STRUKTUR TARI OTEH RODA PADA MASYARAKAT GAYO DI REDELONG KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH.

STRUKTUR TARI OTEH RODA PADA MASYARAKAT
GAYO DI REDELONG KECAMATAN BUKIT
KABUPATEN BENER MERIAH
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

JELITA FITRI
2101142016

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskas ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.

Medan, Maret 2015

Jelita Fitri
2101142016

ABSTRAK
JELITA FITRI,NIM2101142016, Struktur Tari Oteh Roda pada Masyarakat
Gayo di Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah, Jurusan
Sendratasik Program Studi Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini merupakan kajian mengenai struktur tari Oteh Roda pada
masyarakat Gayo di Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur tari Oteh Roda pada
masyarakat Gayo di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah.
Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan
topik penelitian seperti pengertian tari, teori struktur dan teori bentuk.

Metode yang digunakan untuk membahas struktur tari Oteh Roda pada
masyarakat Gayo di Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah adalah
metode deskriptif kualitatif. Populasi pada penelitian ini sekaligus menjadi sampel
penelitian yaitu tokoh adat, seniman dan penari. Teknik pengumpulan data
meliputi studi kepustakaan, wawancara, observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa tari Oteh
Roda merupakan tari yang menggambarkan kegiatan masyarkat Gayo pada saat
setelah musim panen tiba. Tari Oteh Roda diciptakan oleh 4 seniman Gayo yaitu
Bapak Saripudin Kadir, Alm Syeh Kilang, Ibu Mariam Kobat dan Ibu Sadimah.
Pada penyajiannya, tari Oteh Roda terdapat struktur tari atau susunan serta
hubungan antara satu kesatuan dalam tarian tersebut, kemudian terdapat tahapan
dalam penyajiannya yaitu tahap sebelum pertunjukan, awal, isi, pada tahap isi
mengkaji tahapan atau urutan gerak dari awal pertunjukan sampai akhir kemudian
diakhiri dengan tahap akhir. Pada setiap tahapan diiringi oleh syair yang berfungsi
sebagai pembawa suasana pada setiap ragam gerak dalam tarian ini, selain syair
tarian ini diiringi oleh alat musik. Pada tahap persiapan atau sebelum sebelum
pertunjukan membahas tentang bentuk tariOteh Roda termasuk kedalamnya tema,
gerak, musik pengiring, properti, busana, tata rias dan pentas.
Kata Kunci : Struktur, Oteh Roda


i

PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dan menjadikannya kedalam bentuk Skripsi.
Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk
dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Struktur tari Oteh Roda pada
Masyarakat Gayo di Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah”.
Terselesaikannya penulisan ini adalah berkat dukungan serta bantuan dari semua
pihak yang membantu penulis baik dari awal penulisan sampai pada akhir
penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati,M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Nurwani S.S.T, M.Hum selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari
5. Yusnizar Heniwati, S.S.T, M.Hum Selaku Dosen Pembimbing I
6. Iskandar Muda, M.Sn selaku Dosen Pembimbing II

7. Drs. Inggit Prastiawan, M.Sn selaku Dosen Pembimbing Akademik
sekaligus Penguji dan Dra. Tuti Rahayu, M. Si selaku Penguji.
8. Dosen, staf pengajar khususnya Program Studi Pendidikan Tari yang telah
banyak memberikan

pengetahuan kepada

peneliti

selama proses

perkuliahan.
9. Teristimewa Penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda Syafruddin
serta Ibunda Salawati yang telah memberikan kasih sayang, serta

ii

dukungan baik secara moral maupun materil, motivasi dan doa. Serta
kepada kedua adik tersayang Rima Gustira dan Oby Nanda.
10. Kepada keluarga besar Bapak D.Fernandes S.H dan Ibu Ernila, Randyan

Pradana, Rendina Pradipta, Tri Indah Ramadani dan Desni Yola yang telah
memberikan dukungan motivasi dan do’a kepada penulis dalam
menyelesaikan tulisan ini.
11. Bapak narasumber Yaman, Ibrahim Kadir, Ibu Mahiyar dan

Raihana

sebagai narasumber yang telah memberikan banyak informasi kepada
penulis untuk menyelesaikan tulisan ini.
12. Sahabat penulis Ratna Wati,S.Pd, Hafni Lisanti,S.Sos, Putri Norma
Sari,S.Pd, yang telah terlebih dahulu menyesesaikan studinya. Dwinda
Ardamayanti, Sefrina Wahyuni, Reza, Sheila Roisyah dan Kautsar Niara
yang sama-sama berjuang dengan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dik Elia Zuhra, Vianera Yunita, Mutiara Carissa, Yuken Ilarika yang telah
memberikan motivasi, kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

Medan, Maret 2015
Penulis

JELITA FITRI

NIM.2101142016

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .....................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iv
DAFTAR FOTO ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .........................................................................................ix
BAB I PENDHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL . 10

A. Landasan Teoritis ............................................................................... 10
1. Pengertian Tari

. 10

2. Teori Struktur ............................................................................... 10
3. Teori Bentuk................................................................................. 11
B. Kerangka Konseptual ......................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 16
A. Metode Penelitian............................................................................... 16
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 16
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 17
1. Populasi ........................................................................................ 17
2. Sampel .......................................................................................... 17

iv

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 17
1. Studi Kepustakaan ........................................................................ 18
2. Observasi ...................................................................................... 20

3. Wawancara ................................................................................... 20
4. Dokumentasi ................................................................................ 20
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 21
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 22
A. Gambaran Umum Masyarakat Gayo di Kabupaten Bener Meriah .... 22
1. Letak Geografis ............................................................................ 22
2. Latar Belakang Mayarakat Gayo ................................................. 24
a. Sistem Kepercayaan ............................................................... 27
b. Adat Istiadat ........................................................................... 28
c. Sistem Kemasyarakatan ......................................................... 30
d. Sistem Kekerabatan ................................................................ 31
e. Sistem Mata pencaharian ....................................................... 34
f. Kesenian ................................................................................. 35
B. Asal Usul Tari Oteh Roda Pada Masyarakat Gayo di Redelong
Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah ...................................... 36
C. Struktur Tari Oteh Roda ..................................................................... 38
1. Struktur Penyajian Dalam Pertunjukan Tari Oteh Roda .............. 39
2. Bentuk Tari Oteh Roda ................................................................ 41
a. Tema....................................................................................... 41
b. Gerak ...................................................................................... 41

c. Musik pengiring tari ............................................................... 46
1) Musik Iringan yang Berasal dari Alat Musik ................... 47
2) Musik yang Berasal dari Vokal ........................................ 47
d. Kostum atau Busana............................................................... 50
e. Tata Rias................................................................................. 54
f. Pola Lantai ............................................................................. 55
g. Jumlah Penari ......................................................................... 55

v

h. Properti ................................................................................... 56
i. Pentas ..................................................................................... 56
D. Bentuk Penyajian Tari Oteh Roda...................................................... 57
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 69
A. Kesimpulan ........................................................................................ 69
B. Saran ................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 72
DAFTAR ACUAN INTERNET .................................................................. 74
LAMPIRAN 1 GAMBAR..............................................................................
LAMPIRAN 2 DATA INFORMAN .............................................................

LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI BERSAMA NARASUMBER ..............

vi

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Luas Daerah dan Jumlah Penduduk ............................................... 23
Tabel 4.2 Tahapan Pertunjukan Tari Oteh Roda ............................................ 39
Tabel 4.3 Syair Pengiring Tari Oteh Roda ..................................................... 48
Tabel 4.4 Bentuk Penyajian Tari Oteh Roda ................................................. 58

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ..................................................................................................... 15
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bener Meriah ................................................... 22
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Keluarga Masyarakat Gayo ........................ 33
Gambar 4.3 Motif Gerak 1 Nuke Pumu Tidak Menggunakan Propert .......... 42
Gambar 4.4 Motif Gerak 1 Nuke Pumu Menggunakan Properti .................... 42
Gambar 4.5 Motif Gerak 2 Munatang Tidak Menggunakan Properti ........... 43
Gambar 4.6 Motif Gerak 2 Munatang Menggunakan Properti ...................... 43

Gambar 4.7 Motif Gerak 3 ............................................................................. 43
Gambar 4.8 Motif Gerak 4 ............................................................................ 43
Gambar 4.9 Motif Gerak 5 ............................................................................. 44
Gambar 4.10 Motif Gerak 6 ........................................................................... 44
Gambar 4.11 Motif Gerak 7 ........................................................................... 45
Gambar 4.12 Motif Gerak 8 ........................................................................... 46
Gambar 4.13 Busana Tari Oteh Roda ............................................................ 52
Gambar 4.14 Baju ......................................................................................... 52
Gambar 4.15 Pingang (Rok) ......................................................................... 53
Gambar 4.16 Ketawak (Tali Pinggang) ......................................................... 53
Gambar 4.17 Aksesoris untuk Kepala ............................................................ 54
Gambar 4.18 Pola Lantai................................................................................ 55
Gambar 4.19 Alat Musik Gegedem..................................................................

vii

Gambar 4.20 Alat Musik Teganing..................................................................
Gambar 4.21 Alat Musik canang .....................................................................
Gambar 4.22 Alat Musik Gong ........................................................................
Gambar 4.23 Alat Musik Gitar ........................................................................
Gambar 4.24 Alat Musik Keyboard .................................................................
Gambar 4.25 Foto Bersama Bapak Ibrahim Kadir...........................................
Gambar 4.26 Foto Bersama Bapak Yaman ......................................................
Gambar 4.27 Foto Bersama Ibu Mahiyar .........................................................
Gambar 4.28 Foto Bersama Ibu Raihana .........................................................
Gambar 4.29 Foto Bersama Penari ..................................................................
Gambar 4.30 Foto Bersama Penari dan Ibu Raihana .......................................

viii

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Nanggroe Aceh Darussalam merupakan satu provinsi yang terletak
diujung Barat Pulau Sumatera. Kelompok masyarakat Aceh adalah salah satu
kelompok ”asal” di daerah Aceh. Meraka biasa menyebut dirinya Ureueng Aceh.
Masyarakat Aceh merupakan penduduk asli yang tersebar populasinya di Daerah
Istimewa Aceh. Mereka mendiami Kotamadaya Sabang, Banda Aceh, Kabupaten
Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Selatan dan Aceh Barat. Di
Provinsi Aceh terdapat pula suku antara lain suku Aceh, Gayo, Alas, Tamiang,
Aneuk Jamee, Simeulue, Kluet, dan Gaumbok Cadek. Aceh merupakan daerah
yang subur dan kaya akan hasil alam, antara lain berupa padi, cengkeh, lada, pala,
kelapa, kopi dan lain-lain. Oleh karena itu mata pencaharian pokok masyarakat
Aceh adalah betani di sawah dan ladang. Adapun masyarakat yang bermukim di
sepanjang pantai dengan mata pencaharian sebagai nelayan. Berbagai jenis mata
pencaharian pada masyarakat Aceh, namun sebagian besar masyarakatnya adalah
sebagai petani padi. Mata pencaharian merupakan satu kebiasaan pada masyarakat
tertentu, dan merupakan salah satu unsur dari kebudayaan.
Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia dan juga merupakan suatu
kekayaan yang sampai saat ini masih kita miliki dan patut kita pelihara. Tiap
masyarakat

mempunyai

kebudayaan

yang

berbeda

dengan

kebudayaan

masyarakat lain. Beragam kebudayaan inilah yang menjadi bukti bahwa bangsa
kita kaya akan budaya. Beragam kebudayaan di Indonesia, berarti beragam pula
jenis, bentuk serta kebiasaan masyarakatnya. Dengan keberagaman tersebut, akan
1

2

banyak hal yang membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang
lain. Tetapi hal itu juga yang akan menjadi persamaan antara perbedaan tersebut,
yakni menjadikan kebudayaan itu sebagai salah satu ciri khas dari masyarakat
tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Rarp Linton (Ihromi, 2000:18) bahwa :
“kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan masyarakat manapun dan
tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup oleh masyarakat
dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Meskipun banyak perbedaan
diantara kebudayaan-kebudayaan manusia, namun isi dari kebudayaan
yang berbeda itu dapat digolongkan kedalam sejumlah katagori yang
sama”.
Menurut E.B. Taylor dalam Soekanto (1990:172) “kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat-istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat”. Dari uraian tersebut dapat
diketahui bahwa kesenian merupakan salah satu wujud dari kebudayaan yang
dimiliki oleh setiap manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Seperti
yang telah dijabarkan di atas bahwa kebudayaan tersebut dapat dijadikan sebagai
ciri khas pembeda antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Adapun
salah satu wujud dari kebudayaan tersebut adalah kesenian.
Suatu kebiasaan masyarakat tertentu dapat melahirkan satu jenis kesenian
yang media ungkapnya dapat melalui media gerak, musik, pahat dan lain
sebagainya. Sebagai salah satu contoh dari kegaiatan atau kebiasaan masyarakat
tersebut ialah bercocok tanam, seperti menanam kopi, padi, tembakau, palawija
dan lain sebagainya. Beragam gerakan yang terdapat pada kegiatan bercocok
tanam tersebut, misalnya seperti gerakan pada saat menyangkul, membajak
sawah, menaman benih, memanen dan lain sebagainya. Setelah mengamati

3

kegiatan-kegiatan tersebut, para seniman tertarik untuk

mulai mendistilisasi

gerakan-gerakan, hingga tercipta gerakan-gerakan yang indah dan bermakna yang
sering disebut dengan tari.
Gayo salah satu suku yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam. Suku Gayo
mendiami wilayah kabupaten Gayo Lues, Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Sebagian besar masyarakat Gayo bermatapencarian sebagai petani. Salah satu
aktivitas pertanian yang dilakukakan oleh masyarakat Gayo yaitu Berume
(bersawah). Mulai dari membajak sawah manabur benih, nenanam sampai
memanem padi. Banyak tarian suku Gayo yang tercipta karena terinspirasi dari
rutinitas sebagai petani padi. Seperti tari Resam Berume, Kesume Gayo, dan tari
Oteh Roda. Adapun yang akan menjadi topik pada penelitian ini ialah tari Oteh
Roda.
Tari Oteh Roda adalah salah satu jenis tari kreasi yang berasal dari suku
Gayo. Tarian ini menggambarkan kehidupan suku Gayo dalam mengerjakan
(mengolah) padi apabila musim panen padi tiba. Tari Oteh Roda terdiri dari dua
kata yaitu oteh dan roda.

Oteh artinya panggilan untuk anak gadis pada

masyarakat Gayo. Roda artinya kincir air atau penumbuk padi. Oteh Roda artinya
anak gadis yang sedang menumbuk padi, dimana pada masa lalu tidak ada alat
atau mesin yang digunakan untuk menumbuk padi. Tari Oteh Roda ini diciptakan
pada tahun 1970-an. Tari Oteh Roda biasanya ditarikan oleh penari wanita
berjumlah 5-9 orang penari, dari setiap penari mempunyai perannya masingmasing misalnya salah seorang penari menumbuk padi salah seorang lainnya

4

mengayak atau menampi dan penari lainnya mengumpulkan padi yang telah
ditumbuk.
Pada awalnya tarian ini hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu saja
misalnya pada saat musim panen tiba. Akan tetapi saat ini tari Oteh Roda mulai
ditampilkan pada acara-acara seperti acara pernikahan, khitanan dan sering juga di
pertunjukkan pada pagelaran-pagelaran seni Gayo. Tari ini juga banyak
mengalami perkembangan, misalnya dari segi gerak, busana dan alat musik
namun tidak menghilangkan ciri khas atau keaslian dari tarian tersebut.
Masyarakat Gayo khususnya di Kabupaten Bener Meriah sangat antusias
dalam mengembangkan serta melestarikan salah satu tarian kreasi yang sudah
mentradisi tersebut. Terlebih lagi setelah pemerintah daerah menetapkan tari Oteh
Roda sebagai salah satu dari 3 tarian yang harus diterapkan dalam pembelajaran
seni budaya pada sekolah-sekolah dan akan sering dipertunjukkan bahkan
diperlombakan di Kabupaten tersebut.
Tari Oteh Roda menggambarkan beberapa proses tata pekerjaan setelah
musim panen padi tiba. Mulai dari menjemur padi, munutu (menumbuk padi),
munampi (mengayak) dan munatang (mengangkat padi). Dari beberapa proses
tata pekerjaan pada musim panen di atas kemudian tersusun gerak tari Oteh Roda.
Dalam penyajiaanya tari ini terdiri dari tiga tahap yaitu pembukaan, isi dan
penutup. Dalam penyusunan gerak berdasarkan tahapan tersebut, terdapat
hubungan antara satu kesatuan dalam tarian tersebut. Baik dari segi gerak, syair
serta properti yang disebut dengan struktur.

5

Struktur merupakan susunan dari satu kesatuan yang saling berhubungan.
Struktur adalah bangun (teoritis) yang terdiri atas unsur-unsur dan berhubungan
satu sama lain dalam satu kesatuan dan terdiri dari struktur atas, struktur bawah.
Struktur mempunyai sifat antara lain sebagai berikut : totalitas, transformatif dan
otoregul. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Struktur diakses pada Oktober 2014).
Struktur yang dimaksud dalam tari Oteh Roda ini ialah bagaimana susunan dari
satu tarian tersebut, serta adanya hubungan antara gerak dengan gerak yang lain,
huhungan antara gerak dengan tema, musik, syair, properti, busana dan pentas.
Dalam penyajian tari Oteh Roda tersebut, terdapat susunan atau tahapan
dalam penyajian antara lain ragam gerak tari mulai dari gerak masuk ke pentas,
gerakan salam memberikan penghormatan, isi terdapat gerakan mujemur
(menjemur), peralihan, munutu (menumbuk), munapi (menampi), mulelingang
(melenggang), munyenangi ate (munyenangkan hati), bebaris (berbaris),
munatang (mengangkat) dan salam penutup. Dari beberapa ragam gerak tersebut,
secara keseluruhan saling berhubungan satu sama lain. Misalnya dari susunan
gerak pertama yakni gerak mujemur (menjemur) kemudian setelah itu dilanjutkan
dengan gerakan munutu (menumbuk), hal ini di urutan sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan oleh masyarakat Gayo pada kegiatan setelah panen tersebut.
Musik iringan merupakan salah satu elemen tari yang dijadikan sebagai
unsur pendukung dalam sebuah tarian, musik iringan dapat berfungsi sebagai
penambah suasana dalam satu tarian. Musik iringan tersebut juga dapat berasal
dari penari yang disebut dengan musik internal, sebagaimana dikatakan bahwa
musik internal itu berasal dari bunyian tubuh penari atau dapat dikatakan sebagai

6

medium bantu dalam media ekpresi. Musik pengiring tari yang berasal dari irama
bunyian sebagai musik internal. Kemudian ada juga musik tari yang berasal dari
luar tubuh penari yang mana musiknya berasal dari alat musik yang dapat
dijadikan sebagai media ekspresi dalam musik pengiring tari yang sifatnya
eksternal. Adapun dalam tari Oteh Roda ini menggunakan musik eksternal yakni
musik yang dihasilkan dari alat musik. Musik iringan tari Oteh Roda pada
awalnya menggunakan alat musik tradisional seperti Canang, Gong, Memong,
Gendang, Suling dan Teganing. Tetapi perkembangan zaman musik iringan tarian
ini juga mulai berubah. Sudah mulai memakai alat musik modern seperti
keyboard. Tetapi masih ada juga yang tetap memakai alat musik tradisional dan
memadukan dengan alat musik modern.
Musik iringan pada tari Oteh Roda dimainkan untuk mengiringi tarian
tersebut, mulai dari awal penari masuk sampai tarian itu selesai. Kemudian selain
diiringi oleh alat musik, pada tarian terebut juga menggunakan syair lagu yang
dilantunkan bersamaan dengan musik yang dimainkan. Syair lagu pada tarian ini
sesuai dengan gerakkan tari yang ditarikan. Jika pada tarian ini tidak diiringi
dengan alat musik, tarian ini dapat diiringi dengan syair lagu tersebut. Misalnya
pada saat gerakan mujemur (menjemur), syair yang dilantunkan “Mujemur i wan
lao porak sara gerbak mah ku jingki ala hu woo jangkerlak”. Syair yang
dilantunkan berarti para gadis Gayo yang sedang menjemur padi di tengah terik
matahari. Begitu pula dengan ragam gerak selanjutnya, yakni saling berhubungan
dengan syair yang dilantunkan. Syair dalam tarian ini juga dijadikan sebagai
pembeda antara ragam satu dengan ragam yang lainnya.

7

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik
untuk mengangkat topik penelitian tetang tari Oteh Roda. Hasil penelitian ini
kiranya dapat menambah wawasan pembaca khususnya masyarakat suku Gayo
serta dapat menajadi motivasi generasi muda suku Gayo untuk tetap menjaga,
mempertahankan, melestarikan mewariskan budaya tersebut. Adapun judul
penelitian ini adalah “Struktur Tari Oteh Roda pada masyarakat Gayo di Redelong
Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah”.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitian yang dapat di
katakan paling penting dari proses lainnya. Tujuan dari identifakasi masalah
adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah
yang dibahas tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali Moh.Nazir
(1983:49) mengatakan bahwa:
“Untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan
adalah masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu
luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan
sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit, maka dapat
diharapkan analisis secara luas dan mendalam”.
Dari uraian latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian dapat di
identifakasikan menjadi beberapa bagian, diantaranya:
1. Bagaimanakah keberadaan tari Oteh Roda pada masyarakat Gayo di
Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah?
2. Bagaimanakah Struktur tari Oteh Roda pada masyarakat Gayo di
Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah?

8

3. Bagaimanakah musik iringan tari Oteh Roda pada masyarakat Gayo di
Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah?

C. Pembatasan masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, maka perlu dilakukan pembatasan
masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah struktur tari Oteh Roda pada masyarakat Gayo di
Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah?

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah,

pembatasan masalah, maka permasalahan dapat

indentifikasi

masalah

dan

rumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana struktur tari Oteh Roda pada masyarakat Gayo di Redelong
Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah “.

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan suatu
keberhasilan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan
dalam penelitian. Maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah:
1. Mendeskripsikan Struktur tari Oteh Roda pada masyarakat Gayo di Redelong
Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah.

9

F. Manfaat penelitian
Temuan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai:
1. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya generasi muda
masyarakat Gayo di Redelong kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah.
2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat atau lembaga yang membangun
visi dan ,misi kebudayaan khususnya dibidang seni tradisional.
3. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan
dikemudian hari.
4. Sebagai apresiasi bagi mahasiswa dan mahasiswi program studi seni tari di
Universitas Negeri Medan

69

BAB V
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penejelasan yang
sudah diuraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka dapat
disimpulkan secara keseluruhan terhadap tari Oteh Roda pada masyarakat Gayo di
Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah sebagai berikut :
1. Mata pencaharian masyarakat Gayo mayoritas sebagai petani yakni
berkebun dan bersawah. Adapun hasil dari pertanian tersebut seperti kopi,
padi, palawija dan lain sebagainya. Salah satu kegiatan yang rutin
dilakukan masyarakat Gayo ialah bersawah bercocok tanam padi. Dari
kegiatan rutin tersebut menginspirasi seniman Gayo untuk menciptakan
beragam jenis kesenian salah satunya dibidang tari. Adapun salah satu
tarian masyarakat Gayo yang tercipta dari kegiatan masyarakatnya ialah
tari Oteh Roda.
2. Tari Oteh Roda merupakan salah satu tari kreasi dari masyarakat Gayo.
Oteh Roda terdiri dari dua kata yaitu Oteh berarti panggilan kepada anak
gadis pada masyarakat Gayo, Roda artinya kincir air atau penumbuk padi.
Oteh Roda berarti anak gadis yang sedang menumbuk padi, dimana pada
masa lalu tidak ada alat atau mesin yang digunakan untuk menumbuk padi.
Tari Oteh Roda ini diciptakan pada tahun 1970-an oleh 4 seniman Gayo
yaitu antara bapak Saripudin Kadir, alm Syeh Kilang, Ibu Sadimah, dan
ibu Mariam Kobat. Tari Oteh Roda biasanya ditarikan oleh penari wanita

69

70

berjumlah 5-9 orang penari, dari setiap penari mempunyai perannya
masing-masing misalnya salah seorang penari menumbuk padi salah
seorang lainnya mengayak/ menampi dan penari lainnya mengumpulkan
padi yang telah ditumbuk.
3. Pada tari Oteh Roda terdapat tiga tahap penyajian yaitu antara lain
pembukaan, isi dan pentup yang disebut dengan struktur. Pada tahapan isi
terdapat ragam gerak atau susunan dari tarian tersebut. Pada setiap ragam
dalam tarian ini diiringi dengan alat musik dan syair sebagai pembawa
suasana tarian tersebut. Selain itu, pada pembahasan struktur juga terdapat
hubungan antara satu kesatuan pada tarian ini yaitu antara tari dengan
properti serta syair yang dilantunkan.
4. Selain membahas tentang susunan dari tarian tersebut, pada penelitian ini
juga mengkaji bentuk dalam tarian tarian tersebut yang membahas
bagaimana bentuk gerak, tema, musik pengiring, busana, tata rias, properti
dan pentas tari Oteh Roda.

B. SARAN
Dari hasil kesimpulan penelitian diatas, maka dapat diajikan beberapa
saran antara lain sebagai berikut :
1. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini masyarakat Gayo untuk
menjaga , mengembangkan serta melestarikan tari-tarian yang berada pada
masyarakat Gayo khususnya di Kabupaten Bener Meriah.

71

2. Diharapkan kepada masyarakat Gayo khususnya kepada pemerintah
daerah agar senantiasa memperkenalkan berbagai tari-tarian kepada
masyarakat luas baik lokal maupun diluar daerah. Dengan begitu
keberadaan tari-tarian tersebut.
3. Dengan meningkatkan kepedulian terhadap kesenian daerah, berarti telah
menyelamatkan anak cucu kita dari pengaruh budaya luar yang akan
merusak budaya sendiri.

69

DAFTAR PUSTAKA
Dalman, H. (2012). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan.
Sleman: Pustaka Widyatama.
Hadi, Sumandiyo (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
Halida, Dea. (2014). Struktur Tari Dulang Pada Masyarakat Melayu di
kecamatan Stabat kabupaten Langkat. Skripsi Sendratasik. Universitas
Negeri Medan.
Ibrahim, Mahmud. (2010). Syariat dan Adat Istiadat Jilid I . Takengon: Yayasan
Maqmam Mahmuda Takengon.
Ibrahim, Mahmud. (2010). Syariat dan Adat Istiadat Jilid II . Takengon: Yayasan
Maqmam Mahmuda Takengon.
Ibrahim, Mahmud. (2005). Syariat dan Adat Istiadat Jilid III . Takengon: Yayasan
Maqmam Mahmuda Takengon.
Ibrahim, Mahmud (2007). Mujahid Dataran Tinggi Gayo. Takengon: Yayasan
Maqamam Mahmuda Takengon
Insani, Nurul (2013). Sejarah dan Bentuk Penyajian Tari Resam Berume pada
Masyarakat Gayo di Aceh Tengah. Skripsi Sendratasik. Universitas
Negeri Medan.
Ihromi (2000). Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
Langer, Suzanne, K (1988), Problematika Seni Terjemahan F.X Widyarato,
Bnadung: Akademi Seni Tari Indonesia.
Lomax, Alan. (1978). Folk Song Style and Culture. New Jersey: Transaction
Broks New
Royce,

Anya Peterson. (2007).
Widaryanto.Terjemahan).
Tahun 1980.

The

Antthropology of Dance. (F.X
: First Midland. Buku asli diterbitkan

Ruzsani. (2009). Tari Oteh Roda Pada Masyrakat Gayo Takengon Kabupaten
Aceh Tengah. Skripsi Sendratasik.Universitas Negeri Medan.

70

Saadah (2013) “Etika dan Estetika Tari Guel Pada Mayarakat Gayo Kabupaten
Aceh Tengah”. Skripsi Sendratasik. Universitas Negeri Medan.
Soedarsono.(1972). Djawa Bali: Dua Pusat Perkembangan Dramaturgi
Tradisionel di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.
Soeharto, Ben (1985), Komposisi Tari. Yogyakarta: Ikalasti Yogyakarta.
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Strauss, Levi, C. (1963). Structural Anthropologi. New York. Basic Book.Pnc
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
T. Syamsuddin dkk, (1979/1980). Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat
Pedesaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Aceh: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyu Desiana Syahzuar (2014) “Tari Kesume Gayo Pada Masyarakat Gayo
Kabupaten Aceh Tengah Tinjauan Terhadap Bentuk”. Skripsi
Sendratasik.s Universitas Negeri Medan.

71

DAFTAR ACUAN INTERNET
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Struktur)
(http://id.m.wikipwedia.org/wiki/com)
(http:id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo)
(http:id.m.wikipedia.org/wiki/Aceh)