Islam ke wilayah Kerajaan Banjar pada tahun 1526. Dan di pakai sebagai media dakwah untuk menyebarkan ajaran agama di daerah Kerajaan Banjar.
Tajudin Noor Ganie budayawan dan satrawan KalSel mendefinisikan madihin sebagai berikut :puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang dilisankan atau dituliskan
dalam bahasa Banjar dengan bentuk fisik dan bentuk mental tertentu sesuai dengan konvensi yang berlaku secara khusus dalam khasanah folklor Banjar di Kalsel.
Madihin merupakan hiburan dengan jenis puisi rakyat anonim berbahasa Banjar. Madihin di tuturkan di lantunkan dengan cara di hafalkan bisa juga
spontan dan tidak boleh membaca teks.
2. Sejarah Madihin
Asal mula adanya kesenian madihin sulit untuk dipastikan, namun ada yang berpendapat bahwa :
1. Madihin berasal dari Hindia sebab madihin dipengaruhi oleh syair dan gendang tradisional dari Semenajung Malaka.
2. Madihin berasal dari Tawia Kec. Angkinang Kab. H.S.S, dari kampung Tawia inilah madihin tersebar luas hingga luar daerah. Salah satu pemadihinan yang
terkenal adalah almarhum Dullah Nyangnyang. 3. Madihin bersal dari Kec. Paringin sekarang Kabupaten Balangan Kalimanatan
Selatan.
Jadi siapa pencipta madihin dan asal pencipta tersebut belum diketahui secara nyata, yang jelas madihin berbahasa Banjar ini berarti penciptannya pun berasal dari
orang Banjar. Madihin sudah ada setelah Islam menyebar di Kalimantan Selatan sekitar 1800 an, diperkirakan kesenian madihin ini dipengaruhi oleh kasidah atau
rebana oleh sebab itu memiliki kemiripan antara satu sama lain Anwar , 2002 : 4.
3. Diskripsi Madihin
Madihin merupakan suatu kesenian yang mempunyai karakter dan ciri-ciri khusus atau ciri tersendiri, baik dari syair, pemadihinan pemain Madihin sampai
pada alat musik yang digunakan. Madihin sebagai suatu karya sastra lisan yang dipentaskan mempunyai fungsi sebagai penyajian estitis tontonan yang dinikmati
penonton Syukrani,1994:6. Syair madihin dapat disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi,
sebab kata-kata yang dilontarkan tanpa ada konsep tertulis terlebih dahulu spontanitas dan pada saat ditampilkan tergantung pada permintaan penggemarnya.
Dalam kehidupan masyarakat orang Banjar, mungkin kata madihin sudah tak asing lagi dan pernah melihat pertunjukannya. Madihin berasal dari kata Madah,
yakni sejenis puisi lama dalam sastra Indonesia, yang terdiri dari syair-syair dengan 2
kalimat akhir bersamaan bunyi, sedang Madah dalam bahasa Arab mengandung makna puji-pujian. Pendapat lain mengatakan bahwa madihin berasal dari bahasa
Banjar papadah atau mamadahi dalam bahasa Indonesia memberi nasehat. Semua opini ini dapat dibenarkan, sebab masing-masing mempunyai kaitan yang sama
dengan syair pantun dalam kesenian madihin Anwar , 2002 : 4
4. Instrumen Madihin