Pengaruh mitos kucing hitam terhadap tokoh utama dalam tiga cerita pendek

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Data Mahasiswa a.

  Nama : Nursari b.

  Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 13 September 1990 c.

  Alamat : Kp. Cikutra RT. 006/ RW 002 Kel.

  Neglasari Kec. Cibeunying Kaler , Bandung, Indonesia d. Telepon

  : 082317217899 e. Jenis Kelamin

  : Perempuan f. Kewarganegaraan

  : Indonesia g. Agama

  : Islam h. Hobi

  : Membaca, Menonton Kartun 2.

   Latar Belakang Pendidikan a.

  Pendidikan Formal

  No Tahun Institusi

  1 1995-1996 TK Islam Siti Khadijah Bandung 2 1996-2002 SDN Cihaurgeulis IV Bandung 3 2002-2005 SMP Negeri 16 Bandung 4 2005-2008 SMA PGII 2 Bandung 5 2008-sekarang Universitas Komputer Indonesia Bandung b.

  Pendidikan Informal

  No Tahun Program Keterangan

  1 2008 Participant of Mentoring of English Bersertifikat Conversation Club 2 2008 Story Telling Contest Bersertifikat

  3 2009 Bersertifikat

  Seminar Muslimah “Atas Nama Cinta” 4 2009 Seminar Copywriting and Workshop Bersertifikat Sessions “Copywriting As A Creative Thinking” 5 2010 Seminar Translating and Interpreting Bersertifikat Workshop 6 2010 Seminar Copywriting and Consumer Bersertifikat Behavior 7 2010 Seminar Building Confidence in Bersertifikat Delivering Public Speech 8 2011 Seminar Copywriting Linguistics on Bersertifikat Media 9 2011 Seminar Feminist, Feminine and Bersertifikat Text 10 2011 Seminar and Workshop of Semiotics Bersertifikat in Literature and Media 11 2011

  Bersertifikat Seminar “Kreatif Menulis, Rejeki Tak Akan Habis” 12 2012 English Contest 2012 Bersertifikat 13 2012 Character Building Training Bersertifikat 14 2012

  Seminar “Reaktualisasi Nilai-Nilai Pancasila di Kalangan Generasi Muda”

  Bersertifikat 15 2013 Studia Humanika “Mengenal Ragam Feminisme”

  Bersertifikat 16 2013 Pengisi Acara Harmonisasi Prestasi dan Kreasi Mahasiswa Sastra

  Bersertifikat 17 2013 Seminar Copywriting “Go Viral”

  Bersertifikat 18 2013 Seminar dan Training Motivasi Bersertifikat 19 2013 Seminar Extra Large Workshop Bersertifikat c.

  Pengalaman Bekerja dan Organisasi

  • Anggota Palang Merah Remaja SMP Negeri 16 Bandung -

  Sekretaris Taruna Karya Cikutra (2009-2013)

  • Pengajar TPA Al Huda Cikutra (2012-sekarang)

  

PENGARUH MITOS KUCING HITAM TERHADAP TOKOH UTAMA

DALAM TIGA CERITA PENDEK

THE EFFECT OF BLACK CAT MYTH TO THE MAIN CHARACTERS IN

THREE SHORT STORIES

SKRIPSI

diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Program Studi Sastra

Inggris

  

Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

NURSARI

63708024

  

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

KATA PENGANTAR

  Skripsi ini dibuat guna sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra. Karenanya, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini kepada pihak-pihak berikut: 1.

  Dekan Fakultas Sastra, Prof. Dr. H. Moh. Tadjudin, M.A.

  2. Dr. Juanda selaku Ketua Progam Studi Sastra Inggris.

  3. Retno Purwani Sari, S.S., M.Hum, sebagai koordinator skripsi yang selalu memberi semangat dan membimbing kami dalam pembuatan skripsi ini.

  4. Nungki Heriyati, S.S., M.A dan Tatan Tawami, S.S., M.Hum, sebagai pembimbing penulis yang dengan sabar selalu memberikan bimbingan kepada penulis, memberikan waktunya, saran dan usulan yang sangat berguna di dalam penulisan skripsi ini.

  5. Kepada seluruh dosen Sastra Inggris: Ibu Dini, Pak Rayhan, dan Ibu Nenden, berserta staf: Mba Nita dan Mba Tyas juga Pak Iwan, yang telah banyak memberikan penulis pelajaran serta pengalaman, terima kasih banyak.

  DAFTAR ISI

  LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERBAIKAN HALAMAN PERSEMBAHAN PERNYATAAN BUKTI KEPEMILIKAN ABSTRAK vi

  ABSTRACT

  vii KATA PENGANTAR viii

  DAFTAR ISI ix

  DAFTAR LAMPIRAN xi

  DAFTAR GAMBAR xii

  BAB 1: PENDAHULUAN

  1

  1.1.Latar Belakang

  1

  1.2. Rumusan Masalah

  3

  1.3. Tujuan Penelitian

  3

  1.4. Manfaat Penelitian

  3

  1.5. Kerangka Pemikiran

  4 BAB II: KAJIAN TEORI

  7

  2.1 Mitos

  7

  2.1.1. Pengertian Mitos

  7

  2.1.2. Mitos Kucing Hitam

  9

  2.2. Pengkajian Mitos Menurut Levi-Strauss

  10

  2.3. Pengkajian Mitos Menurut Jung

  12

  2.4. Plot

  15 BAB III: METODE PENELITIAN

  17

  3.1. Objek Penelitian

  17

  3.2. Metode Penelitian

  17

  3.2.1. Teknik Pengumpulan Data

  18

  3.2.2. Teknik Analisis Data

  18 BAB IV: PEMBAHASAN

  23

  4.1. Ceriteme Mitos Kucing Hitam dalam Tiga Cerita Pendek

  24

  4.1.1 Mitos Kucing Hitam dalam Cerita Pendek

  24

  

‘The Black Cat’ Karya Edgar Allan Poe

  4.1.2 Mitos Kucing Hitam dalam Cerita Pendek

  39

  ‘Seven Black Cats’ Karya Louissa May-Alcott

  4.1.3 Mitos Kucing Hitam dalam Cerita Pendek Karangan Dan Greenburg dengan Judul

  48

  

‘Never Trust a Cat Who Wears Earrings’

  4.2 Mitos dalam Cerita Pendek Menurut Plot

  59 BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

  65

  5.1. Simpulan

  65

  5.2. Saran

  66 DAFTAR PUSTAKA

  67 SYNOPSIS

  68 LAMPIRAN

  71 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  87

DAFTAR PUSTAKA

  rd Adam, Hazard. Searley, Leroy. Critical Theory Since Plato 3 Edition.

  Mela Alcott, May Louisa. 1871. Seven Black Cats.

  Audifax. 2005. Mite Harry Potter Psikosemiotika dan Misteri Simbol di Balik Kisah Harry Potter. Yogyakarta: Jalasutra. Frye, Northrop.1957. Anatomy of Criticism; Four Essays. United States of America: Princeton University Press. Greenburg, Dan. 1997. Never Trust a Cat Who Wears Earring. United State of America: Grosset & Dunlap, Inc. Published. M.Skinner, Charles. 2006. Myths and Legends of Our Lands. The Project Gutenberg

  EBook Nurgiyantoro, B. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press. Papadopolous, K. Renos. 2006. The Handbook of Jungian Psychology. New York: Routledge.

  Poe, Edgar Allan. 1845. The Black Cat. Rafiek, M. 2010. Teori Sastra: Kajian Teori dan Praktik. Bandung: PT. Refika Aditama. Syufy, Franny.

  “Black Cats Folklore - Witches - Beliefs About Black Cats”. 1997

  Syuropati, Mohammad. Soebachman, Agustina. 2012. 7 Teori Sastra Kontemporer & 17 Tokohnya. Yogyakarta: IN Azna Books. Wellek, Rene. Warren, Austin. 1977. Theory of Literature. London: Harcourt Brace Javanovich, Publisher. Wizzard, William. 2011. Membongkar Misteri Angka 7. Yogyakarta: Berlian Media.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Ada banyak mitos dalam kehidupan sehari-hari dan bisa sangat mempengaruhi tindakan, kepercayaan, bahkan bisa mempengaruhi sikap kita karena mitos yang ada. Oleh karena itu mitos banyak dikaji oleh para tokoh, mulai dari tokoh semiotik, sosialis sampai tokoh psikoanalis, disebabkan mitos merupakan hal yang menarik untuk dijadikan bahasan dan membuat semua orang penasaran.

  Salah satunya adalah mitos kucing hitam yang ada dan dipercayai oleh sebagian orang di sebuah daerah. Mitos kucing hitam sangat menarik untuk dibahas disebabkan perbedaan pengertian mengenainya, bagi sebagian orang kucing hitam dimaknai sebagai pembawa sial juga malapetaka, tapi bagi sebagian orang di daerah lain mitos kucing hitam dimaknai sebagai pembawa keberuntungan, seperti yang dianut oleh masyarakat Jepang bahwa apa pun warna kucingnya, termasuk kucing hitam adalah pembawa rezeki.

  Begitu pula dengan mitos kucing hitam yang merupakan sebuah mitos yang turun temurun, sehingga bisa mempengaruhi pemikiran seseorang atau

  

collective unconscious yang bisa disebut juga sebagai ketidaksadaran kolektif.

Collective unconscious seseorang tersebut sangat bisa mempengaruhi perilaku

  atau karakter dari seseorang hanya disebabkan oleh sebuah mitos, karena mitos merupakan cerita yang sudah ada dari waktu dulu dan diceritakan kembali, maka cerita tersebut mengendap di dalam pikiran seseorang yang mengakibatkan kepercayaan, termasuk juga dengan mitos kucing hitam.

  Hal itu pulalah yang menyebabkan mitos kucing hitam masih saja menjadi sesuatu yang sangat digemari oleh berbagai bidang penelitian, begitu juga dalam sastra, mitos kucing hitam menjadi menjadi tema yang menarik, baik dalam pembuatan novel atau cerita pendek. Oleh karena itu, pembaca pun harus pintar menangkap apa yang dimaksud oleh si penulis. Begitu juga penulis pun harus menyuguhkan cerita sesuai dengan mitos yang dipercayai oleh sebagian orang, bagaimana mitos tersebut terjadi dan dipercayai. Seperti dengan tiga cerita pendek yang akan diangkat di dalam penelitian ini yang berjudul “The Black Cat”, “Seven Black Cats” dan “Never Trust a Cat Who Wear Earrings” yang bertemakan mitos kucing hitam dan terjadi di suatu daerah atau pun dalam suatu lingkungan yang merupakan karangan Edgar Allan Poe, Louisa May-Alcott dan Dan Greenburg.

  Dalam tiga cerita pendek tersebut mempunyai kesamaan tema yaitu mengenai mitos kucing hitam, dimana seekor kucing hitam menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian orang yang percaya bahwa kucing hitam adalah pembawa petaka, jelmaan penyihir maupun makhluk penanda kematian.

  Begitu juga yang terjadi di dalam tiga cerita pendek tersebut, bahwa mitos kucing hitam dapat mempengaruhi karakter tokoh utama baik secara langsung ataupun tidak langsung, terkait hal tersebut penulis tertarik untuk mengkaji mengenai hal-hal apa saja mengenai pengaruh terhadap tokoh utama tidak hanya dilihat dari collective unconscious tokoh utama tersebut, tapi juga bagaimana historis dari mitos kucing hitam dapat dipercayai dan menjadi pengaruh terhadap perilaku tokoh utama, juga dilihat dari plot dan ceriteme yang ada antar tiga cerita pendek tersebut. Sehingga, judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Mitos

  Kucing Hitam Terhadap Tokoh Utama d alam Tiga Cerita Pendek”.

  1.2. Rumusan Masalah

  1 . Konsep apa yang muncul tentang mitos kucing hitam di dalam tiga cerita pendek tersebut?

  2. Apa pengaruh dari mitos kucing hitam itu terhadap para tokoh utama dari masing-masing cerita pendek?

  1.3. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, terdapat beberapa tujuan dalam penelitian ini, diantaranya:

  1. Untuk mendeskripsikan konsep mitos kucing hitam dalam tiga cerita pendek.

  2. Untuk menjelaskan pengaruh mitos kucing hitam yang terjadi bagi para tokoh utama di dalam tiga cerita pendek.

1.4.Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini agar pembaca dapat melihat bagaimana sebuah mitos dapat berkembang, dengan melihat pola atau konsep sebuah mitos, terutama mitos kucing hitam. Pembaca juga bisa mendapatkan gambaran mengenai bagaimana sebuah mitos dapat mempengaruhi pemikiran seseorang, terutama mengenai mitos kucing hitam.

  Manfaat lain dari penelitian ini adalah agar ke depannya siapa pun itu dapat mempelajari setiap mitos yang ada, bagaimana sebuah mitos dapat berkembang dan mempunyai pengertian yang berbeda di tiap negara. Maka siapa pun yang ingin mempelajari atau lebih mencaritahu tentang sebuah mitos tersebut bisa menggali lebih dalam tentang bagaimana sebuah mitos dapat terus bergulir.

1.5.Kerangka Pemikiran

  Penelitian ini dianalisis menggunakan teori mengenai mitos menurut plotnya dari Frye dan mitos menurut alam bawah sadar menurut Jung, bagi Jung di dalam sebuah buku yang ditulis oleh Papadopolous yang berjudul The

  

Handbook of Jungian Psychology dituliskan bahwa mitos yang terjadi juga

  dikarenakan adanya collective unconscious atau ketaksadaran kolektif, yaitu: it holds repressed contents and material often of an infantile nature and

  deriving from the biographical history of the person. Jung says in his revision of the trauma theory of hysteria, that childhood experiences may act as a sort of reminiscence which restricts psychic energy and then provides a form for the stage-managing of hysterical symptoms in the adult.(Papadopolous, 2006: 65).

  Dalam kutipan di atas menurut Jung dikatakan bahwa kejadian di masa lalu yang terepresi dapat mengakibatkan trauma dan hal tersebut bisa mengakibatkan kepercayaan atau cerita dan menjadi sebuah mitos. Tapi meskipun begitu, mitos merupakan sesuatu yang dipercayai setiap orang, hal ini berkaitan dengan shared unconscious realm atau alam yang dimiliki bersama oleh setiap manusia dan berkaitan pula dengan collective unconscious seseorang yang terpengaruhi oleh mitos tidak hanya datang dari lingkungan, tapi juga orang-orang

  Seperti juga halnya mitos yang dibahas di dalam penelitian ini adalah mitos mengenai kucing hitam yang ada di dalam sebuah cerita. Meski mitos dalam setiap wilayah dan negara berbeda, begitu juga dengan mitos kucing hitam sendiri. Untuk di wilayah Jepang, setiap kucing adalah pembawa keberuntungan, tapi untuk sebagian wilayah di Jerman, mitos kucing hitam dipercayai sebagai hal buruk.

  Selain itu, untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang dibawa oleh mitos kucing hitam terhadap tokoh utama, maka penulis menggunakan teori dari Frye (1957:162) mengenai plot dan karakter yang dibangun berdasarkan mitos, yang dibaginya ke dalam empat bagian menurut nama musim yaitu spring: comedy,

  

summer: romance, autumn: tragedy, dan yang terakhir yaitu winter: irony and

satire.

  Menurut Frye keempat pembagian tersebut berdasarkan alur dari sebuah cerita, seperti beberapa contoh yang terus menerus ada, misalnya cerita Cinderella. Karena cerita tersebut terus menerus ada, bahkan didaur ulang menjadi cerita yang berbeda tapi baik plot maupun karakternya tetap mengacu pada cerita Cinderella, maka Frye memasukkan cerita tersebut menjadi sebuah mitos.

  Untuk meneliti lebih lanjut lagi mengenai mitos kucing hitam yang terjadi di dalam tiga cerita pendek tersebut, penulis juga menggunakan teori dari Levi- Strauss (2001:94) mengenai ceriteme dan miteme yang ada di dalam sebuah cerita, karena sebuah mitos tidak hadir begitu saja, tapi juga ada karena makna yang terdapat di dalam mitos tersebut.

  Levi-Strauss juga mengatakan mitos tempat bersemayamnya makna, dan masuk ke dalam kategori bahasa , tapi bukanlah sekedar ‘bahasa’. Karena di dalam sebuah mitos terdapat pula sebuah pesan yang mungkin ingin disampaikan.

  (Ahimsa Putra, 2001:94) Adanya relasi antar ceriteme-ceriteme yang ada di dalam sebuah cerita juga merupakan hal penting yang harus digali untuk mendapatkan pesan atau makna apa yang ingin disampaikan oleh pengarang cerita, dan dari hal itu akan terlihat bagaimana mitos yang ingin disampaikan pula.

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Mitos

2.1.1. Pengertian Mitos

  Mitos yaitu sesuatu hal yang dipercayai oleh sebagian orang, biasa dipakai untuk menakut-nakuti, memberi peringatan, ataupun diceritakan secara berkelanjutan. Semua mitos yang ada di dunia, merupakan mitos yang telah ada sejak zaman nenek moyang, dikarenakan cerita yang terus bergulir, atau bisa saja sesuatu mitos berubah dikarenakan zaman yang terus berkembang.

  Bagi sebagian orang mitos merupakan sesuatu yang sudah jarang dipercaya, tapi masih juga ada yang percaya tentang mitos-mitos tertentu dan terus bergulir sampai sekarang, seperti mitos mengenai Sinterklas, yang sampai sekarang masih dipertanyakan keberadaannya

  Pengertian mitos yang ada di dalam buku Teori Sastra: Kajian Teori dan

  Praktik, yaitu:

persamaan mitos di berbagai tempat bukan disebabkan difusi

(penyebaran) melainkan disebabkan penemuan-penemuan yang

berdiri sendiri. Mitos-mitos itu dapat mirip satu sama lain, karena

adanya yang disebut Carl Jung sebagai kesadaran bersama yang

terpendam pada setiap umat manusia yang diwarisinya secara

biologis. (Rafiek, 2010:55)

  Jadi secara sadar atau tidak mitos yang sampai sekarang masih juga dipercayai merupakan mitos yang telah ada sedari dulu dan berkembang. Maka hal tersebut menjadi sesuatu yang dipercayai bersama.

  Pengetian mitos juga diterangkan oleh Audifax di dalam bukunya yang berjudul Mite Harry Potter: Psikosemiotika dan Misteri Simbol di Balik Kisah Harry Potter, dengan menerangkan perbedaan antara mitos, cerita rakyat dan juga legenda. Dapat dilihat dari sumber di bawah:

  

Mitos di dalam bukunya berarti cerita dari masa lalu. Mitos

menjelaskan esensi kehidupan dan dunia; atau mengekspresikan

adanya nilai moral budaya dalam kehidupan manusia. Mitos

memberi perhatian pada kekuatan yang mengontrol kehidupan

manusia dan relasi antara kekuatan tersebut dengan keberadaan

manusia. Meski mitos kerap memiliki nilai religi dalam bentuk dan

fungsinya, namun mitos ditengarai merupakan bentuk awal dari

sejarah, sains, atau filsafat. (Audifax, 2005: 8)

  Mitos memang berbeda dengan cerita rakyat atau folklore juga dengan legenda, karena mitos tidak hanya merupakan sebuah cerita, tapi juga dipercayai adanya, dan hal itu bisa jadi berubah sesuai zamannya.

  Kepercayaan terhadap mitos akan terus ada, berbeda-beda dan berkembang seperti yang telah dilihat di paragraph sebelumnya, tidak hanya terjadi karena cerita yang turun temurun, tapi juga karena adanya perasaan yang terepresi terhadap diri seseorang, yang terus menerus ditekan maka perasaan yang direpresi tersebut dapat dijadikan sebuah kepercayaan.

  Penjelasan tersebut akan lebih dijabarkan dalam penjelasan mitos menurut Jung, selain dengan menemukan kepercayaan yang muncul akibat terepresinya perasaan di alam bawah sadar, penulis juga menggunakan ceriteme-ceriteme yang ditemukan di tiap cerita pendek, karena dengan mendapatkan ceriteme atau bagian terkecil dari cerita, terutama cerita tersebut mengenai mitos, penulis dapat dengan mudah membandingkan plot yang hadir di dalam setiap cerita, dan menemukan

2.1.2. Mitos Kucing Hitam

  Mitos kucing hitam adalah mitos yang melegenda di negara manapun, dipercayai dengan cara yang berbeda pula, bagi masyarakat yang berada di bagian Amerika, mitos kucing hitam dipercayai sebagai jelmaan dari seorang penyihir, disebabkan adanya cerita yang berkembang di dalam sebuah daerah yang menyebutkan bahwa dahulu kala ada seorang penyihir wanita yang dibunuh oleh warga karena dicurigai mempunyai ilmu jahat. Sehingga, penyihir tersebut pun meninggal dengan cara yang mengenaskan dan dia pun bereinkarnasi, berubah menjadi seekor kucing hitam. (Syufy:2013)

   Glenda Moore mengenai mitos kucing hitam yang terjadi:

  

“It was largely in the Middle Ages that the black cat became

affiliated with evil. Because cats are nocturnal and roam at night,

they were believed to be supernatural servants of witches, or even

witches themselves

  

  Begitu pula dengan salah satu kepercayaan yang terjadi pada bangsa Mesir mengenai dewa Bast di dalam buku Skinner yang berjudul Myths and Legend of

  Our Lands:

Oagans-Bast was the sacred black cat god popular

in the monotheistic religion of ancient Egypt. All cats, but

especially black cats, were held sacred and kept in Egyptian homes

for protection, fertility and luck. It was believed the god's

spirit would enter the cat, and bless its family with

prosperity. Killing any cat in ancient Egypt, even accidentally,

would result in your death as well. (2006)

  Berbeda pula dengan mitos yang hadir di Jerman, jika seseorang yang telah meninggal dunia terlangkahi oleh kucing hitam, maka seseorang tersebut akan hidup kembali. Selain itu pula adanya kepercayaan yang berbeda terjadi pada itu dapat membawa keberuntungan, sekalipun itu adalah kucing hitam terlihat pada kutipan di bawah mengenai hal tersebut:

  

There is good news though. Buddhists consider all cats lucky,

including the black ones. The Buddhists say if a black cat enters your

home, and you treat it nicely, good luck will come your way. Also, if

a black cat should cross your path, and doesn't harm you, luck is

yours. (2006)

  Jadi ada begitu banyak mitos kucing hitam yang terjadi dan dipercayai oleh masyarakat pada umunya, dan hal tersebut masih saja ada sampai sekarang, dan selalu dijadikan cerita yang turun temurun atau bisa juga disebut sebagai mitos.

2.2. Pengkajian Mitos Menurut Levi-Strauss

  Selain mengkaji teori mengenai strukturalisme, Levi-Strauss juga mempunyai gagasan lain yaitu mencari ceriteme atau miteme yang muncul di dalam sebuah cerita, karena jika telah ditemukan sebuah ceriteme di dalam sebuah cerita, penulis lebih mudah untuk membandingkan dan menemukan faktor-faktor lain yang ada di dalam sebuah cerita.

  Ceriteme yang dimaksud oleh Levi-Strauss juga digunakan untuk membandingkan cerita yang ada di dalam sebuah mitos yang berbeda tapi mempunyai kesamaan, pernyataan tersebut didukung oleh Leach di dalam sebuah buku yang berjudul Strukturalisme Levi-Strauss Mitos dan Karya Sastra karangan Heddy Shri Ahimsa-Putra mengenai mitos, bahwa:

  

mitos tidak hanya mengacu pada pengertian secara mitologi, tetapi

juga pengertian secara antropologi atau dilihat dari sejarah

bermulanya sebuah mitos, dan mitos tidak hanya sebagai dongeng,

tapi juga merupakan ekspresi atau perwujudan dari keinginan-

keinginan yang tidak disadari, tidak konsisten dengan kenyataan

  Berdasarkan kutipan di atas, maka mitos bisa saja merupakan keinginan yang secara tidak disadari oleh seseorang tapi pada akhirnya keinginan yang tidak biasa tersebut bisa saja terealisasikan dengan cara yang tidak terduga. Menurut Levi-Strauss pula lah mitos tidak hanya dilihat secara psikoanalisisnya saja, tapi juga dilihat dari segi sejarah atau apa yang menyebabkan mitos tersebut dapat terjadi.

  Di dalam sebuah buku yang ditulis oleh Audifax juga dikatakan bahwa mitos adalah proyeksi, pola, yang mengontrol kesadaran kita

  : “Mitos juga

metafora eksis di tempat dimana kita hidup serta menjadi bagian dari pola

kultural yang membentuk kita.

  

” (Audifax, 2005: 11)

  Jadi bisa disimpulkan bahwa mitos adalah kepercayaan yang terjadi secara turun temurun di sekitar kita, bisa dikaitkan dengan sejarah yang terjadi sebelumnya, dan juga merupakan represi yang terjadi di alam bawah sadar kita. Levi-Strauss yang juga menerangkan mitos dengan caranya sendiri yaitu dimulai dengan bercerita dari awal bagaimana mitos tersebut dapat tumbuh, berkembang dan dipercayai oleh sekelompok orang yang berada di suatu daerah.

  Levi-Strauss mengkaji mitos dengan cara mencari miteme atau ceriteme yaitu unsur terkecil dari mitos atau unsur-unsur dalam konstruksi wacana mitos, yang juga merupakan satuan-satuan oppositional relatif dan negatif. Oleh karena itu dalam menganalisis mitos atau ceritera, makna dari kata yang ada dalam ceritera harus dipisahkan dengan makna miteme atau ceriteme, yang juga berupa kalimat atau rangkaian kata-kata dalam ceritera tersebut. (Ahimsa-Putra 2001:95)

  Ceriteme dam miteme disini merupakan salah satu cara dari Levi-Strauss untuk melihat bagaimana sebuah mitos dapat terbentuk, terutama dalam sebuah karya sastra, dan dapat terlihat dengan jelas bagaimana hubungan-hubungan antar relasi cerita tersebut terbentuk melalui tabel sintagmatik paradigmatik, yaitu bagaimana susunan cerita sebuah mitos secara horizontal atau disebut dengan poros sintagmatik dan juga bagaimana sebuah kumpulan relasi cerita secara vertical atau disebut dengan paradigmatik ( M.Rafiek 2010:73).

  2.3. Pengkajian Mitos Menurut Jung Teori mengenai mitos yang dikutip dari sebuah buku karangan Renos K.

  Papadopolous yang berjudul The Handbook of Jungian Psychology, Theory and

  

Practice menurut Jung berhubungan dengan mitos yang dipercayai juga

  dipengaruhi oleh alam bawah sadar dalam diri seseorang atau disebut juga ketidaksadaran kolektif, seperti yang disebutkan dalam bukunya:

  The collective unconscious consists of `primordial images' and

'mythological motifs' and Jung concludes that our myths, legends

and fairy tales are carriers of a projected unconscious psyche. Jung

analogises this process to the way in which humans have projected

meaningful images onto the stars and `constellated' them in forms

which are then named. (Papadopolous, 2006:67)

  Di dalam buku itu pula Jung menerangkan adanya keterkaitan mitos yang terjadi di lingkungan masyarakat dengan ketidaksadaran yang terjadi di dalam diri manusia.

  Maka adanya ketidaksadaran di dalam diri seseorang yang terepresi akan menyebabkan terjadinya kepercayaan di dalam diri, terutama jika terus menerus dan kepercayaan yang terjadi pun akan bergulir dan berubah menjadi sebuah perubahan pada pola pikir masyarakat. Sama halnya jika mitos yang berkembang juga mempengaruhi pemikiran seseorang atau disebut dengan collective

  

unconscious dan hal yang dipercayai itu bisa berkembang secara turun menurun.

  Dalam menganalisis masalah yang ada di dalam tiga cerita pendek ini penulis menggunakan teori mengenai collective unconscious atau ketidaksadaran kolektif, dikarenakan collective unconscious erat kaitannya dengan mitos yang terjadi, dan Jung merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam teori tersebut.

  Begitu pula untuk membedah masalah yang terdapat di dalam cerita pendek ini adalah teori collective unconscious menurut Jung, yang mengaitkan adanya hubungan antara mitos dan collective unconscious yang terjadi di dalam diri seseorang.

  Ketika suatu perasaan yang hadir, seperti ketakutan atau khawatir, dan berbagai rasa lain direpresi di dalam diri seseorang maka akan tertanam rasa yang pada akhirnya menjadi suatu kepercayaan. Seperti halnya mitos yang terjadi secara turun menurun di dalam suatu kelompok atau daerah, maka hal tersebut akan terus berkelanjutan dan dipercayai dari generasi ke generasi.

  Kepercayaan yang dimulai dari generasi ke generasi dimulai dengan kepercayaan atau cerita seseorang yang biasanya merupakan cerita, maka cerita tersebut tersimpan di alam bawah sadar atau collective unconscious. Hasil dari

  

collective unconscious yang terjadi di dalam diri seseorang bisa menyebabkan

  beberapa hal, seperti phobia, irasionalitas, delusi di dalam diri seseorang. Di dalam collective unconscious juga terdapat aspek yang mempengaruhi kepribadian, antara lain: arketipe, persona, anima and animus, shadow, dan self.

  Sedangkan yang paling mempengaruhi collective unconscious adalah arketipe, yaitu suatu bentuk pikiran atau ide universal besar.

  Arketipe dan collective unconscious mempunyai hubungan yang sangat erat dikarenakan arketipe memuat motif-motif tertentu yang muncul dalam mitos atau dongeng di berbagai tempat. Maka daripada itu arketipe bisa membuat orang

  

terkesan, mempengaruhi, mempesona, dan mengaktifasi suatu energi psikologis

dalam diri seseorang. (Audifax 2005: xxvi)

  Karena arketipe merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kepribadian dalam diri seseorang, maka arketipe pun sangat mempengaruhi kepercayaan seseorang terhadap sesuatu, salah satunya kepercayaan terhadap mitos yang terjadi. Dengan arketipe, kepercayaan yang ada di dalam diri seseorang akan semakin bertambah.

  Lalu dalam sumber lain, Audifax juga menyebutkan mengenai collective

  unconscious dalam bukunya, yaitu:

Ketaksadaran kolektif yaitu semacam ‘alam yang dimiliki bersama’

(shared unconscious realm) dari segenap manusia di muka bumi.

Ada sesuatu yang tak disadari tetapi menghubungkan umat manusia

di muka bumi ini. Ketaksadaran kolektif berisi timbunan dari

akumulasi tema-tema yang berlangsung sepanjang zaman. Beberapa

tema berkonstelasi membentuk arketipe yang manifest dalam simbol-

simbol. Sejalan dengan waktu, mite demi mite bermunculan.’

(Audifax, Mite Harry Potter Psikosemiotika dan Misteri Simbol di

Balik Kisah Harry Potter, 2005:1).

  Disebutkan bahwa adanya alam bawah sadar yang dimiliki oleh seseorang bisa menyebabkan kepercayaan yang terjadi jika hal tersebut terus ditekan. Maka kepercayaan tersebut bisa menghasilkan mitos.

2.4. Plot

  Plot merupakan inti penting di dalam sebuah cerita, dengan plot kita bisa melihat bagaimana cerita tersebut berjalan dan menjadikan sebuah cerita lebih menarik.

  Pengertian plot yang diungkapkan oleh Kusmarwanti: 2012 adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara kausalitas, disitu juga disebutkan bahwa plot merupakan peristiwa yang terkait erat dengan tokoh utama tetapi peristiwa itu merupakan mata rantai bagi peristiwa-peristiwa yang berkausalitas. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa plot merupakan hal penting yang ada di dalam sebuah cerita, karena plot bisa saja menggambarkan konflik yang akan berbuntut pada peristiwa berikutnya dan melalui plot bisa saja merupakan pengenalan watak atau perilaku tokoh.

  Salah satu tokoh yang membahas plot dan karakterisasi menurut mitos adalah Northrop Frye, seperti yang dikemukakan oleh Frye di dalam bukunya yang berjudul Anatomy of Criticism; Four Essays. Di buku tersebut ditulis, bahwa ada empat mitos menurut plot dan karakterisasi nya yaitu

  “spring or comedy, summer or romance, autumn or tragedy, and winter or irony and satire.

  ” (Frye 1973:162) Spring atau disebut juga comedy, cerita yang dihasilkan atau biasanya

  diangkat dalam tema itu adalah cerita yang mempunyai pesan moral:

  

Comedy usually moves toward a happy ending, and the normal

response of the audience to a happy ending is “this should be,”

which sounds like a moral judgment. So it is. Except that it is not

moral in the restricted sense, but social. (Frye, 1973: 167)

  Sedangkan autumn atau tragedy biasanya hanya terdapat satu tokoh sentral saja, seperti terdapat di kutipan berikut:

  

“It is a commonplate of criticism that comedy tends to deal with

characters in a social group, whereas tragedy is more concentrated

on a single individual.

  ” (Frye, 1973: 207)

  Cerita yang terjadi di dalam tragedy juga biasanya berhubungan dengan akhir yang menyedihkan, seperti halnya pembunuhan yang terjadi dan juga adanya keterlibatan seperti tokoh penyihir, hantu, ataupun ramalan.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis menguraikan tentang metode yang digunakan untuk

  meneliti dan menganalisis sebuah masalah dalam data yang didapat di dalam tiga cerita pendek.

  3.1. Objek Penelitian

  Objek yang diteliti adalah data dari tiga cerita pendek yang bertemakan mitos kucing hitam dan kepercayaan tokoh utama di masing-masing cerita pendek terhadap mitos kucing hitam tersebut. Cerita pendek pertama berjudul

  “The Black Cat” karangan

  Edgar Allan Poe pada tahun 1845. Cerita pendek kedua berasal dari Louisa May-Alcott dengan judul

  “Seven Black Cats” (1871), dan yang terakhir merupakan cerita pendek

  yang terbit pada tahun 1997 oleh Dan Greenburg yang berjudul

  “Never Trust a Cat Who Wears Earrings”.

  3.2. Metode Penelitian

  Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif komparatif, dimana penulis menyajikan data yang berhubungan dengan masalah dan topik yang diangkat, lalu menjelaskannya serinci mungkin dan membandingkan data-data yang didapat ke dalam klasifikasi. Seperti yang ditulis oleh Nazir (2005):

  Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, atau suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada asa sekarang. Tujuan dari penelitian dengan metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

  mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam metode deskriptif ini peneliti bisa membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif.

  Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin mendeskripsikan bagaimana sebuah data di dalam sebuah cerita pendek dapat bercerita mengenai tema apa yang ingin disampaikan oleh pengarangnya. Melalui metode deskriptif komparatif ini pulalah penulis ingin melihat dan membandingkan bagaimana sebuah plot di dalam sebuah cerita dapat berbeda meski dengan tema cerita yang sama.

  3.2.1. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, pertama penulis membaca satu per satu cerita pendek, mengumpulkan data yang terdapat di dalam tiga cerita pendek tersebut, lalu mengkelompokkan data, dan terakhir membuat analisis berdasarkan teori yang telah dijelaskan. Lalu mencari data-data pendukung lainnya dari berbagai sumber seperti buku, artikel, majalah dan juga dari sumber internet yang terpercaya.

  3.2.2. Teknik Analisis Data

  Setelah mengklasifikasikan data yang didapat di dalam cerita pendek tersebut, penulis menganalisisnya secara berurutan menurut cerita yang terdapat di dalam tiga cerita pendek tersebut, dengan cara strukturalisme yaitu mencari ceriteme-ceriteme yang terdapat di dalam masing-masing cerita pendek, dan mengklasifikasikan data mana saja yang termasuk ke dalam kategori collective unconscious, disebabkan melalui data itu akan terlihat bagaimana tokoh utama dapat mengalami perubahan sikap.

  Untuk mencari plot mengenai mitos yang terdapat di dalam cerita pendek tersebut penulis menganalisinya berdasarkan teori dari Frye mengenai empat pembagian plot di dalam sebuah cerita, novel, maupun esai.

  Seperti terlihat dalam penjelasan di bawah tentang penganalisisan datanya tahap demi tahap:

  1. Setelah membaca keseluruhan cerita dari tiga cerita pendek tersebut, penulis mencari ceriteme-ceriteme dari masing-masing cerita pendek.

  2. Kemudian penulis mulai memisahkan bagian mana saja yang masuk ke dalam bagian collective unconscious pada diri tokoh utama di masing-masing cerita pendek.

  3. Maka penulis dapat menemukan bagaimana tokoh utama dapat terpengaruh dan mempercayai mitos kucing hitam.

  4. Selain menemukan pengaruh apa saja yang datang dan menyebabkan tokoh utama mempercayai mitos kucing hitam, penulis menemukan dan membandingkan perbedaan yang ada di dalam tiga cerita pendek tersebut, yaitu mengenai akhir cerita yang berbeda, dan menyebabkan mitos menurut cerita yang ada di dalam tiga cerita tersebut juga berbeda.

  5. Terakhir penulis dapat menyimpulkan bagaimana cerita pendek tersebut memiliki persamaan dalam melihat mitos kucing hitam yang terjadi terhadap para tokoh utamanya.

SINOPSIS CERITA

  Skripsi ini mengangkat tema mengenai mitos yang memberikan pengaruh terhadap para tokoh utamanya, dan penulis mengambil tiga cerita pendek yang ditulis oleh Poe, May-Alcott dan Greenburg.

  Cerita pendek dari Poe yang berjudul

  “The Black Cat” bercerita mengenai

  bagaimana seorang tokoh utama yang pertamanya sama sekali tidak mempercayai mitos mengenai kucing hitam, tapi setelah istrinya mencoba berbicara tentang mitos kucing hitam kepada tokoh utama, maka tokoh utama pun merasakannya, bahwa ada kepercayaan yang tumbuh di dalam pikirannya.

  Kepercayaan tokoh utama terhadap mitos kucing hitam berubah menjadi ketakutan dan perubahan sikap menjadi lebih buruk, perubahan tersebut tidak hanya ditunjukkan kepada istrinya, tapi juga kepada binatang peliharaannya, termasuk kepada kucing hitamnya. Sampai pada akhirnya tokoh utama membunuh kucing hitam pertamanya, lalu dikarenakan tokoh utama terus diikuti oleh rasa bersalah dikarenakan telah menyiksa dan membunuh kucingnya, maka tokoh utama pun kembali memelihara kucing hitam.

  Bersama kucing hitamnya yang kedua inilah perilaku tokoh utama makin bertambah buruk, dan hal tersebut semakin diperlihatkan kepada istrinya, seolah-olah seperti ada pembalasan dendam yang dilakukan oleh kucing hitam tersebut tapi melalui tokoh utama, sekarang si kucing hitamnya lah yang mempengaruhi tokoh utama dikarenakan oleh istri tokoh utama yang dulu memberitahu tokoh utama bahwa kucing hitam adalah jelmaan dari penyihir.

  Maka tokoh utama pun makin berada di bawah pengaruh kucing hitamnya, dan pada akhirnya tokoh utama berhasil membunuh istrinya dengan cara yang kejam, dan di dalam pikiran tokoh utama, kucing hitamnya tersebut berubah menjadi monster.

  Cerita pendek kedua yang berjudul

  “Seven Black Cats” bercerita tentang tokoh

  utama yang sangat menyukai kucing hitam, dan tidak percaya mengenai mitos kucing hitam sama sekali. Tokoh utama tersebut memelihara satu per satu kucing hitam, tapi satu per satu kucing hitamnya tersebut selalu mendapatkan akhir yang buruk yaitu mati dengan cara yang menggenaskan.

  Tokoh utama pun akhirnya dibuat percaya dengan mitos kucing hitam karena suatu ketika tokoh lain yaitu saudara dari tokoh utama menginginkan kucing hitam dan kucing hitamnya tersebut dipaketkan melalui jalan laut. Sedangkan ada kepercayaan yang mengatakan bahwa dilarang untuk membawa seekor kucing hitam di dalam sebuah perjalanan karena dapat mengakibatkan bencana.

  Bencana yang ditakutkan pun terjadi, kapal laut yang membawa kucing hitam tersebut terkena badai, dan akhirnya menyebabkan kucing hitam yang akan diberikan kepada tokoh lain mati.

  Rasa trauma pun menyelimuti diri tokoh utama, dikarenakan tujuh kucing hitamnya mati dengan cara yang menyedihkan meski berbeda. Tokoh utama pun akhirnya menyerah dan kapok untuk tidak lagi memelihara kucing hitam.

  Dalam cerita pendek yang ketiga dengan judul

  “Never Trust a Cat Who Wears

Earring” membahas tentang kepercayaan yang tumbuh di dalam diri seorang tokoh

  utama yang bernama Zack terhadap mitos kucing hitam yang dipercayainya ketika sedang melakukan study tour bersama teman-temannya, karena Zack mendapati adanya ritual aneh yang dilakukan tokoh lain yaitu seorang wanita dengan sebuah patung kucing hitam, yang secara tiba-tiba saja patung tersebut hidup dan mencakar lengan Zack, sehingga beberapa hari kemudian Zack pun merasa perilakunya berubah menjadi seperti kucing.

  Lalu Zack pun meminta pertolongan kepada tokoh lain, yaitu Ayah dan temannya yang bernama Spencer dikarenakan perubahannya yang makin menjadi, setelah perilakunya yang seperti kucing, tiba-tiba kumis pun tumbuh pada Zack. Maka, Spencer mencaritahu tentang mitos kucing hitam yang ada, dan dia menemukan hubungan antara mitos kucing hitam dengan dewa Bast yang terdapat di Mesir.

  Akhirnya Zack, Spencer dan Ayahnya bertemu kembali dengan wanita aneh tersebut dan melakukan semacam ritual perpindahan, agar Zack bisa kembali menjadi anak laki-laki normal dan wanita tersebut berubah menjadi seekor kucing hitam.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Ceriteme Mitos Kucing Hitam dalam Tiga Cerita Pendek

  Data dan analisis yang dijelaskan pada bab ini yaitu membahas data dari tiga cerita pendek, yang pertama yaitu cerita pendek dari Edgar Allan Poe yang berjudul

  ‘The Black Cat’ (1845). Cerita pendek kedua berasal dari seorang penulis

  berkebangsaan Inggris, yaitu Louisa May-Alcott yang berjudul

  ‘Seven Black Cat’

(1871). Lalu cerita pendek terakhir adalah cerita pendek karangan Dan Greenburg

  yang berjudul

  ‘Never Trust a Cat Who Wears Earrings’, yang diterbitkan pada tahun 1997.

  Di dalam tiga cerita pendek tersebut penulis melihat ada persamaan yang terjadi terhadap tokoh utama, yaitu setiap tokoh utama mengalami ketakutan terhadap kucing hitam, karena menganggap kucing hitam adalah makhluk menakutkan, sebagai jelmaan setan, iblis, penyihir, ataupun dewa dalam sebuah mitos.