OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBEROAYA PERI KANAN KARANG 01 PERAIRAN KECAMATAN TAMAKO PROPINSI SULAWESI UT ARA¸

OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBEROAYA
PERI KANAN KARANG 01 PERAIRAN KECAMATAN TAMAKO
PROPINSI SULAWESI UTARA

Oleh:

JEFNY BERNEDI MARKUS RAWUNG
TKL. 97354

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITl,lT PERTANIAN BOGaR

1999

RINGKASAN
JEFNY BM RAWUNG. Optimasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Karang
di Perairan Kecamatan Tamako, Propinsi Sulawesi Utara. (Di bawah bimbingan
JOHN HALUAN sebagai Ketua, DANIEL R. MONINTJA dan VICTOR P.H.
NIKIJULUW sebagai Anggota).

Seeara umum penelitian ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan

sumberdaya perikanan karang di perairan Keeamatan Tamako dan diharapkan dapat
memajukan us aha perikanan ikan karangnya dengan harapan akan meningkatkan
pendapatan nelayan dengan tetap memperhatikan dan menjaga kelestarian
sumberdaya alamo Tujuan khusus penelitian adalah : (I) mengidentifikasi teknologi
penangkapan ikan-ikan karang dan faktor-faktor teknis yang mempengaruhi
produksinya, (2) mengetahui efisiensi teknis ekonomis dari berbagai unit
penangkapan ikan karang yang ada (3) memformulasikan model pengembangan
usaha penangkapan ikan berdasarkan pertimbangan biologi, teknologi dan sosial
ekonominya, (4) menduga kontribusi dan tingkat penyerapan tenaga kerja dalarn
usaha perikanan karang. Hasil penelitian ini diharapkan memperoleh informasi
tentang kondisi usaha penangkapan ikan-ikan karang di perairan Tamako untuk
pengelolaan usaha dan perencanaan pengembangannya.
Penelitian ini dilakukan di Perairan Kecamatan Tamako Kabupaten Sangihe
Talaud, Propinsi Sulawesi Utara pada bulan Januari - Juni 1999. Teknik penarikan
contoh/sampel sebagai objek penelitian dilakukan secara purposive dengan
menggunakan metode survel. Dengan demikian maka informasi/data yang
dikumpulkan berasal dari responden dengan cara wawancara berdasarkan kuisioner.
Analisis data menggunakan tehnik perancangan linier (linear programming)
karena
metoda ini merupakan suatu metoda perhitungan untuk memilih altematif

,
yang terbaik dari beberapa alternatif yang memungkinkan, dengan syarat apabila
terdapat fungsi tujnan dan adanya keterbatasan sumberdaya. Di sini akan dieari suatu
formula pengembangan yaitu bertujuan untuk memaksimurnkan pendapatan usaha

dan

meneakup aspek perencanaan dalam alokasi penggunaan sumberdaya yang

tersedia seeara optimal dengan memperhatikan faktor-faktor kendala.
Dalam penyusunan fungsi tujuan, maka diperlukan beberapa informasi yaitu
biaya operasi panangkapan ikan karang menurut jenis alat dan skala usaha, harga jual
komoditas di tingkat nelayan dan sewa tenaga keIja. Biaya operasi penangkapan
meliputi biaya rawat mesin dan alat, biaya bahan

(BBM, oli, es dan umpan),

perbekalan, refrigeran, air tawar, administrasi, dan ABK.
Dalam penyusunan kendala dan koefisien matrik dasar programasi linier
untuk penangkapan ikan-ikan karang ini dibutuhkan beberapa informasi dasar sebagai

berikut: (i) potensi hasil maksimum lestari (MSy); (ii) produktivitas atau hasil
tangkapan per unit alat; (iii) jumlah maksimum berbagai jenis alat yang dapat
beroperasi pada suatu wilayah perairan; (iv) penggunaan tenaga keIja per unit alat
tangkap; (v) jumlah ketersediaan tenaga keIja nelayan pada suatu perairan; (vi)
volume kebutuhan ikan untuk konsumsi domestik pada suatu wilayah perairan; dan
(vii) kendala subjektif batas maksimum alat tangkap skala besar yang boleh
beroperasi pada suatu wilayah perairan. Selain itu digunakan pemilihan teknologi
yang layak dikembangkan dengan melakukan determinasi unit penangkapan untuk
mendapatkan jenis alat yang mempunyai keragaan yang baik ditinjau dari aspek
biologi, teknis, sosial dan ekonomi sehingga merupakan alat tangkap yang coeok
untuk dikembangkan. Untuk melakukan determinasi unit penangkapan ikan karang
digunakan model skoring. Aspek biologi dalam determinasi alat tangkap adalah
meneakup kriteria efektivitas dan selektivitas ala!. Aspek sosia! meneakup kesukaan
terhadap alat dan apakah menimbulkan masalah dengan sesama nelayan. Aspek
teknis berhubungan dengan pengoperasian ala!. Aspek ekonomi meliputi penilaian
efisiensi seeara ekonomi dan kelayakan finansialnya.
Alat penangkapan yang digunakan dalam menangkap ikan-ikan karang di
Kecamatan Tamako terdiri atas paneing dasar dan pancing dasar keeil, jaring insang
dasar, jaring insang lingkar/pukat karang (soma nyare), bubu dasar, dan muro-ami. Di
samping itu untuk kebutuhan konsumsi keluarganya, nelayan juga menggunakan

senjata ikan dimana alat ini dimiliki oleh hampir semua nelayan karena alatnya yang

sederhana dengan hanya memerlukan senjata buatan tangan dan kaca mata selam
yang juga buatan sendiri ataupun dibeli.
Dalam penilaian aspek biologi maka kriteria yang digunaan terhadap keenam
Jems alat penangkapan ikan utama yang dioperasikan di daerah penelitian adalah
untuk melihat efektivitas dan selektivitas unit penangkapan dalam menghasilkan ikan
target. Dari enam alat penangkapan ikan yang ada ternyata semuanya cukup efektif
dalam menangkap ikan target dengan melihat prosentase ikan karang yang tertangkap
> 90 %. Hanya untuk pancing dasar kecil dan muroami saja yang nilainya di bawah

yaitu > 50% dan >70 %. Selanjutnya dalam hal selektivitas yang dilihat dengan
besarnya ukuran ikan yang tertangkap maka jenis alat yang memiliki selektivitas
tinggi adalah pancing ikan dasar dimana hasil tangkapannya > 1,5 kg. Adapun untuk
alat yang lain menghasilkan hasil tangkapan yang ukuran ikannya lebih kecil. Dengan
demikian alat tersebut memiliki nilai yang rendah.
Analisis sosial merupakan cara untuk mengetahui apakah alat tersebut
menimbulkan masalah sosial, misalnya : bentrokan sesama nelayan dan apakah alat
tersebut disukai nelayan dihubungkan dengan tujuan penangkapan ikan target. Dari
hasil analisis memperlihatkan bahwa semua alat tangkap yang dioperasikan tidak

menimbulkan masalah. Dalam hal aspek suka dan tidak disukainya alat penangkapan
yang ada maka alat tangkap bubu kurang disukai nelayan karena jumlah ikan yang
dihasilkan alat tersebut sedikit.
Aspek teknis merupakan aspek yang berhubungan dengan pengoperasian alat
penangkapan ikan, apakah secara teknis alat tersebut efisien atau tidak bila
dioperasikan. Kriteria yang digunakan dalam aspek ini adalah produksi yang
dihasilkan tiap unit penangkapan dalam satu tahun, produksi per trip dan produksi per
tenaga keJja. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai dari masing-masing alat
seimbang yang berarti secara teknis masing-masing jenis alat mempunyai keragaan
yang sebanding.
Penilaian aspek ekonomi meliputi penilaian efisiensi secara ekonomi dan
kelayakan finansial. Kriteria yang digunakan dalam penilaian aspek ini adalah
pendapatan kotor per tahun, pendapatan per trip trip, pendapatan kotor per tenaga
!roOT; 0 セ@ on np.n(hnatan

kotor ner biava investasi. Berdasarkan penilaian masing-masing

kriteria, memperlihatkan bahwa nilai dari masing-masing alat juga seimbang dalam
arti jumlah skomya cenderung sama dengan variasi nilai masing-masing ukuran
nilai/kriteria sangat kecil.

Penilaian berdasarkan kelayakan finansial terhadap masing-masing kriteria,
yaitu : Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate
of Return (IRR) saat discount factor sebesar 20 % pada setiap unit penangkapan ikan
karang yang terpilih. Hasil penilaian efisiensi secara ekonomi dan kelayakan
finansial, diperoleh bahwa pengembangan usaha unit penangkapan ikan muro-ami
dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan alat lainnya. Hal ini dapat dilihat
dari produktivitas alatnya yang tinggi, sehingga menghasilkan pendapatan kotor yang
cukup besar, baik pendapatan kotor per tahun maupun pendapatan kotor per trip
Pada penilaian kelayakan finansial dengan berbagai kemungkinan tingkat
suku bunga sebagai discount factor dari pengusahaan muro-ami selama kurun waktu
lima tahun, diperoleh bahwa dengan discount factor 12 %, 15%, 18 % dan 20 %,
pengusahaan alat ini dinilai masih menguntungkan dan layak dilanjutkan. Hal ini
ditunjukkan dengan NPV yang bernilai positif dan Net B/C > 1 serta nilai IRR pada
saat l:\1pV

=

0 tercapai pada saat tingkat suku bunga sebagai discount factor sebesar

20,22 %. Sedangkan saat discount factor sebesar 21 %, diperoleh NPV yang bernilai

negatif dan B/C < 1. Ini berarti bahwa bila tingkat suku bunga mencapai 21 % atau
lebih, akan menyebabkan pengusahaan alat tangkap muro-arni yang ada saat ini dapat
dinilai tidak layak untuk dilanjutkan. Namun mengingat produktivitas yang
dihasilkan unit penangkapan ini cukup besar, maka perlu dicarikan langkah
pemecahan masalah tersebut. Ini dapat membantu nelayan dalam penstabilan harga
ikan, sehingga pendapatan yang diperoleh nantinya dapat sesuai dengan korbanan
tenaga dan biaya yang dikeluarkan. Selanjutnya nilai-nilai dari masing-masing
analisis untuk tiap-tiap unit penangkapan dijumlahkan, unit-unit yang terpilih untuk
dikembangkan adalah yang memiliki nilai di atas 40 atau merupakan 75 % nilai yang
dimiliki oleh alat penangkapan yang ideal yakni alat tangkap yang dapat
dipertanggungjawabkan secara biologi, so sial, teknis dan ekonomi. Dari analisis
gabungan maka alat tangkap muroami memiliki jumlah nilai tertinggi dalam arti

berada pada prioritas pertama alat tangkap yang diseleksi kemudian j aring insang
lingkar di urutan berikut dan selanjutnya pancing dasar.
Dalam

pola

aktivitas


dan

maksimisasi

pendapatan

hasil

analisis

memperlihatkan solusi optimal pada perencanaan alokasi sumberdaya di permran
Kecamatan Tamako. Jika semua alat tangkap diberi kebebasan untuk berkompetisi
tanpa introduksi kebijaksanaan yang membatasinya (kendala subjektif), maka muroami yang diusulkan dalam solusi optimalyaitu dengan biaya operasi sebesar Rp.l ,42
jutalunitltahun dengan produktivitas 818 ton / tahun.
Solusi optimal menghasilkan total produksi 21.045 ton dalam setahun dan
menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp. 63,14 milyar dalam setahun. Untuk
aktivitas yang tidak dimasukkan dalam solusi optimal tetapi akan dipertimbangkan
ataupun dipaksakan masuk dalam solusi optimal maka untuk satu !lnit aktivitas
tersebut dikenakan denda pendapatan (income penalty) sebesar nilai opportunitasnya.

Di sini nampak bahwa alat tangkap yang memberikan resiko pengurangan pendapatan
terkecil adalah unit bubu dengan pengurangan pendapatan sebesar Rp.184.000 dan
yang terbesar adalah pancing ikan dasar yaitu Rp. 2,56 juta per tahunnya.
Urutan prioritas pengoperasian alat tangkap untuk ikan karang selain unit
muro-ami adalah bubu dasar, pancing ikan karang kecillpancing jenis lain, jaring
insang lingkar, jaring insang dasar dan terakhir adalah pancing ikan dasar. Secara
keseluruhan, semua alat yang tidak diusulkan dalan1 solusi optimal ini memiliki
denda pendapatan yang lebih kecil dibandingkan biaya operasi.
Hasil solusi optimal berkaitan dengan kendala sumberdaya seperti jenis
armada penangkapan, potensi sumberdaya (MSY) dan tenaga keIja dari hasil analisis
menunjukkan bahwa seluruh potensi lestari (MSY) wilayah perairan sebesar 21.045
ton per tahun habis terpakai dan dimanfaatkan untuk tujuan maksimisasi ini. Dengan
demikian maka dapat diartikan bahwa kondisi sumberdaya ikan karang di wilayah
tersebut bersifat langka yang terlihat dari nilai harga bayangarmya.
Harga bayangan dapat diartikan sebagai "nilai produk marginal" dalam teori
produksi dimana setiap satu unit (satu ton) peningkatan pemanfaatan perairan akan
memberikan tambahan penerimaan sebesar Rp. 2,99 juta yaitu sebesar nilai

akan mengurangi pendapatan bersih sebesar nilai tersebut. Untuk faktor produksi
yang tidak terpakai habis dan masih tersisa, harga bayangannya sama dengan nol.

Dengan demikian penambahan satu unit faktor produksi dalam program optimal ini
tidak akan menaikkan atau menambah nilai pendapatan. Dengan mempertimbangkan
biaya operasi muro-ami yang hanya Rp. 1,4 juta maka pendapatan yang dihasi1kan
masih sangat tinggi. Komoditas ikan karang yang dihasilkan ini ditransfer selurubnya
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA
PERI KANAN KARANG DI PERAIRAN KECAMATAN TAMAKO
PROPINSI SULAWESI UTARA

OLEH:
JEFNY B.M. RAWUNG
TKL. 97354

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR


1999

./uelul Tesis

Optimasi Pcmanfaatan Sumbel'daya Perikanl\n Karang
Di Perairan Kecamatan Tamako, Propinsi Sulawesi Utara

Nama Mahasiswa

Jefny B.M. Rawung

NomoI' POliOk

97354

Program Stueli

Tekllologi Kelautan

Program

Magister Sa ills (S2)

Menyetlljui :

Prof. Dr. It-. Daniel R. Monintja
Anggota

2. Ketua Program Stueli
Telmologi Kelalltan,

Prof. Dr. II'. Daniel R. Monintja

Tanggal Lulus: 31 DESEMBER 1999

セ@

Dr. Ir. Victor P.H. Nil{ijulllw, M. Sc
Anggota

RIWAYATHIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Makaaroyen, Kecamatan Modoinding Kabupaten
Minahasa Propinsi Sulawesi Utara pada 14 September 1965. Anak kedua dari empat
bersaudara, pasangan suami istri Darius Julius Rawung dan Jokebeth Betsi Komaling.
Pada 1 Mei 1993 penulis menikah dengan Ir. Liesje Jeane Macawalang, anak dari
Keluarga Frans Carel Macawalang dan Adelheid Sambiran dan telah dikaruniai 2
orang putra yaitu Pratama Imanuel Rawung yang lahir pada 15 Juli 1995 dan
Markgen Benendict Rawung yang lahir pada 21 Oktober 1996.
Pada tahun 1972, penulis masuk Sekolah Dasar GMIM XX Ranotana Manado
dan tamat tahun 1977. Pada tahun tersebut kemudian melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Kristen Ranotana Manado dan tamat tahun 1981.
Selanjutnya masuk dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (Sl'vIA) Negeri V
Manado dan tamat pada tahun 1984. Di tahun 1984 tersebut penulis berkesempatan
melanjutkan studi di bangku perguruan tinggi yaitu di Fakultas Perikanan Universitas
Sam Ratulangi Manado, pada program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan
mendapat gelar sarjana perikanan pada tahun 1989.
Tahun 1990 penulis bekerja pada Proyek Informasi Pertanian Kalasey
Sulawesi Utara, kemudian diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada tahun 1992 di
Balai Informasi Pertanian Sulawesi Utara. Tahun 1996 institusi ini bergabung dengan
Badan Litbang Pertanian (dulunya Badan Diklat Pertanian) dan berganti nama
menjadi Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP) Kalasey
Sulawesi Utara tempat dimana penulis mengabdikan diri sampai sekarang.