E-book tokoh wayang Punokawan sebagai media informasi dan keteladanan tokoh

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Serafinus Kurniawan Oky Wiyanta Alamat / Address : Jl.Rengasdengklok 6 No.12 Antapani

Bandung Kode Post / Postal Code : 401291

Nomor Telepon / Phone : 0881-689-3162/0857-2012-1218

Email : danielserafinus@gmail.com

Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki / Male

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : Kediri, 11 Oktober 1984 Status Marital / Marital Status : Belum menikah / Single Warga Negara / Nationality : Indonesia

Agama / Religion : Kristen / Christian

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Educational and Professional Qualification

Jenjang Pendidikan : Education Information

Periode Sekolah / Institusi / Universitas

Jurusan Jenjang IPK

08 - skr UNIKOM Bandung DKV S1 3.39

00 - 03 SMU NEGERI 1 PARE Bahasa SMU -

97 - 00 SLTPK “YOHANES GABRIEL” - - -


(2)

Pendidikan Non Formal / Training – Seminar 1. Seminar Entrepreneur 2012

2. Seminar Audio Visual 2011 3. Magang di PPPPTK IPA Bandung

Kesimpulan / Executive Summary

(Penjelasan singkat mengenai kualifikasi, kemampuan dalam pekerjaan, dan data personal lainnya)

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.

Serafinus Kurniawan Oky W Berpotensi untuk melakukan pekerjaan dengan baik, mau belajar dan berusaha keras untuk melakukan pekerjaan/hal-hal baru, bertanggung jawab dan mampu bersaing.


(3)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

E-BOOK TOKOH WAYANG PUNOKAWAN SEBAGAI

MEDIA INFORMASI DAN KETELADANAN TOKOH

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011-2012

Oleh:

Serafinus Kurniawan Oky Wiyanta 51908259

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Zairofi. A, 2002 (April) Memupuk Jiwa Keteladanan. Tersedia di: Jurnal MQ 30 maret 2008.

Bonneff, Marcel, Komik Indonesia, Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta,2001

Desmita. (2005). Psikologi perkembangan (3 th ed.,pp. 47).Bandung:Rosda Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 17, PT.Cipta Adi Pustaka

Kusrianto, A. Pengantar Desain Komunikasi Visual. 2007. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Wayang, Aikon, Edisi 44, Dipublikasi oleh Industri Desain Indonesia,Jakarta, Mei 1996.

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia Edisi 3, Balai Pustaka, 2003.

SUMBER INTERNET:

Anomin. 2010 (20 Januari). Filosofi Semar (Kesimpulan). Tersedia di: http://daydreamer13.wordpress.com/2010/01/20/filosofi-semar-kesimpulan/, [10/02/2012]

Anonim. 2009 (13 Maret). Kepemimpinan Punokawan: Semar-Gareng-Petruk-Bagong. Tersedia di: http:// www.sabdalangit.wordpress.com, [15/12/2011]

Fang. Richard 2010 (16 Februari). Psikologi Warna pada Desain Grafis. Tersedia di: http://jurusgrafis.com/artikel/psikologi-warna-desain-grafis/

[28/07/12]

Prabu. 2008 (05 Maret). Asal usul Wayang. Tersedia di: http://www.wayang.wordpress.com/punokawan.html, [15/12/2011]

Pulokarto. 2011 (04 Januari) Tentang Punokawan (Semar, Gareng, Petruk, Bagong). Tersedia di: http://www.kaskus.us/tentang punokawan, [10/02/2012]

Shin. 2010 (22 Februari). Filosofi Gareng. Tersedia di: http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-gareng.html,


(5)

Shin. 2010 (22 Februari). Filosofi Petruk. Tersedia di: http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-petruk.html,

[10/02/2012]

Shin. 2010 (22 Februari). Filosofi Bagong. Tersedia di: http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-bagong.html,

[10/02/2012]

Usup, Jawa Mas 2009 (Maret) font jawa asli hanacaraka. Tersedia di: http://mas-usup.blogspot.com/2009/03/font-jawa-asli-hanacaraka.html,[15/12/2011]


(6)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Fokus Permasalahan... 4

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II. PENTINGNYA KETELADANAN PEMIMPIN, FIGUR TOKOH PUNOKAWAN, TARGET AUDIENS DAN POTENSI MEDIA 2.1. Pentingnya Keteladanan Pemimpin... 5

2.2. Perkembangan Tokoh Wayang Punokawan di masyarakat Indonesia... 6 2.3. Tokoh Wayang Punokawan sebagai model figur yang dipilih untuk menginformasikan sifat keteladanan Pemimpin untuk generasi muda………. 8 2.4. Target Audiens……… 13

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan………... 15

3.1.1. Pendekatan Komunikasi... 15

3.1.2. Ilustrasi ………... 16

3.1.3. Strategi Media………... 18

3.2. Strategi Kreatif………... 18

3.2.1. Format Desain………... 19


(7)

v

3.2.3. Tipografi……... 20

3.2.4. Warna ... 21

3.2.5. Ilustrasi Karakter ………... 25

3.2.5.1 Studi Karakter………... 25

BAB IV. TEKNIS MEDIA DAN PRODUKSI 4.1. Pra Produksi………... 30

4.2. Strategi Media ... 31

4.2.1. Media Utama……... 31

4.2.2. Cover Depan... 32

4.2.3. Cover Belakang…... 33

4.2.4. Isi Halaman…... 34

4.3. Media Pendukung……….... 40 DAFTAR PUSTAKA


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin menurunnya tingkat pengetahuan tentang kesenian wayang pada generasi

muda saat ini, menjadi masalah serius. Semakin lama kesenian wayang akan hilang

oleh perkembangan zaman, jika tidak dapat dilestarikan dengan baik. Wayang yang

merupakan warisan asli budaya bangsa Indonesia, merupakan cerminan dari

kehidupan rakyat Indonesia. Dapat diambil contohnya pada cerita pewayangan

Mahabharata yang penuh dengan rasa kesenian, sosial, dan politik. Bahkan tokoh

karakter pada pewayangan Mahabharata juga bisa menjadi panutan bagi rayat

Indonesia, misalkan sifat-sifat yang dimiliki oleh para Pandawa dengan sifat yang

pemberani, jujur, dan bertanggung Jawab.

Punokawan merupakan bagian dari dunia wayang yang hanya ada di Indonesia,

karena di dalam cerita asli pewayangan di India tidak ada tokoh Punokawan.

Sedangkan kesenian wayang sendiri sudah ada sejak sebelum kesenian Hindu masuk

ke Indonesia dan melekat begitu kuat dalam kesenian Jawa. Asal usul kesenian

wayang adalah kesenian yang mula-mula sekali diciptakan oleh raja Jayabaya dari

kerajaan Mamenang/Kediri. Sekitar abad ke 10 raja Jayabaya berusaha menciptakan

gambaran dari roh leluhurnya dan digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran


(9)

2

Blitar. Cerita Ramayana sangat menarik perhatiannya karena Jayabaya termasuk

penyembah Dewa Wisnu yang setia bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai

penjelmaan atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama

kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari Dewa

Wisnu. Sejak jaman itulah masyarakat penggemar wayang mengenal silsilah tokoh

wayang, termasuk tokoh dewanya, yang berasal dari Nabi Adam. Silsilah ini terus

berlanjut hingga sampai pada raja-raja di Pulau Jawa (misalnya: Parikesit),

Selanjutnya, mulailah dikenal adanya cerita wayang Pakem dan cerita wayang

Carangan (mengambil lakon di luar pakem). Tidak semua jenis wayang terdapat

tokoh-tokoh Punokawan, Semar, Gareng, Bagong, Petruk. Hanya wayang yang

mengambil cerita dari kisah Mahabarata saja yang terdapat tokoh Punokawan. Seperti

yang diuraikan berikut ini, masing-masing jenis wayang memiliki cerita yang

berbeda.

Seperti halnya pada setiap pertunjukan wayang di Indonesia, terutama di Jawa yang

mengambil cerita Mahabarata, maka akan selalu hadir para tokoh Punokawan

(biasanya dimainkan khusus pada sesi Goro-goro). Para Punokawan ini hadir sebagai penghibur sekaligus pembawa misi, mereka bisa sangat komunikatif, lepas dari

pakem, bahkan bisa berdialog dengan audience, mereka bisa berbicara masalah kebajikan, kebaikan atau masalah-masalah yang sedang aktual sesuai masanya.Untuk

itu sangat penting mengapresiasi kembali seni budaya lokal kepada masyarakat


(10)

3

terlestarikan hingga nanti. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut

diperlukan sebuah media yang menarik dalam menyampaikan informasi kepada

generasi muda dan dapat menghibur.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

a) Kesenian wayang yang dahulu selalu diminati oleh masyarakat sebagai hiburan

kini mulai tergantikan oleh hiburan lain yang lebih menarik.

b) Keberadaan tokoh lokal dalam cerita pewayangan lebih merupakan ide/gagasan

tanpa acuan tertentu.

c) Terjadinya krisis keteladanan tokoh pada generasi muda saat ini, hal ini terjadi

karena sedikitnya media informasi yang mengangkat tema tentang tokoh - tokoh

teladan pemimpin bagi generasi muda, Generasi muda sekarang akan kehilangan

seorang figur tokoh yang baik untuk diteladani. Dalam hal ini Tokoh wayang


(11)

4

1.3 Fokus Permasalahan

Bagaimana menyampaikan informasi tentang tokoh Punokawan kekalangan

masyarakat, khususnya remaja Indonesia sebagai Informasi dan keteladanan Tokoh

melalui sebuah media informasi. Dan pesan yang disampaikan akan terserap dengan

cepat dan mempunyai efektivitas waktu.

1.4 Tujuan Perancangan

Dalam menyusun tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan

informasi yang berguna di dalam masyarakat, oleh karena itu diperlukan data dan

informasi-informasi yang mendukung sebagai bahan yang kemudian dikaji dan

dituangkan dalam sebuah hasil karya.

Adapun tujuan-tujuan dari perancangan ini adalah:

a. Dapat tersampaikannya informasi tentang sifat-sifat keteladanan pemimpin melalui

figur Tokoh Wayang Punokawan kepada generasi muda. Agar nilai tentang

keteladanan dapat ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Agar masyarakat mengerti dan tahu bahwa adanya Tokoh Wayang Punokawan

adalah asli dari Indonesia dan karya dari Pujangga Indonesia.

c. Untuk melestarikan kesenian Wayang dengan cara penyampaian yang berbeda dan


(12)

5

BAB II

PENTINGNYA KETELADANAN PEMIMPIN, FIGUR TOKOH

PUNOKAWAN, TARGET AUDIENS DAN POTENSI MEDIA

2.1. Pentingnya Keteladanan Tokoh

Tak seorang pun lahir ke dunia ini sudah dibekali dengan kepintaran. Semua

makhluk hidup, lahir dalam keadaan lemah, tidak berdaya, dan tidak mengerti apa

- apa. Sebuah proses meniru dan mengikuti selalu terjadi pada diri manusia.

Binatang pun belajar dari induk mereka dengan cara melihat, lantas menirukan.

Seluruh makhluk hidup di dunia selalu belajar dengan cara meniru. ( Zairofi,

2002)

Kenyataan - kenyataan di atas, menjelaskan dengan sangat tegas akan pentingnya

keteladanan dalam hidup. Karena setiap orang punya sifat meniru. Maka pihak -

pihak yang dimungkinkan akan ditiru semestinya selalu tampil sebagai teladan

yang baik. Agar, mereka yang meniru, mendapatkan contoh yang baik untuk

ditiru. Sifat meniru ini, bahkan akan memberi kontribusi yang besar bagi hampir

seluruh kepribadian seseorang. Terdapat dua sisi pelaku keteladanan, figur yang

dijadikan teladan (panutan) dan figur yang meneladani. Figur / tokoh yang mampu

menjadi teladan atau panutan merupakan proses panjang dari pendewasaan

seseorang untuk meningkatkan kualitas diri seseorang secara terus menerus

berkesinambungan melakukan pembenahan / perbaikan menjadi orang yang lebih


(13)

6

Berbenah tanpa henti fokus pada tujuan menjadi manusia yang lebih baik dengan

memperhatikan norma yang ada dan kekurangan serta kelebihan sebagai manusia

biasa. Pentingnya dari sebuah keteladanan pemimpin yaitu dapat mengambil

contoh seorang pemimpin yang baik untuk generasi muda akan berdampak positif

dalam berjalannya sebuah tatanan hidup bermasyarakat yang lebih baik. Misalkan

bila ia seorang kepala negara maka bisa dibayangkan seluruh lapisan masyarakat

suatu negara akan menjadikannya figur teladan yang menghiasi setiap segi

kehidupan.

Sebagai contoh, figur teladan yang baik, jujur, berdedikasi tinggi, peduli sosial

maka paling tidak akan menjumpai orang yang meneladaninya hal yang sama

meski dengan persentase yang sedikit berbeda. Tapi jika figur teladan tidak jujur,

suka korupsi, suka melakukan kecurangan dan penyimpangan maka bersiaplah

menjumpai orang - orang serupa dilingkungan anda. Tidak heran bila sering ada

kenakalan dan kecurangan dalam keluarga, koruptor nakal dalam sebuah

perusahaan atau penyimpangan lain dalam sebuah negara karena beberapa figur

pemimpin yang menjadi teladan seringkali melakukan hal yang sama. Seseorang

yang meneladani seorang tokoh akan mencontoh, ataupun meniru apa yang

seorang tokoh itu lakukan.

2.2 Perkembangan Tokoh Wayang Punokawan di masyarakat Indonesia Berdasarkan sejarah perkembangan wayang, Punokawan atau juga disebut


(14)

7

yang menjadi topik bahasan pada penulisan ini berfokus pada wayang purwa

(Jawa).

Menurut Marcel Bonneff, Komik Indonesia (2001), menyebutkan bahwa kehadiran Punakawan yang tidak dikenal dalam tradisi India, merupakan bukti

peninggalan kepercayaan sebelum masuknya agama Hindu. Mereka tampil

sebagai juru bicara rakyat atau simbol jatidiri Jawa.

Gambar 2.1 Tokoh Wayang Punokawan, Semar,Gareng, Bagong dan Petruk Sumber :http://kaskus.us/tentang punokawan (22/10/2011)

Punokawan merupakan bagian dari dunia wayang yang hanya ada di Indonesia,

karena di dalam cerita asli pewayangan di India tidak ada tokoh Punokawan.

Sedangkan kesenian wayang sendiri sudah ada sejak sebelum kesenian Hindu

masuk ke Indonesia dan melekat begitu kuat dalam kesenian Jawa.

Tokoh Punokawan yang terdiri atas Semar, Gareng, Petruk dan Bagong dibuat

sedemikian rupa mendekati kondisi masyarakat Jawa yang beraneka ragam,

karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasehat para


(15)

8

Para tokoh Punokawan juga berfungsi sebagai pamomong (pengasuh) untuk tokoh wayang lainnya. Pada dasarnya setiap manusia umumnya memerlukan

pamomong, mengingat lemahnya manusia, hidupnya perlu orang lain (makhluk

sosial) yang dapat membantunya mengarahkan atau memberikan saran /

pertimbangan. Pamomong dapat diartikan pula sebagai guru / mursyid terhadap

salik yang dalam upaya pencerahan jati diri. Dari semuanya itu maka dapat

disimpulkan bahwa minat dan pandangan masyarakat yang paling besar pada

tokoh pewayangan adalah terhadap tokoh Punokawan karena kehadirannya yang

paling ditunggu saat ada pertunjukkan wayang dan nilai yang didapat dari teladan

tokoh-tokoh punokawan dapat memberikan contoh baik dalam penerapan

kehidupan sehari-hari.

2.3 Tokoh Wayang Punokawan sebagai model figur yang dipilih untuk menginformasikan sifat keteladanan tokoh untuk generasi muda Dalam pewayangan Jawa Semar selalu disertai oleh anak-anaknya, yaitu Gareng,

Petruk, dan Bagong. Namun sesungguhnya ketiganya bukan anak kandung Semar.

Gareng adalah putra seorang pendeta yang mengalami kutukan dan terbebas oleh

Semar. Petruk adalah putra seorang raja bangsa Gandharwa. Sementara Bagong

tercipta dari bayangan Semar berkat sabda sakti Resi Manumanasa.

Semar, nama tokoh ini berasal dari bahasa arab Ismar. Dalam lidah Jawa kata Is- biasanya dibaca Se-. Contohnya seperti Istambul menjadi Setambul. Ismar berarti

paku. Tokoh ini dijadikan pengokoh (paku) terhadap semua kebenaran yang ada


(16)

9

adalah pengokoh/pedoman hidup manusia. Semar dengan demikian juga adalah

simbolisasi dari agama sebagai prinsip hidup setiap umat beragama.

Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut BadranayaBebadra = Membangun sarana dari dasar

Naya = Nayaka = Utusan mangrasul

 Artinya: Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia

Didalam kebudayaan masyarakat Jawa terdapat beberapa pemahaman terhadap

sesuatu yang bersifat Kosmologi, yakni dimana teori ini adalah pemahaman yang

berkembang didalam masyarakat Jawa sejak dahulu kala dan pemahaman tersebut

memang tidak dimaksudkan untuk dilogikakan

Menurut Javanologi: Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun).

 Semar tidak lelaki dan bukan perempuan.

 Tangan kanannya ke atas dan tangan kirinya ke belakang. Maknanya: “Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbol Sang Maha Tunggal”. Sedang tangan kirinya bermakna “berserah total dan mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik”.

 Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel – (karang = gersang; dempel = keteguhan jiwa).

 Rambut semar “kuncung” (jarwadasa/pribahasa Jawa kuno) maknanya hendak mengatakan: “akuning sang kuncung” = sebagai kepribadian pelayan.

 Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi.


(17)

10

Semar berjalan menghadap ke atas maknanya: “dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq) yang maha pengasih serta penyayang umat”.

Sumber data: http://daydreamer13.wordpress.com/2010/01/20/filosofi-semar-kesimpulan/

Nala Gareng, juga diadaptasi dari kata arab Naala Qariin. Dalam pengucapan lidah Jawa, kata Naala Qariin menjadi Nala Gareng. Kata ini berarti memperoleh

banyak teman, ini sesuai dengan dakwah para aulia sebagai juru dakwah untuk

memperoleh sebanyak-banyaknya teman (umat) agar kembali ke jalan Allah SWT

dengan sikap arif dan harapan yang baik. Menurut sumber data yang diperoleh

didapat kesimpulan tentang kisah gareng yaitu:

Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah:

a) Budi dan watak tidak dapat diukur dari penampilan / fisik, tetapi perilaku

nyata.

b) Manusia wajib saling mengingatkan.

c) Tidak boleh suka merampas hak orang lain.

d) Mencintai saudara dengan setulus hati.

e) Kalau bertindak perlu perhitungan dan hati-hati.

Sumber data: http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-gareng.html

Petruk, diadaptasi dari kata Fatruk. Kata ini merupakan kata pangkal dari sebuah wejangan (petuah) tasawuf yang berbunyi: Fat-ruk kulla maa siwaillahi, yang artinya: tinggalkan semua apapun yang selain Allah. Wejangan tersebut kemudian


(18)

11

Kanthong Bolong artinya kantong yang berlubang. Maknanya bahwa, setiap

manusia harus menzakatkan hartanya dan menyerahkan jiwa raganya kepada

Allah SWT secara ikhlas, seperti berlubangnya kantong yang tanpa penghalang.

Petruk adalah anak Gandarwa (sebangsa jin), menjadi anak angkat kedua Semar

setelah Gareng. Nama lain Petruk adalah Kanthong Bolong, artinya suka berdema. Doblajaya, artinya pintar. Diantara saudaranya (Gareng dan Bagong) Petruklah

yang paling pandai dan pintar bicara. Petruk tinggal di Pecuk Pecukilan. Ia

mempunyai satu anak yaitu Bambang Lengkung Kusuma (seorang yang tampan)

istrinya bernama Dewi Undanawati. Sebagai Punokawan Petruk selalu menghibur

tuannya ketika dalam kesusahaan menerima cobaan, mengingatkan ketika lupa,

membela ketika teraniaya. Intinya bisa momong, momot, momor,mursid dan

murakabi.

momong artinya bisa mengasuh.

Momot artinya dapat memuat segala keluhan tuannya, dapat merahasiakan

masalah.

Momor artinya tidak sakit hati ketika dikritik dan tidak mudah bangga kalau

disanjung.

Mursid artinya pintar sebagai abdi, mengetahui kehendak tuannya.  Murakabi artinya bermanfaat bagi sesama.

Makna yang terkandung dalam kisah Petruk adalah:

a) Budi dan watak tidak dapat diukur dari penampilan / fisik, tetapi perilaku

nyata.

b) Bawahan harus setia kepada atasan.


(19)

12

d) Tidak boleh merebut hak dan milik orang lain.

e) Semua tindakan harus penuh perhitungan, tidak boleh ceroboh dan

tergesa-gesa.

f) Memiliki watak momong, momot, momor, mursid, dan murakabi.

g) Kalau sudah mulia tidak boleh terlena.

h) Jika melakukan kesalahan harus berani mengakui dan meminta maaf.

Sumber data: http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-petruk.html

Bagong, berasal dari kata Baghaa yang berarti berontak. Yaitu berontak terhadap kebathilan dan keangkaramurkaan. Si “Bayangan Semar” ini karakternya lancang dan suka berlagak bodoh. Bagong anak angkat ketiga Semar. Dia adik Gareng dan

Petruk. Diceritakan ketika itu Gareng dan Petruk minta dicarikan teman,

sanghyang Tunggal bersabda :"Ketahuilah bahwa temanmu adalah bayanganmu

sendiri." Seketika itu bayangan berubah menjadi manusia dan selanjutnya diberi

nama Bagong. Bagong berbadan pendek, gemuk seperti semar tetapi mata dan

mulut lebar. Ia memiliki watak banyak bercanda, pintar membuat lelucon, bahkan

terkadang saking lucunya menjadi menjengkelkan. Beradat lancang, tetapi jujur,

dan juga sakti. Kalau menjalankan tugas terkadang tergesa-gesa kurang

perhitungan. Bagong bersuara besar dan kedengaran agak kendor di leher. Ada

yang mengatakan kalau Bagong berasal dari kata Baghoo (bahasa Arab) yang artinya senang membangkang/ menentang, tidak mudah menurut atau percaya

pada nasihat orang lain. Ini juga menjadi nasihat pada tuannya bahwa manusia

didunia ini mempunyai watak yang bermacam-macam dan perlu diperhatikan dan


(20)

13

Inti pendidikan dan budi pekerti:

a) Hidup ini perlu teman dan seorang teladan.

b) Tidak boleh tergesa-gesa dalam bertindak, Perlu diperhitungkan dahulu,

dampak negatif dan positif yang akan timbul akibat dari perbuatan tersebut.

c) Mempelajari berbagai macam watak/ karakter manusia agar bisa hidup

bermasyarakat dengan baik.

d) Kejujuran modal utama dalam bermasyarakat, tanpa itu akan dijauhi orang.

Sumber data: http://goeinformation.blogspot.com/2010/02/filosofi-bagong.html

2.4 Target Audience

Masyarakat yang menjadi target audiens untuk menerima media pemanfaatan

tokoh wayang punokawan dalam kapasitas dan fungsinya dalam pewayangan ini

adalah remaja. Segala bentuk rancangan media pemanfaatan tokoh wayang

punokawan dalam kapasitas dan fungsinya dalam pewayangan ini akan

disesuaikan dengan:

a) Demografi

 Usia: Semua Umur

Dikarenakan tidak ada batasan usia, Maka siapapun dapat mengunduhnya.

 Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan

Informasi tentang sifat - sifat keteladanan tidak terbatas bagi semua jenis

kelamin, karena hal yang akan disampaikan merupakan contoh yang baik untuk

ditiru.

 Tingkat ekonomi: Semua Kalangan


(21)

14

b) Psikografis

Mereka yang telah memiliki pemikiran yang logis dan fantasi yang bersifat

realistis. Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa -

peristiwa yang konkrit. (Desmita, 2005, 47)

c) Geografis

ditujukan untuk mereka yang bertempat tinggal di kawasan perkotaan.

d) Behaviouristis

Secara behaviouristis target audience adalah generasi muda yang antusias dengan hal-hal baru. Tertarik terhadap bacaan yang menarik bagi mereka dan


(22)

15

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan

Didalam suatu perancangan diperlukan strategi - strategi yang dapat mendukung

dan memenuhi tujuan dari perancangan tersebut. Dalam perancangan e-Book ini strategi yang digunakan adalah strategi komunikasi dan strategi kreatif, yang

meliputi hal berikut.

3.1.1 Pendekatan Komunikasi

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menyampaikan informasi tentang

Tokoh Wayang Punokawan yang dilihat dalam kapasitas dan fungsinya dalam

pewayangan. Adapun tujuan dari pengkomunikasian pesan adalah memberikan

keteladanan tokoh yang baik untuk generasi muda seperti menciptakan tujuan

hidup, belajar melalui teladan tokoh wayang punokawan. Seperti pentingnya ilmu

pengetahuan, berfikir kritis dan tidak gegabah, berani mengambil keputusan dan

tindakan, rasa empati sosial yang tinggi dan lain sebagainya. Gaya visual yang

akan dipakai adalah dengan mengacu dengan gaya visual seperti sekarang ini yang

lebih modern.

a. Tujuan Komunikasi

Dirancangnya e-Book Tokoh Wayang Punokawan bertujuan untuk menyampaikan Informasi tentang asal usul dari tokoh Punokawan kepada

masyarakat khususnya remaja Indonesia agar mengetahui Tokoh Wayang


(23)

16

b. Materi Komunikasi

Materi yang disampaikan dalam buku ini adalah cerita tentang asal usul dari

Tokoh Wayang Punokawan tersebut beserta narasinya dan berusaha

menyampaikan pesan moral yang terkandung didalam cerita ini.

c. Pendekatan Komunikasi Visual

Supaya E-Book Punokawan dapat tersampaikan dengan baik kepada Remaja Indonesia dilakukan pendekatan komunikasi secara visual, yaitu

mengilustrasikan cerita tentang asal usul dari Tokoh Wayang Punokawan

dengan pendekatan ilustrasi dan di buat dengan lebih menarik dan modern

agar menarik minat pembaca.

d. Pendekatan Komunikasi Verbal

Pada pendekatan komunikasi secara verbal akan digunakan bahasa Indonesia

formal namun sederhana. Dalam dialog juga digunakan cara berkomunikasi

seperti bercerita. Pemilihan bahasa yang digunakan juga sederhana namun


(24)

17

3.1.2 Ilustrasi a) Gaya Ilustrasi

Ilustrasi atau gambar yang digunakan dalam media ini adalah ilustrasi-ilustrasi

dengan gaya ilustrasi kartun. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan suasana

visual ilutrasi seperti nyata, karena dalam e-Book ini berisi pesan tentang kehidupan tokoh Punokawan.

Gambar 3.1 Contoh gaya gambar ilustrasi media

Sumber : dokumen Pribadi

b)Teknik Penceritaan

Penceritaan dari awal dalam e-Book akan berbentuk gambar dan tulisan, dimana menceritakan tentang kehidupan tokoh wayang Punokawan dan beberapa kejadian

yang pernah mereka alami di masa itu dan diperankan oleh tokoh wayang

punokawan dengan karakter dan pribadi yang dimiliki masing dan cara menyikapi

masalah yang ada dan e-Book tersebut akan berupa e-Book secara singkat. Penceritaan dalam e-Book sendiri akan dimulai dari peristiwa dan keadaan sekitar


(25)

18

disimpulkan beberapa pesan-pesan tentang apa yang telah terjadi, Agar dimana

nantinya pembaca merasa dibangun dengan membaca e-Book tersebut.

3.1.3 Strategi Media

Menurut Gunarsa (1989) salah satu karakteristik remaja adalah “Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan”. Untuk mengkomukikasikan atau menyampaikan sebuah informasi kepada remaja diperlukan sebuah media yang

memberi mereka kebebasan menggambarkan atau mengimajinasikan informasi

yang disampaikan. E-Book merupakan media yang tempat sebagai perantaranya, karena dengan informasi berupa “text” serta gambar yang “statis”, remaja lebih dirangsang daya imaginasinya dan seolah diberi ruang yang lebar untuk bebas

menginterpretasikan sendiri gerak, nuansa, detail, dan seterusnya. Disamping itu

e-Book juga merupakan media yang cocok dalam pemanfaatan Tokoh Wayang Punokawan ini, karena pembaca lebih ias berimajinasi dengan imajinasinya

sendiri.

3.2 Strategi Kreatif

Strategi Kreatif merupakan konsep dan perancangan mengenai bagaimana pesan

atau komunikasi disampaikan ke dalam studi karya berdasarkan seluruh data

yang diperoleh untuk memaksimalkan karya tersebut. Beberapa langkah – langkah didalam pembuatan karya ditetapkan pada perancangan e-Book tokoh wayang Punokawan adalah sebagai berikut.


(26)

19

Format perancangan E-Book akan berbentuk portrait dan dibuat dengan media berukuran 515 x 616 Pixel. E-Book dibuka dari kanan ke kiri layaknya buku kebanyakan pada umumnya. Namun secara keseluruhan ukurannya adalah 900 x

600 pixel berikut panel dan toolbar.

3.2.2 Layout

Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen visual yaitu gambar dan teks

agar menjadi lebih komunikatif sehingga memudahkan pembaca dalam menerima

informasi yang disajikan.

Gambar 3.2 Layout Media buku elektronik Sumber : dokumen Pribadi


(27)

20

3.2.3 Tipografi

Tipografi merupakan hal yang sangat penting dalam penyampaian informasi, baik

sebagai pelengkap suatu komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama. Huruf

mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk seni

komunikasi grafis.

a. Tipografi Judul

Untuk judul dari buku sendiri menggunakan font Jawa Palsu karya Mas Usup

Jawa yaitu font yang dibentuk menyerupai huruf jawa. Penggunaan font ini

sendiri dikarenakan aksara jawa adalah aksara yang di gunakan oleh

masyarakat Jawa sejak dahulu dan berkembang didaerah Jawa pada Abad

XIV-XVIII yang pada awalnya digunakan untuk menuliskan Bahasa Jawa

Kuna. Aksara Jawa Kuna merupakan perkembangan dari Aksara Pallawa yang

mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan


(28)

21

b. Tipografi dalam tulisan dan literatur buku.

Beberapa jenis huruf yang akan digunakan adalah Huruf comic sans ms

digunakan pada isi materi buku. Jenis huruf ini merupakan jenis huruf yang tingkat keterbacaannya jelas sebagai isi materi.

3.2.4 Warna

Warna dapat digunakan sebagai simbolisme, penggambaran maksud tertentu,

pemberi pusat perhatian dan memberi kesan volume. Mengingat tema buku yang

tidak umum dan muatan sejarah yang terkesan berat, maka digunakan teknik

pewarnaan yang cukup sederhana. Buku ini dikemas dengan sentuhan nuansa

dalam teknik pewarnaan dalam ilustrasi gambar dan pemilihan Tipografi. Hal

tersebut untuk lebih menonjolkan materi tempo dahulu yang dimuat dalam komik.

Warna tersebut adalah nuansa kuning kecoklatan,merah dan merah gelap serta

kuning emas, agar menggambarkan peristiwa - peristiwa masa lalu dan


(29)

22

a. Tekstur Kertas model lama

Gambar 3.3Tekstur kertas model lama, Sumber : Dokumen pribadi

Tekstur kertas lama digunakan sebagai background dalam menempatkan

kata-kata/literatur dalam buku ini. Diambil tekstur tersebut karena tekstur kertas

lama mencerminkan keadaan seperti jaman dahulu yang masih menggunakan


(30)

23

b. Oranye

Gambar 3.4 Range warna oranye, Sumber : Dokumen Pribadi

Memiliki karakter yang mirip dengan merah tapi lebih feminim dan bersahabat.

Warna yang melambangkan sosialisasi, penuh harapan dan percaya diri,

membangkitkan semangat, vitalitas dan kreativitas. Dapat menimbulkan

perasaan positif, senang, gembira dan optimis, penuh energi, bisa mengurangi

depresi/perasaan tertekan. Bila berlebihan justru akan merangsang prilaku

hiperaktif. Oranye adalah hasil peleburan merah dan kuning, sehingga efek

yang

dihasilkan masih tetap sama, yaitu kuat dan hangat

Sumber: http://jurusgrafis.com/artikel/psikologi-warna-desain-grafis/ (28/07/12)

c. Merah

Gambar 3.5 Range warna merah, Sumber : Dokumen pribadi

Merah adalah warna yang kuat sekaligus hangat. Biasanya di gunakan untuk memberikan efek psikologi ‘panas’ , ‘berani’ , ‘marah’ dan ‘berteriak’. Beberapa studi juga mengindentifikasi merah sebagai warna yang sexy.


(31)

24

d. Hitam

Gambar 3.6 Range warna hitam, Sumber : Dokumen Pribadi

Adalah warna yang kuat dan penuh percaya diri, penuh perlindungan,

maskulin, elegan, dramatis, dan misterius. Hitam juga melambangkan duka dan

murung. Tapi, hitam juga punya sisi lain, misalnya saja untuk menyatakan

sesuatu yang abadi, klasik, Hitam adalah warna yang gelap, suram,

menakutkan tetapi elegan.


(32)

25

3.2.5 Ilustrasi Karakter 3.2.5.1 Studi Karakter

Dalam membuat karakter Punokawan tersebut mengalami perubahan dari gaya

visual wayang yang 2 dimensi ditransformsikan kedalam bentuk visual karakter 3

dimensi. Sedangkan untuk gaya visual yang digunakan adalah mengacu kedalam

gaya visual komik pada umumnya yaitu komik kartun. Beberapa contoh gambar

yang menjadi referensi adalah Komik Garudayana dan Panji Koming. Hal ini

Menjadi acuan dalam membuat perubahan dalam karakter wayang punokawan

dari 2 dimensi ke dalam gaya visual kartun 3 dimensi, Baik Semar, Gareng,

Petruk, dan Bagong.

Gambar 3.7 Contoh gaya gambar ilustrasi media Sumber : dokumen Pribadi


(33)

26

1. Semar

Semar: Pengasuh para Pandawa, ia juga bernama Hyang Ismaya. Meskipun

berwujud manusia jelek, namun memiliki kesaktian yang sangat tinggi bahkan

melebihi para dewa.

Ciri-Ciri Fisik Semar adalah:

Badan gendut besar. rambut kuncung. Kuping dan Mulut lebar, Muka pucat

dan mata lebar.hidung pesek

Gambar 3.8 Karakter Semar,


(34)

27

2. Gareng

Putra Semar yang berarti pujaan atau didapatkan dengan memuja. Nalagareng

adalah seorang yang tidak pandai bicara, apa yang dikatakannya

kadang-kadang serba salah. Tetapi sangat lucu dan menggelikan. Pernah menjadi raja

di Paranggumiwang dan bernama Pandubergola. Diangkat sebagai raja atas

nama Dewi Sumbadra, kesaktiannya hanya bisa dikalahkan oleh Petruk

Ciri-Ciri Fisik Gareng adalah:

Badan Sedikit gemuk dengan kuping dan mata lebar rambut di kuncir dengan 2

belahan ke-atas dan bawah, Muka Pucat berwarna putih dengan mulut

berwarna merah. Hidung besar

Gambar 3.9 Karakter Gareng

Sumber :


(35)

28

3. Petruk

Putra Semar yang bermuka manis dengan senyuman yang menarik hati, pandai

berbicara dan juga sangat lucu. Petruk suka menyindir ketidakbenaran dengan

lawakan-lawakannya. Pernah menjadi raja di negeri Ngrancang Kencana dengan nama Helgeduelbek. Dikisahkan bahwa Petruk pernah melarikan ajimat Kalimasada dan tidak ada yang dapat mengalahkannya selain Gareng.

Ciri-ciri Fisik Petruk Adalah:

Badan Tinggi dan dengan anggota badan yang serba panjang, Mulai dari

tangan, kaki dan badan juga panjang. Termasuk Hidungnya. Rambut di kuncir

dengan ikatan rambut menghadap keatas. Petruk memiliki Mata sedikit sipit

dan mulut Lebar, Kuping juga panjang.

Gambar 3.10 Karakter Petruk


(36)

29

4. Bagong

Bagong berarti bayangan Semar. Ketika diturunkan ke dunia dewa bersabda

pada Semar bahwa bayangannyalah yang akan menjadi temannya. Seketika itu

juga bayangannya berubah wujud menjadi Bagong, yang memiliki sifat

lancang dan berlagak bodoh, tapi sangat lucu.

Ciri-ciri Fisik Bagong adalah:

Badan Gemuk bulat dan pendek, hampir mirip seperti semar dengan mulut dan

kuping yang lebar dan mata bulat besar.hidung pesek dan bulat besar.

Gambar 3.11 Karakter Bagong


(37)

28

BAB IV

TEKNIS MEDIA DAN PRODUKSI

4.1 Pra Produksi

Sebelum memasuki pada tahap produksi pada media informasi, tahap yang harus

dilalui dalam pembuatan sebuah perancangan visualnya meliputi :

Sketsa

Pembuatan sketsa dan bentuk seperti apa yang akan dirancang, seperti tampilan visual

pada media informasi misalnya dari segi tipografi, layout, warna, ilustrasi maupun format desain, secara manual yang kemudian diolah melalui teknis digital.

Pengolahan Gambar

Pengolahan gambar meliputi pengolahan teknis gambar ilustrasi yang akan

ditampilkan. Kemudian pengolahan gambar secara keseluruhan meliputi penempatan

headline, dan tagline dalam tampilan gambar informasi.  Penyelesaian Akhir

Setelah mendapatkan tampilan visual yang diinginkan, maka mulai dengan proses


(38)

29

4.2 Strategi Media 4.2.1 Media Utama

Media utama untuk menyampaikan informasi tokoh wayang Punokawan ini adalah

e-Book yang terdapat Ilustrasi tentang tokoh wayang Punokawan didalam e-Book tersebut.

Gambar 4.1 Tampilan depan Buku, Sumber : Dokumen Pribadi

Media Utama : Buku elektronik Biografi Punakowan

Ukuran : 900 px x 600 px

Material : Media bergerak /Buku elektronik


(39)

30

4.2.2 Cover

Pada cover depan terdapat ilustrasi ke-empat Tokoh Wayang Punokawan yaitu Semar, Gareng, Gareng, Petruk dengan latar belakang tekstur kertas berwarna coklat

dan latar belakang buku adalah balon blur warna-warni.

Gambar 4.2 Tampilan Cover Depan Buku, Sumber : Dokumen Pribadi

Judul Buku bertulisan “Biografi Punokawan” dengan font jawa Palsu karya Mas Usup Jawa. Dan terdapat juga tulisan keterangan nama ilustrator. Dan untuk


(40)

31

4.2.3 Cover Belakang

Pada Cover belakang terdapat ilustrasi Tokoh Wayang Punokawan Semar dengan latar belakang balon blur berwarna kuning keemasan.


(41)

32

4.2.4 Isi Halaman

Setelah cover buku terdapat halaman 1 yang berisi muka dari Tokoh Wayang Punokawan Bagong dan pada halaman 2 berisi tentang daftar isi dari buku tersebut.

Gambar 4.4 Tampilan halaman daftar isi Buku, Sumber : Dokumen Pribadi

Pada halaman 3 terdapat kata pengantar yaitu tentang sejarah singkat wayang dan

pada halaman 4 adalah halaman yang menjelaskan tentang kisah tercipta atau lahirnya


(42)

33

Gambar 4.5 Tampilan halaman isi 3-4, Sumber : Dokumen Pribadi

Dihalaman ini ditampilkan ilustrasi tentang kisah kelahiran atau asal usul bagaimana

tokoh semar muncul. Yaitu dari seorang kesatria ganteng yang berubah wujud

menjadi jelek / buruk rupa karena serakah ingin menguasai khayangan.maka dia

diusir oleh bapaknya untuk turun kedunia menjadi pemomong kesatria dan Raja-raja.

Maka dia dinamai Semar. Dari asal kata samar – samar. Atau tidak jelas.


(43)

34

Gambar 4.6 Tampilan halaman isi 9-10, Sumber : Dokumen Pribadi

Pada halaman 9-10 ini ditampilkan ilustrasi tentang kisah dari punokawan gareng,

Dimana asal-usul munculnya tokoh tersebut adalah saat gareng yang dulu bernama

Bambang Sukadadi sedang bertarung dengan kesatria dari padepokan kembang sore

yang bernama Bambang pecrupanyukilan. Mereka bertarung untuk memperebutkan

siapa yang paling tangguh dan yang paling ganteng diantara mereka berdua, dan

konon pertarungan tersebut tidak ada yg kalah atau menang, Hingga datanglah semar

melerai mereka dan mereka berdua diangkat menjadi anak dengan nama Gareng dan


(44)

35

Gambar 4.7 Tampilan halaman isi 16-17, Sumber : Dokumen Pribadi

Pada halaman 16-17 ini ditampilkan ilustrasi tentang kisah dari punokawan petruk,

Dimana asal-usul munculnya tokoh tersebut adalah saat dimana petruk yg dulu

bernama Bambang Pecrupanyukilan sedang bertarung dengan kesatria dari

padepokan Bluluktiba yang bernama Bambang Sukadadi. Mereka bertarung untuk

memperebutkan siapa yang paling tangguh dan yang paling ganteng diantara mereka

berdua, dan konon pertarungan tersebut tidak ada yg kalah atau menang, Hingga

datanglah semar melerai mereka dan mereka berdua diangkat menjadi anak dengan


(45)

36

Gambar 4.8 Tampilan halaman isi 22-23, Sumber : Dokumen Pribadi

Untuk halaman 22-23 ini terdapat ilustrasi mengenai asal –usul munculnya punokawan bagong yaitu, Dimana saat itu semar yang sedang kesepian memuja

bayangannya sendiri untuk dijadikan teman, Maka muncullah dari bayangan tersbut

sesosok yang menyerupai semar dengan badan bulat besar dan gemuk tetapi

rambutnya tidak kuncung melainkan di kuncir biasa, konon tokoh bagong ini


(46)

37

Gambar 4.9 Tampilan halaman terakhir Buku, Sumber : Dokumen Pribadi

Dan pada halaman terakhir sebelum halaman cover belakang terdapat halaman daftar pustaka dan ilustrasi terakhir dari Tokoh Wayang Bagong tampak belakang. Halaman


(47)

38

4.3 Media Pendukung

Sebagai pendukung dari E-Book Punokawan ini, media pendukung yang digunakan antara lain :

a. Facebook Fanpage

Gambar 4.10 Facebook Fanpage, Sumber: Dokumen Pribadi

Media facebook dipakai karena sebagai salah satu media pendistribusian e-Book tokoh wayang Punokawan tersebut, dimana nantinya file akan diunggah ke facebook tersebut yang nantinya dapat diunduh oleh pengguna yang bersangkutan. Alamat


(48)

39

b. Stiker

Gambar 4.11 media pendukung Stiker, Sumber : Dokumen Pribadi

Stiker dipilih sebagai pendukung karena stiker juga menarik untuk dijadikan salah

satu media pendukung, dapat ditempelkan dimana saja di tablet ataupun laptop juga

menarik untuk dilihat.

Media pendukung : Stiker

Ukuran : 18 x 10 cm

Material : Vinyl ( Stiker plastik )


(49)

40

d. Poster

Gambar 4.12 Media pendukung Poster, Sumber : Dokumen Pribadi

Media poster merupakan salah satu media yang sangat bermanfaat untuk menjadi

media pendukung, Dengan poster ini nantinya user dapat mengunduh sendiri di

https://www.facebook.com/biografipunokawan Disana akan dicantumkan beberapa

link unduhan yang nantinya user dapat mengunduh file asli poster tersebut dan bisa diprint sendiri.

Media pendukung : Poster

Ukuran : A3

Material : Artpaper 260 Gr


(50)

41

e. Mug

Gambar 4.13 Media pendukung Gelas mug, Sumber : Dokumen Pribadi

Media pendukung selanjutnya adalah mug tempat minum, menarik untuk dilihat dan

dapat menjadi tempat minum kopi ataupun teh. Dalam mug tersebut terdapat ilustrasi

gambar ke-empat Tokoh Wayang Punokawan dan dicetak dengan teknologi khusus

jadi tidak akan mengelupas walaupun dipakai untuk tempat minum air panas

sekalipun.

Media pendukung : Gelas Mug

Ukuran : diameter 8 cm, Tinggi 9,5 cm

Material : Keramik


(51)

42

f. Jam dinding

Gambar 4.14 Media pendukung jam dinding, Sumber : Dokumen Pribadi

Jam dinding berfungsi sebagai media pendukung sejenis merchandise yang dapat dipajang dimeja kerja ataupun ditempel pada dinding tembok, dalam jam tersebut terdapat ilustrasi tokoh wayang punakawan bagong.

Media pendukung : Jam dinding

Ukuran : diameter 21 cm luar, dan 13.5 bagian dalam

Material : Plastik


(52)

43

g. Wallpaper

Gambar 4.15 Media pendukung wallpaper, Sumber : Dokumen Pribadi

Wallpaper merupakan media pendukung selanjutnya yang berfungsi sebagai pengganti latar belakang laptop, Komputer, atau tablet yang digunakan.didalam

wallpaper ini terdapat ilustrasi ke-empat Tokoh Wayang Punokawan dengan nama mereka masing-masing Yaitu Petruk, Semar, Bagong, Gareng .(dari kiri ke kanan)

Media pendukung : Wallpaper Ukuran : 1280 x 1024 Px


(53)

(54)

(55)

(1)

41 e. Mug

Gambar 4.13 Media pendukung Gelas mug, Sumber : Dokumen Pribadi

Media pendukung selanjutnya adalah mug tempat minum, menarik untuk dilihat dan dapat menjadi tempat minum kopi ataupun teh. Dalam mug tersebut terdapat ilustrasi gambar ke-empat Tokoh Wayang Punokawan dan dicetak dengan teknologi khusus jadi tidak akan mengelupas walaupun dipakai untuk tempat minum air panas sekalipun.

Media pendukung : Gelas Mug

Ukuran : diameter 8 cm, Tinggi 9,5 cm

Material : Keramik


(2)

42 f. Jam dinding

Gambar 4.14 Media pendukung jam dinding, Sumber : Dokumen Pribadi

Jam dinding berfungsi sebagai media pendukung sejenis merchandise yang dapat dipajang dimeja kerja ataupun ditempel pada dinding tembok, dalam jam tersebut terdapat ilustrasi tokoh wayang punakawan bagong.

Media pendukung : Jam dinding

Ukuran : diameter 21 cm luar, dan 13.5 bagian dalam

Material : Plastik


(3)

43 g. Wallpaper

Gambar 4.15 Media pendukung wallpaper, Sumber : Dokumen Pribadi

Wallpaper merupakan media pendukung selanjutnya yang berfungsi sebagai

pengganti latar belakang laptop, Komputer, atau tablet yang digunakan.didalam wallpaper ini terdapat ilustrasi ke-empat Tokoh Wayang Punokawan dengan nama mereka masing-masing Yaitu Petruk, Semar, Bagong, Gareng .(dari kiri ke kanan) Media pendukung : Wallpaper


(4)

(5)

(6)