Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

   
TINGKAT DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
(Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung)
SKRIPSI
OLEH: NORA ELFRIDA SILALAHI
080309013 PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Universitas Sumatera Utara

 
 
TINGKAT DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
(Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru; Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung)

SKRIPSI

OLEH:
NORA ELFRIDA SILALAHI 080309013
PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan

Ketua

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Anggota

(Dra. Ir. Salmiah, M.S) NIP: 195702171986032001

(Ir.M.Jufri, M.Si) NIP: 196011101988031003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Universitas Sumatera Utara

 
ABSTRAK


 

NORA ELFRIDA SILALAHI (080309013/PKP) dengan judul skripsi “TINGKAT DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA”. Studi kasus penelitian di Kota Medan yaitu di Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; dan di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung. Penelitian ini dibimbing oleh Dr.Ir.Salmiah, M.S sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ir.M.Jufri, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dan pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dimana penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja).
Metode pengambilan sampel ditentukan dengan metode Sampling Kuota yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki. Caranya menetapkan besar jumlahsampel yang diperlukan. Dimana peneliti menetapkan jumlah sampel sebanyak 45 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang tidak melakukan pekerjaan di luar rumah. Sistem pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling (secara acak).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Kebutuhan beras di masyarakat Kelas Bawah lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan beras masyarakat Kelas Menengah dan Kelas Atas; pola konsumsi beras responden di kelas atas lebih kecil baik itu pada waktu sarapan, makan siang maupun makan malam jika dibandingkan dengan pola makanan di kelas menengah dan bawah; dan faktorfaktor sosial ekonomi (tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, umur, harga beras dan frekuensi konsumsi makanan pengganti beras) secara serempak tidak mempengaruhi pola konsumsi beras responden (frekuensi konsumsi nasi). Sedangkan secara parsial, faktor sosial ekonomi yang berpengaruh secara nyata adalah harga beras.
Kata Kunci : Kebutuhan Beras, Tingkat dan Pola Konsumsi, Faktor Sosial Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

 
RIWAYAT HIDUP

 

NORA ELFRIDA SILALAHI, lahir di Desa Balimbingan pada tanggal 12 April 1990. Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan T.Silalahi dan M.br Sianturi. Pendidikan yang ditempuh adalah sebagai berikut. 1. Tahun 1994 masuk Taman Kanak-Kanak di TK Nusantara Balimbingan tamat
tahun 1996. 2. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar di SD No 091525 Balimbingan dan tamat
tahun 2002. 3. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Tanah Jawa
dan tamat pada tahun 2005. 4. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tanah Jawa dan
tamat pada tahun 2008. 5. Tahun 2008 diterima di Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur UMB (Ujian Masuk Bersama). 6. Bulan Juli-Agustus 2012 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Rawang Baru Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan. 7. Bulan Februari – April 2013 melakukan penelitian skripsi di Kota Medan yaitu di Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; dan di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung.

Universitas Sumatera Utara

 
KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan kasihNya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul

“Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta FaktorFaktor yang Mempengaruhinya” (Studi kasus penelitian di Kota Medan yaitu di Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan

Medan Selayang; di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; dan di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung) yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir.Salmiah, M.S selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir. M.Jufri, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada responden yang telah bersedia membantu memberikan informasi yang dibutuhkan Penulis, pihak Kelurahan dan Kepala Lingkungan setempat serta seluruh instansi terkait dalam

penelitian ini yang telah membantu Penulis dalam memperoleh data selama penulisan skripsi ini.
Segala hormat dan terima kasih secara khusus Penulis sampaikan kepada Ayahanda T.Silalahi dan Ibunda M.br Sianturi serta saudaraku yaitu Andy

Frans Leo Silalahi dan Hilda Yunita Silalahi atas kasih sayang, nasehat, motivasi serta dukungan baik secara moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

   
Terima kasih juga Penulis ucapkan kepada teman-teman di Program Studi Agribisnis Stambuk 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat. Terima Kasih.
Medan, Juli 2013 Penulis
Universitas Sumatera Utara

 
DAFTAR ISI

 


RINGKASAN ................................................................................................. i
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................... 1 Identifikasi Masalah........................................................................... 4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Tinjauan Pustaka................................................................................ 6 Landasan Teori................................................................................... 8
Tingkat dan Pola Konsumsi ................................................... 8 Faktor-Faktor Sosial Ekonomi ............................................... 12 Kerangka Pemikiran........................................................................... 15 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 17
METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ................................................ 18 Metode Penentuan Sampel................................................................. 19 Metode Pengumpulan Data................................................................ 20 Metode Analisis Data......................................................................... 21 Defenisi dan Batasan Operasional ..................................................... 22 Defenisi .................................................................................. 22 Batasan Operasional............................................................... 24
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian............................................................... 25 Luas dan Letak Geografis ...................................................... 25 Keadaan Penduduk................................................................. 27 Perekonomian Desa................................................................ 29 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan................ 32

Universitas Sumatera Utara

   
Karakteristik Sampel / Responden..................................................... 34 Responden Rumah Tangga Kawasan / Kelas Atas ................ 35 Responden Rumah Tangga Kawasan / Kelas Menengah....... 36 Responden Rumah Tangga Kawasan / Kelas Bawah ............ 37
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Konsumsi Beras Responden ................................................. 38 Pola Konsumsi Beras Responden ...................................................... 40 Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Beras Responden................................................................................ 45

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ........................................................................................ 50 Saran .................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara

 
DAFTAR TABEL

 

Tabel

Judul

Hal

1. Tingkat Konsumsi Pangan Sumatera Utara untuk Kelompok PadiPadian 2008. 2009, 2010 dan Konsumsi Pangan Harapan 2015 .............. 3

2. Kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Tembung 2011................................ 19

3. Jumlah Sampel Penelitian ......................................................................... 20


4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2011.......................................................................... 27

5. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2011 ........................................................................ 28

6. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di KelurahanTembung Tahun 2011 ............................................................................................... 29

7. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2011.......................................................................... 30

8. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2011 ........................................................................ 31

9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Tembung Tahun 2011 ............................................................................................... 32

10. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2011.......................................................................... 33

11. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2011 ........................................................................ 33

12. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tembung Tahun 2011 ............................................................................... 34

13. Karakteristik Responden Responden Rumah Tangga Kawasan / Kelas Atas ................................................................................................. 35


14. Karakteristik Responden Responden Rumah Tangga Kawasan / Kelas Menengah........................................................................................ 36

15. Karakteristik Responden Responden Rumah Tangga Kawasan / Kelas Bawah ............................................................................................. 37

Universitas Sumatera Utara

   
16. Kriteria untuk Menjelaskan Tingkat Konsumsi Beras Responden Berdasarkan Kawasan/Kelas..................................................................... 38
16. Pola Konsumsi Responden Waktu Sarapan ............................................... 40 17. Pola Konsumsi Responden Waktu Makan Siang....................................... 42 18. Pola Konsumsi Responden Waktu Makan Malam .................................... 43 19. Hasil Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang
Mempengaruhi Pola Konsumsi Beras Responden .................................... 46
Universitas Sumatera Utara

 
DAFTAR GAMBAR

 

Gambar


Judul

Hal

1. Skema Kerangka Pemikiran Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan serta Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya ....... .......................................................................... 16

Universitas Sumatera Utara

 
DAFTAR LAMPIRAN

 

No Judul
1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden di Daerah Penelitian
2. Rata-Rata Konsumsi Beras Perhari di Daerah Penelitian
3. Rata-Rata Konsumsi Beras Perbulan di Daerah Penelitian
4. Data Mengenai Konsumsi Beras Responden di Derah Penelitian
5. Perbandingan Frekuensi Konsumsi Nasi dengan Total Frekuensi Makanan Lain Selain Beras Responden Perbulannya

6. a.Pola Konsumsi Responden Sehari-hari pada Kelas Atas b.Pola Konsumsi Responden Sehari-hari pada Kelas Menengah c.Pola Konsumsi Responden Sehari-hari pada Kelas Bawah
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan di Daerah Penelitian
8. Hasil Output Regresi Linier Berganda Pola Konsumsi Beras
9. Contoh Kuesioner
10. Matriks Hasil Penelitian
 

Universitas Sumatera Utara

 
ABSTRAK

 

NORA ELFRIDA SILALAHI (080309013/PKP) dengan judul skripsi “TINGKAT DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA”. Studi kasus penelitian di Kota Medan yaitu di Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; dan di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung. Penelitian ini dibimbing oleh Dr.Ir.Salmiah, M.S sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ir.M.Jufri, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dan pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dimana penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja).
Metode pengambilan sampel ditentukan dengan metode Sampling Kuota yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki. Caranya menetapkan besar jumlahsampel yang diperlukan. Dimana peneliti menetapkan jumlah sampel sebanyak 45 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang tidak melakukan pekerjaan di luar rumah. Sistem pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling (secara acak).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Kebutuhan beras di masyarakat Kelas Bawah lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan beras masyarakat Kelas Menengah dan Kelas Atas; pola konsumsi beras responden di kelas atas lebih kecil baik itu pada waktu sarapan, makan siang maupun makan malam jika dibandingkan dengan pola makanan di kelas menengah dan bawah; dan faktorfaktor sosial ekonomi (tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, umur, harga beras dan frekuensi konsumsi makanan pengganti beras) secara serempak tidak mempengaruhi pola konsumsi beras responden (frekuensi konsumsi nasi). Sedangkan secara parsial, faktor sosial ekonomi yang berpengaruh secara nyata adalah harga beras.
Kata Kunci : Kebutuhan Beras, Tingkat dan Pola Konsumsi, Faktor Sosial Ekonomi


Universitas Sumatera Utara

 
PENDAHULUAN

 

Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan
yang memenuhi atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan. Pangan merupakan kebutuhan manusia paling azasi, sehingga ketersediaan pangan bagi manusia harus terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha mencukupi kebutuhannya dengan berbagai cara. Pangan dikenal sebagai pangan pokok jika dimakan secara teratur oleh suatu kelompok penduduk dalam jumlah cukup besar untuk menyediakan bagian terbesar dari konsumsi energi total yang dihasilkan oleh makanan (Suryana, 2003).
Makanan pokok penduduk di Provinsi Sumatera Utara adalah nasi. Nasi berasal dari beras. Konsumen beras di Sumatera Utara dapat dibedakan sebagai konsumen yang tinggal di perdesaan dan di perkotaan. Adapun penduduk Sumatera Utara lebih banyak yang tinggal di perdesaan. Kebutuhan akan beras oleh penduduk desa juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat pendapatan juga tidak terlalu banyak atau kurang beragamnya makanan pengganti nasi yang dijual di daerah perdesaan dibandingkan dengan di daerah perkotaan yang sangat banyak jenis jenis dan macam makanan yang diperjualbelikan (Lastry, 2006).
Dari aspek konsumsi, pemahaman bahwa konsumsi beras merupakan indikator masyarakat maju menyebabkan perubahan kebiasaan dan ketergantungan konsumsi pangan pada beras. Bahkan perubahan kebiasaan yang

Universitas Sumatera Utara

   
dipaksakan dari makanan pokok non-beras ke beras menyebabkan ketergantungan terhadap pangan beras semakin besar. Keadaan menjadi lebih sulit dengan kebutuhan beras yang tidak didukung oleh kemampuan daerah dalam menyediakan produksi pangannya. Hal ini menyebabkan beban swadaya beras menjadi semakin berat (Sumodiningrat, 2001).
Beras pada akhirnya dianggap sebagai simbol keberhasilan dan kesejahteraan begitupun di daerah-daerah yang tradisinya tidak mengenal padi sebagai bahan pangan utama. Anggapan yang kemudian terlanjur berkembang adalah konsumsi bahan pangan di luar beras adalah identik dengan keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan kurang gizi (Sumodiningrat, 2001).
Pola konsumsi penduduk suatu negara dapat dijadikan cerminan kondisi sosial ekonomi negara tersebut. Data pola konsumsi dapat dijadikan acuan dalam memprediksi indikator-indikator kesejahteraan penduduk seperti status kesehatan penduduk, status gizi dan status kemiskinan penduduk (Badan Pusat Statistik, 2007).
Penduduk di Sumatera Utara pada tahun 2010 adalah 13.207.954 jiwa. Kebutuhan beras di Sumatera Utara pada tahun 2010 adalah 1.807.509 ton. Tingkat konsumsi di Sumatera Utara adalah 136,85 kg/kap/tahun. Produksi beras di Sumatera Utara adalah 2.038.330 ton (Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2012).
Perhitungan tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara perkapita dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Jumlah beras yang dikonsumsi Tingkat konsumsi beras perkapita =
Jumlah penduduk yang mengkonsumsi beras
Universitas Sumatera Utara

   

Tingkat konsumsi beras Sumatera Utara setiap tahunnya mengalami

penurunan. Hal ini disebabkan karena Sumatera Utara telah melakukan

diversifikasi pangan (penganekaragaman pangan) yaitu mengkonsumsi bahan

pangan selain beras. Menurut Badan Ketahanan Pangan Kota Medan (2012),

tingkat konsumsi pangan Sumatera Utara untuk kelompok padi-padian tahun

2008.2009.2010 dan konsumsi pangan harapan tahun 2015 dapat dilihat pada

Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Tingkat Konsumsi Pangan Sumatera Utara untuk Kelompok Padi-

Padian 2008. 2009, 2010 dan Konsumsi Pangan Harapan 2015

Kelompok Konsumsi

Konsumsi

Konsumsi

Konsumsi

Pangan

Pangan

Pangan

Pangan

Pangan

2008

2009

2010

2015

gr/kap/ kg/kap/ gr/kap/ kg/kap/ gr/kap/ kg/kap/ gr/kap/ kg/kap/

hari thn

hari thn

hari thn

hari thn

Padi-

padian

335,2 122,37 317,47 115,9 314,53 114,8 275 100,38

Jagung

0,6 0,23 0,32

0,1 0,36 0,13

8,6 3,14

Terigu

22,1 8,07 19,5

7,1 17,41

Beras

312,5 114,07 297,69 108,7 296,78

Sumber: Badan Ketahanan Pangan Kota Medan, 2012

6,35 108,33

27,5 10,04 239 87,24

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui tingkat konsumsi pangan

Sumatera Utara untuk kelompok pangan padi-padian pada tahun 2008 sebanyak

335,2 gr/kap/hari atau 122,37 kg/kap/tahun, tahun 2009 sebanyak 317,47

gr/kap/hari atau 115,9 kg/kap/tahun, tahun 2010 sebanyak 314,53 gr/kap/hari atau

114,8 kg/kap/tahun dan konsumsi pangan harapan tahun 2015 sebanyak 275

gr/kap/hari atau 100,38 kg/kap/tahun. Kelompok pangan padi-padian terdiri atas

jagung, terigu dan beras. Dari Tabel diatas dapat diketahui tingkat konsumsi

Sumatera Utara untuk kelompok padi-padian terbesar adalah beras yaitu pada

tahun 2008 sebanyak 312,5gr/kap/hari atau 114,07 kg/kap/tahun, tahun 2009

sebanyak 297,69 gr/kap/hari atau 108,7 kg/kap/tahun, pada tahun 2010 sebanyak

Universitas Sumatera Utara

   
296,78 gr/kap/hari atau 108,33 kg/kap/tahun dan konsumsi pangan harapan tahun 2015 sebanyak 239 gr/kap/hari atau 87,24 kg/kap/tahun dan setiap tahunnya konsumsi pangan beras mengalami penurunan.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras yang cukup tinggi yang terjadi selama ini di Sumatera Utara, maka perlu dilakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah dengan cara merubah pola konsumsi masyarakat dengan mengurangi ketergantungan yang tinggi terhadap beras dan mengalihkan ke makanan yang berasal dari non beras (Lastry, 2006).
Kota Medan merupakan kota terbesar di Sumatera Utara dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 mencapai 2.949.830 jiwa yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Sejalan dengan meningkatnya pertambahan penduduk Kota Medan maka terjadi pula peningkatan konsumsi beras penduduk. Sehingga peneliti ingin meneliti mengenai tingkat konsumsi dan pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan.
Identifikasi Masalah Setelah dilihat dari uraian pada latar belakang maka dapat ditarik beberapa
masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana tingkat konsumsi beras masyarakat Kota Medan di daerah penelitian? 2. Bagaimana pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan di daerah penelitian?
Universitas Sumatera Utara

   
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan yang dilihat dari frekuensi makan nasi di daerah penelitian?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui tingkat konsumsi beras masyarakat Kota Medan di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan yang dilihat dari frekuensi makan nasi di daerah penelitian.
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan di kemudian hari dapat dipergunakan 1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi pemerintah terkait dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan beras. 3. Sebagai bahan informasi dalam bentuk penelitian kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan yang ingin meneruskan penelitian ini di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara

   
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
Tinjauan Pustaka Menurut Saliem dkk dalam Ariani dan Tribastuti (2002), pangan
merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu.
Pola pangan pokok menggambarkan salah satu ciri dari kebiasaan makan. Di daerah dengan pola pangan pokok beras biasanya belum puas atau mengatakan belum makan apabila belum makan nasi, meskipun perut sudah kenyang oleh makanan lain non beras (Khumaidi, 1994).
Setiap daerah mempunyai gambaran pola konsumsi dengan menu yang spesifik dan sudah membudaya serta tercermin didalam tatanan menu seharihari. Akan tetapi menu yang tersedia biasanya kurang memenuhi norma kecukupan gizi, sehingga pelu ditingkatkan kualitasnya dengan tidak merubah karakteristiknya, agar tetap dapat diterima oleh masyarakat setempat (Kardhinata, H dan Zulhery Noer, 2009).
Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi dalam Kardhinata, H dan Zulhery Noer (2009), bahan pangan untuk konsumsi sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) kelompok besar. Jenis pangan pada masingmasing kelompok dapat berbeda pada setiap daerah/kota sesuai sumberdaya
Universitas Sumatera Utara

   
pangan yang tersedia. Secara Nasional bahan pangan dikelompokkan sebagai berikut. 1. Padi-padian : beras, jagung, sorgum dan terigu. 2. Umbi-umbian : ubi kayu, ubi jalar, kentang, talas dan sagu. 3. Pangan hewani : ikan, daging, susu dan telur. 4. Minyak dan lemak : minyak kelapa, minyak sawit. 5. Buah/biji berminyak : kelapa daging. 6. Kacang-kacangan : kedelai, kacang tanah, kacang hijau. 7. Gula : gula pasir, gula merah. 8. Sayur dan buah : semua jenis sayuran dan buah-buahan yang biasa
dikonsumsi. 9. Lain-lain : teh, kopi, coklat, sirup, bumbu-bumbuan, makanan dan minuman
jadi. Beras merupakan bahan pangan pokok sumber karbohidrat yang masih
menjadi prioritas utama di berbagai wilayah di Indonesia, sehingga beras merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai strategis, baik dari segi ekonomi, lingkungan hidup, sosial maupun politik. Komoditas padi telah menjadi perhatian pemerintah agar beras tetap tersedia sepanjang tahun dengan harga yang cukup terjangkau (Dermoredjo, 2008).
Menurut Amang B. dan Husein dalam Hutagalung (2007), beras bagi kehidupan bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat penting. Dari jenis bahan pangan yang dikonsumsi, beras memiliki urutan yang pertama. Hampir seluruh penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan pangan utama. Beras
Universitas Sumatera Utara

   
merupakan nutrisi penting dalam struktur pangan, karena itu peranan beras memiliki peranan strategis dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2011 mencatat konsumsi beras orang Indonesia mencapai 113,48 kg per kapita per tahun. Walaupun turun dari tahun sebelumnya, yakni 139,15 kg per kapita, konsumsi beras orang Indonesia masih yang tertinggi di dunia. Rata-rata orang Asia mengonsumsi beras 65-70 kg per kapita dan konsumsi beras global tahun 2007 sebanyak 64 kg per kapita (Anonimous, 2012).
Konsumsi beras tidak hanya melibatkan kuantitas, namun di lain pihak konsumsi beras juga meliputi perilaku konsumsi yaitu bagaimana sifat dan kebiasaan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi beras tersebur. Sifat dan kebiasaan konsumsi dapat diamati melalui sifat yang terbentuk dari kebiasaan (Lastry, 2006). Landasan Teori
Tingkat dan Pola Konsumsi Faktor-Faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi adalah Pendapatan, dimana korelasi keduanya bersifat positif, yaitu semakin tinggi tingkat pendapatan (Y) maka konsumsinya (C) juga makin tinggi. Menurut teori konsumsi Keynes, jumlah konsumsi saat ini (current disposable income) berhubungan langsung dengan pendapatannya. Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dijelaskan melalui fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi menggambarkan tingkat konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan (Gregory, 2011).
Universitas Sumatera Utara

   
James Dusenberry dalam Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi bertambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya (Gilarso, 2011).
Menurut Sayogyo dalam Badan Ketahanan Pangan Kota Medan (2010) menggunakan tingkat konsumsi beras perkapita sebagai indikator kemiskinan. Dia membedakan tingkat konsumsi beras di daerah perdesaan dan perkotaan. Untuk daerah perdesaan, apabila seseorang hanya mengkonsumsi beras kurang dari 240 kg pertahun, maka yang bersangkutan digolongkan sangat miskin, sedangkan untuk daerah perkotaan ditentukan sebesar 360 kg beras perorang pertahun.
Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola konsumsi masyarakat ini dapat menunjukkan keberagaman pangan masyarakat yang selanjutnya dapat diamati dari parameter Pola Pangan Harapan (PPH). Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama dari suatu pola ketersediaan dan atau pola konsumsi. Pola konsumsi pangan msayarakat belum beragam karena masih didominasi olek kelompok padi-padian (56,3 %) teruatama beras (86,3 %) (Baliwati dkk, 2004).
Universitas Sumatera Utara

   
Menurut Pratiwi dalam Sari (2007), pola konsumsi masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti kondisi geografi, agama, tingkat sosial ekonomi, pengetahuan akan pangan dan gizi, serta ketersediaan pangan. Menurut Kamus Istilah Ketahanan Pangan, pola konsumsi didefinisikan sebagai susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan ratarata per orang per hari yang umum dimakan/dikonsumsi penduduk dalam waktu tertentu. Secara khusus, pola konsumsi menunjukkkan bagaimana makanan dikonsumsi, termasuk jumlah, jenis, keragaman dan frekuensi konsumsinya.
Penelitian terdahulu mengenai perilaku konsumsi beras oleh Slamet (2003) menunjukkan bahwa kelas sosial sangat berpengaruh terhadap perbedaan sikap serta tindakan yang diambil oleh konsumen yang dibagi atas kelas bawah dan kelas atas. Perbedaan kelas pada konsumen menimbulkan perbedaan dalam perilaku konsumsi beras yang dapat dilihat dari pola konsumsi termasuk pola pembelian. Pada penelitian ini dikaji pola konsums beras yang terbentuk pada rumah tangga dengan mengelompokkan responden / konsumen menurut status dan kelas sosial yang ada di masyarakat (Lastry, 2006).
Menurut Husodo dalam Asis (2007) mengemukakan pada masa ini sedang terjadi berbagai perubahan mendasar dalam pola konsumsi pangan masyarakat kita. Perubahan-perubahan penting tersebut antara lain:
 Meningkatnya konsumsi pangan yang berasal dari gandum seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, terutama kelompok berpendapatan tinggi, juga oleh modernisasi dan globalisasi. Konsumsi roti dan mie meningkat tinggi, sementara gandum tidak bisa kita produksi, menyebabkan impor gandum cenderung terus meningkat setiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara

   
 Menurun secara pesat tingkat konsumsi umbi-umbian (ubi kayu dan ubi rambat) untuk konsumsi manusia langsung. Namun untuk bahan baku industri, permintaan umbi-umbian cenderung meningkat.
 Konsumsi pangan olahan dan siap konsumsi meningkat dengan cepat dan pangan jenis ini bahan bakunya sebagian berasal dari impor, khususnya untuk masyarakat kota yang berpendapatan tinggi.
 Meningkatnya konsumsi jagung dan kedelai untuk pakan ternak. Permintaan masyarakat akan bahan pangan dipengaruhi oleh beberapa
faktor utama yakni tingkat harga bahan pangan, pendapatan rata-rata masyarakat dan cita rasa masyarakat (pola konsumsi masyarakat) terhadap bahan pangan (Sukirno, 2003).
Menurut Aswar dalam Asis (2007) mengemukakan pola pangan lokal seperti jagung dan ubi kayu telah ditinggalkan masyarakat, berubah ke pola beras dan pola mie. Kualitas pangan juga masih rendah, kurang beragam dan masih didominasi pangan sumber karbohidrat. Ketergantungan akan beras yang masih tinggi di kalangan masyarakat dan meningkatnya tingkat konsumsi mie secara signifikan menjadikan upaya diversifikasi konsumsi pangan belum menunjukkan keberhasilan, bahkan salah arah. Pola pangan masyarakat sebenarnya telah beragam, walaupun tingkatannya masih belum seperti yang diharapkan, terutama dalam standar kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian tingkat keanekaragaman pangan akan berbeda menurut kelompok masyarakat. Pola makan yang beragam diduga lebih disebabkan karena peningkatan pendapatan dan sebagai hasil komunikasi antara produsen (industri) pangan dan konsumen, yang
Universitas Sumatera Utara

   
disebabkan tidak ditunjukkan untuk mendorong keanekaragaman pangan masyarakat tetapi untuk mempromosikan produk yang dihasilkan.
Dibawah ini ada sejumlah contoh pola konsumsi yang seimbang yang mencakup protein, zat tepung, zat pelindung dan air yaitu :
1. Satu protein nabati dan satu protein hewani :  Nasi (beras) – ikan – sayur
2. Dua protein nabati dan air  Nasi (beras) – kacang tanah – tempe – pisang makan  Nasi (beras) – kacang merah – tahu – pisanng makan
3. Tiga protein nabati dan satu protein hewani  Nasi (beras) – kacang tanah – tempe – ikan asin – pisang makan  Nasi (beras) – kacang merah – tahu – telur – nenas
Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi (dimakan) oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati dkk, 2004). Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat dan pola konsumsi beras adalah sebagai berikut. 1. Tingkat Pendapatan Pada umumnya jika tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung membaik juga (Suhardjo, 2008). Keluarga yang tergolong mampu dalam setiap masyarakat mempunyai persediaan pangan yang mencukupi bahkan berlebih untuk sepanjang
Universitas Sumatera Utara

   
tahun, sedangkan pada keluarga kurang mampu pada masa-masa tertentu sering mengalami kurang pangan. Hal ini menyangkut dalam peluang mencari nafkah (Sajogyo dkk, 1994). Tingkat pendapatan yang nyata dari keluarga menentukan jumlah dan kualitas makanan yang diperoleh. Pada tingkat pendapatan yang rendah sumber energi utama diperoleh dari padi-padian, umbi-umbian dan sayur. (Suhardjo, 2008). Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik (tinggi) tingkat pendapatan, tingkat konsumsi semakin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pola hidup makan konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh yang amat sederhana adalah jika pendapatan sang ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga beras kelas rendah/menengah (Khoirina, 2011). 2. Jumlah Anggota Keluarga Sumber pangan keluarga terutama mereka yang miskin akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makanannya jika yang harus diberi makan jumlahnya sedikit. Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga yang besar mungkin cukup untuk keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut, tetapi tidak cukup untuk mencegah gangguan gizi pada keluarga yang besar tersebut (Suhardjo, 1996).
Universitas Sumatera Utara

   
Besar kecilnya jumlah keluarga akan mempengaruhi pola konsumsinya (Anonimous, 2012). 3. Tingkat pendidikan Menurut Djauhari dan Friyanto dalam Cahyaningsih (2008), dalam memilih menu makanan yang mempunyai kandungan energi dan protein yang memadai serta pemilihan komposisi jenis makanan yang tepat, diperlukan tingkat pengetahuan yang relatif tinggi, terutama tingkat pengetahuan kepala keluarga dan istri yang berperan sangat tinggi dalam menentukan keputusan konsumsi rumah tangga. 4. Umur Umur mempunyai pengaruh dalam mengambil suatu keputusan. Dengan meningkatnya usia akan mempengaruhi kematangan dalam berpikr dan bertindak, sehingga dapat mengambil keputusan secara rasional. 5. Harga Beras Menurut Sari (2007), harga beras adalah harga tertinggi setiap kilogram yang dibayar ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga pada pembelian rata-rata dan dinyatakan dalam rupiah. 6. Frekuensi Konsumsi Makanan Pengganti Beras Banyaknya responden mengkonsumsi makanan lain selain beras misalnya makanan cepat saji (Fast Food) maupun mie instan. Hal ini mengakibatkan konsumsi beras responden menjadi turun terutama untuk responden kawasan/kelas atas dan menengah.
Universitas Sumatera Utara

   
Kerangka Pemikiran Masyarakat Kota Medan yang menjadi sasaran penelitian adalah
masyarakat yang bertempat tinggal atau berada di Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Tembung. Dari daerah penelitian dapat diketahui tingkat konsumsi beras dan pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan.
Tingkat konsumsi beras adalah jumlah bahan makanan (beras) rata-rata perorang pertahun yang dikonsumsi atau dimakan masyarakat di daerah penelitian dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi beras masyarakat berebeda-beda untuk setiap daerah. Daerah miskin akan cenderung mengkonsumsi beras dalam jumlah yang sedikit dibandingkan dengan masyarakat yang berada di Kawasan Atas (Elite).
Pola konsumsi setiap masyarakat berbeda-beda setiap harinya baik mereka yang bertempat tinggal di Kawasan Atas (Elite), Menengah, maupun mereka yang tinggal di kawasan Bawah. Tidak semua masyarakat dari berbagai lapisan tersebut mengkonsumsi beras secara teratur yaitu 3 kali sehari. Pola konsumsi beras adalah pola makan beras (nasi) masyarakat setiap harinya. Setiap manusia pasti mengkonsumsi beras.
Tingkat konsumsi dan pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi antara lain tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, umur, harga beras dan frekuensi konsumsi makanan pengganti beras
Untuk mengetahui tingkat dan pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di derah penelitian, maka perlu
Universitas Sumatera Utara

   

dilakukan penelitian ilmiah. Adapun skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.
         
Tingkat   Konsumsi   Beras
       
  Kawasan /   Kelas Atas   Keterangan :

Masyarakat Kota Medan
Faktor Sosial Ekonomi 1. Tingkat Pendapatan 2. Jumlah Anggota
Keluarga 3. Tingkat Pendidikan 4. Umur 5. Harga Beras 6. Frekuensi
Konsumsi Makanan Pengganti Beras

Pola Konsumsi
Beras

Kawasan / Kelas Menengah 
: Mempengaruhi

Kawasan /  Kelas Bawah 

: Dipengaruhi

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Universitas Sumatera Utara

   
Hipotesis Penelitian 1. Tingkat konsumsi beras masyarakat Kota Medan di daerah penelitian berbeda-beda dilihat dari banyaknya beras yang dikonsumsi di setiap kawasan. 2. Pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan di daerah penelitian berbeda-beda setiap harinya. 3. Terdapat beberapa faktor sosial ekonomi yaitu tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, umur, harga beras yang mempengaruhi pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan yang dilihat dari frekuensi makan di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara

 
METODOLOGI PENELITIAN

 

Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive artinya penentuan daerah
dengan sengaja. Peneliti membagi daerah penelitian menjadi 3 Kawasan yaitu Kawasan Atas (Elite), Kawasan Menengah dan Kawasan Bawah. Adapun daerah penelitian terletak di Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Tembung. Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Baru dipilih karena kedua Kecamatan tersebut saling berdekatan dan lokasinya dekat dengan tempat tinggal peneliti (strategis). Sedangkan Kecamatan Medan Tembung dipilih karena Kecamatan tersebut merupakan Kecamatan yang berada di pinggir Kota Medan dan di Kecamatan tersebut masih banyak penduduk yang kurang mampu. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Medan (2011) penduduk di Kecamatan Medan Tembung masih banyak yang menerima bantuan raskin (beras miskin).
Menurut Teori Konsentris (Burgess, 1925), Kawasan Tingkat Atas adalah wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi. Ditandai dengan adanya kawasan elit, perumahan dan halaman yang luas. Sebagian penduduk merupakan kaum eksekutif, pengusaha besar, dan pejabat tinggi. Kawasan Menengah merupakan kompleks perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan Kelas Bawah. Sedangkan Kawasan Bawah perumahannya sedikit lebih baik karena dihuni oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang kurang menarik dan rumah-rumah

Universitas Sumatera Utara

   

susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini

yaitu working men's homes.

Kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan

Baru dan Kecamatan Medan Tembung dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan

Medan Baru dan Kecamatan Medan Tembung 2011

No Kecamatan Medan Kecamatan Medan Kecamatan

Medan

Selayang

Baru

Tembung

1 Kel. Sempakata

Kel. Titi Rantai

Kel. Indra Kasih

2 Kel. Selayang

Kel. Padang Bulan Kel. Sidorejo Hilir

3 Kel. PB Selayang II Kel. Merdeka

Kel. Sidorejo

4 Kel. PB Selayang I Kel. Darat

Kel. Bantan Timur

5 Kel. Tanjung Sari Kel. Babura

Kel. Bandar Selamat

6 Kel. Asam Kumbang Kel. Petisah Hulu

Kel. Bantan

7 Kel. Tembung

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Pada Kecamatan Medan Selayang lokasi yang dipilih adalah Kelurahan

Tanjung Sari. Di Kelurahan tersebut rata-rata masyarakatnya berada di tingkat

atas dan menengah sehingga peneliti mengambil sampel di Perumahan Taman

Setia Budi Indah (TASBI) yang mayoritas masyarakatnya berada di tingkat atas.

Untuk daerah yang berada di tingkat menengah penelitian dilakukan di Kelurahan

Padang Bulan dan untuk daerah yang berada di tingkat bawah penelitian

dilakukan di Kelurahan Tembung. Pengambilan sampel Kelurahan dilakukan

secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan ketiga lokasi tersebut dapat

mewakili konsumen (responden) menurut kelas sosialnya di masyarakat.

Metode Penentuan Sampel Jumlah penduduk Kota Medan sangat banyak hingga populasinya
mencapai 2.949.830 jiwa dan heterogen. Karena itu terpilihlah sampel sebanyak

Universitas Sumatera Utara

   

45 orang, dimana dalam satu kawasan terdapat 15 sampel. Penentuan sampel

dilakukan dengan menggunakan metode Sampling Kuota.

Metode Sampling Kuota adalah teknik pengambilan sampel dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau

pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu

dari peneliti. Caranya menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan. Teknik

pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak melainkan secara kebetulan saja

(Riduwan, 2010).

Tabel 3. Jumlah Sampel Penelitian

Kawasan / Kelas

Jumlah Sampel (Jiwa)

Atas 15

Menengah

15

Bawah

15

Total

45

Peneliti menetapkan sampel sebanyak 15 orang dalam satu kawasan

karena alasan waktu supaya lebih efisien. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu

rumah tangga yang tidak melakukan pekerjaan di luar rumah. Sistem pengambilan

sampel dilakukan secara simple random sampling (secara acak).

Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini seperti Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Ketahanan Pangan Kota Medan, Badan Pusat Statistik Medan, Kelurahan Tanjung Sari, Kelurahan Padang Bulan, Kelurahan Tembung serta literatur pendukung lainnya.

Universitas Sumatera Utara

   
Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan metode deskriptif dengan
menggunakan tabulasi sederhana berdasarkan tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, umur, harga beras dan frekuensi konsumsi makanan pengganti beras . Dimana satu sampel dalam setiap kawasan/kelas dapat mewakili enam klasifikasi tersebut.
Untuk identifikasi masalah 2, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan mengajukan pertanyaan kepada ibu rumah tangga di daerah penelitian.
Untuk identifikasi masalah 3, dianalisis dengan menggunakan analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regression Analysis) dengan menggunakan SPSS dengan rumus :
Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Dimana :
Ŷ = Frekuensi makan nasi (Kali) b0 = Parameter Intercept b1, b2, b3, b4 = Parameter Koefisien Regresi X1 = Tingkat Pendapatan (Rp) X2 = Jumlah Anggota Keluarga (Jiwa) X3 = Tingkat Pendidikan (Tahun) X4 = Umur (Tahun) X5 = Harga Beras (Rp) X6 = Frekuensi Konsumsi Makanan Pengganti Beras (Kali)
Universitas Sumatera Utara

   
Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh secara serempak terhadap variabel terikat (Y) di uji dengan uji F statistika dengan kriteria:
Jika Fhitung > Ftabel : maka tolak H0 ; terima H1 artinya ada pengaruh Jika Fhitung ≤ Ftabel : maka terima H0 ; tolak H1 artinya tidak ada pengaruh Apabila : Fhitung > Ftabel : maka H1 diterima, artinya variabel bebas (X) secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y) Fhitung ≤ Ftabel : maka H1 ditolak, artinya variabel bebas (X) secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap veriabel terikat (Y)
Untuk melihat variabel bebas (X) berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat (Y) di uji dengan uji statistik dengan kriteria :
Jika thitung > ttabel : maka tolak H0 ; terima H1 artinya ada pengaruh Jika thitung ≤ ttabel : maka terima H0 ; tolak H1artinya tidak ada pengaruh Apabila: thitung > ttabel : maka H1 diterima, artinya variabel bebas (X) secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y) thitung ≤ ttabel : maka H1ditolak, artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y)
Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi
1. Beras adalah salah satu kelompok padi-padian yang mengandung kalori sebesar 60-80 % dan protein 45-55 %.
Universitas Sumatera Utara

   
2. Tingkat konsumsi beras adalah jumlah kebutuhan beras rumah tangga yang dihitung dengan satuan kg dalam satu hari.
3. Pola konsumsi beras adalah susunan makan beras atau nasi yang dikonsumsi seseorang dalam satu hari.
4. Faktor sosial ekonomi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi dan tingkat konsumsi beras masyarakat.
5. Tingkat pendapatan (X1) adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dihitung dalam jumlah rupiah.
6. Jumlah anggota keluarga (X2) adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak yang dihitung dalam jiwa.
7. Tingkat pendidikan (X3) adalahtingkat pendidikan formal yang pernah dijalani responden yang dihitung berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi (Diploma atau Sarjana) dihitung dalam tahun.
8. Umur (X4) adalah usia ibu rumah tangga yang menjadi responden (tahun). 9. Harga beras (X5) adalah harga per kilogram beras yang dibayar ibu rumah
tangga atau kepala rumah tangga pada setiap pembelian beras dan dinyatakan dalam bentuk rupiah. 10. Frekuensi Konsumsi Makanan Pengganti Beras (X6) adalah banyaknya responden mengkonsumsi bahan makanan lain sebagai pengganti beras misalnya roti, mie instan maupun makanan cepat saji lainnya. 11. Kawasan Atas adalah suatu kawasan tingkat yang ditandai dengan adanya perumahan dengan halaman yang luas dan sarana prasarana publik yang memadai dimana masyarakatnya berpenghasilan tinggi.
Universitas Sumatera Utara

   
12. Kawasan Menengah adalah suatu kawasan yang ditandai dengan perumahan dengan halaman yang lumayan luas dan masyarakatnya pada umumnya bermatapencaharian sebagai karyawan dan wiraswasta.
13. Kawasan Bawah adalah suatu kawasan yang ditandai dengan adanya tipe rumah yang tidak seragam, kecil dan berdesakan. Fasilitas jalan kurang baik seperti jalan tidak beraspal dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat karena merupakan gang yang sempit.
Batasan Operasional 1. Tempat penelitian adalah Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI)
Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru dan Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung. 2. Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang, di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru dan di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung. 3. Waktu penelitian 2013.
Universitas Sumatera Utara

   
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Daerah Penelitian

Luas dan Letak Geografis

Penelitian dilakukan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Game-Online Terhadap Perilaku Remaja Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan

4 125 150

Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

4 73 95

Hubungan Pola Komunikasi Keluarga dengan Tingkat Depresi Lansia di Kelurahan Padang Bulan Medan

24 93 98

Pengaruh Karakteristik Keluarga dan Pola Asuh terhadap Status Gizi Balita di Kompleks Perumahan Taman Setia Budi Indah II Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang

0 35 114

Pola Konsumsi Masyarakat dan Perilaku Hemat Energi (Studi Pada Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan).

1 61 98

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Masyarakat (Studi Kasus : Pengemudi Becak di Kecamatan Medan Helvetia).

0 44 89

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Keluarga Dalam Pemeliharaan Lingkungan Di Kelurahan Perumahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan

2 39 122

Pengaruh Game-Online Terhadap Perilaku Remaja Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan

0 0 37

Pengaruh Game-Online Terhadap Perilaku Remaja Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan

0 1 18

Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

0 0 12