PENGARUH TEKANAN KETAATAN, LOCUS OF CONTROL, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN SELF EFFICACY Pengaruh Tekanan Ketaatan, Locus of Control, Kompleksitas Tugas dan Self Efficacy Terhadap Audit Judgement (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang).

(1)

PENGARUH TEKANAN KETAATAN,

LOCUS OF CONTROL

,

KOMPLEKSITAS TUGAS DAN

SELF EFFICACY

TERHADAP

AUDIT

JUDGEMENT

(Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Oleh :

DYAH AYU SAFITRI

B 200130158

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, LOCUS OF CONTROL, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN SELF EF FICACY

TERHADAP AUDIT JUDGEMENT

(Studi pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang)

SKRIPSI

Oleh:

DYAH AYU SAFITRI B 200 130 158

Telah diperiksa dan disetujui oleh: Dosen Pembimbing

Drs. Yuli Tri Cahyono, SH, MM, Ak NIK/NIDN. 522/0609016002


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, LOCUS OF CONTROL, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN SELF EFFICACY

TERHADAP AUDIT JUDGEMENT

(Studi pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang)

oleh:

DYAH AYU SAFITRI B 200 130 158

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Jumat, 07 April 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

1. Drs. Yuli Tri Cahyono, SH, MM, Ak (...) (Ketua Dewan penguji)

2. d

(Anggota I Dewan Penguji )

3. Drs. Agus Endro Suwarno, M.Si (...) (Anggota II Dewan Penguji)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta


(4)

(5)

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, LOCUS OF CONTROL, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN SELF EF FICACY

TERHADAP AUDIT JUDGEMENT

(Studi pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang) ABSTRAK

Auditor merupakan suatu profesi yang salah satu tugasnya melakukan audit terhadap laporan keuangan. Audit judgement memberikan pengaruh yang signifikan terhadap simpulan akhir, sehingga akan berpengaruh pada pendapat yang akan dikeluarkan oleh auditor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan ketaatan, locus of control, kompleksitas tugas, dan self efficacy terhadap audit judgement. Sampel dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di KAP Kota Surakarta dan Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data kuesioner sebanyak 47 responden. Teknik analisis menggunakan uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan ketaatan, locus of control, dan self efficacy berpengaruh terhadap audit judgement, sedangkan kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgement.

Kata kunci: tekanan ketaatan, locus of control, kompleksitas tugas, self efficacy, audit judgement.

ABSTRACT

Auditor is a professional whose job carrying out an audit of the entity's financial statements and draw conclusions. Audit judgment a significant influence on final conclusion, so that will affect the opinion will be issued by the auditor. Research objective to determine the effect of obedience pressure, locus of control, task complexity, and self efficacy on audit judgement. The sample in this study is the auditors who worked in KAP firm in Surakarta and Semarang. The method used is survey method with questionnaire data collection techniques as much as 47 respondents. Mechanical analysis using classical assumption test and multiple regression analysis. The results showed that the obedience pressure, locus of control, and self efficacy effect on audit judgement, while the task complexity no effect on audit judgement.

Keywords: obedience pressure, locus of control, task complexity, self-efficacy, audit judgement.

I. PENDAHULUAN

Setiap akhir periode tahun perusahaan, pihak manajemen berkewajiban untuk menerbitkan suatu laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan bisnis perusahaan yang dikelolanya. Laporan keuangan yang


(6)

diterbitkan oleh manajemen ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kinerja manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya organisasinya. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh manajemen ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kinerja manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya organisasinya. Laporan keuangan yang disusun tersebut akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik itu pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, maupun pemegang kepentingan lainnya guna membuat keputusan ekonomi sehingga informasi yang ada di dalamnya haruslah relevan, handal, dan bebas dari salah saji yang material.

Judgement merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, serta penerimaan informasi lebih lanjut. Proses judgement tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses unfolds. Menurut penelitian Hogarth (1992), kedatangan informasi bukan hanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Auditor harus bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya. Sebagai seorang profesional, auditor dituntut untuk berpegang pada tanggung jawab profesinya. Tanggung jawab profesi tidak berhenti sampai dia menyampaikan laporan kepada klien, tetapi dia akan bertanggung jawab terhadap isi pernyataan yang telah ditandatanganinya. Oleh karena itu, auditor akan sangat berhati-hati dalam melaksanakan tugas audit serta menetapkan judgement yang akan diberikannya.

Menurut Robbins dan Judge (2008), teori motivasi berprestasi menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini yaitu intensitas, arah, dan ketekunan berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Menurut penelitian Siegel dan Marconi (1989), motivasi merupakan kunci untuk memulai, mengendalikan, mempertahankan, dan mengarahkan perilaku. Menurut penelitian Fitriani dan Daljono (2012), auditor yang memiliki motivasi kuat juga akan terus berusaha menambah pengetahuan


(7)

baik yang diperoleh dari pendidikan formal, kursus dan pelatihan untuk mendukung kinerjanya.

Teori penetapan tujuan menurut Locke (1968) menegaskan bahwa niat individu untuk mencapai sebuah tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Teori penetapan tujuan mengasumsikan bahwa terdapat suatu hubungan langsung antara definisi dari tujuan yang spesifik dan terukur dengan kinerja. Tujuan yang memiliki tantangan biasanya diimplementasikan dalam output dengan level spesifik yang harus dicapai. Auditor yang memahami tujuan dan apa yang dia harapkan atas hasil kinerjanya tidak akan bersikap menyimpang ketika mendapat tekanan dari atasan atau entitas yang diperiksa dan tugas audit yang kompleks. Pemahaman mengenai tujuannya dapat membantu auditor membuat suatu auditjudgement yang baik.

Menurut McGregor dalam Robbins dan Judge (2008), mengemukakan dua pandangan nyata mengenai manusia yaitu Teori X (negatif) dan Teori Y (positif). Auditor yang termasuk dalam tipe X jika mendapat tugas audit yang kompleks akan cenderung membuat judgement yang kurang baik dan tidak tepat. Auditor yang termasuk dalam tipe Y dapat bertanggung jawab atas tugasnya dan tetap bersikap profesional dalam menjalankan tugas sebagai auditor.

Hogarth (1992) mengartikan judgement sebagai proses kongnitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Judgement merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilhan untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih lanjut. Menurut Hogarth (1992), judgement merupakan suatu kegiatan yang selalu dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit laporan keuangan dari suatu entitas. Judgement dalam audit tergantung pada kualitas dari keyakinan yang diperoleh melalui pengumpulan dan pengembangan bukti-bukti. Sementara itu, pengumpulan dan pengembangan bukti-bukti memerlukan upaya analisis atas fakta-fakta yang melatarbelakangi asersi yang sedang diaudit.

Menurut penelitian Idris (2012), tekanan ketaatan merupakan keadaan yang mana seorang auditor junior mengalami tekanan saat melaksanakan perkerjaan auditnya dalam menghadapi perintah atasan maupun klien (entitas


(8)

yang diperiksa) untuk melakukan apa yang mereka inginkan walaupun tindakan tersebut menyimpang dari standar profesionalisme auditor. Adanya tekanan untuk taat dapat membawa dampak pada judgement yang diambil oleh auditor. Menurut Milgran (1974), teori ketaatan menyatakan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat memengaruhi perilaku orang dengan perintah yang diberikannya. Hal ini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk legitimasi power atau kemampuan atasan untuk memengaruhi bawahan karena terdapat posisi khusus dalam stuktur hierarki organisasi.

Menurut Rotter (1990), locus of control merupakan persepsi individu pada suatu kejadian, dapat atau tidaknya individu tersebut mengendalikan suatu kejadian yang terjadi. Menurut penelitian Hejele dan Zeigler (1986) dalam Raiyani dan Suputra (2014) locus of control adalah cara pandang individu tentang hal-hal yang menyebabkan berhasil atau tidaknya individu tersebut dalam melakukan kegiatan. Individu dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa keterampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Individu yang memiliki internal locus of control memiliki keyakinan bahwa nasib dalam kehidupannya berada di bawah kontrol dirinya. Individu yang memiliki external locus of control cenderung menganggap bahwa hidup mereka ditentukan oleh kekuatan dari luar diri mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan, dan orang lain yang berkuasa.

Kompleksitas tugas menurut penelitian Sanusi dan Iskandar (2007) merupakan tugas yang tidak terstruktur, membingungkan, dan sulit. Menurut penelitian Yustrianthe (2012), kompleksitas tugas adalah banyak dan beragamnya suatu tugas yang menjadikan tugas tersebut menjadi sulit dan membingungkan yang disertai dengan keterbatasan kemampuan atau keahlian dalam menyelesaikan tugas. Menurut Bonner (1994) terdapat tiga alasan yang penting mengapa perlunya dilakukan pengujian terhadap variabel kompleksitas tugas dalam suatu situasi audit. Pertama, karena kompleksitas tugas diduga berpengaruh


(9)

pembuatan keputusan serta latihan tertentu diduga telah dikondisikan dengan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami adanya keganjilan pada suatu kompleksitas tugas audit. Ketiga, terkait dengan pemahaman yang berbeda-beda terhadap suatu kompleksitas dari sebuah tugas sekiranya dapat membantu tim manajemen audit perusahaan untuk menemukan solusi yang terbaik bagi staf audit dan tugas audit.

Menurut Bandura (1997) dalam Wijayantini, dkk (2014), self-efficacy merupakan suatu kepercayaan seseorang bahwa dia dapat menjalankan sebuah tugas pada tingkat tertentu, yang nantinya akan dapat memengaruhi aktivitas pribadinya terhadap pencapaian suatu tugas. Menurut Zhao (2005), self-efficacy merupakan motivasi yang memengaruhi pilihan individu kegiatan, tingkat pencapaian, ketekunan, dan kinerja dalam berbagai konteks. Menurut penelitian Cheng et al. (2003), umumnya self-efficacy menunjukkan hubungan yang positif dengan kinerja auditor.

II. METODE PENELITIAN

Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini penentuan jumlah sampel yaitu keseluruhan populasi dijadikan sampel penelitian. Alasan penentuan sampel ini dikarenakan jumlah populasi yang sedikit, sehingga perhitungan sampel tidak menggunakan rumus slovin melaikan menggunakan sampel jenuh. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah covenience sampling yaitu sampel atas dasar kesukarelaan dengan kriteria penentuan sampel yaitu responden yang bersedia mengisi kuisioner. Responden dalam penelitian ini tidak dibatasi oleh jabatan auditor pada KAP (partner, senior, atau junior auditor). Diasumsikan setiap auditor yang bekerja pada KAP yang melakukan proses audit yaitu melakukan analisis terhadap laporan keuangan dan memberikan pendapat serta mengambil keputusan-keputusan atas dasar hasil pemeriksaan, sehingga mereka terlibat dalam penentuan audit judgement yang mereka ambil.


(10)

Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian Sugiyono (2010:193). Data tersebut diperoleh dengan menyebarkan kuisioner yang berisikan beberapa pernyataan. Data penelitian diperoleh dari jawaban terhadap pernyataan- pernyataan yang diajukan peneliti kepada auditor yang bekerja di beberapa KAP yang berada di Surakarta dan Semarang.

Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional Variabel Dependen

Audit judgement adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Variabel ini diukur dengan enam item pernyataan yang terdapat pada pernyataan nomer 24 sampai dengan 29 dengan menggunakan skala likert 5 poin. Variabel Independen

Tekanan ketaatan merupakan keadaan yang mana seorang auditor junior mengalami tekanan saat melaksanakan perkerjaan auditnya dalam menghadapi perintah atasan maupun klien (entitas yang diperiksa) untuk melakukan apa yang mereka inginkan walaupun tindakan yang menyimpang dari standar profesionalisme auditor. Variabel ini diukur dengan sembilan item pernyataan yang terdapat pada pernyataan nomer 1 sampai dengan 9 dengan menggunakan skala likert 5 poin.

Locus of control adalah cara pandang individu tentang hal-hal yang menyebabkan berhasil atau tidaknya individu tersebut dalam melakukan kegiatan. Variabel ini diukur dengan enam item pernyataan yang terdapat pada pernyataan nomer 10 sampai dengan 15 dengan menggunakan skala likert 5 poin.


(11)

Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, membingungkan, dan sulit. Kompleksitas tugas juga diartikan sebagai kerumitan ataupun banyaknya tugas yang beragam, terdiri atas bagian-bagian yang banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain. Variabel ini diukur dengan empat item pernyataan yang terdapat pada pernyataan nomer 16 sampai dengan 19 dengan menggunakan skala likert 5 poin.

Self-efficacy merupakan suatu kepercayaan seseorang bahwa dia dapat menjalankan sebuah tugas pada tingkat tertentu, yang nantinya akan dapat mempengaruhi aktifitas pribadinya terhadap pencapaian suatu tugas. Variabel ini diukur dengan empat item pernyataan yang terdapat pada pernyataan nomer 20 sampai dengan 23 dengan menggunakan skala likert 5 poin.

Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda yang bertujuan untuk menguji apakah tekanan ketaatan, locus of control, kompleksitas tugas, dan self efficacy berpengaruh terhadap audit judgement. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka dilakukan uji asumsi klasik, yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas. Selanjutnya dilakukan uji ketetapan uji f, uji t, dan uji koefisien determinasi (Adjusted R2). Setelah uji asumsi klasik dan uji ketetapan maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis, model persamaan regresi sebagai berikut.

AJ = α + β1TK + β2LC+ β3KT + β4SE + е

Keterangan:

AJ = Audit Jugdement

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi TK = Tekanan Ketaatan LC = Locus of Control KT = Kompleksitas Tugas SE = Self Efficacy


(12)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji validitas diketahui bahwa semua item pernyataan untuk kelima instrumen variabel adalah valid karena rhitung > rtabel. Hasil uji reliabilitas untuk setiap item pernyataan dari kelima instrumen untuk variabel yang digunakan dalam penelitian ini diketahui bahwa semua variabel baik variabel tekanan ketaatan, locus of control, kompleksitas tugas, self efficacy, dan audit judgement adalah reliabel karena mempunyai nilai Alfa Cronbach > 0,60 sehingga dapat dipergunakan untuk mengolah data selanjutnya.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Hasil pengujian asumsi klasik pada penelitian ini uji normalitas menunjukkan data terdistribusi normal serta bebas dari adanya gejala multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Hasil analisis regresi berganda pada penelitian ini menunjukkan koefisien regresi pada audit judgement hasilnya -1,359. Apabila tekanan ketaatan (TK), locus of control (LC), kompleksitas tugas (KT), serta self efficacy (SE) diasumsikan konstan atau sama dengan 0, maka besarnya variabel audit judgement yang diukur adalah sebesar -1,359.

Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap Audit Judgement.

Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS, hipotesis pertama diperoleh nilai thitung dari variabel tekanan ketaatan sebesar 2,304 lebih besar dari ttabel sebesar 2,018, dengan nilai signifikansi sebesar 0,026 lebih kecil dari 5% (0,05), sehingga H1 diterima. Artinya tekanan ketaatan berpengaruh (signifikan) terhadap audit judgement. Auditor junior yang mendapat perintah dari atasan dan tekanan dari klien untuk berperilaku menyimpang dari standar profesional, cenderung akan mentaati perintah tersebut, meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan kode etik. Namun, auditor junior tidak memiliki keberanian untuk menolak perintah dari atasan ataupun menolak keinginan klien untuk berperilaku


(13)

maka auditor junior harus siap beresiko kehilangan pekerjaannya. Begitu pula apabila menolak keinginan klien, maka auditor junior harus siap beresiko kehilangan klien. Hal ini tentu saja menyimpang dari standar profesional auditor serta memengaruhi hasil audit judgement.

Pengaruh Locus of Control terhadap Audit Judgement

Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS, hipotesis kedua diperoleh nilai thitung dari variabel locus of control sebesar 8,732 lebih besar dari ttabel sebesar 2,018, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 5% (0,05), sehingga H2 diterima. Artinya locus of control berpengaruh (signifikan) terhadap audit judgement. Locus of control merupakan cara pandang individu tentang hal-hal yang menyebabkan berhasil atau tidaknya individu tersebut dalam melakukan kegiatan. Individu yang memiliki internal locus of control memiliki keyakinan bahwa nasib dalam kehidupannya berada di bawah kontrol dirinya. Individu seperti ini menyimpan potensi besar untuk menentukan nasib sendiri, tidak peduli apakah lingkungannya akan mendukung atau tidak mendukung, serta memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini berarti apabila semakin baik cara pandang seorang auditor terhadap suatu peristiwa, maka akan meningkatan kinerjanya dalam pembuatan audit judgement.

Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgement

Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS, hipotesis ketiga diperoleh nilai thitungdari variabel kompleksitas tugas sebesar 1,288 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,018, dengan nilai signifikansi sebesar 0,205 lebih besar dari 5% (0,05), sehingga H3 ditolak. Artinya kompleksitas tugas tidak berpengaruh (tidak signifikan) terhadap audit judgement. Auditor yang memiliki profesionalitas tinggi dapat mengetahui dengan jelas pekerjaan mana saja yang akan dilakukan dan apa saja yang harus dilakukannya dalam pekerjaannya sebagai auditor. Sehingga tinggi rendahnya kompleksitas yang dihadapi tidak memengaruhi auditor dalam pembuatan audit judgement.

Pengaruh Self Efficacy terhadap Audit Judgement

Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS, hipotesis keempat diperoleh nilai thitung dari variabel self efficacy sebesar 2,343 lebih besar dari ttabel


(14)

sebesar 2,018, dengan nilai signifikansi sebesar 0,024 lebih kecil dari 5% (0,05), sehingga H4 diterima. Artinya self efficacy berpengaruh (signifikan) terhadap audit judgement. Seseorang dengan self efficacy yang tinggi cenderung untuk mempertimbangkan, mengevaluasi, dan menggabungkan kemampuan yang dimilikinya sebelum pada akhirnya menentukan suatu keputusan. Hal ini berarti apabila semakin tinggi tingkat kepercayaan yang dimiliki auditor terhadap dirinya sendiri, maka akan meningkatkan hasil audit judgement.

Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,818. Hal ini berarti variabel independen dalam model (tekanan ketaatan, locus of control, kompleksitas tugas, self efficacy) menjelaskan variasi audit judgement di Kantor Akuntan Publik (KAP) Surakarta dan Semarang sebesar 81,8%, sedangkan 18,2% dijelaskan oleh faktor atau variabel lain di luar model.

IV. PENUTUP Simpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan dukungan pada hipotesis tekanan ketaatan, locus of control dan self efficacy berpengaruh terhadap audit judgement. Namun variabel kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgement.

Hasil penelitian menunjukkan variabel tekanan ketaatan berpengaruh (signifikan) terhadap audit judgement. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (2,304) yang lebih besar dari ttabel (2,018) dengan nilai signifkansi yang lebih kecil (0,026) dibandingkan level of significant (0,05), sehingga hipotesis H1 dalam penelitian ini diterima.

Berikutnya penelitian ini menunjukkan bahwa variabel locus of control berpengaruh (signifikan) terhadap audit judgement. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (8,732) yang lebih besar dari ttabel (2,018) dengan nilai signifkansi yang lebih kecil (0,000) dibandingkan level of significant (0,05), sehingga hipotesis H2


(15)

Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan variabel kompleksitas tugas tidak berpengaruh (tidak signifikan) terhadap audit judgement. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (1,288) yang lebih kecil dari ttabel (2,018) dengan nilai signifkansi yang lebih besar (0,205) dibandingkan level of significant (0,05), sehingga hipotesis H3 dalam penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan variabel self efficacy berpengaruh (signifikan) terhadap audit judgement. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (2,343) yang lebih besar dari ttabel (2,018) dengan nilai signifkansi yang lebih kecil (0,024) dibandingkan level of significant (0,05), sehingga hipotesis H4 dalam penelitian ini diterima.

Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini meliputi: (1) Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di Kota Surakarta dan Semarang, sehingga untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum perlu dilakukan penelitian yang lebih luas. (2) Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol responden dalam menjawab instrumen penelitian. (3) Responden meminta waktu pengisian kuesioner satu hingga dua minggu lamanya, sehingga penulis tidak dapat langsung menerima hasil kuesioner dari responden. (4) Waktu penyebaran kuesioner kurang tepat karena antara bulan Desember hingga Maret merupakan waktu busy session bagi KAP, sehingga jumlah kuesioner yang kembali tidak sesuai dengan target yang diharapkan.

Saran

Berdasarkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, penulis akan memberikan saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: (1) Penelitian berikutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih besar dan obyek penelitian yang lebih luas agar penelitian dapat digeneralisasi lebih luas. (2) Pengukuran variabel disarankan menggunakan metode selain kuesioner, serta diperkuat dengan wawancara dengan responden, sehingga data yang diperoleh akan lebih valid. (3) Penelitian


(16)

berikutnya disarankan mengkonfirmasi pihak KAP untuk mempersingkat waktu pengisian kuesioner. (4) Pemilihan waktu penyebaran kuesioner disarankan antara bulan September hingga November, karena dalam waktu tersebut KAP tidak terlalu sibuk.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyantini, Kadek Evi., Sujana, Edi dan Darmawan, Nyoman Ari Surya. 2014.

“Pengaruh Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas

Tugas Terhadap Audit Judgement”. E-Journal S1 Akuntansi Universitas

Pendidikan Ganesha (Volume 2 No. 1 Tahun 2014).

Bonner, S. E. 1994. “A Model of The Effects of Audit Task Complexity”. Accounting, Organizations and Society 19 213-234.

Fitriani, Seni dan Daljono. 2012. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas

Tugas, Pengetahuan dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgement”.

Diponegoro Journal of Accounting Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-12.

Hogarth. R. M., dan H.J. Einhorn. 1992. “Order Effects in Belief Updating: The Belief-Adjustment Mode”. Cognitive Psychology 1 – 55.

Idris, Seni Fitriani. 2012. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan, dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgement (Studi Kasus

Pada Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta)”. Skripsi.

Iskandar, Takiah Mohd and Sanusi, Zuraidah Mohd. 2007. Audit Judgment Performance: Assessing the Effect of Performance Incentives, Effort and Task Complexity. Managerial Auditing Journal, 22: 34-52.

Locke, E. A. 1968. “Toward a theory of task motivation and incentives”. Organizational behavior and human performance, 3(2), 157-189.

Milgram, Stanley. 1974. "Compliant Subjects (Book Reviews: Obedience to Authority. An Experimental View)". Science 184 (1974): 667-669.

Raiyani, Ni Luh Kadek Puput dan Suputra, I. D. G. Dharma. 2014. “Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas, dan Locus Of Control Terhadap Audit

Judgment”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):429-438.

ISSN: 2302-8556.

Robbins, S., dan Timothy A. J. 2008. “Perilaku Organisasi, Organizational


(17)

Sofiani, Maria Magdalena Oerip Liana dan Tjondro, Elisa. 2014. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Pengalaman Audit, dan Audit Tenure Terhadap Audit

Judgement”. Tax & Accounting Review, Vol. 4, No.1, 2014.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Wijayantini, Kadek Ayu Sinta. Yuniarta, Gede Adi dan Atmadja, Anantawikrama Tungga. 2014. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, dan Self-Efficacy Terhadap Audit Judgement (Studi Empiris pada Kantor

Akuntan Publik di Bali)”. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan

Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1Tahun 2014). Yustrianthe, Rahmawati Hanny. 2012. “Kajian Empiris Audit Judgement Pada

Auditor”. Media Riset Akuntansi Vol.2 No.2 2012. ISSN 2088-2106.

Zhao, H., Seibert, S. E, & Hills, G. E. (2005). “The mediating role of self-efficacy

in the development of entrepreneurial intentions”. Journal of Applied


(1)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji validitas diketahui bahwa semua item pernyataan untuk kelima instrumen variabel adalah valid karena rhitung > rtabel. Hasil uji reliabilitas untuk setiap item pernyataan dari kelima instrumen untuk variabel yang digunakan dalam penelitian ini diketahui bahwa semua variabel baik variabel tekanan ketaatan, locus of control, kompleksitas tugas, self efficacy, dan audit judgement adalah reliabel karena mempunyai nilai Alfa Cronbach > 0,60 sehingga dapat dipergunakan untuk mengolah data selanjutnya.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Hasil pengujian asumsi klasik pada penelitian ini uji normalitas menunjukkan data terdistribusi normal serta bebas dari adanya gejala multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Hasil analisis regresi berganda pada penelitian ini menunjukkan koefisien regresi pada audit judgement hasilnya -1,359. Apabila tekanan ketaatan (TK), locus of control (LC), kompleksitas tugas (KT), serta self efficacy (SE) diasumsikan konstan atau sama dengan 0, maka besarnya variabel audit judgement yang diukur adalah sebesar -1,359.

Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap Audit Judgement.

Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS, hipotesis pertama diperoleh nilai thitung dari variabel tekanan ketaatan sebesar 2,304 lebih besar dari ttabel sebesar 2,018, dengan nilai signifikansi sebesar 0,026 lebih kecil dari 5% (0,05), sehingga H1 diterima. Artinya tekanan ketaatan berpengaruh (signifikan)

terhadap audit judgement. Auditor junior yang mendapat perintah dari atasan dan tekanan dari klien untuk berperilaku menyimpang dari standar profesional, cenderung akan mentaati perintah tersebut, meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan kode etik. Namun, auditor junior tidak memiliki keberanian untuk menolak perintah dari atasan ataupun menolak keinginan klien untuk berperilaku menyimpang dari standar profesional. Apabila tidak mentaati perintah dari atasan,


(2)

maka auditor junior harus siap beresiko kehilangan pekerjaannya. Begitu pula apabila menolak keinginan klien, maka auditor junior harus siap beresiko kehilangan klien. Hal ini tentu saja menyimpang dari standar profesional auditor serta memengaruhi hasil audit judgement.

Pengaruh Locus of Control terhadap Audit Judgement

Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS, hipotesis kedua diperoleh nilai thitung dari variabel locus of control sebesar 8,732 lebih besar dari ttabel sebesar 2,018, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 5% (0,05), sehingga H2 diterima. Artinya locus of control berpengaruh (signifikan)

terhadap audit judgement. Locus of control merupakan cara pandang individu tentang hal-hal yang menyebabkan berhasil atau tidaknya individu tersebut dalam melakukan kegiatan. Individu yang memiliki internal locus of control memiliki keyakinan bahwa nasib dalam kehidupannya berada di bawah kontrol dirinya. Individu seperti ini menyimpan potensi besar untuk menentukan nasib sendiri, tidak peduli apakah lingkungannya akan mendukung atau tidak mendukung, serta memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini berarti apabila semakin baik cara pandang seorang auditor terhadap suatu peristiwa, maka akan meningkatan kinerjanya dalam pembuatan audit judgement.

Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgement

Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS, hipotesis ketiga diperoleh nilai thitungdari variabel kompleksitas tugas sebesar 1,288 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,018, dengan nilai signifikansi sebesar 0,205 lebih besar dari 5% (0,05), sehingga H3 ditolak. Artinya kompleksitas tugas tidak berpengaruh (tidak

signifikan) terhadap audit judgement. Auditor yang memiliki profesionalitas tinggi dapat mengetahui dengan jelas pekerjaan mana saja yang akan dilakukan dan apa saja yang harus dilakukannya dalam pekerjaannya sebagai auditor. Sehingga tinggi rendahnya kompleksitas yang dihadapi tidak memengaruhi auditor dalam pembuatan audit judgement.

Pengaruh Self Efficacy terhadap Audit Judgement

Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS, hipotesis keempat diperoleh nilai thitung dari variabel self efficacy sebesar 2,343 lebih besar dari ttabel


(3)

sebesar 2,018, dengan nilai signifikansi sebesar 0,024 lebih kecil dari 5% (0,05), sehingga H4 diterima. Artinya self efficacy berpengaruh (signifikan) terhadap

audit judgement. Seseorang dengan self efficacy yang tinggi cenderung untuk mempertimbangkan, mengevaluasi, dan menggabungkan kemampuan yang dimilikinya sebelum pada akhirnya menentukan suatu keputusan. Hal ini berarti apabila semakin tinggi tingkat kepercayaan yang dimiliki auditor terhadap dirinya sendiri, maka akan meningkatkan hasil audit judgement.

Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,818. Hal ini berarti variabel independen dalam model (tekanan ketaatan, locus of control, kompleksitas tugas, self efficacy) menjelaskan variasi audit judgement di Kantor Akuntan Publik (KAP) Surakarta dan Semarang sebesar 81,8%, sedangkan 18,2% dijelaskan oleh faktor atau variabel lain di luar model.

IV. PENUTUP Simpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan dukungan pada hipotesis tekanan ketaatan, locus of control dan self efficacy berpengaruh terhadap audit judgement. Namun variabel kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgement.

Hasil penelitian menunjukkan variabel tekanan ketaatan berpengaruh (signifikan) terhadap audit judgement. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (2,304)

yang lebih besar dari ttabel (2,018) dengan nilai signifkansi yang lebih kecil (0,026)

dibandingkan level of significant (0,05), sehingga hipotesis H1 dalam penelitian ini diterima.

Berikutnya penelitian ini menunjukkan bahwa variabel locus of control berpengaruh (signifikan) terhadap audit judgement. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (8,732) yang lebih besar dari ttabel (2,018) dengan nilai signifkansi yang lebih

kecil (0,000) dibandingkan level of significant (0,05), sehingga hipotesis H2 dalam penelitian ini diterima.


(4)

Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan variabel kompleksitas tugas tidak berpengaruh (tidak signifikan) terhadap audit judgement. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (1,288) yang lebih kecil dari ttabel (2,018) dengan nilai

signifkansi yang lebih besar (0,205) dibandingkan level of significant (0,05), sehingga hipotesis H3 dalam penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan variabel self efficacy berpengaruh (signifikan) terhadap audit judgement. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (2,343)

yang lebih besar dari ttabel (2,018) dengan nilai signifkansi yang lebih kecil (0,024)

dibandingkan level of significant (0,05), sehingga hipotesis H4 dalam penelitian ini diterima.

Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini meliputi: (1) Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di Kota Surakarta dan Semarang, sehingga untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum perlu dilakukan penelitian yang lebih luas. (2) Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol responden dalam menjawab instrumen penelitian. (3) Responden meminta waktu pengisian kuesioner satu hingga dua minggu lamanya, sehingga penulis tidak dapat langsung menerima hasil kuesioner dari responden. (4) Waktu penyebaran kuesioner kurang tepat karena antara bulan Desember hingga Maret merupakan waktu busy session bagi KAP, sehingga jumlah kuesioner yang kembali tidak sesuai dengan target yang diharapkan.

Saran

Berdasarkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, penulis akan memberikan saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: (1) Penelitian berikutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih besar dan obyek penelitian yang lebih luas agar penelitian dapat digeneralisasi lebih luas. (2) Pengukuran variabel disarankan menggunakan metode selain kuesioner, serta diperkuat dengan wawancara dengan responden, sehingga data yang diperoleh akan lebih valid. (3) Penelitian


(5)

berikutnya disarankan mengkonfirmasi pihak KAP untuk mempersingkat waktu pengisian kuesioner. (4) Pemilihan waktu penyebaran kuesioner disarankan antara bulan September hingga November, karena dalam waktu tersebut KAP tidak terlalu sibuk.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyantini, Kadek Evi., Sujana, Edi dan Darmawan, Nyoman Ari Surya. 2014.

“Pengaruh Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgement”. E-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 2 No. 1 Tahun 2014).

Bonner, S. E. 1994. “A Model of The Effects of Audit Task Complexity”. Accounting, Organizations and Society 19 213-234.

Fitriani, Seni dan Daljono. 2012. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas

Tugas, Pengetahuan dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgement”.

Diponegoro Journal of Accounting Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-12.

Hogarth. R. M., dan H.J. Einhorn. 1992. “Order Effects in Belief Updating: The Belief-Adjustment Mode”. Cognitive Psychology 1 – 55.

Idris, Seni Fitriani. 2012. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan, dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgement (Studi Kasus

Pada Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta)”. Skripsi.

Iskandar, Takiah Mohd and Sanusi, Zuraidah Mohd. 2007. Audit Judgment Performance: Assessing the Effect of Performance Incentives, Effort and Task Complexity. Managerial Auditing Journal, 22: 34-52.

Locke, E. A. 1968. “Toward a theory of task motivation and incentives”. Organizational behavior and human performance, 3(2), 157-189.

Milgram, Stanley. 1974. "Compliant Subjects (Book Reviews: Obedience to Authority. An Experimental View)". Science 184 (1974): 667-669.

Raiyani, Ni Luh Kadek Puput dan Suputra, I. D. G. Dharma. 2014. “Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas, dan Locus Of Control Terhadap Audit

Judgment”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):429-438. ISSN: 2302-8556.

Robbins, S., dan Timothy A. J. 2008. “Perilaku Organisasi, Organizational


(6)

Sofiani, Maria Magdalena Oerip Liana dan Tjondro, Elisa. 2014. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Pengalaman Audit, dan Audit Tenure Terhadap Audit

Judgement”. Tax & Accounting Review, Vol. 4, No.1, 2014.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Wijayantini, Kadek Ayu Sinta. Yuniarta, Gede Adi dan Atmadja, Anantawikrama Tungga. 2014. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, dan Self-Efficacy Terhadap Audit Judgement (Studi Empiris pada Kantor

Akuntan Publik di Bali)”. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1Tahun 2014).

Yustrianthe, Rahmawati Hanny. 2012. “Kajian Empiris Audit Judgement Pada

Auditor”. Media Riset Akuntansi Vol.2 No.2 2012. ISSN 2088-2106.

Zhao, H., Seibert, S. E, & Hills, G. E. (2005). “The mediating role of self-efficacy in the development of entrepreneurial intentions”. Journal of Applied Psychology, 90(6), 1265–1272.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor,Pengalaman Audit,Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit

1 7 106

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, LOCUS OF CONTROL, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN SELF EFFICACY Pengaruh Tekanan Ketaatan, Locus of Control, Kompleksitas Tugas dan Self Efficacy Terhadap Audit Judgement (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang).

0 3 19

PENDAHULUAN Pengaruh Tekanan Ketaatan, Locus of Control, Kompleksitas Tugas dan Self Efficacy Terhadap Audit Judgement (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang).

0 4 7

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMPLEKSITASTUGAS, SELF EFFICACY DAN PERSEPSI ETIS Pengaruh Locus Of Control, Kompleksitas Tugas, Self Efficacy Dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgement Studi Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Surakarta Dan Semarang.

0 5 16

PENDAHULUAN Pengaruh Locus Of Control, Kompleksitas Tugas, Self Efficacy Dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgement Studi Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Surakarta Dan Semarang.

0 4 10

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, PENGETAHUAN, PERSEPSI ETIS DAN SELF-EFFICACY TERHADAP Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan, Persepsi Etis Dan Self-Efficacy Terhadap Audit Judgment (Studi empiris pada KAP Surakarta da

0 2 12

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, PENGETAHUAN, PERSEPSI ETIS DAN SELF- Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan, Persepsi Etis Dan Self-Efficacy Terhadap Audit Judgment (Studi empiris pada KAP Surakarta dan Yogyakarta).

0 2 12

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP Pengaruh Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang).

0 3 16

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP Pengaruh Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang).

0 3 16

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah.

0 2 16