Studi Karakteristik Pemotongan Tanah dengan Pisau Rotari Pada "STilt System"

STUDl KARAKTERlSTlK PEWIOTOHGAH TANAH
BEHGAN PISAU ROTBIRl PAOA
"STILT SYSTEM"

BleB
FIRTO HERMAWAN AGUNG PWABOWO
F 25. 0360

1 9 9 2

FAKULTAS TEKNBLOGI PERTANIAAI
INSTlTUT PERTANIAN BOGOR
B O G O R

Firto ~ernawanAgung Prabowo.
Pemtongan

Tanah

F25.0360.


Studi Karakteristik

Dengan Pisau Rotari pada

'STILT

Systema.

Dibawah bimbingan Dr. Ir. Tineke Mandang, MS.

RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh
dut

potong pisau rot~ri( @ ) , rasio kecepatan linier

dan

kecepatan maju alat tarik (u/v) serta arah


pisau

rotari terhadap torsi yang dibutuhkan.

su-

rotor

pemotongan
Selain

juga dilakukan pengamatan secara visual proses

itu

perpindahan

tanah akibat gerakan pemotongan tanah dengan pisau rotari.
Kadar air tanah rata-rata yang terukur sebesar


25.45%

Arah pemotongan tanah dilakukan secara

"down

cut", yaitu pisau rotari berputar searah dengan arah

gerak

dan 32.19 %.

alat tarik dan "up cutu, yaitu putaran

maju

pisau

rotari


berlawanan dengan arah maju alat tarik.
Pemadatan
kadar

air,

pembebanan
rata

tanah dilakukan sama terhadap

yaitu dengan beban sebesar 120 KPa
selama 70 detik.

Nilai Cone Index

pada kadar air 25.45 % sebesar 5.33

N/cm2)


dan

kedua

pada *kadar air 32.19 %

(18.62 N/cm2)

dan

waktu

(CI) rata-

kgf/cm2

sebesar

taraf


1.9

(52.234
kgf/cm2

.

Pada kedua taraf kadar air, untuk semua rasio kecepatan

linier

rotor

dan kecepatan maju

alat

tarik


(u/v),

peningkatan sudut potong pisau rotari menyebabkan kebutuhan

torsi

semakin meningkat.

Peningkatan nilai torsi ini

ter-

jadi pada arah pemotongan secara "down cutv dan "up cutu.
Pada

kedua taraf kadar air, untuk semua

taraf

sudut


potong pisau rotari, peningkatan rasio kecepatan linier rotor

dan kecepatan maju alat tarik (u/v) menyebabkan

tuhan

torsi

terjadi pada
cut".

semakin menurun.

Penurunan nilai

arah pemotongan secara "down

Kebutuhan torsi pada arah pemotongan


kebu-

torsi

cut"

dan

secara

ini
"up

"down

cut" cenderung lebih besar daripada secara "up cut".
Pengamatan kecenderungan arah pergerakan tanah

dengan


menggunakan batang pin menunjukkan bahwa dengan rasio kecepatan linier rotor dan kecepatan maju alat tarik (u/v) sama
dan sudut potong berubah, rata-rata arah sudut perpindahan
tanah semakin kecil dengan meningkatnya sudut potong.

Hal

itu terjadi baik pada arah pemotongan secara "down cut" dan
"up Cut".
Pada sgdut potong sama dan rasio kecepatan linier

ro-

tor dan kecepatan maju alat tarik (u/v) berubah menunjukkan
rata-rata arah sudut perpindahan tanah yang cenderung
pir

sama.

Hal itu terjadi pada


arah

pemotongan

ham-

secara

''down cut" maupun secara "up cut".
Kecenderungan pergerakan lapisan tanah dengan
nakan
sama
sama.

media kertas tissue menunjukkan
pada

setiap perlakuan dengan

menggu-

kecenderungan

arah

pemotongan

Lapisan tanah cenderung akan bergerak ke

atas

yang
yang
dan

mengalami penurunan kembali setelah pisau rotari berlalu.

STUD1 KARAKTERISTIK PEMOTONGAN TANAH
DENGAN PlSAU ROTARI PADA
"STILT SYSTEM"

Oleh
FIRTO HERNAWAN AGUNG PRABOWO
F 25.0360

SKRlPSl
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INSTITUT PER'TANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKMOLOGI PERTANIAN

STUD1 KARAKTERISTIK PEMOTONGAN TANAH
DENGAN PISAU ROTARl PADA
"STILT SYSTEM"

SKRIPSI
s e b a q a i s a l a h s a t u s y a r a t u n t u k memperoleh q e l a r
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada J u r u s a n MEKANISASI PERTANIAN
F a k u l t a s Teknoloqi P e r t a n i a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n Boqor

Oleh
HERNAWAN AGUNG PRABOWO
F 25.0360
Lahir d i Klaten
t a n q q a l 2 0 A q u s t u s 1969
T a n g g a l l u l u s : 19 O k t o b e r 1992

Disetujui
Desember 1992

RIWAYAT HIDUP
Penulis

dilahirkan

p a d a t a n g g a l 20 A g u s t u s

1969

di

K l a t e n , a d a l a h p u t r a keempat d a r i a y a h bernama S u k a n d a r , BA
d a n i b u bernama S r i H a s t a m i .
Pada

tahun

1976 p e n u l i s t e r d a f t g r s e b a g a i

murid

Sekolah

Dasar (SD) B a r e n g Lor I K l a t e n d a n b e r h a s i l

belajar

pada

t a h u n 1982.

Tahun 1 9 8 5 l u l u s

dari

di

tamat
Sekolah

Menenqah P e r t a m a (SMP) P a n g u d i Luhur B r u d e r a n K l a t e n .

Pada

tahun

Atas

1985

p e n u l i s melanjutkan ke Sekolah

Menengah

N e g e r i I (SMAN I ) K l a t e n d a n l u l u s t a h u n 1 9 8 8 .
Penulis

diterima

d i Institut

Pertanian

Bogor

pada

t a h u n 1 9 8 8 m e l a l u i j a l u r S e l e k s i P e n e r i m a a n Mahasiswa

Baru

(Sipenmaru).

S e t e l a h menyelesaikan pendidikan d i

Tingkat

P e r s i a p a n Bersama (TPB) t a h u n 1 9 8 9 , p e n u l i s memilih J u r u s a n
Mekanisasi Pertanian,

F a k u l t a s Teknoloqi P e r t a n i a n .

jutnya

pada

t a h u n 1990 p e n u l i s menqambil

bidanq

Alat

dan

Penulis

Mesin Budidaya

Pertanian

dinyatakan l u l u s dalam s i d a n q Ujian

t a n q q a l 1 9 Oktober 1992.

Selan-

kelompok

minat

(Alsin

BDP).

Sarjana

pada

KATA PENGANTAR

Segala
Tuhan

puji

panjatkan

kepada

yang Maha Esa, karena berkat kasih dan dan

perto-

longan-Nyalah

dan syukur penulis

maka penulis dapat menyelesaikan

tulisan

ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Dr.

Ir.

Tineke Mandang, MS selaku

dosen

pembimbing

yang telah banyak memberi saran dan membimbing penulis
dalam penyusunan tulisan ini.
2. Dr.

Ir. Frans Jusuf Daywin, MSc. selaku Kepala Labora-

torium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian.
3. Dr.

Ir. Mohammad Azron Dhalhar, MSAE.

selaku

Kepala

Laboratorium Mekanika dan Fisika Tanah.
4. Ir. Asep Sapei, MS. dan Ir. Solahudin atas

penggunaan

planimeter dan unit Audio Visual.
5. Mr. Isao NISHIMURA (Expert JICA) selaku dosen

penguji

dalam Ujian Skripsi.
6. Ir. Kusen Morgan, MS selaku dosen penguji dalam

Ujian

Skripsi.
7. Micha CD Siregar

8. Keluarga Siregar, keluarga Sukiman,

saudara-saudaraku

di PMK-IPB serta semua pihak yang telah banyak membantu

mulai dari persiapan penelitian

hasil penelitian ini selesai.

sampai

penulisan

Keterbatasan
penulis sadari.

dalam

penyajian

tulisan

ini

sangat

Mohon dimaklumi dengan setiap kekurangan

yang ada.
Akhirnya semoga tulisan ini dapat berguna bagi

kita

semua .

Bogor,

November 1992

penulis

DAFTAR IS1

.........................
IS1 .............................
TABEL ...........................

iii

..........................

vii

KATA PENGANTAR
DAFTAR
DAFTAR

DAFTAR GAMBAR

........................
I . PENDAHULUAN ............................
A . LATAR BELAKANG ......................
B . TUJUAN ..............................
I1 . TINJAUAN PUSTAKA .......................
A . TANAH ...............................
DAFTAR LAMPIRAN

.

Bahan Penyusun Tanah

.

Sifat

1

2

Tanah Yang

Berhubungan De-

ngan Pengolahan Tanah
B . PENGOLAHAN TANAH
C . BAJAK

TANAH

ROTARI

.............

............

....................

SEBAGAI ALAT PENGOLAH

...............................

.....................
......................

I.. Pisau ~ o t a r i
2

.

Sudut Pisau

D . KARAKTERISTIK PEMOTONGAN TANAH DENGAN

..............................
1. Arah Pernotongan Tanah ............

ROTARI

i

vi

2

.

Pengaruh Kecepatan Maju dan

Kece-

................
Pada Kerja Rotari ..........

patan Putar Rotor
3

I11 .

.

Torsi

......................
A . WAKTU DAN TEMPAT ....................
1. Waktu ............................
2 . Tempat ...........................
B . BAHAN DAN ALAT ......................
1. Bahan ............................
2 . Alat .............................

METODE PENELITIAN

. PERLAKUAN ...........................
D . PROSEDUR PERCOBAAN ..................
1. Persiapan Penelitian .............
2 . Penelitian Pendahuluan ...........
3 . Penelitian Utama .................
E . ANALISIS DATA .......................
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN ...................
A . PEMADATAN TANAH .....................
B . PENGARUH RASIO KECEPATAN LINIER ROTOR
C

DAN KECEPATAN MAJU ALAT TARIK
DAP KEBUTUHAN TORSI
C

.................

. PENGARUH SUDUT POTONG

PISAU

TERHADAP KEBUTUHAN TORSI
D

TERHA-

ROTARI

............

. PERPINDAHAN TANAH SEBAGAI AKIBAT
MOTONGAN TANAH

PE-

......................

V.

...................
..........................

KESIMPULAN DAN SARAN

71

A . KESIMPULAN

71

...............................
PUSTAKA .........................

B . SARAN

72

DAFTAR

73

LAMPIRHN

...............................

74

DAFTAR

TABEL

Halaman
Tabel 1.

Perlakuan Kondisi Tanah dan Alat

.......

30

Tabel

Nilai Torsi denqan rasio kecepatan linier rotor dan kecepatan maju alat tarik
berubah dan sudut potong tetap pada kadar air 2 5 . 4 5 % ........................

43

Nilai Torsi dengan rasio kecepatan linier rotor dan kecepatan maju alat tarik
berubah dan sudut potonq tetap pada kadar air 3 2 . 1 9 % ........................

44

Nilai Torsi dengan sudut potong berubah
dan rasio kecepatan linier rotor dan kecepatan maju alat tarik (u/v) tetap pada
kadar air 2 5 . 4 5 %

55

Nilai Torsi denqan sudut potonq berubah
dan rasio kecepatan linier rotor dan kecepatan maju alat tarik (u/v) tetap pada
kadar air 3 2 . 1 9 %

56

Data penqukuran kecenderungan arah sudut
perpindahan batanq pin pada kadar air
2 5 . 4 5 % dan arah pemotongan secara "down
cut1'

64

Data penqukuran kecenderungan arah sudut
perpindahan batang pin pada kadar air
2 5 . 4 5 % dan arah pemotonqan secara "up
cut1' ...................................

65

Tabel

Tabel

2.

3.

4.

......................

Tabel

5.

......................

Tabel

6.

...................................

Tabel 7.

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar

1. B e b e r a p a b e n t u k p i s a u r o t a r i

Hai,
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

2.

3.

4.

1984)

(Lam Van

..........................

B a j a k r o t a r i t i p e P u l l Power Take Off
D r i v e n (Howard R o t a v a t o r Company)

...

12

Beberapa bentuk p i s a u r o t a r i
(Adam
d a n F u r l o n g , 1959 d a l a m G i l l 1 9 8 6 )

12

Bagian s u d u t p i s a u pada p i s a u
J e p a n g (Lam Van H a i , 1 9 8 4 )

15

..

rotari

..........

5 . L i n t a s a n pemotongan p i s a u r o t a r i p a d a
a r a h maju d e n g a n k o n d i s i u/v=7,R=22cm
P=8cm (Lam Van H a i , 1 9 8 4 )

...........

Gambar

6 . L i n t a s a n pemotongan p i s a u r o t a r i p a d a
a r a h maju d e n g a n k o n d i s i u/v=9,R=22cm
P=Gcm (Lam Van H a i , 1 9 8 4 )
:.

.........

Gambar

7 . B e n t u k l i n t a s a n pemotongan t a n a h p a d a
pisau rotari
(Bernacki,
1962 d a l a m
Hendrilc d a n G i l l , 1 9 7 1 ) .............

Gambar

8 . Bentuk potongan t a n a h dengan k o n d i s i
u / v yang b e r b e d a
(Chernenkov e t a l ,
1981)

...............................

Gambar

11

9 . Dimensi potongan t a n a h (Chernenkov A.
D. e t a l . ,
1965, Hendrik dan G i l l ,
1971)

...............................

Gambar 1 0 . Hubungan a n t a r a T i l l i n g P i t c h d e n g a n
T o r s i puncak p a d a p i s a u t e p i t u n g g a l
d a n p i s a u t e p i ganda
(Lam Van H a i ,
1 9 8 4 ) ...............................
Gambar 11. Hubungan a n t a r a j e n i s p i s a u r o t a r i
d e n g a n t o r s i yang d i b u t u h k a n (Lam Van
H a i , 1984)

..........................

Gambar 1 2 . Gambar s k e m a t i k " S o i l B i n U n i t "
(Tan i f u j i Machine I n d u s t r i e s c o . LTD) . .

Gambar 13. Gambar skematik "Rotary Motion Blade
Unit" (Tanifuji Machine Industries Co
LTD) ................................
Gambar 14. Unit kontrol dan pencatatan data pada
soil bin

............................

Gambar 15. Sebagian peralatan yang digunakan pada penelitian .......................
Gambar 16. Grafik hubungan nilai pemadatan tanah
dengan waktu penekanan (a) kadar air
25.45 %, (b) kadar air 32.19 %

......

Gambar 17. Posisi kertas tissue dan batang pin
sebelum kompaksi ....................
Gambar 18. Posisi kertas tissue dan
sesudah kompaksi

batang

pin

....................

Gambar 19. Grafik hubungan nilai Cone Index (CI)
dengan waktu pengukuran pada kadar
air 25.45 % dan kadar air 32.19 % ...
Gambar 20. Grafik perbandingan nilai torsi dengan rasio kecepatan linier rotor dan
kecepatan maju alat tarik (u/v) berubah pada kadar air 25.45 %.
(a) arah pemotongan secara "down cut"
(b) arah pemotongan secara "up cut"

.

Gambar 21. Grafik perbandingan nilai torsi dengan rasio kecepatan linier rotor dan
kecepatan maju alat tarik (u/v) berubah pada kadar air 32.19 %.
(a) arah pemotongan secara-"down cut"
(b) arah pemotongan secara "up cut" .

-

Gambar 22. Bentuk lintasan pemotongan tanah oleh
pisau rotari pada putaran yang pertama dengan rasio kecepatan linier
rotor dan kecepatan maju alat tarik
berubah (u/v = 4, 7, 10)
(a) arah pemotongan secara "down cut"
(b) arah pemotongan secara "up cut"

.

.

Gambar 23. Posisi pisau rotari dengan sudut potong 30° pada arah pemotongan tanah
secara "down cut"

.................

Gambar

24.

P o s i s i p i s a u r o t a r i dengan s u d u t pot o n g G O o pada a r a h pemotongan t a n a h
s e c a r a "down c u t "

..................

54

Gambar 25. G r a f i k perbandingan n i l a i t o r s i dengan s u d u t potong berubah pada k a d a r
a i r 25.45 %.( a ) a r a h pernotongan sec a r a "down c u t " , ( b ) a r a h pernotongan
s e c a r a "up cut1'

....................

58

Gambar 2 6 . G r a f i k perbandingan n i l a i t o r s i dengan s u d u t potong berubah pada k a d a r
a i r 32.19 %. ( a ) a r a h pemotongan sec a r a "down c u t 1 ' , (b,) a r a h pemotongan
s e c a r a "up c u t "

....................

59

Gambar 2 7 . Pemegangan p i s a u r o t a r i . ( a ) Flanged i s k Type, ( b ) Holder Type

60

Gambar 28. G r a f i k a r a h s u d u t perpindahan t a n a h ,
pada r a s i o k e c e p a t a n l i n i e r r o t o r
dan k e c e p a t a n maju a l a t t a r i k berubah, s u d u t potong t e t a p .
( a ) a r a h pemotongan s e c a r a "down c u t n
( b ) a r a h pernotongan s e c a r a "up c u t u .

66

Gambar 2 9 . G r a f i k a r a h s u d u t perpindahan t a n a h ,
pada s u d u t potong berubah, r a s i o
k e c e p a t a n l i n i e r r o t o r dan k e c e p a t a n
maju a l a t t a r i k t e t a p .
( a ) a r a h pemotongan s e c a r a "down c u t u
( b ) a r a h pernotongan s e c a r a "up c u t " .

67

.........

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Data hasil analisa tekstur contoh
tanah ...............................

75

Lampiran 2.

Data kadar air pada K A ~.............

76

Lampiran 3.

Data kadar air pada KA2

Lampiran 4.

Data kompaksi pada kadar air 25.45 %

78

Lampiran 5.

Data kompaksi pada kadar air 32.19 %

79

Lampiran G.

Grafik hubungan nilai kompaksi dengan
waktu penekanan pada kadar air 25.45%

80

Grafik hubungan nilai kompaksi dengan
waktu penekanan pada kadar air 32.19%

81

Data nilai torsi pada kadar air
25.45 k .............................

82

Data nilai torsi pada kadar air
32.19 % . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

83

Lampiran 1.

Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.

.............

77

Lampiran 10. Data nilai Cone Index (CI) pada kadar air 25.45 % dan 32.19 % .........

84

Lampiran 11. Data pengukuran kecenderungan arah
perpindahan batang pin pada arah pemo
tongan secara "down cut" ............

85

Lampiran 12. Data pengukuran kecenderungan arah
perpindahan batang pin pada arah pemo
tongan secara "up cut" ..............

88

Lampiran 13. Data pengukuran kecenderungan arah
perpindahan kertas tissue ...........

91

Lampiran 14. Data grafik nilai torsi cetakan dari
komputer ............................

92

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Usaha pertanian terus berkembang dari waktu ke
waktu,

termasuk

Perkembangan
hubungannya
Mekanisasi
aspek

bidang

bidang

mekanisasi

mekanisasi

pertanian.

pertanian

erat

dengan peningkatan produksi pertanian.
pertanian

yang

mencakup

dikerjakan

banyak

dalam

segi

hubungannya

pertanian, salah satunya adalah pekerjaan

atau

dengan

pengola-

han tanah.
Pengolahan tanah sangat
dalam
secara

usaha
umum

memberantas

pertanian
:

penting

karena

peranannya

mempunyai

tujuan

mempersiapkan "seedbed" yang

gulma

dan memperbaiki

baik,
fisik

kondisi

tanah yang sesuai untuk penanaman. Pengolahan tanah
menjadi dasar dan perlu dilaksanakan sebelum
penanaman.

mulai

Hasil pengolahan tanah yang baik

akan

menciptakan kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
memodifikasi

Penggunaan alat-alat mekanis

sifat

fisik tanah

diperlukan

dalam
dalam

usaha pengolahan tanah.
Alat-alat mekanis yang digunakan dalam
lahan tanah bermacam-macam.

pengo-

Oleh karena itu diper-

lukan

pemilihan alat yang tepat dan sesuai

keadaan

tanah

Hubungan

yang

optimum antara alat tarik, implemen dan tanah

yang

diolah

perlu

yang akan

diperhitungkan

efisiensi kerja.
kan

oleh

diolah.

dengan

untuk

meningkatkan

Sistem pengoperasian yang dilaku-

operator terhadap mesin dan

alat

dalam

pengolahan tanah berpengaruh juga terhadap efisiensi pemakaian alat pengolah tanah.
Salah

satu

alat pengolah

tanah

yang

banyak digunakan di Indonesia adalah bajak
Bajak
yang

rotari mempunyai keunggulan
lain, yaitu bisa digunakan

tanah

sudah

rotari.

daripada

dalam

bajak

pengolahan

pertama maupun pengolahan tanah kedua.

Hal

ini disebabkan karena bajak rotari mempunyai kemampuan untuk menghancurkan tanah maupun menggemburkan
tanah.
Bajak
berputar
tanah.

rotari terdiri dari pisau

untuk

menghancurkan

dan

rotari

menggemburkan

Pisau rotari mempunyai bentuk yang

cam-macam.

Bentuk pisau rotari dapat

yang

berma-

mempengaruhi

hasil bajakan dan besarnya gaya mekanis yang diperlukan

untuk merubah sifat fisik tanah.

sudut

potong y'ang berbeda pada pisau

Perlakuan
rotari

akan

menghasilkan gaya yang berlainan terhadap tanah.

Interaksi antara alat pengolah

tanah

denqan

tanah yanq diolah sebagai suatu sistem dapat menjelaskan perpindahan tanah sebaqai akibat sistem alat
olah

tanah.

tanah

akan

Jika alat olah tanah beroperasi
menerima qaya

yang

maka

diakibatkan

oleh

qerakan dan bentuk alat olah tersebut.

B. TUJUAN

Penelitian
pengaruh

ini bertujuan

untuk

sudut potonq pisau rotari (@)

mempelajari
dan

rasio

kecepatan linier rotor dan kecepatan maju alat

ta-

rik (u/v) serta arah pemotongan pisau rotari terhadap

torsi yanq dihasilkan. Arah pemotonqan

rotari

yang diamati, dilakukan dengan

tonqan secara up cut dan
Selain
secara

itu

visual

juqa

proses

arah

pisau
pemo-

down cut.

akan

dilakukan pengamatan

perpindahan

gerakan pemotonqan pisau rotari.

tanah

akibat

11.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Bahan Penyusun Tanah

Tanah merupakan
pleks.

sangat

kom-

Volume tanah terdiri dari volume padat-

an, cairan dan gas.
mineral
dari

sistem yang

atau organik.

partikel

bentuk

Fase

padatan terdiri

dari

Bagian

mineral

terdiri

yang mempunyai

variasi

ukuran,

dan komposisi bahan

kimianya

sedangkan

fraksi organik mencakup hasil dekomposisi

akti-

vitas

tanah

yang

organisme.

Fase cairan adalah air

mengisi sebagian atau semua ruang

antara partikel padat.
pati

ruang

terbuka

Fase uap atau gas menem-

atau bagian

pori

tanah yang tidak berisi air.

antara

partikel

Hubungan kimia dan

fisik antara fase padatan, cairan dan gas
hanya

dipengaruhi oleh

tidak

sifatnya masing-masing

tetapi juga dipengaruhi oleh temperatur, tekanan
dan cahaya (Baver, 1972) .
Hardjowigeno (1986) menyatakan bahwa tanah
merupakan kumpulan dari benda alam di
bumi

permukaan

yang tersusun dalam horizon-horizon, ter-

diri dari campuran bahan mineral, bahan organik,

air dan udara dan media untuk tumbuhnya tanaman.
Bahan-bahan

penyusun tanah

masing-masing

tersebut

jumlahnya

berbeda untuk setiap jenis

atau

setiap lapisan tanah.

Pada tanah

atas

yang baik untuk pertumbuhan tanaman

tanah
lapisan
lahan

kering umumnya mengandung 45% bahan mineral,

5%

bahan organik, 20-30% udara, 20-30% air.
2. Sifat

Tanah yang Berhubungan D'engan Pengolahan

Tanah
Sifat dinamis tanah ditunjukkan oleh
laku tanah pada waktu mendapat tekanan.
dahan tanah bisa diakibatkan oleh gaya
maupun gaya eksternal.

peri-

Perpininternal

Koefisien tahanan inter-

nal tanah umumnya dianggap sebagai sifat dinamis
secara

umum

pada interaksi tanah

dengan

alat

pengolah tanah (Baver, 1972).
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya
kohesi dan daya adhesi butir-butir tanah
benda-benda lain.

Tanah yang mempunyai

dengan
konsis-

tensi baik umumnya mudah diolah dan tidak
kat

pada

alat

dipengaruhi
hingga

pengolah

Konsistensi

oleh tingkat kadar air

Atterberg

membagi empat

konsistensi, yaitu
lekat.

tanah.

mele-

tanah,

jenis

teguh, remah,

se-

keadaan

plastis

dan

Dalam pengolahan tanah perlu
kadar air tanahnya.

memperhatikan

Dilihat dari perbedaan

ka-

dar air tanahnya, lahan yang akan diolah dibedakan menjadi 2, yaitu lahan kering dan lahan

ba-

sah.
Tekstur

tanah merupakan sifat

tanah

yang

perlu diperhatikan dalam pengolahan tanah. Tekstur tanah dipengaruhi oleh kandungan pasir, debu
dan

liat.

halusnya
palan

Tekstur tanah

tanah.

yang

menunjukkan

kasar

Struktur tanah merupakan

terjadi karena

butir-butir

gum-

pasir,

debu dan liat terikat satu sama lain oleh
perekat

suatu

seperti bahan organik, oksida besi

lain-lain.

Bahan tanah dapat dibedakan

ukurannya,

yaitu kerikil yang

menurut

berukuran

lebih

besar dari Zmm, pasir yang berukuran 2mm debu

yang

berukuran

50u

-

2u

dan

dan

50u,

liat

yang

berukuran kurang dari 2u (Hardjowigeno, 1986).

Pengolahan
pengolahan

tanah

tanah

diklasifikasikan

pertama

dan

pengolahan

kedua, meskipun perbedaannya tidak selalu
Pengolahan

menjadi
tanah
nyata.

tanah pertama dilakukan pertama

kali

pada pekerjaan perlakuan tanah secara umum, biasa-

nya

dilakukan

tanaman

penutup

Pengolahan
dengan

untuk mengurangi
dan

menyusun

kekuatan

tanah,

agregat

tanah.

tanah kedua memperbaiki kondisi

cara menghancurkan

kelembaban

tanah,

tanah dengan membasmi

tanah

mempertahankan
rumput, mengu-

rangi evaporasi, memotong sisa tanaman dan mencampur

dengan lapisan olah, memecah bongkahan

dan

membuat

Operasi

tanah sesuai dengan

pengolahan

mengalami

tanah

perkembangan

terus

karena

tanah

perkecambahan.
dilakukan

pengolahan

dan
tanah

yang baik diperlukan untuk menaikkan produktivitas
tanaman (Bainer, 1955).
Pengolahan tanah dapat membuat kondisi
yang

baik untuk penanaman dengan

longgaran dan

penggemburan

tanah

terjadinya

tanah.

pe-

Pengolahan

tanah yang baik ditunjukkan oleh konsistensi tanah
yang remah.

Dengan memecahkan massa tanah, infil-

trasi dari curah hujan dan aerasi naik dan kekuatan tanah turun.

Hal itu penting untuk

menyatakan

bahwa batas konsistensi remah yang diolah

optimum

(Baver, 1972).

C.

BAJAK ROTARI SEBAGAI ALAT PENGOLAH TANAH

Pengolahan tanah dibagi menjadi dua tahap dan
alat

pengolah tanah untuk tiap

tahap

pengolahan

tanah berbeda.

Alat pengolah tanah pertama

digu-

nakan untuk membongkar, membalik dan menghancurkan
tanah.

Alat pengolah tanah pertama terdiri

antara lain: bajak singkal, bajak piringan,
rotari, chisel plow dan sub soiler plow.

dari
bajak

Sedang-

kan alat pengolah tanah kedua digunakan untuk

le-

bih menghancurkan bongkahan tanah yang besar,

me-

ratakan tanah dan menyempurnakan hasil
tanah

pertama.

pengolahan

Alat pengolahan tanah kedua

ter-

diri dari antara lain: garu, pulverizer dan cultivator (Smith, 1964).
Alat
tidak

yang

bisa

digunakan pada

dipisahkan dengan

pengolahan

tanah

jelas karena

alat-alat yang bisa dipergunakan dengan baik
pengolahan

tanah pertama maupun pengolahan

ada
pada

tanah

kedua (Bainer, 1955).
Bajak rotari bisa dipergunakan pada pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua karena
bajak rotari mempunyai kemampuan untuk menghancurkan tanah maupun menggemburkan tanah.

Pada

sawah, bajak rotari membuat seedbed dengan
jakan

yang baik, lebih baik daripada

bajak

singkal

tanah

dengan bajak rotari lebih mudah

atau bajak

piringan.

lahan
pemba-

menggunakan
Pengolahan
dari

pada

pengolahan dengan bajak singkal dan bajak piringan

untuk

penyiapan pengolahan

tanah

pada

penanaman

padi.

Alasan ini menjadi

digunakan

untuk

mengembangkan bajak

tenaga

mesin

pertanian

sistem

dasar

yang

rotari

(traktor), yang

dan

lebih

disesuaikan dengan kondisi areal pertanian padi di
Asia.
Bajak rotari digunakan secara luas pada lahan
padi

di

Jepang dan negara-negara Asia

Penggunaan bajak rotari di negara

lainnya.

Jepang

sangat

meluas dan mencapai jumlah yang cukup besar.

Pada

tahun

dari

1981 misalnya, Jepang membuat
juta "power tiller" dan satu

tiga

lebih

juta

"ridding

rotari

menjadi

auxiliary-engine

(mesin

traktor" (Lam van hai, 1984).
Smith
tiga

(1955) membagi bajak

tipe, yaitu: P u l l

bantu tarik), P u l l p e r - t a k e - o f f - d r i v e n

(menggu-

nakan tenaga putar pto) dan S e l f - p r o p e l l e d
(tipe kebun swagerak).

Pada

Pull

auxiliary-en-

gine, bajak rotari ditarik ke depan oleh
namun
oleh

mempunyai
mesin

pisau pemotong

pembantu yang

bajak tersebut.

yang

dipasang

Pada P u l l p e r - t a k e tidak

traktor

digerakkan

pada

rangka

Pisau pemotong berbentuk L

sang pada suatu poros yang digerakkan

rotari

garden

horisontal.

o f f - d r i v e n (Gambar

hanya ditarik

maju

dipa-

oleh

2 . ) ba jak

traktor,

tetapi juga mempunyai pisau potong yang digerakkan

oleh traktor.
poros

yang

potong
yang

Pisau potong biasanya dipasang pada

digerakkan

horisontal.

Pada

ada yang dilengkapi kopling gesek

bisa

memutuskan tenaga gerak

dari

pisau

peredam
pto

ke

pisau potong sehingga bisa mencegah patahnya pisau
jika

pisau

membentur batu

atau

rintangan yang

keras.
1.

Pisau Rotari

Secara
EDROPIAN

(bentuk
kebun.

umum

TYPE
C)

ada dua jenis pisau

(bentuk L )

dan

rotari

JAPANESE

TYPE

yang digunakan untuk lahan sawah dan

Pisau

bentuk

C

mempunyai

dua

tipe

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Kedua tipe tersebut adalah PICK TINE
disebut

"FUTZU

ZUME" dan KNIFE

TYPE

TYPE

disebut

"NATA ZUME" atau "NATA BA" dalam bahasa Jepang.

Bentuk pisau rotari Jepang (NATA ZUME) kelihatan

sangat sederhana, tetapi

bagian

sudut

memiliki

bagian-

dan teori rancangan yang

rumit

(Lam Van Hai, 1984).
Adam dan Furlong (1959) dalam Gill
membagi

bentuk

pisau

rotari

seperti terlihat pada Gambar 3.

menjadi

(1968)
tiga,

Hrn..,

.*

11.1.1.w

s

.

4
P

W*.N".

Gambar 1.

AmZh

b&.

cur-

Beberapa
bentuk
Van Hai 1 9 8 4 )

pisau

rotari

(Lam

Gambar 2 .

B a j a k r o t a r i t i p e P u l l parer-take-offdriven (Howard R o t a v a t o r Company)

SLICER

HOE

Gambar 3 .

PICK

Beberapa
bentuk t i p e p i s a u
rotari
(Adam dan F u r l o n g ,
1959 dalam G i l l
1968)

2.

sudut Pisau

Ketajaman
ZUME)

dari pisau rotari Jepang

adalah salah satu faktor yang

.

(NATA

mempenga-

Pisau

rotari

terdiri dari dua bagian: "TATEBA" pisau

membu-

ruhi

jur

keseluruhan pekerjaan

yang

memotong tanah pada

arah

maju

dan

"YOKOBA" pisau samping atau pisau pembalik yang
membajak

dan

melemparkan

gumpalan

tanah tersebut.

gumpalan-

kembali

Bagian pisau

rotari

Jepang dapat dilihat pada Gambar 4.
Pisau

rotari mempunyai

beberapa

bagian sudut (sudut kerja dan sudut
sangat berhubungan

yang

kekuatan

tanah.

dipertimbangkan

dengan

Bagian-bagian

jenis

ketajaman)

karakteristik
sudut

harus

dengan teoritis sesuai

dengan

kekuatan minimum tanah.

Bagian sudut menentu-

kan jumlah tanah yang dihancurkan, dilempar dan
diaduk.
Pisau
dua

pembalik rotari blade dibagi

dalam

bagian, yaitu permukaan sekop pertama

dan permukaan sekop AB (gambar 4).
sekop

pertama memberikan efek

OA

Permukaan

kekuatan

pemo-

tongan tanah, sedangkan pada sekop kedua memberikan

efek penghancuran, pelemparan dan penga-

dukan

tanah.

Efek-efek ini akan

menjadi efek

utama yany diberikan oleh permukaan sekop kedua
( ~ a k a i , 1962).

AB biasanya

disamakan

OC, karena ketebalan bagian sama.

dengan

Oleh

karena

itu untuk keefisienan kerja pisau tersebut maka
perlu dipertimbangkan rancangan

pemotongan dan

sudut pada permukaan sekop pertama maupun

yang

kedua.
Sudut

potong

(0)

dibatasi

oleh

sudut

pisau atau sudut sisi (C) dan

ketajaman

antara lintasan dan garis singgung (6)
persamaan berikut:
Dimana

@ =

C

+ 6

sudut
seperti

............

@

:

sudut potong

C

:

sudut ketajaman pisau

(1)

6 : sudut antara lintasan dan

garis
Sudut
dari

singgung

potong bervariasi,

karena

sudut antara lintasan dan garis

walaupun

sudut

pisau bekerja.

ketajaman pisau

variasi
singgung

tetap

selama

Sudut antara lintasan dan garis

sinyguny dapat dihitung sebagai berikut:

H (2R-H)
I3

=

cos-'((30/~)

(

) ) (3)

900-60

u(R-H) (Rnu)

STUDl KARAKTERlSTlK PEWIOTOHGAH TANAH
BEHGAN PISAU ROTBIRl PAOA
"STILT SYSTEM"

BleB
FIRTO HERMAWAN AGUNG PWABOWO
F 25. 0360

1 9 9 2

FAKULTAS TEKNBLOGI PERTANIAAI
INSTlTUT PERTANIAN BOGOR
B O G O R

Firto ~ernawanAgung Prabowo.
Pemtongan

Tanah

F25.0360.

Studi Karakteristik

Dengan Pisau Rotari pada

'STILT

Systema.

Dibawah bimbingan Dr. Ir. Tineke Mandang, MS.

RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh
dut

potong pisau rot~ri( @ ) , rasio kecepatan linier

dan

kecepatan maju alat tarik (u/v) serta arah

pisau

rotari terhadap torsi yang dibutuhkan.

su-

rotor

pemotongan
Selain

juga dilakukan pengamatan secara visual proses

itu

perpindahan

tanah akibat gerakan pemotongan tanah dengan pisau rotari.
Kadar air tanah rata-rata yang terukur sebesar

25.45%

Arah pemotongan tanah dilakukan secara

"down

cut", yaitu pisau rotari berputar searah dengan arah

gerak

dan 32.19 %.

alat tarik dan "up cutu, yaitu putaran

maju

pisau

rotari

berlawanan dengan arah maju alat tarik.
Pemadatan
kadar

air,

pembebanan
rata

tanah dilakukan sama terhadap

yaitu dengan beban sebesar 120 KPa
selama 70 detik.

Nilai Cone Index

pada kadar air 25.45 % sebesar 5.33

N/cm2)

dan

kedua

pada *kadar air 32.19 %

(18.62 N/cm2)

dan

waktu

(CI) rata-

kgf/cm2

sebesar

taraf

1.9

(52.234
kgf/cm2

.

Pada kedua taraf kadar air, untuk semua rasio kecepatan

linier

rotor

dan kecepatan maju

alat

tarik

(u/v),

peningkatan sudut potong pisau rotari menyebabkan kebutuhan

torsi

semakin meningkat.

Peningkatan nilai torsi ini

ter-

jadi pada arah pemotongan secara "down cutv dan "up cutu.
Pada

kedua taraf kadar air, untuk semua

taraf

sudut

potong pisau rotari, peningkatan rasio kecepatan linier rotor

dan kecepatan maju alat tarik (u/v) menyebabkan

tuhan

torsi

terjadi pada
cut".

semakin menurun.

Penurunan nilai

arah pemotongan secara "down

Kebutuhan torsi pada arah pemotongan

kebu-

torsi

cut"

dan

secara

ini
"up

"down

cut" cenderung lebih besar daripada secara "up cut".
Pengamatan kecenderungan arah pergerakan tanah

dengan

menggunakan batang pin menunjukkan bahwa dengan rasio kecepatan linier rotor dan kecepatan maju alat tarik (u/v) sama
dan sudut potong berubah, rata-rata arah sudut perpindahan
tanah semakin kecil dengan meningkatnya sudut potong.

Hal

itu terjadi baik pada arah pemotongan secara "down cut" dan
"up Cut".
Pada sgdut potong sama dan rasio kecepatan linier

ro-

tor dan kecepatan maju alat tarik (u/v) berubah menunjukkan
rata-rata arah sudut perpindahan tanah yang cenderung
pir

sama.

Hal itu terjadi pada

arah

pemotongan

ham-

secara

''down cut" maupun secara "up cut".
Kecenderungan pergerakan lapisan tanah dengan
nakan
sama
sama.

media kertas tissue menunjukkan
pada

setiap perlakuan dengan

menggu-

kecenderungan

arah

pemotongan

Lapisan tanah cenderung akan bergerak ke

atas

yang
yang
dan

mengalami penurunan kembali setelah pisau rotari berlalu.

STUD1 KARAKTERISTIK PEMOTONGAN TANAH
DENGAN PlSAU ROTARI PADA
"STILT SYSTEM"

Oleh
FIRTO HERNAWAN AGUNG PRABOWO
F 25.0360

SKRlPSl
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INSTITUT PER'TANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKMOLOGI PERTANIAN

STUD1 KARAKTERISTIK PEMOTONGAN TANAH
DENGAN PISAU ROTARl PADA
"STILT SYSTEM"

SKRIPSI
s e b a q a i s a l a h s a t u s y a r a t u n t u k memperoleh q e l a r
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada J u r u s a n MEKANISASI PERTANIAN
F a k u l t a s Teknoloqi P e r t a n i a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n Boqor

Oleh
HERNAWAN AGUNG PRABOWO
F 25.0360
Lahir d i Klaten
t a n q q a l 2 0 A q u s t u s 1969
T a n g g a l l u l u s : 19 O k t o b e r 1992

Disetujui
Desember 1992

RIWAYAT HIDUP
Penulis

dilahirkan

p a d a t a n g g a l 20 A g u s t u s

1969

di

K l a t e n , a d a l a h p u t r a keempat d a r i a y a h bernama S u k a n d a r , BA
d a n i b u bernama S r i H a s t a m i .
Pada

tahun

1976 p e n u l i s t e r d a f t g r s e b a g a i

murid

Sekolah

Dasar (SD) B a r e n g Lor I K l a t e n d a n b e r h a s i l

belajar

pada

t a h u n 1982.

Tahun 1 9 8 5 l u l u s

dari

di

tamat
Sekolah

Menenqah P e r t a m a (SMP) P a n g u d i Luhur B r u d e r a n K l a t e n .

Pada

tahun

Atas

1985

p e n u l i s melanjutkan ke Sekolah

Menengah

N e g e r i I (SMAN I ) K l a t e n d a n l u l u s t a h u n 1 9 8 8 .
Penulis

diterima

d i Institut

Pertanian

Bogor

pada

t a h u n 1 9 8 8 m e l a l u i j a l u r S e l e k s i P e n e r i m a a n Mahasiswa

Baru

(Sipenmaru).

S e t e l a h menyelesaikan pendidikan d i

Tingkat

P e r s i a p a n Bersama (TPB) t a h u n 1 9 8 9 , p e n u l i s memilih J u r u s a n
Mekanisasi Pertanian,

F a k u l t a s Teknoloqi P e r t a n i a n .

jutnya

pada

t a h u n 1990 p e n u l i s menqambil

bidanq

Alat

dan

Penulis

Mesin Budidaya

Pertanian

dinyatakan l u l u s dalam s i d a n q Ujian

t a n q q a l 1 9 Oktober 1992.

Selan-

kelompok

minat

(Alsin

BDP).

Sarjana

pada

KATA PENGANTAR

Segala
Tuhan

puji

panjatkan

kepada

yang Maha Esa, karena berkat kasih dan dan

perto-

longan-Nyalah

dan syukur penulis

maka penulis dapat menyelesaikan

tulisan

ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Dr.

Ir.

Tineke Mandang, MS selaku

dosen

pembimbing

yang telah banyak memberi saran dan membimbing penulis
dalam penyusunan tulisan ini.
2. Dr.

Ir. Frans Jusuf Daywin, MSc. selaku Kepala Labora-

torium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian.
3. Dr.

Ir. Mohammad Azron Dhalhar, MSAE.

selaku

Kepala

Laboratorium Mekanika dan Fisika Tanah.
4. Ir. Asep Sapei, MS. dan Ir. Solahudin atas

penggunaan

planimeter dan unit Audio Visual.
5. Mr. Isao NISHIMURA (Expert JICA) selaku dosen

penguji

dalam Ujian Skripsi.
6. Ir. Kusen Morgan, MS selaku dosen penguji dalam

Ujian

Skripsi.
7. Micha CD Siregar

8. Keluarga Siregar, keluarga Sukiman,

saudara-saudaraku

di PMK-IPB serta semua pihak yang telah banyak membantu

mulai dari persiapan penelitian

hasil penelitian ini selesai.

sampai

penulisan

Keterbatasan
penulis sadari.

dalam

penyajian

tulisan

ini

sangat

Mohon dimaklumi dengan setiap kekurangan

yang ada.
Akhirnya semoga tulisan ini dapat berguna bagi

kita

semua .

Bogor,

November 1992

penulis

DAFTAR IS1

.........................
IS1 .............................
TABEL ...........................

iii

..........................

vii

KATA PENGANTAR
DAFTAR
DAFTAR

DAFTAR GAMBAR

........................
I . PENDAHULUAN ............................
A . LATAR BELAKANG ......................
B . TUJUAN ..............................
I1 . TINJAUAN PUSTAKA .......................
A . TANAH ...............................
DAFTAR LAMPIRAN

.

Bahan Penyusun Tanah

.

Sifat

1

2

Tanah Yang

Berhubungan De-

ngan Pengolahan Tanah
B . PENGOLAHAN TANAH
C . BAJAK

TANAH

ROTARI

.............

............

....................

SEBAGAI ALAT PENGOLAH

...............................

.....................
......................

I.. Pisau ~ o t a r i
2

.

Sudut Pisau

D . KARAKTERISTIK PEMOTONGAN TANAH DENGAN

..............................
1. Arah Pernotongan Tanah ............

ROTARI

i

vi

2

.

Pengaruh Kecepatan Maju dan

Kece-

................
Pada Kerja Rotari ..........

patan Putar Rotor
3

I11 .

.

Torsi

......................
A . WAKTU DAN TEMPAT ....................
1. Waktu ............................
2 . Tempat ...........................
B . BAHAN DAN ALAT ......................
1. Bahan ............................
2 . Alat .............................

METODE PENELITIAN

. PERLAKUAN ...........................
D . PROSEDUR PERCOBAAN ..................
1. Persiapan Penelitian .............
2 . Penelitian Pendahuluan ...........
3 . Penelitian Utama .................
E . ANALISIS DATA .......................
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN ...................
A . PEMADATAN TANAH .....................
B . PENGARUH RASIO KECEPATAN LINIER ROTOR
C

DAN KECEPATAN MAJU ALAT TARIK
DAP KEBUTUHAN TORSI
C

.................

. PENGARUH SUDUT POTONG

PISAU

TERHADAP KEBUTUHAN TORSI
D

TERHA-

ROTARI

............

. PERPINDAHAN TANAH SEBAGAI AKIBAT
MOTONGAN TANAH

PE-

......................