Perancangan informasi perkembangan sepatu casual pria Cibaduyut 2011-2013

(1)

(2)

(3)

(4)

53

DATA RIWAYAT HIDUP

NAMA : MOCHAMAD MASHUD

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : BANDUNG, 08 AGUSTUS 1990 ALAMAT : JL. TERUSAN CIBADUYUT

(SITUTARATE) NO. 25 RT.04/O1 KAB. BANDUNG 40239

TELEPON : (022) 5419213 085722011004 JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

AGAMA : ISLAM


(5)

54

PENDIDIKAN

STRATA I :

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 2009-2013 (PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL) SEKOLAH MENENGAH ATAS :

SMA PASUNDAN 1 BANDUNG 2006 – 2009 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA :

SMP NEGERI 38 BANDUNG 2003 – 2006 SEKOLAH DASAR :


(6)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI PERKEMBANGAN SEPATU KASUAL PRIA CIBADUYUT 2011-2013

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2012-2013

Oleh :

Mochamad Mashud 51909015

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(7)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah 1 I.2 Identifikasi Masalah 2

I.3 Rumusan Masalah 2

I.4 Batasan Masalah 3 I.5 Tujuan Perancangan 3 BAB II PERKEMBANGAN ALAS KAKI SEPATU KASUAL PRIA

II.1 Pengenalan Sepatu 4 II.1.1 Jenis Sepatu 5 II.1.2 Arti Kasual Dalam Konteks Sepatu 7 II.1.3 Pengembangan Desain 7

II. 2 Cibaduyut 8

II.2.1 Cibaduyut Dalam Lintas Sejarah Alas Kaki 8 II.2.2 Perkembangan Desain 9 II.2.3 Perkembangan Sepatu Kasual Pria Cibaduyut 9 II.2.4 Pengrajin 11

II.3 Teori DKV 11

II.4 Analisa Masalah 14 II.4.1 Waktu Dan Tempat Penelitian 17 II.5 Analisis SWOT 18 II.6 Simpulan BAB II 19


(8)

viii

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan 20 III.1.1 Pendekatan Komunikasi 20 III.1.2 Segmentasi 21 III.1.3 Tujuan Komunikasi 22 III.1.4 Strategi Kreatif 22 III.1.5 Strategi Media 23 III.1.6 Strategi Distribusi 24 III.2 Konsep Visual 25 III.2.1 Format Desain 25 III.2.2 Tata Letak (Layout) 26 III.2.3 Tipografi 26 III.2.4 Ilustrasi 30 III.2.5 Warna 30 III.2.6 Studi Karakter Pada Layout 32 III.2.7 Layout 33 III.3 Simpulan BAB III 36 BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama 37

IV.2 Media Pendukung 39

DAFTAR PUSTAKA 44

LAMPIRAN 46


(9)

44

DAFTAR PUSTAKA

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Darmaprawira, Sulasmi. (2002). Warna Teori Dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung : Penerbit ITB.

Reynolds, Helen. (2010). Mode dalam Sejarah Sepatu. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.

Supriyono, Rakhmat. (2010). Desain Komunikasi Visual Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Rustan, Surianto. (2009). Layout Dasar Dan Penerapannya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto. (2010). Huruf Font Tipografi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Lain : Tugas Akhir

Saputra, Agung. (2013). Perancangan Promosi Sepatu Cibaduyut. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

Instansi Pemerintah

Gustiar, Agus. (2008). Profil Alas Kaki Cibaduyut. Bandung : Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat.

Internet Searching

http://mcreativephotography.blogspot.com/2009/11/saya-lagi-mencari-model- buat-portofolio.html, 04 Mei 2013, Pukul 24.15 WIB


(10)

45

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja

&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F%2Fp4tksb-jogja.com%2Findex.php%3Foption%3Dcom_phocadownload%26view%3

Dcategory%26download%3D73%3Asejarah-perkembangan-alas-kaki%26id%3D1%3Awidyaiswara&ei=iYVdUfzCNsHorQfamoHgDg&us g=AFQjCNF5IE4RaZjI3gVU_yi0BK8ayaspHQ&bvm=bv.44770516,d.bm k, 04 April 2013, Pukul 20.03 WIB.

http://nasional.kompas.com/read/2011/04/10/03173688/, 05 April 2013, Pukul 20.20 WIB.

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22884-508222003%20- %20BAB%20II.pdf, 09 April 2013, Pukul 21.08 WIB.

http://www.sepatucasualpria.com/sepatu-casual-pria/, 21 Juli 2013, Pukul 13.17 WIB.


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Cibaduyut adalah salah satu ikon Kota Bandung dalam urusan kerajinan sepatu dan kerajinan kulit lainnya. Mendengar kata Cibaduyut untuk masyarakat luas dan khususnya untuk masyarakat daerah Cibaduyut sudah tidak asing lagi, adalah sebuah daerah di Kota Bandung yang terkenal sebagai sentra pengrajin sepatu, sudah menjadi ikon industri sepatu di Indonesia. Cibaduyut pun terkenal sebagai kawasan dengan deretan toko terpanjang di Asia, dimana di lokasi tersebut merupakan sentra penjualan sepatu hasil kreasi para pengrajin yang ilmu pembuatannya didapat secara turun menurun. Pada tahun 1989 pemerintah R.I meresmikan Cibaduyut ini sebagai daerah tujuan wisata. Hasil industri sepatu di kawasan Cibaduyut Kota Bandung, memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar internasional. Oleh karena itu, pemerintah bertekad mendorong perkembangan industri sepatu milik warga Cibaduyut Bandung (Jabar), sehingga kawasan itu berubah menjadi wisata sepatu. Namun pada saat ini setelah berkembang dan majunya sentra pengrajin sepatu Cibaduyut dari dahulu sampai sekarang, pada saat sekarang ini sedang mengalami masalah atau krisis dalam persepatuannya.

Saat ini sepatu impor yang masuk ke Indonesia dan dipasarkan dengan harga yang murah, mau tak mau berakibat pada sepatu buatan Cibaduyut. Meski perajin telah berekspresi dengan membuat model sepatu terbaru khususnya sepatu kasual pria, tapi produk luar negeri yang dijual dengan harga yang sangat murah, terus menurunkan industri sepatu di Cibaduyut. Menurut salah satu pemilik usaha sepatu kulit, Gungun Runiadi Heze dalam media Kompas.com, menjelaskan, mental dan kualitas sumber daya manusia menjadi masalah di Cibaduyut sehingga sulit bangkit kembali ke masa keemasannya tahun 1990-an. Para pemilik usaha atau pengrajin pun kebanyakan enggan berinovasi dan menggantungkan diri pada


(12)

2

pesanan dari toko. Bahwa Cibaduyut pada saat ini memang sedang melemah dalam kerajinan sepatunya mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya adalah pada saat ini para pengrajin sepatu telah berkurangnya rasa berkeinginan untuk berinovasi dalam merancang atau menciptakan sepatu khususnya pada sepatu kasual pria. Itu dikarenakan kurang adanya ilmu pengetahuan tentang sepatu ditambah kurang adanya informasi yang menyangkut dalam perkembangan industri sepatu di Cibaduyut terutama pada perkembangan sepatu kasual pria pada tahun 2011-2013, sehingga para pengrajin kesulitan mendapatkan referensi. I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, identifikasi masalah yang didapat adalah:

1. Adanya sepatu impor yang masuk ke Indonesia dan berpengaruh pada industri sepatu di Cibaduyut menjadi mengalami penurunan.

2. Para pengrajin sepatu Cibaduyut sendiri minim akan tren tentang perkembangan model dan desain sepatu.

3. Pentingnya ada informasi terkait tentang perkembangan sepatu terutama pada sepatu kasual pria untuk para pengrajin sepatu Cibaduyut dan umumnya untuk masyarakat kota Bandung.

I.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendokumentasian tentang perkembangan sepatu kasual pria di Cibaduyut?

2. Bagaimana menambah khasanah pengetahuan tentang sepatu kasual pria untuk masyarakat Cibaduyut dan masyarakat kota Bandung pada umumnya?

3. Bagaimana menumbuhkan kembali rasa kreativitas akan berinovasi dalam mengembangkan model-model dan desain sepatu kepada para pengrajin sepatu di Cibaduyut?


(13)

3

I.4 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian masalah yang ada diatas maka peneliti membatasi permasalahannya, yaitu di Kota Bandung sekitar daerah Cibaduyut dan hasil penelitian ini ditujukan kepada masyarakat Cibaduyut khususnya untuk para pengrajin sepatunya dalam mengatasi permasalahan yaitu untuk mengetahui perkembangan alas kaki di Cibaduyut pada tahun 2011 -2013 berdasarkan fungsi sebagai sepatu kasual pria.

I.5 Tujuan Perancangan

1. Untuk mengetahui perkembangan alas kaki sepatu pria agar masyarakat memiliki khasanah tentang perkembangan sepatu kasual pria.

2. Untuk melakukan pemetaan terhadap desain sepatu kasual pria agar menambah khasanah dan memudahkan pengembangan desain sepatu kasual pria di Cibaduyut.

3. Untuk pengumpulan data dan pendokumentasian sebagai bahan pelajaran pada generasi selanjutnya.


(14)

4

BAB II

PERKEMBANGAN ALAS KAKI SEPATU KASUAL PRIA

II.1 Pengenalan Sepatu

Sepatu adalah alat untuk menutupi atau sebagai alas kaki yang terbuat dari kulit maupun kain. Dalam Perkembangannya alas kaki terbagi dalam 2 jenis, yaitu tipe mokasin dan sandal. Mokasin adalah sepatu bersol rata pertama yang dibuat oleh penduduk asli Amerika. Dibuat dari kulit rusa dan kulit samak yang lembut dan lentur, mokasin sering dipercantik dengan manik-manik. Mokasin telah lama menjadi model sepatu umumnya dan tak pernah terlihat ketinggalan. Mokasin biasanya dipakai oleh masyarakat di kawasan subtropis dengan desain tertutup. Istilah mokasin ini sekarang lazim disebut dengan sepatu. Dan sandal biasanya dipakai oleh masyarakat di kawasan tropis.

Dari 2 jenis itu, mucul beberapa dasar tipe alas kaki. Menurut Saryoto dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit Karet dan Plastik (BBPPKP), Depperindag, ada lima bentuk pola dasar dalam merancang alas kaki, yaitu model pump, derby, oxford, pantofel, dan mokasin. Model pump merupakan bentuk dasar sepatu wanita.

Alas kaki yang dulunya begitu sederhana, telah mengalami beberapa perubahan, seperti terdapatnya hiasan dengan beragam aksesoris untuk memperindahnya. Hal itu dimulai saat kekuasaan Dinasti Tudor di Inggris, pada abad ke-15, yang menandakan status sosial. Kemudian pada abad 10-15, munculah jenis sepatu runcing (sabot) yang dikombinasi kaus rajutan knitted house dari Spanyol yang disukai Ratu Elizabeth, Inggris. Bentuk sepatu kemudian semakin baik dan indah saja, yaitu dengan menambahkan hak.

Pada abad ke-19, fungsi mempengaruhi bentuk alas kaki, dimana dibuat mendekati bentuk kaki dan disesuaikan dengan aktivitas pemakai. Aspek kesederhanaan menjadi pertimbangan sehingga terjadi reduksi pernik dan dibuat massal. Pada abad 20 merupakan jaman keemasan bagi alas kaki, terutama untuk para wanita. Pertama kali dalam sejarah busana, alas kaki menjadi pusat


(15)

5

penampilan, seperti diungkap Stefanie Ricci dalam buku Salvatore Ferragamo: The Art The Shoe 1848-1960, New York: Rizzoli International Publication inc, 1992. Salvatore Ferragamo adalah perancang sepatu yang cukup dikenal dan karyanya banyak dipakai artis Hollywood seperti Greta Garbo dengan model flat-heeled brogues atau Marilyn Monroe yang dibuatkan model sepatu dengan tumit stiletto. Selain itu, Ferragamo menyempurnakan teori segi tiga titik penahan berat tubuh pada telapak kaki. Membuat sepatu rancangannya nyaman dipakai dan kelihatan indah. Elemen alas kaki yang bisa mempengaruhi penampilan yaitu bahan, aksesori atasan, warna, bentuk bagian depan, tinggi hak, bawahan, dan pengunci. Semua itu dapat membentuk citra pada pemakainya, dapat berkesan feminin, maskulin, atau sportif.

II.1.1 Jenis Sepatu

1. Sepatu Klasik

Sepatu klasik banyak digunakan untuk sepatu formal dan sepatu kasual, sangat banyak desain sepatu yang mengambil contoh model derby atau gibson sebagai basic design-nya. Model sepatu classic ini tidak pernah ketinggalan dari perkembangan mode karena model ini merupahkan model dasar dari berbagai bentuk sepatu.

2. Sepatu Kasual Pria

Jenis sepatu yang sifat desainnya lebih baru dan terus berubah sesuai perkembangan jaman. Biasanya merupakan pengembangan dari jenis-jenis model-model klasik.

a. Sepatu Mokasin

Jenis alas kaki tertua, paling sederhana, dahulu hanya sebuah kulit hewan yang membungkus kaki dan telapak kaki kemudian diikat dibagian atas kaki. Sepatu mokasin merupakan alas kaki yang tertutup seperti kantung dimana hal ini dipengaruhi oleh perkembangan sosio-budaya daerah dingin agar kaki tetap hangat terlindung dari cuaca. Mokasin memiliki ciri atau spesifikasi sepatu yaitu, jenis alas kaki tertua, paling sederhana, dahulu hanya sebuah kulit hewan yang membungkus kaki dan telapak kaki


(16)

6

kemudian diikat dibagian atas kaki. Sepatu model ini dikenal sebagai sepatu paling nyaman untuk dikenakan. Harganya cukup mahal mengingat luas kulit yang digunakan lebih luas dari sepatu rata-rata. Kulit dari atasnya melingkari kaki, dari mulai punggung sampai telapak kaki. Dapat digunakan untuk sepatu formal atau kasual. Adanya hand stitching menjadi nilai plus dari sepatu ini. Pada awalnya dikenal sebagai pelindung kaki untuk penduduk di daerah dingin.

b. Sepatu Slip On

Sebagaimana namanya, sepatu ini bisa dengan mudah dikenakan dan dilepas (slipped in and slipped out easily). Ciri yang paling menonjol dari sepatu model ini adalah sepatunya tidak memiliki tali, menggunakan elastis sebagai pengikatnya. Terkadang beberapa orang menambahkan saddle atau bar pada apron-nya lebih dikenal sebagai sepatu pantofel atau loafer.

c. Sepatu Ankle Boot

Merupakan model sepatu boot dengan top line persis diatas mata kaki. Cukup populer di Indonesia.

d. Sepatu High Boot

Merupakan model sepatu boot dengan top line berada di sekitar betis, rata-rata pada tentara menggunakannya sebagai sepatu dinas lapangan. Banyak dipakai di negara beriklim sub tropis.

Gambar II.1.1 Model Sepatu Kasual Pria


(17)

7

II.1.2 Arti Kasual dalam Konteks Sepatu

Kasual untuk arti dalam konteks sepatu adalah sepatu yang digunakan oleh pemakai terasa nyaman diwaktu sedang keadaan santai ataupun dalam kegiatan lainnya. Tidak terlalu kaku, formal dan warna, bahan material serta bentuknya bervariatif. Terdapat hiasan dengan beragam aksesoris untuk memperindahnya dan dikenakan sesuai dengan pakaian yang dikenakan agar terlihat serasi.

II.1.3 Pengembangan Desain

Model-model dasar tersebut, bukanlah harga mati dari sebuah desain alas kaki. Penambahan potongan atau aplikasi yang lain membuat sepatu yang dihasilkan menjadi terlihat lain. Maka dari itu sangat diperlukan kejelian, kreatifitas dan inovasi baru oleh seorang Desainer.

a. Sepatu Modern / Fashionable Shoes

Fungsi sepatu pada saat ini bukan hanya sebagai pelindung kaki saja tetapi telah menjadi semacam kebutuhan fashion bagi kebanyakan orang. Jika salah memilih sepatu atau memakai sepatu yang tidak seharusnya, maka selain merasa tidak nyaman, juga bisa mengurangi rasa percaya diri.

b. Nama Bagian Komponen Sepatu

Bagian atas sepatu adalah kumpulan dari komponen sepatu yang menutup seluruh bagian dan samping kaki. Komponen-komponen ini menjadi tujuan utama dalam mendesain dan pembuatan pola sepatu. Bagian sepatu merupahkan satu unit yang terdiri dari beberapa komponen dengan bermacam bentuk desain yang dirakit menjadi satu.

Vamp : Merupakan komponen yang berfungsi menutupi bagian ujung dan tengah kaki.

Quarter : Terdiri dari dua bagian kanan dan kiri dari satu komponen sepatu yang berfungsi menutupi bagian samping dalam dan belakang kaki.

Tongue (Lidah) : Komponen bagian atas sepatu yang disambungkan pada lengkung tengah dari sebuah vamp, atau menjadi satuan utuh dengan vamp. Lidah pada bagian sepatu ini cukup lebar dan dapat melindungi kaki dari gesekan tali sepatu.


(18)

8

Back Piece : Merupakan komponen sepatu bagian belakang atau tumit, adalah komponen yang mempunyai fungsi untuk memperkuat sambungan antara quarter.

Eye Let (Mata Ayam) : Komponen bagian atas sepatu berbentuk pipa pipih, terbuat dari logam yang berfungsi sebagai tempat untuk memasang tali sepatu.

Out Sol (Sol Luar) : Komponen bagian bawah yang letaknya paling luar dan langsung berhubungan dengan lantai / tanah, berfungsi sebagai alas sepatu , bahan yang digunakan kulit, karet, PU, TPR dan lainnya.

Gambar II.1.2 Komponen Bagian Sepatu (Sumber: Data Pribadi)

II.2 Cibaduyut

II.2.1 Cibaduyut dalam Lintas Sejarah Alas Kaki

Mulai berkembangnya industri dan perdagangan alas kaki di Cibaduyut telah cukup lama. Awalnya dimulai sekitar tahun 1920, beberapa orang warga setempat yang kesehariannya bekerja pada sebuah pabrik sepatu di kota Bandung, setelah memiliki keterampilan dalam membuat sepatu, mereka berhenti sebagai pekerja. Mereka memulai membuka usaha membuat dan menjual produk alas kaki secara kecil-kecilan di lingkungan rumah tangganya dengan melibatkan tenaga kerja anggota keluarganya. Dengan semakin berkembangnya pesanan, maka mulai


(19)

9

merekrut pekerja yang berasal dari warga sekitarnya, sehingga keterampilan dalam membuat alas kaki ini menyebar dan ditularkan dalam lingkungan keluarga dan warga masyarakat sekitarnya.

Menurut informasi dari para tokoh pengusaha alas kaki Cibaduyut bahwa sebelum penjajahan Jepang tahun 1940 telah berkembang sejumlah pengrajin sepatu di Cibaduyut sebanyak 89 orang. Hal ini tidak terlepas dengan semakin meningkatnya pesanan, karena dinilai produk sepatu Cibaduyut memiliki kualitas yang sangat baik memenuhi selera konsumen pada masa itu. Bahkan, setelah negara Indonesia merdeka pada tahun 1950-an jumlah unit usaha alas kaki berkembang menjadi 250 unit usaha. Dengan jumlah unit usaha yang besar inilah daerah Cibaduyut mulai dikenal sebagai sentra produksi alas kaki.

II.2.2 Perkembangan Desain

Pola perkembangan gaya desain sepatu persepatuan di Cibaduyut antara tahun 2011-2013, selalu mengikuti (meniru) perkembangan gaya desain yang sedang tren baik lokal maupun internasional. Namun dalam proses tersebut tidak diikuti oleh kualitas produk yang memadai sehingga produk Cibaduyut dianggap sepatu murahan dengan kualitas rendah. Dengan citra market seperti itu, bagi masyarakat yang memiiiki gengsi dan menganggap benda sebagai gaya hidup, Cibaduyut tidak menjadi pilihan untuk belanja sepatu.

II.2.3 Perkembangan Sepatu Kasual Pria Cibaduyut

Sepatu didalam perkembanganya tidak hanya sekedar menjadi alas kaki tetapi juga menjadi sebagai bagaian dari mode, karena semakin banyak jenisnya serta warna-warna yang menarik yang bisa di sesuaikan dengan pakaian yang di gunakan pemakai. Seperti perkembangan desain sepatu kasual di Cibaduyut desainnya dikembangkan dengan mengikuti selera perkembangan masyarakat terutama kaum pria dengan mengikuti tren atau fashion pada saat ini. Karakteristik sebuah tren yang dikaji kemudian disesuaikan dengan karakter masyarakat di dalam negeri sebagai target untuk perkembangan sepatu tersebut.


(20)

10

Tabel II.1 Perkembangan Sepatu Kasual Pria Cibaduyut 2011-2013 (Sumber: Peneliti 2013)


(21)

11

II.2.4 Pengrajin

Pengrajin ialah orang yang pekerjaannya membuat barang-barang kerajinan atau orang yang mempunyai keterampilan berkaitan dengan kerajinan tertentu, seperti kelompok pengrajin sepatu di Cibaduyut dapat disebut pengrajin sepatu dari Cibaduyut. Barang-barang tersebut kebanyakan tidak dibuat dengan mesin, tetapi dengan tangan sehingga sering disebut barang kerajinan tangan.

II.3 Teori DKV 1. Warna

Salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik perhatian pembaca adalah warna. Apabila pemakaian warna kurang tepat maka dapat merusak citra dan mengurangi nilai keterbacaan. Jika dapat menggunakan warna dengan tepat, warna dapat membantu menciptakan mood dan membuat teks lebih berbicara. Dengan menggunakan warna-warna soft dapat menyampaikan kesan lembut, tenang dan romantik. Warna-warna kuat dan kontras dapat memberi kesan dinamis, cenderung meriah. Kekuatan warna sangat dipengaruhi oleh background (Supriyono Rakhmat, 2010, h.70).

2. Layout

Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tataletak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain (Rustan Surianto, 2009, h.0).

Ada berbagai macam elemen dalam layout, secara umum tujuan pertama adalah menyampaikan informasi dengan lengkap dan tepat, yang kedua kenyamanan dalam membaca termasuk didalamnya kemudahan mencari informasi yang dibutuhkan, navigasi dan estetika.


(22)

12

3. Tipografi

Cara memilih dan mengelola huruf dalam desain grafis sudah menjadi disiplin ilmu tersendiri, disebut Tipografi (Typography). Tipografi berasal dari kata Yunani tupos (yang diguratkan) dan graphoo (tulisan). Saat ini pengertian tipografi sudah berkembang lebih luas lagi, yaitu mengarah pada disiplin ilmu yang mempelajari spesifikasi dan karakteristik huruf, bagaimana memilih dan mengelola huruf untuk tujuan-tujuan tertentu.

Pemilihan jenis dan karakter huruf, serta cara pengelolaannya akan sangat menentukan keberhasilan desain komunikasi visual. Dibaca-tidaknya sebuah pesan tergantung pada penggunaan huruf (type face) dan cara penyusunannya. Informasi semenarik apapun, bisa tidak dlirik pembaca karena disampaikan dengan tipografi yang buruk. Salah satu contoh, ukuran huruf terlalu kecil, jenis huruf sulit dibaca, spasi terlalu rapat, dan layout berdesakan (crowded) sehingga menyebabkan pembaca tidak berselera untuk membaca. Huruf dipilih dengan pertimbangan nilai kemudahan baca (readability). Tujuan dari mendesain adalah menyampaikan informasi kepada pembaca secara cepat, mudah dan menyenangkan.

Berdasarkan fungsinya, huruf dapat dipilah menjadi dua jenis, yaitu huruf teks (text type) dan huruf judul (display type). Jika akan menggunakan huruf untuk teks, sebaiknya pilih bentuk huruf (text type) yang sederhana dan akrab dengan pembaca. Sementara itu untuk judul, subjudul, atau teks pendek seperti slogan, masih bisa menggunakan huruf yang sedikit unik dengan tetap menjaga nilai keterbacaan dan kesesuaian (Supriyono Rakhmat, 2010, h.19-23).

4. Infografis / infographic

Secara mudah infographic (infografis) adalah informasi yang disampaikan dengan gambar. Infografis dapat diterapkan dalam fakta-fakta dan data-data statistik dari survey dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan, peta dan lain-lain (Rustan Surianto, 2009, h.58).


(23)

13

5. Ilustrasi

Secara umum dapat dikatakan, desain komunikasi visual yang tidak disertai ilustrasi cenderung monoton, kurang informatif, kurang menyenangkan, dan tidak memiliki unsur eye catcher. Adanya ilustrasi dimaksudkan untuk memperjelas informasi atau pesan dan sekaligus sebagai alat untuk menarik perhatian pembaca (attention grabber).

Pengertian ilustrasi secara luas tidak terbatas pada gambar dan foto. Ilustrasi bisa berupa garis, bidang, dan bahkan susunan huruf bisa disebut ilustrasi. Seorang desainer grafis Amerika, Herb Lubalin, sangat dikenal dunia kepiawaiannya mengeksploitasi bentuk huruf sebagai ilustrasi. Pengertian ilustrasi secara umum adalah gambar atau foto yang bertujuan menjelaskan teks dan sekaligus menciptakan daya tarik. Ilustrasi yang berhasil menarik perhatian pembaca pada umumnya memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut.

• Komunikatif, informatif, dan mudah dipahami.

• Menggugah perasaan dan hasrat untuk membaca.

• Ide baru, orisinil, bukan merupakan plagiat atau tiruan.

• Punya daya pukau (eye-catcher) yang kuat.

• Jika berupa foto atau gambar, harus punya kualitas memadai, baik dari aspek seni maupun teknik pengerjaan.

Ilustrasi dapat digunakan untuk memperjelas dan mempermudah pembaca dalam memahami pesan, serta menambah daya tarik desain, bukan sebaliknya. Penggunaan ilustrasi yang berlebihan justru dapat membingungkan dan mengurangi nilai keterbacaan (Supriyono Rakhmat, 2010, h.50-51).

6. Fotografi

Fotografi adalah suatu seni melukis dengan cahaya, jadi faktor cahaya merupakan unsur terpenting dalam seni fotografi, untuk melakukan suatu pemotretan, satu hal yang mutlak diperlukan adalah cahaya. Baik cahaya yang tampak seperti pemotretan biasa ataupun cahaya yang tidak tampak seperti dalam pemotretan dengan infra merah atau sinar X untuk rontgen. Jumlah


(24)

14

cahaya yang digunakan untuk membentuk suatu gambar tergantung pada Kepekaan media (ASA/ISO), Kecepatan / Shutter Speed dan Diafragma.

Fotografi sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu photos adalah cahaya, sinar. Sedang graphein berarti tulisan, gambar atau desain bentuk. Jadi, fotografi secara luas adalah menulis atau menggambar dengan menggunakan cahaya. Gambar mati atau lukisan yang didapat melalui proses penyinaran dengan menggunakan cahaya. Karena dalam membuat gambar mengguanakan alat kamera maka sudah tentu harus benar-benar menguasai alat tersebut juga beberapa teknik dasarnya.

II.4 Analisa Masalah

Dalam analisa ini peneliti menggunakan analisa pendekatan wawancara, observasi langsung, penyebaran kuesioner dan ditambah dengan data sekunder data-data yang sudah ada yang diusahakan, didapat, direkam, dan dipublikasikan. Dalam analisa pendekatan wawancara ini peneliti datang langsung ketempat nara sumber yaitu sesepuh pengrajin sepatu di Cibaduyut untuk langsung berwawancara terhadap narasumber. Setelah melakukan wawancara peneliti mendapat data-data mengenai masalah yang sedang dialami di Cibaduyut dalam persepatuannya, yaitu diantaranya pada saat ini persepatuan di Cibaduyut sedang melemah dan menurun dikarenakan adanya sepatu-sepatu impor yang masuk ke Indonesia yang dibandrol dengan harga murah sehingga berpengaruh terhadap persepatuan di Cibaduyut. Setelah melakukan wawancara peneliti melakukan observasi kelapangan langsung ke daerah Cibaduyut dan ke pabrik-pabrik sepatu para pengrajin sepatu di Cibaduyut dan menyebarkan kuesioner untuk masyarakat daerah Cibaduyut dan umumnya pada masyarakat kota Bandung untuk mendapatkan data-data kualitatif. Sehubungan dengan masalah penelitian ini, maka peneliti mempunyai rencana kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, di mana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah. Jadi maksud dan tujuan dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian


(25)

15

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang, perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.

Bogdan dan Biklen (1982) berpendapat bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari , dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (h. 248).

Dari hasil data Instalasi Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut yang tertulis dalam laporan tugas akhir oleh Agung Saputra, pada saat ini penjualan sepatu produk Cibaduyut mengalami penurunan karena para distributor mengikuti trend market masyarakat umum, yang dimana masyarakat umum lebih menyukai sepatu dengan merek asing yang terdengar lebih bergaya dan lebih terkenal sehingga tidak ketinggalan dibandingkan dengan produk dalam negeri dengan merek tak begitu dikenal. Dan sepatu produk impor lebih murah dan lebih bermacam-macam bentuknya dan modelnya dibandingkan dengan sepatu buatan Cibaduyut. Sehingga para distributor mengurangi pemesanan pembuatan sepatu di Cibaduyut. Berikut gambar dari penurunan penjualan sepatu produk Cibaduyut yang digambarkan dengan grafik penjualan:

Gambar II.1 Grafik Data Penjualan


(26)

16

Dari gambar II.1 diatas terlihat dengan jelas pada tahun 2010 produk sepatu Cibaduyut mengalami penurunan. Dimana penjualan pada tahun 2009 Rp. 413.736.608 dan penurunan pada tahun 2010 Rp. 281.494.643 penurunannya sekitar 30 %.

Setelah melakukan pembagian kuesioner pada masyarakat Cibaduyut serta kepada para pengrajin sepatunya dan kepada masyarakat kota Bandung terkait tentang adanya pendokumentasian perkembangan sepatu kasual pria di Cibaduyut dari tahun ketahun. Di ambil dari beberapa sampel secara acak dari 20 responden dan dari 20 jawaban responden cukup mewakili tanggapan dari isi kuesioner tersebut, diantaranya:

Jumlah Responden

Persentase % Tanggapan

9 45 %

Mengetahui informasi adanya pendokumentasian

tentang perkembangan sepatu kasual pria di

Cibaduyut.

11 55 %

Tidak mengetahui informasi adanya pendokumentasian

tentang perkembangan sepatu kasual pria di

Cibaduyut.

18 90 %

Beranggapan jika di informasikan melalui media

cetak berupa katalog.

1 5 %

Beranggapan jika di informasikan melalui media


(27)

17

1 5 %

Beranggapan jika di informasikan melalui

museum. Karena jika sepatu disimpan/dipajang dalam

museum khusus untuk sepatu Cibaduyut, agar

terlihat lebih jelas dan sebenarnya serta informasi pun lebih jelas dimengerti.

Tabel II.2 Pengolahan Data Kuisioner (Sumber: Peneliti 2013)

Jadi dapat disimpulkan dari tanggapan para responden pada tabel diatas, jika pendokumentasian tentang perkembangan sepatu kasual pria di Cibaduyut dari tahun ketahun dapat di informasikan sementara ini dalam media cetak berupa sebuah katalog. Karena katalog mudah dicari dan didapat serta mudah dibaca dan dimengerti oleh para pengrajin sepatu di Cibaduyut dan masyarakat kota Bandung pada umumnya. Karena masyarakat sekarang ingin lebih peraktis dan simpel dalam mencari sebuah informasi didalam berbagai jenis media.

II.4.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Waktu kunjungan penelitian dan observasi di Sub Unit Pengembangan IKM Persepatuan Bandung yang berlokasi di jalan Cibaduyut No. 170 Bandung tujuannya untuk mencari informasi mengenai keadaan persepatuan di Cibaduyut sekarang serta jenis - jenis pengembangan sepatu kasual pria dan faktor - faktor yang mendorong serta menghambat pelaksanaan pengembangan sepatu kasual pria di Cibaduyut. Dan penelitian kuisioner dilaksanakan dibeberapa bengkel pengrajin / pabrik pembuatan sepatu disekitar Cibaduyut.


(28)

18

II.5 Analisis SWOT

Tabel II.3 Tabel Analisis SWOT (Sumber: Peneliti 2013)

Kesimpualan analisis SWOT:

Sepatu Cibaduyut lebih lambat mengalami pengembangan dikarenakan kurang didukungnya dengan mesin, tetapi mempunyai nilai lebih dalam pembuatan sepatu Cibaduyut menggunakan hand made yaitu buatan tangan


(29)

19

langsung sehingga menghasilkan model-model sepatu yang unik dan berkarakteristik walaupun meniru dari perkembangan tren saat ini mempunyai karakteristik tersendiri. Jika semua pembuatan produksi didukung menggunakan mesin produksi akan lebih cepat namun tidak akan sedetail hand made atau buatan tangan.

II.6 Simpulan BAB II

Memaparkan dan mengartikan sepatu kasual pria dalam perkembangannya secara luas maupun perkembangannya dalam perepatuan Cibaduyut yaitu alas kaki berdasarkan fungsi sebagai sepatu kasual pria dan jenis-jenis sepatu yang termasuk kedalam sepatu kasual pria serta awal pengenalan sepatu. Dan dikaitkan dengan pendekatan teori DKV terkait akan dibuatnya perancagan media berdasarkan permasalahan diatas dan dari hasil analisa hingga sampai dengan didapatnya solusi ditambah dengan analisis SWOT sebagai pembanding.

Pada saat akan melakukan perancangan kedalam sebuah media, teori-teori dkv di atas akan digunakan untuk merancang sebuah informasi berupa visual. Bagaimana pemilihan warna yang tepat untuk perancangan media informasi agar visualnya dapat dilihat dengan baik oleh mata dan tidak mengganggu mata. Perancangan media informasi ini di layout berdasarkan tata letak yang sesuai dengan konsep visual atau perancangan agar tertata dengan baik dan terlihat menarik. Dalam perancangan media informasi ditambah juga pemilihan tipografi yang tepat dan sesuai dengan karakter konsep visual atau perancangan, dan tipografi ini harus dapat terbaca tangible dan intangiblenya dengan jelas oleh pandangan mata agar pesan dari tipografi itu dapat tersampaikan. Perancangan media informasi secara konsep dan teori dkv dibuat secara infografis dan menggunakan fotografi ataupun ilustrasi agar perancangan media informasi ini dapat disampaikan dengan mudah secara simpel dan agar dapat menarik perhatian dengan pesan tersampaikan juga dapat mempengaruhi pola pikir.


(30)

20

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

1. Visual

Pendekatan komunikasi dengan visual yang dibuat dalam perancangan media informasi katalog Perkembangan Sepatu Kasual Pria Cibaduyut 2011-2013 adalah untuk memperlihatkan keadaan perkembangannya dengan proses mengikuti bentuk desain atau model, salah satu pendekatan melalui visual berupa katalog karena media katalog ini dapat dengan mudah disampaikan kepada audience.

2. Verbal

Pendekatan komunikasi verbal berupa teks untuk melengkapi visual, memaparkan yang tidak tergambarkan dalam visual dengan menggunakan bahasa Indonesia baku yang mudah dimengerti. Pendekatan visual verbal ini sangat penting untuk memberikan pemberitahuan kepada audience.

3. Pesan Utama

Pesan utamanya adalah ingin memberitahukan kepada masyarakat Cibaduyut khususnya kepada para pengrajin sepatu mengenai hal-hal yang berhubungan dengan berbagai informasi tentang perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013.

4. Materi Pesan

Materi pesan yang dapat disampaikan dalam bentuk katalog berupa foto menggunakan teknik fotografi dengan memberikan informasi mengenai perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013 secara visual


(31)

21

maupun teori serta ditambah adanya informasi mengenai lintas sejarah Cibaduyut. Hal yang disampaikan kepada audience adalah perkembangan sepatu kasual pria di Cibaduyut yang model / desain sepatunya mengikuti perkembangan tren pada saat sekarang ini sesuai karakteristik masyarakat.

III.I.2 Segmentasi

Masyarakat daerah Cibaduyut dan para pengrajin sepatunya dengan meliputi segmentasi seperti:

1. Segi Demografis

• Remaja – dewasa, tidak ada rentang usia dikarenakan pengrajin yang telah lanjut usia pun masih terlibat dalam masalah yang menyangkut industri sepatu di Cibaduyut.

• Laki-laki khususnya masyarakat Cibaduyut dan para perajin sepatu. Pengrajin sepatu Cibaduyut yang aktif dalam merancang desain atau model sepatu dan remaja yang memperhatikan tren perkembangan sepatu, khususnya pada sepatu kasual pria.

• Pendidikan SD - SMA.

• Pekerjaan

Pengrajin dan pelajar.

• Status Sosial

Kalangan menengah kebawah. 2. Segi Psikografis

• Gaya hidup yang sederhana.

• Kendaraan yang sering digunakan, kendaraan pribadi beroda dua maupun angkutan umum.

• Hal-hal yang biasa dilakukan oleh target market diwaktu senggang biasanya membuat pola sepatu, melakukan kegiatan nonton TV, film dan membaca.

3. Geografis

Dalam segi geografis target audience meliputi kawasan Cibaduyut dan sekitarnya, namun tidak menutup kemungkinan untuk wilayah yang terletak


(32)

22

di luar daerah yang ingin mengetahui informasi tentang perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut 2011-2013.

III.1.3 Tujuan Komunikasi

1. Para perajin sepatu Cibaduyut dapat mengetahui tentang perkembangan sepatu kasual pria yang tren pada saat sekarang ini sehingga menjadi termotivasi untuk berinovasi kembali terhadap model/desain sepatu kasual pria Cibaduyut.

2. Untuk menghasilkan katalog yang dapat menarik perhatian dengan penyampaian visual sesuai dengan segmentasi yang dituju adalah masyarakat Cibaduyut khususnya untuk para perajin sepatu.

3. Untuk menjadikan katalog ini sebagai media efektif untuk informasi perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013.

4. Untuk menumbuhkan kembali persepatuan di Cibaduyut yang sedang mengalami penurunan pada saat sekarang ini

III.1.4 Strategi Kreatif

Strategi kreatif harus dapat menerjemahkan pesan yang ingin disampaikan kedalam bahasa visual melalui sebuah media penghubung. Strategi kreatif ini didapat dari fakta yang ada disentra pengrajin sepatu Cibaduyut dan adanya penurunan juga dalam persepatuannya yang disebabkan bersaing dengan harga sepatu impor yang murah yang berakibat terhadap persepatuan di Cibaduyut mengalami penurunan. Strategi kreatif sangat penting dalam perancangan media-media, karena pesan yang ingin disampaikan jelas dengan memanfaatkan info grafis berupa foto ataupun ilustrasi.

Diperlukan strategi kreatif dalam pembuatan katalog, melalui dengan konsep gaya visual yang sederhana dan simple agar mudah dicerna oleh target audience, yang isinya menginformasikan lintas sejarah Cibaduyut, proses perakitan atau pembuatan sepatu Cibaduyut serta katalog perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahu 2011-2013 dan pada setiap halamannya menggunakan background dan elemen visual yang berbeda-beda, konsep ini dipilih karena perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013 merupakan model


(33)

23

sepatu yang kasual atau sederhana nyaman dipakai dan mengikuti tren atau krakteristik masyarakat. Begitupun katalog agar mudah dibaca dan informasi dapat tersampaikan.

III.1.5 Strategi Media

Strategi media sangat penting untuk menyampaikan suatu pesan kepada target audience agar dapat mengetahui informasi tersebut maka dibutuhkan sebuah media. Pemilihan media bertujuan agar pesan yang disampaikan dapat dirasakan oleh target audience. Pemilihan media berdasarkan pada permasalahan yang menjadi pemikiran dan diharapkan dapat menjadi solusi.

Berdasarkan pada permasalahan yang menjadi pemikiran penulis, maka dalam pemilihan suatu media diharapkan dapat menjadi solusi dan menjawab permasalahan. Berikut ini pemilihan media:

1. Media Utama

Media utama berupa katalog perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013 yang didalamnya terdapat kumpulan foto-foto dan gambar ilustrasi yang merupakan informasi dari perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut beserta dengan penjelasan berdasarkan informasi yang telah diteliti dan dari kajian pustaka.

2. Media Pendukung

Media pendukung sebagai pendamping dari media utama. Adapun media pendukung seperti:

Poster

Poster ditempatkan pada majalah dinding informasi yang terdapat di toko persepatuan disekitar daerah Cibaduyut atau pun ditembok-tembok dipinggir sekitar jalan di Cibaduyut atau ditempatkan disekitar yang sering dilalui masyarakat atau target sasaran agar mengetahui informasi yang terdapat didalam poster tersebut.


(34)

24 • Gantungan Kunci

Gantungan kunci ini digunakan sebagai souvenir yang di dapat apabila pengrajin mengikuti pelatihan di Sub Unit Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut.

Pembatas Buku

Pembatas buku merupakan gimmick dalam setiap pembagian katalog.

T-shirt

T-shirt digunakan untuk para pengrajin saat melakukan pelatihan dan saat promosi berlangsung.

Sticker

Stiker digunakan sebagai souvenir yang di dapat apabila mengikuti pelatihan dan sebagai pengingat terhadap produk.

III.1.6 Strategi Distribusi

Produksi dalam pendistribusian katalog perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013 akan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat selaku yang mengadakan pelatihan untuk pengrajin sepatu di Sub Unit Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut. Proses pendistribusiannya dilakukan pada saat pelaksanaan pelatihan pada bulan Agustus, karena pelatihannya hanya dilakukan dengan waktu yang singkat sekitar 6 hari, pada saat itu diharapkan pengrajin benar-benar mengikuti pelatihannya. Berikut ini adalah tabel distribusi media:

Media

26

Agustus 27 Agustus 28 Agustus 29 Agustus 30 Agustus 31 Agustus Katalog Poster T-Shirt Gantungan


(35)

25

Kunci Pembatas

Buku Sticker

Tabel III.1 Strategi distribusi (Sumber: Peneliti 2013)

Keterangan : Kolom merah melakukan penyebaran media sedangkan kolom putih tidak melakukan penyebaran media.

III.2 Konsep Visual

Perancangan konsep visual yang digunakan dalam katalog ini berdasarkan hasil penelitian, terjemahan dan kajian pustaka. Konsep katalog yang dibuat mengguanakan layout berupa background yang berbeda-beda yaitu warna putih, hitam dan kuning serta foto dan visual berada disebelah kanan, kiri dan hampir keseluruhan berikut dengan tulisan dalam setiap halamannya berbeda terletak disebelah bawah maupun atas.

III.2.1 Format Desain

Format ukuran katalog adalan 19 cm x 24 cm. Format yang digunakan dalam setiap halaman adalah landscape. Pertimbangan format ukuran berdasarkan dalam memberikan kemudahan dalam penyimpanan.


(36)

26

Gambar III.2 Format ukuran katalog pada cover

III.2.2 Tata Letak (layout)

Layout pada setiap halaman menggunakan background yang berbeda warna putih, hitam, kuning dan foto. Dengan ditambah dihalaman katalog dibagian bawah dengan garis horizontal berupa ilustrasi sebagai elemen visual dan diatas ditambah elemen visual dua garis horizontal berwarna merah. Untuk layout sub halaman menggunakan warna background yang berbeda-beda dan foto. Untuk layout isi halaman menggunakan juga warna background yang berbeda-beda dan foto yang telah dibuat dengan peletakan di bagian bawah halaman dalam setiap halamanya.

III.2.3 Tipografi

Jenis-jenis tipografi yang digunakan adalah:

• Days

Tipografi yang digunakan Daysmerupakan jenis huruf tak berkait dan merupakan jenis huruf sans serif memberikan kesan simple, kuat tegak dapat dibaca dengan jelas dan mudah oleh pembaca sehingga informasinya tersampaikan dengan baik. Jenis huruf ini digunakan pada judul Katalog Perkembangan Sepatu Kasual Pria Cibaduyut 2011-2013, dan digunakan untuk isi body text dalam katalog mengenai keterangan-keterangan yang disertai visual.


(37)

27

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

!@#$%^&*()-=_+{}[]|\;:’”<>,.?/

Contoh:

Perkembangan Sepatu Kasual Pria Cibaduyut 2011-2013

Gambar III.3 Huruf Days pada cover katalog

Fely

Jenis huruf ini berkait dan merupakan jenis huruf serif, huruf ini digunakan untuk sambungan judul pada buku katalog di cover. Juga digunakan untuk isi teks subjudul pendukung disetiap body text dan visual fotografi, serta nama penulis. Di pilihnya jenis huruf ini karena huruf ini merupakan huruf sambung yang mempunyai kesan garis lengkung simple mudah dibaca, sehingga terlihat menarik.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz


(38)

28

1234567890

!@#$%^&

฀()_+฀฀[]|

\;:’”<>,.?/

Contoh :

• Penambahan kata pada judul katalog.

Katalog

• Pada CopyWrite

Katalog ini di buat untuk memberikan wawasan pengetahuan

tentang sejarah Cibaduyut dan perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013.

Disajikan dengan foto-foto yang menarik

disampaikan dengan bahasa yang singkat dan mudah untuk dipahami.

Gambar III.4 Huruf Fely pada judul dan copywrite

• Hermeneus One

Tipografi yang digunakan Hermeneus One merupakan jenis huruf berkait dan merupakan jenis huruf serif memberikan kesan klasik, tegak juga sebagai penegas untuk dibaca dengan jelas dan mudah oleh pembaca sehingga informasinya


(39)

29

tersampaikan dengan baik. Jenis huruf ini digunakan pada media-media pendukung yang dibuat seperti poster, gantungan kunci, t-shirt, sticker dan pembatas buku.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

!@#$%^&*()-=_+{}[]|\;:’”<>,.?/

Contoh :


(40)

30

III.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan penjelas dari yang akan digambarkan dapat terwujud dalam bentuk visual, mengemas seluruh rangkaian foto dengan memberikan informasi mengenai perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013. Pemilihan fotografi karena target audience dapat dengan mudah untuk memahaminya.

Lokasi

Lokasi bertempat di Sub Unit Pengembangan IKM Persepatuan Bandung yang berlokasi di jalan Cibaduyut No. 170 Bandung.

• Camera

Camera yang digunakan untuk pengambilan visual atau foto sepatu kasual pria adalah camera DSLR Canon 1100D. Gradasi warna yang dihasilkan halus dan terkesan natural dengan besar fixel 10 mp yang dihasilkan dari sensor CCD.

Gambar III.6 Camera Canon 1100 D

Sumber : cdn.cnet.com.au/story_media/339308869/Canon-EOS-1100D_1.jpg

III.2.5 Warna

Menggunakan warna CMYK karena hasil nanti akan dicetak. Di ambil dari buku Design in Dress oleh Marian L. David (1987:135) (seperti dikutip Sulasmi, 2002) warna yang akan digunakan adalah warna putih karena warna tersebut terkesan ceria, bersih, terang, sederhana, minimalis dan gampang serta mudah dilihat mata. Warna hitam terkesan elegan dan terkesan memiliki kekuatan. Dari gabungan kedua warna hitam dan putih disebut Grayscale seperti teknik editing


(41)

31

foto didalam media utama katalog berwarna hitam - putih kombinasi gelap dan terang. Kombinasi warna tersebut berkesan klasik.

C: 0 M: 0 Y: 0 K: 0 C: 91 M: 79 Y: 62 K: 97 R: 255 G: 255 B: 255 R: 0 G: 0 B: 0

#FFFFFF #000000

Warna kuning memberikan kesan cerah, terang, bahagia, hangat, santai dan menarik perhatian. Warna merah memberikan kesan hangat, berani, kuat, terlihat kontras dan menarik perhatian. Warna-warna tersebut termasuk kedalam warna monokrom.

C: 2 M: 16 Y: 93 K: 0 C: 14 M: 100 Y: 100 K: 5 R: 252 G: 210 B: 3 R: 198 G: 12 B: 12 #FCD203 #C60C0C


(42)

32

III.2.6 Studi Karakter Pada Layout

Layout yang digunakan adalah pengambilan dari ikon patung sepatu Cibaduyut yang melambangkan sentra pengrajin sepatu Cibaduyut serta mengambil assesoris garis horizontal serta penggunaan warnanya dari salah satu sepatu kasual pria Cibaduyut dengan menggunakan teknik tracing.

Gambar III.7 Ikon patung sepatu Cibaduyut (sumber : pribadi)

Gambar III.8 Salah satu assesoris dalam sepatu kasual pria Cibaduyut (sumber : pribadi)

Studi Karakter


(43)

33

Gambar III.10 karakter Layout dari assesoris garis horizontal pada sepatu kasual

III.2.7 Layout

Layout pada halaman katalog menggunakan background warna putih dengan diletakannya garis dan outline dari ikon patung sepatu Cibaduyut dan dari assesoris garis horizontal sepatu kasual pria Cibaduyut yang telah tersusun dengan menggunakan warna merah. Untuk layout sub dan layout isi pada halaman lintas sejarah Cibaduyut tidak menggunakan hiasan yang telah dibuat hanya menggunakan warna background yang telah dipilih disetiap halamannya dengan peletakan di belakang sebagai background. Untuk halaman katalog menggunakan hiasan yang telah dibuat dengan peletakan di bagian atas dan bawah halaman dalam setiap didalam halaman katalog.

Gambar III.11 Layout

Tata letak untuk foto serta teks dalam setiap isi ada perbedaan dan beberapa varian yaitu:


(44)

34

• Halaman isi dan sub judul dengan peletakan teks ditengah bawah dan sub judul diatas kanan dan halaman berikutnya disertai foto dan warna yang telah dipilih sebagai background.

Gambar III.12 Layout untuk isi teks dan halaman sub judul halaman1-12

• Foto yang digabung dan diperkecil disesuaikan dengan penempatan teks disebelah atas dan bawah maupun kanan dan kiri.


(45)

35

• Foto yang digabung tata letaknya sebagai background disesuaikan.

Gambar III.14 Halaman 1-26

• Halaman katalog dengan ukuran foto disesuaikan dan peletakan foto disamping serta peletakan teks ditengah atas-bawah dan halaman berikutnya, layout disertai elemen visual dan warna putih yang telah dipilih sebagai background.


(46)

36

III.3 Simpulan BAB III

Memaparkan strategi perancangan dan konsep visual pada media informasi tentang katalog perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013. Perancangan ini dilakukan berdasarkan latar belakang masalah dan data-data hasil penelitian dan observasi. Media informasi ini pesan utamanya adalah ingin memberitahukan kepada masyarakat khususnya para pengrajin sepatu di Cibaduyut mengenai hal-hal yang berhubungan dengan berbagai informasi tentang perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013, sebagai referensi dan menambah khasanah tentang perkembangan persepatuan di Cibaduyut untuk menginovasikan model dan desain sepatu yang bermutu.

Media informasi ini akan bermanfaat juga kepada masyarakat umum khususnya masyarakat kota Bandung daerah Cibaduyut. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan perkembangan persepatuan di Cibaduyut khususnya pada sepatu kasual pria agar menambah daya tarik untuk memilih menggunakan sepatu dalam negri khususnya di kota Bandung Cibaduyut dan dapat mengurangi sepatu impor yang berdatangan ke Indonesia.


(47)

37

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media utama adalah katalog berupa fotografi tentang informasi perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut 2011-2013, pembuatan dengan layout katalog menggunakan Adobe InDesign CS5 dan karakter Layout adalah pengambilan dari ikon patung sepatu Cibaduyut yang melambangkan sentra pengrajin sepatu Cibaduyut di trace menggunakan Adobe illustrator.

• Cover Buku

Gambar IV.1 Cover depan dan belakang (Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan: Menampilkan ilustrasi berupa outline warna putih yang bergambar patung sepatu Cibaduyut dengan peletakan dipinggir, tujuannya agar memberitahukan bahwa buku ini membahas tentang alas kaki industri sepatu Cibaduyut dan perkembangan sepatu kasual pria Cibaduyut tahun 2011-2013, menggunakan warna putih memberi kesan memunculkan gambar outline patung sepatu Cibaduyut.


(48)

38

Ukuran Media : 19 cm x 24 cm

Material : Soft Cover dengan kertas Art Paper 260gr dan dilaminasi Glossy. Teknis : Cetak Offset

• Halaman pada buku

Gambar IV.2 Sub judul dan isi teks disertai foto pada halaman berikutnya (Sumber: Pribadi)

Gambar IV.3 Isi dihalaman katalog (Sumber: Pribadi)

Ukuran: 19 cm x 24 cm Material: Art Paper 150gr Teknis: Cetak Offset


(49)

39

IV.2 Media Pendukung

1. Media Promosi

• Poster

Gambar IV.4 Poster (Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan : Poster ini dibuat sedemikian menarik dengan menggunakan background warna merah dan ditambah adanya garis yang melengkung peletakan di atas berwarna kuning hingga kebawah sebagai elemen visual serta background teks sebagai penegas suatu informasi. Serta adanya foto-foto dan gambar diperjelas dengan sebuah teks tulisan untuk menarik perhatian. Ukuran Media : A3 42 cm x 29,7 cm

Material : Art Paper 250gr Teknis : Cetak Offset

Keterangan : Poster ditempatkan pada majalah dinding informasi yang terdapat di toko persepatuan disekitar daerah Cibaduyut atau pun ditembok-tembok dipinggir


(50)

40

sekitar jalan di Cibaduyut atau ditempatkan disekitar yang sering dilalui masyarakat atau target sasaran agar mengetahui informasi yang terdapat didalam poster tersebut.

2. Gimmick

• Pembatas Buku

Gambar IV.5 Pembatas Buku (Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan : Pembatas buku ini dibuat sedemikian menarik dengan menggunakan background warna merah dan adanya peletakan ilustrasi berupa outline warna putih dengan warna kuning yang bergambar patung sepatu Cibaduyut dan tulisan judul katalog disebelah kanan bawah dan adanya garis yang melengkung di atas berwarna kuning yang menyambung dengan ikon patung sepatu sebagai background teks tulisan agar menarik perhatian.

Ukuran Media : 6 cm x 19 cm Material : Art paper 260gr Teknis : Cetak Offset

Keterangan :Pembatas buku merupakan gimmick dalam setiap pembagian katalog.


(51)

41 • Sticker

Gambar IV.6 Sticker

(Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan : Peletakan outline warna putih yang bergambar patung sepatu Cibaduyut dan tulisan judul katalog ditambah adanya garis yang melengkung di atas berwarna kuning yang menyambung dengan ikon patung sepatu sebagai background teks agar menarik perhatian, stiker ini sebagai pengingat.

Ukuran Media : 10 cm x 6 cm

Material : Sticker Vinyl Duratac Teknis : Cetak Offset

Keterangan : Sticker digunakan sebagai souvenir yang di dapat apabila mengikuti pelatihan dan sebagai pengingat terhadap produk.


(52)

42 • T-Shirt

Gambar IV.7 T-Shirt

(Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan : Pemberian t-shirt dengan menggunakan warna putih pada kaos, bergambarkan ilustrasi bentuk katalog media utama serta terdapat tulisan penjelsan menginformasikan mengenai adanya pelatihan kreativitas dan keterampilan di Sub Unit Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut.

Ukuran Media : All Size Material : Bahan katun Teknis : Cetak Offset

Keterangan :T-shirt digunakan untuk para pengrajin saat melakukan pelatihan dan saat promosi berlangsung.


(53)

43 • Gantungan Kunci

Gambar IV.8 Gantungan Kunci (Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan : Pembuatan gantungan kunci dengan menggunakan bentuk seperti katalog media utama yang sebenarnya.

Ukuran Media : 8 cm x 5 cm Material : Akrilik Teknis : Cetak Offset

Keterangan : Gantungan kunci ini digunakan sebagai souvenir yang di dapat apabila pengrajin mengikuti pelatihan di Sub Unit Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut.


(1)

38 Ukuran Media : 19 cm x 24 cm

Material : Soft Cover dengan kertas Art Paper 260gr dan dilaminasi Glossy. Teknis : Cetak Offset

• Halaman pada buku

Gambar IV.2 Sub judul dan isi teks disertai foto pada halaman berikutnya (Sumber: Pribadi)

Gambar IV.3 Isi dihalaman katalog (Sumber: Pribadi)

Ukuran: 19 cm x 24 cm Material: Art Paper 150gr Teknis: Cetak Offset


(2)

39 IV.2 Media Pendukung

1. Media Promosi • Poster

Gambar IV.4 Poster (Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan : Poster ini dibuat sedemikian menarik dengan menggunakan background warna merah dan ditambah adanya garis yang melengkung peletakan di atas berwarna kuning hingga kebawah sebagai elemen visual serta background teks sebagai penegas suatu informasi. Serta adanya foto-foto dan gambar diperjelas dengan sebuah teks tulisan untuk menarik perhatian. Ukuran Media : A3 42 cm x 29,7 cm

Material : Art Paper 250gr Teknis : Cetak Offset

Keterangan : Poster ditempatkan pada majalah dinding informasi yang terdapat di toko persepatuan disekitar daerah Cibaduyut atau pun ditembok-tembok dipinggir


(3)

40

sekitar jalan di Cibaduyut atau ditempatkan disekitar yang sering dilalui masyarakat atau target sasaran agar mengetahui informasi yang terdapat didalam poster tersebut.

2. Gimmick • Pembatas Buku

Gambar IV.5 Pembatas Buku (Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan : Pembatas buku ini dibuat sedemikian menarik dengan menggunakan background warna merah dan adanya peletakan ilustrasi berupa outline warna putih dengan warna kuning yang bergambar patung sepatu Cibaduyut dan tulisan judul katalog disebelah kanan bawah dan adanya garis yang melengkung di atas berwarna kuning yang menyambung dengan ikon patung sepatu sebagai background teks tulisan agar menarik perhatian.

Ukuran Media : 6 cm x 19 cm Material : Art paper 260gr Teknis : Cetak Offset

Keterangan :Pembatas buku merupakan gimmick dalam setiap pembagian katalog.


(4)

41 • Sticker

Gambar IV.6 Sticker (Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan : Peletakan outline warna putih yang bergambar patung sepatu Cibaduyut dan tulisan judul katalog ditambah adanya garis yang melengkung di atas berwarna kuning yang menyambung dengan ikon patung sepatu sebagai background teks agar menarik perhatian, stiker ini sebagai pengingat.

Ukuran Media : 10 cm x 6 cm

Material : Sticker Vinyl Duratac Teknis : Cetak Offset

Keterangan : Sticker digunakan sebagai souvenir yang di dapat apabila mengikuti pelatihan dan sebagai pengingat terhadap produk.


(5)

42 • T-Shirt

Gambar IV.7 T-Shirt (Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan : Pemberian t-shirt dengan menggunakan warna putih pada kaos, bergambarkan ilustrasi bentuk katalog media utama serta terdapat tulisan penjelsan menginformasikan mengenai adanya pelatihan kreativitas dan keterampilan di Sub Unit Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut.

Ukuran Media : All Size Material : Bahan katun Teknis : Cetak Offset

Keterangan :T-shirt digunakan untuk para pengrajin saat melakukan pelatihan dan saat promosi berlangsung.


(6)

43 • Gantungan Kunci

Gambar IV.8 Gantungan Kunci (Sumber: Pribadi)

Konsep Perancangan : Pembuatan gantungan kunci dengan menggunakan bentuk seperti katalog media utama yang sebenarnya.

Ukuran Media : 8 cm x 5 cm Material : Akrilik Teknis : Cetak Offset

Keterangan : Gantungan kunci ini digunakan sebagai souvenir yang di dapat apabila pengrajin mengikuti pelatihan di Sub Unit Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut.