Pengembangan pelabuhan perikanan samudera Nizam Zachman Jakarta sebagai pusat pemasaran dan pelabuhan ekspor impor hasil perikanan
PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA
NIZAM ZACHMAN JAKARTA SEBAGAI
PUSAT PEMASARAN DAN PELABUHAN
EKSPOR-IMPOR HASIL PERIKANAN
ABDUR ROUF SAM
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul PENGEMBANGAN
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA
SEBAGAI PUSAT PEMASARAN DAN PELABUHAN EKSPOR-IMPOR
HASIL PERIKANAN adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum
pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Januari 2012.
Abdur Rouf Sam,
NRP. C. 561054054
ABSTRACT
ABDUR ROUF SAM. Development of Fishing Port Nizam Zachman Jakarta as a
Market Center and Fishing Port of Fisheries Product for Export and Import. Under
supervision of SUGENG HARI WISUDO, BAMBANG MURDIYANTO, and
BUDHI HASCARYO ISKANDAR
Indonesia has signed Port State Agreement that initiated by Food Agriculture
Organization (FAO), therefore some specified fishing ports including PPSNZJ
should serve international ship well and safely. PPSNZJ, the biggest of fish
market center, needs to prepare the national and international marketing
development. Distribution of fish in PPSNZJ divided into three markets, namely
local market, export market and processing industrial which are located around
PPSNZJ. Export marketing of frozen fish and processed frozen fish will be
developed in PPSNZJ. Development of export import maketing was assessed
based on three components of feasibility analysis, namely feasibility analysis of
infrastructure/facilities, feasibility analysis of activities and service of export, and
feasibility analysis of economy. Based on three analysis, PPSNZJ eligible to be
an export import fishing port. There are 7 development strategies of PPSNZJ as a
fish market center and fishing port of fisheries product for export and import.
Keywords : strategy, fishing port, fish market center, export – import, PPSNZJ.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya
Tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA
NIZAM ZACHMAN JAKARTA SEBAGAI
PUSAT PEMASARAN DAN PELABUHAN
EKSPOR-IMPOR HASIL PERIKANAN
ABDUR ROUF SAM
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Teknologi Kelautan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Penguji pada Ujian Tertutup :
1 Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc
2 Dr. Ir. Ernani Lubis, DEA
Penguji pada Ujian Terbuka :
1. Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc
2. Dr. Ir. Husni Manggabarani, MS
Judul Disertasi
: Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera
Nizam Zachman Jakarta sebagai Pusat Pemasaran
dan Pelabuhan Ekspor-Impor Hasil Perikanan
Nama
: Abdur Rouf Sam
NRP
: C. 561054054
Program Studi
: Teknologi Kelautan (TKL)
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si
Ketua
Prof. Dr. Ir. Bambang Murdiyanto, M.Sc
Anggota
Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi TKL
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Prof. Dr.Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr
Tanggal Ujian : 24 Januari 2012
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugrah,
rahmat dan perlindungan-Nya, sehingga Penyusunan Desertasi yang berjudul
”Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zahman Jakarta sebagai
Pusat Pemasaran dan Pelabuhan Ekspor-Impor Hasil Perikanan”
dapat
terselesaikan dengan baik.
Disertasi ini merupakan hasil penelitian berdasarkan proposal yang
disusun sebelumnya, yang diharapkan dapat memberikan perkembangan baru
dalam menganalisis dan mengembangkan sistem pelabuhan perikanan sebagai
pusat pemasaran dan pelabuhan ekspor-impor hasil perikanan, sebagai sumbangan
ilmiah bagi pengembangan perikanan Nasional dalam menentukan suatu
kebijakan Pemerintah dalam pengembangan pelabuhan perikanan.
Penulis dapat
menerima saran, koreksi ataupun masukan untuk
penyempurnaan hasil penelitian ini.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
yang tulus kepada Komisi Pembimbing dan Para Pengampu/Pengajar, yang telah
berkenan memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan
Disertasi ini. Juga kepada seluruh keluarga dan semua pihak yang turut
mendukung dan membatu dalam penyelesaian penelitian ini. Semoga Allah swt,
Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya
kepada kita sekalian.
Bogor, Januari 2012
Penulis
Abdur Rouf Sam
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 09 Oktober 1958 di Bangkalan, Madura,
Jawa Timur, putra dari Ibu Siti Musarrah dan Bapak Muhammad Said Aminullah
(Alm.).
Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas Negeri Sampang Madura pada
tahun 1977, Penulis melanjutkan studi pada Fakultas Perikanan Institut Pertanian
Bogor, Jurusan Teknik dan Manajemen Penangkapan Ikan dan mendapat gelar
Insinyur (Ir.) pada tahun 1982. Sejak tahun 1983 hingga sekarang, penulis bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Direktoral Jenderal Perikanan Tangkap,
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan jabatan saat ini sebagai Kepala
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.
Selanjutnya pada tahun 2000 dengan beasiswa Bank Dunia (melalui
Program OTO Bappenas) meneruskan pendidikan pada Program Studi Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik (S2), Sekolah Pascasarjana, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2004 dengan gelar Magister Sains
(M.Si). Pada tahun 2005/2006, penulis memperoleh kesempatan untuk
melanjutkan Program Doktor (S3) di Pascasarjana IPB pada Program Studi
Teknologi Kelautan (TKL).
Penulis menikah dengan Yayah Aisiyah pada tahun 1983, dengan
dikarunai 3 orang anak (1 putri dan 2 putra), yaitu : Roisatun Nisaa FARS, SP.,
M.Si.(menikah tahun 2008 dengan Tri Agusti Adriadi Putera, ST.), Muhammad
Wildy Kamaaly E.M. (menikah tahun 2007 dengan Dian Retno Dimyari), dan
Muhammad Roys Birrul Muttaqien, S.Ikom. Dari anak Pertama dikaruniai 1
orang cucu (Ibrahim Ibadurrahman Addafi) dan dari anak Kedua dikauniai 1
orang cucu (Raisha Aqeela E.M.).
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xv
1
2
3
4
PENDAHULUAN................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................
13
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................
13
1.5 Kerangka Pemikiran .......................................................................
14
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
17
2.1 Komponen Perikanan Tangkap .......................................................
17
2.2 Pelabuhan Perikanan ......................................................................
22
2.3 Konsep Pengembangan Pelabuhan Perikanan .................................
24
2.4 Pemasaran Hasil Perikanan ............................................................
27
2.5 Pendekatan Sistem .........................................................................
29
METODOLOGI ..................................................................................
31
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................
31
3.2 Pengumpulan Data .........................................................................
3.2.1 Jenis dan sumber data ..........................................................
3.2.2 Metode pengumpulan data ...................................................
31
31
32
3.3 Analisis Data ..................................................................................
3.3.1 Analisis sistem pemasaran ekspor impor perikanan
di PPSNZJ ...........................................................................
3.3.2 Pengembangan model pelabuhan sebagai pusat pemasaran
ekspor impor perikanan........................................................
3.3.3 Perumusan strategi pengembangan PPSNZJ.........................
33
33
39
KONDISI UMUM DAN AKTIVITAS PPSNZJ ................................
43
4.1 Perkembangan PPSNZJ ..................................................................
44
33
ix
5
6
7
4.2 Fasilitas di PPSNZJ ........................................................................
4.2.1 Fasilitas pokok......................................................................
4.2.2 Fasilitas fungsional ...............................................................
4.2.3 Fasilitas penunjang ...............................................................
45
45
47
52
4.3 Produksi Ikan .................................................................................
55
4.4 Aktivitas Kapal ..............................................................................
58
4.5 Instansi Terkait di PPSNZJ.............................................................
59
SISTEM PEMASARAN EKSPOR IMPOR HASIL PERIKANAN
SAAT INI ............................................................................................
65
5.1 Analisis Sistem Pemasaran dan Dsitribusi Ikan di PPSNZJ ............
65
5.1.1 Produksi perikanan di PPSNZJ ..............................................
5.1.2 Kegiatan pemasaran ikan di PPSNZJ .....................................
65
67
5.2 Prosedur Ekspor dan Impor ............................................................
74
MODEL PENGEMBANGAN PEMASARAN EKSPOR IMPOR DI
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN
JAKARTA ...........................................................................................
81
6.1 Analisis Kebutuhan Infrastruktur/Fasilitas ......................................
81
6.2 Analisis Kelayakan Aktivitas dan Pelayanan Ekspor ......................
87
6.2.1 Aktivitas ekspor ....................................................................
6.2.2 Persepsi, harapan dan tingkat kepuasan pelaku usaha
terhadap fasilitas dan jasa pelayanan untuk mendukung
kegiatan ekspor impor di PPSNZJ ........................................
6.2.3 Analisis tingkat kepentingan dan kepuasan terhadap fasilitas
dan jasa pelayanan untuk mendukung kegiatan ekspor
impor di PPSNZJ .................................................................
87
101
6.3 Analisis Kelayakan Ekonomi .........................................................
106
6.4 Model Pengembangan Pusat Pemasaran Ekspor Impor Hasil
Perikanan .......................................................................................
108
91
PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PPSNZJ SEBAGAI
PUSAT PEMASARAN DAN PELABUHAN EKSPOR IMPOR HASIL
PERIKANAN ......................................................................................
113
7.1 Analisis Lingkungan Strategis untuk Pengembangan PPSNZJ
sebagai Pusat Pemasaran dan Pelabuhan Ekspor Impor Hasil
Perikanan .......................................................................................
113
7.2 Perumusan Strategi Pengembangan ................................................
116
7.3 Peluang Usaha ................................................................................
126
7.4 Manfaat Lain bila PPSNZJ sebagai Pelabuhan Ekspor Impor .........
127
x
8
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................
129
8.1 Kesimpulan ....................................................................................
129
8.2 Saran ..............................................................................................
130
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
131
LAMPIRAN ..............................................................................................
136
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1
Jumlah responden dalam pengumpulan data primer ...............................
32
2
Skala likert penilaian para pelaku usaha ................................................
37
3
Kriteria Customer Satisfaction Index (CSI) ...........................................
37
4
Produksi ikan yang didaratkan di PPSNZJ periode 2006 – 2010 (ton) ...
56
5
Produksi ikan melalui jalur darat pada tahun 2010 di PPSNZJ ...............
57
6
Rekapitulasi jenis kegiatan kapal di PPSNZJ periode 2006 – 2010 ........
58
7
Produksi ikan yang didaratkan di PPSNZJ periode 2001 – 2010 (ton) ...
66
8
Persentase distribusi hasil produksi ikan di PPSNZJ periode 2006 – 2010
67
9
Proyeksi permintaan ikan di provinsi yang menjadi jalur distribusi ikan
PPSNZJ ................................................................................................
69
10 Volume ekspor hasil perikanan di PPSNZ periode tahun 2001 – 2010 ....
69
11 Industri pengolahan ikan di kawasan PPSNZJ berdasarkan pengolahan .
72
12 Nilai LQ ekspor PPSNZJ terhadap ekspor nasional ...............................
87
13 Rata-rata selisih masing-masing dimensi dan tingkat kepuasan..............
101
14 Data kapal pengangkut kontainer dan kondisi ekonominya ....................
107
15 NPV, B/C ratio, nilai IRR dan nilai ROI ................................................
108
16 Kriteria, batas kritis dan kelayakan PPSNZJ dalam komponen kelayakan
infrastruktur/fasilitas .............................................................................
109
17 Kriteria dan kelayakan aktivitas dan pelayanan ekspor ..........................
110
18 Kriteria dan kelayakan ekonomi ............................................................
110
19 Matriks internal factor evaluation (IFE) dan external factor
evaluation (EFE) ...................................................................................
114
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kerangka pemikiran pengembangan Pelabuhan Perikanan Nizam
Zahman Jakarta sebagai pusat pemasaran dan pelabuhan ekpor impor
hasil perikanan .....................................................................................
15
2 Hubungan komponen-komponen dalam suatu kompleks penangkapan
ikan (Monintja, 2002)...........................................................................
20
3 Pengaruh infrastruktur pada pertumbuhan ekonomi (Briceno et.al.,
2004)....................................................................................................
22
4 Lokasi penelitian ...................................................................................
31
5 Diagram Kartesius (Supranto, 2001)......................................................
38
6 Fasilitas dermaga...................................................................................
46
7 Fasilitas kolam dan alur pelayaran .........................................................
46
8 Fasilitas lahan/tanah kawasan industri ...................................................
47
9 Fasilitas TPI ..........................................................................................
48
10 Fasilitas pusat pemasaran ikan ...............................................................
48
11 Fasilitas menara pengawas ....................................................................
49
12 Fasilitas TLC ........................................................................................
50
13 Fasilitas cold storage ..........................................................................
51
14 Fasilitas kantor pelayanan terpadu .........................................................
52
15 Produksi di PPSNZJ periode 2006 – 2010 .............................................
56
16 Produksi ikan melalui jalur darat pada tahun 2010 di PPSNZJ ...............
58
17 Kegiatan kapal ikan di PPSNZJ periode 2006 – 2010 ............................
58
18 Pasokan ikan melalui impor di PPSNZJ periode 2006 – 2010 ................
66
19 Distribusi pasar hasil perikanan di PPSNZJ pada tahun 2010.................
67
20 Ekspor ikan di PPSNZJ periode tahun 2001 – 2010 ...............................
70
21 Bagan pemasaran dan distribusi ikan ke PPSNZJ ..................................
74
22 Alur tatalaksana ekspor hasil perikanan .................................................
78
23 Alur tatalaksana impor hasil perikanan ..................................................
79
24 Kondisi tingkat pemanfaatan dermaga ...................................................
82
25 Perhitungan panjang dermaga ................................................................
83
26 Kondisi tingkat pemanfaatan kolam pelabuhan ......................................
84
27 Rencana pusat kegiatan ekspor impor di PPSNZJ ..................................
85
28 Alur ke tempat penimbunan sementara ..................................................
86
xiii
29 Persepsi pelaku usaha terhadap fasilitas dermaga bongkar .....................
93
30 Persepsi pelaku usaha terhadap kondisi pelayanan yang diberikan .........
94
31 Persepsi pelaku usaha terhadap kondisi lingkungan yang bersih dan
higienis ................................................................................................
94
32 Persepsi pelaku usaha terhadap jalan akses dan alur pelayaran yang
dapat mempercepat akses ekspor hasil perikanan..................................
95
33 Persepsi pelaku usaha terhadap perusahaan dan sarana penyimpanan
ikan ......................................................................................................
95
34 Persepsi pelaku usaha terhadap harapan perkembangan pelabuhan
sebagai tempat ekspor langsung ...........................................................
96
35 Tingkat kepuasan pelaku usaha .............................................................
101
36 Diagram klasifikasi kepentingan dengan konsep importance
performance analysis ...........................................................................
102
37 Model pengembangan pelabuhan perikanan sebagai pusat pemasaran
ekspor impor hasil perikanan ................................................................
111
38 Hasil matrik IFE dan EFE .....................................................................
116
39 Konsep penataan tata letak kapal ...........................................................
119
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
Jenis Ikan yang Menjadi Bahan Baku Unit Usaha/Industri Pengolahan
137
2
Jenis Ikan yang Diekspor pada Periode Tahun 2006-2010 ...................
139
3
Tujuan Ekspor Ikan dari PPSNZJ Periode 2005 – 2009 (ton)...............
140
4
Kondisi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
Tahun 2011 .........................................................................................
142
Posisi dermaga ekspor/impor tempat penimbunan refer container dan
tempat parkir truck container ...............................................................
143
Rencana pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam
Zachman Jakarta .................................................................................
144
7
Analisis Kelayakan Ekonomi Kapal Kontainer 3.000 GT ....................
145
8
Penilaian Faktor Internal dan Eksternal dan Pembobotan Strategi........
147
9
Analisis Perhitungan Tingkat Pemanfaatan Fasilitas ............................
150
10 Metode Logarithmic sebagai Peramalan Jumlah Ekspor Ikan pada
tahun 2011 dan 2012 ...........................................................................
152
11 Nilai harapan dan kepuasan dari pelaku usaha terhadap fasilitas dan
pelayanan PPSNZJ ..............................................................................
153
12 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Terhadap Fasilitas dan
Jasa Pelayanan dengan Importance Performance Analysis (IPA) .........
156
13 Alur Bongkar Kapal Tuna Segar/Beku di PPSNZJ ..............................
157
14 Alur Bongkar Kapal Non Tuna (Tradisional) di PPSNZJ.....................
158
15 Prosedur Kapal Masik Pelabuhan ........................................................
159
16 Prosedur Penerbitan SKP (Sertifikat Kelayakan Pengolahan) ..............
160
17 Prosedur Penerbitan Sertifikat HACCP ...............................................
161
18 Alur Ekspor Hasil Tangkapan Ikan di PPSNZJ ....................................
162
19 Proses Muat Kapal Ekspor ..................................................................
163
5
6
xv
20 Proses Bongkar Kapal Impor...............................................................
164
xvi
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam memasuki era globalisasi, bangsa Indonesia dihadapkan pada
tantangan sekaligus peluang menjadi bangsa yang maju, makmur dan berkeadilan.
Menghadapi hal tersebut, pemerintah kini berupaya melakukan re-orientasi
kebijakan
ekonomi
makro
yang
lebih
memberikan
perhatian
untuk
mengembangkan industri yang berbasis pada sumber daya domestik, yang
merupakan keunggulan kompetitif dan komparatif yang dimiliki oleh Indonesia.
Re-orientasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan
dan pengembangan ekonomi nasional.
Menghadapi tantangan tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak
2009 mencanangkan kebijakan revolusi biru (the blue revolution policy) yakni
perubahan cara pandang kehidupan dari darat ke laut, yang diharapkan dapat lebih
memacu peningkatan peran kelautan dan perikanan dalam perekonomian secara
nasional. Peningkatan peran tersebut antara lain dilakukan melalui peningkatan
volume dan nilai produksi, peningkatan nilai tambah dan daya saing, peningkatan
nilai tukar nelayan, peningkatan kontribusi terhadap produk domestik bruto
(PDB), peningkatan volume dan nilai ekspor, dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan.
Sektor perikanan sebagai salah satu sumber daya andalan domestik dalam
perekonomian nasional, selama ini telah memberikan konstribusi yang penting
bagi kehidupan masyarakat Indonesia, antara lain sebagai: pemasok utama protein
hewani bagi 230 juta lebih penduduk, memberikan lapangan pekerjaan bagi 4,4
juta rumah tangga perikanan, dan penyumbang devisa bagi perekonomian
nasional (mendekati US $ 2,5 milyar pada tahun 2009).
Permintaan ikan dunia dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan
yang semakin meningkat sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk dan
kualitas hidup, yang diikuti dengan perubahan pola hidup masing-masing
masyarakat. Peningkatan kualitas hidup menyebabkan bergesernya komposisi
jenis makanan yang kurang bermutu ke makanan sehat yang dicirikan dengan
rendahnya kandungan kolesterol dan tingginya kandungan protein sebagaimana
terdapat pada ikan. Oleh karena itu, sudah seharusnya Pemerintah memberikan
perhatian khusus terhadap sumber daya ikan yang dimiliki, utamanya sumber daya
ikan laut, agar pemanfaatannya dapat dimaksimalkan dengan tidak melebihi daya
dukung potensi yang ada, yang dapat mengancam kepunahan. Dalam Undang
Undang RI No. 45/2009 it Undang Undang RI No. 31 tahun 2004 tentang
Perikanan, disebutkan bahwa tujuan pengelolaan sumber daya ikan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, dan sekaligus untuk
menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya agar lestari.
Upaya yang seharusnya dilakukan untuk membangun perikanan tangkap
adalah dengan cara menyediakan berbagai kemudahan dalam memberikan
fasilitas yang menunjang keberhasilan usaha perikanan, seperti: kemudahan untuk
mendapatkan sarana produksi atau perbekalan ke laut, mendaratkan hasil
tangkapan dan menjamin pemasarannya, menjamin kelancaran sejak mulai praproduksi sampai pemasaran hasilnya.
Fasilitas tersebut diwujudkan sebagai
pelabuhan perikanan, yang siap melayani segenap kebutuhan para pengguna baik
sebagai tempat berlabuh/berlindung bagi kapal-kapal perikanan, tempat mengisi
bahan perbekalan, mendaratkan ikan dan memasarkan hasil tangkapannya maupun
mengolahnya menjadi produk primer dan turunannya, menjadi salah satu faktor
kunci dalam mendukung keberhasilan pengembangan usaha perikanan tangkap.
Berdasarkan UU RI No. 45 tahun 2009 it UU RI No. 31 tahun 2004
tentang Perikanan, serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
16/PERMEN/2006, ditegaskan bahwa fungsi pelabuhan perikanan adalah untuk:
•
Pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas perikanan
•
Pelayanan bongkar muat
•
Pelaksanaan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan
•
Pemasaran dan distribusi ikan
•
Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan
•
Pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan
•
Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan
•
Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan
•
Pelaksanaan kesyahbandaran
•
Pelaksanaan fungsi karantinan ikan
2
•
Publikasi hasil riset kelautan dan perikanan
•
Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari
•
Pengendalian lingkungan (kebersihan, keamanan, ketertiban, kebakaran, dan
kecemaran (K5)).
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (2008) juga menegaskan bahwa
pelabuhan perikanan seharusnya dapat menjadi salah satu titik pertumbuhan
ekonomi di suatu wilayah, walaupun demikian di dalam operasionalnya,
pelabuhan perikanan ditengarai belum dapat berfungsi dan berjalan secara optimal
sebagaimana seperti yang diharapkan, utamanya dalam memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat pengguna dan mengatasi masalah in-efisiensi dalam
kegiatan pemasaran dan distribusi ikan.
pelabuhan
perikanan
tersebut
dapat
Agar berbagai tujuan pembangunan
terselenggara
dengan
baik,
perlu
mengembangkan pelabuhan perikanan dengan suatu pendekatan sistem, yakni
suatu pendekatan yang menyeluruh (komprehensif) berdasarkan azas efektivitas,
optimasi dan kesinambungan, yang dalam operasionalnya menyinergikan seluruh
aspek penting yang terkait.
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) sebagai
pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia diharapkan dapat menjadi sentra
pemasaran hasil perikanan di Indonesia, selain itu juga diharapkan dapat
mengakomodir dinamika aktivitas usaha perikanan tangkap nasional yang
cenderung
semakin
berkembang
atau
meningkat
sehingga
menuntut
pengembangan pelabuhan perikanan agar tetap dapat memberikan pelayanan yang
baik kepada semua pemangku kepentingan (stakeholder). PPSNZJ diperkirakan
belum memberikan fungsi yang optimal untuk aspek pemasaran dan distribusi
ikan hingga kini, utamanya untuk tujuan perdagangan internasional. Pada tahun
2010 ekspor hasil perikanan di PPSNZJ mencapai 60.020,20 ton atau 164,44
ton/hari. PPSNZJ belum melakukan secara penuh kegiatan ekspor impor hasil
perikanan, tetapi masih melalui perantara pelabuhan umum yaitu Pelabuhan
Tanjung Priok. Setelah ikan didaratkan dan ditangani di PPSNZJ selanjutnya ikan
yang akan diekspor dikirim ke Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini menimbulkan
saluran pemasaran ikan relatif menjadi lebih panjang yang akan berdampak pada
daya saing produk perikanan Indonesia di pasar internasional.
3
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, mengingat peran PPSNZJ yang sangat
sentral dalam pengembangan usaha perikanan tangkap nasional dan diharapkan
juga dapat menjadi pusat pemasaran dan pelabuhan ekspor impor hasil perikanan
Indonesia, maka perlu dilakukan pengembangan PPSNZJ sebagai pusat
pemasaran dan pelabuhan ekspor impor hasil perikanan.
Untuk itu, penting
dilakukan penelitian tentang bagaimana mengembangkan PPSNZJ sebagai pusat
pemasaran dan pelabuhan ekspor impor hasil perikanan, agar PPSNZJ dapat
berjalan efektif dan berfungsi optimal, serta dapat memberikan kontribusi yang
nyata bagi pertumbuhan ekonomi wilayah dan nasional. Harapan lain adalah
PPSNZJ akan dapat lebih berperan dalam mengembangkan usaha pemanfaatan
sumber daya ikan yang dilakukan secara berkelanjutan dari generasi ke generasi
sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab.
1.2
Perumusan Masalah
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ)
merupakan salah satu pelabuhan perikanan yang mempunyai peranan penting
dalam pengembangan perikanan tangkap di Indonesia umumnya dan DKI Jakarta
khususnya. Tidak hanya sebagai tempat berlabuh kapal perikanan, tetapi juga
berperan sebagai tempat penyiapan keberangkatan kapal, memenuhi kebutuhan
melaut kapal-kapal perikanan, tempat perbaikan kapal dan alat penangkapan ikan,
tempat pembinaan masyarakat perikanan, pembongkaran produksi perikanan,
tempat industri pengolahan ikan dan tempat pemasaran hasil perikanan. Fasilitas
yang tersedia di PPSNZJ relatif lengkap mulai dari (1) fasilitas pokok (antara lain:
kolam pelabuhan, dermaga, dan jalan komplek), (2) fasilitas fungsional (antara
lain: unit pengolahan limbah, pabrik es, cold storage, galangan kapal, pusat
pemasaran ikan/PPI, tempat pelelangan ikan/TPI, suplai air bersih, suplai daya
listrik dan stasiun pengisian bahan bakar minyak); dan (3) fasilitas pendukung
(antara lain: rambu navigasi, gedung perkantoran, menara pengawas, Balai
Pertemuan Nelayan, pertokoan kebutuhan melaut, mess operator dan nelayan).
Produksi ikan yang masuk ke PPSNZJ relatif besar, tercatat pada 2010
sebanyak 186.388,36 ton atau dengan rata-rata per hari sebanyak 511 ton, yang
masuk atau diangkut dari arah darat sebesar 48,6% dan dari laut sebesar 51,4%.
4
Ikan yang didaratkan lewat dermaga berasal dari kapal penangkap ikan dan kapal
pengangkut ikan, sekitar 40% dibawa dengan kapal angkut. Kegiatan bongkar
dilakukan pada siang dan malam hari. Seluruh ikan yang dibongkar di PPSNZJ
sebanyak 64% untuk ekspor dan sisanya untuk kebutuhan domestik. Kegiatan
lelang belum dilaksanakan dengan baik, biasanya kegiatan lelang dilakukan pada
pagi hari di TPI, sedangkan kegiatan pemasaran ikan eceran dilakukan pada
malam hari di PPI. Ikan yang masuk ke PPSNZJ berasal dari hampir seluruh
wilayah pengelolaan perikanan (WPP) Indonesia dengan berbagai jenis spesies
ikan. Penyampaian data hasil tangkapan melalui log book yang disampaikan
nakhoda kapal penangkap ikan dan kapal angkut ikan berjalan baik. Isi log book
masih dibuat kurang akurat bahkan beberapa perlu dikoreksi kembali. Produksi
ikan untuk tujuan ekspor selanjutnya diangkut melalui darat menuju Pelabuhan
Umum Tanjung Priok, sedangkan produksi ikan tujuan domestik dipasarkan ke
daerah-daerah seperti Jabodetabek, Banten, Sukabumi, Karawang, Bandung,
Cikampek, Cirebon, Semarang, Cilacap, Tegal, Pekalongan, Surabaya, Bali dan
lain-lain.
Berdasarkan Undang-Undang No. 31 tahun 2004 yang telah diubah dengan
Undang-Undang No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan, khususnya dalam pasal 20
dan 21 serta memperhatikan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
PER.01/MEN/2007 yang telah direvisi menjadi
PER.019/MEN/2010 tentang
Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dan
Peraturan Kepala Badan Karantina Ikan, pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan No. PER.03/BKIPM/2011 tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem
Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, diamanatkan untuk melakukan
pengendalian terhadap hasil perikanan.
Industri perikanan internasional telah mengalami peningkatan signifikan
beberapa tahun terakhir. FAO menyebutkan bahwa pada selama periode 2003
sampai 2006 telah terjadi peningkatan nilai ekspor komoditas perikanan rata-rata
10,44% hingga mencapai nilai lebih dari US$ 85 milyar. Jika dilihat dari pasar
potensial maka Eropa merupakan importir utama produk perikanan dunia dengan
sekitar US$ 41 milyar. Kawasan Asia dan Amerika selanjutnya menjadi pasar
potensial bagi produk perikanan dunia (Fishstat 2008).
5
Dari potensi perdagangan komoditas perikanan dunia pada tahun 2007, Indonesia
dominan mengekspor produk perikanan ke negara-negara Asia dengan prosentase
volume sebesar 70,97% dan nilai sekitar 48,22%, selanjutnya adalah wilayah
Amerika dengan persentase volume sebesar 17,03% dengan nilai 35,60%. Pasar
potensial bagi produk perikanan Indonesia
selanjutnya adalah Eropa dengan
persentase volume hanya 10,35% dan prosentase nilai sebesar 13,11% (DKP,
2009). Jika dilihat dari parameter ratio harga dan volume ekspor, terlihat bahwa
pasar Eropa merupakan pasar yang baik karena ratio harga lebih tinggi
dibandingkan wilayah lain.
Sejalan dengan hal tersebut diperlukan adanya landasan yang kuat guna
menunjang kegiatan ekspor tersebut.
Landasan ini terkait dengan kebijakan
ekspor mulai proses pengangkutan hingga jaminan mutu pangan. Undang undang
no 45 tahun 2009 jonto UU no 31 tahun 2004 menjamin kegiatan ekspor selagi
kebutuhan bahan baku industri dalam negeri terpenuhi.
Dalam UU no 45 tahun 2009 jonto UU no 31 tahun 2004, Pasal 24
menyebutkan (1) Pemerintah mendorong peningkatan nilai tambah produk hasil
perikanan.
(2) Pemerintah dapat membatasi ekspor bahan baku industri
pengolahan ikan untuk menjamin ketersediaan bahan baku tersebut di dalam
negeri. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan nilai tambah produk
hasil perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan jaminan ketersediaan
bahan baku industri pengolahan ikan di dalam negeri serta pembatasan ekspor
bahan baku sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut, sangat jelas bila pemerintah sangat
mendukung penambahan nilai tambah hasil perikanan serta memperbolehkan
adanya kegiatan ekspor bilamana kebutuhan bahan baku industri pengolahan
perikanan telah tercukupi.
Terkait dengan kegiatan ekspor ini secara teknis juga dijelaskan dalam
Undang Undang no 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Termaktub didalamnya
adalah :
1) Terkait dengan fungsi pelabuhan guna sarana awal jalur ekpor hasil perikanan,
Pasal 80 (1) yang menyebutkan bahwa kegiatan pemerintahan di pelabuhan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, meliput i:
6
a. pengaturan dan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan
kepelabuhanan;
b. keselamatan dan keamanan pelayaran; dan/atau
c. kepabeanan;
d. keimigrasian;
e. kekarantinaan
2) Pasal 83, menjelaskan prasarat pelabuhan yang dapat digunakan untuk tujuan
ekspor impor : 1) Untuk melaksanakan fungsi pengaturan dan pembinaan,
pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 80 ayat (1) huruf a. Otoritas Pelabuhan mempunyai
tugas dan tanggung jawab:
a. menyediakan lahan daratan dan perairan pelabuhan;
b. menyediakan dan memelihara penahan gelombang, kolam pelabuhan, alurpelayaran, dan jaringan jalan;
c. menyediakan dan memelihara sarana bantu navigasi-pelayaran;
d. menjamin keamanan dan ketertiban di pelabuhan;
e. menjamin dan memelihara kelestarian lingkungan di pelabuhan;
d. menyusun rencana induk pelabuhan, serta daerah lingkungan kerja dan
daerah lingkungan kepentingan pelabuhan;
e. Mengusulkan tarif untuk ditetapkan Menteri, atas penggunaan perairan
dan/atau daratan, dan fasilitas pelabuhan yang disediakan oleh Pemerintah
serta jasa kepelabuhanan yang diselenggarakan oleh Otoritas Pelabuhan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
f. Menjamin kelancaran arus barang.
3)
Pasal 88, menyebutkan bahwa Pelabuhan Perikanan dapat berdiri sendiri
sebagai pelabuhan ekspor. Pasal 88 menegaskan :
1) Dalam mendukung kawasan perdagangan bebas dapat diselenggarakan
pelabuhan tersendiri.
2) Penyelenggaraan pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang kawasan perdagangan bebas.
7
3) Pelaksanaan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran pada pelabuhan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang ini.
4) Pasal 111, kreteria penetapan pelabuhan guna menunjang kelancaran
perdaganagan luar negeri. Pasal 111 menegaskan :
1) Kegiatan pelabuhan untuk menunjang kelancaran perdagangan yang
terbuka bagi perdagangan luar negeri dilakukan oleh pelabuhan utama.
2) Penetapan pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan pertimbangan:
a. pertumbuhan dan pengembangan ekonomi nasional;
b. kepentingan perdagangan internasional;
c. kepentingan pengembangan kemampuan angkutan laut nasional;
d. posisi geografis yang terletak pada lintasan pelayaran internasional;
e. Tatanan Kepelabuhanan Nasional;
f. fasilitas pelabuhan;
g. keamanan dan kedaulatan negara; dan
h. kepentingan nasional lainnya.
3) Terminal khusus tertentu dapat digunakan untuk melakukan kegiatan
perdagangan luar neger
4) Terminal khusus tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
memenuhi persyaratan:
a. aspek administrasi;
b. aspek ekonomi;
c. aspek keselamatan dan keamanan pelayaran;
d. aspek teknis fasilitas kepelabuhanan;
e. fasilitas kantor dan peralatan penunjang bagi instansi pemegang fungsi
keselamatan dan keamanan pelayaran, instansi bea cukai, imigrasi, dan
karantina; dan
f. jenis komoditas khusus.
5) Pelabuhan dan terminal khusus yang terbuka bagi perdagangan luar negeri
ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
8
Untuk pelaksanaan UU no 17 tahun 2008, telah diterbitkan Peraturan
Pemerintah (PP) no 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan. Berkaitan dengan PP
tersebut beberapa hal dapat dijadikan landasan kegiatan ekpor hasil perikanan
adalah sebagai berikut :
1) Pasal 11, menyatakan bahwa Pelabuhan dapat ditetapkan sebagai pelabuhan
utama dengan ketentuan mengikuti ayat (1) Dalam penetapan rencana lokasi
pelabuhan untuk pelabuhan utama yang digunakan untuk melayani angkutan
laut selain harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 ayat (2) juga harus berpedoman pada:
a. kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;
b. kedekatan dengan jalur pelayaran internasional;
c. memiliki jarak tertentu dengan pelabuhan utama lainnya;
d.
memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari
gelombang;
e. mampu melayani kapal dengan kapasitas tertentu;
f. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang internasional;
dan
g. volume kegiatan bongkar muat dengan jumlah tertentu. “
2) Pasal 69, kewajiban penyediaan/pelayanan untuk kegiatan ekspor oleh
pelabuhan antara lain (a). penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk
bertambat; (b). penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar dan
pelayanan air bersih; (d). penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk
pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang dan peti kemas; (e).
penyediaan
dan/atau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat bongkar
muat, serta peralatan pelabuhan; (f).
penyediaan dan/atau pelayanan jasa
terminal peti kemas, curah cair, curah kering, dan ro-ro; (g). penyediaan
dan/atau pelayanan jasa bongkar muat barang; (i).
penyediaan dan/atau
pelayanan jasa penundaan kapal.
3) Pasal 100, persyaratan agar pelabuhan dapat melayani peti kemas :
a. memiliki sistem dan prosedur pelayanan;
b. memiliki sumber daya manusia dengan jumlah dan kualitas yang memadai;
c. kesiapan fasilitas tambat permanen untuk kapal generasi pertama;
9
d. tersedianya peralatan penanganan bongkar muat peti kemas yang terpasang
dan yang bergerak (container crane);
e.
lapangan penumpukan
(container yard) dan gudang container freight
station sesuai kebutuhan;
f. keandalan sistem operasi menggunakan jaringan informasi
on line baik
internal maupun eksternal; dan
g. volume cargo yang memadai.
4) Pasal 149, terkait dengan pembukaan pelabuhan sebagai terminal khususu yang
terbuka bagi Perdagangan Luar Negeri .
(1) Untuk menunjang kelancaran perdagangan luar negeri pelabuhan utama
dan terminal khusus tertentu dapat ditetapkan sebagai pelabuhan yang
terbuka bagi perdagangan luar negeri.
(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas
pertimbangan:
a. pertumbuhan dan pengembangan ekonomi nasional;
b. kepentingan perdagangan internasional;
c. kepentingan pengembangan kemampuan angkutan laut nasional;
d. posisi geografis yang terletak pada lintasan pelayaran internasional;
e. Tatanan Kepelabuhanan Nasional yang diwujudkan dalam Rencana
Induk Pelabuhan Nasional;
f. fasilitas pelabuhan;
g. keamanan dan kedaulatan negara; dan
h. kepentingan nasional lainnya.
5) Pasal 150, persyaratan sebagai terminal khusus (menangani kegiatan ekspor)
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi:
a. aspek ekonomi;
b. aspek keselamatan dan keamanan pelayaran;
c. aspek teknis fasilitas kepelabuhanan;
d. fasilitas kantor dan peralatan penunjang bagi instansi pemegang fungsi
keselamatan dan keamanan pelayaran, instansi bea cukai, imigrasi, dan
karantina; dan
e. jenis komoditas khusus.
10
Sejalan dengan hal tersebut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI
no 16/Men/2006, menegaskan terkait dengan ekspor hasil perikanan :
1) Pasal 4 (1), Pelabuhan Perikanan mempunyai fungsi mendukung kegiatan
yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan
dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan, sampai
dengan pemasaran.
2) Pasal 17, Pelabuhan Perikanan Samudera sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 huruf a ditetapkan berdasarkan kriteria teknis:
a. melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut
teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan laut lepas;
b. memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurang-kurangnya 60 GT;
c. panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3 m;
d. mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT kapal perikanan
sekaligus;
e. ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor;
f. terdapat industri perikanan.
Berdasarkan Undang Undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan diatas, pelabuhan perikanan dapat melaksanakan
pemasaran ekspor impor langsung dan terbuka untuk menjadi pelabuhan
perikanan melakukan ekspor impor langsung.
Pengembangan PPSNZJ diarahkan untuk mendukung kegiatan perikanan
secara nasional serta diharapkan mempunyai reputasi internasional.
Bahkan
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan PPSNZJ sebagai fisheries
water front city of Indonesia (FWFC) atau kota serambi perikanan Indonesia,
sehingga kelengkapan
fasilitas,
perbaikan
manajemen dan penyelesaian
permasalahan perlu segera dilakukan. Pada tahun 2010, Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) mencanangkan konsep pengembangan PPSNZJ sebagai
Fisheries Water Front City of Indonesia. Fisheries Water Front City merupakan
konsep pengembangan kawasan yang berhadapan dengan pesisir dan lautan.
11
Konsep ini tidak hanya sekedar menonjolkan pembangunan fisik semata, tetapi
juga menciptakan pola pikir semua stakeholder sehingga tumbuh adanya rasa
memiliki yang tinggi terhadap wilayahnya.
Fisheries Water Front City diharapkan dapat meningkatkan geliat kota
pantai
bukan saja dari aktifitas pelabuhan perikanan dan pasar ikan, namun
berbagai aktifitas lainnya seperti kawasan wisata dan edukasi bahari, pemukiman
nelayan, wisata mangrove, kawasan wisata purbakala, kawasan industri dan
sebagainya. Dari beragam aktifitas tersebut akan memicu peningkatan dinamika
ekonomi yang lebih progresif. Sebagai penggerak pengembangan kawasan,
pelabuhan perikanan dapat mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam
mewujudkan misi KKP dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup
nelayan sebagai masyarakat kelautan dan perikanan.
Tambahan pula, Indonesia telah menyatakan setuju dan ikut menandatangani
Port State Agreement yang diinisiasi oleh Food Agriculture Organization (FAO),
sehingga beberapa pelabuhan perikanan yang ditunjuk termasuk PPSNZJ harus
dapat melayani kapal internasional secara baik dan aman, serta dapat menekan
terjadinya IUU Fishing.
Begitu pula dengan keikut-sertaan Indonesia dalam
Regional Fisheries Management Organization (RFMO), dimana peran PPSNZJ
menjadi sentral, karena telah ditetapkan sebagai salah satu pelabuhan untuk
mendukung kegiatan RFMO terutama dalam pemantauan dan evaluasi terhadap
manajemen pengelolaan sumber daya ikan termasuk sistem pendataan yang baik.
Berdasarkan hal tersebut di atas peran PPSNZJ semakin penting dalam
mendukung pengembangan perikanan tangkap nasional, utamanya dalam hal
pengelolaan produksi dan pemasaran hasil perikanan. Namun dari hasil
pengamatan singkat, informasi dan beberapa literatur menegaskan bahwa untuk
pengelolaan pemasaran hasil perikanan di PPSNZJ masih belum optimal dan
diliputi beberapa permasalahan, padahal pemasaran hasil perikanan merupakan
ujung tombak dalam menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha perikanan.
Secara spesifik, permasalahan utama yang perlu dianalisis dan dijawab dalam
mengembangkan PPSNZJ kedepan sebagai pusat pemasaran ekspor impor hasil
perikanan yang sekaligus untuk mendukung FWFC, Port State Agreement, dan
kegiatan RFMO, dapat dirumuskan sebagai berikut:
12
1) Bagaimana sistem pemasaran ekspor impor perikanan yang efektif dan efisien
di pelabuhan perikanan.
2) Bagaimana tahapan pengembangan PPSNZJ yang tepat untuk mengefektifkan
dan mengoptimumkan aspek fungsi pemasaran ekspor-impor perikanan .
Secara prinsip, untuk mengembangkan PPSNZJ sebagai pusat pemasaran
ekspor impor perikanan, diperlukan suatu konsep pengembangan yang
komprehensif dan sistematik.
Oleh karena itu, dipandang perlu melakukan
penelitian tentang Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam
Zachman Jakarta sebagai Pusat Pemasaran dan Pelaubuhan Ekspor Impor Hasil
Perikanan, untuk dapat mendukung pengelolaan usaha perikanan tangkap yang
berkesinambungan
dan
upaya
peningkatan
kesejahteraan
nelayan
serta
memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ekonomi nasional.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menyusun konsep pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta sebagai pusat pemasaran
dan pelabuhan ekspor impor hasil perikanan, guna mendukung pengembangan
ekonomi wilayah dan nasional, melalui fisheries water front city of Indonesia
(FWFC), kegiatan Port State Agreement, dan kegiatan RFMO.
Secara lebih spesifik tujuan penelitian ini adalah:
(1)
menganalisis sistem pemasaran ekspor impor perikanan di PPSNZJ
(2)
mengembangkan model pelabuhan perikanan sebagai pusat pemasaran
ekspor impor perikanan
(3)
memformulasikan strategi pengembangan PPSNZJ sebagai pusat pemasaran
ekspor impor perikanan.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
sumbangan ilmiah dalam memajukan ekspor impor hasil perikanan, dan
masukan dalam peningkatan kelembagaan pengelolaan PPSNZJ.
13
1.5
Kerangka Pemikiran
Deskripsi setiap permasalahan untuk memudahkan dalam menetapkan alat
analisis dan proses analisis sehingga didapat konsep pengembangan pelabuhan
perikanan yang tepat untuk mencapai tujuan pembangunan pelabuhan perikanan,
utamanya dalam aspek pemasaran hasil perikanan.
Analisis akan dilakukan
terhadap seluruh unsur atau faktor utama yang terkait dan berpengaruh.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan pelabuhan
perikanan sebagai pusat pemasaran hasil perikanan dapat dikelompokkan menjadi
2 (dua), yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah indikatorindikator yang mempengaruhi fungsi pemasaran dan distribusi ikan di pelabuhan
perikanan yang bersumber dari dalam sistem itu sendiri, dalam hal ini adalah
pelabuhan perikanan.
Faktor eksternal yang berpengaruh nyata dalam aspek
pemasaran dan distribusi hasil ikan di pelabuhan perikanan dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu faktor eksternal yang berpengaruh langsung (foreward linkage
dan backward linkage) dan faktor eksternal yang berpengaruh tidak langsung
namun sangat penting.
Faktor eksternal yang berpengaruh langsung adalah
berupa kondisi sumber daya ikan, struktur armada dan alat tangkap, praktek IUU
fishing di sekitar perairan Indonesia serta infrastruktur pendukung lainnya seperti
kolam pelabuhan yang sesuai dengan kapal eskpor, sarana transportasi, instansi
pemberi ijin ekspor dan lain-lain.
Kemudian, untuk faktor eksternal yang
berpengaruh tidak langsung namun berperan nyata, diantaranya kondisi ekonomi
dan pola makan masyarakat. Faktor-faktor tersebut harus menjadi pertimbangan
terutama dalam perencanaan jangka panjang.
Secara skematik kerangka pemikiran tertera pada Gambar 1 berikut ini.
14
Permasalahan :
1. Biaya transport ikan untuk ekspor, tinggi
2. Persyaratan negara importir terhadap hasil
perikanan yang semakin ketat
3. Fasilitas pendukung eskpor impor di
pelabuhan perikanan, kurang optimal
4. Komitmen sebagai anggota Port State
Agreement & RFMO serta rencana FWFC
5. PPSNZJ merupakan pusat pemasaran
eskpor impor produk perikanan
6. Aspek legal mendukung pelaksanaan
ekspor impor dari pelabuhan perikanan
Analisis Produksi dan Sistem Pemasaran
Hasil Perikanan di PPSNZJ
ANALISIS KELAYAKAN
Analisis Kelayakan
Fasilitas
Analisis Kelayakan Aktivitas
dan Pelayanan Ekspor
Model Pengembangan Pelabuhan
Perikanan sebagai Pusat Pemasaran dan
Pelabuhan Ekspor Impor Hasil Perikanan
Analisis Ekonomi
Kapal Angkut
Analisis Lingkungan
Strategis PPSNZJ
Strategi Pengembangan PPSNZJ
untuk menjadi pusat pemasaran dan
pelabuhan ekspor impor hasil
perikanan
PPSNZJ SEBAGAI PUSAT PEMASARAN DAN PEL
NIZAM ZACHMAN JAKARTA SEBAGAI
PUSAT PEMASARAN DAN PELABUHAN
EKSPOR-IMPOR HASIL PERIKANAN
ABDUR ROUF SAM
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul PENGEMBANGAN
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA
SEBAGAI PUSAT PEMASARAN DAN PELABUHAN EKSPOR-IMPOR
HASIL PERIKANAN adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum
pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Januari 2012.
Abdur Rouf Sam,
NRP. C. 561054054
ABSTRACT
ABDUR ROUF SAM. Development of Fishing Port Nizam Zachman Jakarta as a
Market Center and Fishing Port of Fisheries Product for Export and Import. Under
supervision of SUGENG HARI WISUDO, BAMBANG MURDIYANTO, and
BUDHI HASCARYO ISKANDAR
Indonesia has signed Port State Agreement that initiated by Food Agriculture
Organization (FAO), therefore some specified fishing ports including PPSNZJ
should serve international ship well and safely. PPSNZJ, the biggest of fish
market center, needs to prepare the national and international marketing
development. Distribution of fish in PPSNZJ divided into three markets, namely
local market, export market and processing industrial which are located around
PPSNZJ. Export marketing of frozen fish and processed frozen fish will be
developed in PPSNZJ. Development of export import maketing was assessed
based on three components of feasibility analysis, namely feasibility analysis of
infrastructure/facilities, feasibility analysis of activities and service of export, and
feasibility analysis of economy. Based on three analysis, PPSNZJ eligible to be
an export import fishing port. There are 7 development strategies of PPSNZJ as a
fish market center and fishing port of fisheries product for export and import.
Keywords : strategy, fishing port, fish market center, export – import, PPSNZJ.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya
Tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA
NIZAM ZACHMAN JAKARTA SEBAGAI
PUSAT PEMASARAN DAN PELABUHAN
EKSPOR-IMPOR HASIL PERIKANAN
ABDUR ROUF SAM
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Teknologi Kelautan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Penguji pada Ujian Tertutup :
1 Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc
2 Dr. Ir. Ernani Lubis, DEA
Penguji pada Ujian Terbuka :
1. Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc
2. Dr. Ir. Husni Manggabarani, MS
Judul Disertasi
: Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera
Nizam Zachman Jakarta sebagai Pusat Pemasaran
dan Pelabuhan Ekspor-Impor Hasil Perikanan
Nama
: Abdur Rouf Sam
NRP
: C. 561054054
Program Studi
: Teknologi Kelautan (TKL)
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si
Ketua
Prof. Dr. Ir. Bambang Murdiyanto, M.Sc
Anggota
Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi TKL
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Prof. Dr.Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr
Tanggal Ujian : 24 Januari 2012
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugrah,
rahmat dan perlindungan-Nya, sehingga Penyusunan Desertasi yang berjudul
”Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zahman Jakarta sebagai
Pusat Pemasaran dan Pelabuhan Ekspor-Impor Hasil Perikanan”
dapat
terselesaikan dengan baik.
Disertasi ini merupakan hasil penelitian berdasarkan proposal yang
disusun sebelumnya, yang diharapkan dapat memberikan perkembangan baru
dalam menganalisis dan mengembangkan sistem pelabuhan perikanan sebagai
pusat pemasaran dan pelabuhan ekspor-impor hasil perikanan, sebagai sumbangan
ilmiah bagi pengembangan perikanan Nasional dalam menentukan suatu
kebijakan Pemerintah dalam pengembangan pelabuhan perikanan.
Penulis dapat
menerima saran, koreksi ataupun masukan untuk
penyempurnaan hasil penelitian ini.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
yang tulus kepada Komisi Pembimbing dan Para Pengampu/Pengajar, yang telah
berkenan memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan
Disertasi ini. Juga kepada seluruh keluarga dan semua pihak yang turut
mendukung dan membatu dalam penyelesaian penelitian ini. Semoga Allah swt,
Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya
kepada kita sekalian.
Bogor, Januari 2012
Penulis
Abdur Rouf Sam
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 09 Oktober 1958 di Bangkalan, Madura,
Jawa Timur, putra dari Ibu Siti Musarrah dan Bapak Muhammad Said Aminullah
(Alm.).
Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas Negeri Sampang Madura pada
tahun 1977, Penulis melanjutkan studi pada Fakultas Perikanan Institut Pertanian
Bogor, Jurusan Teknik dan Manajemen Penangkapan Ikan dan mendapat gelar
Insinyur (Ir.) pada tahun 1982. Sejak tahun 1983 hingga sekarang, penulis bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Direktoral Jenderal Perikanan Tangkap,
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan jabatan saat ini sebagai Kepala
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.
Selanjutnya pada tahun 2000 dengan beasiswa Bank Dunia (melalui
Program OTO Bappenas) meneruskan pendidikan pada Program Studi Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik (S2), Sekolah Pascasarjana, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2004 dengan gelar Magister Sains
(M.Si). Pada tahun 2005/2006, penulis memperoleh kesempatan untuk
melanjutkan Program Doktor (S3) di Pascasarjana IPB pada Program Studi
Teknologi Kelautan (TKL).
Penulis menikah dengan Yayah Aisiyah pada tahun 1983, dengan
dikarunai 3 orang anak (1 putri dan 2 putra), yaitu : Roisatun Nisaa FARS, SP.,
M.Si.(menikah tahun 2008 dengan Tri Agusti Adriadi Putera, ST.), Muhammad
Wildy Kamaaly E.M. (menikah tahun 2007 dengan Dian Retno Dimyari), dan
Muhammad Roys Birrul Muttaqien, S.Ikom. Dari anak Pertama dikaruniai 1
orang cucu (Ibrahim Ibadurrahman Addafi) dan dari anak Kedua dikauniai 1
orang cucu (Raisha Aqeela E.M.).
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xv
1
2
3
4
PENDAHULUAN................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................
13
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................
13
1.5 Kerangka Pemikiran .......................................................................
14
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
17
2.1 Komponen Perikanan Tangkap .......................................................
17
2.2 Pelabuhan Perikanan ......................................................................
22
2.3 Konsep Pengembangan Pelabuhan Perikanan .................................
24
2.4 Pemasaran Hasil Perikanan ............................................................
27
2.5 Pendekatan Sistem .........................................................................
29
METODOLOGI ..................................................................................
31
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................
31
3.2 Pengumpulan Data .........................................................................
3.2.1 Jenis dan sumber data ..........................................................
3.2.2 Metode pengumpulan data ...................................................
31
31
32
3.3 Analisis Data ..................................................................................
3.3.1 Analisis sistem pemasaran ekspor impor perikanan
di PPSNZJ ...........................................................................
3.3.2 Pengembangan model pelabuhan sebagai pusat pemasaran
ekspor impor perikanan........................................................
3.3.3 Perumusan strategi pengembangan PPSNZJ.........................
33
33
39
KONDISI UMUM DAN AKTIVITAS PPSNZJ ................................
43
4.1 Perkembangan PPSNZJ ..................................................................
44
33
ix
5
6
7
4.2 Fasilitas di PPSNZJ ........................................................................
4.2.1 Fasilitas pokok......................................................................
4.2.2 Fasilitas fungsional ...............................................................
4.2.3 Fasilitas penunjang ...............................................................
45
45
47
52
4.3 Produksi Ikan .................................................................................
55
4.4 Aktivitas Kapal ..............................................................................
58
4.5 Instansi Terkait di PPSNZJ.............................................................
59
SISTEM PEMASARAN EKSPOR IMPOR HASIL PERIKANAN
SAAT INI ............................................................................................
65
5.1 Analisis Sistem Pemasaran dan Dsitribusi Ikan di PPSNZJ ............
65
5.1.1 Produksi perikanan di PPSNZJ ..............................................
5.1.2 Kegiatan pemasaran ikan di PPSNZJ .....................................
65
67
5.2 Prosedur Ekspor dan Impor ............................................................
74
MODEL PENGEMBANGAN PEMASARAN EKSPOR IMPOR DI
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN
JAKARTA ...........................................................................................
81
6.1 Analisis Kebutuhan Infrastruktur/Fasilitas ......................................
81
6.2 Analisis Kelayakan Aktivitas dan Pelayanan Ekspor ......................
87
6.2.1 Aktivitas ekspor ....................................................................
6.2.2 Persepsi, harapan dan tingkat kepuasan pelaku usaha
terhadap fasilitas dan jasa pelayanan untuk mendukung
kegiatan ekspor impor di PPSNZJ ........................................
6.2.3 Analisis tingkat kepentingan dan kepuasan terhadap fasilitas
dan jasa pelayanan untuk mendukung kegiatan ekspor
impor di PPSNZJ .................................................................
87
101
6.3 Analisis Kelayakan Ekonomi .........................................................
106
6.4 Model Pengembangan Pusat Pemasaran Ekspor Impor Hasil
Perikanan .......................................................................................
108
91
PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PPSNZJ SEBAGAI
PUSAT PEMASARAN DAN PELABUHAN EKSPOR IMPOR HASIL
PERIKANAN ......................................................................................
113
7.1 Analisis Lingkungan Strategis untuk Pengembangan PPSNZJ
sebagai Pusat Pemasaran dan Pelabuhan Ekspor Impor Hasil
Perikanan .......................................................................................
113
7.2 Perumusan Strategi Pengembangan ................................................
116
7.3 Peluang Usaha ................................................................................
126
7.4 Manfaat Lain bila PPSNZJ sebagai Pelabuhan Ekspor Impor .........
127
x
8
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................
129
8.1 Kesimpulan ....................................................................................
129
8.2 Saran ..............................................................................................
130
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
131
LAMPIRAN ..............................................................................................
136
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1
Jumlah responden dalam pengumpulan data primer ...............................
32
2
Skala likert penilaian para pelaku usaha ................................................
37
3
Kriteria Customer Satisfaction Index (CSI) ...........................................
37
4
Produksi ikan yang didaratkan di PPSNZJ periode 2006 – 2010 (ton) ...
56
5
Produksi ikan melalui jalur darat pada tahun 2010 di PPSNZJ ...............
57
6
Rekapitulasi jenis kegiatan kapal di PPSNZJ periode 2006 – 2010 ........
58
7
Produksi ikan yang didaratkan di PPSNZJ periode 2001 – 2010 (ton) ...
66
8
Persentase distribusi hasil produksi ikan di PPSNZJ periode 2006 – 2010
67
9
Proyeksi permintaan ikan di provinsi yang menjadi jalur distribusi ikan
PPSNZJ ................................................................................................
69
10 Volume ekspor hasil perikanan di PPSNZ periode tahun 2001 – 2010 ....
69
11 Industri pengolahan ikan di kawasan PPSNZJ berdasarkan pengolahan .
72
12 Nilai LQ ekspor PPSNZJ terhadap ekspor nasional ...............................
87
13 Rata-rata selisih masing-masing dimensi dan tingkat kepuasan..............
101
14 Data kapal pengangkut kontainer dan kondisi ekonominya ....................
107
15 NPV, B/C ratio, nilai IRR dan nilai ROI ................................................
108
16 Kriteria, batas kritis dan kelayakan PPSNZJ dalam komponen kelayakan
infrastruktur/fasilitas .............................................................................
109
17 Kriteria dan kelayakan aktivitas dan pelayanan ekspor ..........................
110
18 Kriteria dan kelayakan ekonomi ............................................................
110
19 Matriks internal factor evaluation (IFE) dan external factor
evaluation (EFE) ...................................................................................
114
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kerangka pemikiran pengembangan Pelabuhan Perikanan Nizam
Zahman Jakarta sebagai pusat pemasaran dan pelabuhan ekpor impor
hasil perikanan .....................................................................................
15
2 Hubungan komponen-komponen dalam suatu kompleks penangkapan
ikan (Monintja, 2002)...........................................................................
20
3 Pengaruh infrastruktur pada pertumbuhan ekonomi (Briceno et.al.,
2004)....................................................................................................
22
4 Lokasi penelitian ...................................................................................
31
5 Diagram Kartesius (Supranto, 2001)......................................................
38
6 Fasilitas dermaga...................................................................................
46
7 Fasilitas kolam dan alur pelayaran .........................................................
46
8 Fasilitas lahan/tanah kawasan industri ...................................................
47
9 Fasilitas TPI ..........................................................................................
48
10 Fasilitas pusat pemasaran ikan ...............................................................
48
11 Fasilitas menara pengawas ....................................................................
49
12 Fasilitas TLC ........................................................................................
50
13 Fasilitas cold storage ..........................................................................
51
14 Fasilitas kantor pelayanan terpadu .........................................................
52
15 Produksi di PPSNZJ periode 2006 – 2010 .............................................
56
16 Produksi ikan melalui jalur darat pada tahun 2010 di PPSNZJ ...............
58
17 Kegiatan kapal ikan di PPSNZJ periode 2006 – 2010 ............................
58
18 Pasokan ikan melalui impor di PPSNZJ periode 2006 – 2010 ................
66
19 Distribusi pasar hasil perikanan di PPSNZJ pada tahun 2010.................
67
20 Ekspor ikan di PPSNZJ periode tahun 2001 – 2010 ...............................
70
21 Bagan pemasaran dan distribusi ikan ke PPSNZJ ..................................
74
22 Alur tatalaksana ekspor hasil perikanan .................................................
78
23 Alur tatalaksana impor hasil perikanan ..................................................
79
24 Kondisi tingkat pemanfaatan dermaga ...................................................
82
25 Perhitungan panjang dermaga ................................................................
83
26 Kondisi tingkat pemanfaatan kolam pelabuhan ......................................
84
27 Rencana pusat kegiatan ekspor impor di PPSNZJ ..................................
85
28 Alur ke tempat penimbunan sementara ..................................................
86
xiii
29 Persepsi pelaku usaha terhadap fasilitas dermaga bongkar .....................
93
30 Persepsi pelaku usaha terhadap kondisi pelayanan yang diberikan .........
94
31 Persepsi pelaku usaha terhadap kondisi lingkungan yang bersih dan
higienis ................................................................................................
94
32 Persepsi pelaku usaha terhadap jalan akses dan alur pelayaran yang
dapat mempercepat akses ekspor hasil perikanan..................................
95
33 Persepsi pelaku usaha terhadap perusahaan dan sarana penyimpanan
ikan ......................................................................................................
95
34 Persepsi pelaku usaha terhadap harapan perkembangan pelabuhan
sebagai tempat ekspor langsung ...........................................................
96
35 Tingkat kepuasan pelaku usaha .............................................................
101
36 Diagram klasifikasi kepentingan dengan konsep importance
performance analysis ...........................................................................
102
37 Model pengembangan pelabuhan perikanan sebagai pusat pemasaran
ekspor impor hasil perikanan ................................................................
111
38 Hasil matrik IFE dan EFE .....................................................................
116
39 Konsep penataan tata letak kapal ...........................................................
119
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
Jenis Ikan yang Menjadi Bahan Baku Unit Usaha/Industri Pengolahan
137
2
Jenis Ikan yang Diekspor pada Periode Tahun 2006-2010 ...................
139
3
Tujuan Ekspor Ikan dari PPSNZJ Periode 2005 – 2009 (ton)...............
140
4
Kondisi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
Tahun 2011 .........................................................................................
142
Posisi dermaga ekspor/impor tempat penimbunan refer container dan
tempat parkir truck container ...............................................................
143
Rencana pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam
Zachman Jakarta .................................................................................
144
7
Analisis Kelayakan Ekonomi Kapal Kontainer 3.000 GT ....................
145
8
Penilaian Faktor Internal dan Eksternal dan Pembobotan Strategi........
147
9
Analisis Perhitungan Tingkat Pemanfaatan Fasilitas ............................
150
10 Metode Logarithmic sebagai Peramalan Jumlah Ekspor Ikan pada
tahun 2011 dan 2012 ...........................................................................
152
11 Nilai harapan dan kepuasan dari pelaku usaha terhadap fasilitas dan
pelayanan PPSNZJ ..............................................................................
153
12 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Terhadap Fasilitas dan
Jasa Pelayanan dengan Importance Performance Analysis (IPA) .........
156
13 Alur Bongkar Kapal Tuna Segar/Beku di PPSNZJ ..............................
157
14 Alur Bongkar Kapal Non Tuna (Tradisional) di PPSNZJ.....................
158
15 Prosedur Kapal Masik Pelabuhan ........................................................
159
16 Prosedur Penerbitan SKP (Sertifikat Kelayakan Pengolahan) ..............
160
17 Prosedur Penerbitan Sertifikat HACCP ...............................................
161
18 Alur Ekspor Hasil Tangkapan Ikan di PPSNZJ ....................................
162
19 Proses Muat Kapal Ekspor ..................................................................
163
5
6
xv
20 Proses Bongkar Kapal Impor...............................................................
164
xvi
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam memasuki era globalisasi, bangsa Indonesia dihadapkan pada
tantangan sekaligus peluang menjadi bangsa yang maju, makmur dan berkeadilan.
Menghadapi hal tersebut, pemerintah kini berupaya melakukan re-orientasi
kebijakan
ekonomi
makro
yang
lebih
memberikan
perhatian
untuk
mengembangkan industri yang berbasis pada sumber daya domestik, yang
merupakan keunggulan kompetitif dan komparatif yang dimiliki oleh Indonesia.
Re-orientasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan
dan pengembangan ekonomi nasional.
Menghadapi tantangan tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak
2009 mencanangkan kebijakan revolusi biru (the blue revolution policy) yakni
perubahan cara pandang kehidupan dari darat ke laut, yang diharapkan dapat lebih
memacu peningkatan peran kelautan dan perikanan dalam perekonomian secara
nasional. Peningkatan peran tersebut antara lain dilakukan melalui peningkatan
volume dan nilai produksi, peningkatan nilai tambah dan daya saing, peningkatan
nilai tukar nelayan, peningkatan kontribusi terhadap produk domestik bruto
(PDB), peningkatan volume dan nilai ekspor, dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan.
Sektor perikanan sebagai salah satu sumber daya andalan domestik dalam
perekonomian nasional, selama ini telah memberikan konstribusi yang penting
bagi kehidupan masyarakat Indonesia, antara lain sebagai: pemasok utama protein
hewani bagi 230 juta lebih penduduk, memberikan lapangan pekerjaan bagi 4,4
juta rumah tangga perikanan, dan penyumbang devisa bagi perekonomian
nasional (mendekati US $ 2,5 milyar pada tahun 2009).
Permintaan ikan dunia dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan
yang semakin meningkat sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk dan
kualitas hidup, yang diikuti dengan perubahan pola hidup masing-masing
masyarakat. Peningkatan kualitas hidup menyebabkan bergesernya komposisi
jenis makanan yang kurang bermutu ke makanan sehat yang dicirikan dengan
rendahnya kandungan kolesterol dan tingginya kandungan protein sebagaimana
terdapat pada ikan. Oleh karena itu, sudah seharusnya Pemerintah memberikan
perhatian khusus terhadap sumber daya ikan yang dimiliki, utamanya sumber daya
ikan laut, agar pemanfaatannya dapat dimaksimalkan dengan tidak melebihi daya
dukung potensi yang ada, yang dapat mengancam kepunahan. Dalam Undang
Undang RI No. 45/2009 it Undang Undang RI No. 31 tahun 2004 tentang
Perikanan, disebutkan bahwa tujuan pengelolaan sumber daya ikan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, dan sekaligus untuk
menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya agar lestari.
Upaya yang seharusnya dilakukan untuk membangun perikanan tangkap
adalah dengan cara menyediakan berbagai kemudahan dalam memberikan
fasilitas yang menunjang keberhasilan usaha perikanan, seperti: kemudahan untuk
mendapatkan sarana produksi atau perbekalan ke laut, mendaratkan hasil
tangkapan dan menjamin pemasarannya, menjamin kelancaran sejak mulai praproduksi sampai pemasaran hasilnya.
Fasilitas tersebut diwujudkan sebagai
pelabuhan perikanan, yang siap melayani segenap kebutuhan para pengguna baik
sebagai tempat berlabuh/berlindung bagi kapal-kapal perikanan, tempat mengisi
bahan perbekalan, mendaratkan ikan dan memasarkan hasil tangkapannya maupun
mengolahnya menjadi produk primer dan turunannya, menjadi salah satu faktor
kunci dalam mendukung keberhasilan pengembangan usaha perikanan tangkap.
Berdasarkan UU RI No. 45 tahun 2009 it UU RI No. 31 tahun 2004
tentang Perikanan, serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
16/PERMEN/2006, ditegaskan bahwa fungsi pelabuhan perikanan adalah untuk:
•
Pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas perikanan
•
Pelayanan bongkar muat
•
Pelaksanaan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan
•
Pemasaran dan distribusi ikan
•
Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan
•
Pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan
•
Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan
•
Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan
•
Pelaksanaan kesyahbandaran
•
Pelaksanaan fungsi karantinan ikan
2
•
Publikasi hasil riset kelautan dan perikanan
•
Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari
•
Pengendalian lingkungan (kebersihan, keamanan, ketertiban, kebakaran, dan
kecemaran (K5)).
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (2008) juga menegaskan bahwa
pelabuhan perikanan seharusnya dapat menjadi salah satu titik pertumbuhan
ekonomi di suatu wilayah, walaupun demikian di dalam operasionalnya,
pelabuhan perikanan ditengarai belum dapat berfungsi dan berjalan secara optimal
sebagaimana seperti yang diharapkan, utamanya dalam memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat pengguna dan mengatasi masalah in-efisiensi dalam
kegiatan pemasaran dan distribusi ikan.
pelabuhan
perikanan
tersebut
dapat
Agar berbagai tujuan pembangunan
terselenggara
dengan
baik,
perlu
mengembangkan pelabuhan perikanan dengan suatu pendekatan sistem, yakni
suatu pendekatan yang menyeluruh (komprehensif) berdasarkan azas efektivitas,
optimasi dan kesinambungan, yang dalam operasionalnya menyinergikan seluruh
aspek penting yang terkait.
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) sebagai
pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia diharapkan dapat menjadi sentra
pemasaran hasil perikanan di Indonesia, selain itu juga diharapkan dapat
mengakomodir dinamika aktivitas usaha perikanan tangkap nasional yang
cenderung
semakin
berkembang
atau
meningkat
sehingga
menuntut
pengembangan pelabuhan perikanan agar tetap dapat memberikan pelayanan yang
baik kepada semua pemangku kepentingan (stakeholder). PPSNZJ diperkirakan
belum memberikan fungsi yang optimal untuk aspek pemasaran dan distribusi
ikan hingga kini, utamanya untuk tujuan perdagangan internasional. Pada tahun
2010 ekspor hasil perikanan di PPSNZJ mencapai 60.020,20 ton atau 164,44
ton/hari. PPSNZJ belum melakukan secara penuh kegiatan ekspor impor hasil
perikanan, tetapi masih melalui perantara pelabuhan umum yaitu Pelabuhan
Tanjung Priok. Setelah ikan didaratkan dan ditangani di PPSNZJ selanjutnya ikan
yang akan diekspor dikirim ke Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini menimbulkan
saluran pemasaran ikan relatif menjadi lebih panjang yang akan berdampak pada
daya saing produk perikanan Indonesia di pasar internasional.
3
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, mengingat peran PPSNZJ yang sangat
sentral dalam pengembangan usaha perikanan tangkap nasional dan diharapkan
juga dapat menjadi pusat pemasaran dan pelabuhan ekspor impor hasil perikanan
Indonesia, maka perlu dilakukan pengembangan PPSNZJ sebagai pusat
pemasaran dan pelabuhan ekspor impor hasil perikanan.
Untuk itu, penting
dilakukan penelitian tentang bagaimana mengembangkan PPSNZJ sebagai pusat
pemasaran dan pelabuhan ekspor impor hasil perikanan, agar PPSNZJ dapat
berjalan efektif dan berfungsi optimal, serta dapat memberikan kontribusi yang
nyata bagi pertumbuhan ekonomi wilayah dan nasional. Harapan lain adalah
PPSNZJ akan dapat lebih berperan dalam mengembangkan usaha pemanfaatan
sumber daya ikan yang dilakukan secara berkelanjutan dari generasi ke generasi
sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab.
1.2
Perumusan Masalah
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ)
merupakan salah satu pelabuhan perikanan yang mempunyai peranan penting
dalam pengembangan perikanan tangkap di Indonesia umumnya dan DKI Jakarta
khususnya. Tidak hanya sebagai tempat berlabuh kapal perikanan, tetapi juga
berperan sebagai tempat penyiapan keberangkatan kapal, memenuhi kebutuhan
melaut kapal-kapal perikanan, tempat perbaikan kapal dan alat penangkapan ikan,
tempat pembinaan masyarakat perikanan, pembongkaran produksi perikanan,
tempat industri pengolahan ikan dan tempat pemasaran hasil perikanan. Fasilitas
yang tersedia di PPSNZJ relatif lengkap mulai dari (1) fasilitas pokok (antara lain:
kolam pelabuhan, dermaga, dan jalan komplek), (2) fasilitas fungsional (antara
lain: unit pengolahan limbah, pabrik es, cold storage, galangan kapal, pusat
pemasaran ikan/PPI, tempat pelelangan ikan/TPI, suplai air bersih, suplai daya
listrik dan stasiun pengisian bahan bakar minyak); dan (3) fasilitas pendukung
(antara lain: rambu navigasi, gedung perkantoran, menara pengawas, Balai
Pertemuan Nelayan, pertokoan kebutuhan melaut, mess operator dan nelayan).
Produksi ikan yang masuk ke PPSNZJ relatif besar, tercatat pada 2010
sebanyak 186.388,36 ton atau dengan rata-rata per hari sebanyak 511 ton, yang
masuk atau diangkut dari arah darat sebesar 48,6% dan dari laut sebesar 51,4%.
4
Ikan yang didaratkan lewat dermaga berasal dari kapal penangkap ikan dan kapal
pengangkut ikan, sekitar 40% dibawa dengan kapal angkut. Kegiatan bongkar
dilakukan pada siang dan malam hari. Seluruh ikan yang dibongkar di PPSNZJ
sebanyak 64% untuk ekspor dan sisanya untuk kebutuhan domestik. Kegiatan
lelang belum dilaksanakan dengan baik, biasanya kegiatan lelang dilakukan pada
pagi hari di TPI, sedangkan kegiatan pemasaran ikan eceran dilakukan pada
malam hari di PPI. Ikan yang masuk ke PPSNZJ berasal dari hampir seluruh
wilayah pengelolaan perikanan (WPP) Indonesia dengan berbagai jenis spesies
ikan. Penyampaian data hasil tangkapan melalui log book yang disampaikan
nakhoda kapal penangkap ikan dan kapal angkut ikan berjalan baik. Isi log book
masih dibuat kurang akurat bahkan beberapa perlu dikoreksi kembali. Produksi
ikan untuk tujuan ekspor selanjutnya diangkut melalui darat menuju Pelabuhan
Umum Tanjung Priok, sedangkan produksi ikan tujuan domestik dipasarkan ke
daerah-daerah seperti Jabodetabek, Banten, Sukabumi, Karawang, Bandung,
Cikampek, Cirebon, Semarang, Cilacap, Tegal, Pekalongan, Surabaya, Bali dan
lain-lain.
Berdasarkan Undang-Undang No. 31 tahun 2004 yang telah diubah dengan
Undang-Undang No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan, khususnya dalam pasal 20
dan 21 serta memperhatikan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
PER.01/MEN/2007 yang telah direvisi menjadi
PER.019/MEN/2010 tentang
Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dan
Peraturan Kepala Badan Karantina Ikan, pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan No. PER.03/BKIPM/2011 tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem
Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, diamanatkan untuk melakukan
pengendalian terhadap hasil perikanan.
Industri perikanan internasional telah mengalami peningkatan signifikan
beberapa tahun terakhir. FAO menyebutkan bahwa pada selama periode 2003
sampai 2006 telah terjadi peningkatan nilai ekspor komoditas perikanan rata-rata
10,44% hingga mencapai nilai lebih dari US$ 85 milyar. Jika dilihat dari pasar
potensial maka Eropa merupakan importir utama produk perikanan dunia dengan
sekitar US$ 41 milyar. Kawasan Asia dan Amerika selanjutnya menjadi pasar
potensial bagi produk perikanan dunia (Fishstat 2008).
5
Dari potensi perdagangan komoditas perikanan dunia pada tahun 2007, Indonesia
dominan mengekspor produk perikanan ke negara-negara Asia dengan prosentase
volume sebesar 70,97% dan nilai sekitar 48,22%, selanjutnya adalah wilayah
Amerika dengan persentase volume sebesar 17,03% dengan nilai 35,60%. Pasar
potensial bagi produk perikanan Indonesia
selanjutnya adalah Eropa dengan
persentase volume hanya 10,35% dan prosentase nilai sebesar 13,11% (DKP,
2009). Jika dilihat dari parameter ratio harga dan volume ekspor, terlihat bahwa
pasar Eropa merupakan pasar yang baik karena ratio harga lebih tinggi
dibandingkan wilayah lain.
Sejalan dengan hal tersebut diperlukan adanya landasan yang kuat guna
menunjang kegiatan ekspor tersebut.
Landasan ini terkait dengan kebijakan
ekspor mulai proses pengangkutan hingga jaminan mutu pangan. Undang undang
no 45 tahun 2009 jonto UU no 31 tahun 2004 menjamin kegiatan ekspor selagi
kebutuhan bahan baku industri dalam negeri terpenuhi.
Dalam UU no 45 tahun 2009 jonto UU no 31 tahun 2004, Pasal 24
menyebutkan (1) Pemerintah mendorong peningkatan nilai tambah produk hasil
perikanan.
(2) Pemerintah dapat membatasi ekspor bahan baku industri
pengolahan ikan untuk menjamin ketersediaan bahan baku tersebut di dalam
negeri. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan nilai tambah produk
hasil perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan jaminan ketersediaan
bahan baku industri pengolahan ikan di dalam negeri serta pembatasan ekspor
bahan baku sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut, sangat jelas bila pemerintah sangat
mendukung penambahan nilai tambah hasil perikanan serta memperbolehkan
adanya kegiatan ekspor bilamana kebutuhan bahan baku industri pengolahan
perikanan telah tercukupi.
Terkait dengan kegiatan ekspor ini secara teknis juga dijelaskan dalam
Undang Undang no 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Termaktub didalamnya
adalah :
1) Terkait dengan fungsi pelabuhan guna sarana awal jalur ekpor hasil perikanan,
Pasal 80 (1) yang menyebutkan bahwa kegiatan pemerintahan di pelabuhan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, meliput i:
6
a. pengaturan dan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan
kepelabuhanan;
b. keselamatan dan keamanan pelayaran; dan/atau
c. kepabeanan;
d. keimigrasian;
e. kekarantinaan
2) Pasal 83, menjelaskan prasarat pelabuhan yang dapat digunakan untuk tujuan
ekspor impor : 1) Untuk melaksanakan fungsi pengaturan dan pembinaan,
pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 80 ayat (1) huruf a. Otoritas Pelabuhan mempunyai
tugas dan tanggung jawab:
a. menyediakan lahan daratan dan perairan pelabuhan;
b. menyediakan dan memelihara penahan gelombang, kolam pelabuhan, alurpelayaran, dan jaringan jalan;
c. menyediakan dan memelihara sarana bantu navigasi-pelayaran;
d. menjamin keamanan dan ketertiban di pelabuhan;
e. menjamin dan memelihara kelestarian lingkungan di pelabuhan;
d. menyusun rencana induk pelabuhan, serta daerah lingkungan kerja dan
daerah lingkungan kepentingan pelabuhan;
e. Mengusulkan tarif untuk ditetapkan Menteri, atas penggunaan perairan
dan/atau daratan, dan fasilitas pelabuhan yang disediakan oleh Pemerintah
serta jasa kepelabuhanan yang diselenggarakan oleh Otoritas Pelabuhan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
f. Menjamin kelancaran arus barang.
3)
Pasal 88, menyebutkan bahwa Pelabuhan Perikanan dapat berdiri sendiri
sebagai pelabuhan ekspor. Pasal 88 menegaskan :
1) Dalam mendukung kawasan perdagangan bebas dapat diselenggarakan
pelabuhan tersendiri.
2) Penyelenggaraan pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang kawasan perdagangan bebas.
7
3) Pelaksanaan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran pada pelabuhan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang ini.
4) Pasal 111, kreteria penetapan pelabuhan guna menunjang kelancaran
perdaganagan luar negeri. Pasal 111 menegaskan :
1) Kegiatan pelabuhan untuk menunjang kelancaran perdagangan yang
terbuka bagi perdagangan luar negeri dilakukan oleh pelabuhan utama.
2) Penetapan pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan pertimbangan:
a. pertumbuhan dan pengembangan ekonomi nasional;
b. kepentingan perdagangan internasional;
c. kepentingan pengembangan kemampuan angkutan laut nasional;
d. posisi geografis yang terletak pada lintasan pelayaran internasional;
e. Tatanan Kepelabuhanan Nasional;
f. fasilitas pelabuhan;
g. keamanan dan kedaulatan negara; dan
h. kepentingan nasional lainnya.
3) Terminal khusus tertentu dapat digunakan untuk melakukan kegiatan
perdagangan luar neger
4) Terminal khusus tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
memenuhi persyaratan:
a. aspek administrasi;
b. aspek ekonomi;
c. aspek keselamatan dan keamanan pelayaran;
d. aspek teknis fasilitas kepelabuhanan;
e. fasilitas kantor dan peralatan penunjang bagi instansi pemegang fungsi
keselamatan dan keamanan pelayaran, instansi bea cukai, imigrasi, dan
karantina; dan
f. jenis komoditas khusus.
5) Pelabuhan dan terminal khusus yang terbuka bagi perdagangan luar negeri
ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
8
Untuk pelaksanaan UU no 17 tahun 2008, telah diterbitkan Peraturan
Pemerintah (PP) no 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan. Berkaitan dengan PP
tersebut beberapa hal dapat dijadikan landasan kegiatan ekpor hasil perikanan
adalah sebagai berikut :
1) Pasal 11, menyatakan bahwa Pelabuhan dapat ditetapkan sebagai pelabuhan
utama dengan ketentuan mengikuti ayat (1) Dalam penetapan rencana lokasi
pelabuhan untuk pelabuhan utama yang digunakan untuk melayani angkutan
laut selain harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 ayat (2) juga harus berpedoman pada:
a. kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;
b. kedekatan dengan jalur pelayaran internasional;
c. memiliki jarak tertentu dengan pelabuhan utama lainnya;
d.
memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari
gelombang;
e. mampu melayani kapal dengan kapasitas tertentu;
f. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang internasional;
dan
g. volume kegiatan bongkar muat dengan jumlah tertentu. “
2) Pasal 69, kewajiban penyediaan/pelayanan untuk kegiatan ekspor oleh
pelabuhan antara lain (a). penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk
bertambat; (b). penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar dan
pelayanan air bersih; (d). penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk
pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang dan peti kemas; (e).
penyediaan
dan/atau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat bongkar
muat, serta peralatan pelabuhan; (f).
penyediaan dan/atau pelayanan jasa
terminal peti kemas, curah cair, curah kering, dan ro-ro; (g). penyediaan
dan/atau pelayanan jasa bongkar muat barang; (i).
penyediaan dan/atau
pelayanan jasa penundaan kapal.
3) Pasal 100, persyaratan agar pelabuhan dapat melayani peti kemas :
a. memiliki sistem dan prosedur pelayanan;
b. memiliki sumber daya manusia dengan jumlah dan kualitas yang memadai;
c. kesiapan fasilitas tambat permanen untuk kapal generasi pertama;
9
d. tersedianya peralatan penanganan bongkar muat peti kemas yang terpasang
dan yang bergerak (container crane);
e.
lapangan penumpukan
(container yard) dan gudang container freight
station sesuai kebutuhan;
f. keandalan sistem operasi menggunakan jaringan informasi
on line baik
internal maupun eksternal; dan
g. volume cargo yang memadai.
4) Pasal 149, terkait dengan pembukaan pelabuhan sebagai terminal khususu yang
terbuka bagi Perdagangan Luar Negeri .
(1) Untuk menunjang kelancaran perdagangan luar negeri pelabuhan utama
dan terminal khusus tertentu dapat ditetapkan sebagai pelabuhan yang
terbuka bagi perdagangan luar negeri.
(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas
pertimbangan:
a. pertumbuhan dan pengembangan ekonomi nasional;
b. kepentingan perdagangan internasional;
c. kepentingan pengembangan kemampuan angkutan laut nasional;
d. posisi geografis yang terletak pada lintasan pelayaran internasional;
e. Tatanan Kepelabuhanan Nasional yang diwujudkan dalam Rencana
Induk Pelabuhan Nasional;
f. fasilitas pelabuhan;
g. keamanan dan kedaulatan negara; dan
h. kepentingan nasional lainnya.
5) Pasal 150, persyaratan sebagai terminal khusus (menangani kegiatan ekspor)
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi:
a. aspek ekonomi;
b. aspek keselamatan dan keamanan pelayaran;
c. aspek teknis fasilitas kepelabuhanan;
d. fasilitas kantor dan peralatan penunjang bagi instansi pemegang fungsi
keselamatan dan keamanan pelayaran, instansi bea cukai, imigrasi, dan
karantina; dan
e. jenis komoditas khusus.
10
Sejalan dengan hal tersebut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI
no 16/Men/2006, menegaskan terkait dengan ekspor hasil perikanan :
1) Pasal 4 (1), Pelabuhan Perikanan mempunyai fungsi mendukung kegiatan
yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan
dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan, sampai
dengan pemasaran.
2) Pasal 17, Pelabuhan Perikanan Samudera sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 huruf a ditetapkan berdasarkan kriteria teknis:
a. melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut
teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan laut lepas;
b. memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurang-kurangnya 60 GT;
c. panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3 m;
d. mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT kapal perikanan
sekaligus;
e. ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor;
f. terdapat industri perikanan.
Berdasarkan Undang Undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan diatas, pelabuhan perikanan dapat melaksanakan
pemasaran ekspor impor langsung dan terbuka untuk menjadi pelabuhan
perikanan melakukan ekspor impor langsung.
Pengembangan PPSNZJ diarahkan untuk mendukung kegiatan perikanan
secara nasional serta diharapkan mempunyai reputasi internasional.
Bahkan
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan PPSNZJ sebagai fisheries
water front city of Indonesia (FWFC) atau kota serambi perikanan Indonesia,
sehingga kelengkapan
fasilitas,
perbaikan
manajemen dan penyelesaian
permasalahan perlu segera dilakukan. Pada tahun 2010, Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) mencanangkan konsep pengembangan PPSNZJ sebagai
Fisheries Water Front City of Indonesia. Fisheries Water Front City merupakan
konsep pengembangan kawasan yang berhadapan dengan pesisir dan lautan.
11
Konsep ini tidak hanya sekedar menonjolkan pembangunan fisik semata, tetapi
juga menciptakan pola pikir semua stakeholder sehingga tumbuh adanya rasa
memiliki yang tinggi terhadap wilayahnya.
Fisheries Water Front City diharapkan dapat meningkatkan geliat kota
pantai
bukan saja dari aktifitas pelabuhan perikanan dan pasar ikan, namun
berbagai aktifitas lainnya seperti kawasan wisata dan edukasi bahari, pemukiman
nelayan, wisata mangrove, kawasan wisata purbakala, kawasan industri dan
sebagainya. Dari beragam aktifitas tersebut akan memicu peningkatan dinamika
ekonomi yang lebih progresif. Sebagai penggerak pengembangan kawasan,
pelabuhan perikanan dapat mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam
mewujudkan misi KKP dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup
nelayan sebagai masyarakat kelautan dan perikanan.
Tambahan pula, Indonesia telah menyatakan setuju dan ikut menandatangani
Port State Agreement yang diinisiasi oleh Food Agriculture Organization (FAO),
sehingga beberapa pelabuhan perikanan yang ditunjuk termasuk PPSNZJ harus
dapat melayani kapal internasional secara baik dan aman, serta dapat menekan
terjadinya IUU Fishing.
Begitu pula dengan keikut-sertaan Indonesia dalam
Regional Fisheries Management Organization (RFMO), dimana peran PPSNZJ
menjadi sentral, karena telah ditetapkan sebagai salah satu pelabuhan untuk
mendukung kegiatan RFMO terutama dalam pemantauan dan evaluasi terhadap
manajemen pengelolaan sumber daya ikan termasuk sistem pendataan yang baik.
Berdasarkan hal tersebut di atas peran PPSNZJ semakin penting dalam
mendukung pengembangan perikanan tangkap nasional, utamanya dalam hal
pengelolaan produksi dan pemasaran hasil perikanan. Namun dari hasil
pengamatan singkat, informasi dan beberapa literatur menegaskan bahwa untuk
pengelolaan pemasaran hasil perikanan di PPSNZJ masih belum optimal dan
diliputi beberapa permasalahan, padahal pemasaran hasil perikanan merupakan
ujung tombak dalam menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha perikanan.
Secara spesifik, permasalahan utama yang perlu dianalisis dan dijawab dalam
mengembangkan PPSNZJ kedepan sebagai pusat pemasaran ekspor impor hasil
perikanan yang sekaligus untuk mendukung FWFC, Port State Agreement, dan
kegiatan RFMO, dapat dirumuskan sebagai berikut:
12
1) Bagaimana sistem pemasaran ekspor impor perikanan yang efektif dan efisien
di pelabuhan perikanan.
2) Bagaimana tahapan pengembangan PPSNZJ yang tepat untuk mengefektifkan
dan mengoptimumkan aspek fungsi pemasaran ekspor-impor perikanan .
Secara prinsip, untuk mengembangkan PPSNZJ sebagai pusat pemasaran
ekspor impor perikanan, diperlukan suatu konsep pengembangan yang
komprehensif dan sistematik.
Oleh karena itu, dipandang perlu melakukan
penelitian tentang Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam
Zachman Jakarta sebagai Pusat Pemasaran dan Pelaubuhan Ekspor Impor Hasil
Perikanan, untuk dapat mendukung pengelolaan usaha perikanan tangkap yang
berkesinambungan
dan
upaya
peningkatan
kesejahteraan
nelayan
serta
memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ekonomi nasional.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menyusun konsep pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta sebagai pusat pemasaran
dan pelabuhan ekspor impor hasil perikanan, guna mendukung pengembangan
ekonomi wilayah dan nasional, melalui fisheries water front city of Indonesia
(FWFC), kegiatan Port State Agreement, dan kegiatan RFMO.
Secara lebih spesifik tujuan penelitian ini adalah:
(1)
menganalisis sistem pemasaran ekspor impor perikanan di PPSNZJ
(2)
mengembangkan model pelabuhan perikanan sebagai pusat pemasaran
ekspor impor perikanan
(3)
memformulasikan strategi pengembangan PPSNZJ sebagai pusat pemasaran
ekspor impor perikanan.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
sumbangan ilmiah dalam memajukan ekspor impor hasil perikanan, dan
masukan dalam peningkatan kelembagaan pengelolaan PPSNZJ.
13
1.5
Kerangka Pemikiran
Deskripsi setiap permasalahan untuk memudahkan dalam menetapkan alat
analisis dan proses analisis sehingga didapat konsep pengembangan pelabuhan
perikanan yang tepat untuk mencapai tujuan pembangunan pelabuhan perikanan,
utamanya dalam aspek pemasaran hasil perikanan.
Analisis akan dilakukan
terhadap seluruh unsur atau faktor utama yang terkait dan berpengaruh.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan pelabuhan
perikanan sebagai pusat pemasaran hasil perikanan dapat dikelompokkan menjadi
2 (dua), yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah indikatorindikator yang mempengaruhi fungsi pemasaran dan distribusi ikan di pelabuhan
perikanan yang bersumber dari dalam sistem itu sendiri, dalam hal ini adalah
pelabuhan perikanan.
Faktor eksternal yang berpengaruh nyata dalam aspek
pemasaran dan distribusi hasil ikan di pelabuhan perikanan dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu faktor eksternal yang berpengaruh langsung (foreward linkage
dan backward linkage) dan faktor eksternal yang berpengaruh tidak langsung
namun sangat penting.
Faktor eksternal yang berpengaruh langsung adalah
berupa kondisi sumber daya ikan, struktur armada dan alat tangkap, praktek IUU
fishing di sekitar perairan Indonesia serta infrastruktur pendukung lainnya seperti
kolam pelabuhan yang sesuai dengan kapal eskpor, sarana transportasi, instansi
pemberi ijin ekspor dan lain-lain.
Kemudian, untuk faktor eksternal yang
berpengaruh tidak langsung namun berperan nyata, diantaranya kondisi ekonomi
dan pola makan masyarakat. Faktor-faktor tersebut harus menjadi pertimbangan
terutama dalam perencanaan jangka panjang.
Secara skematik kerangka pemikiran tertera pada Gambar 1 berikut ini.
14
Permasalahan :
1. Biaya transport ikan untuk ekspor, tinggi
2. Persyaratan negara importir terhadap hasil
perikanan yang semakin ketat
3. Fasilitas pendukung eskpor impor di
pelabuhan perikanan, kurang optimal
4. Komitmen sebagai anggota Port State
Agreement & RFMO serta rencana FWFC
5. PPSNZJ merupakan pusat pemasaran
eskpor impor produk perikanan
6. Aspek legal mendukung pelaksanaan
ekspor impor dari pelabuhan perikanan
Analisis Produksi dan Sistem Pemasaran
Hasil Perikanan di PPSNZJ
ANALISIS KELAYAKAN
Analisis Kelayakan
Fasilitas
Analisis Kelayakan Aktivitas
dan Pelayanan Ekspor
Model Pengembangan Pelabuhan
Perikanan sebagai Pusat Pemasaran dan
Pelabuhan Ekspor Impor Hasil Perikanan
Analisis Ekonomi
Kapal Angkut
Analisis Lingkungan
Strategis PPSNZJ
Strategi Pengembangan PPSNZJ
untuk menjadi pusat pemasaran dan
pelabuhan ekspor impor hasil
perikanan
PPSNZJ SEBAGAI PUSAT PEMASARAN DAN PEL