Tinjauan Atas pelaksanaan Simpan Pinjam Pada Koperasi Warga Sauyunan (Kopaga Sauyunan)

(1)

members, prospective members, and other cooperative or its members, provide loans to members,prospective members, and other cooperative or its members, Doing cooperation and partnership with third parties in order toimprove services

The research method used is descriptive research method is amethod of research that attempted to describe and interpret theobjects in accordance with what it Is.

Implementation of the savings and loan activities are stillexperiencing barriers that still could not overcome well with thesolution issued by residents of cooperatives sauyunan the possible issues that arise can be addressed properly. Implementation of thesavings and loan has been going well according to regulations.Thus it can be concluded that the implementation of cooperativesavings and loan in terms of residents exercised in accordancesauyunan implementation of savings and loans.


(2)

Koperasi Warga Sauyunan dalam melaksanakan simpan pinjam dapat menyelenggarakan diantaranya : Menerima simpanan berjangka dan tabungan dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya, Memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya, Melakukan kerjasama dan kemitraan dengan pihak ketiga dalam rangka meningkatkan pelayanan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif yaitu merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.

Kegiatan pelaksanaan simpan pinjam masih mengalami hambatan yang masih belum bisa diatasi dengan baik dengan adanya solusi yang dikeluarkan oleh koperasi warga sauyunan maka kemungkinan masalah yang muncul dapat diatasi dengan baik. Pelaksanaan simpan pinjam sudah berjalan dengan baik sesuai peraturan yang berlaku. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan simpan pinjam pada koperasi warga sauyunan dilaksanakan sesuai syarat pelaksanaan simpan pinjam.


(3)

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian yang dilakukan pada Koperasi Warga Sauyunan, penulis memperoleh data dan informasi mengenai gambaran koperasi khususnya pada unit usaha simpan pinjam.

4.1.1 Sejarah Koperasi Warga Sauyunan

Terbentuknya Koperasi Desa Sangkanhurip diawali dengan adanya keinginan dan kesadaran berkoperasi warga beserta tokoh masyarakat Rw. 11 beserta beberapa orang warga yang selanjutnya diadakan rapat pembentukan koperasi pada tanggal 01 january 1995 yang bertempat di rumah Rt. 01 Rw. 11 Desa Sangkanhurip, yang pada saat itu ketua Rt. 01 dijabat oleh Sdra.Emid hamidi. Rapat pembentukan koperasi pada waktu itu dihadiri oleh 30 orang warga Rw. 11 Desa Sangkanhurip dan seluruh peserta rapat bertekad bulat dan sepakat untuk mendirikan koperasi dan langsung peserta rapat menjadi anggota koperasi pertama. Selanjutnya setelah terbentuknya koperasi seluruh anggota rapat sepakat memberi nama koperasi yaitu Koperasi Warga Desa Sangkanhurip “Sauyunan” (Kopaga Sauyunan)

Pada awal berdirinya terhimpun modal awal dari seluruh anggota sebesar Rp. 400.000,00 (empat ratus ribu rupiah)


(4)

Setelah terhimpun dana dan memiliki nama koperasi kemudian diadakan pemilihan pengurus pertama, adapun susunan pengurus yang terpilih adalah sebagai berikut:

Ketua : Yuyun Junaedi Sekertaris : Wawan Ruswandi Bendahara : Tatang Hidayat

 Visi

Membantu masyarakat menuju kesejahteran yang berkeadilan dengan penuh kekeluargaan.

 Misi

1. Menciptakan kesadaran warga masyarakat berkoperasi 2. Mengembagkan potensi ekonomi masyarakat

3. Menggiatkan kesadaran warga masyarkat untk menabung 4. Membina warga masyarakat untk hidup bergotong royong 5. Meningkatkan kesejahtraan anggota khususnya dan masyarakat

pada umumnya.

4.1.2 Struktur Organisai Koperasi Warga Sauyuan

1. Rapat anggota

Rapat anggota merupakan forum tertinggi koperasi yang dihadiri oleh anggota sebagai pemilik. Wewenang RA diantaranya adalah menetapkan :


(5)

1. Kebijakan umum organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. 2. Memilih, mengangkat, memberhantikan pengurus dan pengawas. 3. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus pengawas.

4. Amalgamasi dan pembubaran koperasi.

2. Pengurus

Pengurus koperasi adalah pemegang kuasa rapat anggota untuk mengelola koperasi, artinya pengurus hanya boleh melakukan kresi manajemen yang tidak keluar Dari koridor keputusan rapat anggota. Pengurus merupakan pimpinan kolektif tidak berdiri sendiri dengan pertanggungjawaban bersama. Biasanya pengurus terdiri atas beberapa anggota.

3. Pengawas

Pengawas dipilh oleh rapat anggota untuk mengawasi pelaksanaan keputusan anggaran rumah tangga dan juga idiologi. tugas pengawas tidak untuk mencari-cari kesalahan tetapi untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan oleh koperasi sesuai dengan idiologi, anggaran rumah tangga koperasi dan keputusan rapat anggota.

4. Manager

Manager adalah seorang tenaga profesional yang memiliki kemapuan sebagai pemimpin tingkat pengelola, yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus setelah dikonsultasikan dengan pengawas.


(6)

5. Karyawan

Karyawan adalah seorang tenaga untuk membantu manager yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus.

4.1.3 Deskripsi Jabatan Koperasi Warga Sauyunan

Struktur organisasi Koperasi Warga Sauyunan Pemegang kekuasaan tertinggi yaitu rapat anggota, rapat anggota adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi .sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka segala kebijakan yang berlaku dalam koperasi harus melewati persetujuan rapat anggota terlebih dahulu, termasuk pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas.

Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tugas :

1. Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. 2. Menetapkan kebijaksanaan umum dibidang organisaisi,

manajemen dan usaha koperasi. 3. Memilih pengurus dan pengawas.

4. Mengesahkan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas dalam pelaksanaan tugasnya termasuk laporan keuangan/neraca dan perhitungan hasil usaha.

5. Mengesahkan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan anggaran belanja koperasi.


(7)

Fungsi :

1. Melaporkan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas atas pelaksanaan tugasnya.

2. Melaporkan neraca dan perhitungan hasil usaha koperasi. 3. Mekaporkan pembagian dan penggunaan sisa hasil usaha.

Pengurus

Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota dan disertai diserahi mandat untuk melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik dibidang organisasi maupun usaha anggota pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. dalam menjalankan tugasnya, pengurus bertanggung jawab terhadap rapat anggota. atas persetujuan rapat anggota pengurus dapat mengangkat manajer untuk mengelola koperasi Namun pengurus tetap bertanggung jawab pada rapat anggota.adapun tugas dan funsi dari pengurus sebagai berikut :

Tugas :

1. Memipin organisasi dan usaha koperasi.

2. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi serta mewakili koperasi dihadapan maupun diluar pengadilan.

3. Menyelanggarakan rapat anggotan dan rapat pengurus. 4. Menyelenggarakan administarsi organisasi koperasi.


(8)

5. Membatu pengawas dalam melakukan pengawasan dengan memberikan keterangan, memperlihatikan segala buku/catatan , persedian barang/alat-alat perlengkapan dan lain-lain yang diperlukan.

6. Memberikan penjelasan kepada anggota agar segala ketentuan dasar serta anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus serta keputusan rapat anggota dan lainnya diketahui serta dimengerti.

7. Memelihara kekurangan antara sesama anggota pengurus dan pengawas seta mencegah hal-hal yang menyebabkan timbulnya perselilsihan.

8. Menaggung segala kerugian yang diderita oleh koperasi sebagai akibat kelalaian dalam melaksanakan tugasnya.

Fungsi :

1. Mengangkat pengelola (manajer dan karryawan) sesuai perkembangan koperasi.

2. Menggunakan fasilitas sarana maupun dana yang tersedia sesuai keputusan rapat anggota untuk mendapatkan persetujuan.

3. Menerima atau menolak permohonan anggota baru serta memberhentikan anggota.


(9)

5. Meminta jasa audit dan atau jasa lainnya kepada akuntan public.

6. Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan usaha koperasi.

Pengawas

Pengawas adalah suatu badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pengurus. anggota pengawas dipilih oleh anggota koperasi di rapat anggota. dalam pelaksanaannya, pengawas berhak mendapatkan setiap laporan pengurus, tetapi merahasiakannya kepada pihak ketiga. pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota.adapun tugas dan fungsi pengawas sebagai berikut :

Tugas :

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksaan dan pengelolaan koperasi setiap tiga bulan sekali dan sekurang-kurangnya enam bulan sekali

2. Mebuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan dan disampaikan kepada pengurus rapat anggota dan pemerintah.

3. Dalam hal tertentu pengawas dapat meminta bantuan jasa audit kepada akuntan public dengan persetujuan pengurus. 4. Biaya jasa audit ditanggung oleh koperasi dan dianggarkan


(10)

Fungsi :

1. Meneliti catatan, berkas pembukuan yang dan barang serta bukti-bukti lainnya yang ada pada koperasi.

2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

3. Memberikan koreksi saran dan peringatan kepada pengurus. 4. Menggunakan fasilitas sarana dan dana yang tersedia untuk

kelancaran pelaksanaan tugasnya.

Manajer dan karyawan

1. Manajer dan karayawan diangkat oleh pengurus yang tata cara dan persyaratannya diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga (ART).

2. Karyawan unit simpan pinjam sekurang-kurangnya terdiri dari : a. Bagian simpanan.

b. Bagian pemberian pinjaman. c. Kasir

d. Bagian pembukuan.

3. Tugas, hak, wewenang, dan tanggungjawab serta gaji dan pendapatan lainnya untuk manajer dan karyawan ditetapkan dalam surat perjanjian kontrak kerja.

4. Hubungan antara pengelola dengan pengurus merupakan hubungan kerja atas dasar perikatan.


(11)

4.1.4 Aspek kegiatan Koperasi Warga Suyunan

Kegiatan koperasi utamanya dibidang ekonomi. Tujuannya adalah untuk kesejahteraan kepentingan bersama anggota koperasi tersebut sehingga tidak ada satupun pihak-pihak yang merasa dirugikan.

Ada begitu banyak sekali kegiatan koperasi. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh anggota koperasi yang diawasi oleh pemerintah desa.

Kegiatan-kegiatan koperasi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Produksi barang

Kegiatan koperasi dibidang produksi barang umumnya adalah usah kecil sampai menengah. Para produsen tingkat desa ini dikumpulkan dalam wadah koperasi agar ada komunikasi yang intens tentang usaha-usah anggotanya. Sehingga produk yang mereka hasilkan kualitasnya semakin bagus dan usaha mereka semakin maju karena adanya dukungan dan kerja sama sesama anggota.

2. Simpan Pinjam modal

Kegiatan koperasi yang paling banyak dilakukan dan dinikmati oleh masyarakat adalah peminjaman modal. Begitu banyak masyarakat yang ingin mendirikan suatu usaha namun tidak mempunyai modal. Oleh karena itu koperasi member sosuli dengan memberikan solusi dengan memberikan pinjaman kepada para anggotanya tanpa bunga, kalaupun ada bunga, bunya sangat kecil, sehingga anggota pinjaman tidak merasa tertekan dan dirugikan.


(12)

3. Jual beli produk

Kegiatan lain dari koperasi adalah jual beli produk dengan harga lebih murah dari pada dipasaran misalnya beras, yang dibeli dikoperasi harganya lebih murah daripada harga ditoko-toko. Hal inilah yang menyebabkan koperasi diminati banyak sekali warga. Karena koperasi memang diperuntukan untuk warga desa yang notabene kurang mampu dibidang ekonomi.

4.2 Hasil Pembahasan

4.2.1 Pelaksanaan Simpan Pinjam Pada Koperasi Warga Sauyunan

Pelaksanaan simpan pinjam diatur dan dijalankan oleh manager unit simpan pinjam, dalam melaksanakan usahanya, unit simpan pinjam dapat menyelenggarakan usaha :

a. Menerima simpanan berjangka dan tabungan dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.

b. Memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggota.

c. Melakukan kerjasama dan kemitraan dengan pihak ketiga dalam rangka meningkatkan pelayanan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b.

Untuk memperbesar usahanya maka unit simpan pinjam melalui koperasinya dapat memperoleh modal pinjaman yang tidak merugikan koperasi, dari :


(13)

a. Anggota.

b. Koperasi lain dan atau anggotanya. c. Bank dan lembaga keuangan lainnya.

d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya.

Kelebihan atas dana yang dihimpun unit simpan pinjam setelah melaksanakan kegiatannya dapat ditempatkan dalam bentuk :

a. Giro, deposito berjangka, tabungan, sertifikat deposito pada bank dan lembaga keuangan.

b. Tabungan dan atau simpanan berjangka pada koperasi lain.

c. Pembelian saham melalaui pasar modal yang terdaftar dibursa efek. d. Pembelian obligasi yang terdaftar pada bursa lain.

Pelaksanaan atau pengelolaan unit simpan pinjam dilakukan oleh pengurus, akan tetapi pengurus dapat mengangkat pengelolaan atau manajer unit simpan pinjam.

Untuk meningkatkan pelayanan unit simpan pinjam koperasi dapat membuka jaringan pelayanan berupa kantor cabang, kantor cabang pembatu dan kantor kas ditempat kedudukan koperasi atau ditempat lain.

Kantor cabang mempunyai fungsi untuk mewakili kantor pusat dalam melaksanakan kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang memutuskan pemberian pinjaman.

Pendapatan unit simpan pinjam setelah dikurangi biaya penyelenggaraan kegiatan, dipergunakan untuk keperluan sevagai berikut :


(14)

a. 50% untuk dibagikan kepada anggota yang bertransaksi dengan unit simpan pinjam.

b. 20% untuk penumpukan modal unit simpan pinjam. c. 5% untuk cadangan resiko.

d. 5% untuk insetif manajer dan karyawan unit simpan pinjam.

e. 5% untuk biaya pendidikan dan latiahan karyawan unit simpan pinjam. f. 15% untuk diserahkan kepada koperasi yang bersangkutan.

Unit simpan pinjam melalui koperasinya wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala (triwulan) dan tahunan kepada pemerintah degan ketentuan :

a. Laporan triwulan disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan berikutnya. b. Laporan tahunan disaampaikan paling lambat bulan juni tahun berikutnya.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan dalam melaksanakan simpan pinjam koperasi sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan-peraturan pemerintah serta mengacu pada Undang-undang. Pelaksanaan simpan pinjam dapat menyelenggarakan diantaranya menerima simpanan berjangka dan tabungan dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya, memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggota.


(15)

4.2.2 Syarat-syarat melakukan pinjaman Pada Koperasi Warga Sauyunan

Setiap anggota koperasi berhak mendapat pinjaman dengan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Telah menjadi anggota koperasai selama 3 (tiga) bulan tidak terputus. 2. Telah mempunyai simpanan paling sedikit Rp. 100.000,- (seratus ribu

rupiah).

3. Menghadap atau datang sendiri ke koperasi. 4. Memeperlihatkan buku simpanannya.

5. Mengisi formulir pengajuan simpanan yang ditandatangani sendiri oleh anggota yanga bersangkutan dengan melampirkan foto copy KTP.

6. Membuat dan menandatangani surat perjanjian pinjam meminjam (utang piutang).

7. Memberikan barang jaminan (agunan) baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak atau simpanan yang merupakan milik sendiri anggota yang bersangkutan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Apabila besarnya pinjaman sebanding dengan jumlah simpanan, maka barang jamina (agunan) adalah simpanan yang merupakan milik sendiri anggota yang bersangkutan.

b. Apabila besarnya pinjaman lebih besar dari simpanan, maka barang jaminan (agunan) adalah barang bergerak maupun barang tidak bergerak berikut simpanan yang merupakan milik sendiri anggita ynag bersangkutan.


(16)

8. Menyerahkan surat tanda bukti hak atas barang baik bergerak maupun tidak bergerak yang dijaminkan (diagunkan)

9. Memberikan surat kuasa menjual kepada pengurus koperasi, apabila anggota memberikan jaminan (agunan) yang berupa baranag bergerak maupun barang yang tidak bergerak.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pinjaman pada Koperasi Warga Sauyunan perlu diperhatikan syarat-syaratnya terlebih dahulu seperti salah satu diantanya harus menjadi anggota koperasi terlebih dahulu selama tiga bulan berturut-turut, serta telah mempunyai simpanan paling sedikit Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah), persyaratan yang berlaku pada Koperasi Warga Sauyunan sudah sesuai dengan peraturan perkoperasian serta undang-undang perkoperasian.

4.2.3 Solusi Menangani Pembayaran Cicilan Pinjaman Yang Macet Pada Koperasi Warga Sauyunan.

Dalam hal pinjam meminjam koperasi selalu mengalami masalah dalam pembayaran cicilan setiap bulannya banyaknya para anggota yang sering telat membayar cicilan perbulannya, banyaknya para anggota yang melanggar sanksi yang diberikan apabila pembayaran perbulannya telat, serta kurang tegasnya aturan yang berlaku dikoperasi, dalam menangani masalah seperti ini koperasi mempunyai solusi penangan pembayaran cicilan macet diantaranya sebagai berikut :


(17)

1. Diberikan surat panggilan untuk menyelesaikan tunggakannya.

2. Bila 2 kali diberisurat panggilan berturut-turut tidak hadir maka petugas mendatangi kerumah anggota yang mempunyai tunggakan cicilan.

3. Bila anggota yang bersangkutan memiliki simpanan sukarela yang menjadi jaminan pinjamannya, maka pengurus memindahbukukan ke pos cicilan pinjaman.

4. Bila jaminan berupa barang bergerak atau tidak bergerak maka diadakan penjualan jaminan sesuai dengan perjanjian dan surat kuasa untuk menjual. Bila penjualannya melebihi besarnya utang maka sisanya diserahkan kepada anggota yang bersangkutan.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan unit usaha simpan pinjaman pasti mendapat suatu hambatan, salah satunya dalam hal pinjaman sering mendapatkan masalah seperti banyaknya anggota yang sering lalai dalam pembayaran cicilan perbulannya maka koperasi dalam mengatasi masalah ini salah satu solusinya seperti menjual barang-barang atau hak kebendaan dijaminkan (diagunkan) oleh anggota berdasarkan surat kuasa menjual dari anggota yang bersangkuatan kepada pihak lain secara musyawarah dengan harga dan syarat-syarat yang dipandang baik oleh pihak koperasi.


(18)

1 1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ekonomi yang sangat pesat menyebabkan terjadinya persaingan didalam dunia usaha. Beberapa sektor usaha yang ada mengalami banyak kendala dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang terkadang mematikan kegiatan usaha tersebut, oleh karena itu dibutuhkan badan usaha yang berperan untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur yang mengutamakan kesejahteraan bersama, sehingga tercipta suatu tatanan hidup yang selaras.

Dengan adanya hal tersebut maka terbentuk badan usaha yaitu koperasi, sesuai dengan pengertian koperasi itu sendiri yaitu suatu badan usaha atau organisasi perekonomian yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya yang berdasarkan atas asas kekeluargaan, selain itu koperasi mempunyai ciri-ciri yaitu, menjungjung tinggi kebersamaan, bersifat kekeluargaan dan keterbukaan karena koperasi itu merupakan badan usaha yang terdiri dari perkumpulan orang-orang atau yang disebut dengan organisasi ekonomi, maka permodalan koperasi itu sendiri terdiri dari modal sendiri yang berasal dari simpanan pokok yang tediri dari simpanan pokok wajib, simpanan sukarela dan dana cadangan, sedangkan modal pinjaman berasal dari anggota koperasi lainnya, Dengan demikian koperasi


(19)

merupakan bentuk badan usaha yang cocok untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Koperasi yang ada saat ini diawali dari adanya kegiatan simpan pinjam yang kemudian berkembang dengan memiliki berbagai unit bisnis lain. Dalam perkembangannya koperasi tanpa ada unit simpan pinjam akan terasa hambar. Ini menandakan sudah terbentuk suatu budaya dalam koperasi bahwa unit simpan pinjam harus melekat pada diri setiap koperasi.

Usaha simpan pinjam adalah salah satu unit koperasi yang bergerak di bidang usaha pemberian kredit atau pinjaman bagi anggota koperasi dengan mudah dan bunga ringan. Usaha simpan pinjam merupakan salah satu usaha yang telah berakar dan dikenal secara luas oleh anggota koperasi dan masyarakat di Indonesia. Usaha simpan pinjam ini adalah salah satu usaha lembaga keuangan non bank dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya dari dan untuk anggota, calon anggota, koperasi lain dan anggotanya.

Membangun sistem Perekonomian Pasar yang berkeadilan sosial tidaklah cukup dengan sepenuhnya menyerahkan kepada pasar. Namun juga sangatlah tidak bijak apabila menggantungkan upaya korektif terhadap ketidakberdayaan pasar menjawab masalah ketidakadilan pasar sepenuhnya kepada Pemerintah. Koperasi sebagai suatu gerakan dunia telah membuktikan diri dalam melawan ketidakadilan pasar karena hadirnya ketidaksempurnaan pasar. (Noer Soetrisno:2003)


(20)

Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang memang sangat diametral. di barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan internasional. (Noer Soetrisno:2003)

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman. simpan pinjam adalah usaha pembiayaan yaitu menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau masyarakat umum. hal itu tentunya sesuai pula dengan ciri-ciri dan definisi lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun atau menyalurkan alam menjalankan kegiatannya koperasi simpan pinjam memdana atau kedua-duanya. di pungut sejumlah uang dari setiap anggota koperasi. uang yang dikumpulkan para anggota tersebut, kemudian dijadikan modal untuk dikelola oleh pengurus koperasi, dipinjamkan kembali bagi anggota yang membutuhkannya. (Apriyanto muchid:2010)

Saat ini fenomena umum dalam pengembangan usaha simpan pinjam yaitu koperasi simpan pinjam melaksanakan usaha sendiri-sendiri dalam simpan pinjam belum terbangun adanya rasa kebersamaan dan solidaritas untuk membangun diri koperasi secara bersama untuk mencapai tujuan, usaha simpan pinjam belum dibangun sebagai subsistem sebagai wahana pembelajaran nilai-nilai koperasi dalam mencapai tujuan, belum semua simpan pinjam mampu menerapkan nilai-nilai koperasi secara benar. Misalnya simpan pinjam yang berkembang pesat


(21)

melayani masyarakat dengan syarat memberikan jaminan yang besar sebagai agunan mendapatkan pinjaman. Dari segi keamanan ini benar namun sebagai koperasi hal ini melaksanakan praktek bank. (http://www.kospinjasa.com/)

Koperasi warga Sauyunan adal koperasi yang membuka unit usaha simpan pinjam bagi warga desa ynag berdomisili di daerah desa Sangkan hurip. Pengurus Koperasi Warga Sauyunan menyebutkan dalam menjalankan simpan pinjam saat ini masih banyak kendala yang dialami koperasi misalnya dalam peminjaman masih banyak para anggotanya yang sering macet dalam pembayaran setiap bulannya hal ini disebabkan karena para anggota koperasi yang belum mempunyai uang untuk membayar cicilan pinjamannya, dan banyak para anggota yang melanggar peraturan apabila pembayaran cicilan pinjamannya telat, penyebab dari kelalaian para anggota dalam membayar cicilan perbulannya dikarenakan koperasi kurang tegas dalam memberikan peraturan yang berlaku.(wawancara : Wawan Ruswandi, S, Pd.)

Fenomena diatas semestinya tidak terjadi apabila pihak pengawas dan pengurus dapat mengawasi kinerja karyawannya dengan baik dalam mengarahkan anggotanya untuk membangun rasa kebersamaan dan patuh terhadap aturan-aturan yang berlaku.

Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas unit usaha simpan pinjam pada Koperasi Warga Sauyunan (KOPAGA SAUYUNAN) dengan judul “TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI WARGA SAUYUNAN (KOPAGA SAUYUNAN).


(22)

1.2Identifikasi Masalah dan Rumusan masalah 1.2.1 Identifikasi masalah

Sesuai dengan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, penulis mencoba mengindentifikasi beberapa masalah yaitu:

1. Banyaknya para anggota yang sering telat membayar cicilan perbulannya.

2. Banyak para anggota yang melanggar ketentuan yang diberikan apabila pembayaran cicilan pinjaman perbulannya telat.

3. Kurang tegasnya aturan yang berlaku dikoperasi.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang penulis, ada beberapa rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Warga Sauyunan.

2. Bagaimana syarat-syarat dalam melakukan pinjaman pada Koperasi Warga Sauyunan.

3. Bagaimana solusi menangani pembayaran cicilan pinjaman yang macet pada Koperasi Warga Sauyunan.


(23)

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh dan mengupulkan data mengenai simpan pinjam, untuk syarat-syarat pinjaman, dan untuk mengetahui solusi menangani pembayaran cicilan pinjaman yang macet.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan dasar dari penelitian yang penulis lakukan di koperasi warga sauyunan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Warga Sauyunan.

2. Untuk mengetahui syarat-syarat melakukan pinjaman pada Koperasi Warga Sauyunan.

3. Untuk mengetahui soslusi menangani pembayaran cicilan pinjaman yang macet pada Koperasi Warga Sauyunan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian yang dilakukan penulis maka diharapkan hasilnya dapat memberikan masukan yang berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.


(24)

1. Praktis

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan tentang perkoperasian terutama tentang simpan pinjam.

2. Bagi Koperasi

Dapat berguna dalam menilai keberhasilan koperasi serta dapat dijadikan makna berkaitan dengan simpan pinjam pada koperasi.

3. Bagi Pihak Lain

Dapat menambah pengetahuan sehingga dapat dijadikan bahan acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Akademis

1. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan mengenai simpan pinjam pada koperasi warga sauyunan, serta mampu mengidentifikasi permasalahan dan memberikan alternatif pemecahan masalah.

2. Sebagai bahan evaluasi dan perbandingan antara teori yang diperoleh selama perkuliahan dan prakteknya dilapangan.


(25)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Warga Sauyunan yang bertempat di Jl.Cikambuyhilir Desa Sangkanhurip Kec. Katapang Kab. Bandung 40971, waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan 14 Februari 2011 sampai dengan 14 Juni 2011.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Keterangan

Tahun 2011 Bulan

Febuari Maret April Mei Juni Juli 1 Penyusunan

Proposal

2 Pengumpulan

Proposal

3 Pengumpulan

Data

4 Membuat TA 5 Ujian

Komprehensif

6 Bimbingan TA 7 Pelaksanaan

Sidang


(26)

9 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Koperasi

2.1.1.1 Pengertian koperasi

Sebagai lembaga keuangan bukan bank yang disahakan oleh lembaga keuangan berbentuk koperasi, koperasi simpan pinjam mempunyai peluang yang cukup baik untuk mengembangkan usaha. Bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota koperasi, maka kegiatan usaha simpan pinjam perlu ditumbuhkan dan dikembangkan, dan berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dan sebagai pelaksanaan dari Pasal 44 UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, maka dipandang perlu untuk mengatur kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi dalam peraturan pemerintah. Maka dibentuklah suatu peraturan pemerintah yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota koperasi dalam kegiatan usaha simpan pinjam, yaitu PP No.9 Tahun 1995 Tentang Kegiatan Usaha Simpan Pinjam.

Pengertian koperasi menurut Ign Sukamdyo(2001:2) yaitu :

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.”


(27)

Sedangkan menurut Sony Sumarsono (2004:1) menyatakan bahwa:

“Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masukan dan keluar sebagai anggota, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan anggota.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup anggotannya pada khususnya dan umumnya masyarakat daerah setempat.

2.1.1.2 Prinsip-prinsip Koperasi

Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu: 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka yaitu koperasi yang terbuka untuk siapapun tidak dibatasi oleh apapun dan sukarela membatu para anggotanya.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis yaitu pengelolaan koperasi yang dilakukan secara bersama-sama.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal yaitu pembagian laba atau disebut juga sisa hasil usaha dengan seadil-adilnya.

4. Kemandirian yaitu koperasi yang berdiri sendiri, mengelola usahanya sendiri dan menghipun dana dari dan untuk anggotanya. 5. Pendidikan perkoprasian yaitu pendidikan tentang perkoperasian.


(28)

6. Kerjasama antar koperasi yaitu memberikan batuan antar koperasi saling kerja sama antar koperasi.

2.1.1.3 Jenis-jenis Koperasi

Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,

koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula

dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.

 Koperasi Simpan Pinjam

 Koperasi Konsumen

 Koperasi Produsen

 Koperasi Pemasaran

 Koperasi Jasa

1. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang

simpanan dan pinjaman

2. Koperasi Konsumen adalah Koperasi yang beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatan jual beli menjual barang konsumsi.

3. Koperasi Produsen Adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.

4. Koperasi Pemasaran yaitu koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.


(29)

2.1.1.4 Fungsi dan Peranan Koperasi

Koperasi yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong-royongan tidak berarti bahwa bahwa koperasi meninggalkan sifat dan syarat-syarat ekonominya sehingga kehilangan efisiensinya. Fungsi dan peranan koperasi berdasarkan pasal 4 undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian sebagai berikut :

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan saha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.1.2 Simpan Pinjam

Menurut UU perkoperasian Bab I pasal 1 menyatakan yang dimaksud dengan simpanan yaitu :

“Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi-koperasi dalam bentuk tabungan, dan simpanan koperasi berjangka.”


(30)

Sedangkan ppengertian pinjaman menurut UU perkoperasian Bab I Pasal 1 yaitu :

“Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan.” 2.1.2.1 Pengertian Simpan Pinjam

Usaha simpan pinjam merupakan salah satu usaha yang telah berakar dan dikenal secara luas oleh anggota koperasi dan masyarakat di Indonesia. usaha ini adalah salah satu usaha lembaga keuangan non bank dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya dari dan untuk anggota, calon anggota, koperasi lain dan anggotanya. Pada umumnya usaha simpan pinjam di Indonesia tumbuh karena sulit mendapatkan bantuan permodalan melalui sistem pemberian perkreditan kredit dari perbankan.

Perkembangan usaha simpan pinjam tidak terlepas dari kondisi perkreditan yang dikembangkan di Indonesia. Sejak pemerintah menerapkan program pembangunan yang terencana, lembaga perbankan mempunyai peranan aktif dalam pembangunan melalui penyediaan kredit, baik kredit jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Menurut UU perkoperasian Bab V Pasal 7 :

“Simpan pinjam adalah merupakan salah satu usaha yang diselenggarakan oleh koperasi dibidang jasa keuangan. yang pengelolaannya harus dipisahkan dari unit lainnya.”


(31)

Menurut Apryanto muchid (2009:1) simpan pinjam yaitu :

“Usaha yang bergerak dibidang simpanan untuk menyimpan uang para anggota dan pinjaman untuk para anggota koperasi yang ingin meminjam uang untuk keperluan para anggotanya”

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian simpan pinjam adalah salah satu jenis usaha yang ada pada koperasi yang kegiatannya meliputi jasa keuangan, seperti simpanandan peminjaman uang.

2.1.2.2 Tujuan Simpan Pinjam

Tujuan Simpan pinjam Menurut Widiyanti (2009:06) adalah :

1. Untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian dan simpan pinjam. 2. Untuk mencegah masyarakat terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada

waktu mereka memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya.

2.1.2.3 Fungsi Simpan Pinjam

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa

fungsi Simpan Pinjam pada koperasi adalah :

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk


(32)

2. Memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon anggotan, koperasi

lain, dan atau anggotanya.

3. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.1.2.4 Macam-macam Simpanan

Menurut UU perkoperasian ada 3 macam simpanan diantaranya adalah: 1. Simpanan pokok

Simpanan pokok yaitu simpanan yang dibayar pada saat seseorang yang masuk menjadi anggota, dan baru bias diambil jika yang bersangkutan menyatakan berhenti dari keanggotaan, sedangkan besranya disesuaikan dengan nilai yang ditetapkan dalam anggaran dasar, yaitu sebesar Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah).

2. Simpanan wajib

Simpanan wajib yaitu simpanan yang dibayar secara rutin tiap bulan yang besranya bervariasi, sesuai dengan kemampuan masing-masing anggota, simpanan ini tidak bias diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota, sedangkan besarnya disesuaikan dengan nilai yang ditetapkan dalam anggaran dasar, yaitu bervariasi dari mulai Rp. 10.000 s.d Rp. 50.000 (sepuluh ribu sampai dengan lima puluh ribu).


(33)

3. Simpanan Sukarela

Simpan yang diberikan oleh para anggota secara sukarela dan nilainya ditentukan sendiri sesuai dengan peraturan yang berlaku dan disetujui oleh pihak koperasi.

2.1.2.5Macam-macam Pinjaman

Menurut UU perkoperasian Bab I Pasal 1 macam-macam pinjaman antara lain :

1. Pinjaman Modal Kerja, diperuntukan pada kegiatan produktif.

2. Pinjaman Investasi, diperuntukan pada pemenuhan kebutuhan anggota untuk perumahan dan atau dalam kegiatan investasi lainnya.

3. Pinjaman Konsumtif (Multi Guna), diperuntukan untuk keperluan pendidikan, dan atau pemenuhan kebutuhan rumah tangga anggota.

2.1.2.6Syarat Simpan Pinjam

Adapun Syarat-syarat simpan pinjam menurut Hendri Lelemboto (2009:06) yaitu :

1. Pengajuan aplikasi permohonan pinjaman dari anggota. 2. Tahap analisa dan keputusan persetujuan.

3. Tahan realisasi pinjaman dan akad perjanjian pinjaman maupun akad mudharabah.

4. Tahap pengembalian pinjaman.

5. Besranya simpanan ditentukan oleh koperasi yang nilainya mulai dari Rp.10.000,- smapai dengan Rp.50.000,- sesuai dengan anggaran rumah tangga.


(34)

6. Simpanan dibayarkan secara rutin setiap bulannya. 2.2 Kerangka Pemikiran

Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial harus mampu menjalankan kegiatannya secara seimbang, jangan sampai kegiatan ekonominya tidak diisi dan hanya dilandasi oleh nilai-nilai kemasyarakatan.

Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya mendapat laba. Sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat mempertinggi jasmani para anggota-anggotanya.

Maka yang dimaksud dengan kopersi menurut Hendrojogi (2004:20) yaitu : “Koperasi adalah merupakan suatu wadah bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah yang dalam rangka usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya berusaha menigkatkan tingkat hidup mereka.”

Dari definisi diatas dapat disimpulakan yaitu koperasi adalah badan usaha yang anggotanya orang-orang yang memberikan kebebasan dan menjalankan usahanya secara kekeluargaan untuk mensejahterakan anggotanya.

Berdasarkan undang undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian : “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.”


(35)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan yaitu koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat berlandaskan asas kekeluargaan.

Dalam koperasi terdapat salah satu unit usaha yaitu usaha simpan pinjam. Usaha simpan pinjam merupakan salah satu kegiatan unit usaha yang mnyedikan atau melayanin penyimpanan uang atau pun meminjam uang. usaha ini adalah salah satu usaha lembaga keungan non bank usaha ini dilakukan untuk menghimpun dana menyalurkan dana dari dan untuk anggota,calon anggota, koperasi lain dan anggotanya.

Dalam menjalankan simpan pinjam tentunya koperasi selalu mengalami masalah-masalah baik itu mengenai pengelolaan simpanan dan pinjaman para anggota koperasi.

Berdasarkan undang-undang tentang perkoperasian no 25 tahun 1992 simpan pinjam yaitu :

“Usaha pembiayaan yaitu menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau masyarakat umum”

Dari uraian diatas simpan pinjam merupakan unit usaha koperasi yang memberikan pelayan penyimpanan uang dan peminjaman uang serta menghimpun dana dari para anggotanya dan kemudian menyalurkan kembali kepada para anggotanya.


(36)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Simpanan Pinjaman

Simpanan pokok

Simpanan wajib

Pengajuan Pinjaman

Syarat-syarat pinjaman

Pemberian Pinjaman

Tinjauan atas Pelaksanaan Simpan Pinjam Pada Koperasi Warga Sauyunan


(37)

20

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada Koperasi Warga Sauyunan (KOPAGA SAUYUNAN). Dalam laporan tugas akhir ini penulis melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian yaitu tinjauan atas pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Warga Sauyunan (KOPAGA SAIYUNAN). Yang bergerak dalam bidang usaha simpan pinjam, perdagangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan para anggotanya.

Menurut Sugiyono(2009:38) menyatakan bahwa, definisi objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah merupakan suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dikemudian ditarik kesimpulan.”

Sedangkan menurut Suharsimi Arkinto (2000:29) menyatakan objek penelitian :

“Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.”


(38)

Objek penelitian yang penulis teliti adalah simpan pinjam pada Koperasi Warga Sauyunan (KOPAGA SAUYUNAN) yang beralamat di Jl.Cikambuyhilir Desa Sangkanhurip Kec. Katapang Kab. Bandung 40971.

3.2 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian guna menunjang kemampuan laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan data dan informasi yang saling berhubungan dengan metode penelitian yang mencakup pengolahan data.

Menurut Sugiono (2002:31) metode penelitian adalah :

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Sedangkan menurut I made Wirartha (2006:76) yaitu :

“Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk memperoleh pemecahan terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.”

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan metode Deskriptif yaitu penelitian ditujukan kepada masalah yang dihadapi sekarang dan kemudian tersebut disusun, dijelaskan dan dibuat catatan tentunya dengan melakukan cara seperti pengumpulan data, mengelola, menganalisis serta menginterprestasikannya. Oleh karena itu sebagai dasar pembahasan, tersedia data serta informasi sehingga suatu kesimpulan atas objek yang diteliti.


(39)

Adapun pengertian metode deskriptif Menurut Gulo W(2003:53)adalah : “Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.”

Sedangkan menurut I made Wirartha (2006:154) metode deskriptif : “Penelitian yang hanya menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian metode deskriptif adalah suatu metode yang mengumpulkan, menyusun data dengan tujuan menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang diteliti, sehingga diupayakan data yang terangkum merupakan kelompok informasi yang berkaitan satu dengan yang lainnya serta sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Jonathan Sarwono (2006:79) :

“Desain penelitian adalah pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian adalah menentukan arah untuk proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :


(40)

1. Menentukan judul yang akan diteliti sehingga dpaat diketahui apa yang akan diteliti dan yag menjadi masalah dalam penelitian.

2. Melihat, mengumpulkan data mengenai masalah.

3. Melakukan pembahasan terhadapm masalah melalui data dan informasi yang didapat dari koperasi.

4. Melaporkan hasil dari penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data dan mengajukan beberapa saran untuk masukan bagi koperasi dimasa yang akan datang.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Hasan Mustafa (2009:29) operasionalisasi variabel :

“Operasionalisasi variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel, maka tidak semua variabel penelitian harus disusun definisi operasionalnya”.

Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan yang lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variabel yang masih bersifat konseptual, Karena konseptual merupakan suatu konsep yang didefinisikan dengan referensi konsep yang lain. Definisi konseptual bermanfaat untuk membuat logika proses perumusan hipotesa.

Variabel yang digunakan yaitu variabel bebas, menurut Tutty martadirerja (2008:117) yaitu :

“Variabel bebas yaitu variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi”.


(41)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bawa variabel bebas adalah variabel yang dipilih peneliti untuk menentukan hubungan dengan sesuatu yang diobservasi. dalam penelitian ini yang menjadi variabel yaitu simpan pinjam.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Pelaksanaan

Simpan Pinjam

Simpan pinjam menurut UU

perkoperasian pasal 5 ayat (2) Simpan pinjam adalah unit usaha koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam sebagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.

Syarat-syarat simpan pinjam :

1. Pengajuan aplikasi permohonan pinjaman dari anggota.

2. Tahap analisa dan keputusan persetujuan. 3. Tahan realisasi pinjaman dan akad perjanjian pinjaman maupun akad mudharabah.

4. Tahap pengembalian pinjaman.

5. Besranya simpanan ditentukan oleh koperasi yang nilainya mulai dari Rp.10.000,- smapai dengan Rp.50.000,- sesuai dengan anggaran rumah tangga.

6. Simpanan dibayarkan secara rutin setiap bulannya.


(42)

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Dalam prosedur pengumpulan data untuk penelitian ini penulis memperoleh data-data dari dua sumber yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dapat dan dijadikan sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek pajak atau perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara dengan pihak yang berkepentingan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data tidak langsung yang didapat dan dijadikan sebagai sumber informasi, dimana data sekunder ini dapat penulis proleh dari studi kepustakaan dan pengumpulan data dari literature-literature serta sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti oleh penulis.

3.2.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik dalam pengumpulan data dan informasi sebagai materi pendukung dalam penyusunan laporan ini adalah :

1. Riset Lapangan (Field research)

Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara terjun langsung pada objek penelitian. Penelitian lapangan yang dilakukan melelui metode pengambilan data yaitu :


(43)

a. Pengamatan (Observaion)

Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mempelajari kegiatan-kegatan mengenai masalah yang akan penulis bahas.

b. Wawancara (Interview)

Penulis melakukan Tanya jawab dengan para pegawai atau petugas yang bertanggungjawab dengan koperasi tersebut.

2. Penelitian Kepustakaan (library research)

Yaitu suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan baik buku-buku dan bahan-bahan lain yang ditulis dan disusun oleh beberapa penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas. Juga catatan-catatan pribadi penulis yang pernah didapat selama mengikuti perkuliahan.

3.2.4 Rancangan Analisis

Menurut Burhan Bungin (2003:37) rancangan anilisis adalah :

“sebuah rancangan akan memeberikan gambaran awal yang jelas dan terarah kepada penelitian tentang proses kegiatan penelitian”

Dalam menganalisis data, model yang digunakan penulis adalah rancangan analisis deskriptif, yaitu data yang diperoleh dan disimpulkan kemudian dianalisis berdasarkan metode yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, akan dibandingkan antara teori yang dipelajari dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian dilakukan pengolahan data analisis untuk mendapatkan kesimpulan.


(44)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pelaksanaan simpan pinjam telah berjalan dengan baik sesuai syarat pelaksanaan simpan pinjam yaitu karakter, kapasitas, modal, kolateral, kondisi. dalam pelaksanaan simpan pinjam koperasi Warga Sauyunan menyelenggarakan diantaranya menerima simpanan berjangka dan tabungan dari anggota, calon anggota dan koperasi lain, memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon anggota dan koperasi lain.

2. Syarat-syarat pinjaman pada Koperasi Warga Sauyunan sudah berjalan dengan baik dan sudah dilaksanakan sampai saat ini diantaranya adalah harus menjadi anggota koperasi terlebih dahulu, harus sudah mempunyai simpanan kuran lebih sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah).

3. Solusi menangani masalah kemacetan dalam pembayaran cicilan pinjaman anggotanya koperasi sudah mempunyai solusi yang baik supaya para anggota lebih patuh dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku salah satu solusi dalam menangani kemacetan dalam pembayaran cicilan pinjaman perbulannya yaitu diberikan surat panggilan untuk melunasi tunggakannya, bila dalam dua kali diberikan surat panggilan tidak hadir maka petugas mendatangi rumah anggota yang mempunyai cicilan tunggakan.


(45)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas tanpa mengurangi rasa hormat penulis pada pihak Koprasi Warga Sauyunan (KOPAGA SAUYUNAN), maka penulis ingin menyampaikan saran yang mudah-mudah akan menjadi bahan masukan guna meningkatkan pelaksanaan simpan pinjam, ada pun saran yang ingin disampaikan:

1. Sebaiknya pihak koperasi tidak memberikan pinjaman uang bagi para anggotanya yang masih menunggak atau masih mempunyai kewajiban pembayaran cicilan pinjamannya yang lain.

2. Lebih dipertegas lagi peraturan-peraturan bagi para anggota yang ingin melakukan pinjaman.

3. Jika anggota yang mempunyai pinjaman (utang) lalai dalam melakukan kewajibannya untuk membayar cicilan perbulannya kepada koperasi maka pihak koperasi sebaiknya merundingkan terlebih dahulu dengan pihak yang bersangkutan untuk memotong atau mengambil simpanan anggota yang bersangkutan sebesar angsuran pinjaman yang harus dibayarkan pada jadwal yang telah disepakati dalam perjanjian untuk dipindah bukukan kepinjamannya sebagaimana pembayaran/pengambilan pinjamannya.


(46)

REVIEW OF THE IMPLEMENTATION SAVING AND LOAN

COOPERATION ON SAUYUNAN

(KOPAGA SAUYUNAN)

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Program Studi Akuntansi Oleh :

IRMA FAUZIA 21308003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(47)

Arifinal Chaniago.2001. Ekonomi dan Koperasi. Bandung : CV Rosda Bandung.

Burhan Bungin.2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif , Pemahaman Filosofis dan Metodelogis ke Arah Penguasaan Model aplikasi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Hendrojogi.2004. Koperasi Asas-Asas Teori dan Praktik. Jakarta : PT.Radja Grafindo.

I made Wirartha, 2006.Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta : ANDI.

Koperasi Warga Sauyunan.2010.Pembiayaan Bagi Koperasi dan KUKM. Bandung : Koperasi Warga Sauyunan.

Reksohadiprodjo Sukanto.2006.Manajemen Koperasi. Yogykarta : BPFE

Sarwono Jonathan.2006.Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono.2002.Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung : CV.Alfabeta.

Sugiyono.2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.


(48)

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Irma Fauzia

Tempat tanggal lahir : Bandung 25 Juli 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Nama Ayah : Suryana andriana Nama Ibu : Siti Stukaemah

Alamat : Kp.sindang Sari Rt.04 Rw.14 Ds.Sangkan Hurip Kec.Katapang Kab.Bandung 40971.

DATA PENDIDIKAN

TK MELATI JAYA Bandung 1995 - 1996 SDN CIRANG-RANG 1 Bandung 1996 - 2002 SMP PASUNDAN 5 Bandung 2002 - 2005 SMA ANGKASA Bandung 2005 - 2008 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Bandung 2008 - 2011


(1)

26

a. Pengamatan (Observaion)

Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mempelajari kegiatan-kegatan mengenai masalah yang akan penulis bahas.

b. Wawancara (Interview)

Penulis melakukan Tanya jawab dengan para pegawai atau petugas yang bertanggungjawab dengan koperasi tersebut.

2. Penelitian Kepustakaan (library research)

Yaitu suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan baik buku-buku dan bahan-bahan lain yang ditulis dan disusun oleh beberapa penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas. Juga catatan-catatan pribadi penulis yang pernah didapat selama mengikuti perkuliahan.

3.2.4 Rancangan Analisis

Menurut Burhan Bungin (2003:37) rancangan anilisis adalah :

“sebuah rancangan akan memeberikan gambaran awal yang jelas dan terarah kepada penelitian tentang proses kegiatan penelitian”

Dalam menganalisis data, model yang digunakan penulis adalah rancangan analisis deskriptif, yaitu data yang diperoleh dan disimpulkan kemudian dianalisis berdasarkan metode yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, akan dibandingkan antara teori yang dipelajari dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian dilakukan pengolahan data analisis


(2)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pelaksanaan simpan pinjam telah berjalan dengan baik sesuai syarat pelaksanaan simpan pinjam yaitu karakter, kapasitas, modal, kolateral, kondisi. dalam pelaksanaan simpan pinjam koperasi Warga Sauyunan menyelenggarakan diantaranya menerima simpanan berjangka dan tabungan dari anggota, calon anggota dan koperasi lain, memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon anggota dan koperasi lain.

2. Syarat-syarat pinjaman pada Koperasi Warga Sauyunan sudah berjalan dengan baik dan sudah dilaksanakan sampai saat ini diantaranya adalah harus menjadi anggota koperasi terlebih dahulu, harus sudah mempunyai simpanan kuran lebih sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah).

3. Solusi menangani masalah kemacetan dalam pembayaran cicilan pinjaman anggotanya koperasi sudah mempunyai solusi yang baik supaya para anggota lebih patuh dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku salah satu solusi dalam menangani kemacetan dalam pembayaran cicilan pinjaman perbulannya yaitu diberikan surat panggilan untuk melunasi tunggakannya, bila dalam dua kali diberikan surat panggilan tidak hadir maka petugas mendatangi rumah anggota yang mempunyai cicilan tunggakan.


(3)

43

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas tanpa mengurangi rasa hormat penulis pada pihak Koprasi Warga Sauyunan (KOPAGA SAUYUNAN), maka penulis ingin menyampaikan saran yang mudah-mudah akan menjadi bahan masukan guna meningkatkan pelaksanaan simpan pinjam, ada pun saran yang ingin disampaikan:

1. Sebaiknya pihak koperasi tidak memberikan pinjaman uang bagi para anggotanya yang masih menunggak atau masih mempunyai kewajiban pembayaran cicilan pinjamannya yang lain.

2. Lebih dipertegas lagi peraturan-peraturan bagi para anggota yang ingin melakukan pinjaman.

3. Jika anggota yang mempunyai pinjaman (utang) lalai dalam melakukan kewajibannya untuk membayar cicilan perbulannya kepada koperasi maka pihak koperasi sebaiknya merundingkan terlebih dahulu dengan pihak yang bersangkutan untuk memotong atau mengambil simpanan anggota yang bersangkutan sebesar angsuran pinjaman yang harus dibayarkan pada jadwal yang telah disepakati dalam perjanjian untuk dipindah bukukan kepinjamannya sebagaimana pembayaran/pengambilan pinjamannya.


(4)

TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN SIMPAN PINJAM

PADA KOPERASI WARGA SAUYUNAN

(KOPAGA SAUYUNAN)

REVIEW OF THE IMPLEMENTATION SAVING AND LOAN

COOPERATION ON SAUYUNAN

(KOPAGA SAUYUNAN)

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Program Studi Akuntansi Oleh :

IRMA FAUZIA 21308003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arifinal Chaniago.2001. Ekonomi dan Koperasi. Bandung : CV Rosda Bandung.

Burhan Bungin.2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif , Pemahaman Filosofis dan Metodelogis ke Arah Penguasaan Model aplikasi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Hendrojogi.2004. Koperasi Asas-Asas Teori dan Praktik. Jakarta : PT.Radja Grafindo.

I made Wirartha, 2006.Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta : ANDI.

Koperasi Warga Sauyunan.2010.Pembiayaan Bagi Koperasi dan KUKM. Bandung : Koperasi Warga Sauyunan.

Reksohadiprodjo Sukanto.2006.Manajemen Koperasi. Yogykarta : BPFE

Sarwono Jonathan.2006.Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono.2002.Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung : CV.Alfabeta.

Sugiyono.2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Irma Fauzia

Tempat tanggal lahir : Bandung 25 Juli 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Nama Ayah : Suryana andriana

Nama Ibu : Siti Stukaemah

Alamat : Kp.sindang Sari Rt.04 Rw.14 Ds.Sangkan Hurip Kec.Katapang Kab.Bandung 40971.

DATA PENDIDIKAN

TK MELATI JAYA Bandung 1995 - 1996 SDN CIRANG-RANG 1 Bandung 1996 - 2002 SMP PASUNDAN 5 Bandung 2002 - 2005 SMA ANGKASA Bandung 2005 - 2008 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Bandung 2008 - 2011