233
Erwan Sutarno, 2015 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Intraktif IPA Untuk
Meningkatkan Hasil Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, kondisi awal pembelajaran
mata pelajaran IPA fisika yang berlangsung sebelum model pembel- ajaran berbasis multimedia interaktif
dikembangkan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.1. Rancangan awal pembelajaran mata pelajaran IPA fisika disusun oleh
guru mengacu pada standar proses pembelajaran dari BSNP yaitu memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, sekenario pembelajaran,
metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Namun demikian, rencana pembelajaran ini disusun di awal semester
dan setelah itu tidak diperbaiki lagi oleh guru, bahkan hanya untuk memenuhi kewajiban administratif guru saja. Pelaksanaan pembelajaran
mata pelajaran IPA fisika khususnya di kelas VII, berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru, terbukti masih
konvensional dimana peran guru terlihat sangat dominan, guru secara searah menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk ceramah dan
siswa hanya mendengarkan, mencatat atau memberi tanda pada buku pegangan saja. Hal ini menyebabkan siswa cenderung bersikap pasif
dan hanya mengikuti dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Akibatnya keterlaksanaan rencana pembelajaran di kelas relatif rendah.
1.2. Mengenai kondisi aktivitas belajar siswa, peneliti memperoleh
gambaran bahwa para siswa memiliki keinginan untuk belajar dan bersekolah, karena mereka menyadari bahwa akan pentingnya belajar
dan bersekolah yang akan membuat mereka menjadi tambah pandai. Terdapat adanya jawaban siswa dari hasil angket bahwa mereka kadang
merasa bosan dengan model pembelajaran yang selama ini berlangsung,
234
Erwan Sutarno, 2015 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Intraktif IPA Untuk
Meningkatkan Hasil Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dan menginginkan suatu model pembelajaran yang baru dan inovatif. Berdasarkan hasil data tersebut, disimpulkan bahwa aspek keadaan
siswa untuk pengembangan model yang telah dilakukan peneliti, sudah memiliki dasar yang baik serta dukungan dari para siswa. Sumber pel-
ajaran yang didapat para siswa cenderung tidak berkembang dalam memperoleh informasi, dan tidak ada usaha untuk mendapatkan
pengetahuan terkini dengan baik. 1.3.
Berdasarkan pengamatan menunjukkan, bahwa aspek sarana prasarana sekolah di SMP tersebut telah benar-benar memadai, dan dapat
dilakukan untuk proses pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif. Hasil pengamatan, maka perlu meningkatkan kualitas sumber
daya manusia SDM untuk dapat terlaksananya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran IPA berbasis multimedia
interaktif ini. Kesimpulan peneliti, bahwa pengembangan model pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif sebagai salah satu
alternatif pembaharuan model pembelajaran mata pelajaran IPA fisika, dapat dilaksanakan dan tidak hanya didukung oleh para guru
dan siswa, akan tetapi juga sarana dan prasarana yang ada untuk dapat dioptimalkan dalam proses pembelajaran, sehingga kompetensi siswa
akan mampu lebih tercapai dan hasil belajar lebih optimal. 1.4.
Kinerja guru dalam implementasi kurikulum mata pelajaran IPA fisika cenderung berdasarkan tahapan struktural yang mengikuti
struktur keilmuan yang bersifat deduktif. Guru hanya mengikuti sistematika dari naskah standar kompetensi dan kompetensi dasar atau
dari buku teks pegangan siswa. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran IPA fisika belum
menggunakan prinsip pembelajaran kontekstual. 2.
Hasil pengembangan model pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif dengan memanfaatkan teknologi pendidikan menghasilkan
beberapa temuan, selain temuan dalam bentuk model pembelajaran yang
235
Erwan Sutarno, 2015 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Intraktif IPA Untuk
Meningkatkan Hasil Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dapat membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa, juga ditemukan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis multimedia. Berikut
adalah kesimpulan dari pengembangan model. 2.1.
Pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif, para guru tidak perlu menyusun perencanaan pembelajaran. Hal tersebut,
dikarenakan para siswa belajar IPA melalui multimedia interaktif. Pembelajaran berbasis multimedia interaktif tujuan khusus pembel-
ajarannya mudah dirumuskan, rumusan tujuannya mudah dicapai oleh siswanya sendiri. Makanya dengan pembelajaran menggunakan
multimedia interaktif merupakan pembelajaran secara mandiri, karena siswa harus aktif belajar secara bertanggung jawab dalam menimba
ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Kecuali, ketika siswa mengalami kesulitan menghadapi permasalahan yang tidak terpecahkan, mereka
baru perlu mendapatkan bantuan dari teman atau gurunya. Oleh sebab itu, guru di kelas tugasnya menjadi semakin ringan. Metode yang
digunakan dalam pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif tidak benar, jika tidak variatif, dan cukup hanya monolog saja. Bahkan disini
guru diperlukan untuk tetap berperan dalam penyampaian materi-materi pelajarannya meskipun dengan metode ceramah sekalipun. Hal tersebut
perlu dilakukan, agar siswa lebih jelas dan benar menerima ilmu pengetahuannya. Dengan kata lain, mereka para siswa tidak
verbalisme dalam memperoleh ilmu yang didapatnya. 2.2.
Meski terdapat perbedaan yang tajam antara implementasi model pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran IPA berbasis
multimedia interaktif. Namun, tidak benar bila pada model pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif, siswa yang pandai
semakin pandai dan yang kurang semakin kurang. Hanya perbedaan- nya, model pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif memiliki
keunggulan yang terletak pada melatih siswa berpikir kreatif aktif. Bentuk akhir model pembelajaran berbasis multimedia interaktif IPA
236
Erwan Sutarno, 2015 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Intraktif IPA Untuk
Meningkatkan Hasil Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pada Bab. IV gambar 4.12: h.202-204 dengan memanfaatkan teknologi pendidikan menekankan pada tiga kegiatan inti yaitu: 1
Ekplorasi, 2 Elaborasi, dan 3 Konfirmasi, yang merupakan suatu tahapan untuk memperkuat pemahaman atas apa yang dipelajari oleh
siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan temuan, dapat disimpulkan bahwa ketiga tahapan tersebut dalam model pembelajaran IPA berbasis
multimedia interaktif akan semakin memperkuat pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa karena pada tahap elaborasi dan konfirmasi, siswa dapat mengembangkan masing-masing pengalaman belajarnya, dan
pada akhirnya akan divalidasi dalam suatu diskusi baik dengan teman ataupun dengan guru, sehingga apa yang dipelajarinya selain menjadi
semakin dipahami, juga semakin mengembangkan daya nalar siswa. 2.3.
Model pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan kemampuan individual siswa secara lebih efektif, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, dan siswa mampu mengevaluasi dan menarik kesimpulan hasil belajarnya sendiri. Dengan demikian, mem-
bawa dampak pengiring pada siswa atas sikap belajar mandiri, dan tidak membosankan bagi siswa dalam belajar. Bahkan peranan LKS bisa
berkurang untuk membantu siswa dalam melakukan tugas pencarian informasi pembelajaran
.
3. Penelitian mengenai proses pembelajaran dengan model pembelajaran
IPA berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan hasil dan kemandirian belajar siswa Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri di
Kota Bandung ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya: 3.1.
Penggunaan metode penelitian
pre-experimental design
dengan desain
pretest-posttest
satu kelompok atau
one-group pretest- posttest
yang tidak memiliki kelas kontrol sehingga sulit mengetahui adanya intervensi-intervensi dari variabel lain yang
turut mempengaruhi peningkatan skor kemandirian belajar siswa; Tenggang waktu antara pelaksanaan pembelajaran untuk
237
Erwan Sutarno, 2015 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Intraktif IPA Untuk
Meningkatkan Hasil Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan pemberian
posttest
terlalu singkat. Namun Kemampuan siswa yang tadinya hanya mengacu pada buku teks atau buku pegangan siswa,
dengan model pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif ini siswa dituntut semakin variatif dalam menguasai materi yang
berkembang. Dengan penelitian dan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran IPA berbasis
mulitmedia interaktif ini kemampuan siswa semakin meningkat dan lebih kreatif, karena sumber pengetahuan yang perlu
diketahui oleh siswa dengan model ini menjadi tidak terbatas. 3.2.
Fasilitas dan lingkungan yang memiliki koneksi akses internet merupakan syarat keberlangsungan dari model pembelajaran IPA
berbasis multimedia interaktif dengan menggunakan
Experiential Learning Cycle
dari Kolb dapat meningkatkan hasil belajar dan kemandirian belajar siswa SMP dalam mata pelajaran IPA
fisika. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa fasilitas laboratorium komputer untuk kapasitas 35 orang siswa yang
sudah disediakan oleh pihak sekolah dengan penerapan model pembelajaran IPA berbasis multimedia
interaktif dengan prinsip teknologi pendidikan berupa CD interaktif mata pelajaran IPA
fisika dengan materi “Besaran, Suhu, dan Pengukuran” dari peneliti. Peneliti sumbangkan pada sekolah untuk digunakan
dalam proses pembelajaran, sehingga semakin mengoptimalkan sarana yang ada untuk proses pembelajaran dan peningkatan
kualitas belajar para siswa dan juga para gurunya. Dapat disimpulkan bahwa penggalian pengalaman belajar kelompok
berpengaruh terhadap pengetahuan baru siswa secara individual, terutama pada tahap elaborasi dan konfirmasi.
238
Erwan Sutarno, 2015 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Intraktif IPA Untuk
Meningkatkan Hasil Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
4.1. Hasil uji Wilcoxon antara Post-test dengan Pre-test terdapat
perbedaan yang signifikan antara Posttest dengan Pretest. Dimana nilai
w
nya sebesar 5,147 dengan signifikansi sig. 0,000 0,05. Jadi diperoleh bahwa: “Model pembelajaran IPA berbasis
multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar dan kemandirian belajar lebih baik tinggi dari pada model
pembelajaran konvensional.” 4.2.
Penelitian ini menggunakan profil model pembelajaran
experiential learning cycle
dari teori belajar Kolb 1994 dengan karakteristik: 1 mengintegrasikan pengalaman awal siswa
dengan pengalaman
scientific
ilmiah, 2 belajar sambil bekerja
work-base laboratory
, 3 pendidikan yang bersifat kooperatif bekerja sama dalam konteks sosial, dan 4 menjamin
penguasaan kompetensi dasar fisika yang memadai. Hasil uji efektivitas melalui model pembelajaran berbasis multimedia
interaktif IPA dapat meningkatkan hasil belajar dan kemandirian belajar siswa.
4.3. Beberapa temuan terpenting adalah:
1 model pembelajaran IPA berbasis MMI harus relevan dengan kurikulum yang berlaku saat itu ketika penelitian dilakukan,
agar proses belajar siswa dan kemampuan kompetensi dasar siswa dapat tercapai sesuai tujuan yang diharapkan.
2 model pembelajaran IPA berbasis MMI dapat meningkatkan kompetensi belajar siswa pada ranah kognitif. Model pembel-
ajaran IPA berbasis MMI dapat meningkatkan keterampilan siswa, kemampuan bekerjasama dalam kelompok belajar, melatih
berfikir kreatif, dan berkomunikasi, a prinsip komunikasi dengan model pembelajaran IPA berbasis MMI dapat meningkatkan hasil
belajar, b prinsip berpikir dengan model pembelajaran IPA
239
Erwan Sutarno, 2015 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Intraktif IPA Untuk
Meningkatkan Hasil Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berbasis MMI dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir siswa, c prinsip belajar sambil berbuat
learning by doing
artinya bagaimana model pembelajaran IPA berbasis MMI dapat mengaktifkan siswa, sehingga siswa tidak hanya mendengar
dan mecermati namun mampu melakukan bekerja. 3 model pembelajaran IPA berbasis MMI dapat membentuk
kemampuan berpikir siswa, artinya siswa tidak hanya dapat mengkomunikasikan atau menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana materi pelajaran itu dapat meningkatkan kemampuan siswa menyampaikan berbagai masalah, merangsang siswa untuk
beraktivitas. 4 model pembelajaran IPA berbasis MMI ini dapat diimplemen-
tasikan, manakala sekolah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Persyaratan untuk dapat diterapkannya model pembel-
ajaran IPA berbasis MMI ini, adalah: a pengaturan lingkungan manakala guru mempunyai pengalaman dengan mengatur
lingkungan supaya siswa belajar dengan nyaman, b model pembelajaran IPA berbasis MMI ini dapat diterapkan, manakala
guru memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan pembelajaran, c terjadinya perubahan paradigma mengajar guru
dari mengajar sebagai proses penyampaian materi ke mengajar sebagai proses mengatur lingkungan dengan memanfaatkan
berbagai sumber belajar yang ada dilingkungan sekolah. 4.4.
Guru memandang model pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif sebagai suatu model yang baik karena bukan hanya
pengembangan pembelajaran untuk siswanya saja tetapi juga wahana untuk pengembangan kompetensi diri sebagai seorang
guru yang profesional. Berbagai tujuan pembelajaran dapat diakomodasikan oleh model ini seperti siswa dapat berpikir
kreatif, dan aktif, serta siswa dapat belajar sesuai tingkat
240
Erwan Sutarno, 2015 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Intraktif IPA Untuk
Meningkatkan Hasil Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kecepatan belajar masing-masing siswa itu sendiri, dan berbagai hal lainnya. Berdasarkan penelitian, maka dapat disimpulkan
bahwa bagi guru yang memiliki dedikasi tanggung jawab yang tinggi terhadap peningkatan mutu pembelajaran, akan melihat
model ini sebagai suatu cara dalam mengembangkan kemampuan dirinya, melakukan inovasi dan pengembangan dalam pembel-
ajaran. 4.5.
Siswa memandang model pembelajaran IPA berbasis multimedia interaktif dengan prinsip teknologi pendidikan sebagai suatu
pembelajaran yang menyenangkan, dan mereka terlibat langsung dalam pembelajaran yang menyenangkan, dan mereka juga
terlibat langsung dalam pembelajaran dan pembentukan pengalaman belajarnya sendiri. Berdasarkan pada hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran berbasis multimedia interaktif dengan prinsip teknologi pendidikan minat
siswa dalam belajar semakin meningkat, proses belajarpun dirasakan menarik dan tidak membosankan karena siswa secara
aktif terlibat dalam pembelajaran.
B. Rekomendasi