Studi Penanganan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) pada Aplikasi Sistem Distribusi dalam Jalinan Arus Benih Antar Lapang
STUD1 PENANGANAN BENIH KEDELAI (Glyci~temar (L.) iLIerr.)
PADA APLIKASI SISTEM DISTRIBUSI DALAM JALINAN
ARUS BEN113 ANTAR LAPANG
Oleh
Agung Pramono
A. 28 1519
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
RINGKASAN
AGUNG PRAMONO. Studi Penanganan Benih Kedelai (C;lycitie n7m (L.) Merr.)
Pada Aplikasi Sistem Distribusi dalam Jalinan Arus Benih Antar Lapang. Di bawah
bimbingan Setia Hadi dan Abdul Qadir.
Penelitian yang dilaksanakan di lahan percobaan dan laboratorium Leuwikopo ini
berlangsung pada bulan April sarnpai bulan Juli 1996. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penanganan benih kedelai pada beberapa tingkat kadar air benih, jenis
kedelai dan metode penanganan dalam transportasi benih kedelai pada sistem JABAL.
JABAL atau Jalinan Arus Benih Antar Lapang merupakan suatu sistem pengadaan
benih khususnya benih kedelai, dimana dalam sistem tersebut benih tidak mengalami
masa penyimpanan lebih dari tiga bulan (Sadjad, 1981).
Penelitian ini terdiri dari 2 percobaan.
Percobaan pertaina adalah pengaruh
transportasi aktual terhadap viabilitas benih kedelai sedangkan percobaan kedua adalah
pengaruh goncangan terhadap viablitas benih kedelai. Rancangan yang digunakan
pada percobaan pertama adalah rancangan petak-petak terbagi dengan petak utama
disusun secara acak kelompok. Petak utama adalah varietas yang terdiri dari 2 taraf
yaitu varietas Wilis (Vl) dan varietas Galunggung (V2). Anak petak adalah kadar air
benih yang terdiri dari 2 taraf yaitu kadar air benih 17 - 20% (K1) dan kadar air benih
10 - 13% (K2). Sub anak petak adalah rnetode penanganan dalam transportasi yang
terdiri dari 2 taraf yaitu transportasi tanpa menggunakan rak (TI) dan transportasi
menggunakan rak (T2). Percobaan kedua rnenggunakan analisis korelasi sederhana
untuk rnelihat hubungan antara transportasi aktual dengan pengaruh goncangan.
Bobot 1000 butir untuk dua varietas kedelai menunjukkan hasil yang berbeda.
Benih kedelai varietas Galunggung mempunyai bobot 1000 butir yang lebih besar baik
untuk kadar air tinggi maupun untuk kadar air rendah. Secara keseluruhan percobaan
transportasi aktual kurang berpengaruh nyata. Perlakuan faktor tunggal varietas hanya
berpengaruh melalui tolok ukur Kcr. Hal ini terlihat dengan penurunan vigor yang
tajam pada benih kedelai varietas Galunggung.
Kadar air benih merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan selama
transportasi benih berlangsung. Benih kedelai yang berkadar air tinggi akan lebih
cepat mengalami respirasi, akibatnya benih-benih tersebut akan semakin sulit untuk
tumbuh rnenjadi tanaman normal.
Faktor tunggal metode penanganan dalam transportasi kurang berpengaruh
setelah ditransportasikan sejauh 40 km. Hal ini terlihat melalui tolok ukur DB yang
tidak menunjukkan penurunan setelah benih ditransportasikan sejauh 40 km. Diduga
ha1 ini terjadi karena jarak transportasi yang dilakukan belum terlalu jauh.
Dalam penelitian ini terdapat interaksi yang nyata antara faktor varietas dan
metode penanganan dalarn transportasi. Secara umum varietas Wilis mempunyai nilai
tengah yang cukup baik untuk setelah ditransportasikan dengan menggunakan rak.
Hal ini terjadi karena benturan yang terjadi pada varietas Wilis yang ditransportasikan
menggunakan rak dapat dihindari sekecil mungkin. Interaksi antara kadar air dan jenis
transportasi secara umum menunjukkan nilai yang lebih baik untuk benih yang
berkadar air rendah dan ditransportasikan dengan rak. Hal ini diduga berkaitan dengan
kadar air benih dan jenis transportasi yang dilakukan.
Kadar air yang tinggi
menyebabkan benih lebih cepat mengalami respirasi dan transportasi tidak
menggunakan rak menyebabkan benih cepat rusak akibat tejadinya benturan.
Interaksi faktor varietas, kadar air dan metode penanganan dalam transportasi
menunjukkan nilai yang cukup baik untuk benih kedelai varietas Wilis, kadar air
rendah dan ditransportasikan dengan rak melalui tolok ukur
~ k p. ~Hal ~ini ' ~ ~ ~ ~
berhubungan dengan ukuran benih kedelai varietas Wilis yang relatif lebih kecil, kadar
air benili ?any rendah dan jenis transportasi menggunakan rak. lnteraksi 3 faktor
tersebut
menyebabkan benih
lebih
ditransportasikan sejauh 40 km.
tahan
terhadap
kerusakan
fisik
setelall
Secara keseluruhan koefsien korelasi untuk
perlakuan simulasi transportasi menunjukkan nilai yang cukup besar.
Hal ini
menunjukkan bahwa mesin penggoncang benih dapat dijadikan sebagai alat simulasi
transportasi yang dapat mengindikasikan kemunduran benih.
STUD1 PENANGANAN BENIH KEDELAI (Glycine mar (L.) Merr.) PADA
APLIKASI SISTEM DlSTRlBUSI DALAM JALINAN
ARUS BENlH ANTAR LAPANG
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Agung Pramono
A. 28 1519
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
STUD1 PENANGANAN BENIH KEDELAI (Glyci~temar (L.) iLIerr.)
PADA APLIKASI SISTEM DISTRIBUSI DALAM JALINAN
ARUS BEN113 ANTAR LAPANG
Oleh
Agung Pramono
A. 28 1519
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
RINGKASAN
AGUNG PRAMONO. Studi Penanganan Benih Kedelai (C;lycitie n7m (L.) Merr.)
Pada Aplikasi Sistem Distribusi dalam Jalinan Arus Benih Antar Lapang. Di bawah
bimbingan Setia Hadi dan Abdul Qadir.
Penelitian yang dilaksanakan di lahan percobaan dan laboratorium Leuwikopo ini
berlangsung pada bulan April sarnpai bulan Juli 1996. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penanganan benih kedelai pada beberapa tingkat kadar air benih, jenis
kedelai dan metode penanganan dalam transportasi benih kedelai pada sistem JABAL.
JABAL atau Jalinan Arus Benih Antar Lapang merupakan suatu sistem pengadaan
benih khususnya benih kedelai, dimana dalam sistem tersebut benih tidak mengalami
masa penyimpanan lebih dari tiga bulan (Sadjad, 1981).
Penelitian ini terdiri dari 2 percobaan.
Percobaan pertaina adalah pengaruh
transportasi aktual terhadap viabilitas benih kedelai sedangkan percobaan kedua adalah
pengaruh goncangan terhadap viablitas benih kedelai. Rancangan yang digunakan
pada percobaan pertama adalah rancangan petak-petak terbagi dengan petak utama
disusun secara acak kelompok. Petak utama adalah varietas yang terdiri dari 2 taraf
yaitu varietas Wilis (Vl) dan varietas Galunggung (V2). Anak petak adalah kadar air
benih yang terdiri dari 2 taraf yaitu kadar air benih 17 - 20% (K1) dan kadar air benih
10 - 13% (K2). Sub anak petak adalah rnetode penanganan dalam transportasi yang
terdiri dari 2 taraf yaitu transportasi tanpa menggunakan rak (TI) dan transportasi
menggunakan rak (T2). Percobaan kedua rnenggunakan analisis korelasi sederhana
untuk rnelihat hubungan antara transportasi aktual dengan pengaruh goncangan.
Bobot 1000 butir untuk dua varietas kedelai menunjukkan hasil yang berbeda.
Benih kedelai varietas Galunggung mempunyai bobot 1000 butir yang lebih besar baik
untuk kadar air tinggi maupun untuk kadar air rendah. Secara keseluruhan percobaan
transportasi aktual kurang berpengaruh nyata. Perlakuan faktor tunggal varietas hanya
berpengaruh melalui tolok ukur Kcr. Hal ini terlihat dengan penurunan vigor yang
tajam pada benih kedelai varietas Galunggung.
Kadar air benih merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan selama
transportasi benih berlangsung. Benih kedelai yang berkadar air tinggi akan lebih
cepat mengalami respirasi, akibatnya benih-benih tersebut akan semakin sulit untuk
tumbuh rnenjadi tanaman normal.
Faktor tunggal metode penanganan dalam transportasi kurang berpengaruh
setelah ditransportasikan sejauh 40 km. Hal ini terlihat melalui tolok ukur DB yang
tidak menunjukkan penurunan setelah benih ditransportasikan sejauh 40 km. Diduga
ha1 ini terjadi karena jarak transportasi yang dilakukan belum terlalu jauh.
Dalam penelitian ini terdapat interaksi yang nyata antara faktor varietas dan
metode penanganan dalarn transportasi. Secara umum varietas Wilis mempunyai nilai
tengah yang cukup baik untuk setelah ditransportasikan dengan menggunakan rak.
Hal ini terjadi karena benturan yang terjadi pada varietas Wilis yang ditransportasikan
menggunakan rak dapat dihindari sekecil mungkin. Interaksi antara kadar air dan jenis
transportasi secara umum menunjukkan nilai yang lebih baik untuk benih yang
berkadar air rendah dan ditransportasikan dengan rak. Hal ini diduga berkaitan dengan
kadar air benih dan jenis transportasi yang dilakukan.
Kadar air yang tinggi
menyebabkan benih lebih cepat mengalami respirasi dan transportasi tidak
menggunakan rak menyebabkan benih cepat rusak akibat tejadinya benturan.
Interaksi faktor varietas, kadar air dan metode penanganan dalam transportasi
menunjukkan nilai yang cukup baik untuk benih kedelai varietas Wilis, kadar air
rendah dan ditransportasikan dengan rak melalui tolok ukur
~ k p. ~Hal ~ini ' ~ ~ ~ ~
berhubungan dengan ukuran benih kedelai varietas Wilis yang relatif lebih kecil, kadar
air benili ?any rendah dan jenis transportasi menggunakan rak. lnteraksi 3 faktor
tersebut
menyebabkan benih
lebih
ditransportasikan sejauh 40 km.
tahan
terhadap
kerusakan
fisik
setelall
Secara keseluruhan koefsien korelasi untuk
perlakuan simulasi transportasi menunjukkan nilai yang cukup besar.
Hal ini
menunjukkan bahwa mesin penggoncang benih dapat dijadikan sebagai alat simulasi
transportasi yang dapat mengindikasikan kemunduran benih.
STUD1 PENANGANAN BENIH KEDELAI (Glycine mar (L.) Merr.) PADA
APLIKASI SISTEM DlSTRlBUSI DALAM JALINAN
ARUS BENlH ANTAR LAPANG
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Agung Pramono
A. 28 1519
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
PADA APLIKASI SISTEM DISTRIBUSI DALAM JALINAN
ARUS BEN113 ANTAR LAPANG
Oleh
Agung Pramono
A. 28 1519
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
RINGKASAN
AGUNG PRAMONO. Studi Penanganan Benih Kedelai (C;lycitie n7m (L.) Merr.)
Pada Aplikasi Sistem Distribusi dalam Jalinan Arus Benih Antar Lapang. Di bawah
bimbingan Setia Hadi dan Abdul Qadir.
Penelitian yang dilaksanakan di lahan percobaan dan laboratorium Leuwikopo ini
berlangsung pada bulan April sarnpai bulan Juli 1996. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penanganan benih kedelai pada beberapa tingkat kadar air benih, jenis
kedelai dan metode penanganan dalam transportasi benih kedelai pada sistem JABAL.
JABAL atau Jalinan Arus Benih Antar Lapang merupakan suatu sistem pengadaan
benih khususnya benih kedelai, dimana dalam sistem tersebut benih tidak mengalami
masa penyimpanan lebih dari tiga bulan (Sadjad, 1981).
Penelitian ini terdiri dari 2 percobaan.
Percobaan pertaina adalah pengaruh
transportasi aktual terhadap viabilitas benih kedelai sedangkan percobaan kedua adalah
pengaruh goncangan terhadap viablitas benih kedelai. Rancangan yang digunakan
pada percobaan pertama adalah rancangan petak-petak terbagi dengan petak utama
disusun secara acak kelompok. Petak utama adalah varietas yang terdiri dari 2 taraf
yaitu varietas Wilis (Vl) dan varietas Galunggung (V2). Anak petak adalah kadar air
benih yang terdiri dari 2 taraf yaitu kadar air benih 17 - 20% (K1) dan kadar air benih
10 - 13% (K2). Sub anak petak adalah rnetode penanganan dalam transportasi yang
terdiri dari 2 taraf yaitu transportasi tanpa menggunakan rak (TI) dan transportasi
menggunakan rak (T2). Percobaan kedua rnenggunakan analisis korelasi sederhana
untuk rnelihat hubungan antara transportasi aktual dengan pengaruh goncangan.
Bobot 1000 butir untuk dua varietas kedelai menunjukkan hasil yang berbeda.
Benih kedelai varietas Galunggung mempunyai bobot 1000 butir yang lebih besar baik
untuk kadar air tinggi maupun untuk kadar air rendah. Secara keseluruhan percobaan
transportasi aktual kurang berpengaruh nyata. Perlakuan faktor tunggal varietas hanya
berpengaruh melalui tolok ukur Kcr. Hal ini terlihat dengan penurunan vigor yang
tajam pada benih kedelai varietas Galunggung.
Kadar air benih merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan selama
transportasi benih berlangsung. Benih kedelai yang berkadar air tinggi akan lebih
cepat mengalami respirasi, akibatnya benih-benih tersebut akan semakin sulit untuk
tumbuh rnenjadi tanaman normal.
Faktor tunggal metode penanganan dalam transportasi kurang berpengaruh
setelah ditransportasikan sejauh 40 km. Hal ini terlihat melalui tolok ukur DB yang
tidak menunjukkan penurunan setelah benih ditransportasikan sejauh 40 km. Diduga
ha1 ini terjadi karena jarak transportasi yang dilakukan belum terlalu jauh.
Dalam penelitian ini terdapat interaksi yang nyata antara faktor varietas dan
metode penanganan dalarn transportasi. Secara umum varietas Wilis mempunyai nilai
tengah yang cukup baik untuk setelah ditransportasikan dengan menggunakan rak.
Hal ini terjadi karena benturan yang terjadi pada varietas Wilis yang ditransportasikan
menggunakan rak dapat dihindari sekecil mungkin. Interaksi antara kadar air dan jenis
transportasi secara umum menunjukkan nilai yang lebih baik untuk benih yang
berkadar air rendah dan ditransportasikan dengan rak. Hal ini diduga berkaitan dengan
kadar air benih dan jenis transportasi yang dilakukan.
Kadar air yang tinggi
menyebabkan benih lebih cepat mengalami respirasi dan transportasi tidak
menggunakan rak menyebabkan benih cepat rusak akibat tejadinya benturan.
Interaksi faktor varietas, kadar air dan metode penanganan dalam transportasi
menunjukkan nilai yang cukup baik untuk benih kedelai varietas Wilis, kadar air
rendah dan ditransportasikan dengan rak melalui tolok ukur
~ k p. ~Hal ~ini ' ~ ~ ~ ~
berhubungan dengan ukuran benih kedelai varietas Wilis yang relatif lebih kecil, kadar
air benili ?any rendah dan jenis transportasi menggunakan rak. lnteraksi 3 faktor
tersebut
menyebabkan benih
lebih
ditransportasikan sejauh 40 km.
tahan
terhadap
kerusakan
fisik
setelall
Secara keseluruhan koefsien korelasi untuk
perlakuan simulasi transportasi menunjukkan nilai yang cukup besar.
Hal ini
menunjukkan bahwa mesin penggoncang benih dapat dijadikan sebagai alat simulasi
transportasi yang dapat mengindikasikan kemunduran benih.
STUD1 PENANGANAN BENIH KEDELAI (Glycine mar (L.) Merr.) PADA
APLIKASI SISTEM DlSTRlBUSI DALAM JALINAN
ARUS BENlH ANTAR LAPANG
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Agung Pramono
A. 28 1519
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
STUD1 PENANGANAN BENIH KEDELAI (Glyci~temar (L.) iLIerr.)
PADA APLIKASI SISTEM DISTRIBUSI DALAM JALINAN
ARUS BEN113 ANTAR LAPANG
Oleh
Agung Pramono
A. 28 1519
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
RINGKASAN
AGUNG PRAMONO. Studi Penanganan Benih Kedelai (C;lycitie n7m (L.) Merr.)
Pada Aplikasi Sistem Distribusi dalam Jalinan Arus Benih Antar Lapang. Di bawah
bimbingan Setia Hadi dan Abdul Qadir.
Penelitian yang dilaksanakan di lahan percobaan dan laboratorium Leuwikopo ini
berlangsung pada bulan April sarnpai bulan Juli 1996. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penanganan benih kedelai pada beberapa tingkat kadar air benih, jenis
kedelai dan metode penanganan dalam transportasi benih kedelai pada sistem JABAL.
JABAL atau Jalinan Arus Benih Antar Lapang merupakan suatu sistem pengadaan
benih khususnya benih kedelai, dimana dalam sistem tersebut benih tidak mengalami
masa penyimpanan lebih dari tiga bulan (Sadjad, 1981).
Penelitian ini terdiri dari 2 percobaan.
Percobaan pertaina adalah pengaruh
transportasi aktual terhadap viabilitas benih kedelai sedangkan percobaan kedua adalah
pengaruh goncangan terhadap viablitas benih kedelai. Rancangan yang digunakan
pada percobaan pertama adalah rancangan petak-petak terbagi dengan petak utama
disusun secara acak kelompok. Petak utama adalah varietas yang terdiri dari 2 taraf
yaitu varietas Wilis (Vl) dan varietas Galunggung (V2). Anak petak adalah kadar air
benih yang terdiri dari 2 taraf yaitu kadar air benih 17 - 20% (K1) dan kadar air benih
10 - 13% (K2). Sub anak petak adalah rnetode penanganan dalam transportasi yang
terdiri dari 2 taraf yaitu transportasi tanpa menggunakan rak (TI) dan transportasi
menggunakan rak (T2). Percobaan kedua rnenggunakan analisis korelasi sederhana
untuk rnelihat hubungan antara transportasi aktual dengan pengaruh goncangan.
Bobot 1000 butir untuk dua varietas kedelai menunjukkan hasil yang berbeda.
Benih kedelai varietas Galunggung mempunyai bobot 1000 butir yang lebih besar baik
untuk kadar air tinggi maupun untuk kadar air rendah. Secara keseluruhan percobaan
transportasi aktual kurang berpengaruh nyata. Perlakuan faktor tunggal varietas hanya
berpengaruh melalui tolok ukur Kcr. Hal ini terlihat dengan penurunan vigor yang
tajam pada benih kedelai varietas Galunggung.
Kadar air benih merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan selama
transportasi benih berlangsung. Benih kedelai yang berkadar air tinggi akan lebih
cepat mengalami respirasi, akibatnya benih-benih tersebut akan semakin sulit untuk
tumbuh rnenjadi tanaman normal.
Faktor tunggal metode penanganan dalam transportasi kurang berpengaruh
setelah ditransportasikan sejauh 40 km. Hal ini terlihat melalui tolok ukur DB yang
tidak menunjukkan penurunan setelah benih ditransportasikan sejauh 40 km. Diduga
ha1 ini terjadi karena jarak transportasi yang dilakukan belum terlalu jauh.
Dalam penelitian ini terdapat interaksi yang nyata antara faktor varietas dan
metode penanganan dalarn transportasi. Secara umum varietas Wilis mempunyai nilai
tengah yang cukup baik untuk setelah ditransportasikan dengan menggunakan rak.
Hal ini terjadi karena benturan yang terjadi pada varietas Wilis yang ditransportasikan
menggunakan rak dapat dihindari sekecil mungkin. Interaksi antara kadar air dan jenis
transportasi secara umum menunjukkan nilai yang lebih baik untuk benih yang
berkadar air rendah dan ditransportasikan dengan rak. Hal ini diduga berkaitan dengan
kadar air benih dan jenis transportasi yang dilakukan.
Kadar air yang tinggi
menyebabkan benih lebih cepat mengalami respirasi dan transportasi tidak
menggunakan rak menyebabkan benih cepat rusak akibat tejadinya benturan.
Interaksi faktor varietas, kadar air dan metode penanganan dalam transportasi
menunjukkan nilai yang cukup baik untuk benih kedelai varietas Wilis, kadar air
rendah dan ditransportasikan dengan rak melalui tolok ukur
~ k p. ~Hal ~ini ' ~ ~ ~ ~
berhubungan dengan ukuran benih kedelai varietas Wilis yang relatif lebih kecil, kadar
air benili ?any rendah dan jenis transportasi menggunakan rak. lnteraksi 3 faktor
tersebut
menyebabkan benih
lebih
ditransportasikan sejauh 40 km.
tahan
terhadap
kerusakan
fisik
setelall
Secara keseluruhan koefsien korelasi untuk
perlakuan simulasi transportasi menunjukkan nilai yang cukup besar.
Hal ini
menunjukkan bahwa mesin penggoncang benih dapat dijadikan sebagai alat simulasi
transportasi yang dapat mengindikasikan kemunduran benih.
STUD1 PENANGANAN BENIH KEDELAI (Glycine mar (L.) Merr.) PADA
APLIKASI SISTEM DlSTRlBUSI DALAM JALINAN
ARUS BENlH ANTAR LAPANG
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Agung Pramono
A. 28 1519
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997