STRUKTUR TARI SENING BINES PADA MASYARAKAT GAYO DI KECAMATAN BLANGKEJEREN KABUPATEN GAYO LUES.

STRUKTUR TARI SENING BINES PADA MASYARAKAT GAYO DI
KECAMATAN BLANGKEJEREN KABUPATEN
GAYO LUES

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh:

SEMANDARI
NIM 2112142009

JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK


SEMANDARI, NIM 2112142009, STRUKTUR TARI SENING BINES
PADA MASYARAKAT GAYO DI KECAMATAN BLANGKEJEREN
KABUPATAEN GAYO LUES. Skripsi Medan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini membahas tentang, Struktur tari Sening Bines pada masyarakat
Gayo di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues. Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah Masyarakat Gayo di Desa Cempa Kecamatan Blangkejeren
Kabupaten Gayo, Seniman, Pengetua Adat atau Tokoh, Penari yang mengetahui
tetang tarian tradisi Gayo terutama tari Sening Bines.
Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teoari struktur dari
Levi-Strauss, Anya Peterson Royce, Martin dan Pesover. dilihat dari struktur luar
dan struktur dalam.
Teknik analisis data, digunakan deskripsi, ditafsirkan dan dirumuskan antara data
yang satu dengan data yang lain agar data tersebut akurat dan cermat, sesuai
dengan bentuk data yang terkumpul melalui wawancara, observasi, dokumentasi
dan studi kepustakaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka, Tari sening bines adalah tari
yang menceritakan tentang gajah putih yang tertidur di daerah Gumpang dan
bermaksud berusaha untuk membangunkan serta memindahkan gajah putih ke
pusat ke Rajaan Aceh Darussalam yang dahulunya dinamakan Kute Reje. Gajah

putih bagi masyarakat gayo sebagai simbol untuk memperkuat persaudaraan, dan
menyatukan masyarakat Gayo.Tari Sening Bines mempunyai bentuk yang sangat
unik pada gerakan kaki, tepuk tangan, geleng kepala yang diiringi oleh vokal yang
tidak terlepas dari pakaian adat Gayo yaitu pakaian Kerawang. Struktur Tari
sening bines, dilihat berdasarkan dari struktur luar yaitu gerak, syair, busana, dan
properti dan struktur dalam dilihat dari keseluruhan yang tertuang didalam
struktur luar. Pada struktur Tari sening bines ada 3 tahapan yaitu: tahapan
pembuka yang memberikan salam pada orang tua dan para penonton, tahapan isi
yang bercerita untuk membangunkan gajah putih untuk dapat dituntun kebalai
Samsul di Kute Reje, dan tahapan penutup mengiringi gajah putih samapai ke
Kute Reje dan memberikan pesan-pesan sesuai dengan adat istiadat masyarakat
Gayo.
Kata kunci: Tari Sening Bines, masyarakat Gayo Lues

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan sebanyak-banyaknya kepada kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat kebaikan kepada penulis,
sehingga dapat melaksanakan penulisan skripsi ini dengan baik dengan judul

“Sruktur Tari Sening Bines Pada Masyarakat Gayo di Kecamatan Blangkejeren
Kabupaten Gayo Lues”. Atas berkat dan rahmatNya juga, penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat akhir.
Tujuan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Tari
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Sebagai manusia yang
memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna baik. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai
kesulitan. Namun berkat Doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Disini penulis dengan segala kerendahan hati
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:


















Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
Dr. Isda Pramuniati, M. Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
Uyuni Widiastuti, M. Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari.
Yusnizar Heniwati, S.S.T, M.Hum selaku Pembimbing I
Nurwani S.S.T, M.Hum selaku Pembimbing II
Iskandar Muda M.Sn Selaku Narasumber I
Dra. Tuti Rahayu M,Si selaku Narasumber II
Bapak / Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmunya selama

proses pembelajaran berlangsung dan selama perkuliahan.
Bapak Ali Umar selaku Narasumber yang memberikan informasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada yang teristimewa kedua orang tua Bapak Ali Umar, Ibu Nursinah,
Abang Kasbi, Kakak Jelita, Abang Rudiman, kakak Kasmawati dan
keluarga semua yang penulis cintai dan sayangi yang tiada henti-hentinya
memberikan nasehat, semangat sampai materi kepada penulis serta berkat
doa dan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan di
Univesitas Negeri Medan.
Terimakasih kepada Abror Harahap, SE yang sudah membantu dalam
persiapan pemberkasan.
Kepada sahabatku kheliana, Fitri Maya Sari, Linda Novalia S, Eka Lestari,
Lisna, Chatrin, dan seluruh mahasiswa/i Stambuk 2011 serta kepada kakak
stambuk Fani, Ramlah, Yere, Dani, Via, Yuyun, lita dan kepada kakak
yang lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu , yang telah

ii

memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi,
penulis ucapkan banyak terimakasih.

 Kepada semuanya yang bersangkut paut terhadap Skripsi ini penulis
ucapkan banyak terimakasih.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak
yang turut membantu, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

Semandari

iii

Agustus 2015

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C Pembatasan Masalah ................................................................... 7
D Rumusan Masalah ....................................................................... 7
E Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
F Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Landasan Teori ...........................................................................
1. Pengertian Tari ....................................................................
2. Teori Struktur.......................................................................
B. Kerangka Konseptual ..................................................................

9
9
9
9
11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

A. Metode Penelitian .......................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................
1. Populasi................................................................................
2. Sampel Penelitian...................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
1. Studi kepustakaan .................................................................
2. Observasi ...............................................................................
3. Wawan cara ............................................................................
4. Dokumentasi ..........................................................................
E. Teknik Analisis Data....................................................................

14
14
14
15
15
16
16
16

18
18
19
20

BAB IV PEMBAHASAN DAN PENELITIAN ...........................................
A. Gambaran Umum Masyarakat Gayo Di Kabupaten Gayo Lues ..........
1. Letak Geografis Kabupaten Gayo Lues ........................................
2. Latar Belakang Masyarakat Gayo .................................................
a. Agama .................................................................................
b. Adat Istiadat Suku Gayo Lues .............................................
c. Sitem Kekerabatan ...............................................................
d. Sistem Mata Pencahrian ......................................................
e. Kesenian .............................................................................

21
21
21
24
28

29
30
31
32

iv

B. Tari Sening Bines pada masyarakat Gayo di Kecamatan Blangkejeren
Kabupaten Gayo Lues ..........................................................................
1. Struktur Tari Sening Bines .............................................................
a. Tahapan Tari Sening bines dilihat dari struktur luar dan dalam .
b. Gerak Tari Sening Bines ............................................................. `
c. Musik iringan Tari Sening Bines ................................................
d. Busana Tari Sening Bines ...........................................................
BAB V PENUTUP ..........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran
.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
GLOSARIUM

DATA IMFORMAN

v

34
36
37
43
50
55
69
70
71
73

DAFTAR TABEL
TABEL 4.1 Jumlah Mukim, Desa, Dan Penduduk ................................
TABEL 4.2 Tahapan tari Sening Bines ...................................................
TABEL 4.3 Uraian Gerak Tari Senin Bines ............................................
TABEL 4.4 Susunan musik iringan tari Sening Bines ............................
TABEL 4.5 Busana tari Sening Bines ....................................................
TABEL 4.6 Danskrip tari Sening Bines .................................................

23
40
44
52
58
62

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Gayo Lues .................................................
Gambar 4.2 Busana Tari Sening Bines ....................................................

vi

21
57

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aceh adalah satu provinsi yang terletak dijung Barat Pulau Sumatera.
Kelompok masyarakat Aceh adalah salah satu kelompok ”asal” di daerah Aceh
yang kini merupakan Provinsi Aceh. Mereka biasa menyebut dirinya Ureueng
Aceh. Masyarakat Aceh merupakan penduduk asli yang tersebar populasinya di
Daerah Istimewa Aceh. Mereka mendiami Kotamadaya Sabang, Banda Aceh,
Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Selatan dan Aceh
Barat. Di Provinsi Aceh terdapat pula suku antara lain suku Aceh, Gayo, Alas,
Tamiang, Aneuk Jamee, Simeulue, Kluet, dan Gaumbok Cadek.
Kebudayaan merupakan hasil dari karya cipta manusia dan juga
merupakan suatu kekayaan yang sampai saat ini masih kita miliki dan patut kita
pelihara. Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan masyarakat lain. Beragam kebudayaan inilah yang menjadi bukti
bahwa bangsa kita kaya akan budaya. Beragam kebudayaan di Indonesia, berarti
beragam

pula

jenis,

bentuk

serta

kebiasaan

masyarakatnya.

Dengan

keberagamanya tersebut, akan banyak hal yang membedakan antara satu
masyarakat dengan masyarakat yang lain. Tetapi hal itu juga yang akan menjadi
persamaan antara perbedaan tersebut, yakni menjadikan kebudayaan itu sebagai
salah satu ciri khas dari masyarakat tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Rarp
Linton (Ihromi, 2000:18) bahwa :

1

2

“kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan masyarakat manapun
dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup oleh
masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Meskipun
banyak perbedaan diantara kebudayaan-kebudayaan manusia,
namun isi dari kebudayaan yang berbeda itu dapat digolongkan
kedalam sejumlah katagori yang sama”.
Menurut E.B. Taylor dalam Soekanto (1990:172) “kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat-istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat”. Dari uraian tersebut dapat
diketahui bahwa kesenian merupakan salah satu wujud dari kebudayaan yang
dimiliki oleh setiap manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Seperti
yang telah dijabarkan di atas bahwa kebudayaan tersebut dapat dijadikan sebagai
ciri khas pembeda antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Adapun
salah satu wujud dari kebudayaan tersebut adalah kesenian.
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang
digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.
Sebagai bagian yang penting dari kebudayaan, kesenian tidak pernah berdiri lepas
dari kehidupan masyarakat. Dalam seni terdapat nilai nilai keindahan sehingga
dapat menggerakan jiwa dan perasaan manusia.
Di tinjau dari asal katanya, budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa asing kebudayaan disebut Culture. Culture berasal dari kata Latin
yakni Colore, yang Berarti mengolah atau mengerjakan. Sebagai bagian dari
kesenian seni tari berpijak pada rasa keindahan yang dapat disentuh lewat indera

3

penglihatan dan perasaan yang senantiasa mengalami proses perubahan. Tari
sebagai bagian dari kesenian tentunya harus dilestarikan, karena tari menyimpan
dokumentasi mengenai gambaran hidup masyarakat.
Kabupaten Gayo Lues kaya akan tari-tarian kreasi yang mentradisi
diantaranya Ddong Jalu, Didong Niet, Didong A lo, Saman, Bines, dan Sening
Bines. Tari Sening Bines adalah tari yang menceritakan tentang gajah putih yang
tertidur di daerah Gumpang dan bermaksud berusaha untuk membangunkan serta
memindahkan gajah putih ke pusat ke Rajaan Aceh Darussalam yang dahulunya
dinamakan Kute Reje. Pelaksanan tari ini dilakukan dari tempat yang satu ke
tempat yang lain yang diawali dari Balai Sena (Kampung Penampaan), di
lanjutkan ke Balai Gading dan pada akhirnya ke Balai Samsul di Kute Reje yang
sekarang dinamakan Aceh Darussalam. Gajah Putih tertidur di daerah Gumpang
atas kuasa Allah SWT. Masyarakat Gumpang sampai sekarang tidak tau dari
sebabnya gajah putih itu bisa sampai ke Gumpang.
Berdasarkan cerita rakyat yang dikembangkan ditanah Gayo Lues, Tari
Sening Bines berawal dari mimpi seorang tokoh masyarakat yang dipercaya
bernama Seh Abdul Karim. Dalam mimpi Seh Abdul Karim melihat ada
seseorang yang memberi amanah serta memberikan petunjuk, bagaimana cara
membangunkan gajah putih untuk dibawa ke Balai Samsul di Kute Reje yaitu
dengan mengadakan kesenian-kesenian diantaranya Tari Sening Bines. Dengan
dimainkan kesenian tersebut, akhirnya dapat membangunkan dan membuat gajah
putih dapat dituntun menuju ke Balai Samsul di Kute Reje.

4

Berdasarkan cerita ini kemudian masyarakat Gayo Lues melakukan tari
Sening Bine. Tari ini dijadikan sebagai tari yang dipersembahan pada upacara
disebuah kerajaan. Tarian ini dilakukan pertama kali dilakukan pada masa
sebelum adanya penjajahan. Menurut sejarah, asal usul yang menciptakan Tari
Sening Bines berasal dari Arab antara lain :


Seh Abdul Karim



Seh Abdul Kadir Jailani



Seh Saman



Seh Nurdin



Seh Ramli



Seh Nurahim



Seh Wahid
Tari Sening Bines hampir sama dengan Tari Bines. perbedaannya adalah

Sening Bines penarinya Laki-laki (Sebujang) sedangkan Bines penarinya adalah
Wanita (Seberu). Tari Sening Bines hampir sudah mulai jarang dipertunjukkan di
Gayo Lues. Hal ini dimungkinkan karena ada beberapa hal. pada saat ini sudah
tidak ada lagi orang yang mengerti tentang Tari Sening Bines, Tari ini sudah tidak
dipersembahan pada upacara disebuah kerajaan, karna kerajaan sudah tidak ada
lagi .
Tari Sening Bines dilakukan dengan gerak hentakan kaki, tepuk tangan,
gerak kepala semua sesuai dengan irama. Semua gerak dalam Tari Sening Bines
mempunyai arti dan menggunakan musik internal yaitu berupa syair lagu yang
memiliki arti tertentu. Adapun ragam gerak Tari Sening Bines yaitu gerdak (gerak

5

jalan bertingkah), tepuk dede urum pumu (tepuk tangan dan dada), surang saring
(gerak kepala selang seling).
Tari Sening Bines diamati dari gerak tangan, kaki, dan kepala. Tari Sening
Bines secara keseluruhan lebih menekankan gerakan pada bagian kaki yang
mempunyai ciri khas gerak hentak, dan menjadikan gerak ini serta mengandung
nilai keindahan dalam tari Sening Bines. Selain keindahan dalam gerak, ada juga
nilai-nilai dalam pakain busana yang dilihat dari warna, model, dan cara
pemakaian, serta tetap mengikuti aturan-aturan ajaran Islam.
Dalam tari Sening Bines ini hubungan gerak, syair dan busana sangat
disesuaikan dengan norma-norma adat dan aturan dalam ajaran Islam. Tari Sening
Bines adalah tari tradisi yang mempunyai arti Sening adalah bermain, Bines
adalah seni (Tari). Adapun bentuk penyajian Tari Sening Bines secara
berkelompok. Tari Sening Bines ditarikan oleh 7 sampai 9 penari Laki-laki, tidak
ditentukan umur atau derajat penari tersebut. Dalam penyusunan gerak
berdasarkan tahapan tersebut, terdapat hubungan antara satu kesatuan dalam tarian
tersebut. Baik dari segi gerak, syair serta properti yang disebut dengan struktur.
Dalam tari Sening Bines ini ialah bagaimana susunan dari satu tarian tersebut,
serta adanya hubungan antara gerak dengan gerakan yang lain, hubungan antara
gerak dan syair, properti dan busana.
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik
untuk mengangkat topik penelitian tentang tari Sening Bines. Hasil penelitian ini
kiranya dapat menambah wawasan pembaca khususnya masyarakat suku Gayo
serta dapat menjadi motivasi generasi muda suku Gayo untuk tetap menjaga,

6

mempertahankan, melestarikan mewariskan budaya tersebut. Adapun judul
penelitian ini adalah “Struktur Tari Sening Bines Pada Masyarakat Gayo Di
Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues”.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitian yang dapat
dikatakan paling penting dari proses lainnya. Tujuan dari identifakasi masalah
adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah
yang di bahas tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali Moh.Nazir
(1983:49) mengatakan bahwa:
“Untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu di perhatikan
adalah masalah penelitian dapat mungkin diusahakan tidak terlalu
luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit
dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah di persempit, maka
dapat di harapkan analisis secara luas dan mendalam ”.
Dari uraian latarbelakang masalah, maka permasalahan penelitian dapat di
identifakasikan menjadi beberapa bagian, diantaranya:
1. Bagaimanakah Sejarah Tari Sening Bines pada masyarakat Gayo di Kecamatan
Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues?
2. Bagaimanakah Keberadaan Tari Sening Bines pada masyarakat Gayo di
Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues?
3. Bagaimana Struktur Tari Sening Bines pada masyarakat Gayo di Kecamatan
Blangkejeren Kabupaten GayoLues?
4. Bagaimana Bentuk Tari Sening Bines pada masyarakat Gayo di Kecamatan
Blangkejeren Kabupaten GayoLues?

7

C. Pembatasan masalah
Mengingat ruang lingkup permasalahan bisa menjadi luas, maka penulis
memandang perlu untuk membuat batasan masalah terhadap materi penelitian
yang akan dilakukan agar pembahasan tidak melebar dan dapat mencapai sasaran.
Berdasarkan luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi serta keterbatasan yang
dimiliki oleh penulis, baik itu dana, waktu, serta kemampuan teoritis, maka
penulis melakukan pembatasan masalah, dengan demikian pembatasan masalah di
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah Struktur Tari Sening Bines pada masyarakat Gayo di
Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues?

D. Perumusan Masalah
Cholid Narbuko dan Abu Ahcmad (1997: 162) mengatakan bahwa
“perumusan masalah adalah untuk membatasi masalah penelitian yang telah di
tetapkan. Perumusan masalah ini pada umumnya ditulis atau dinyatakan dalam
kalimat pertanyaaan untuk menambah ketajaman perumusan”.
Sesuatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan perlu diperjelas
perumusan masalahnya, agar hasil penelitinya jelas dan kongkrit, hal ini sesuai
dengan pendapat Sumadi Suryabrata (1994: 65)
“Setelah masalah diidentifikasi, dipilih maka perlu dirumuskan
perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi penentu bagi
langkah-langkah selanjutnya. Masalahnya hendaknya di rumuskan
dalam bentuk tanda tanya. Perumusan masalah hendaknya padat
dan jelas. Rumusan hendaknya memberi petunjuk tentang
mungkinnya mengumpulkan data guna jawab yang terkandung
dalam rumusan ini”.

8

Berdasarkan pendapat di atas, sekaligus berdasarkan uraian latarbelakang
masalah, indentifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan
dapat rumuskan sebagai berikut: “Bagaimana struktur tari Sening Bines pada
masyarakat Gayo di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues “

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan suatu
keberhasilan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas
pertanyaan dalam penelitian. Maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis
adalah:
1. Mendeskripsikan Struktur Tari Sening Bines pada masyarakat Gayo di
Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues.

F. Manfaat penelitian
Temuan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai:
1. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya generasi muda
masyarakat Gayo di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues.
2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat atau lembaga yang membangun
visi dan misi kebudayaan khususnya dibidang seni tradisional maupun kreasi.
3. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan
dikemudian hari.
4. Sebagai apresiasi bagi mahasiswa dan mahasiswi program studi pendidikan tari
di Universitas Negeri Medan

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penejelasan yang
sudah di uraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka dapat
disimpulkan secara keseluruhan terhadap tari Sening Bines pada masyarakat Gayo
di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues sebagai berikut :
1. Tari Sening Bines berawal dari mimpi seorang tokoh masyarakat yang dipercaya
bernama Seh Abdul Karim. Dalam mimpi Seh Abdul Karim melihat ada
seseorang yang memberi amanah serta memberikan petunjuk, bagaimana cara
membangunkan gajah putih untuk dibawa ke Balai Samsul di Kute Reje yaitu
dengan mengadakan kesenian-kesenian diantaranya Tari Sening Bines. Dengan
dimainkan kesenian tersebut, akhirnya dapat membangunkan dan membuat gajah
putih dapat dituntun menuju ke Balai Samsul di Kute Reje. Tarian tersebut sudah
ada sebulum penjajahan datang.
2. Tari Sening Bines secara keseluruhan lebih menekankan gerakan pada bagian kaki
yang mempunyai ciri khas gerak hentak, dan menjadikan gerak ini serta
mengandung nilai keindahan dalam tari Sening Bines. Selain keindahan dalam
gerak, ada juga nilai-nilai dalam pakain busana yang dilihat dari warna, model,
dan cara pemakaian, serta tetap mengikuti aturan-aturan ajaran Islam.
3. Pada tari Sening Bines terdapat tiga tahap penyajian yaitu antara lain Pmebukaan,
isi dan pentup. Tahapan tersebut termasuk kedalam struktur tarian tersebut. Selain

69

70

itu, pada pebahasan struktur juga terdapat hubungan antara satu kesatuan pada
tarian tersebut yaitu antara tari dengan busana serta syair yang dilantunkan.
B. SARAN
Dari hasil kesimpulan penelitian diatas, maka dapat diajikan beberpa saran
antara lain sebagai berikut :
1. Penulis berharap dengan adanya peneltian ini masyarakat Gayo untuk menjaga ,
mengembangkan serta melestarikan tari-tarian yang berada pada masyarakat Gayo
khususnya di Kabupaten Gayo Lues.
2. Diharapkan kepada masyarakat Gayo khususnya kepada pemerintah daerah agar
senantiasa memperkenalkan berbagai tari-tarian kepada masyarakat luas baik
lokal maupun diluar daerah. Dengan begitu keberadaan tari-tarian tersbut.
3. Dengan meningkatkan kepedulian terhadap kesenian daerah, berarti telah
menyelamatkan anak cucu kita dari pengaruh budaya luar yang akan merusak
budaya sendiri.
4. Semoga penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat lues
bagaiman sruktur tari Sening Bines.

71

DAFTAR PUSTAKA
Ahimsa Putra Heddy Shri (2001). Strukturalisme Levi-Strauss Mitos dan Karya
Sastra.
Dalman, H. (2012). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan.
Sleman: Pustaka Widyatama.
Hadi, Sumandiyo (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
Insani, Nurul (2013). Sejarah dan Bentuk Penyajian Tari Resam Berume pada
Masyarakat Gayo di Aceh Tengah. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Ihromi (2000). Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
Langer, Suzanne, K (1988), Problematika Seni Terjemahan F.X Widyarato,
Bnadung: Akademi Seni Tari Indonesia.
Nurlaila (2009) keberadaan Tari Saman pada masyarakat Blangkejeren Kabupaten
Gayo Lues, skripsi Universitas Negeri Medan.
Redha Aisatur (2009) “Sejarah dan Bentuk Tari Bines Pada Masyarakat
Blankejeren Kabupaten Gayo Lues”. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Royce,

Anya Peterson. (2007).
Widaryanto.Terjemahan).
Tahun 1980.

The

Antthropology of Dance. (F.X
: First Midland. Buku asli diterbitkan

Ruzsani. (2009). Tari Oteh Roda Pada Masyrakat Gayo Takengon Kabupaten
Aceh Tengah. Skripsi Universitas Negeri Medan.
Saadah (2013) “Etika dan Estetika Tari Guel Pada Mayarakat Gayo Kabupaten
Aceh Tengah”. Skripsi Universitas Negeri Medan.
Soedarsono.(1972). Djawa Bali: Dua Pusat Perkembangan Dramaturgi
Tradisionel di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.
Soeharto, Ben (1985), Komposisi Tari. Yogyakarta: Ikalasti Yogyakarta.
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

72

Syai, Ahmad (2012). Bines Tradisi Berkesenian Masyarakat Dataran Tinggi
Gayo. Balai pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh
Tantawi Isma, Buniyamin. (2011). Pilar-pilar Kebudayaan Gayo Lues. Medan:
Usu press
T. Syamsudun dkk, (1979/1980). Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat
Pedesan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Aceh: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Wahyu Desiana Syahzuar (2014) “Tari Kesume Gayo Pada Masyarakat Gayo
Kabupaten Aceh Tengah Tinjauan Terhadap Bentuk”. Skripsi
Universitas Negeri Medan.

73

DAFTAR ACUAN INTERNET
http://unj-pariwisata.blogspot.com/2012/05/sistem-ekonomi-suku-gayo.html
http://unj-pariwisata.blogspot.com/2012/05/sistem-religi-suku-gayo.html
http://afriandamizaska.blogspot.com/2013_10_01_archive.html