitian
Dusun sidorejo merupakan dalam wilayah Desa somomoro dukuh kec. Plupuh kab. Sragen dan merupakan daerah pedesaan dengan
Masyarakat hidup dari pertanian dengan kondisi tanah tadah hujan yang sangat luas dan mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak sedikit pula
para warganya juga beralih profesi ke arah wirausaha, merantau dan bagi yang tidak memiliki ladang mereka bekerja sebagai buruh tani.
Pada Tahun 2010 jumlah penduduk desa Somomoro dukuh mencapai 5.287 jiwa terdiri dari 3.097 jumlah laki-laki dan 2.190 jumlah
perempuan yang terbagi dari 17 RT dan 5 RW. Infra struktur rumah warga 70 terbuat dari kayu berlantai tanah sedangkan sekitar 30 bangunan
terbuat dari bahan material. Diantara bangunan penting di dusun sidorejo terbuat dari tembok misalkan: Sekolahan, Kantor Kelurahan, Puskesmas dan
Masjid.
55
Warga desa menganggap rumah yang terbuat dari kayu atau papan mudah dijual sewaktu-waktu dan dapat dipindah-pindah dari satu tempat
ketempat lainya. Pada umumnya setiap rumah yang ada di dusun sidorejo tempat
MCK sangat memadai, serta para warga juga memperhatikan penerangan dan ventilasi yang cukup sebagai rumah sehat. Adapun jumlah warga yang
bermata pencaharian sebagai petani sekitar 70 dan untuk 30 dibagi atas
55
Wawancara dengan Bapak Sukamto selaku kepala desa pada tanggal 13 Juli 2010 jam 14.00 WIB
55 buruh, merantau dan berdagang. Secara geografis wilayah desa Somomoro
dukuh dibatasi oleh: a.
Desa Sambirejo sebelah utara b.
Desa Plupuh sebelah timur c.
Desa Brangkal sebelah barat d.
Desa Cangkol sebelah selatan Untuk jarak dusun sidorejo ke Balai desa somomoro dukuh sejauh
1km sedangkan kearah kantor kecamatan Plupuh jaraknya 5 km. Desa dialiri listrik dimulai pada tahun 1985 itupun masih terbatas hanya daerah-daerah
yang ada dipinggir jalan raya. Kondisi fisik jalan raya di desa itu telah di aspal walaupun terdapat titik-titik kerusakan akibat tidak adanya perawatan
berkala dari pemerintah daerah setempat. jadi saat terjadi musim penghujan kondisi jalan raya sangat becek dan banyak terdapat lubang serta terdapat
genangan air ditengah-tengah badan jalan sehingga mengganggu aktifitas. Tidak ada kasus sosial dari tahun ketahun.
Pendidikan formal warga 60 lulus SD, 30 SMPSMA dan 10 Perguruan Tinggi. Sehingga terlihat jelas dari SDM yang dimiliki
masyarakatnya dan tidak adanya keahlian khusus oleh warga maka jalan satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah bertani dan
berwirausaha kecil-kecilan. Di desa ini sarana pendidikan meliputi 2 buah TK, 3 buah SD dan
1 Madrasah Diniyah serta memiliki beberapa sarana peribadatan umat Islam karena mayoritas Agama masyarakat desa somomoro dukuh dusun sidorejo