Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin Di PT. Galamedia Bandung Perkasa (Studi Deskriptif Tentang Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin PT. Galamedia Bandung Perkasa Dalam Pembentukan Sikap Positif Karyawannya)

(1)

(Studi Deskriptif Tentang Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin PT Galamedia Bandung Perkasa dalam Pembentukan Sikap Positif

Karyawannya)

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

Mutiah Fahmi Hidayati NIM. 41807069

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iv

Bandung Perkasa (Studi Deskriptif tentang Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam

Pembentukan Sikap Positif Karyawannya)

Oleh:

Mutiah Fahmi Hidayati NIM. 41807069

Skripsi ini dibawah bimbingan Melly Maulin P, S.Sos., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengelolaan Kesan (Impression

Management) Pemimpin di Galamedia Bandung Perkasa dalam Pembentukan Sikap

Positif Karyawannya. Untuk menjawab tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui panggung (setting), penampilan (appearance), gaya bertingkah laku (manner), serta keterlibatan dalam peran pemimpin di Galamedia.

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Jumlah informan adalah 5 (lima) orang, dengan 3 (tiga) informan penelitian dari manajer serta 2 (dua) key informan dari staff perusahaan. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, studi pustaka, internet searching. Teknik analisa data yang digunakan adalah reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan evaluasi.

Hasil penelitian dari segi pengelolaan kesan yang dilakukan oleh seorang pemimpin disini mempengaruhi pembentukan sikap positif karyawannya. Dari pengelolaan kesan yang ditampilkan seperti panggung (setting) terdapat sedikit perbedaan dengan karyawan, untuk penampilan (appearance)yang ditunjukkan sudah cukup berwibawa sebagai seorang pemimpin, dari gaya bertingkah laku (manner)yang ditampilkan sudah berkharisma sebagai pemimpin, serta untuk keterlibatan dalam peran manajer ini banyak membuat karyawan di perusahaan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegembiraan, dan kegairahan.

Kesimpulannya bahwa pengelolaan kesan pemimpin di Galamedia dalam pembentukan sikap positif karyawannya terdapat faktor penunjang seperti panggung, penampilan, dan gaya bertingkah laku dari pemimpin (manajer) tersebut yang dapat memberikan motivasi pada karyawan untuk bersikap positif.

Saran bagi pemimpin yang ada di Galamedia ini untuk lebih memperhatikan beberapa hal yang dapat dilakukan guna meningkatkan pengelolaan kesan dengan baik, dimulai dari segi panggung (setting) yang ditampilkan dapat lebih dirapikan dan ditata dengan baik serta cat tembok yang ada bisa diperbaharui agar terlihat lebih cerah dan bersih. Dan faktor-faktor penunjang pengelolaan kesan yang lain pun perlu diperhatikan.


(3)

v

Study of Impression Management Leader at PT Bandung Perkasa Galamedia in the formation of a Positive Attitude Employees)

By :

Mutiah Fahmi Hidayati NIM. 41807069 This research under guidance Melly Maulin P. S.Sos., Msi.

This study aims to determine the Impression Management leader in Galamedia Bandung Perkasa Employees in the Establishment of a Positive Attitude. The purpose of this research is to determine the stage, appearance acting style, and involvement in leadership roles in Galamedia.

This is a qualitative research approach with descriptive methods. The number of informants is 5 (five), with 3 (three) research informants from managers and 2 (two) key informants from the company staff. Data collection techniques are in-depth interviews, observation, documentation, literature, internet searching. Data analysis techniques used are data reduction, data collection, data presentation, drawing conclusions, and evaluation.

The results in terms of impression management is done by a leader here do influence positive attitudes of employees. Where the impression management that is displayed as a stage there are slight differences with employees, to the appearance shown sufficient credible as a leader, from the style shown to behave as a leader is charismatic, as well as for involvement in the role of these managers make the employees at the company's many activities particular with the awareness, excitement, and excitement.

The conclusion that the impression management in Galamedia leader in the formation of positive attitudes of employees are contributing factors such as stage, appearance , and style of behaving of the leader (manager) who could provide motivation to employees to be positive.

Advice for leaders in this Galamedia to pay more attention to some things that can be done to improve the management of a good impression, beginning in terms of stage (setting) is displayed can be further trimmed and well laid out and paint the wall that there could be refurbished to make it look brighter and clean. And the factors supporting the other impression management also needs to be addressed.


(4)

vi

Segala puji bagi Allah SWT, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Dengan segala akal, pikiran, jiwa, serta loyalitas yang penulis miliki dan berkat arrahman-arrahim-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa (Studi Deskriptif tentang Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam Pembentukan Sikap Positif Karyawannya)”.

Selama penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang tak terduga serta hambatan yang penulis hadapi. Akan tetapi atas RidhoNya, dan berkat kegigihan, doa, semangat, bimbingan serta bantuan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, sehingga pada akhirnya penulis pun dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang tidak terkira oleh penulis haturkan kepada Ayah dan Bunda tercinta yang selalu ada dalam doa, dukungan baik spiritual maupun moral, serta materi kepada penulis yang tak terhingga besarnya. Dan seluruh keluarga penulis yang tak luput mendukung penuh kepada penulis dalam menjalankan segala aktivitas ini.


(5)

vii

sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia, yang telah memberikan pengesahan serta perizinan kepada penulis selama melakukan penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si,, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations, yang telah memberikan kemudahan dalam mengeluarkan surat perizinan dan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Melly Maulin P, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations serta dosen pembimbing, terima kasih atas bimbingan, arahan, kesabaran, dukungan dan kemudahan serta ilmu-ilmunya, arti hidup, dan semangat kepada penulis selama ini. Semoga amanah ini bisa tetap peneliti amalkan dan terapkan.

4. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos, M.Si., selaku dosen Pembina kemahasiswaan serta dosen wali bagi penulis, yang telah banyak memberikan motivasi, nasehat, bimbingan, arahan, semangat, serta ilmu-ilmu yang berharga kepada penulis selama ini.


(6)

viii

yang telah memberikan kemudahan penulis selama ini, arahan, semangat, motivasi serta memberikan ilmu-ilmu yang berharga selama ini.

6. Bapak Adiyana Slamet., S.IP., Bapak Sangra Juliano P., S.I.Kom., Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom., M.Si., Ibu Iin Rahmi Handayani, S.Sos., M.I.Kom., Bapak Ari Prasetyo, S.Sos., M.Si., Ibu Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom., serta seluruh dosen yang telah mengajar penulis selama ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih yang tiada tara untuk ilmunya yang tak terhingga serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

7. Mba Astri Ikawati., A.Md. Kom., dan Mba Rr Sri Intan Fajarini S.I.Kom., selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP UNIKOM, yang telah membantu kelancaran administrasi bagi penulis selama penyusunan skripsi.

8. Yth. Bapak H. Chandra Sundara sebagai Ass. Manajer SDM & Umum yang mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di Harian Umum Galamedia serta telah bersedia menjadi informan pada penelitian ini.

9. Yth. Bapak Dicky Irvan Firmansyah sebagai Ass. Manajer Bisnis dan Operasional Harian Umum Galamedia yang telah memberikan motivasi bagi


(7)

ix

10.Pak Budi Setiawan sebagai Ass. Manajer Bid Sirkulasi yang telah bersedia menjadi informan pada penelitian ini.

11. Bu Emma, dan Pak Gunawan sebagai staff di Harian Umum Galamedia yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini sebagai key informan.

12.Bapak dan Ibunda tercinta, mbakku Azie, adikku Aan, Habib, mbah Utie dan mba Nic terima kasih atas semua kasih sayang, dorongan, doa dan support-nya.

13.Bayu Eko Prasetyo A.Md., yang telah memberikan perhatian, semangat, tempat bertukar pikiran, serta warna kehidupan bagi penulis.

14.Sahabat-sahabatku Adhun Itu Imaduddin, Qinoy Itu Kiqien Afyatien, and Achong Itu Asha Athifah, yang telah banyak membantu dengan memberikan banyak masukkan, saran dan kenangan.

15.Teman-teman “seperjuangan” di UNIKOM terutama anak-anak IK-2 dan IK-H2. Opick, Tcumi, Buy Sach, Duane, Helmi, Riefki, Aguy, Mayang, Gita, Friska, Rensi, Ita, Epok, Rahma, Boim dkk akhirnya selesai juga perjuangan kita, mudah-mudahan gelar kita bukan cuma pajangan semata yang akhirnya dapat berguna bagi kita semua, Aamiin..


(8)

x

17.Anak-anak “Fu8y Girl” [Che”, Cha”, Gie”, Anan, Mamie, Didis, n Ocha], serta semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini dan semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca lainnya umumnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Bandung, Juli 2011

Penulis


(9)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Manusia di dunia ini tidak bisa hidup sendiri, ia mengembangkan hubungan dengan orang lain. Hubungan yang diciptakan tentunya mempunyai tujuan yang baik. Dimana setiap orang akan berlomba-lomba untuk menampilkan sesuatu yang terbaik dari dirinya untuk diperlihatkan dihadapan orang lain. Untuk itu seseorang seringkali peduli dengan image yang ditampilkan kepada orang lain. Kepedulian akan hal ini menuntun seseorang untuk berusaha mengontrol apa yang orang lain pikir tentang diri orang tersebut. Image yang coba ditampilkan ini dapat berbeda-beda dari satu situasi ke situasi yang lain tergantung dari tujuannya.

Orang lain akan menilai pribadi seseorang berdasarkan petunjuk-petunjuk yang diberikan, dan dari hasil penilaian itulah mereka memperlakukan orang tersebut. Bila orang lain menilai seseorang berstatus rendah, maka orang tersebut tidak akan mendapatkan pelayanan istimewa. Dan bila dianggap bodoh, kemungkinan orang lain akan mengatur orang tersebut. Untuk itu, setiap orang sengaja menampilkan diri (self-presentation) seperti yang dikehendaki.

“Peralatan lengkap yang digunakan untuk menampilkan diri ini biasa disebut dengan front. Dari front ini terdiri dari panggung (setting), penampilan (appearance), dan gaya bertingkah-laku (manner)”. (Rakhmat, 2005: 96)


(10)

Menurut Erving Goffman yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dalam buku Psikologi Komunikasi mengatakan,

Impression Management (pengelolaan kesan) sebagai, kecermatan persepsi interpersonal dimudahkan oleh petunjuk-petunjuk verbal dan nonverbal, dan dipersulit oleh faktor-faktor personal penanggap. Kesulitan persepsi juga timbul karena persona stimuli berusaha menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu untuk menimbulkan kesan tertentu pada diri penanggap. (Rakhmat, 2005 : 96)

Menanggapi perilaku orang lain, menerangkan sifat-sifatnya, mengambil kesimpulan tentang penyebab perilakunya, dan menentukan apakah petunjuk-petunjuknya yang tampak itu orisinal atau hanya pulasan saja. Ternyata hal itu tidak hanya untuk menanggapi orang lain, namun juga untuk mempersepsikan diri.

Persepsi terhadap manusia ternyata lebih sulit dilakukan daripada kepada objek lainnya. Pertama, manusia itu senantiasa berubah, karenanya tidaklah mudah melakukan persepsi terhadap manusia akibat perubahan yang dilakukan manusia dari waktu ke waktu. Disini dapat dilihat ketika mempersepsi orang lain, tidak bisa dihindari faktor-faktor personal juga ikut berpengaruh, karena itu sangat mungkin untuk terjadi kekeliruan.

Perilaku seseorang dalam komunikasi interpersonal sangat dipengaruhi oleh persepsi interpersonalnya. Persepsi tentang orang lain umumnya stabil. Padahal, seperti yang sudah diketahui pada penjelasan diatas, manusia selalu berubah. Perubahan persepsi tidak dapat dilakukan semua orang dan dalam segala situasi.

Tidak semua orang dapat menyadari bahwa persepsinya tentang orang lain mungkin salah. Padahal, berusaha memahami orang lain sebagai makhluk


(11)

yang secara terus menerus berubah adalah salah satu kunci keberhasilan komunikasi antar pribadi. Makin dapat memahami seseorang, makin besar kemungkinan untuk menafsirkan pesan dari orang itu secara benar. Akibatnya, tingkat keberhasilan komunikasi semakin tinggi. Proses dalam persepsi ini terjadi karena manusia yang menjadi objek stimuli seringkali melakukan impression management (pengelolaan kesan). Dimana manusia selalu berusaha membuat kesan tertentu pada diri orang lain dengan menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu.

Pengelolaan kesan seperti ini digunakan untuk membuat suatu perilaku atau kepribadian yang konsisten dengan persepsi di luar tentang bagaimana seseorang harus bertindak atau berperilaku. Cukup mempresentasikan bagian yang tidak terpisahkan dalam mengembangkan pengelolaan kesan ini. Individu harus memilih metode mana yang ingin mereka gunakan ketika menampilkan diri untuk orang lain, baik dalam situasi bisnis atau sosial. Seperti yang dikutip melalui internet yaitu mediadictionary.com pun mengatakan “Impression Management the art of presenting yourself to others, highlighting your most attractive features and hiding others (pengelolaan kesan merupakan seni menampilkan diri untuk orang lain, menyoroti fitur Anda yang paling menarik dan bersembunyi lainnya).1

Pengelolaan Kesan (Impression Management) yang dimaksud dalam penelitian ini dimaksudkan kepada pemimpin yang berada disalah satu

1

Mutia. Impression Management. http://www.mediadictionary.com/definition/impression-management.html/Senin, 21-Maret-2011, Pukul 21:50 WIB


(12)

perusahaan yang bergerak di bidang harian umum surat kabar yang ada di Bandung.

Pemimpin merupakan orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Pemimpin disini bertindak dengan cara-cara yang memperlancar produktivitas, moral tinggi, respons yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam organisasi.

Dan menurut Alo Liliweri (2004) yang dikutip oleh Dewi K. Soedarsono dalam bukunya Sistem Manajemen Komunikasi, yang menyebutkan :

“Pemimpin biasanya berada pada suatu kedudukan formal tertentu sehingga orang yang berada pada posisi itu memiliki kekuasaan untuki mempengaruhi orang lain dan kepemimpinan terbentuk akibat pengaruh suatu proses sosial. Dengan demikian, seseorang mungkin dapat dianggap sebagai manajer sekaligus pemimpin, namun tidak semua manajer adalah pemimpin, atau memiliki sifat-sifat kepemimpinan.” (Soedarsono : 2009, 73)

Menurut R. Wayne Pace & Don F. Faules, kepemimpinan itu sendiri diwujudkan melalui gaya kerja (operating style) atau cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten. Melalui apa yang dikatakannya (bahasa) dan apa yang diperbuatnya (tindakan), seseorang membantu orang-orang lainnya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Cara seseorang berbicara kepada yang lainnya dan cara seseorang bersikap di depan orang lain merupakan suatu gaya kerja.

Konsep gaya ini menunjukkan bahwa hal ini ada kaitannya dengan kombinasi bahasa dan tindakan, yang tampaknya menggambarkan suatu pola yang konsisten. Pola bahasa dan tindakan yang tanpa pertimbangan pada suatu


(13)

cara pandang tertentu, terdapat beberapa pendekatan yang berbeda yang meliputi:

1) mengendalikan atau mengarahkan orang lain,

2) memberi tantangan atau rangsangan kepada orang lain, 3) menjelaskan atau memberi instruksi kepada orang lain, 4) mendorong atau mendukung orang lain,

5) memohon atau membujuk orang lain,

6) melibatkan atau memberdayakan orang lain, dan 7) memberi ganjaran atau memperkuat orang lain. (Mulyana, 2005: 276-277)

Dari gambaran seorang pemimpin tersebut diatas, dapat diketahui bahwa kepemimpinan adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang untuk mempengaruhi orang lain agar berbuat sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini, seseorang diberikan kekuasaan dan wewenang untuk bertindak dengan cara mempengaruhi antar perseorangan (interpersonal) lewat proses komunikasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Hal diatas akan sangat mempengaruhi sikap dari bawahan atau karyawan yang dipimpin dalam sebuah perusahaan. Sikap (attitudes) ditunjukkan secara jelas dan didasari oleh individu saat melakukan aktivitas (berbicara, menyapa, berkaca, dll) dan ditempa sepanjang pengalaman hidup individu.

Sikap merupakan salah satu faktor yang menentukan perilaku manusia, karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi individu dalam aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan sosial maupun


(14)

organisasi. Sejalan dengan wacana penerapan sistem manajemen komunikasi di perusahaan, sikap merupakan salah satu faktor internal individu dalam melaksanaan aktivitas di perusahaan.

“W.J.Thomas memberikan batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menetukan perbuatan-perbuatan yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial. Sikap seseorang selalu diarahkan terhadap sesuatu hal atau objek tertentu. Dengan kata lain, tidak ada satu sikap pun yang tanpa objek”. (Ahmadi dalam Soedarsono, 1999:162).

Disini peran seseorang yang mempunyai kewenangan dan keleluasaan dalam memengaruhi anggota perusahaan untuk mau melakukan pekerjaan sesuai dengan kebijakan perusahaan sangatlah besar. Aspek kepemimpinan merupakan salah satu aspek untuk dapat menggerakkan aktivitas perusahaan agar efektif. Salah satu dari sekian tugas pemimpin adalah memberikan instruksi kepada bawahannya untuk melakukan pekerjaan. Oleh sebab itu, menjadi pemimpin dituntut untuk bisa membimbing bawahannya agar dapat melaksanakan pekerjaannya lebih baik.

Untuk itu agar karyawan yang berada dalam sebuah perusahaan merasa nyaman dan mempunyai kedekatan dengan pimpinannya, maka pemimpin disini berusaha menampilkan dan mengolah kesan yang baik agar karyawan memberikan sikap yang positif kepada pimpinan maupun perusahaan. Perusahaan seperti harian umum surat kabar yang memberikan berita-berita dan informasi pengetahuan setiap harinya ini diharapkan dapat bermanfaat bagi khalayak. Disinilah peran karyawan atau staff sangat dibutuhkan, untuk itu sikap positif yang diharapkan ini seperti halnya pemberian ide-ide, saran-saran, pendapat atau opini, dan rekomendasi yang membangun bagi kemajuan


(15)

kinerja karyawan yang dimotori dari perintah pemimpinnya dapat diapresiasikan dengan baik.

Dalam perusahaan harian umum surat kabar ini para pekerja atau karyawannya sebagian berasal dari latar pendidikan jurnalistik, dimana orang-orang jurnalistik ini tidak mengacu pada keformalan, namun untuk pencapaian hasil kerja tetap mengutamakan dan menggunakan cara kerja formal pada umumnya. Seperti pada pemberian perintah dari atasan ke bawahan, mereka bisa saja menggunakan cara-cara formal seperti pada perusahaan kebanyakan, yang harus menggunakan memo atau pertemuan tatap muka langsung dalam ruangan bahkan instruksi tertulis lainnya yang digunakan dalam komunikasi ke bawah. Namun, pada perusahaan harian umum surat kabar ini mereka bisa saja sedikit santai yang dalam artian tidak terlalu formal tetapi hal itu tidak selalu dilakukan, karena memang prosedural komunikasi dari atasan ke bawahan seharusnya tidak begitu.

Sikap yang positif ini mempunyai korelasi dengan apa yang dihasilkan oleh karyawan kepada perusahaannya, baik itu dalam semangat kerja dan motivasi untuk memajukan perusahaan. Hal ini tidak semata-mata muncul begitu saja dari seorang karyawan, namun andil besar dari seorang pemimpin yang menjabat sebagai manajer sangat mendominasi disini.

Pemimpin yang bijaksana, berwibawa, dan adil akan sangat disukai oleh karyawannya, sedangkan untuk seorang pemimpin yang pemarah, galak, dan selalu merasa dirinya benar akan membuat kinerja dari karyawan itu buruk. Cara kerja maupun hasil kerja yang buruk ini akan berdampak tidak baik pada


(16)

perusahaan. Disinilah peran pemimpin diperlukan guna memotivasi para karyawan untuk terus bekerja dengan baik.

Uraian yang telah penulis ungkapkan dalam latar belakang penelitian tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian adalah “Bagaimana Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa (Studi Deskriptif tentang Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin PT Galamedia Bandung Perkasa dalam Pembentukan Sikap Positif Karyawannya)?”.

1.2Identifikasi Masalah

Pada penelitian ini, peniliti merinci secara jelas pertanyaan pada rumusan masalah yang masih bersifat umum. Dengan subfokus-subfokus yang terpilih, sehingga dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka, identifikasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana panggung (setting) pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya?

2. Bagaimana penampilan (appearance) pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya?

3. Bagaimana gaya bertingkah laku (manner) pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya?

4. Bagaimana keterlibatan dalam peran pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya?


(17)

5. Bagaimana Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pengelolaan kesan (impression management) pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa (studi deskriptif tentang pengelolaan kesan (impression management) pemimpin PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya).

1.3.2 Tujuan Penelitian

Dari berbagai permasalahan seperti yang terdapat pada identifikasi masalah tersebut di atas dan sebagai arah peneliti pada penelitian ini. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui panggung (setting) pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya.

2. Untuk mengetahui penampilan (appearance) pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya.

3. Untuk mengetahui gaya bertingkah laku (manner) pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya.


(18)

4. Untuk mengetahui keterlibatan dalam peran pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya.

5. Untuk mengetahui Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya.

1.4Kegunaan Penelitian

Dalam suatu penelitian diharapkan dapat memberikan suatu manfaat atau kegunaan yang dapat digunakan oleh masyarakat luas, adapun kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari segi teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum, sedangkan kegunaan teoritis secara khusus diharapkan dapat meningkatkan pengembangan keilmuan mengenai Pengelolaan Kesan (Impression Management)seorang pemimpin.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Adapun hasil penelitian ini secara praktis, diharapkan bisa memberikan suatu masukan atau referensi tambahan yang dapat diaplikasikan dan menjadi pertimbangan. Dan kegunaan secara praktis pada penelitian ini sebagai berikut:


(19)

1. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan bahan referensi sebuah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan ilmu yang diperoleh selama studi yang diterima oleh peneliti adalah secara teori. Dalam hal ini khususnya mengenai “Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa (studi deskriptif tentang Pengelolaan Kesan (Impression Management) pemimpin PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukan sikap positif karyawannya)”.

2. Bagi Akademik

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa UNIKOM secara umum, dan mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Humas secara khusus. Yang dapat dijadikan sebagai literatur dan referensi tambahan terutama bagi peneliti selanjutnya, yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pemimpin perusahaan yang belum mengetahui apa dan bagaimana Impression Management seorang pemimpin dalam pembentukan sikap positif karyawannya. Yang secara khusus bisa memberikan saran dan referensi tambahan bagi pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa yang menjadi tema pada penelitian ini.


(20)

1.5Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Pada penelitian ini didasari pula pada kerangka pemikiran secara teoritis dan praktis, adapun fokus dari judul penelitian ini adalah Pengelolaan Kesan (Impression Management) yang dilakukan pemimpin yang berada dalam sebuah perusahaan.

Dan menurut konsep ini, manusia selalu berusaha membuat kesan tertentu pada diri orang lain dengan menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu. Hal ini pada dasarnya didasari oleh persepsi dari orang lain, atau dalam hal ini sikap positif yang ditunjukkan oleh karyawannya.

Tidak banyak orang mengetahui apa itu pengelolaan kesan (impression management) jika tidak disertakan dengan artinya, karena pada dasarnya kata tersebut belum banyak digunakan dalam pengaplikasian dikehidupan sehari-hari, bahkan bagi mahasiswa komunikasi itu sendiri. Dalam sosiologi dan psikologi sosial, mengartikan impression management dengan, “orang yang berusaha untuk mempengaruhi dengan persepsi orang lain tentang objek, orang atau peristiwa, mereka melakukannya dengan mengatur dan mengendalikan informasi dalam interaksi sosial”. (Piwinger & Ebert, 2001: 1-2).2

Argyle (1994) mengemukakan ada tiga motivasi primer pengelolaan kesan, yaitu : 1) keinginan untuk mendapatkan imbalan materi atau sosial, 2)

2

Mutia. Impression Management. http://en.wikipedia.org/wiki/Impression_management/Senin, 21-Maret-2011, Pukul 22:05 WIB


(21)

untuk mempertahankan atau meningkatkan harga diri, dan 3) untuk mempermudah pengembangan identitas diri. Menciptakan dan mengukuhkan identitas diri. Motivasi untuk mengelola kesan biasanya sering terjadi dalam situasi yang melibatkan tujuan-tujuan penting, seperti persahabatan, persetujuan, dan imbalan materi. Dimana individu yang melakukannya merasa kurang puas dengan image yang diproyeksikan saat ini ( self-discrepancy). Model presentasi itu dapat diperjelas dengan bagan dibawah ini.

Gambar 1.1

Motivasi untuk melakukan pengelolaan kesan Primary self-presentation motives Dispotitional / situational antecedent (Motivasi primer presentasi diri) (Situasi terdahulu)

(Sumber : Brigham, 1991)3

3

Mutia. Impression Management. http: edwi.dosen.upnyk.ac.id/PSIKOM.5.doc /Sabtu, 02-April-2011, Pkl 20:55 WIB

 Untuk memperoleh ganjaran sosial atau materi

 Untuk mempertahankan atau meningkatkan harga diri

 Untuk menciptakan atau mengukuhkan identitas diri

Pengelolaan relevan dengan tujuan seseorang

Tujuan bernilai tinggi Kesenjangan yang lebar

diantara self image yang ada dan yang diinginkan

Usaha-usaha untuk membentuk

kesan yang diinginkan


(22)

Namun lain halnya dengan pendapat dari Goffman yang dikutip oleh Farid Hamid dalam Pusat Pengembangan Bahan Ajar yang menuliskan bahwa Impression Management mempunyai keterkaitan yang kuat dengan interkasi. Dengan alasan itu Goffman yang dalam bukunya Presentation of Self in Everyday Life (1959) menyatakan bahwa:

“Individu yang berjumpa orang lain akan mencari informasi mengenai orang yang dijumpainya atau menggunakan informasi yang telah dimilikinya, yang bertujuan untuk mendefinisikan situasi. Dalam proses ini masing-masing pihak akan berusaha mengendalikan perilaku orang lain dengan jalan memberikan pernyataan yang dapat menghasilkan kesan yang diinginkannya. Untuk itu, setiap orang melakukan pertunjukan bagi orang lain. Usaha mempengaruhi kesan orang lain ini dinamakan impression management. (Sunarto, 2000: 46).4

Goffman melihat kesamaan antara pementasan teater dengan berbagai jenis peran yang kita mainkan dalam interaksi dan tindakan sehari-hari. Kehidupan diibaratkan teater, interaksi sosial di atas panggung yang menampilkan peran-peran yang dimainkan para aktor. Seringkali sang aktor melakukan pengelolaan kesan (impression management) itu tanpa sadar, namun adakalanya juga disengaja untuk meningkatkan status sosialnya dimata orang lain.

Dalam hal ini Goffman mengajukan syarat-syarat yang perlu dipenuhi bila individu ingin mengelola kesan secara baik, yaitu :

a. Penampilan muka (paper front)

Yakni perilaku tertentu yang diekspresikan secara khusus agar orang lain mengetahui dengan jelas peran si pelaku (aktor). Front ini terdiri

4

Mutia. Impression Management. http://www.google.co.id/pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/ Minggu,03-April-2011, Pukul17:32 WIB


(23)

dan peralatan lengkap yang kita gunakan untuk menampilkan diri. Front ini mencakup tiga aspek (unsur) seperti:

1. Panggung (setting) adalah serangkaian peralatan ruang dan benda yang digunakan;

2. Penampilan (appearance) adalah hal yang mempengaruhi kesan kita tentang seseorang, dimana kesan awal ini yang akan menentukan komunikasi selanjutnya yang dalam hal ini bagaimana penggunaan petunjuk artifaktual, misal ekspresi wajah, rambut, bentuk tubuh, pakaian dan perlengkapannya, atribut-atribut, dan sebagainya; dan

3. Manner yang merupakan gaya bertingkah laku, misal cara berjalan, duduk, berbicara, memandang, dan lain-lain.

b. Keterlibatan dalam perannya

Hal yang mutlak adalah aktor sepenuhnya terlibat dalam peran. Dengan keterlibatannya secara penuh akan menolong dirinya untuk sungguh-sungguh meyakini perannya dan bisa menghayati peran yang dilakukannya secara total.5

Hal ini biasanya dihubungkan secara sinonim dengan presentasi diri, dimana seseorang mencoba untuk mempengaruhi persepsi citra mereka. Gagasan pengelolaan kesan juga mengacu pada praktek-praktek dalam komunikasi profesional dan hubungan masyarakat, dimana istilah ini

5

Mutia. Impression Management. http: edwi.dosen.upnyk.ac.id/PSIKOM.5.doc /Sabtu, 02-April-2011, Pkl 20:55 WIB


(24)

digunakan untuk menggambarkan proses pembentukan citra sebuah perusahaan. Yang dalam pembahasan ini dikaitkan dengan pembentukkan citra seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan tersebut.

Dalam interaksi tentunya manusia tidak dapat menghindari untuk mengungkapkan dirinya pada orang lain. Meskipun mereka mencoba untuk membatasi apa yang diungkapkan, tapi tetaplah akan bercerita sedikit tentang dirinya, bahkan walaupun mereka meyakini bahwa tak akan menutupi tentang siapa sesungguhnya dirinya, dalam kenyataannya tetap berusaha membentuk atau mengelola kesan.

Dalam proses presentasi diri ini biasanya individu akan melakukan pengelolaan kesan (impression management). Pada saat ini, individu melakukan suatu proses dimana dia akan menyeleksi dan mengontrol perilaku mereka sesuai dengan situasi dimana perilaku itu dihadirkan serta memproyeksi pada orang lain suatu image yang diinginkannya. Manusia melakukan hal tersebut, karena ingin orang lain menyukainya, ingin mempengaruhi mereka, ingin memperbaiki posisi, memelihara status dan sebagainya.

Dengan demikian presentasi diri atau pengelolaan kesan dibatasi dalam pengertian mengahdirkan diri sendiri dalam cara-cara yang sudah diperhitungkan untuk memperoleh penerimaan atau persetujuan orang lain.

Ada dua komponen dalam penegelolaan kesan (impression management), yakni :


(25)

Merupakan motivasi pengelolaan kesan yang menggambarkan bagaimana motivasi yang dimiliki untuk mengendalikan orang lain dalam melihat diri atau untuk menciptakan kesan tertentu dalam benak pikiran orang lain.

b. Konstruksi pengelolaan kesan (impression construction)

Adalah menyangkut pemilihan image tertentu yang ingin diciptakan dan mengubah perilaku dalam cara-cara tertentu untuk mencapai suatu tujuan.6

Terdapat dua motif utama yang mengatur presentasi diri ini. Salah satunya adalah instrumental. Kita ingin mempengaruhi orang lain dan mendapatkan penghargaan. Motif yang kedua adalah presentasi diri ekspresif. Kita membangun sebuah citra diri untuk menunjukkan identitas pribadi, dan menampilkan diri dengan cara yang konsisten dengan citra itu. (Schlenker, 1980:92).

Seperti yang dikutip oleh Dewi K. Soedarsono dalam bukunya Sistem Manajemen Komunikasi, yang dikatakan oleh Mamduh (1997), menegaskan bahwa :

“Pemimpin biasanya dikaitkan dengan orang yang mempunyai semangat, kharisma dan kemampuan memotivasi orang lain yang sangat tinggi. Sedangkan manajer biasanya dikaitkan dengan orang yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin. Menjadi seorang manajer yang berjiwa pemimpin tidak mudah karena tidak semua manajer bertindak sebagai seorang pemimpin, tapi seorang pemimpin bisa menjadi seorang manajer”. (Soedarsono, 2009: 75).

6

Mutia. Impression Management. http: edwi.dosen.upnyk.ac.id/PSIKOM.5.doc /Sabtu, 02-April-2011, Pkl 20:55 WIB


(26)

Dalam kondisi seperti itu, maka kemajuan karir sang manajer semakin ditentukan oleh seberapa banyak perhatian yang diarahkan pada dirinya dari orang lain, terutama dari atasannya atau pimpinan perusahaan. Kerja keras, citra atau image, ternyata menduduki tempat kedua sesudah penampilan; sebagai faktor-faktor yang paling berperan dalam karir seseorang.

Harvey Coleman bahkan mengatakan bahwa penampilan punya bobot 60% dalam menentukan kenaikan jabatan seseorang manajer. Kerja keras bobotnya hanya 10%, sedangkan citra atau image bobotnya 30%. Ini mungkin penilaian yang agak berlebihan, tetapi bila disimak lebih lanjut memang tampaknya banyak benarnya.7

Dari yang ditampilkan oleh seorang manajer tersebut, tentunya akan mempengaruhi dari sikap karyawan-karyawannya. Dengan kata lain sikap (attitude) adalah :

“Kesiap siagaan mental, yang diorganisasikan lewat pengalaman, serta mempunyai pengaruh tertentu atas tanggapan seseorang terhadap orang, objek dan situasi yang berhubungan dengannya”. (Gibson, 1997: 57).

Menurut Travers (1977), Gagne (1977), dan Cronbach (1977) menjelaskan bahwa sikap mengandung tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu :

7

Mutia. Impression Management. http://rajapresentasi.com/2009/06/impression-management-kiat-ampuh-menampilkan-diri/Senin, 21.03.2011, Pukul 22:10 WIB


(27)

1) Komponen kognitif (keyakinan): yaitu yang berhubungan dengan gejala menegenai pikiran. Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang objek tertentu, seperti pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan objek.

2) Komponen afektif (emosi/perasaan): yaitu proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipasti dan sebagainya yang ditunjukkan kepada objek-objek tertentu.

3) Komponen konatif (perilaku/tindakan): yaitu proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu kepada objek, misalnya: kecenderungan memberi pertolongan, dan menjauhkan diri. (Sobur, 2003 & Ahmadi, 1999 dalam Soedarsono).

Adanya penunjukan kesan yang bagus, yang dilakukan pemimpin yang menjabat sebagai manajer dapat menimbulkan sikap yang positif didalam perusahaan, karena pengelolaan kesan yang baik akan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku dari karyawan atau staff dalam perusahaan tersebut. 8

8

Mutia. Impression Management. http://www.kasmanjaati78.wordperss.com/2010/10/03/ kekompakan kelompok/Senin, 21-Maret-2011, Pukul 20:15 WIB


(28)

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Pada prinsipnya pengelolaan kesan (impression management) adalah seni menampilkan diri untuk orang lain, yang menyoroti fitur seseorang yang paling menarik dan secara tidak langsung menyembunyikan yang tidak menarik lainnya. Dalam hal ini pemimpin yang menjabat sebagai manajer di Galamedia memiliki motivasi dalam pengelolaan kesan yang dapat menimbulkan sikap positif bagi karyawan atau staff perusahaan.

Dalam penelitian ini komponen pengelolaan kesan (impression management) dan kemudian bagaimana pengelolaan kesan pemimpin yang menjabat sebagai manajer di Galamedia dalam pembentukkan sikap positif karyawannya, akan dijabarkan melalui aplikasi sebagai berikut :

Menampilkan diri bukanlah sekedar mempertontonkan diri (atau, kasarnya, mencari muka) pada setiap kesempatan. Bukan pula bertindak atau berbicara sedemikian rupa sehingga bisa dinilai terlampau ambisius (walau ambisi itu sendiri amat penting untuk maju).

Upaya menampilkan diri ini seperti halnya dengan tidak banyak bicara tetapi lebih banyak mendengarkan dan mengamati dinamika lingkungan kerja, rekan kerja, kebiasaan-kebiasaan setempat dan hal-hal sejenis. Karena hal ini menunjukkan kewibawaan seorang pemimpin.

Untuk menampilkan kesan yang baik ini, maka seorang pemimpin harus mampu mengenali gaya kepemimpinan terbaik untuk situasi tertentu, dan harus luwes, dapat menyesuaikan diri, dan mampu membiasakan diri terhadap


(29)

kebutuhan kelompok, konteks dan tugas. Dari pengelolaan kesan yang dilakukan oleh pemimpin yang menjabat sebagai manajer di Galamedia dapat membangun persepsi yang baik dimata karyawannya. Tentunya dengan menampilkan “panggung depan” (front stage) dari seorang pemimpin tersebut.

c. Penampilan muka (paper front)

Yakni perilaku tertentu yang diekspresikan secara khusus agar orang lain mengetahui dengan jelas peran si pelaku (aktor). Front ini terdiri dan peralatan lengkap yang kita gunakan untuk menampilkan diri yang terdiri dari peralatan lengkap yang digunakan untuk menampilkan diri. Front stage ini mencakup tiga aspek (unsur) seperti:

1. Panggung (setting)

Pada front stage yang pertama ini pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa mempunyai panggung (setting) yang dibuat untuk menunjukan pada karyawannya seperti serangkaian peralatan ruangan yang digunakan.

2. Penampilan (appearance)

Selanjutnya bagaimana pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa memberikan penampilan (appearance) yang dapat mencerminkan kewibawaannya sebagai seorang pemimpin dengan melihat ekspresi wajah, tatanan rambut, bentuk tubuh, cara pakaian, atribut yang dikenakan dan lain-lain.


(30)

Dan satu hal lagi untuk pengelolaan kesan yang baik yaitu bagaimana gaya bertingkah laku (manner) seorang pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa dihadapan karyawannya, dengan menunjukan cara berjalan, duduk, memandang dan berbicara sekalipun.

d. Keterlibatan dalam perannya

Dalam hal ini seorang manjer yang menjadi aktor yang memainkan peran sebagai pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa. Dengan keterlibatannya secara penuh akan menolong dirinya untuk sungguh-sungguh meyakini perannya dan bisa menghayati peran yang dilakukannya secara total.

Seperti yang telah disebutkan pada kerangka pemikiran teoritis sebelumnya terdapat motivasi primer pengelolaan kesan yang diaplikasikan sebagai berikut :

Gambar 1.2

Motivasi untuk melakukan pengelolaan kesan Primary self presentation motives Dispotitional / situational antecedent

(Sumber : Brigham, 1991)

Mendapatkan persetujuan, persahabatan, kekuasaan, status dalam perusahaan.

Mendapatkan pujian dan kesan baik dari karyawan.

Menciptakan atau

mengukuhkan identitasa diri sebagai pimpinan.

Pimpinan yang bergantung pada target.

Kompetisi yang tinggi untuk mempertahankan posisi. Kegagalan sebelumnya,

perasaan orang lain yang memiliki pandangan negatif tentang dirinya (pimpinan)

Usaha-usaha untuk membentuk

kesan yang diinginkan


(31)

Motivasi untuk melakukan pengelolaan kesan tersebut diatas merupakan sedikit gambaran yang dapat dilihat dari apa yang diharapkan seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan. Paling tidak yang harus menjadi perhatian seorang pemimpin dalam membangun komunikasi yang sukses dengan karyawannya harus dimulai dengan mengolah kesan yang baik.

Melalui pengelolaan kesan yang ditimbulkan ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap positif untuk menjalin kebersamaan dan kerja sama yang baik antara karyawan dengan pemimpin di Galamedia. Karena kemajuan sebuah perusahaan tidak hanya dilihat dari kerja keras untuk menghasilkan barang atau jasa dari perusahaan tersebut, namun terdapat hal lain yang juga sangat mempengaruhinya yakni pemberian contoh yang baik dari seorang pemimpin melalui pengelolaan kesan kepada karyawannya guna menimbulkan sikap positif sebagai hasil akhirnya.

1.6Pertanyaan Penelitian

1.6.1 Pertanyaan Penelitian untuk Informan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini diajukan sebagai upaya dalam perolehan informasi yang lebih jelas dengan para pemimpin yang menjabat sebagai manajer, dengan pertanyaan sebagai berikut:

a. Panggung (setting)

1. Bagaimana penataan ruangan yang ingin ditampilkan oleh pemimpin?


(32)

3. Bagaimana pemilihan cat tembok yang digunakan oleh pemimpin? 4. Apakah dalam ruangan pemimpin terdapat foto-foto yang

memperlihatkan kesuksesan yang pernah dicapai selama ini? 5. Apa arti penting barang elektronik (jam, komputer, dan telephon)

yang diletakan di ruangan atau meja kerja seorang pemimpin? 6. Apakah arti penting ruangan atau meja kerja bagi seorang

pemimpin di perusahaan Galamedia Bandung Perkasa ini? b. Penampilan (appearance)

1. Bagaimana cara berpakaian yang diperlukan pemimpin dalam pembentukkan kesan yang positif dimata karyawan?

2. Bagaimana tatanan rambut yang diperlukan pemimpin dalam pembentukkan kesan yang positif dimata karyawan?

3. Apakah diperlukan aksesori untuk menunjang pemimpin dalam pembentukkan kesan yang positif dimata karyawan?

4. Bagaimana atribut (petunjuk artifaktual) yang digunakan untuk melengkapi penampilan pemimpin (mobil, tas, kartu nama, dan lain-lain)?

c. Gaya bertingkah laku (manner)

1. Bagaimana sikap yang biasanya ditunjukan pemimpin dalam memberi perintah kepada karyawannya (dengan berdiri, duduk atau sambil lalu)?


(33)

2. Bagaimana eye contact yang dilakukan pemimpin jika sedang memberi perintah atau mengobrol dengan karayawan?

d. Keterlibatan dalam perannya

1. Apakah peranan sebagai seorang pemimpin dapat dijalankan dengan baik?

2. Apakah pemimpin nyaman (comfortable) dalam menjalankan perannya ini?

3. Apakah pemimpin mendapat dukungan dari orang-orang yang berada disekitar (lingkungan kerja atau keluarga)?

1.6.2 Pertanyaan Penelitian untuk Key Informan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini diajukan sebagai upaya dalam perolehan informasi yang lebih jelas dengan para pemimpin yang menjabat sebagai manajer, dengan pertanyaan sebagai berikut:

a. Panggung (setting)

1. Bagaimana penataan ruangan yang ditampilkan oleh pemimpin? 2. Bagaimana pemilihan furniture yang digunakan oleh pemimpin? 3. Bagaimana pemilihan cat tembok yang digunakan oleh pemimpin? 4. Apakah dalam ruangan pemimpin terdapat foto-foto yang

memperlihatkan kesuksesan yang pernah dicapai selama ini? b. Penampilan (appearance)

1. Bagaimana cara berpakaian yang ditunjukkan pemimpin dalam keseharian dilingkungan kerja?


(34)

2. Bagaimana tatanan rambut yang ditampilkan pemimpin dalam keseharian dilingkungan kerja?

3. Apakah untuk seorang pemimpin diperlukan aksesori untuk menunjang penampilannya?

4. Bagaimana atribut yang digunakan pemimpin untuk melengkapi penampilannya (mobil, tas, kartu nama, dan lain-lain)?

c. Gaya bertingkah laku (manner)

1. Bagaimana sikap yang biasanya ditunjukan pemimpin dalam memberi perintah kepada bapak/ibu (dengan berdiri, duduk atau sambil lalu)?

2. Bagaimana eye contact yang dilakukan pemimpin jika sedang memberi perintah atau mengobrol dengan bapak/ibu?

d. Keterlibatan dalam perannya

1. Apakah peranan sebagai seorang pemimpin sudah dijalankan dengan baik?

2. Apakah pemimpin terlihat nyaman (comfortable) dalam menjalankan perannya?

3. Sebagai pemeran pembantu, apakah bapak/ibu memberikan dukungan kepada pemimpin?


(35)

1.7Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, menurut Bogdan dan Taylor merupakan “prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau perilaku yang diamati”. (Moleong, 2007 : 3)

Dalam metode kualitatif, realitas dipandang sebagai suatu yang berdimensi banyak, suatu kesatuan utuh serta berubah-ubah. Sehingga biasanya, rancangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti sebelum penelitiannya dimulai. Untuk alasan itu pula, pengertian kualitatif sering diasosiasikan dengan teknik analisis data dan penulisan laporan penelitian.

Paradigma ini juga memungkinkan untuk dilakukan interpretasi secara kualitatif atas data-data penelitian yang telah diperoleh. Sehingga pengertian umum mengenai penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.

Mulyana (2002) menyebut penelitian kualitatif dalam ilmu komunikasi sebagai perspektif subjektif. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sangat relevan dengan ciri-ciri dari penelitian yang berperspektif subyektif seperti:


(36)

1) Sifat realitas yang bersifat ganda, rumit, semu, dinamis (mudah berubah-rubah), dikonstruksikan, dan holistik: pembenaran realitas bersifat relatif,

2) Aktor (subyek) bersifat aktif, kreatif dan memiliki kemauan bebas, dimana perilaku komunikasi secara internal dikendalikan oleh individu,

3) Sifat hubungan dalam dan mengenai realitas,

4) Hubungan peneliti dengan subyek penelitian juga bersifat setara, empati, akrab, interaktif, timbal balik, saling mempengaruhi dan berjangka lama,

5) Tujuan penelitian terkait dengan hal-hal yang bersifat khusus, 6) Metode penelitian yang deskriptif,

7) Analisis bersifat induktif,

8) Otentisitas adalah kriteria kualitas penelitian subyektif, dan nilai, etika, dan pilihan moral peneliti melekat dalam proses penelitian. Hasil analisis kualitatif berupa perbandingan kondisi real di lapangan diperoleh dari pendapat-pendapat berbagai unsur yang terlibat langsung dalam lingkungan perusahaan tersebut. (Mulyana, 2002: 147-148).

Dalam penelitian ini pun tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa penulis memperluas penelitian selain penelitian historis dan eksperimental. Mereka menyebut


(37)

metode yang melulu deskripsi sebagai penelitian survei (Isaac dan Michael, 1981 : 46) atau penelitian observasional (Wood, 1977 : 29).

Peneliti menggunakan metode deskriptif ini dikarenakan suatu perhatian pada informan yang menarik dari segi Impression Management (Pengelolaan Kesan) pemimpin dalam sebuah perusahaan yang ditunjukkan pada karyawannya. Dengan tujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara faktual dan cermat.

1.8Subjek dan Informan Penelitian 1.8.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat dan keadaannya (attributnya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian9.

Adapun penarikan informan dari penelitian ini ditentukan melalui suatu teknik yang diharapkan dapat memenuhi kriteria respoden yang dibutuhkan yakni menggunakan Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah :

“Pemilihan sampel purposive atau bertujuan, kadang-kadang disebut sebagai judgement sampling, merupakan pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Karena itu, menentukan subjek atau orang-orang terpilih harus sesuai dengan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu” (Moleong, 2000:25)

9

Mutia. Subjek Penelitian. http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-dan-informan-penelitian/, Subjek penelitian, responden penelitian, dan informan (narasumber) penelitian, Jumat/11-Juni-2010, 01.34


(38)

Pada penelitian ini dilakukan di PT Galamedia Bandung Perkasa dengan subyek penelitian dalam penelitian ini pemimpin PT Galamedia Bandung Perkasa.

1.8.2 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian (Moleong, 2007: 132).

Untuk penelitian ini yang dijadikan sebagai informan adalah manajer yang bekerja di PT Galamedia Bandung Perkasa, yang pada saat ini dipegang oleh satu manajer yang dikarenakan belum adanya pengisian pada dua manajer lainnya. Sebagai pelaksanaannya pekerjan manajer ini dibantu oleh asisten manajer. Untuk keterangan lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Informan Penelitian

No Nama Keterangan

1. Dicky Irvan Firmansyah Ass. Manajer Bisnis dan Operasional

2. H. Chandra Sundara Ass. Manajer SDM & Umum

3. Budi Setiawan Ass. Manajer Bidang Sirkulasi


(39)

Dalam penelitian ini pun terdapat informan tambahan (key informan) berjumlah dua orang, antara lain yaitu karyawan atau staff dari PT Galamedia Bandung Perkasa, yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1.2

Key Informan Penelitian

No Nama Keterangan

1. Gunawan Muhammad Staff

2. Ema Rachmawati Staff

Sumber : analisis peneliti, 2011

1.9Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Wawancara Mendalam

Adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong 2007:186).

Wawancara ini dimaksudkan untuk memverikasikan, mengubah dan memperluas pemikiran yang dikembangkan peneliti sebagai pengumpulan data. Wawancara yang akan dilakukan secara terstruktur


(40)

bertujuan mencari data yang mudah dikualifikasi, digolongkan, dan diklasifikasikan, dimana sebelumnya peneliti menyiapkan daftar pertanyaan.

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara mendalam kepada Ass. Manajer SDM & Umum, Wakil Ass. Manajer Bidang Iklan Harian Umum Galamedia, Ass. Manajer Bidang Sirkulasi dan informan tambahan terdiri dari karyawan atau staff perusahaan yang terlibat sebagai sumber informasi penelitian.

2. Observasi

Pada pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan salah satunya melalui observasi dengan melihat dan mengamati individu yang menjadi informan pada penelitian ini. Diantaranya melihat dan mengamati impression management (pengelolaan kesan) yang seorang pemimpin lakukan yang diharapkan dapat membentuk sikap positif dari karyawan.

“Observasi adalah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”10

Dalam observasi ini, tidak hanya melihat apa yang informan lakukan atau sampaikan. Melainkan dari definisi diatas adalah

10

Mutia. Observasi. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/pengertian-observasi-dan-kedudukannya.html /7-Juni-2010/20:43 WIB


(41)

menganalisis, mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan merekam keadaan yang ada atau menggunakan catatan lapangan dengan mengamati pemimpin tersebut. Sehingga dengan ini, informasi-informasi yang diperoleh pun relevan.

3. Dokumentasi

Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya tulis monumental dari seseorang. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data, karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. (Moleong, 2007: 216-217).

Dokumentasi sendiri merupakan salah satu sumber pengumpulan data yang diperoleh dari beberapa data atau laporan, buku, surat kabar dan juga beberapa bahan bacaan lainnya yang mendukung penelitian ini.

4. Studi Pustaka

Adalah dimana penulis mencari data dengan mengadakan penelahaan terhadap buku-buku literatur, karya tulis yang bersifat ilmiah yang memiliki hubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

5. Internet Searching

Adalah suatu cara pencarian menggunakan fasilitas elektronik yang dikenal dengan nama internet. Internet ini dijalankan melalui


(42)

browser untuk mencari informasi yang diinginkan. Internet searching menampung database dari situs-situs seluruh dunia yang jumlahnya miliyaran halaman.

Cara penggunaannya sangat mudah, hanya dengan memasukkan kata kunci (key word) maka internet searching akan melakukan browser dan menampilkan beberapa link situs yang disertai dengan keterangan singkat mengenai suatu informasi.

1.10 Teknik Analisis Data

Setiap penelitian perlu adanya data-data sebagai penunjang dari penelitian tersebut, maka data penelitian yang sudah terkumpul perlu diolah untuk diorganisasikan data-data tersebut yang kemudian dijelaskan sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini.

Analisa data menurut Patton (1980:268), “adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan urutan dasar. Hal ini dilakukan melalui deskripsi data penelitian, penelaahan tema-tema yang ada, serta penonjolan-penonjolan pada tema-tema tertentu”. (Moleong, 2007:280)

Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian sejak penelitian memasuki lapangan untuk mengumpulkan data. Terkait dengan itu, teknik analisis data yang akan ditempuh peneliti melalui tiga tahap yakni : reduksi data, penyajian (display) data, dan penarikan kesimpulan dan


(43)

verifikasi. Seperti digambarkan dibawah ini model komponen-komponen analisis data : Model Interaktif.

Gambar 1.3

Komponen-komponen analisis data : Model Interaktif

Sumber : Miles & Huberman (1992 : 20)

Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap pertama “Reduksi Data” : Kategori dan mereduksi data, yaitu melakukan pengumpulan terhadap informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian, selanjutnya data dikelompokkan sesuai topik masalah.

2. Tahap kedua “Pengumpulan Data” : Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian. Pengumpulan

data

Penyajian data

Reduksi data


(44)

3. Tahap ketiga “Penyajian Data” : Melakukan interpretasi data yaitu menginterpretasikan apa yang telah diinterpretasikan informan terhadap masalah yang diteliti.

4. Tahap keempat “Penarikan Kesimpulan” : Pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat memberi jawaban atas masalah penelitian.

5. Tahap kelima “Evaluasi” : Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksud untuk menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan yang dapat mengaburkan makna persoalan yang sebenarnya dari fokus penelitian.

Guna menghindari kemelencengan informasi dalam pengumpulan data, maka dilakukan triangulasi informasi baik dari segi sumber data maupun triangulasi metode. Menurut Moleong dalam Buku Metode Penelitian Kualitatif menyatakan bahwa Triangulasi adalah :

“Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain” (Moleong, 2007: 330).

Data yang dikumpulkan diperiksa kembali bersama-sama dengan informan. Langkah ini memungkinkan dilihat kembali akan kebenaran informasi yang dikumpulkan. Selain itu, dilakukan cross check data kepada narasumber lain yang dianggap paham terhadap masalah yang diteliti. Dan, triangulasi metode dilakukan untuk mencocokkan informasi yang diperoleh


(45)

dari satu teknik pengumpulan data (wawancara mendalam) dengan teknik yang lainnya (observasi).

Tahap-tahapan dalam analisis data diatas merupakan bagian yang tidak saling terpisah, sehingga saling berhubungan antara tahapan yang satu dengan yang lain. Analisis dilakukan secara berkelanjutan dari awal sampai akhir penelitian, untuk mengetahui Impression Management Pemimpin di PT Galamedia Bandung Perkasa (studi deskriptif tentang Impression Management pemimpin PT Galamedia Bandung Perkasa dalam pembentukkan sikap positif karyawannya).

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Harian Umum Galamedia, Jalan Belakang Factory No. 2C Bandung, Jawa Barat, Indonesia., 40111. Telp (022) 4210063-4205347. Untuk faximile redaksi (022) 4205262 dengan website : http: //www.klik-galamedia.com, dan e-mail: gemarku@yahoo.com

1.11.2 Waktu Penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan waktu penelitian selama 6 (enam) bulan yang terhitung mulai bulan Februari 2011 sampai Juli 2011, dengan waktu penelitian sebagai berikut :


(46)

Tabel l.3 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

Judul

2 Penulisan Bab I

Bimbingan 3 Penulisan Bab

II

Bimbingan 4 Pengumpulan

Data Perusahaan

5 Penulisan Bab III

Bimbingan 6 Penulisan Bab

IV

Bimbingan 7 Penulisan Bab

V


(47)

Bimbingan 8 Penyusunan

Skripsi

9 Sidang kelulusan

10 Revisi Skripsi

Sumber : Analisa Peneliti, 2011

1.12 Sistematika Penelitian

Untuk memberikan gambaran penelitian ini secara sistematika, peneliti membagi susunan skrip kedalam lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab awal dari keseluruhan penelitian antara lain : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Teoritis dan Praktis Penelitian, Kerangka Pemikiran Teoritis dan Praktis, Pertanyaan Penelitian, Metode Penelitian, Subjek dan Informan Penelitian, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data, Lokasi dan Waktu Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini peneliti meninjau masalah dari aspek teoritis, mengenai : Tinjauan tentang Komunikasi, meliputi: pengertian, komponen,


(48)

sifat, proses, dan tujuan komunikasi; Tinjauan tentang Komunikasi Organisasi, meliputi: pengertia organisasi, pengertian komunikasi organisasi dan aspek-aspek komunikasi organisasi; Tinjauan tentang Psikologi Komunikasi, meliputi: pengertian psikologi dan pengertian psikologi komunikasi; Tinjauan tentang Impression Management; Tinjauan tentang Pemimpin; Tinjauan tentang Sikap, meliputi: pengertian, komponen, pembentukan dan perubahan sikap; dan Tinjauan tentang Karyawan, meliputi: pengertian dan asas komunikasi karyawan.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Peneliti memberikan gambaran umum tentang objek penelitian pada bab ini, antara lain : Sejarah, Visi & Misi, Motto, Logo, Struktur Organisasi, Job Deskription, dan Sarana & Prasarana Perusahaan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan mengenai analisis deskriptif hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian disesuaikan dengan identifikasi masalah.

BAB V PENUTUP

Bab terakhir ini berisikan kesimpulan dan hasil penelitian serta saran untuk objek penelitian.


(49)

41

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan tentang Komunikasi 2.1.1Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar dari setiap manusia. Dengan komunikasi manusia dapat berhubungan antara satu dengan yang lain, dimanapun dan kapanpun. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Ini disebabkan dalam kehidupan, manusia selalu saling bergantung dengan manusia lain.

Kata atau istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapan.

Menurut Cherry dalam Stuart (1983), istilah komunikasi berpangkal pada pendekatan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara 2 orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi. (Cangara, 2005 : 18)


(50)

Pengertian di atas masih secara dasar, adapun definisi komunikasi menurut para ahli seperti yang dipaparkan oleh Everett M. Rogers seorang pakar sosiolog pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi, sebagai berikut, “Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.

Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang meyatakan bahwa:

“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.(Cangara, 2005:19)

Berbeda dengan definisi Carl I. Hovland menunjukan bahwa yang dijadikan ojek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals)

Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan di atas.


(51)

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi seringkali menguti paradigm yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?. Paradigma Lasswell di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2003:10)


(52)

2.1.2Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain

5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan.1

1

Mutia. Komponen Komunikasi.http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi/Minggu, 27.03.2011/21:40 WIB/Kamar Kost Dago.


(53)

2.1.3Proses Komunikasi

Menurut Denis McQuail yang dikutip oleh Riswandi dalam bukunya Ilmu Komunikasi, secara umum kegiatan atau proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam enam tingkatan sebagai berikut :

1. Komunikasi intra-pribadi (interpersonal communication)

Yakni proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf. Misalnya berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dan lain-lain.

2. Komunikasi antar-pribadi

Yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya. Misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon, dan sebagainya.

3. Komunikasi dalam kelompok

Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi.


(54)

4. Komunikasi antar-kelompok/asosiasi

Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompok atau asosiasinya masing-masing.

5. Komunikasi organisasi

Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.

6. Komunikasi dengan masyarakat secara luas

Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara :

 Komunikasi massa

Yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, dan sebagainya.

 Langsung atau tanpa melalui media massa

Misalnya ceramah, atau pidato di lapangan terbuka. (Riswandi, 2009: 9-11)


(55)

2.1.4Sifat Komunikasi

Sifat komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy ada beberapa macam, yaitu :

1. Tatap muka (face-to-face) 2. Bermedia (mediated) 3. Verbal (verbal)

- Lisan (oral) - Tulisan (written) 4. Non verbal (non-verbal)

- Gerakan atau isyarat badaniah (gestural) - Bergambar (pictorial)

(Effendy, 2002:7)

Dalam penyampaian pesan, seorang komunikator (pengirim) dituntut untuk memiliki kemampuan dan sarana agar mendapat umpan balik (feedback) dari komunikan (penerima), sehingga maksud dari pesan tersebut dapat dipenuhi dengan baik dan berjalan efektif. Komunikasi dengan tatap muka (face to face) dilakukan diantara komunikator dengan komunikan secara langsung, tanpa menggunakan media apapun kecuali bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia dilakukan oleh komunikator kepada komunikan, dengan menggunakan media sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.


(56)

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal dibagi kedalam dua macam yaitu lisan (oral) dan tulisan (written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakkan atau isyarat badaniah (gestural) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan idea tau gagasannya.

2.1.5Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan bicara, serta semua pesan yang disampaikan dapat diterima oleh lawan bicara tersebut dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek mengatakan adapun beberapa tujuan berkomunikasi:

1. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasive, bukan memaksakan kehendak.

2. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pemimpin harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita member jalur ke timur.


(57)

3. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin beberapa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting yang harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.

4. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan. (Effendy, 2002:18)

Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Serta tujuan yang utama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan.


(58)

2.2Tinjauan tentang Komunikasi Organisasi 2.2.1Pengertian Organisasi

Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi, Schein (1982) mengatakan bahwa :

“organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah organisasi untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab”. (Schein, 1982)

Organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain yang menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan ini adalah merupakan suatu sistem. Selanjutnya Kochler (1976) mengatakan bahwa “organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok organisasi untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dikatakan merupakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain. Bila satu bagian terganggu, maka akan ikut berpengaruh pada bagian lain. Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya. Tanpa koordinasi sulitlah organisasi itu berfungsi dengan baik.


(59)

Suatu organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya. Kondisi ini timbul mungkin disebabkan oleh karena tugas terlalu besar atau terlalu kompleks untuk ditangani satu orang. Oleh karena itu, suatu organisasi dapat kecil seperti usaha dua orang individu atau dapat sangat besar yang melibatkan banyak orang dalam interaksi kerja sama.

Organisasi merupakan suatu struktur hubungan manusia. Struktur ini dirancang untuk manusia dan karena itu tidak sempurna. Organisasi bertumbuh dan bertambah matang sebagian melalui suatu skema yang dirancang dan sebagian lagi melalui keadaan yang tidak teratur. Sebaliknya perubahan yang tidak terstruktur terjadi sebagai hasil ketidak teraturan, terjadi sebagai respons secara tidak rasional terhadap bermacam-macam kebudayaan, dan kekuatan yang bersifat psikologis pada orang-orang dalam organisasi.

2.2.2Pengertian Komunikasi Organisasi

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari atasan kepada bawahan (downward), komunikasi dari bawahan kepada atasan (upward), komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level atau tingkatannya


(60)

dalam organisasi, ketrampilan berkomunikasi dan bicara, mendengarkan, dan menulis.

Sedangkan Katz dan Khan mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Khan, “organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan.

Adapun definisi komunikasi organisasi menurut Goldhaber (1986) adalah : “Proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah”. (Goldhaber dalam Muhammad, 2007 :67)

2.2.3Aspek-aspek Komunikasi Organisasi

Motivasi orang-orang yang berada dalam organisasi berbeda-beda, diantaranya yaitu :

1. Iklim atau suasana komunikasi dalam organisasi.

2. Aliran informasi bersifat : vertikal, horizontal, diagonal, atau bersifat formal dan informal.


(61)

3. Kekuasaan pimpinan. 4. Gaya kepemimpinan. 5. Etika dalam organisasi

2.3Tinjauan tentang Psikologi Komunikasi 2.3.1 Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari perkataan Yunani psyche yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu pengetahua. Jadi, secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa.

Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia ayau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia. Seperti yang dikutip dari buku Psikologi Umum yang dirumuskan dari para ahli, yang salah satunya yaitu menurut John Broadus Waston menyebutkan “psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsangan dan jawaban (respon)”. (Fauzi, 2004: 12)

Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu harus dapat membedakan antara nyawa dan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah dan menimbulkan perbuatan badaniah (organic behavior) yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses


(1)

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Nama Ibu : Any Suryati, B.A.

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Alamat Orang Tua : Jl. Satria No. 32 Jati Baru Tanjung Bintang, Lampung Selatan 35341

Email : fahmi_zone68@yahoo.com

B. PENDIDIKAN FORMAL

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2007 - Sekarang Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Kosentrasi Ilmu Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

-

2. 2004 – 2007 SMA Negeri 1 Bandar Lampung Berijazah

3. 2001 – 2004 SMP Negeri 1 Jati Baru Lampung Selatan Berijazah


(2)

C. PENDIDIKAN NONFORMAL

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2008 Peserta Table Manner Course UNIKOM, Jayakarta Hotel Bandung.

Bersertifikat

2. 2009 Peserta Pelatihan Leadership “Who Next Leader” UNIKOM

Bersertifikat

3. 2009 Peserta Pelatihan “Personal Development and Self Enpowerment”.

Bersertifikat

D. PENGALAMAN ORGANISASI

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2009 – 2010 Anggota Div. Kreasi dan Seni Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi & Public Relations UNIKOM

-

2. 2005 – 2006 Sekertaris Ekstrakulikuler Teater, SMA N I Bandar Lampung

-


(3)

E. PRESTASI

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 1999 Juara II Lomba Menari Tari Bedana Daerah Lampung se-Kabupaten Lampung Selatan

-

2. 2000 Juara II Lomba Matematika Tingkat Kecamatan di Tanjung Bintang, Lampung Selatan

-

3. 2002 Juara I Lomba Menyanyi Tingkat Penggalang Persami Se-Rayon Lampung Selatan

-

4. 2002 Juara III Olimpiade FISIKA Tingkat SMP se-Kabupaten Lampung Selatan

Bersertifikat

5. 2002 – 2004 Peraih Beasiswa Prestasi Akademik di SMP N I Tanjung Bintang, Lampung Selatan

-

6. 2005 Nominator Pemeran Pembantu Wanita Terbaik Liga Teater antar SMA se-Lampung

Bersertifikat

7. 2005 Finalis ”Penyanyi Radio Rashuba Big Talent” di Bandar Lampung

-


(4)

Fakultas Tekhnik UNILA

9. 2006 Nominator Pemeran Pembantu Wanita Terbaik Liga Teater antar SMA se-Lampung

Bersertifikat

10. 2007 Nominator Pemeran Utama Wanita Terbaik Liga Teater antar SMA se-Lampung

Bersertifikat

11. 2006 -2007 Peraih Beasiswa Prestasi Non – Akademik di SMA N I Bandar Lampung

-

F. PELATIHAN DAN SEMINAR

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2007 Peserta Workshop Presenter dan Penyiar Radio, Hotel Savoy Homan. Bandung

Bersertifikat

2. 2008 Peserta Pelatihan Table Manner di Hotel Jayakarta, Bandung

Bersertifikat

3. 2009 Peserta Seminar Jurnalistik oleh Metro TV, SABUGA. Bandung

Bersertifikat


(5)

Diri

5. 2009 Peserta “Study Tour Mass Media 2009” Bersertifikat

6. 2009 Workshop “ A Workshop on Modern Strategic Public Relations”, UNPAD Bandung.

Bersertifikat

7. 2009 Peserta Seminar Muslimah “Atas Nama Cinta” Bersertifikat

8. 2009 Workshop “Pembuatan Program TV” Bersertifikat

9. 2009 Kuliah Umum “Kebudayaan Film & Sensor Film”

Bersertifikat

10. 2009 Panitia Pelatihan Kepemimpinan “Dare To Be A Leader”

Bersertifikat

11. 2010 Panitia Communication Cup 2010 Bersertifikat

12. 2010 Pelatihan Public Speaking Bersertiikat

13. 2010 Panitia Seminar Fotografi, Lomba Foto Essay dan Apreasi Seni (Tema “ Teknik dan Bahasa Foto”)

Bersertifikat

14. 2010 Peserta Seminar Budaya Preneurship “Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa


(6)

Entrepreneurship”

15. 2011 Peserta Training Motivasi “Bukan Mahasiswa Biasa”, Melejitkan Potensi Mahasiswa Sebagai Agen Misi Yang Persuasif Menuju Bangsa Yang Lebih Baik

Bersertifikat

16. 2011 Peserta Seminar Teknik Informasi Nasional “Trend Cyber Preneurship 2011”

Bersertifikat

G. KEAHLIAN

Mampu Mengoperasikan Program Komputer dan lainnya :

 Microsoft Office (Word, Excel, Front Page, Power Point)  Master of Ceremony