Rekrutmen Karang Pada Substrat Beton Di Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah
REKRUTMEN KARANG PADA SUBSTRAT BETON DI
PERAIRAN BATUI, LUWUK, SULAWESI TENGAH
MOHAMAD ICHSAN RAYYAN
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rekrutmen Karang
pada Substrat Beton di Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah adalah benar
karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada Perguruan Tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016
Mohamad Ichsan Rayyan
NIM C54110044
ABSTRAK
MOHAMAD ICHSAN RAYYAN. Rekrutmen Karang pada Substrat Beton di
Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh BEGINER SUBHAN
dan MUJIZAT KAWAROE.
Rekrutmen karang merupakan awal proses keberhasilan penempelan larva
karang yang ditandai dengan kemunculan koloni-koloni karang yang masih muda
pada substrat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji rekrutmen karang
berdasarkan genus dan variasi ukuran pada substrat beton di perairan Batui,
Luwuk, Sulawesi Tengah. Pengamatan rekrutmen karang berupa data foto
underwater yang diambil secara tegak lurus dan diolah menggunakan software
ImageJ 1.41 dilakukan mulai bulan April hingga Juni 2015 di Laboratorium
Selam ilmiah, ITK, FPIK, IPB. Hasil menunjukan teridentifikasi sebanyak 653
koloni karang yang terdiri dari 23 genus yang menempel pada 18 substrat beton
yang masing-masing memiliki 5 sisi penempelan karang. Sisi 1 seluruh substrat
penempelan teridentifikasi sebanyak 17 genus, sisi 2 sebanyak 18 genus, sisi 3
sebanyak 11 genus, sisi 4 sebanyak 11 genus dan sisi 5 sebanyak 10 genus.
Karang rekrut genus Acanthastrea, Acropora, Favites, Pocillopora, Porites dan
Scolymia mendominasi dan teridentifikasi di seluruh sisi penempelan substrat.
Ukuran karang didominasi oleh ukuran 0-2.5 cm dengan jumlah sebanyak 497
koloni. Spons ditemukan sebanyak 4 koloni sebagai biota lain yang menempel
dengan ukuran 4.3 cm, 6.3 cm, 2.8 cm dan 4.4 cm. Substrat beton yang terdapat di
perairan Batui memiliki potensi yang baik dan substrat yang cocok untuk
rekrutmen karang.
Kata kunci: Image J, karang, rekrutmen, substrat beton
ABSTRACT
MOHAMAD ICHSAN RAYYAN. Coral Recruitment on the Concrete Blocks at
Batui Waters, Luwuk, Central Sulawesi. Supervised by BEGINER SUBHAN and
MUJIZAT KAWAROE.
Coral recruitment is the beginning process of coral larva settlement success
marked by the appearance of colonies juvenile coral on the substrate. The
objective of this research is to examine the coral recruitment by identifying the
genera and size variation of the concrete blocks in Batui Waters, Luwuk, Central
Sulawesi. This research of coral recruitment in the form of data underwater photo
taken perpendicularly and processed using ImageJ 1.41 software was conducted
from April to June 2015 in Scientific Diving Laboratory, ITK, FPIK, IPB. The
research showed there are 653 coral colonies was identified that consist of 23
genera are attached to the 18 concrete substrate that have five sides coral
settlement each. First side of the attachment substrate identified 17 genera, 18
genera on second side, 11 genera on third side, 11 genera on fourth side and 10
genera on fifth side. Acanthastrea, Acropora, Favites, Pocillopora, Porites and
Scolymia were dominated and identified on the attachment substrate. The coral
size was dominated by the size of 0-2.5 cm with a total of 497 coral colonies.
Sponges were found up to four colonies also as another biota attached with the
size of 4.3 cm, 6.3 cm, 2.8 cm and 4.4 cm. The concrete substrate at the Batui
waters has good potential and suitable substrate for coral recruitment.
Key words: Coral, Image J, recruitment, concrete substrate
REKRUTMEN KARANG PADA SUBSTRAT BETON DI
PERAIRAN BATUI, LUWUK, SULAWESI TENGAH
MOHAMAD ICHSAN RAYYAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Kelautan
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pengolahan data hingga
penyusunan skripsi dengan lancar. Tema penelitian yang dilaksanakan sejak bulan
Maret hingga Juli 2015 ini adalah “Rekrutmen Karang pada Substrat Beton di
Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah” yang diajukan sebagai salahsatu
syarat untuk menyelesaikan studi Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada :
1.
Beginer Subhan S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing pertama dan Dr. Ir.
Mujizat Kawaroe, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat kepada penulis dalam
pelaksanaan dan penyusunan skripsi.
2.
Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA selaku dosen penguji ujian skripsi yang
telah memberikan arahan, saran, dan nasihat.
3.
Dr. Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc selaku Ketua Departemen Ilmu dan
Teknologi Kelautan.
4.
Dr. Ir. James P. Panjaitan, M.Phill selaku pembimbing akademik atas saran
dan masukannya selama masa studi.
5.
Kedua orang tua, adik, dan keluarga besar atas dukungan doa, perhatian, dan
kasih sayangnya.
6.
Ayu Diah Pitaloka, Fiqreno Gagas Wicaksono, Ardiyanto atas dukungan
dan doanya selama penelitian dan penyusunan skripsi.
7.
Teman-teman ITK 48 atas segala dukungan, bantuan, dan kebersamaannya
selama masa studi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga segala bentuk kritik dan saran penulis harapkan untuk menjadi bahan
evaluasi diri. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2016
Mohamad Ichsan Rayyan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat Lokasi Penelitian
Identifikasi Karang Rekrut
Pengolahan Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rekrutmen Berdasarkan Sisi
Rekrutmen Berdasarkan Genus
Rekrutmen Berdasarkan Genus Pada Tiap Sisi Substrat Beton
Biota lainnya
Rekrutmen Berdasarkan Variasi Ukuran
Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Lokasi Penelitian
Hubungan Genus Karang Rekrut dengan Substrat Beton
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
ix
ix
1
1
2
2
2
4
4
5
5
6
11
14
14
16
17
18
18
19
19
21
41
DAFTAR TABEL
1 Pengukuran Diameter Karang Rekrut
2 Data Kualitas Perairan Lokasi Sekitar Pengambilan Data
15
17
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Peta Lokasi Pengambilan Data Rekrutmen Karang
Sketsa Substrat Beton Penempelan Rekrutmen Karang
Substrat Beton Penempelan Rekrutmen Karang
Jumlah Koloni Karang rekrut Berdasarkan Sisi Penempelan
Genus Karang yang Teridentifikasi
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Seluruh Substrat
Beton
Jumlah Genus pada Tiap Sisi Substrat Beton
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 1
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 2
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 3
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 4
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 5
Biota Lain yang Ditemukan (Spons)
Jumlah Koloni Karang Rekrut Berdasarkan Kategori Ukuran
Hasil Analisi Koresponden Antara Genus Karang Rekrut dengan
Substrat Beton
3
3
4
5
9
9
11
11
12
12
13
13
14
15
18
DAFTAR LAMPIRAN
1 Pengolahan Data software Image J
2 Tabel Hasil Analisis Koresponden
3 Hasil pengolahan data rekrutmen karang
22
24
25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Terumbu karang (Coral Reefs) merupakan ekosistem utama perairan laut
dangkal yang hanya terdapat di perairan laut tropis. Ekosistem ini memiliki
produktivitas serta keanekaragaman yang sangat baik dan terdapat banyak biota
yang bergantung hidup pada keberadaan ekosistem ini. Komponen biota
pembentuk terumbu karang adalah hewan karang batu sebagai organisme laut
yang dapat tumbuh subur dan bersimbiosis dengan zooxanthellae yang
menghasilkan oksigen dan senyawa organik dari hasil fotosintesis yang akan
dimanfaatkan oleh hewan karang untuk hidup sedangkan hewan karang
menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbondioksida untuk
keperluan hidup zooxanthellae (Rudi 2006).
Rekrutmen karang adalah proses awal dari terbentuknya ekosistem terumbu
karang yang kompleks dan dapat memberikan informasi tentang terumbu karang
yang menjadi pioner di suatu perairan. Proses rekrutmen karang ditandai dengan
keberadaan juvenil polip karang yang mengakhiri kehidupannya sebagai plankton
dan menempel pada substrat yang cocok, lalu menjadi bagian dari ekosistem
terumbu karang (Rudi 2006). Menurut Abrar (2011) rekrutmen karang pada
substrat di suatu perairan secara sederhana ditandai dengan kemunculan kolonikoloni karang yang masih muda. Proses rekrutmen karang di sebuah perairan
dapat terjadi secara alami maupun buatan. Secara alami yaitu melalui proses
reproduksi karang yang dapat terjadi secara seksual maupun aseksual yang
kemudian menempel pada substrat tertentu dan tumbuh menjadi koloni atau
ekosistem terumbu karang yang kompleks. Tempat penempelan karang muda
sangat dipengaruhi oleh substrat, menurut Zikrie (2012) permukaan substrat yang
kompleks memberikan variasi orientasi penempelan planula dan sekaligus
perlindungan dari pemangsaan dan perumputan. Reproduksi seksual dilakukan
dengan pembentukan gamet melalui peristiwa gametosis sedangkan reproduksi
secara aseksual dengan cara fragmentasi (pembelahan) atau membentuk
pertunasan (Saputra 2004). Secara buatan dilakukan dengan cara membuat
terumbu buatan yang dapat memicu penempelan larva karang.
Substrat beton dipilih sebagai salah satu media yang cocok untuk
pertumbuhan rekrutmen karang dan pemulihan ekosistem terumbu karang, karena
permukaannya yang kasar dan keras. Hal ini sesuai dengan Harrison dan Wallace
(1990) yang menyatakan bahwa keberhasilan rekrutmen karang di lingkungan
terumbu karang salah satunya ditentukan oleh substrat yang keras untuk
penempelan larva karang. Menurut Fox (2004) yang mengkaji rekrutmen karang
antara daerah yang dilakukan pengeboman dan yang tidak dilakukan pengeboman
di Taman Nasional Pulau Komodo, rekrutmen karang Sclerectinia dengan
pemakaian substrat batu memperlihatkan hasil yang cukup nyata. Informasi
mengenai pendataan dan pengelolaan terumbu karang muda (juvenil) hingga
dewasa dengan melihat lokasi dan substrat penempelan rekrutmennya sangat
penting untuk diketahui. Lokasi pengambilan data yang berdekatan dengan
perusahaan gas dan minyak yang menyebabkan adanya limbah antropogenik dan
2
industri serta tumpahan minyak di laut melalui run off sungai yang menjadikan
ancaman utama bagi kelestarian ekosistem terumbu karang.
Dampak langsung dan tidak langsung dari kegiatan eksploitasi minyak dan
gas tersebut maka penelitian tentang rekrutmen karang perlu dilakukan pada
substrat beton yang ada di sekitar perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah
sebagai langkah awal untuk memantau dan menjaga kelestarian ekosistem
terumbu karang di sekitar lokasi tersebut dan sejalan dengan Bachtiar et al. (2012)
informasi tentang rekrutmen karang dapat menunjukkan awal mula pertumbuhan
karang yang dapat hidup tumbuh dan berkembang di suatu perairan serta dapat
melihat dan memperkirakan keberlanjutan hidup biota yang bersimbiosis dengan
terumbu karang dan rekrutmen karang penting sebagai modal utama dalam
pemulihan komunitas karang di perairan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengkaji rekrutmen karang berdasarkan genus dan
variasi ukuran yang terdapat pada substrat beton di perairan Batui, Luwuk,
Sulawesi Tengah.
METODE
Waktu dan Tempat
Pengambilan data rekrutmen karang dilaksanakan pada tanggal 26-28
Febuari 2015 di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah (Gambar 1) yang
berdekatan dengan lingkungan sekitar PT. Donggi Senoro LNG yang merupakan
perusahaan pensuplai gas yang beroperasi di daerah pesisir Uso, Kabupaten
Luwuk, serta berdekatan langsung dengan daerah yang terkena limpasan Sungai
Batui dan Uso dan pengembangan Jetty serta MOF dan adanya pengaruh dari
Sungai Kompanga. Sungai Kompanga adalah sebuah sungai kecil yang
dipengaruhi oleh air laut saat pasang tinggi. Pengolahan data serta analisis data
dilakukan pada bulan April-Juni 2015 di Laboraturium Selam Ilmiah, bagian
Hidrobiologi Laut, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB.
Data rekrutmen karang diperoleh dari 18 substrat beton yang
ditenggelamkan pada kedalaman 9 meter di dalam perairan yang ditempatkan
sesuai dengan kontur alami dasar substrat dan diletakkan sejajar garis pantai
sepanjang kurang lebih 200 meter. Substrat beton masing-masing terbagi atas 5
sisi, pada sisi 1-4 bentuk substrat beton untuk penempelan rekrutmen karang
merupakan bentuk pada posisi sisi vertikal dan sisi 5 merupakan bentuk pada
posisi sisi horizontal dan dapat dilihat pada Gambar 2 adalah sketsa pemasangan
posisi substrat beton terhadap darat dan laut. Sisi 2 pada substrat beton
penempelan rekrutmen karang merupakan posisi yang menghadap ke laut lepas,
pada sisi 4 adalah posisi pada substrat beton yang menghadap ke arah pantai dan
sisi 5 merupakan posisi pada substrat beton yang menghadap ke permukaan air
laut.
3
Gambar 1 Peta lokasi pengambilan data rekrutmen karang
Gambar 2 Sketsa substrat beton penempelan rekrutmen karang
4
Gambar 3 Substrat beton penempelan rekrutmen karang
Substrat beton atau yang biasa disebut modul yang digunakan dalam
penelitian rekrutmen karang di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah adalah
model piramida (Gambar 3). Menurut Surveyor Indonesia (2013) model ini dipilih
karena berdasarkan informasi awal bahwa perairan Luwuk memiliki sedimentasi
tinggi ketika musim hujan, yang dapat menyebabkan fragmen karang tertutup oleh
sedimen. Penempelan rekrutmen karang juga dipengaruhi oleh bentuk dan jenis
substrat, bentuk dan kekuatan daya modul yang berasal dari bahan dasar yang
keras membuat planula karang mudah untuk menempel dan bertahan dari
gelombang air laut. Menurut Rudi (2006) substrat keras apapun akan mampu
untuk dikolonisasi dan dijadikan tempat hidup oleh rekrut karang sebagai tempat
melekatkan diri untuk karang setelah melewati fase hidup sebagai organisme
planktonik pada waktu larva.
Identifikasi Karang Rekrut
Koloni rekrutmen karang diamati dan difoto dengan menggunakan kamera
underwater secara tegak lurus dari posisi penempelan karang dan dibantu dengan
penggaris (cm) sebagai acuan untuk pengukuran diameter rekrutmen karang. Data
foto koloni karang rekrut pada setiap substrat beton dan masing-masing sisinya
diidentifikasi hingga mendapatkan nama genus dengan mencocokkan dan
membandingkan hasil foto karang rekrut berdasarkan kesamaan genus karang
yang berpedoman buku identifikasi karang Veron (2000), buku kehidupan laut
tropis Tulamben (Subhan et al. 2015) dan Coral ID (Veron and Stafford-Smith
2002).
Pengolahan Data
Pengolahan data foto dengan menggunakan perangkat lunak Image J 1.41
untuk mendapatkan nilai diameter karang rekrut dan pengolahan data tampilan
grafik menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2010. Prosedur perolehan
data dengan mengawali penentuan skala (tool bar set scale) pada data foto karang
rekrut dilakukan untuk mendapatkan nilai diameter yang sesuai dengan acuan
ukuran yang ada yaitu penggaris dengan satuan sentimeter (cm). Proses
5
selanjutnya adalah memilih straight line selections pada tool bar, kemudian pilih
analyze, lalu pilih set measurements, lalu pilih feret’s diameter, kemudian
mengkalibrasikan skala sepanjang 1 cm pada pengggaris acuan lalu pilih dan isi
kolom set scale pada tool bar (analyze) dengan 1 cm sebagai penentuan skala
pada pengukuran karang rekrut. Selanjutnya pilih straight line selections dan tarik
garis lurus pada karang rekrut untuk menentukan diameter terpanjang. Langkah
terakhir adalah memilih measure dengan dengan memilih tool bar (analyze), lalu
hasil pengukuran akan tampil secara otomatis dan simpan hasil dalam bentuk
dokumen (.txt). Secara keseluruhan pengolahan data dapat dilihat pada lampiran 1.
Analisis data dilakukan dengan penyajian data analisis deskriptif dan
analisis koresponden (Correspondence Analysis). Analisis ini dilakukan untuk
menggambarkan dan mendeskripsikan perolehan data atau hasil pengamatan
berupa grafik maupun tabel yang telah didapatkan dan membandingkannya serta
menambahkan informasi yang dibutuhkaan dengan literatur yang sesuai dan
analisis korespondensi untuk mengetahui hubungan antara dua variabel berbeda
yakni pada penelitian ini adalah antara genus karang rekrut dengan substrat beton.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rekrutmen Berdasarkan Sisi
Rekrutmen karang pada penelitian ini diidentifikasi pada masing-masing sisi
penempelan karang rekrut pada substrat beton dan didapatkan jumlah koloni
karang rekrut sebanyak 653 koloni beserta biota lainnya yaitu spons. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penempelan karang rekrut pada substrat beton dan
masing-masing sisinya memiliki jumlah koloni karang rekrut yang berbeda-beda.
Grafik jumlah penempelan karang rekrut pada setiap sisi substrat beton secara
keseluruhan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1
2
3
4
Sisi Penempelan Karang Rekrut Pada Substrat Beton
5
Gambar 4 Jumlah koloni karang rekrut berdasarkan sisi penempelan
6
Berdasarkan Gambar 4 didapatkan jumlah koloni karang rekrut yang ada
pada sisi 1, 2, 3 substrat beton penempelan memiliki jumlah yang relatif hampir
sama, namun berbeda cukup banyak dengan jumlah koloni karang rekrut yang ada
pada sisi 4 dan 5. Jumlah koloni karang rekrut pada sisi 1 adalah 161 koloni, sisi 2
terdapat 157 koloni, sisi 3 terdapat 158 koloni, sisi 4 terdapat 90 koloni dan sisi 5
terdapat 87 koloni rekrutmen karang. Perbedaan jumlah koloni pada setiap sisi
disebabkan karena struktur bangunan berbentuk balok vertikal sehingga disukai
untuk menempel planula larva karang dan letak sisi tersebut terhadap datangnya
arus laut. Hal ini sesuai dengan Babcock & Mundy (1996) dan Munasik (2008)
yang menyatakan bahwa penempelan larva karang umumnya terjadi pada
permukaan vertikal. Sisi 2 adalah sisi pada permukaan vertikal substrat beton
yang langsung berhadapan dengan laut lepas, gelombang yang diduga masuk ke
pantai dan mendekati daratan memungkinkan membantu proses reproduksi karang
dan penempelan koloni karang muda yang terbawa oleh arus air laut tersebut.
Sedangkan pada sisi 5 adalah letak sisi horizontal pada permukaan beton substrat
penempelan yang menghadap ke permukaan laut yang memiliki jumlah rekrutmen
paling sedikit diantara sisi lainnnya, hal ini diduga ada pengaruh sedimentasi dari
perairan yang menutupi substrat beton pada sisi 5 sehingga rekrutmen karang
yang menempel menjadi sedikit.
Rekrutmen Berdasarkan Genus
Proses dan peristiwa kemunculan koloni karang muda dihasilkan melalui
reproduksi, kemudian menempel pada substrat. Pada proses rekrutmen karang,
terdapat dua hal penting yang sangat menentukan yaitu ketersediaan larva dan
substrat yang cocok (Muliari 2011). Rekrutmen karang yang teridentifikasi pada
substrat beton pengamatan sebanyak 23 genus yaitu Acanthastrea, Acropora,
Agaracia, Astreopora, Blastomussa, Cyphastrea, Coeloceris, Cycloceris,
Cynarina, Echinopora, Favia, Favites, Galaxea, Goniastrea, Leptastrea,
Leptoseris, Montastrea, Montipora, Oxypora, Pocillopora, Porites, Psammocora,
Scolymia (Gambar 5) dan grafik sebaran karang rekrut berdasarkan genus secara
keseluruhan seperti ditunjukkan pada Gambar 6.
ACROPORIDAE
Acropora
Astreopora
Montipora
7
AGARICIIDAE
Agaracia
Coeloseris
Leptoseris
FAVIIDAE
Chypastrea
Echinopora
Favia
Favites
Goniastrea
Leptastrea
Montastrea
8
MUSSIDAE
Acanthastrea
Blastomussa
Scolymia
FUNGIIDAE
SIDERASTREIIDAE
Cycloseris
Psammocora
OCULINIDAE
PECTINIIDAE
Galaxea
Oxypora
Cynarina
9
POCILLOPORIDAE
PORITIDAE
Pocillopora
Porites
Favites
Acropora
160
140
120
40
20
Porites
Psammocora
Scolymia
60
Galaxea
Goniastrea
Leptastrea
Leptoseris
Montastrea
Montipora
Oxypora
80
Agaracia
Astreopora
Blastomussa
Cyphastrea
Coeloceris
Cycloceris
Cynarina
Echinopora
Favia
100
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
180
Pocillopora
Gambar 5 Genus karang yang teridentifikasi
0
Genus Karang Rekrut
Gambar 6 Jumlah koloni per genus karang rekrut di seluruh substrat beton
Karang rekrut jenis Acropora, Favites dan Pocillopora merupakan genus
karang rekrut dari 23 genus yang mendominasi pada substrat beton pengamatan
dengan masing-masing genus Acropora berjumlah 129 koloni karang, genus
Favites berjumlah 145 koloni karang dan genus Pocillopora berjumlah 164 koloni
karang.
Genus Pocillopora merupakan karang rekrut yang paling banyak ditemukan
di seluruh stasiun, hal ini kemungkinan berkaitan dengan kemampuan pencaran
(dispersal) larva karang masing-masing jenis akibat perbedaan cara reproduksi
(Richmond 1997) dan menurut Munasik (2008) jenis karang yang menempel pada
awalnya didominasi oleh karang perintis selanjutnya jenis karang yang menempel
ditentukan oleh komposisi jenis karang alami di sekitarnya. Mendominasinya
genus Pocillopora menurut Saputra (2004) diduga karena genus tersebut
memijahkan planulanya setiap bulan sepanjang musim dan termasuk genus
brooder (pengeram) yang memiliki planula yang lebih besar dibandingkan dengan
genus spawner (pemijah) sehingga genus tersebut memiliki tingkat kelangsungan
hidup yang lebih tinggi dan planula yang dihasilkan leh genus brooder merupakan
10
planula yang siap untuk menempel dan bermetamorfosis bila telah menemukan
substrat yang cocok. Sedangkan jumlah genus yang paling sedikit ditemukan pada
seluruh substrat beton pengamatan adalah Astreopora, Echinopora dan Galaxea
masing-masing dengan jumlah 1 koloni karang, hal ini diduga karena genus
tersebut memijah hanya pada musim tertentu.
Penelitian tentang rekrutmen karang yang dilakukan oleh Rudi (2006) di
Kepulauan Seribu DKI Jakarta yang mengkaji kemampuan rekrutmen karang di
tiga kondisi terumbu karang berbeda dengan menggunakan rangka besi yang
didalamnya terdapat substrat semen, genteng dan batu kapur sebagai substrat
penempelan rekrutmen karang pada kedalaman 5 meter, didapatkan hasil di Pulau
Lancang dengan kondisi terumbu karang yang buruk bahwa rekrutmen yang
menempel pada substrat penempelan didominasi oleh Pocillopora damicornis dan
pada habitat alami didominasi oleh Porites sp., sedangkan di Pulau Payung
dengan kondisi terumbu karang yang baik didapatkan hasil rekrutmen karang
yang menempel pada substrat penempelan didominasi oleh Pocillopora
damicornis dan pada habitat alami didominasi oleh Montipora digitata dan
diperoleh hasil rekut karang dari famili Pocilloporidae adalah yang paling
dominan didapatkan dalam hal kelimpahan dan kehadiran sepanjang pengamatan
dan mampu tumbuh sampai berukuran koloni beberapa sentimeter yang
mengindikasikan bahwa karang dengan r-strategi ini adalah kelompok pionir
dalam rekrutmen karang.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2004) di Pulau
Payung dengan menggunakan rak besi dan didalamnya terdapat substrat karang
mati, gerabah dan semen sebagai media untuk melihat rekrutmen karang untuk
menempel dan tumbuh dan didapatkan hasil rekrutmen karang sebanyak 68 koloni
yang terbagi atas 6 genus yaitu Pocillopora sebanyak 36 koloni, Seriatopora
sebanyak 23 koloni, stylopora sebanyak 1 koloni, Acropora sebanyak 2 koloni,
Porites sebanyak 5 koloni dan Galaxea sebanyak 1 koloni.
Penelitian yang hampir sama tentang rekrutmen yang dilakukan oleh
Bachtiar et al. (2012) di terumbu perairan Pulau Lembata dan sekitarnya pada
tingkat genus didapatkan komposisi anakan karang (rekrutmen) yang ditemukan
terdiri dari 30 genus. Karang Seriatopora, Pocillopora, Acropora, Montipora, dan
Anacropora merupakan jenis karang rekrut yang banyak ditemukan di perairan ini,
namun tidak hanyak rekrutmen karang yang ditemukan tetapi karang lunak dan
fauna lain seperti Drupella sp. atau bintang laut Acanthaster plancii juga tercatat
dalam penelitian ini yang menyebabkan rekrutmen karang di perairan Pulau
Lembata memiliki ruang sangat sedikit untuk berkembang, hal ini dikarenakan
tutupan karang yang besar, tutupan biota lain, predasi dan kompetisi ruang dari
karang lunak dan fauna lainnya tersebut.
Penelitian rekrutmen karang di perairan Pulau Pramuka dan Gosong
Pramuka yang juga dilakukan oleh Aziz et al. (2011) pada kedalaman 3-10 meter
ditemukan sejumlah 457 koloni karang dari 21 genus. Jumlah koloni karang
rekrutnya didominasi oleh Porites, Pocillopora dan Cyphastrea dan penelitian ini
efektif dengan menggunakan terumbu buatan beton untuk membuat habitat baru
bagi karang, ikan karang dan biota lainnya terutama pada ekosistem terumbu
karang yang telah rusak. Kompetisi antara rekrutmen karang dengan alga juga
tercatat dan menyebabkan ketersediaan ruang untuk berkembangnya juvenil
karang menjadi sangat terbatas.
11
Rekrutmen Berdasarkan Genus Pada Tiap Sisi Substrat Beton
Jumlah Genus (Koloni)
Genus karang rekrut yang teridentifikasi dan tersebar dalam 5 sisi pada
masing-masing substrat beton memiliki jumlah yang beragam (Gambar 7). Sisi 1
teridentifikasi jumlah genus sebanyak 17 genus, pada sisi 2 merupakan yang
paling banyak teridentifikasi diantara sisi lainnya dengan jumlah sebanyak 18
genus, sisi 3 dan 4 teridentifikasi sebanyak 11 genus dan sisi 5 teridentifikasi
sebanyak 10 genus.
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1
2
3
4
Sisi Penempelan Karang Rekrut Pada Substrat Beton
5
Gambar 7 Jumlah genus pada tiap sisi substrat beton
40
Pocillopora
45
35
0
Genus Karang Sisi 1
Gambar 8 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 1
Scolymia
Psammocora
Porites
Oxypora
Montastrea
Leptoseris
Leptastrea
Galaxea
5
Echinopora
10
Cynarina
15
Blastomussa
20
Astreopora
25
Agaracia
30
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
50
Favites
Acropora
Sisi penempelan karang rekrut memiliki sebaran genus yang teridentifikasi
dengan masing-masing jumlah koloni rekrutmennya (Gambar 8-12). Gambar 8
merupakan genus yang teridentifikasi pada sisi 1 penempelan rekrutmen pada
substrat beton beserta jumlah koloni rekrutmennya.
12
30
Porites
Montastrea
Leptoseris
Leptastrea
Goniastrea
Favia
Cycloceris
Coeloceris
5
Cyphastrea
10
Blastomussa
15
Agaracia
20
Cynarina
25
Scolymia
35
Psammocora
Pocillopora
40
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
45
Favites
Acropora
Berdasarkan Gambar 8, karang genus Acropora, Favites dan Pocillopora
merupakan 3 genus karang terbanyak yang teridentifikasi dengan jumlah
rekrutmen genus Acropora sebanyak 44 koloni, rekrutmen genus Favites
sebanyak 36 koloni dan rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 33 koloni.
0
Genus Karang Sisi 2
Gambar 9 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 2
Pocillopora
Gambar 9 merupakan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 2
penempelan karang pada substrat beton. Karang genus Acropora, Favites dan
Pocillopora masih merupakan 3 genus karang terbanyak yang teridentifikasi
dengan jumlah rekrutmen genus Acropora sebanyak 42 koloni, rekrutmen genus
Favites sebanyak 31 koloni dan rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 28 koloni.
0
Genus Karang Sisi 3
Gambar 10 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 3
Scolymia
Psammocora
Porites
Montastrea
10
Leptastrea
20
Favia
30
Cynarina
40
Favites
Acropora
50
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
60
13
25
Porites
Montipora
Montastrea
Leptastrea
Favia
5
Cycloceris
10
Acropora
15
Scolymia
20
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
30
Pocillopora
Favites
Gambar 10 menunjukan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 3
penempelan karang pada substrat beton. Karang genus Acropora, Favites dan
Pocillopora masih ditemukan mendominasi dengan jumlah rekrutmen genus
Acropora sebanyak 28 koloni, rekrutmen genus Favites sebanyak 30 koloni dan
rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 52 koloni.
0
Genus Karang Sisi 4
Gambar 11 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 4
Pocillopora
Gambar 11 menunjukan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 4
penempelan karang pada substrat beton. Karang dengan genus Favites,
Pocillopora dan Scolymia adalah 3 genus yang mendominasi pada sisi ini dengan
jumlah masing-masing rekrutmen genus Favites sebanyak 27 koloni, rekrutmen
genus Pocillopora sebanyak 26 koloni dan rekrutmen genus Scolymia sebanyak
13 koloni.
Favites
25
Scolymia
Psammocora
Porites
Leptoseris
5
Favia
10
Cynarina
15
Acropora
20
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
30
0
Genus Karang Sisi 5
Gambar 12 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 5
14
Gambar 12 menunjukan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 5
penempelan karang pada substrat beton. Berdasarkan Gambar 12, karang dengan
genus Favites, Pocillopora dan Scolymia masih mendominasi sebagai 3 genus
terbanyak yang teridentifikasi dengan jumlah masing-masing rekrutmen genus
Favites sebanyak 27 koloni, rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 26 koloni,
dan rekrutmen genus Scolymia sebanyak 13 koloni.
Karang rekrut dengan genus Acanthastrea, Acropora, Favites, Pocillopora,
Porites dan Scolymia merupakan karang yang ditemukan dan teridentifikasi di
seluruh substrat beton pengamatan. Sisi penempelan rekrutmen pada substrat
beton juga memiliki genus yang dominan ditemukan diantara genus karang
lainnya, sisi 1 terdapat genus Acropora yang paling banyak ditemukan dengan
jumlah rekrutmen sebanyak 44 koloni, sisi 2 genus Acropora juga teridentifikasi
paling banyak ditemukan dengan jumlah rekrutmen sebanyak 42 koloni, sisi 3
genus Pocillopora dengan jumlah rekrutmen sebanyak 52 koloni, sisi 4 rekrutmen
genus Favites berjumlah 27 koloni dan sisi 5 genus Pocillopora juga memiliki
jumlah paling banyak ditemukan dengan jumlah rekrutmen sebanyak 25 koloni.
Biota Lainnya
Biota yang ditemukan pada substrat beton pengamatan tidak hanya
rekrutmen karang tetapi juga koloni spons (Gambar 13). Keberadaan spons pada
substrat beton memiliki kerugian tersendiri bagi kelangsungan hidup rekrutmen
karang, karena terdapat kompetisi persaingan tempat dari tutupan tubuh spons
bagi karang rekrut untuk dapat tumbuh dan berkembang. Sebanyak 4 koloni spons
ditemukan masing-masing pada sisi penempelan 2, 3 dan 5 substrat beton.
Memiliki ukuran yang beragam, koloni spons pada sisi 2 memiliki ukuran 6–10
cm, spons pada sisi 3 memiliki ukuran 3–5 cm dan spons pada sisi 5 memiliki
ukuran 0–2.5 cm.
Gambar 13 Biota lain (spons)
Rekrutmen Berdasarkan Variasi Ukuran
Rekrutmen karang berdasarkan variasi ukuran pada penelitian ini meliputi
pengukuran diameter karang rekrut. Pengukuran terhadap diameter karang rekrut
berdasarkan klasifikasi Obura (2009) dibedakan dalam dua kelas ukuran koloni
15
karang rekrut yaitu kecil (≤10 cm) dan besar (>10 cm). Hasil pengukuran diameter
karang rekrut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Pengukuran diameter karang rekrut
Diameter rekrutmen (cm)
Jumlah
0–2.5
3–5
6–10
497
151
5
3-5 cm
6-10 cm
20
6-10 cm
6-10 cm
40
3-5 cm
6-10 cm
60
3-5 cm
80
3-5 cm
6-10 cm
0-2.5 cm
100
0-2.5 cm
0-2.5 cm
0-2.5 cm
120
3-5 cm
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
140
0-2.5 cm
Hasil pengukuran diameter karang rekrut menunjukkan kisaran diameter
yang paling umum adalah pada kategori ukuran 0–2.5 cm dengan jumlah 497
koloni karang yang banyak tersebar di seluruh sisi 1 substrat beton. Menurut
Obura (2009) kisaran ini termasuk dalam kategori ukuran karang rekrut yang kecil.
Kategori ukuran 3–5 cm teridentifikasi jumlah koloni sebanyak 151 dan kategori
6–10 cm memiliki jumlah koloni sebanyak 5.
Sisi 1-5 pada substrat beton pengamatan didominasi oleh karang rekrut
dengan kategori diameter 0–2.5 cm (Gambar 14). Pada sisi 1 kategori 0–2.5 cm
yang ditemukan sebanyak 117 koloni karang, sisi 2 dengan kategori 0–2.5 cm
sebanyak 111 koloni karang, sisi 3 dengan kategori 0–2.5 cm sebanyak 127 koloni
karang, lalu sisi 4 dengan kategori 0–2.5 cm sebanyak 67 koloni karang dan sisi 5
dengan kategori 0–2.5 cm sebanyak 75 koloni karang. Jumlah ini sangat berbeda
dengan kategori diameter 3–5 cm pada seluruh substrat beton yang hanya
berjumlah 148 koloni karang. Apabila dilihat dari jumlah pada kisaran ukuran
diameter karang rekrut, hal ini sejalan dengan Palupi et al. (2012) bahwa ukuran
juvenil karang dengan tingkat kelulushidupan tertinggi dicapai pada saat juvenil
berukuran 2–4.9 cm dan akan mengalami penurunan pada ukuran diameter 5 cm.
0
1
2
3
4
Sisi Penempelan Karang Rekrut Pada Substrat Beton
5
Gambar 14 Jumlah koloni karang rekrut berdasarkan kategori ukuran
16
Koloni karang rekrut pada masing-masing genus memiliki ukuran yang
berbeda-beda, dari ukuran tersebut dapat diperkirakan jenjang umur dalam
beberapa bulan atau beberapa tahun karang rekrut yang ada pada substrat beton di
perairan ini telah hidup. Menurut beberapa penelitian mengungkapkan karang
memiliki pertumbuhan yang cukup lambat. Berdasarkan pengamatan karang
rekrut yang tumbuh di substrat beton dan armoflex di Maldives dan waktu
pemijahan, Clark dan Edwards (1995) melaporkan bahwa rekrutmen sudah dapat
dilihat dengan mata telanjang penyelam setelah berusia lebih dari 10 bulan.
Menurut Suharsono (2008) jenis-jenis karang bercabang seperti Acropora dan
Pocillopora memiliki pertumbuhan 6–8 cm/tahun sedang jenis karang massive
seperti Porites dan Lobophyllia memiliki pertumbuhan 0.5–1 cm/tahun. Jadi dapat
diperkirakan rekrutmen karang di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah masih
berumur sangat muda yaitu sekitar 10–24 bulan.
Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Lokasi Penelitian
Data kualitas air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data JGCDonggi Senoro dalam laporan pemantauan terumbu karang tahun 2012 yang
dilakukan oleh PT. Donggi Senoro LNG sebagai upaya untuk memonitoring
kondisi terumbu karang di sekitar perusahaan gas dan minyak tersebut.
Pengambilan data dilakukan pada 2 lokasi di perairan laut yang berdekatan
dengan LNG Jetty dan MOF Jetty dan dilaksanakan pada bulan Maret, April dan
Mei 2012. Parameter lingkungan yang diukur terdiri atas parameter fisika dan
kimia. Parameter fisika seperti kecerahan, suhu, dan kekeruhan dilakukan secara
in situ. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer, kecerahan
perairan diukur dengan menggunakan visual observation dan kekeruhan diukur
dengan menggunakan turbidity meter. Parameter kimia yang diukur adalah pH,
DO, amonia dan zink. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter,
pengukuran DO dengan menggunakan DO meter, pengukuran amonia dan zink
dengan menggunakan spektrofotometri. Secara keseluruhan data kualitas air yang
diperoleh ditujukan pada Tabel 2.
Data kualitas air yang diperoleh untuk setiap parameter dari lokasi LNG dan
MOF Jetty pada bulan Maret, April dan Mei 2012 berada pada kisaran tertentu,
untuk parameter kecerahan berkisar antara 9–20 meter, suhu berkisar antara 25.6–
31.00 oC, kekeruhan berkisar antara 0.29–2.84 NTU, pH berkisar antara 7.93–
8.16, DO berkisar antara 6.15–7 mg/l, ammonia tidak ditmukan terukur dan zink
0.04–0.03 mg/l.
Parameter yang diukur untuk pengukuran kualitas perairan masing-masing
memiliki nilai optimal untuk mendukung kehidupan rekrutmen karang. Menurut
Kepmen LH No. 51 (2004) nilai optimal parameter fisik yaitu kecerahan berada
pada nilai lebih dari 5 meter, suhu berkisar antara 28–30 oC dan nilai kekeruhan
optimal berada pada nilai kurang dari 5 NTU. Parameter kimia yaitu pH memiliki
nilai yang optimal yang berkisar antara 7–8.5, DO memiliki nilai lebih dari 5
mg/l, nilai ammonia 0.3 mg/l dan zink 0.05 mg/l.
17
Tabel 2 Data kualitas perairan lokasi sekitar pengambilan data
(Kepmen
LNG Jetty
MOF Jetty
LH No. 51
No Parameter
Tahun
Maret April Mei Maret April Mei
2004).
A Fisika
Kecerahan
1
20
7
9
12
12
9
>5
(m)
Natural
o
2
Suhu ( C) 25.6
30.8
31.3 30.0
30.0 31.0 Coral: 28 –
30
Mangrove:
28 – 32
Kekeruhan
3
0.29
2.84
0.55 1.58
1.58 0.61 5
Ammonia
6
(NH3-N)
0.3
(mg/l)
Zink (Zn)
7
0.04
0.03
0.03 0.03
0.03 0.03 0.05
(mg/l)
a
Sumber: JGC Donggi Senoro LNG dalam Surveyor Indonesia. 2012
Hubungan Genus Karang Rekrut dengan Substrat Beton
Hubungan genus karang rekrut yang teridentifikasi dengan substrat beton di
perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah dapat dianalisis dengan Analisis
Koresponden (Correspondence Analysis). Hasil analisis koresponden dapat dilihat
pada Gambar 15.
Hasil analisis koresponden memperlihatkan hubungan sebesar 38.73 % dari
total keragaman. Informasi hubungan antara genus karang rekrut dan substrat
beton terpusat pada sumbu 1 (20.57 % dari keragaman total) dan sumbu 2
(18.16 % dari keragaman total). Gambar 15 memperlihatkan terdapat 3 kelompok
hubungan antara genus karang rekrut dan substrat beton. Kelompok 1
mengindikasikan bahwa genus karang rekrut Acanthastrea, Cycloceris, Cynarina,
Galaxea dan OT (other) atau biota lain yaitu spons memiliki hubungan
keterkaitan erat dengan substrat beton nomor 1 dan 11, apabila dilihat lebih teliti
pada kelompok 1 ini genus Galaxea yang posisi titiknya terlihat berada jauh dari
hubungan terhadap substrat batu nomor 1 dan 11 pada sumbu grafik tersebut
mengindikasikan genus Galaxea menjadi satu-satunya genus pada kelompok 1 ini
yang memiliki hubungan namun tidak erat.
Gambar 15 juga memperlihatkan kelompok 2 bahwa genus karang rekrut
Coeloceris, Favia, Oxypora dan Porites memiliki hubungan keterkaitan erat
dengan substrat beton nomor 5 karena posisi titik yang saling berdekatan dan
18
berada pada sumbu utama, namun bila dilihat lebih teliti lagi bahwa genus karang
rekrut Coeloceris memiliki posisi titik yang cukup jauh dan renggang terhadap
titik substrat nomor 5 yang berarti keduanya memiliki hubungan tetapi tidak erat.
Kelompok 3 menjelaskan bahwa genus karang rekrut Pocillopora memiliki
hubungan keterkaitan yang erat dengan substrat beton nomor 8, 12, 15, 16 dan 17,
karena semua titiknya berada terpusat dan dekat dengan sumbu utama dan
persinggungan antara sumbu F1 dan F2. Terlebih genus Pocillopora yang titiknya
sangat berdekatan dengan substrat beton nomor 16 sehingga dapat diartikan
memiliki hubungan yang sangat erat antara kedua variabel.
3
Kelompok 2
Coeloceris
2
Kelompok 1
F2 (18,16 %)
Oxypora
Goniastrea
Montipora
1
Favia
Porites
4
6
Montastrea
5
Galaxea
Leptoseris
Leptastrea
7
2
Scolymia
3
Acanthastrea
11
Cycloceris
18 10
Favites Psammocora
Blastomussa
1
16 13 Acropora
Cynarina OT (Sponge)
Pocillopora 89 14
12
Agaracia
17
Astreopora
15
Cyphastrea
0
Echinopora
Kelompok 3
-1
-2
-1
0
1
F1 (20,57 %)
BETON
2
3
4
GENUS
Gambar 15 Hasil analisis koresponden antara genus karang rekrut dengan
substrat beton
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Substrat beton yang terdapat di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah
memiliki variasi jumlah genus yang teridentifikasi, usia karang rekrut yang masih
muda sehingga mengindikasikan potensi yang baik dan substrat yang cocok untuk
19
rekrutmen karang. Karang rekrut genus Acanthastrea, Acropora, Favites,
Pocillopora, Porites dan Scolymia mendominasi penempelan karang rekrut pada
substrat beton yang dapat menjadi pionir terumbu karang di perairan ini. Sisi 2
pada seluruh substrat beton penempelan memiliki keragaman karang rekrut
tertinggi dibandingkan keempat sisi lainnya dan sisi 3 pada substrat beton
merupakan sisi yang paling banyak didominasi oleh rekrutmen karang dengan
kategori ukuran 0–2.5 cm. Sehingga sisi penempelan rekrutmen karang pada
posisi substrat beton vertikal lebih banyak ditumbuhi oleh rekrutmen karang
dibandingkan sisi substrat beton horizontal.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai kondisi perairan di Batui, Luwuk, Sulawesi
Tengah terhadap pertumbuhan rekrutmen karang dalam periode pengamatan yang
berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar M. 2011. Kelulusan hidup rekrutmen karang (Scleractinia) di perairan
gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Aziz AM, Kamal MM, Zamani NP, Subhan B. 2011. Coral settlement on concrete
artificial reefs in Pramuka Island waters, Kepulauan Seribu, Jakarta and
management option. Journal of Indonesian Coral reefs 1(1):55-64
Babcock RC, Mundy CP. 1996. Coral recruitment: Consequences of settlement
choice for early growth and survivorship of two Scleractinians. J. Exp. Mar.
Biol. Ecol (206):179-201.
Bachtiar I, Abrar M, Budiyanto A. 2012. Recruitmen karang Sclerectinia di
perairan Pulau lembata. Ilmu Kelautan 17(1):1-7
Fox HE. 2004. Coral recruitmen in blasted and unblasted sites in Indonesia:
Assesing rehabilitation potential. Mar. Ecol. Prog. Ser. (269): 131-139
Harrison PL, Wallace CC. 1990. Reproduction, dispersal and recruitment of
Scleractinian coral. In Z. Dubinsky (ed): Ecosystem of the world Vol 25,
Coral reefs, pp. 133-207. Elsevier, Amsterdam.
[KEPMENLH]. 2004. Menteri Negara Lingkungan Hidup. Keputusan Nomor 51
Tahun 2004 tentang Nilai Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. (ID)
Muliari. 2011. Kajian kondisi spasial dan temporal terumbu karang dan komunitas
ikan karang pasca tsunami di perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Munasik. 2008. Reproduksi karang Pocillopora damicornis (Linnaeus) di Pulau
Panjang, Jawa Tengah. [disertasi]. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta (ID) 181 hal.
Obura D, Grimsditch G. 2009. Resilience assessment of coral reefs: Rapid
assessment protocol for coral reefs, focusing on coral bleaching and thermal
stress. IUCN. Switzerland (CH): Gland. 70.
20
Palupi RD, Siringoringo RM, Hadi TA. 2012. Status rekruitmen karang
Scleractinia di perairan Kendari Sulawesi Tenggara. Ilmu Kelautan,
17(3):170-175.
Richmond RH. 1997. Reproduction and recrutment in corals: Critical links in the
persistence of reef. Di dalam: Birkeland. Life and death of coral reefs. New
York (US): Chapman and Hall. 175-197.
Rudi E. 2006. Rekrutmen karang (Scleractinia) di ekosistem terumbu karang
Kepulauan Seribu DKI Jakarta [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Saputra S. 2004. Kelimpahan juvenil karang batu dan variasi spasio-temporal
pada substrat keras di lokasi utara dan selatan Pulau Payung Kepulauan
Seribu Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Subhan B, HM Madduppa, D Arafat, MR Himawan, HC Ramadhana, RA
Pasaribu, A Bramandito, D Khairudi, MI Panggarbesi. 2015. Kehidupan
Laut Tropis Tulamben. Bogor (ID): IPB Press, 138+X.
Suharsono. 2008. Jenis-jenis karang di Indonesia. Program COREMAP LIPI.
Jakarta.
[SI] Surveyor Indonesia. 2012. Pemantauan terumbu karang di pesisir proyek PT.
Donggi Senoro LNG. Jakarta (ID)
[SI] Surveyor Indonesia. 2013. Pemantauan terumbu karang di pesisir PT. Donggi
Senoro LNG. Jakarta (ID)
Veron JEN. 2000. Corals of the world Vol.1. Australian Institute of Marine
Science, PMB3, Townsville MC, Qld4810, Australia. 463 p
Veron JEN, Stafford-Smith MG. (2002). Coral ID: an electronic key to the
zooxanthellate scleractinian corals of the world. Release 1. Publisher:
Australian Institute of Marine Science, Townsville, Qld, Australia. CDROM.)
Zikrie N. 2012. Rekrutmen karang pada substrat batu di gosong Pramuka,
Kabupaten administratif Kepulauan Seribu [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
21
LAMPIRAN
22
Lampiran 1 Pengolahan data software Image J
Buka software Image J, pilih file, buka file yang akan diolah lalu pilih straight
line selection pada toolbar dan pilih Alalyze lalu Set Measurement.
Pilih feret’s diameter dan redirect to pada nomer file foto
Tarik garis lurus sepanjang 1 cm pada penggaris acuan dan lakukan kalibrasi
dengan memilih analyze, set scale dan isi kolom known distance dengan 1 cm
23
Tarik garis lurus menyinggung objek rekrutmen karang untuk mendapatkan
diameter terpanjangnya
Lalu piliha analyze dan pilih measure pada tool bar untuk menampilkan
hasilnya. Hasil dapat di save, pilih file lalu save as berupa .txt
24
Lampiran 2 Tabel hasil analisis koresponden
Standard coordinates (rows):
Acanthastre
Acropora
Agaracia
Astreopora
Blastomuss
Cyphastrea
Coeloceris
Cycloceris
Cynarina
Echinopora
Favia
Favites
Galaxea
Goniastrea
Leptastrea
Leptoseris
Montastrea
Montipora
Oxypora
Pocillopora
Porites
Psammocor
Scolymia
OT (Sponge
F1
2.599
-0.133
1.536
1.149
2.609
2.300
0.483
3.195
1.534
0.187
-0.192
-0.340
8.382
-2.722
-0.082
2.731
-2.154
-2.722
-1.107
-0.451
-0.865
0.016
0.881
2.944
F2
0.543
-0.431
-1.057
-1.235
-0.458
-1.367
6.143
-0.047
-0.685
-1.787
2.304
-0.353
2.061
2.685
1.449
1.984
1.154
2.685
3.523
-0.628
2.166
-0.397
0.842
-0.605
F3
-0.464
0.630
-1.376
-2.455
-2.682
1.925
-6.037
0.316
0.210
-0.869
-1.362
-0.350
5.645
3.574
-1.862
4.936
2.599
3.574
-3.153
-0.177
0.930
-0.268
-1.176
2.095
F4
-0.966
-0.407
-3.216
-2.369
-4.808
3.640
1.406
-1.112
0.739
0.882
2.790
0.074
3.666
-3.269
-1.050
1.651
-2.306
-3.269
4.409
0.545
-0.128
-1.120
-1.215
3.856
F5
-1.134
-0.406
-2.372
5.250
0.048
-1.577
2.433
-0.578
2.081
3.132
-0.138
0.679
0.572
4.337
2.175
-0.106
2.893
4.337
-1.552
-0.414
-0.943
-1.481
0.461
4.404
F6
-1.443
0.830
-4.270
4.856
-1.906
0.029
5.029
-2.956
1.552
-3.273
-1.235
-0.684
0.018
-3.491
3.290
1.648
-1.742
-3.491
-1.210
-0.023
0.103
0.452
0.595
-2.008
F3
0.016
0.214
0.035
0.070
0.129
0.053
0.277
0.004
0.004
0.010
0.109
0.107
0.166
0.202
0.198
0.490
0.219
0.202
0.189
0.020
0.097
0.020
0.239
0.080
F4
0.052
0.067
0.143
0.048
0.308
0.140
0.011
0.033
0.041
0.008
0.340
0.004
0.052
0.125
0.047
0.041
0.128
0.125
0.274
0.138
0.001
0.255
0.190
0.202
F5
0.051
0.047
0.055
0.169
0.000
0.019
0.024
0.006
0.229
0.072
0.001
0.214
0.001
0.157
0.143
0.000
0.143
0.157
0.024
0.057
0.053
0.317
0.019
0.188
F7
0.101
-1.052
1.722
3.059
1.788
6.201
-0.142
-1.366
1.115
-5.266
-1.014
-0.511
1.434
2.896
0.318
0.427
2.158
2.896
-0.237
0.895
0.022
-0.132
0.464
-3.618
F8
-0.118
0.356
-3.071
-6.028
-4.354
8.292
6.096
1.904
-1.429
1.833
-0.017
0.189
6.368
2.065
0.877
-2.615
1.101
2.065
-1.428
-0.327
-0.810
1.123
0.071
-1.139
F9
0.382
0.657
-1.199
6.948
2.320
0.250
-6.375
-0.319
0.730
-4.282
2.309
-0.204
8.881
1.066
1.180
-3.465
1.238
1.066
4.150
-0.279
-0.399
-1.150
-0.688
-3.497
F10
0.736
0.389
8.226
-8.978
-2.535
-3.778
6.466
-2.054
0.931
-6.344
0.182
-0.455
0.561
0.211
0.085
-1.015
3.336
0.211
0.779
0.205
-0.777
-0.239
-0.931
1.664
F11
-0.030
-0.054
-3.865
-5.262
-7.555
-4.860
-1.660
2.643
0.718
6.954
0.034
-0.355
5.325
-0.508
-2.393
-1.223
1.253
-0.508
-0.852
0.402
-0.169
-1.299
1.692
-3.042
F12
F13
-1.532 -1.607
-0.026 -0.012
7.843 1.210
0.360 0.064
1.709 0.101
1.342 1.180
3.083 -1.262
4.345 3.014
1.600 0.339
7.487 -16.413
-0.621 0.633
0.387 0.184
2.405 0.240
-2.244 -2.656
-1.195 -3.158
1.207 -1.800
0.455 1.111
-2.244 -2.656
2.222 -1.272
-0.378 -0.264
0.495 0.393
-0.167 0.473
-0.739 1.335
-4.983 2.594
F14
-0.602
-0.166
-2.789
0.443
-0.054
-4.184
0.075
4.697
-1.062
-5.985
-1.255
0.075
3.377
1.765
1.525
3.441
0.333
1.765
7.120
0.251
-1.236
1.664
-0.133
-0.532
F15
-0.394
-0.375
4.895
2.415
-3.276
-3.259
0.050
0.001
-1.153
-4.695
0.125
0.449
13.160
0.271
2.852
-0.027
-3.199
0.271
-6.242
0.262
0.390
-0.535
-0.418
-0.901
F16
-0.713
0.155
1.632
4.563
5.539
0.191
1.760
-3.040
-2.496
4.956
0.537
-0.078
6.641
-4.229
-0.991
2.277
4.355
-4.229
-0.326
0.192
-0.624
-0.899
0.844
0.866
F17
0.850
-0.310
-3.567
11.200
-2.631
-2.685
4.405
-2.365
0.620
0.708
-0.271
0.181
5.316
-0.617
-4.124
-1.132
1.432
-0.617
-0.775
-0.069
0.305
2.745
-0.983
-0.431
F16
0.001
0.000
0.001
0.006
0.014
0.000
0.001
0.008
0.015
0.008
0.000
0.000
0.006
0.007
0.001
0.003
0.015
0.007
0.000
0.001
0.001
0.005
0.003
0.000
F17
0.001
0.001
0.003
0.017
0.001
0.001
0.002
0.002
0.000
0.000
0.000
0.000
0.002
0.000
0.011
0.000
0.001
0.000
0.000
0.000
0.000
0.024
0.002
0.000
Squared cosines (rows):
Acanthastrea
Acropora
Agaracia
Astreopora
Blastomussa
Cyphastrea
Coeloceris
Cycloceris
Cynarina
Echinopora
Favia
Favites
Galaxea
Goniastrea
Leptastrea
Leptoseris
Montastrea
Montipora
Oxypora
Pocillopora
Porites
Psammocora
Scolymia
OT (Sponge)
F1
0.732
0.014
0.064
0.022
0.177
0.110
0.003
0.530
0.342
0.001
0.003
0.147
0.531
0.170
0.001
0.217
0.218
0.170
0.034
0.185
0.122
0.000
0.195
0.230
F2
0.028
0.129
0.027
0.023
0.005
0.034
0.367
0.000
0.060
0.057
0.400
0.140
0.028
0.146
0.154
0.101
0.055
0.146
0.302
0.317
0.675
0.055
0.157
0.009
F6
0.076
0.182
0.166
0.133
0.032
0.000
0.094
0.153
0.118
0.073
0.044
0.201
0.000
0.094
0.302
0.027
0.048
0.094
0.014
0.000
0.001
0.027
0.030
0.036
F7
0.000
0.257
0.024
0.047
0.025
0.236
0.000
0.029
0.054
0.166
0.026
0.098
0.005
0.057
0.002
0.002
0.065
0.057
0.000
0.216
0.000
0.002
0.016
0.103
F8
0.000
0.021
0.054
0.129
0.104
0.301
0.087
0.040
0.063
0.014
0.000
0.010
0.065
0.021
0.013
0.042
0.012
0.021
0.012
0.021
0.023
0.106
0.000
0.007
F9
0.002
0.050
0.006
0.121
0.021
0.000
0.067
0.001
0.012
0.055
0.068
0.008
0.089
0.004
0.017
0.052
0.011
0.004
0.071
0.011
0.004
0.078
0.018
0.048
F10
0.007
0.015
0.224
0.165
0.020
0.036
0.056
0.027
0.015
0.099
0.000
0.032
0.000
0.000
0.000
0.004
0.064
0.000
0.002
0.005
0.012
0.003
0.027
0.009
F11
0.000
0.000
0.042
0.048
0.152
0.050
0.003
0.037
0.008
0.100
0.000
0.016
0.022
0.001
0.049
0.004
0.008
0.001
0.002
0.015
0.000
0.069
0.074
0.025
F12
0.021
0.000
0.135
0.000
0.006
0.003
0.009
0.080
0.030
0.092
0.003
0.015
0.004
0.009
0.010
0.003
0.001
0.009
0.011
0.011
0.003
0.001
0.011
0.054
F13
0.011
0.000
0.002
0.000
0.000
0.001
0.001
0.019
0.001
0.214
0.001
0.002
0.000
0.006
0.032
0.004
0.002
0.006
0.002
0.002
0.001
0.003
0.018
0.007
F14
0.001
0.001
0.006
0.000
0.000
0.010
0.000
0.033
0.005
0.021
0.004
0.000
0.002
0.002
0.005
0.010
0.000
0.002
0.040
0.002
0.007
0.031
0.000
0.000
F15
0.000
0.002
PERAIRAN BATUI, LUWUK, SULAWESI TENGAH
MOHAMAD ICHSAN RAYYAN
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rekrutmen Karang
pada Substrat Beton di Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah adalah benar
karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada Perguruan Tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016
Mohamad Ichsan Rayyan
NIM C54110044
ABSTRAK
MOHAMAD ICHSAN RAYYAN. Rekrutmen Karang pada Substrat Beton di
Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh BEGINER SUBHAN
dan MUJIZAT KAWAROE.
Rekrutmen karang merupakan awal proses keberhasilan penempelan larva
karang yang ditandai dengan kemunculan koloni-koloni karang yang masih muda
pada substrat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji rekrutmen karang
berdasarkan genus dan variasi ukuran pada substrat beton di perairan Batui,
Luwuk, Sulawesi Tengah. Pengamatan rekrutmen karang berupa data foto
underwater yang diambil secara tegak lurus dan diolah menggunakan software
ImageJ 1.41 dilakukan mulai bulan April hingga Juni 2015 di Laboratorium
Selam ilmiah, ITK, FPIK, IPB. Hasil menunjukan teridentifikasi sebanyak 653
koloni karang yang terdiri dari 23 genus yang menempel pada 18 substrat beton
yang masing-masing memiliki 5 sisi penempelan karang. Sisi 1 seluruh substrat
penempelan teridentifikasi sebanyak 17 genus, sisi 2 sebanyak 18 genus, sisi 3
sebanyak 11 genus, sisi 4 sebanyak 11 genus dan sisi 5 sebanyak 10 genus.
Karang rekrut genus Acanthastrea, Acropora, Favites, Pocillopora, Porites dan
Scolymia mendominasi dan teridentifikasi di seluruh sisi penempelan substrat.
Ukuran karang didominasi oleh ukuran 0-2.5 cm dengan jumlah sebanyak 497
koloni. Spons ditemukan sebanyak 4 koloni sebagai biota lain yang menempel
dengan ukuran 4.3 cm, 6.3 cm, 2.8 cm dan 4.4 cm. Substrat beton yang terdapat di
perairan Batui memiliki potensi yang baik dan substrat yang cocok untuk
rekrutmen karang.
Kata kunci: Image J, karang, rekrutmen, substrat beton
ABSTRACT
MOHAMAD ICHSAN RAYYAN. Coral Recruitment on the Concrete Blocks at
Batui Waters, Luwuk, Central Sulawesi. Supervised by BEGINER SUBHAN and
MUJIZAT KAWAROE.
Coral recruitment is the beginning process of coral larva settlement success
marked by the appearance of colonies juvenile coral on the substrate. The
objective of this research is to examine the coral recruitment by identifying the
genera and size variation of the concrete blocks in Batui Waters, Luwuk, Central
Sulawesi. This research of coral recruitment in the form of data underwater photo
taken perpendicularly and processed using ImageJ 1.41 software was conducted
from April to June 2015 in Scientific Diving Laboratory, ITK, FPIK, IPB. The
research showed there are 653 coral colonies was identified that consist of 23
genera are attached to the 18 concrete substrate that have five sides coral
settlement each. First side of the attachment substrate identified 17 genera, 18
genera on second side, 11 genera on third side, 11 genera on fourth side and 10
genera on fifth side. Acanthastrea, Acropora, Favites, Pocillopora, Porites and
Scolymia were dominated and identified on the attachment substrate. The coral
size was dominated by the size of 0-2.5 cm with a total of 497 coral colonies.
Sponges were found up to four colonies also as another biota attached with the
size of 4.3 cm, 6.3 cm, 2.8 cm and 4.4 cm. The concrete substrate at the Batui
waters has good potential and suitable substrate for coral recruitment.
Key words: Coral, Image J, recruitment, concrete substrate
REKRUTMEN KARANG PADA SUBSTRAT BETON DI
PERAIRAN BATUI, LUWUK, SULAWESI TENGAH
MOHAMAD ICHSAN RAYYAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Kelautan
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pengolahan data hingga
penyusunan skripsi dengan lancar. Tema penelitian yang dilaksanakan sejak bulan
Maret hingga Juli 2015 ini adalah “Rekrutmen Karang pada Substrat Beton di
Perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah” yang diajukan sebagai salahsatu
syarat untuk menyelesaikan studi Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada :
1.
Beginer Subhan S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing pertama dan Dr. Ir.
Mujizat Kawaroe, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat kepada penulis dalam
pelaksanaan dan penyusunan skripsi.
2.
Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA selaku dosen penguji ujian skripsi yang
telah memberikan arahan, saran, dan nasihat.
3.
Dr. Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc selaku Ketua Departemen Ilmu dan
Teknologi Kelautan.
4.
Dr. Ir. James P. Panjaitan, M.Phill selaku pembimbing akademik atas saran
dan masukannya selama masa studi.
5.
Kedua orang tua, adik, dan keluarga besar atas dukungan doa, perhatian, dan
kasih sayangnya.
6.
Ayu Diah Pitaloka, Fiqreno Gagas Wicaksono, Ardiyanto atas dukungan
dan doanya selama penelitian dan penyusunan skripsi.
7.
Teman-teman ITK 48 atas segala dukungan, bantuan, dan kebersamaannya
selama masa studi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga segala bentuk kritik dan saran penulis harapkan untuk menjadi bahan
evaluasi diri. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2016
Mohamad Ichsan Rayyan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat Lokasi Penelitian
Identifikasi Karang Rekrut
Pengolahan Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rekrutmen Berdasarkan Sisi
Rekrutmen Berdasarkan Genus
Rekrutmen Berdasarkan Genus Pada Tiap Sisi Substrat Beton
Biota lainnya
Rekrutmen Berdasarkan Variasi Ukuran
Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Lokasi Penelitian
Hubungan Genus Karang Rekrut dengan Substrat Beton
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
ix
ix
1
1
2
2
2
4
4
5
5
6
11
14
14
16
17
18
18
19
19
21
41
DAFTAR TABEL
1 Pengukuran Diameter Karang Rekrut
2 Data Kualitas Perairan Lokasi Sekitar Pengambilan Data
15
17
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Peta Lokasi Pengambilan Data Rekrutmen Karang
Sketsa Substrat Beton Penempelan Rekrutmen Karang
Substrat Beton Penempelan Rekrutmen Karang
Jumlah Koloni Karang rekrut Berdasarkan Sisi Penempelan
Genus Karang yang Teridentifikasi
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Seluruh Substrat
Beton
Jumlah Genus pada Tiap Sisi Substrat Beton
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 1
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 2
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 3
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 4
Jumlah Koloni Per Genus Karang Rekrut di Sisi 5
Biota Lain yang Ditemukan (Spons)
Jumlah Koloni Karang Rekrut Berdasarkan Kategori Ukuran
Hasil Analisi Koresponden Antara Genus Karang Rekrut dengan
Substrat Beton
3
3
4
5
9
9
11
11
12
12
13
13
14
15
18
DAFTAR LAMPIRAN
1 Pengolahan Data software Image J
2 Tabel Hasil Analisis Koresponden
3 Hasil pengolahan data rekrutmen karang
22
24
25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Terumbu karang (Coral Reefs) merupakan ekosistem utama perairan laut
dangkal yang hanya terdapat di perairan laut tropis. Ekosistem ini memiliki
produktivitas serta keanekaragaman yang sangat baik dan terdapat banyak biota
yang bergantung hidup pada keberadaan ekosistem ini. Komponen biota
pembentuk terumbu karang adalah hewan karang batu sebagai organisme laut
yang dapat tumbuh subur dan bersimbiosis dengan zooxanthellae yang
menghasilkan oksigen dan senyawa organik dari hasil fotosintesis yang akan
dimanfaatkan oleh hewan karang untuk hidup sedangkan hewan karang
menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbondioksida untuk
keperluan hidup zooxanthellae (Rudi 2006).
Rekrutmen karang adalah proses awal dari terbentuknya ekosistem terumbu
karang yang kompleks dan dapat memberikan informasi tentang terumbu karang
yang menjadi pioner di suatu perairan. Proses rekrutmen karang ditandai dengan
keberadaan juvenil polip karang yang mengakhiri kehidupannya sebagai plankton
dan menempel pada substrat yang cocok, lalu menjadi bagian dari ekosistem
terumbu karang (Rudi 2006). Menurut Abrar (2011) rekrutmen karang pada
substrat di suatu perairan secara sederhana ditandai dengan kemunculan kolonikoloni karang yang masih muda. Proses rekrutmen karang di sebuah perairan
dapat terjadi secara alami maupun buatan. Secara alami yaitu melalui proses
reproduksi karang yang dapat terjadi secara seksual maupun aseksual yang
kemudian menempel pada substrat tertentu dan tumbuh menjadi koloni atau
ekosistem terumbu karang yang kompleks. Tempat penempelan karang muda
sangat dipengaruhi oleh substrat, menurut Zikrie (2012) permukaan substrat yang
kompleks memberikan variasi orientasi penempelan planula dan sekaligus
perlindungan dari pemangsaan dan perumputan. Reproduksi seksual dilakukan
dengan pembentukan gamet melalui peristiwa gametosis sedangkan reproduksi
secara aseksual dengan cara fragmentasi (pembelahan) atau membentuk
pertunasan (Saputra 2004). Secara buatan dilakukan dengan cara membuat
terumbu buatan yang dapat memicu penempelan larva karang.
Substrat beton dipilih sebagai salah satu media yang cocok untuk
pertumbuhan rekrutmen karang dan pemulihan ekosistem terumbu karang, karena
permukaannya yang kasar dan keras. Hal ini sesuai dengan Harrison dan Wallace
(1990) yang menyatakan bahwa keberhasilan rekrutmen karang di lingkungan
terumbu karang salah satunya ditentukan oleh substrat yang keras untuk
penempelan larva karang. Menurut Fox (2004) yang mengkaji rekrutmen karang
antara daerah yang dilakukan pengeboman dan yang tidak dilakukan pengeboman
di Taman Nasional Pulau Komodo, rekrutmen karang Sclerectinia dengan
pemakaian substrat batu memperlihatkan hasil yang cukup nyata. Informasi
mengenai pendataan dan pengelolaan terumbu karang muda (juvenil) hingga
dewasa dengan melihat lokasi dan substrat penempelan rekrutmennya sangat
penting untuk diketahui. Lokasi pengambilan data yang berdekatan dengan
perusahaan gas dan minyak yang menyebabkan adanya limbah antropogenik dan
2
industri serta tumpahan minyak di laut melalui run off sungai yang menjadikan
ancaman utama bagi kelestarian ekosistem terumbu karang.
Dampak langsung dan tidak langsung dari kegiatan eksploitasi minyak dan
gas tersebut maka penelitian tentang rekrutmen karang perlu dilakukan pada
substrat beton yang ada di sekitar perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah
sebagai langkah awal untuk memantau dan menjaga kelestarian ekosistem
terumbu karang di sekitar lokasi tersebut dan sejalan dengan Bachtiar et al. (2012)
informasi tentang rekrutmen karang dapat menunjukkan awal mula pertumbuhan
karang yang dapat hidup tumbuh dan berkembang di suatu perairan serta dapat
melihat dan memperkirakan keberlanjutan hidup biota yang bersimbiosis dengan
terumbu karang dan rekrutmen karang penting sebagai modal utama dalam
pemulihan komunitas karang di perairan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengkaji rekrutmen karang berdasarkan genus dan
variasi ukuran yang terdapat pada substrat beton di perairan Batui, Luwuk,
Sulawesi Tengah.
METODE
Waktu dan Tempat
Pengambilan data rekrutmen karang dilaksanakan pada tanggal 26-28
Febuari 2015 di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah (Gambar 1) yang
berdekatan dengan lingkungan sekitar PT. Donggi Senoro LNG yang merupakan
perusahaan pensuplai gas yang beroperasi di daerah pesisir Uso, Kabupaten
Luwuk, serta berdekatan langsung dengan daerah yang terkena limpasan Sungai
Batui dan Uso dan pengembangan Jetty serta MOF dan adanya pengaruh dari
Sungai Kompanga. Sungai Kompanga adalah sebuah sungai kecil yang
dipengaruhi oleh air laut saat pasang tinggi. Pengolahan data serta analisis data
dilakukan pada bulan April-Juni 2015 di Laboraturium Selam Ilmiah, bagian
Hidrobiologi Laut, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB.
Data rekrutmen karang diperoleh dari 18 substrat beton yang
ditenggelamkan pada kedalaman 9 meter di dalam perairan yang ditempatkan
sesuai dengan kontur alami dasar substrat dan diletakkan sejajar garis pantai
sepanjang kurang lebih 200 meter. Substrat beton masing-masing terbagi atas 5
sisi, pada sisi 1-4 bentuk substrat beton untuk penempelan rekrutmen karang
merupakan bentuk pada posisi sisi vertikal dan sisi 5 merupakan bentuk pada
posisi sisi horizontal dan dapat dilihat pada Gambar 2 adalah sketsa pemasangan
posisi substrat beton terhadap darat dan laut. Sisi 2 pada substrat beton
penempelan rekrutmen karang merupakan posisi yang menghadap ke laut lepas,
pada sisi 4 adalah posisi pada substrat beton yang menghadap ke arah pantai dan
sisi 5 merupakan posisi pada substrat beton yang menghadap ke permukaan air
laut.
3
Gambar 1 Peta lokasi pengambilan data rekrutmen karang
Gambar 2 Sketsa substrat beton penempelan rekrutmen karang
4
Gambar 3 Substrat beton penempelan rekrutmen karang
Substrat beton atau yang biasa disebut modul yang digunakan dalam
penelitian rekrutmen karang di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah adalah
model piramida (Gambar 3). Menurut Surveyor Indonesia (2013) model ini dipilih
karena berdasarkan informasi awal bahwa perairan Luwuk memiliki sedimentasi
tinggi ketika musim hujan, yang dapat menyebabkan fragmen karang tertutup oleh
sedimen. Penempelan rekrutmen karang juga dipengaruhi oleh bentuk dan jenis
substrat, bentuk dan kekuatan daya modul yang berasal dari bahan dasar yang
keras membuat planula karang mudah untuk menempel dan bertahan dari
gelombang air laut. Menurut Rudi (2006) substrat keras apapun akan mampu
untuk dikolonisasi dan dijadikan tempat hidup oleh rekrut karang sebagai tempat
melekatkan diri untuk karang setelah melewati fase hidup sebagai organisme
planktonik pada waktu larva.
Identifikasi Karang Rekrut
Koloni rekrutmen karang diamati dan difoto dengan menggunakan kamera
underwater secara tegak lurus dari posisi penempelan karang dan dibantu dengan
penggaris (cm) sebagai acuan untuk pengukuran diameter rekrutmen karang. Data
foto koloni karang rekrut pada setiap substrat beton dan masing-masing sisinya
diidentifikasi hingga mendapatkan nama genus dengan mencocokkan dan
membandingkan hasil foto karang rekrut berdasarkan kesamaan genus karang
yang berpedoman buku identifikasi karang Veron (2000), buku kehidupan laut
tropis Tulamben (Subhan et al. 2015) dan Coral ID (Veron and Stafford-Smith
2002).
Pengolahan Data
Pengolahan data foto dengan menggunakan perangkat lunak Image J 1.41
untuk mendapatkan nilai diameter karang rekrut dan pengolahan data tampilan
grafik menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2010. Prosedur perolehan
data dengan mengawali penentuan skala (tool bar set scale) pada data foto karang
rekrut dilakukan untuk mendapatkan nilai diameter yang sesuai dengan acuan
ukuran yang ada yaitu penggaris dengan satuan sentimeter (cm). Proses
5
selanjutnya adalah memilih straight line selections pada tool bar, kemudian pilih
analyze, lalu pilih set measurements, lalu pilih feret’s diameter, kemudian
mengkalibrasikan skala sepanjang 1 cm pada pengggaris acuan lalu pilih dan isi
kolom set scale pada tool bar (analyze) dengan 1 cm sebagai penentuan skala
pada pengukuran karang rekrut. Selanjutnya pilih straight line selections dan tarik
garis lurus pada karang rekrut untuk menentukan diameter terpanjang. Langkah
terakhir adalah memilih measure dengan dengan memilih tool bar (analyze), lalu
hasil pengukuran akan tampil secara otomatis dan simpan hasil dalam bentuk
dokumen (.txt). Secara keseluruhan pengolahan data dapat dilihat pada lampiran 1.
Analisis data dilakukan dengan penyajian data analisis deskriptif dan
analisis koresponden (Correspondence Analysis). Analisis ini dilakukan untuk
menggambarkan dan mendeskripsikan perolehan data atau hasil pengamatan
berupa grafik maupun tabel yang telah didapatkan dan membandingkannya serta
menambahkan informasi yang dibutuhkaan dengan literatur yang sesuai dan
analisis korespondensi untuk mengetahui hubungan antara dua variabel berbeda
yakni pada penelitian ini adalah antara genus karang rekrut dengan substrat beton.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rekrutmen Berdasarkan Sisi
Rekrutmen karang pada penelitian ini diidentifikasi pada masing-masing sisi
penempelan karang rekrut pada substrat beton dan didapatkan jumlah koloni
karang rekrut sebanyak 653 koloni beserta biota lainnya yaitu spons. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penempelan karang rekrut pada substrat beton dan
masing-masing sisinya memiliki jumlah koloni karang rekrut yang berbeda-beda.
Grafik jumlah penempelan karang rekrut pada setiap sisi substrat beton secara
keseluruhan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1
2
3
4
Sisi Penempelan Karang Rekrut Pada Substrat Beton
5
Gambar 4 Jumlah koloni karang rekrut berdasarkan sisi penempelan
6
Berdasarkan Gambar 4 didapatkan jumlah koloni karang rekrut yang ada
pada sisi 1, 2, 3 substrat beton penempelan memiliki jumlah yang relatif hampir
sama, namun berbeda cukup banyak dengan jumlah koloni karang rekrut yang ada
pada sisi 4 dan 5. Jumlah koloni karang rekrut pada sisi 1 adalah 161 koloni, sisi 2
terdapat 157 koloni, sisi 3 terdapat 158 koloni, sisi 4 terdapat 90 koloni dan sisi 5
terdapat 87 koloni rekrutmen karang. Perbedaan jumlah koloni pada setiap sisi
disebabkan karena struktur bangunan berbentuk balok vertikal sehingga disukai
untuk menempel planula larva karang dan letak sisi tersebut terhadap datangnya
arus laut. Hal ini sesuai dengan Babcock & Mundy (1996) dan Munasik (2008)
yang menyatakan bahwa penempelan larva karang umumnya terjadi pada
permukaan vertikal. Sisi 2 adalah sisi pada permukaan vertikal substrat beton
yang langsung berhadapan dengan laut lepas, gelombang yang diduga masuk ke
pantai dan mendekati daratan memungkinkan membantu proses reproduksi karang
dan penempelan koloni karang muda yang terbawa oleh arus air laut tersebut.
Sedangkan pada sisi 5 adalah letak sisi horizontal pada permukaan beton substrat
penempelan yang menghadap ke permukaan laut yang memiliki jumlah rekrutmen
paling sedikit diantara sisi lainnnya, hal ini diduga ada pengaruh sedimentasi dari
perairan yang menutupi substrat beton pada sisi 5 sehingga rekrutmen karang
yang menempel menjadi sedikit.
Rekrutmen Berdasarkan Genus
Proses dan peristiwa kemunculan koloni karang muda dihasilkan melalui
reproduksi, kemudian menempel pada substrat. Pada proses rekrutmen karang,
terdapat dua hal penting yang sangat menentukan yaitu ketersediaan larva dan
substrat yang cocok (Muliari 2011). Rekrutmen karang yang teridentifikasi pada
substrat beton pengamatan sebanyak 23 genus yaitu Acanthastrea, Acropora,
Agaracia, Astreopora, Blastomussa, Cyphastrea, Coeloceris, Cycloceris,
Cynarina, Echinopora, Favia, Favites, Galaxea, Goniastrea, Leptastrea,
Leptoseris, Montastrea, Montipora, Oxypora, Pocillopora, Porites, Psammocora,
Scolymia (Gambar 5) dan grafik sebaran karang rekrut berdasarkan genus secara
keseluruhan seperti ditunjukkan pada Gambar 6.
ACROPORIDAE
Acropora
Astreopora
Montipora
7
AGARICIIDAE
Agaracia
Coeloseris
Leptoseris
FAVIIDAE
Chypastrea
Echinopora
Favia
Favites
Goniastrea
Leptastrea
Montastrea
8
MUSSIDAE
Acanthastrea
Blastomussa
Scolymia
FUNGIIDAE
SIDERASTREIIDAE
Cycloseris
Psammocora
OCULINIDAE
PECTINIIDAE
Galaxea
Oxypora
Cynarina
9
POCILLOPORIDAE
PORITIDAE
Pocillopora
Porites
Favites
Acropora
160
140
120
40
20
Porites
Psammocora
Scolymia
60
Galaxea
Goniastrea
Leptastrea
Leptoseris
Montastrea
Montipora
Oxypora
80
Agaracia
Astreopora
Blastomussa
Cyphastrea
Coeloceris
Cycloceris
Cynarina
Echinopora
Favia
100
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
180
Pocillopora
Gambar 5 Genus karang yang teridentifikasi
0
Genus Karang Rekrut
Gambar 6 Jumlah koloni per genus karang rekrut di seluruh substrat beton
Karang rekrut jenis Acropora, Favites dan Pocillopora merupakan genus
karang rekrut dari 23 genus yang mendominasi pada substrat beton pengamatan
dengan masing-masing genus Acropora berjumlah 129 koloni karang, genus
Favites berjumlah 145 koloni karang dan genus Pocillopora berjumlah 164 koloni
karang.
Genus Pocillopora merupakan karang rekrut yang paling banyak ditemukan
di seluruh stasiun, hal ini kemungkinan berkaitan dengan kemampuan pencaran
(dispersal) larva karang masing-masing jenis akibat perbedaan cara reproduksi
(Richmond 1997) dan menurut Munasik (2008) jenis karang yang menempel pada
awalnya didominasi oleh karang perintis selanjutnya jenis karang yang menempel
ditentukan oleh komposisi jenis karang alami di sekitarnya. Mendominasinya
genus Pocillopora menurut Saputra (2004) diduga karena genus tersebut
memijahkan planulanya setiap bulan sepanjang musim dan termasuk genus
brooder (pengeram) yang memiliki planula yang lebih besar dibandingkan dengan
genus spawner (pemijah) sehingga genus tersebut memiliki tingkat kelangsungan
hidup yang lebih tinggi dan planula yang dihasilkan leh genus brooder merupakan
10
planula yang siap untuk menempel dan bermetamorfosis bila telah menemukan
substrat yang cocok. Sedangkan jumlah genus yang paling sedikit ditemukan pada
seluruh substrat beton pengamatan adalah Astreopora, Echinopora dan Galaxea
masing-masing dengan jumlah 1 koloni karang, hal ini diduga karena genus
tersebut memijah hanya pada musim tertentu.
Penelitian tentang rekrutmen karang yang dilakukan oleh Rudi (2006) di
Kepulauan Seribu DKI Jakarta yang mengkaji kemampuan rekrutmen karang di
tiga kondisi terumbu karang berbeda dengan menggunakan rangka besi yang
didalamnya terdapat substrat semen, genteng dan batu kapur sebagai substrat
penempelan rekrutmen karang pada kedalaman 5 meter, didapatkan hasil di Pulau
Lancang dengan kondisi terumbu karang yang buruk bahwa rekrutmen yang
menempel pada substrat penempelan didominasi oleh Pocillopora damicornis dan
pada habitat alami didominasi oleh Porites sp., sedangkan di Pulau Payung
dengan kondisi terumbu karang yang baik didapatkan hasil rekrutmen karang
yang menempel pada substrat penempelan didominasi oleh Pocillopora
damicornis dan pada habitat alami didominasi oleh Montipora digitata dan
diperoleh hasil rekut karang dari famili Pocilloporidae adalah yang paling
dominan didapatkan dalam hal kelimpahan dan kehadiran sepanjang pengamatan
dan mampu tumbuh sampai berukuran koloni beberapa sentimeter yang
mengindikasikan bahwa karang dengan r-strategi ini adalah kelompok pionir
dalam rekrutmen karang.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2004) di Pulau
Payung dengan menggunakan rak besi dan didalamnya terdapat substrat karang
mati, gerabah dan semen sebagai media untuk melihat rekrutmen karang untuk
menempel dan tumbuh dan didapatkan hasil rekrutmen karang sebanyak 68 koloni
yang terbagi atas 6 genus yaitu Pocillopora sebanyak 36 koloni, Seriatopora
sebanyak 23 koloni, stylopora sebanyak 1 koloni, Acropora sebanyak 2 koloni,
Porites sebanyak 5 koloni dan Galaxea sebanyak 1 koloni.
Penelitian yang hampir sama tentang rekrutmen yang dilakukan oleh
Bachtiar et al. (2012) di terumbu perairan Pulau Lembata dan sekitarnya pada
tingkat genus didapatkan komposisi anakan karang (rekrutmen) yang ditemukan
terdiri dari 30 genus. Karang Seriatopora, Pocillopora, Acropora, Montipora, dan
Anacropora merupakan jenis karang rekrut yang banyak ditemukan di perairan ini,
namun tidak hanyak rekrutmen karang yang ditemukan tetapi karang lunak dan
fauna lain seperti Drupella sp. atau bintang laut Acanthaster plancii juga tercatat
dalam penelitian ini yang menyebabkan rekrutmen karang di perairan Pulau
Lembata memiliki ruang sangat sedikit untuk berkembang, hal ini dikarenakan
tutupan karang yang besar, tutupan biota lain, predasi dan kompetisi ruang dari
karang lunak dan fauna lainnya tersebut.
Penelitian rekrutmen karang di perairan Pulau Pramuka dan Gosong
Pramuka yang juga dilakukan oleh Aziz et al. (2011) pada kedalaman 3-10 meter
ditemukan sejumlah 457 koloni karang dari 21 genus. Jumlah koloni karang
rekrutnya didominasi oleh Porites, Pocillopora dan Cyphastrea dan penelitian ini
efektif dengan menggunakan terumbu buatan beton untuk membuat habitat baru
bagi karang, ikan karang dan biota lainnya terutama pada ekosistem terumbu
karang yang telah rusak. Kompetisi antara rekrutmen karang dengan alga juga
tercatat dan menyebabkan ketersediaan ruang untuk berkembangnya juvenil
karang menjadi sangat terbatas.
11
Rekrutmen Berdasarkan Genus Pada Tiap Sisi Substrat Beton
Jumlah Genus (Koloni)
Genus karang rekrut yang teridentifikasi dan tersebar dalam 5 sisi pada
masing-masing substrat beton memiliki jumlah yang beragam (Gambar 7). Sisi 1
teridentifikasi jumlah genus sebanyak 17 genus, pada sisi 2 merupakan yang
paling banyak teridentifikasi diantara sisi lainnya dengan jumlah sebanyak 18
genus, sisi 3 dan 4 teridentifikasi sebanyak 11 genus dan sisi 5 teridentifikasi
sebanyak 10 genus.
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1
2
3
4
Sisi Penempelan Karang Rekrut Pada Substrat Beton
5
Gambar 7 Jumlah genus pada tiap sisi substrat beton
40
Pocillopora
45
35
0
Genus Karang Sisi 1
Gambar 8 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 1
Scolymia
Psammocora
Porites
Oxypora
Montastrea
Leptoseris
Leptastrea
Galaxea
5
Echinopora
10
Cynarina
15
Blastomussa
20
Astreopora
25
Agaracia
30
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
50
Favites
Acropora
Sisi penempelan karang rekrut memiliki sebaran genus yang teridentifikasi
dengan masing-masing jumlah koloni rekrutmennya (Gambar 8-12). Gambar 8
merupakan genus yang teridentifikasi pada sisi 1 penempelan rekrutmen pada
substrat beton beserta jumlah koloni rekrutmennya.
12
30
Porites
Montastrea
Leptoseris
Leptastrea
Goniastrea
Favia
Cycloceris
Coeloceris
5
Cyphastrea
10
Blastomussa
15
Agaracia
20
Cynarina
25
Scolymia
35
Psammocora
Pocillopora
40
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
45
Favites
Acropora
Berdasarkan Gambar 8, karang genus Acropora, Favites dan Pocillopora
merupakan 3 genus karang terbanyak yang teridentifikasi dengan jumlah
rekrutmen genus Acropora sebanyak 44 koloni, rekrutmen genus Favites
sebanyak 36 koloni dan rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 33 koloni.
0
Genus Karang Sisi 2
Gambar 9 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 2
Pocillopora
Gambar 9 merupakan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 2
penempelan karang pada substrat beton. Karang genus Acropora, Favites dan
Pocillopora masih merupakan 3 genus karang terbanyak yang teridentifikasi
dengan jumlah rekrutmen genus Acropora sebanyak 42 koloni, rekrutmen genus
Favites sebanyak 31 koloni dan rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 28 koloni.
0
Genus Karang Sisi 3
Gambar 10 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 3
Scolymia
Psammocora
Porites
Montastrea
10
Leptastrea
20
Favia
30
Cynarina
40
Favites
Acropora
50
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
60
13
25
Porites
Montipora
Montastrea
Leptastrea
Favia
5
Cycloceris
10
Acropora
15
Scolymia
20
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
30
Pocillopora
Favites
Gambar 10 menunjukan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 3
penempelan karang pada substrat beton. Karang genus Acropora, Favites dan
Pocillopora masih ditemukan mendominasi dengan jumlah rekrutmen genus
Acropora sebanyak 28 koloni, rekrutmen genus Favites sebanyak 30 koloni dan
rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 52 koloni.
0
Genus Karang Sisi 4
Gambar 11 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 4
Pocillopora
Gambar 11 menunjukan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 4
penempelan karang pada substrat beton. Karang dengan genus Favites,
Pocillopora dan Scolymia adalah 3 genus yang mendominasi pada sisi ini dengan
jumlah masing-masing rekrutmen genus Favites sebanyak 27 koloni, rekrutmen
genus Pocillopora sebanyak 26 koloni dan rekrutmen genus Scolymia sebanyak
13 koloni.
Favites
25
Scolymia
Psammocora
Porites
Leptoseris
5
Favia
10
Cynarina
15
Acropora
20
Acanthastrea
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
30
0
Genus Karang Sisi 5
Gambar 12 Jumlah koloni per genus karang rekrut di sisi 5
14
Gambar 12 menunjukan jumlah genus yang teridentifikasi pada sisi 5
penempelan karang pada substrat beton. Berdasarkan Gambar 12, karang dengan
genus Favites, Pocillopora dan Scolymia masih mendominasi sebagai 3 genus
terbanyak yang teridentifikasi dengan jumlah masing-masing rekrutmen genus
Favites sebanyak 27 koloni, rekrutmen genus Pocillopora sebanyak 26 koloni,
dan rekrutmen genus Scolymia sebanyak 13 koloni.
Karang rekrut dengan genus Acanthastrea, Acropora, Favites, Pocillopora,
Porites dan Scolymia merupakan karang yang ditemukan dan teridentifikasi di
seluruh substrat beton pengamatan. Sisi penempelan rekrutmen pada substrat
beton juga memiliki genus yang dominan ditemukan diantara genus karang
lainnya, sisi 1 terdapat genus Acropora yang paling banyak ditemukan dengan
jumlah rekrutmen sebanyak 44 koloni, sisi 2 genus Acropora juga teridentifikasi
paling banyak ditemukan dengan jumlah rekrutmen sebanyak 42 koloni, sisi 3
genus Pocillopora dengan jumlah rekrutmen sebanyak 52 koloni, sisi 4 rekrutmen
genus Favites berjumlah 27 koloni dan sisi 5 genus Pocillopora juga memiliki
jumlah paling banyak ditemukan dengan jumlah rekrutmen sebanyak 25 koloni.
Biota Lainnya
Biota yang ditemukan pada substrat beton pengamatan tidak hanya
rekrutmen karang tetapi juga koloni spons (Gambar 13). Keberadaan spons pada
substrat beton memiliki kerugian tersendiri bagi kelangsungan hidup rekrutmen
karang, karena terdapat kompetisi persaingan tempat dari tutupan tubuh spons
bagi karang rekrut untuk dapat tumbuh dan berkembang. Sebanyak 4 koloni spons
ditemukan masing-masing pada sisi penempelan 2, 3 dan 5 substrat beton.
Memiliki ukuran yang beragam, koloni spons pada sisi 2 memiliki ukuran 6–10
cm, spons pada sisi 3 memiliki ukuran 3–5 cm dan spons pada sisi 5 memiliki
ukuran 0–2.5 cm.
Gambar 13 Biota lain (spons)
Rekrutmen Berdasarkan Variasi Ukuran
Rekrutmen karang berdasarkan variasi ukuran pada penelitian ini meliputi
pengukuran diameter karang rekrut. Pengukuran terhadap diameter karang rekrut
berdasarkan klasifikasi Obura (2009) dibedakan dalam dua kelas ukuran koloni
15
karang rekrut yaitu kecil (≤10 cm) dan besar (>10 cm). Hasil pengukuran diameter
karang rekrut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Pengukuran diameter karang rekrut
Diameter rekrutmen (cm)
Jumlah
0–2.5
3–5
6–10
497
151
5
3-5 cm
6-10 cm
20
6-10 cm
6-10 cm
40
3-5 cm
6-10 cm
60
3-5 cm
80
3-5 cm
6-10 cm
0-2.5 cm
100
0-2.5 cm
0-2.5 cm
0-2.5 cm
120
3-5 cm
Jumlah Karang Rekrut (Koloni)
140
0-2.5 cm
Hasil pengukuran diameter karang rekrut menunjukkan kisaran diameter
yang paling umum adalah pada kategori ukuran 0–2.5 cm dengan jumlah 497
koloni karang yang banyak tersebar di seluruh sisi 1 substrat beton. Menurut
Obura (2009) kisaran ini termasuk dalam kategori ukuran karang rekrut yang kecil.
Kategori ukuran 3–5 cm teridentifikasi jumlah koloni sebanyak 151 dan kategori
6–10 cm memiliki jumlah koloni sebanyak 5.
Sisi 1-5 pada substrat beton pengamatan didominasi oleh karang rekrut
dengan kategori diameter 0–2.5 cm (Gambar 14). Pada sisi 1 kategori 0–2.5 cm
yang ditemukan sebanyak 117 koloni karang, sisi 2 dengan kategori 0–2.5 cm
sebanyak 111 koloni karang, sisi 3 dengan kategori 0–2.5 cm sebanyak 127 koloni
karang, lalu sisi 4 dengan kategori 0–2.5 cm sebanyak 67 koloni karang dan sisi 5
dengan kategori 0–2.5 cm sebanyak 75 koloni karang. Jumlah ini sangat berbeda
dengan kategori diameter 3–5 cm pada seluruh substrat beton yang hanya
berjumlah 148 koloni karang. Apabila dilihat dari jumlah pada kisaran ukuran
diameter karang rekrut, hal ini sejalan dengan Palupi et al. (2012) bahwa ukuran
juvenil karang dengan tingkat kelulushidupan tertinggi dicapai pada saat juvenil
berukuran 2–4.9 cm dan akan mengalami penurunan pada ukuran diameter 5 cm.
0
1
2
3
4
Sisi Penempelan Karang Rekrut Pada Substrat Beton
5
Gambar 14 Jumlah koloni karang rekrut berdasarkan kategori ukuran
16
Koloni karang rekrut pada masing-masing genus memiliki ukuran yang
berbeda-beda, dari ukuran tersebut dapat diperkirakan jenjang umur dalam
beberapa bulan atau beberapa tahun karang rekrut yang ada pada substrat beton di
perairan ini telah hidup. Menurut beberapa penelitian mengungkapkan karang
memiliki pertumbuhan yang cukup lambat. Berdasarkan pengamatan karang
rekrut yang tumbuh di substrat beton dan armoflex di Maldives dan waktu
pemijahan, Clark dan Edwards (1995) melaporkan bahwa rekrutmen sudah dapat
dilihat dengan mata telanjang penyelam setelah berusia lebih dari 10 bulan.
Menurut Suharsono (2008) jenis-jenis karang bercabang seperti Acropora dan
Pocillopora memiliki pertumbuhan 6–8 cm/tahun sedang jenis karang massive
seperti Porites dan Lobophyllia memiliki pertumbuhan 0.5–1 cm/tahun. Jadi dapat
diperkirakan rekrutmen karang di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah masih
berumur sangat muda yaitu sekitar 10–24 bulan.
Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Lokasi Penelitian
Data kualitas air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data JGCDonggi Senoro dalam laporan pemantauan terumbu karang tahun 2012 yang
dilakukan oleh PT. Donggi Senoro LNG sebagai upaya untuk memonitoring
kondisi terumbu karang di sekitar perusahaan gas dan minyak tersebut.
Pengambilan data dilakukan pada 2 lokasi di perairan laut yang berdekatan
dengan LNG Jetty dan MOF Jetty dan dilaksanakan pada bulan Maret, April dan
Mei 2012. Parameter lingkungan yang diukur terdiri atas parameter fisika dan
kimia. Parameter fisika seperti kecerahan, suhu, dan kekeruhan dilakukan secara
in situ. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer, kecerahan
perairan diukur dengan menggunakan visual observation dan kekeruhan diukur
dengan menggunakan turbidity meter. Parameter kimia yang diukur adalah pH,
DO, amonia dan zink. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter,
pengukuran DO dengan menggunakan DO meter, pengukuran amonia dan zink
dengan menggunakan spektrofotometri. Secara keseluruhan data kualitas air yang
diperoleh ditujukan pada Tabel 2.
Data kualitas air yang diperoleh untuk setiap parameter dari lokasi LNG dan
MOF Jetty pada bulan Maret, April dan Mei 2012 berada pada kisaran tertentu,
untuk parameter kecerahan berkisar antara 9–20 meter, suhu berkisar antara 25.6–
31.00 oC, kekeruhan berkisar antara 0.29–2.84 NTU, pH berkisar antara 7.93–
8.16, DO berkisar antara 6.15–7 mg/l, ammonia tidak ditmukan terukur dan zink
0.04–0.03 mg/l.
Parameter yang diukur untuk pengukuran kualitas perairan masing-masing
memiliki nilai optimal untuk mendukung kehidupan rekrutmen karang. Menurut
Kepmen LH No. 51 (2004) nilai optimal parameter fisik yaitu kecerahan berada
pada nilai lebih dari 5 meter, suhu berkisar antara 28–30 oC dan nilai kekeruhan
optimal berada pada nilai kurang dari 5 NTU. Parameter kimia yaitu pH memiliki
nilai yang optimal yang berkisar antara 7–8.5, DO memiliki nilai lebih dari 5
mg/l, nilai ammonia 0.3 mg/l dan zink 0.05 mg/l.
17
Tabel 2 Data kualitas perairan lokasi sekitar pengambilan data
(Kepmen
LNG Jetty
MOF Jetty
LH No. 51
No Parameter
Tahun
Maret April Mei Maret April Mei
2004).
A Fisika
Kecerahan
1
20
7
9
12
12
9
>5
(m)
Natural
o
2
Suhu ( C) 25.6
30.8
31.3 30.0
30.0 31.0 Coral: 28 –
30
Mangrove:
28 – 32
Kekeruhan
3
0.29
2.84
0.55 1.58
1.58 0.61 5
Ammonia
6
(NH3-N)
0.3
(mg/l)
Zink (Zn)
7
0.04
0.03
0.03 0.03
0.03 0.03 0.05
(mg/l)
a
Sumber: JGC Donggi Senoro LNG dalam Surveyor Indonesia. 2012
Hubungan Genus Karang Rekrut dengan Substrat Beton
Hubungan genus karang rekrut yang teridentifikasi dengan substrat beton di
perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah dapat dianalisis dengan Analisis
Koresponden (Correspondence Analysis). Hasil analisis koresponden dapat dilihat
pada Gambar 15.
Hasil analisis koresponden memperlihatkan hubungan sebesar 38.73 % dari
total keragaman. Informasi hubungan antara genus karang rekrut dan substrat
beton terpusat pada sumbu 1 (20.57 % dari keragaman total) dan sumbu 2
(18.16 % dari keragaman total). Gambar 15 memperlihatkan terdapat 3 kelompok
hubungan antara genus karang rekrut dan substrat beton. Kelompok 1
mengindikasikan bahwa genus karang rekrut Acanthastrea, Cycloceris, Cynarina,
Galaxea dan OT (other) atau biota lain yaitu spons memiliki hubungan
keterkaitan erat dengan substrat beton nomor 1 dan 11, apabila dilihat lebih teliti
pada kelompok 1 ini genus Galaxea yang posisi titiknya terlihat berada jauh dari
hubungan terhadap substrat batu nomor 1 dan 11 pada sumbu grafik tersebut
mengindikasikan genus Galaxea menjadi satu-satunya genus pada kelompok 1 ini
yang memiliki hubungan namun tidak erat.
Gambar 15 juga memperlihatkan kelompok 2 bahwa genus karang rekrut
Coeloceris, Favia, Oxypora dan Porites memiliki hubungan keterkaitan erat
dengan substrat beton nomor 5 karena posisi titik yang saling berdekatan dan
18
berada pada sumbu utama, namun bila dilihat lebih teliti lagi bahwa genus karang
rekrut Coeloceris memiliki posisi titik yang cukup jauh dan renggang terhadap
titik substrat nomor 5 yang berarti keduanya memiliki hubungan tetapi tidak erat.
Kelompok 3 menjelaskan bahwa genus karang rekrut Pocillopora memiliki
hubungan keterkaitan yang erat dengan substrat beton nomor 8, 12, 15, 16 dan 17,
karena semua titiknya berada terpusat dan dekat dengan sumbu utama dan
persinggungan antara sumbu F1 dan F2. Terlebih genus Pocillopora yang titiknya
sangat berdekatan dengan substrat beton nomor 16 sehingga dapat diartikan
memiliki hubungan yang sangat erat antara kedua variabel.
3
Kelompok 2
Coeloceris
2
Kelompok 1
F2 (18,16 %)
Oxypora
Goniastrea
Montipora
1
Favia
Porites
4
6
Montastrea
5
Galaxea
Leptoseris
Leptastrea
7
2
Scolymia
3
Acanthastrea
11
Cycloceris
18 10
Favites Psammocora
Blastomussa
1
16 13 Acropora
Cynarina OT (Sponge)
Pocillopora 89 14
12
Agaracia
17
Astreopora
15
Cyphastrea
0
Echinopora
Kelompok 3
-1
-2
-1
0
1
F1 (20,57 %)
BETON
2
3
4
GENUS
Gambar 15 Hasil analisis koresponden antara genus karang rekrut dengan
substrat beton
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Substrat beton yang terdapat di perairan Batui, Luwuk, Sulawesi Tengah
memiliki variasi jumlah genus yang teridentifikasi, usia karang rekrut yang masih
muda sehingga mengindikasikan potensi yang baik dan substrat yang cocok untuk
19
rekrutmen karang. Karang rekrut genus Acanthastrea, Acropora, Favites,
Pocillopora, Porites dan Scolymia mendominasi penempelan karang rekrut pada
substrat beton yang dapat menjadi pionir terumbu karang di perairan ini. Sisi 2
pada seluruh substrat beton penempelan memiliki keragaman karang rekrut
tertinggi dibandingkan keempat sisi lainnya dan sisi 3 pada substrat beton
merupakan sisi yang paling banyak didominasi oleh rekrutmen karang dengan
kategori ukuran 0–2.5 cm. Sehingga sisi penempelan rekrutmen karang pada
posisi substrat beton vertikal lebih banyak ditumbuhi oleh rekrutmen karang
dibandingkan sisi substrat beton horizontal.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai kondisi perairan di Batui, Luwuk, Sulawesi
Tengah terhadap pertumbuhan rekrutmen karang dalam periode pengamatan yang
berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar M. 2011. Kelulusan hidup rekrutmen karang (Scleractinia) di perairan
gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Aziz AM, Kamal MM, Zamani NP, Subhan B. 2011. Coral settlement on concrete
artificial reefs in Pramuka Island waters, Kepulauan Seribu, Jakarta and
management option. Journal of Indonesian Coral reefs 1(1):55-64
Babcock RC, Mundy CP. 1996. Coral recruitment: Consequences of settlement
choice for early growth and survivorship of two Scleractinians. J. Exp. Mar.
Biol. Ecol (206):179-201.
Bachtiar I, Abrar M, Budiyanto A. 2012. Recruitmen karang Sclerectinia di
perairan Pulau lembata. Ilmu Kelautan 17(1):1-7
Fox HE. 2004. Coral recruitmen in blasted and unblasted sites in Indonesia:
Assesing rehabilitation potential. Mar. Ecol. Prog. Ser. (269): 131-139
Harrison PL, Wallace CC. 1990. Reproduction, dispersal and recruitment of
Scleractinian coral. In Z. Dubinsky (ed): Ecosystem of the world Vol 25,
Coral reefs, pp. 133-207. Elsevier, Amsterdam.
[KEPMENLH]. 2004. Menteri Negara Lingkungan Hidup. Keputusan Nomor 51
Tahun 2004 tentang Nilai Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. (ID)
Muliari. 2011. Kajian kondisi spasial dan temporal terumbu karang dan komunitas
ikan karang pasca tsunami di perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Munasik. 2008. Reproduksi karang Pocillopora damicornis (Linnaeus) di Pulau
Panjang, Jawa Tengah. [disertasi]. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta (ID) 181 hal.
Obura D, Grimsditch G. 2009. Resilience assessment of coral reefs: Rapid
assessment protocol for coral reefs, focusing on coral bleaching and thermal
stress. IUCN. Switzerland (CH): Gland. 70.
20
Palupi RD, Siringoringo RM, Hadi TA. 2012. Status rekruitmen karang
Scleractinia di perairan Kendari Sulawesi Tenggara. Ilmu Kelautan,
17(3):170-175.
Richmond RH. 1997. Reproduction and recrutment in corals: Critical links in the
persistence of reef. Di dalam: Birkeland. Life and death of coral reefs. New
York (US): Chapman and Hall. 175-197.
Rudi E. 2006. Rekrutmen karang (Scleractinia) di ekosistem terumbu karang
Kepulauan Seribu DKI Jakarta [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Saputra S. 2004. Kelimpahan juvenil karang batu dan variasi spasio-temporal
pada substrat keras di lokasi utara dan selatan Pulau Payung Kepulauan
Seribu Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Subhan B, HM Madduppa, D Arafat, MR Himawan, HC Ramadhana, RA
Pasaribu, A Bramandito, D Khairudi, MI Panggarbesi. 2015. Kehidupan
Laut Tropis Tulamben. Bogor (ID): IPB Press, 138+X.
Suharsono. 2008. Jenis-jenis karang di Indonesia. Program COREMAP LIPI.
Jakarta.
[SI] Surveyor Indonesia. 2012. Pemantauan terumbu karang di pesisir proyek PT.
Donggi Senoro LNG. Jakarta (ID)
[SI] Surveyor Indonesia. 2013. Pemantauan terumbu karang di pesisir PT. Donggi
Senoro LNG. Jakarta (ID)
Veron JEN. 2000. Corals of the world Vol.1. Australian Institute of Marine
Science, PMB3, Townsville MC, Qld4810, Australia. 463 p
Veron JEN, Stafford-Smith MG. (2002). Coral ID: an electronic key to the
zooxanthellate scleractinian corals of the world. Release 1. Publisher:
Australian Institute of Marine Science, Townsville, Qld, Australia. CDROM.)
Zikrie N. 2012. Rekrutmen karang pada substrat batu di gosong Pramuka,
Kabupaten administratif Kepulauan Seribu [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
21
LAMPIRAN
22
Lampiran 1 Pengolahan data software Image J
Buka software Image J, pilih file, buka file yang akan diolah lalu pilih straight
line selection pada toolbar dan pilih Alalyze lalu Set Measurement.
Pilih feret’s diameter dan redirect to pada nomer file foto
Tarik garis lurus sepanjang 1 cm pada penggaris acuan dan lakukan kalibrasi
dengan memilih analyze, set scale dan isi kolom known distance dengan 1 cm
23
Tarik garis lurus menyinggung objek rekrutmen karang untuk mendapatkan
diameter terpanjangnya
Lalu piliha analyze dan pilih measure pada tool bar untuk menampilkan
hasilnya. Hasil dapat di save, pilih file lalu save as berupa .txt
24
Lampiran 2 Tabel hasil analisis koresponden
Standard coordinates (rows):
Acanthastre
Acropora
Agaracia
Astreopora
Blastomuss
Cyphastrea
Coeloceris
Cycloceris
Cynarina
Echinopora
Favia
Favites
Galaxea
Goniastrea
Leptastrea
Leptoseris
Montastrea
Montipora
Oxypora
Pocillopora
Porites
Psammocor
Scolymia
OT (Sponge
F1
2.599
-0.133
1.536
1.149
2.609
2.300
0.483
3.195
1.534
0.187
-0.192
-0.340
8.382
-2.722
-0.082
2.731
-2.154
-2.722
-1.107
-0.451
-0.865
0.016
0.881
2.944
F2
0.543
-0.431
-1.057
-1.235
-0.458
-1.367
6.143
-0.047
-0.685
-1.787
2.304
-0.353
2.061
2.685
1.449
1.984
1.154
2.685
3.523
-0.628
2.166
-0.397
0.842
-0.605
F3
-0.464
0.630
-1.376
-2.455
-2.682
1.925
-6.037
0.316
0.210
-0.869
-1.362
-0.350
5.645
3.574
-1.862
4.936
2.599
3.574
-3.153
-0.177
0.930
-0.268
-1.176
2.095
F4
-0.966
-0.407
-3.216
-2.369
-4.808
3.640
1.406
-1.112
0.739
0.882
2.790
0.074
3.666
-3.269
-1.050
1.651
-2.306
-3.269
4.409
0.545
-0.128
-1.120
-1.215
3.856
F5
-1.134
-0.406
-2.372
5.250
0.048
-1.577
2.433
-0.578
2.081
3.132
-0.138
0.679
0.572
4.337
2.175
-0.106
2.893
4.337
-1.552
-0.414
-0.943
-1.481
0.461
4.404
F6
-1.443
0.830
-4.270
4.856
-1.906
0.029
5.029
-2.956
1.552
-3.273
-1.235
-0.684
0.018
-3.491
3.290
1.648
-1.742
-3.491
-1.210
-0.023
0.103
0.452
0.595
-2.008
F3
0.016
0.214
0.035
0.070
0.129
0.053
0.277
0.004
0.004
0.010
0.109
0.107
0.166
0.202
0.198
0.490
0.219
0.202
0.189
0.020
0.097
0.020
0.239
0.080
F4
0.052
0.067
0.143
0.048
0.308
0.140
0.011
0.033
0.041
0.008
0.340
0.004
0.052
0.125
0.047
0.041
0.128
0.125
0.274
0.138
0.001
0.255
0.190
0.202
F5
0.051
0.047
0.055
0.169
0.000
0.019
0.024
0.006
0.229
0.072
0.001
0.214
0.001
0.157
0.143
0.000
0.143
0.157
0.024
0.057
0.053
0.317
0.019
0.188
F7
0.101
-1.052
1.722
3.059
1.788
6.201
-0.142
-1.366
1.115
-5.266
-1.014
-0.511
1.434
2.896
0.318
0.427
2.158
2.896
-0.237
0.895
0.022
-0.132
0.464
-3.618
F8
-0.118
0.356
-3.071
-6.028
-4.354
8.292
6.096
1.904
-1.429
1.833
-0.017
0.189
6.368
2.065
0.877
-2.615
1.101
2.065
-1.428
-0.327
-0.810
1.123
0.071
-1.139
F9
0.382
0.657
-1.199
6.948
2.320
0.250
-6.375
-0.319
0.730
-4.282
2.309
-0.204
8.881
1.066
1.180
-3.465
1.238
1.066
4.150
-0.279
-0.399
-1.150
-0.688
-3.497
F10
0.736
0.389
8.226
-8.978
-2.535
-3.778
6.466
-2.054
0.931
-6.344
0.182
-0.455
0.561
0.211
0.085
-1.015
3.336
0.211
0.779
0.205
-0.777
-0.239
-0.931
1.664
F11
-0.030
-0.054
-3.865
-5.262
-7.555
-4.860
-1.660
2.643
0.718
6.954
0.034
-0.355
5.325
-0.508
-2.393
-1.223
1.253
-0.508
-0.852
0.402
-0.169
-1.299
1.692
-3.042
F12
F13
-1.532 -1.607
-0.026 -0.012
7.843 1.210
0.360 0.064
1.709 0.101
1.342 1.180
3.083 -1.262
4.345 3.014
1.600 0.339
7.487 -16.413
-0.621 0.633
0.387 0.184
2.405 0.240
-2.244 -2.656
-1.195 -3.158
1.207 -1.800
0.455 1.111
-2.244 -2.656
2.222 -1.272
-0.378 -0.264
0.495 0.393
-0.167 0.473
-0.739 1.335
-4.983 2.594
F14
-0.602
-0.166
-2.789
0.443
-0.054
-4.184
0.075
4.697
-1.062
-5.985
-1.255
0.075
3.377
1.765
1.525
3.441
0.333
1.765
7.120
0.251
-1.236
1.664
-0.133
-0.532
F15
-0.394
-0.375
4.895
2.415
-3.276
-3.259
0.050
0.001
-1.153
-4.695
0.125
0.449
13.160
0.271
2.852
-0.027
-3.199
0.271
-6.242
0.262
0.390
-0.535
-0.418
-0.901
F16
-0.713
0.155
1.632
4.563
5.539
0.191
1.760
-3.040
-2.496
4.956
0.537
-0.078
6.641
-4.229
-0.991
2.277
4.355
-4.229
-0.326
0.192
-0.624
-0.899
0.844
0.866
F17
0.850
-0.310
-3.567
11.200
-2.631
-2.685
4.405
-2.365
0.620
0.708
-0.271
0.181
5.316
-0.617
-4.124
-1.132
1.432
-0.617
-0.775
-0.069
0.305
2.745
-0.983
-0.431
F16
0.001
0.000
0.001
0.006
0.014
0.000
0.001
0.008
0.015
0.008
0.000
0.000
0.006
0.007
0.001
0.003
0.015
0.007
0.000
0.001
0.001
0.005
0.003
0.000
F17
0.001
0.001
0.003
0.017
0.001
0.001
0.002
0.002
0.000
0.000
0.000
0.000
0.002
0.000
0.011
0.000
0.001
0.000
0.000
0.000
0.000
0.024
0.002
0.000
Squared cosines (rows):
Acanthastrea
Acropora
Agaracia
Astreopora
Blastomussa
Cyphastrea
Coeloceris
Cycloceris
Cynarina
Echinopora
Favia
Favites
Galaxea
Goniastrea
Leptastrea
Leptoseris
Montastrea
Montipora
Oxypora
Pocillopora
Porites
Psammocora
Scolymia
OT (Sponge)
F1
0.732
0.014
0.064
0.022
0.177
0.110
0.003
0.530
0.342
0.001
0.003
0.147
0.531
0.170
0.001
0.217
0.218
0.170
0.034
0.185
0.122
0.000
0.195
0.230
F2
0.028
0.129
0.027
0.023
0.005
0.034
0.367
0.000
0.060
0.057
0.400
0.140
0.028
0.146
0.154
0.101
0.055
0.146
0.302
0.317
0.675
0.055
0.157
0.009
F6
0.076
0.182
0.166
0.133
0.032
0.000
0.094
0.153
0.118
0.073
0.044
0.201
0.000
0.094
0.302
0.027
0.048
0.094
0.014
0.000
0.001
0.027
0.030
0.036
F7
0.000
0.257
0.024
0.047
0.025
0.236
0.000
0.029
0.054
0.166
0.026
0.098
0.005
0.057
0.002
0.002
0.065
0.057
0.000
0.216
0.000
0.002
0.016
0.103
F8
0.000
0.021
0.054
0.129
0.104
0.301
0.087
0.040
0.063
0.014
0.000
0.010
0.065
0.021
0.013
0.042
0.012
0.021
0.012
0.021
0.023
0.106
0.000
0.007
F9
0.002
0.050
0.006
0.121
0.021
0.000
0.067
0.001
0.012
0.055
0.068
0.008
0.089
0.004
0.017
0.052
0.011
0.004
0.071
0.011
0.004
0.078
0.018
0.048
F10
0.007
0.015
0.224
0.165
0.020
0.036
0.056
0.027
0.015
0.099
0.000
0.032
0.000
0.000
0.000
0.004
0.064
0.000
0.002
0.005
0.012
0.003
0.027
0.009
F11
0.000
0.000
0.042
0.048
0.152
0.050
0.003
0.037
0.008
0.100
0.000
0.016
0.022
0.001
0.049
0.004
0.008
0.001
0.002
0.015
0.000
0.069
0.074
0.025
F12
0.021
0.000
0.135
0.000
0.006
0.003
0.009
0.080
0.030
0.092
0.003
0.015
0.004
0.009
0.010
0.003
0.001
0.009
0.011
0.011
0.003
0.001
0.011
0.054
F13
0.011
0.000
0.002
0.000
0.000
0.001
0.001
0.019
0.001
0.214
0.001
0.002
0.000
0.006
0.032
0.004
0.002
0.006
0.002
0.002
0.001
0.003
0.018
0.007
F14
0.001
0.001
0.006
0.000
0.000
0.010
0.000
0.033
0.005
0.021
0.004
0.000
0.002
0.002
0.005
0.010
0.000
0.002
0.040
0.002
0.007
0.031
0.000
0.000
F15
0.000
0.002