Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Sekitar Kawasan Pariwisata Taman Bunga Nusantara Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

POLA PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN
DI SEKITAR KAWASAN PARIWISATA TAMAN BUNGA
NUSANTARA KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

NURRIZKA KARTIKA WATI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pola Pemanfaatan
Lahan Pekarangan di Sekitar Kawasan Pariwisata Taman Bunga Nusantara,
Kabupaten Cianjur adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Nurrizka Kartika Wati
G34090034

ABSTRAK
NURRIZKA KARTIKA WATI. Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan di
Sekitar Kawasan Wisata Taman Bunga Nusantara Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dibimbing oleh SULISTIJORINI dan HILDA AKMAL
Pekarangan
berpotensi
sebagai
lahan
untuk
mengkonservasi
keanekaragaman hayati pertanian. Beragam strata tanaman dalam pekarangan
dapat memberikan keindahan dan kenyamanan lingkungan setempat. Pemanfaatan

dan pengembangan lahan pekarangan telah dilakukan, namun lebih banyak
mengarah pada ketersediaan pangan keluarga. Saat ini tingkat pariwisata semakin
berkembang, sehingga memungkinkan adanya alih fungsi lahan termasuk
pekarangan. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap pola pemanfaatan lahan
pekarangan di sekitar kawasan Wisata Taman Bunga Nusantara, Kabupaten
Cianjur. Penelitian dilakukan di Desa Cibodas (Kecamatan Pacet), Desa Cibadak,
Ciwalen, Kawungluwuk dan Cikanyere (Kecamatan Sukaresmi) dengan sampel
masing-masing desa sebanyak 40 rumah. Terdapat 457 spesies (87 famili) yang
dimanfaatkan oleh warga sebagai tanaman pekarangan. Famili yang banyak
ditemukan di setiap desa adalah Agavaceae, Araceae dan Euphorbiaceae.
Komposisi pekarangan berdasarkan fungsi tanaman di setiap desa adalah
pekarangan dengan tanaman hias (lebih dari 70%), sayuran (30 - 40%), tanaman
keras (5%), apotek hidup/obat (5 - 60%), sumber karbohidrat (15 – 50%) dan
pohon buah (40 – 50%). Spesies dari tanaman hias yang banyak dijumpai di setiap
desa adalah Anthurium chrystallinum, Carex morrowi dan Plathycerium
coronarium.
Kata kunci: Cianjur, pekarangan, Taman Bunga Nusantara.

ABSTRACT
NURRIZKA KARTIKA WATI. Patterns of Land Use Homegarden Around

Turist Area Taman Bunga Nusantara Kabupaten Cianjur, West Java. Supervised
by SULISTIJORINI dan HILDA AKMAL.
Homegarden is land to conserve agricultural biodiversity. Various strata of
the plants in the homegarden can provide beauty and comfort of the local
environment. Land use and development homegarden has been carried out, but it
has been more focused on family food availability. Currently, rate of tourism is
growing so fast, so it is possible to land use change include homegarden. The
purpose of this research is to identify patterns of land use in Taman Bunga
Nusantara tourist area. This research is done at Cibodas village, Cibadak, Ciwalen,
Kawungluwuk, and Cikanyere with take 40 home in each village as sample. There
are 457 species (87 families) were used by residents as garden plants. Family
which are found in every village is Agavaceae, Araceae, and Euphorbiaceae.
Homegarden composition based on plant function in every village is homegarden
with ornamental plants (more than 70%), vegetables (30-40%), perennials (5%),
medicinal plants (5-60%), a source of carbohydrates (15-50%) and fruit trees (4050%). Ornamental plants which are found in every village is Anthurium
chrystallinum, Carex morrowi and Plathycerium coronarium.
Keyword: Cianjur, Homegarden, Taman Bunga Nusantara.

POLA PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI
SEKITAR KAWASAN PARIWISATA TAMAN BUNGA

NUSANTARA KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

NURRIZKA KARTIKA WATI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Sekitar Kawasan
Pariwisata Taman Bunga Nusantara Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Nama
: Nurrizka Kartika Wati

NIM
: G34090034

Disetujui oleh

Dr Ir Sulistijorini, MSi
Pembimbing I

Dra Hilda Akmal, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

ii


PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah
memberikan banyak limpahan karunia pada seluruh manusia di bumi ini. Pada
kesempatan ini, penulis merasa sangat bersyukur atas salah satu nikmat-Nya yang
telah memberikan kekuatan bagi penulis untuk menyelesaikan penyusunan karya
ilmiah dengan judul: “Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Sekitar Kawasan
Pariwisata Taman Bunga Nusantara Kabupaten Cianjur, Jawa Barat”.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya penulisan
karya ilmiah ini yaitu Dr Ir Sulistijorini, MSi selaku pembimbing I dan Dra Hilda
Akmal, MSi selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran
untuk terselesaikannya karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada Bapak kepala desa Cibodas beserta jajarannya, Bapak
sekretaris desa Cibadak, Ibu Yiyis beserta kader desa Cibadak, Bapak kepala desa
Ciwalen, Kader desa Kawungluwuk, Bapak kepala dusun desa Cikanyere. Selain
itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman biologi 46 atas
semangat dan dorongan yang telah diberikan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua beserta
kakak dan adik yang telah memberikan dukungan moril maupun materi dan doa
serta nasihat agar penulisan karya ilmiah ini berjalan dengan lancar. Terakhir

hanya kepada Allah SWT penulis bertawakal, semoga apa yang telah penulis
rencanakan bernilai pahala di sisi-Nya. Amin.

Bogor, Mei 2014
Nurrizka Kartika Wati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR GAMBAR

iv

DAFTAR LAMPIRAN

v

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

BAHAN DAN METODE

2

Lokasi Penelitian


2

Prosedur Penelitian

2

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN

3
3
11
14

Simpulan

14


Saran

15

DAFTAR PUSTAKA

15

RIWAYAT HIDUP

38

iv

DAFTAR TABEL

1

Luas pekarangan warga di Desa Cibodas, Cibadak, Ciwalen,

Kawungluwuk, Cikanyere
2 Persentase pemanfaatan lahan pekarangan warga di Desa Cibodas,
Cibadak, Ciwalen, Kawungluwuk, Cikanyere
3 Jumlah jenis tanaman pekarangan di Desa Cibodas, Cibadak,
Ciwalen, Kawungluwuk, Cikanyere berdasarkan komposisi
tanaman

5
6

8

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Persentase tingkat pendidikan warga di Desa Cibodas, Cibadak,
Ciwalen, Kawungluwuk, Cikanyere
Persentase mata pencaharian utama warga di Desa Cibodas,
Cibadak, Ciwalen, Kawungluwuk, Cikanyere
Tata kelola pekarangan Desa Cibadak
Persentase komposisi jenis tanaman yang ditanam di pekarangan
Pemanfaatan tanaman di Desa Cibodas, Cibadak, Ciwalen,
Alasan warga menanam tanaman pekarangan di Desa Cibodas,
Cibadak, Ciwalen, Kawungluwuk, Cikanyere
Cordyline terminalis ‘Rededge’
Dracaena reflexa
Dracaena fragrans
Agave attenuate
Sansevieria trifasciata
Anthurium chrystalinum
Palisota barteri
Asparagus densiflorus ‘Mayerii’
Plathycerium coronarium
Carex morowii
Bromelia sp. ‘Daun hijau putih’
Rencana pemanfaatan pekarangan di masa yang akan datang
Peta Provinsi Jawa Barat
Peta Kabupaten

4
4
5
7
7
8
9
9
9
9
9
9
10
10
10
10
10
11
19

DAFTAR LAMPIRAN

1.
2.
3.
4.

Peta lokasi penelitian
Kuesioner penelitian
Pemanfaatan lahan di Kabupaten Cianjur
Tingkat pendidkan warga di Desa Cibodas, Cibadak, Ciwalen,
Cikanyere, Kawungluwuk
5. Mata pencaharian utama responden di Desa Cibodas, Cibadak,
Ciwalen, Cikanyere, Kawungluwuk
6. Daftar nama jenis tanaman pekarangan yang teridentifikasi di
Desa Cibodas, Cibadak, Ciwalen, Cikanyere, Kawungluwuk

19
20
22
22
22
25

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pekarangan pada dasarnya adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang
memiliki batas-batas yang jelas dan masih memiliki hubungan dengan pemilik
rumah yang bersangkutan (Sastrapradja et al. 1979). Peranan dan pola
pemanfaatan lahan pekarangan dari setiap wilayah bervariasi, tergantung pada
kondisi sosial budaya, pendidikan, tingkat kebutuhan, ataupun ekologi setempat
(Rahayu & Prawiroatmodjo 2005). Sejak tahun 1960-an hingga sekarang
pemanfaatan lahan pekarangan yang mengarah kepada ketersediaan pangan bagi
keluarga (ketahanan pangan) telah menjadi program pemerintah melalui program
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Hal ini didukung oleh pemerintah
melalui Kementerian Pertanian dengan menyusun sebuah konsep Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang mampu mewujudkan kemandirian pangan
keluarga melalui pemanfaatan pekarangan (Mardiharini 2011).
Seiring berjalannya waktu, telah banyak perubahan pemanfaatan lahan
pekarangan. Perubahan tersebut terjadi karena adanya perubahan luas lahan, jenis
tanaman, ataupun fungsi pekarangan. Di sisi lain, meningkatnya pariwisata di
Indonesia dari tahun ke tahun membuat pemerintah semakin gencar untuk
melakukan pemekaran wilayah menjadi obyek wisata. Hal ini membuat
pemanfaatan pekarangan untuk produksi atau sebagai sumber ekonomi semakin
berkurang dan beralih pada pemanfaatan estetika (Arifin et al. 2009). Cianjur
yang memiliki potensi alam yang indah dan beraneka ragam, memiliki obyek
wisata yang telah berkembang dan menjadi pusat kunjungan wisata yaitu Taman
Bunga Nusantara yang ada di bagian Utara Cianjur. Desa yang berada di sekitar
kawasan Taman Bunga Nusantara memungkinkan untuk menjadi desa wisata
yang menunjang keindahan kawasan Taman Bunga Nusantara. Keindahan
tersebut dapat dilihat dari segi tata letaknya atau komposisi jenis tanaman yang
ditanam di sepanjang jalan atau pekarangan rumah warga menuju kawasan
pariwisata. Seiring dengan berkembangnya Taman Bunga Nusantara, tidak
menutup kemungkinan akan ada alih fungsi lahan baik berupa perubahan
pemanfaatan pekarangan ataupun perubahan pilihan jenis tanaman. Identifikasi
pola pemanfaatan pekarangan dapat dijadikan informasi dasar dalam optimalisasi
pemanfaatan lahan pekarangan dan semakin mendukung daya tarik obyek wisata
yang ada di desa tersebut.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pola pemanfaatan lahan
pekarangan di kawasan pariwisata Taman Bunga Nusantara Kabupaten Cianjur,
Jawa Barat.

2
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi mengenai
pola pekarangan di kawasan Taman Bunga Nusantara serta optimalisasi
pemanfaatannya dalam menunjang obyek wisata di sekitar wilayah penelitian.

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian
Pengambilan data dilakukan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan
mengambil sampel di lima desa yang berada di sekitar kawasan wisata Taman
Bunga Nusantara. Secara administratif Taman Bunga Nusantara yang terletak di
desa Kawungluwuk berbatasan dengan Desa Cikanyere di sebelah barat, Desa
Cibadak di sebelah timur, Desa Ciwalen di sebelah utara, dan Desa Cibodas
(kecamatan Pacet) di sebelah selatan (Disbudpar Kab. Cianjur 2010). Wilayah
yang menjadi tempat sampling dalam penelitian ini adalah desa yang berada di
sekitar kawasan Taman Bunga Nusantara, Kabupaten Cianjur Jawa Barat
(Lampiran 1).

Prosedur Penelitian
Pengambilan sampel pekarangan. Pengambilan sampel pekarangan
dilakukan secara random sampling sebanyak 40 rumah dari setiap desa yang
menjadi lokasi penelitian. Sampel pekarangan yang dipilih adalah pekarangan
sesuai definisi Sastrapradja et al. (1979) yaitu yang di dalamnya terdapat rumah,
tanaman dan memiliki batasan kepemilikan yang jelas.
Wawancara. Wawancara dilakukan bersama ketua RT atau orang yang
ditunjuk dari pihak Kelurahan kepada 40 responden. Kegiatan ini dilakukan
dengan menggunakan panduan kuesioner yang sebelumnya telah dibuat
(Lampiran 2). Data yang dikumpulkan melalui kuesioner meliputi data luas
pekarangan, komposisi, jenis, pemanfaatan dan fungsi dari tanaman pekarangan
yang ditanam warga.
Pembuatan Herbarium. Sampel tanaman dipotong sepanjang 20-30 cm
menggunakan gunting/cutter. Sampel tanaman diberi label yang dilengkapi
dengan nomor/nama lokal, tanggal dan desa pengambilan sampel, kemudian
disemprot dengan alkohol dan dibungkus menggunakan koran. Herbarium
dikeringkan dalam oven dengan suhu 600C selama 2-7 hari, selanjutnya
diidentifikasi.
Identifikasi Sampel. Herbarium yang telah dikeringkan diidentifikasi
menggunakan buku Galeri Tanaman Hias Bunga (Ratnasari 2007), Galeri

3
Tanaman Hias Daun (Ratnasari 2008), Galeri Tanaman Hias Lanskap (Lestari &
Kencana 2008), dan Flora of Java (Backer & Bakhuizen 1968).
Analisis Data. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan data.
Data yang diperoleh berupa data kondisi umum masyarakat sekitar kawasan
Taman Bunga Nusantara, keragaman tanaman, komposisi dan fungsi pekarangan
menurut persepsi masyarakat sekitar. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
Secara umum wilayah Kabupaten Cianjur termasuk daerah beriklim tropis
basah. Sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur sangat cocok untuk tempat wisata,
di antaranya kawasan puncak. Suasana alam yang indah dan sejuk menjadikan
wilayah tersebut dikunjungi banyak wisatawan baik asing ataupun domestik. Dari
total wilayah seluas 350.148 Ha, dimanfaatkan untuk lahan pertanian kering
tegalan seluas 97.227 Ha (27.76%), tanah pertanian lahan basah (58.101 Ha,
16.59%), dan pemukiman/pekarangan (25.261 Ha, 7.2%) (BPS Kab. Cianjur
2010). Selain itu, dimanfaatkan juga untuk lahan perkebunan, hutan produktif dan
konservasi, tambak/kolam, penggembalaan dan pemanfaatan lainnya (Lampiran
3). Penelitian dilakukan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Sukaresmi dan Pacet.
Kecamatan Pacet memiliki ketinggian 375 – 1080 m dpl dan Kecamatan
Sukaresmi memiliki ketinggian 1080 – 1450 m dpl. Suhu di kedua kecamatan
sama yaitu berkisar antara 190C – 210C. Kedua lokasi ini memiliki ketinggian dan
suhu yang cocok untuk daerah wisata.
Obyek wisata yang ada di Cianjur diantaranya adalah Taman Bunga
Nusantara. Taman Bunga Nusantara adalah sebuah wisata agro yang
menampilkan tanaman yang memiliki nilai jual dalam bentuk keindahan
penyusunannya dalam sebuah taman. Taman Bunga Nusantara diresmikan oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 10 September 1995. Berdirinya Taman Bunga
Nusantara dilatar belakangi dengan melihat potensi alam Indonesia yang penuh
dengan keanekaragaman. Selain itu, pendiri Taman Bunga Nusantara juga melihat
adanya peluang pasar yang berkembang serta minat masyarakat dunia terhadap
Tanaman hias, sehingga didirikan taman yang menampung, menampilkan dan
membudidayakan tanaman hias dari seluruh penjuru dunia. Salah satu tujuan
didirikannya Taman Bunga Nusantara adalah untuk melestarikan tanaman langka
dan wawasan lingkungan hidup bagi masyarakat sekitar (Disbudpar 2010).
Kondisi Masyarakat
Secara umum tingkat pendidikan warga di lima desa wilayah penelitian
masih rendah yaitu lulusan SD sebesar 37.50%, hanya 11% warga yang lulus
perguruan tinggi (Gambar 1). Perbedaan jenjang pendidikan di Desa Cibodas,
Cibadak dan Ciwalen relatif kecil. Sebanyak 15 responden (37.50%) di Desa
Cibodas dan 17 responden (42.50%) di Desa Cibadak lulusan SMP, 13 responden

4
(32.50%) di Desa Ciwalen lulusan SMA. Di Desa Cikanyere dan Kawungluwuk
lebih dari 20 responden (50%) di masing-masing desa hanya lulusan SD
(Lampiran 4).
37.50% 28.50%

23.00%
11.00%

SD
SMP
SMA
PT
Gambar 1 Persentase tingkat pendidikan warga di Desa Cibodas, Cibadak,
Ciwalen, Kawungluwuk, Cikanyere

Persentase (%)

Masyarakat Kecamatan Sukaresmi maupun Kecamatan Pacet yang tinggal
di sekitar kawasan Taman Bunga Nusantara memiliki mata pencaharian yang
beragam. Dari lima desa yang berbatasan langsung dengan obyek wisata Taman
Bunga Nusantara, setidaknya ada 11 mata pencaharian utama. Mata pencaharian
yang banyak ditekuni oleh warga adalah wiraswasta (44%), petani (21%), PNS
(9%), pegawai swasta (8.50%) dan buruh (5%) (Gambar 2). Banyaknya warga
yang menjadi wiraswastawan sejalan dengan tingkat pendidikannya yang masih
rendah, yaitu lulusan SD (37.50%). Warga yang bermata pencaharian sebagai
supir, tukang ojeg, kuli, IRT atau TNI hanya sedikit, yaitu kurang dari 5%
(Lampiran 5).
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Wiraswasta

Petani

PNS

Pegawai
swasta

Buruh

Gambar 2 Persentase mata pencaharian utama warga di Desa Cibodas, Cibadak,
Ciwalen, Kawungluwuk, Cikanyere
Perbedaan Pola Pemanfaatan Pekarangan
Pola pekarangan di dua kecamatan yang menjadi lokasi penelitian dapat
dilihat melalui tiga indikator, yaitu: a) luas lahan pekarangan, b) fungsi lahan
pekarangan dan c) jenis tanaman yang ditanam di pekarangan.
a Luas lahan pekarangan
Secara umum kepemilikan pekarangan di lima desa penelitian bervariasi
antara 5 - >50 m2. Sebanyak 37.5% warga Desa Cibadak memiliki pekarangan
5-10 m2. Desa Cibodas dan Cikanyere berkisar antara 10 – 20 m2 (32.5%), di
Desa Ciwalen (37.5%) dan Desa Kawungluwuk lebih dari 50 m2 (50%) (Tabel
1).

5
Tabel 1 Luas pekarangan warga di Desa Cibodas, Cibadak, Ciwalen,
Kawungluwuk, Cikanyere
Desa
Luas
pekarangan Cibodas Cibadak Ciwalen
Cikanyere
Kawungluwuk
(m2)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
5 – 10
12.5
25
20
2.5
37.5
10 – 20
32.5
10
15
32.5
32.5
20 – 30
17.5
12.5
7.5
7.5
12.5
30 – 40
0
0
0
0
0
40 – 50
12.5
7.5
20
22.5
20
>50
25
10
17.5
37.5
50
b Fungsi lahan pekarangan
Lebih dari 50% masyarakat di sekitar Taman Bunga Nusantara
memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai taman rumah (estetika) yang
memberi keindahan kecuali Desa Cikanyere (Tabel 2). Hal tersebut
ditunjukkan dari tata kelola halaman depan umumnya ditata dengan tanaman
hias, khususnya di Desa Cibadak ditata menggunakan tabulampot (Gambar
3a) atau rumput hias (Gambar 3b). Tidak sedikit yang masih menganggap
pekarangan sebagai sumber ketersediaan pangan, seperti Desa Cibodas,
Ciwalen, Kawungluwuk (12.5%), dan Cikanyere (15%). Selain itu juga ada
warga yang memanfaatkan pekarangannya sebagai tempat untuk memelihara
hewan ternak, lahan untuk menjemur atau lahan parkir yaitu di Desa
Cikanyere (22.5%). Sebanyak 25% warga Desa Cibadak dan 17.5% warga
Desa Ciwalen memanfaatkan pekarangannya sebagai apotek hidup

a Pekarangan depan dengan
tanaman pot

b Pekarangan dengan rumput hias

Gambar 3 Tata kelola pekarangan Desa Cibadak

6
Tabel 2 Persentase pemanfaatan lahan pekarangan warga di Desa Cibodas,
Cibadak, Ciwalen, Kawungluwuk, Cikanyere
Desa
Fungsi pekarangan Cibodas Cibadak Ciwalen Cikanyere Kawungluwuk
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
Taman rumah
67.5
50
62.5
27.5
50
(estetika)
Sumber pangan
12.5
7.5
12.5
15
12.5
keluarga
Sumber pendapatan
10
5
0
17.5
12.5
keluarga
Tempat bermain
0
7.5
0
12.5
20
Pagar hidup/apotek
10
25
17.5
5
0
hidup
Lainnya
0
5
7.5
5
22.5

c

Komposisi jenis tanaman yang ditanam
Hasil pengelompokan data dari lima desa, setidaknya ada 6 jenis
kelompok tanaman pekarangan, yaitu tanaman hias, Pohon buah, tanaman
obat/apotek hidup, sayuran, karbohidrat, dan tanaman keras. Pengelompokan
tanaman berdasarkan pergunaan dari tanaman tersebut. Komposisi jenis
tanaman yang ditanam di pekarangan sejalan dengan fungsi pekarangan secara
umum sebagai taman rumah yang memberi keindahan, yaitu lebih dari 70%
warga di setiap desa menanam tanaman hias. Walaupun proporsi dan
kombinasi pemilihan jenis tanaman hias di setiap desa berbeda-beda. Desa
Cibodas dan Kawungluwuk memiliki komposisi tanaman yang lebih lengkap
dibanding desa yang lainnya, karena ditemukan semua kelompok tanaman.
Hal ini sejalan dengan luas pekarangan yang dimiliki oleh rata-rata warga desa
Cibodas dan Kawungluwuk. Penanaman pohon buah di pekarangan
menempati urutan kedua setelah tanaman hias, terutama di Desa Cibodas
(40%), Desa Kawungluwuk (80%) dan Cikanyere (55%). Tanaman apotek
hidup/obat menempati urutan ketiga setelah tanaman hias dan pohon buah,
terutama Desa Cibadak (60%) dan Desa Ciwalen (45%) (Gambar 4). Spesies
tanaman obat/apotek hidup yang banyak dijumpai adalah spesies dari famili
Zingiberaceae yaitu jahe (Zingiber officinale) dan kuniyit (Curcuma
domestica), serta jawer kotok (Plectranthus scutellaroides) dari famili
Lamiaceae.

Persentase (%)

7
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Cibodas

Cibadak

Ciwalen

Cikanyere

Kawungluwuk

Tanaman hias

Pohon buah

Obat/apotek hidup

Sayuran

karbohidrat

Tanaman keras

Gambar 4 Persentase komposisi jenis tanaman yang ditanam di pekarangan
warga Desa Cibodas, Cibadak, Ciwalen, Kawungluwuk,
Cikanyere
Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan penggunaan dari tanaman
tersebut. Lebih dari 60% warga di setiap desa menggunakan tanaman yang ada di
pekarangannya untuk dikoleksi, 50% warga menggunakannya untuk di konsumsi,
dan kurang dari 25% warga yang menjual kembali tanaman pekarangannya
(Gambar 5). Umumnya tanaman pekarangan yang dikoleksi oleh masyarakat
adalah kelompok tanaman hias, namun ada juga masyarakat yang menjualnya
kembali seperti spesies Carex morrowi, Plathycerium coronarium,
Chrysanthemum sp. ataupun berbagai varietas Bromelia sp.. Tanaman pekarangan
yang umumnya digunakan untuk konsumsi adalah dari kelompok tanaman
sayuran seperti Amaranthus, Solanum, sumber karbohidrat seperti Musa sp.,
Colocasia sp., tanaman obat seperti Zingiber officinale ataupun pohon buah
(Carica papaya).
Persentase (%)

100

Koleksi
Konsumsi
Dijual

80
60
40
20
0
Cibodas

Cibadak

Ciwalen

Cikanyere Kawungluwuk

Desa

Gambar 5 Pemanfaatan tanaman di Desa Cibodas, Cibadak, Ciwalen,
Kawungluwuk, Cikanyere
Pemilihan jenis tanaman juga sejalan dengan alasan warga menanam
tanaman pekarangan tersebut. Sebanyak 67.5% warga Cibadak, 65% warga
Kawungluwuk, 52.5% warga Desa Cibodas, dan 45% warga Cikanyere memilih

8

Persentase (%)

jenis tanaman yang ditanam karena hobi. Pemilihan jenis tanaman pekarangan
karena alasan nilai guna juga relatif banyak dijumpai di Desa Cibadak (47.5%)
dan Desa Ciwalen (52.5%) (Gambar 6).
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Cibodas

Cibadak

Ciwalen
Desa

Cikanyere

Kawungluwuk

Hobi
Kebutuhan

Nilai guna
Nilai jual

Gambar 6 Alasan warga menanam tanaman pekarangan di Desa Cibodas,
Cibadak, Ciwalen, Kawungluwuk, Cikanyere
Tanaman yang ditemukan dan berhasil diidentifikasi dari lima desa ada
sebanyak 457 spesies (87 famili) (Lampiran 6). Komposisi dan proporsi spesies
tanaman yang ditanam di pekarangan menentukan pola pekarangan yang khas dan
mempengaruhi fungsi pekarangannya. Famili yang banyak ditemui di Desa
Cibodas (Kecamatan Pacet) adalah famili Agavaceae (22 spesies). Famili
terbanyak kedua adalah Araceae dan Euphorbiaceae masing-masing 18 dan 12
spesies. Namun, spesies tanaman pekarangan yang dijumpai di sebagian besar
rumah warga Desa Cibodas adalah Dracaena reflexa (Songkok) dari famili
Dracaenaceae (Gambar 7).
Secara umum dari lima desa lokasi penelitian, famili yang mendominasi
adalah famili Araceae (64 spesies), famili Agavaceae (41 spesies) dan
Euphorbiaceae (26 spesies). Dari lokasi tersebut, komposisi tanaman hias daun
lebih banyak ditemukan dibandingkan tanaman hias bunga dan jenis tanaman
lainnya. Tanaman keras hanya dijumpai di Desa Cibodas dan Kawungluwuk,
sedangkan di Desa Ciwalen tidak ditemukan sumber karbohidrat (Tabel 3).
Tabel 3 Jumlah jenis tanaman pekarangan di Desa Cibodas, Cibadak, Ciwalen,
Kawungluwuk, Cikanyere berdasarkan komposisi tanaman
Desa

Tanaman hias
Bunga
Daun
Cibodas
52
85
Cibadak
25
67
Ciwalen
13
32
Cikanyere
26
74
Kawungluwuk 20
38

Jumlah komposisi jenis (spesies)
Tan. Apotek
Sumber
Sayuran
Keras hidup Karbohidrat
23
2
14
4
16
0
36
2
16
0
30
0
18
0
22
3
9
4
7
3

Pohon
buah
25
14
15
22
19

9
Jumlah spesies yang ditemukan di setiap desa bervariasi. Sebanyak 229
spesies ditemukan di Desa Cibodas, 205 spesies di Desa Cibadak, 123 spesies di
Desa Ciwalen, 180 spesies di Desa Cikanyere dan 125 spesies di Desa
Kawungluwuk. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah spesies dari
tanaman hias. Jenis tanaman hias yang dijumpai disetiap desa adalah Cordyline
terminalis ‘Rededge’ (Gambar 8), Agave attenuata (Gambar 9), Dracaena
fragrans (Gambar 10), dan Sansevieria trifasciata (Gambar 11) dari famili
Agavaceae, Anthurium chrystallinum (Gambar 12) dari famili Araceae, Asparagus
densiflorus ‘Mayerii’ (Gambar 13) dari famili Liliaceae, Palisota barteri
(Palisota) dari famili commelinaceae (Gambar 14), Carex morrowi (Gambar 15),
dan Plathycerium coronarium (Gambar 16). Tanaman hias dari famili
Bromeliaceae juga cukup dominan di Desa Cibadak khususnya dan umumnya di
setiap desa seperti Bromelia sp. ‘Daun hijau-putih’ (Gambar 17).

Gambar 8 Dracaena reflexa

Gambar 7 Cordyline terminalis
‘Rededge’

Gambar 10 Agave attenuate

Gambar 9 Dracaena fragrans

Gambar 12 Anthurium chrystalinum

Gambar 11 Sansevieria trifasciata

10

Gambar 14 Asparagus densiflorus
‘Mayerii’

Gambar 13 Palisota barteri

Gambar 16 Carex morowii

Gambar 15 Plathycerium coronarium

Gambar 17 Bromelia sp. ‘Daun hijau putih’
Pemanfaatan pekarangan di masa yang akan datang
Di setiap desa lokasi penelitian hampir 90% warganya akan terus
mempertahankan pemanfaatan pekarangannya seperti sekarang tanpa mengganti
jenis tanaman atau alih fungsi lahan. Warga yang berencana untuk alih fungsi
lahan pekarangannya untuk perluasan bangunan (rumah) hanya 7%, dan 5%
lainnya berencana untuk mengganti jenis tanaman yang sedang marak di
daerahnya (Gambar 18).

Persentase (%)

11

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Tetap
Alih fungsi
ganti jenis
tanaman

Desa

Gambar 18 Rencana pemanfaatan pekarangan di masa yang akan datang

Pembahasan
Pola pemanfaatan pekarangan
Semakin berkembangnya pariwisata di suatu kawasan menyebabkan
terjadinya pergeseran sektor pertanian menjadi sektor non pertanian atau pun
industri. Kabupaten Cianjur khususnya Kecamatan Sukaresmi merupakan daerah
sentra penghasil produk pertanian berupa sayuran. Hal ini ditunjang oleh
keberadaan Kecamatan Sukaresmi di daerah dataran tinggi dengan suhu udara 19
– 210C yang cocok untuk ditanami sayur-sayuran. Himpitan ekonomi membuat
masyarakat menjual lahan persawahan atau kebun yang dimilikinya. Hal ini
membuat masyarakat beralih profesi dari petani menjadi wiraswasta (penjual
bunga). Akhirnya profesi sebagai petani menjadi profesi sampingan. Profesi
sebagai penjual bunga yang dilakukan oleh sebagian warga Desa Cibodas,
memungkinkan mereka memiliki kepedulian terhadap budidaya tanaman di
pekarangannya. Hal ini didukung dengan lahan pekarangan yang dimiliki
mayoritas warga Desa Cibodas yang relatif luas, sehingga mampu
membudidayakan berbagai jenis tanaman pekarangan. Penny dan Ginting (1984)
mengungkapkan bahwa masyarakat yang memiliki pekarangan yang luas di
sekitar rumahnya, memungkinkan mereka untuk melakukan budidaya berbagai
jenis tanaman.
Warga di Desa Ciwalen dan Desa Kawungluwuk memiliki pekarangan
dengan luas lebih dari 50 m2. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh
Rukmana (2008) bahwa masyarakat di pedesaan rata-rata mempunyai pekarangan
yang cukup luas. Berdasarkan peninjauan langsung di lapangan, masyarakat yang

12
memiliki luas pekarangan lebih dari 50 m2 menggunakan lahannya untuk
pembibitan dan perbanyakan tanaman.
Luas pekarangan di setiap desa bervariasi dan dimanfaatkan sebagai taman
rumah (estetika) yang memberi keindahan. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan
masyarakat dan kondisi lingkungan setempat. Menurut sebagian besar masyarakat
di lima lokasi penelitian selain memperindah rumah, taman rumah juga dapat
mengurangi kadar karbondioksida. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Arifin
(2013) yang menyatakan bahwa pekarangan rumah dapat menyerap karbon secara
efektif dan memberi keindahan serta kenyamanan
lingkungan. Menurut
Soemarwoto (1978) dan Sastrapradja et al. (1979) masyarakat pedesaan yang
telah maju atau pada masyarakat perkotaan, pekarangannya akan ditata sebagai
taman dengan hiasan tanaman hias dan dikelilingi tembok atau pagar bergaya
arsitektur modern. Persentase pemanfaatan pekarangan sebagai taman rumah di
Desa Cikanyere tidak sebesar di desa yang lain. Hal ini karena 22.5% warganya
memanfaatkan pekarangan untuk ternak hewan. Alasan warga memilih
pemanfaatan lahannya dengan ternak hewan adalah untuk pemenuhan ekonomi
keluarga.
Pekarangan di Desa Cibadak yang berkisar 5-10 m2 ditata dengan
tabulampot atau dengan rumput hias di halaman depannya. Selain karena luasan
yang sempit, penataan menggunakan tabulampot atau rumput hias karena kondisi
tanah yang kurang subur akibat perubahan struktur tanah. Ashari et al. (2012)
menyatakan jika kondisi tanah yang kurang bagus dan subur untuk menanam
bunga atau tanaman yang rendah, bisa menggunakan pola tanam lain seperti
tabulampot. Pada pekarangan bagian samping, umumnya digunakan untuk
menanam tanaman hias atau tanaman obat/apotek hidup. Sementara halaman
belakang lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman buah, sayuran, palawija dan
sumber karbohidrat (tanaman non-hias) (Arifin et al. 2009). Pekarangan yang
didominasi oleh tanaman hias di halaman depannya, rata-rata ditemui di rumah
yang berdekatan dengan akses jalan raya. Hal ini sejalan dengan hasil dari
Wurianingsih (2010) dalam penelitiannya di Desa Pasir Eurih Kabupaten Bogor
yang menunjukkan bahwa rumah yang berada di dekat jalan akan lebih banyak
dimanfaatkan untuk menanam tanaman hias.
Keberadaan Taman Bunga Nusantara sejak tahun 1995, tidak memberikan
dampak yang signifikan terhadap pemanfaatan dan tata kelola pekarangan
masyarakat sekita.. Masyarakat umumnya memanfaatkan pekarangannya secara
turun temurun tanpa ada pola yang khas. Diakui oleh sebagian besar responden,
bahwasanya tidak ada perubahan pemanfaatan baik dari sisi jenis tanaman
maupun tata kelola pekarangan sebelum dan sesudah berdirinya Taman Bunga
Nusantara. Adapun bagi sebagian masyarakat yang bekerja sebagai pegawai
swasta di Taman Bunga, sedikit banyak memberikan pengaruh dalam hal
penataan pekarangannya, sehingga tampak lebih rapih dan teratur.

Komposisi tanaman pekarangan
Hasil identifikasi yang didapat di lokasi penelitian lebih sedikit dari yang
didapat oleh Purnawan (2006) di 3 desa sekitar kawasan Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango yaitu 762 spesies, dan lebih banyak dari penelitian yang didapat
oleh Wurianingsih (2010) di Desa Pasir Eurih, Kabupaten Bogor yaitu 84 spesies

13
dari 7 pekarangan, serta yang didapat oleh Qomarudin (2011) yaitu 175 spesies di
Kabupaten Lamongan. Perbedaan yang didapat dimungkinkan karena adanya
perbedaan luas lahan pekarangan di masing-masing daerah. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Arifin et al. (2009) yang menyatakan bahwa luas lahan
pekarangan menentukan keanekaragaman jenis tanaman. Semakin luas lahan
pekarangan, maka kemungkinan keanekaragaman jenis tanaman pekarangan akan
semakin tinggi.
Secara umum masyarakat di desa sekitar Taman Bunga Nusantara
memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai taman rumah, sehingga spesies
tanaman yang banyak ditemukan adalah spesies tanaman hias khususnya tanaman
hias daun. Spesies tersebut digunakan sebagai koleksi, konsumsi dan sedikit yang
untuk dijual kembali. Hal ini sejalan dengan alasan warga menanam tanaman
pekarangan yaitu untuk hobi. Desa yang berada di Kecamatan Sukaresmi
khususnya Desa Ciwalen dan Cibadak mengutamakan nilai guna dalam menanam
tanaman pekarangan. Hal ini didukung dengan ditemukannya spesies tanaman
obat/apotek hidup di Desa Cibadak paling banyak yaitu 36 spesies.
Kecamatan Sukaresmi yang berada pada ketinggian 1080 – 1450 m dpl,
memungkinkan semua jenis tanaman yang ditemukan tumbuh dengan baik di
kawasan tersebut. Menurut Sastrapradja (1979) spesies dari famili Zingiberaceae
mudah tumbuh dimana saja, karena persebarannya mulai dari dataran rendah
sampai ketinggian 1500-2000 m dpl. Tanaman ini biasa ditanam secara
tumpangsari dengan tanaman sayuran atau sebagai tanaman pekarangan. Warga
desa di Kecamatan Sukaresmi menggunakan tanaman tersebut untuk keperluan
dapur atau obat tradisional. Tanaman jawer kotok yang juga banyak ditemui di
Desa Kecamatan Sukaresmi digunakan sebagai obat luka atau tanaman hias.
Secara alami, jawer kotok dapat memperbanyak diri dengan tunas yang sering
tumbuh di sekitar tanaman induknya. Dengan menggunakan tunas tersebut jawer
kotok diperbanyak di pekarangan.
Spesies tanaman yang paling banyak ditemui di seluruh lokasi penelitian
berasal dari famili Araceae, Agavaceae dan Euphorbiaceae. Selain itu famili
Bromeliaceae dan Liliaceae juga ditemukan di setiap desa. Banyaknya spesies
dari famili ini dikarenakan keunikan karakteristik dari spesies tersebut, seperti
variasi warna daun yang membuat pekarangan semakin semarak. Selain itu
spesies dari famili tersebut juga mudah dalam perawatan dan perbanyakannya,
cocok tumbuh di dataran tinggi dan bertahan pada lingkungan tanah yang cukup
kering seperti di Desa Cibadak. Warga mengoleksi spesies tanaman tertentu
umumnya juga karena spesies tanaman tersebut sedang marak dikalangan
masyarakat, memiliki nilai jual yang cukup tinggi atau sekedar untuk hobi, seperti
spesies Carex morowii dan Plathycerium coronarium. Kedua spesies ini,
khususnya Plathycerium coronarium memiliki nilai jual dan banyak dicari oleh
pendekor taman atau penjual bunga.
Adanya perbedaan komposisi tanaman pekarangan dimungkinkan karena
perbedaan luas lahan pekarangan, persepsi fungsi pekarangan ataupun perbedaan
kondisi lingkungan yang mendukung (Arifin 2013). Dijelaskan lebih lanjut oleh
Arifin (1995) bahwa faktor pembentuk pekarangan tidak hanya bergantung pada
kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat, tapi juga
dipengaruhi oleh sifat ekologis tanaman dan jenis hewan.

14
Pemanfaatan pekarangan di masa yang akan datang
Adanya perluasan wilayah tidak menutup kemungkinan berdampak pada
perubahan lingkungan. Oleh karena itu pemeliharaan sumber keanekaragaman
hayati menjadi penting. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
memanfaatkan lahan pekarangan rumah.
Masyarakat di lima desa lokasi penelitian berencana untuk mempertahankan
kondisi pekarangan atau modifikasi komposisi tanaman pekarangan yang telah
ada saat ini. Keterbatasan anggota keluarga dan kesadaran akan pentingnya
mengelola pekarangan menjadi alasan utama bagi sebagian warga untuk tidak
merubah kondisi pekarangannya. Namun, secara tidak langsung warga di lima
desa lokasi penelitian telah terlibat dalam upaya konservasi tanaman. Menurut
Arifin et al. (2009) pekarangan rumah selain sebagai sumber pangan, sandang,
papan, juga sebagai sumber plasma nutfah dan biodiversitas. Lebih lanjut Arifin
(2013) memaparkan pemanfaatan pekarangan merupakan hal yang sangat strategis
dalam konteks mengkonservasi keanekaragaman hayati pertanian untuk beragam
jenis tanaman, hewan, dan ikan. Selain itu adanya perkembangan pariwisata yang
menyebabkan lahan terbuka semakin sempit, memungkinkan menyusutnya
keanekaragaman tanaman yang sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan.
Dengan adanya pemanfaatan lahan pekarangan secara teratur, upaya konservasi
keanekaragaman tanaman dapat dilakukan, sehingga dapat meminimalisir
kemungkinan hilangnya suatu spesies tanaman.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Pola pemanfaatan pekarangan pada lima lokasi penelitian terletak pada
fungsi, komposisi jenis, pemanfaatan pekarangan, dan alasan warga dalam
menanam pekarangan. Lima desa memanfaatkan pekarangannya sebagai taman
rumah, sehingga pemilihan komposisi tanaman yang paling banyak proporsinya
adalah tanaman hias (lebih dari 70%) yang banyak digunakan untuk koleksi. Ini
sejalan dengan alasan warga yang menanam karena hobi, kecuali Desa Ciwalen
yang menanam karena nilai guna. Hasil identifikasi untuk keragaman jenis
tanaman di lima wilayah penelitian diperoleh 450 spesies (87 famili) yang
dikelompokkan menjadi tanaman hias, tanaman obat/apotek hidup, sayuran,
sumber karbohidrat, tanaman keras, dan pohon buah. Jenis tanaman pekarangan
yang paling banyak ditemukan di setiap desa berasal dari famili Agavaceae
(Dracaena fragrans, Sansevieria trifasciata, dan Cordyline terminalis ‘Rededge’),
famili Araceae (Anthurium chrystalinum), dan famili Liliaceae (Asparagus
densiflorus ‘Mayerii’).

15
Saran
Kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan masih rendah,
sehingga diperlukan penyuluhan akan pentingnya memanfaatkan pekarangan
sebagai upaya konservasi tanaman. Selain itu, perlu adanya pengaturan tata kelola
pekarangan yang lebih rapi agar terciptanya desa wisata di Kabupaten Cianjur
yang membuat para wisatawan semakin tertarik berkunjung.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin HS. 1995.Pekarangan Taman Rumah Indonesia. Majalah Lomba Taman
Tingkat Nasional III. Jakarta : Perkumpulan Pecinta Tanaman dan Ikatan
Arsitek Lanskap Indonesia.
Arifin HS, Munandar A, Arifin NHS, Kaswanto. 2009. Pemanfaatan Pekarangan
di Pedesaan. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Arifin HS. 2013. Pekarangan Kampung untuk Konservasi Agro-Biodiversitas
dalam Mendukung Penganekaragaman dan Ketahanan Pangan di Indonesia.
Bogor (ID): Faperta IPB.
Ashari, Saptana, Purwantini TB. 2012. Potensi dan prospek pemanfaatan lahan
pekarangan untuk mendukung ketahanan pangan. Forum penelitian Agro
ekonomi, Vol. 30: 13-30.
Backer, Bakhuizen. 1968. Flora of Java. Netherlands : Noordhoff.
[BPS]. Badan Pusat Statistiik. 2010. Pemanfaatan wilayah Kabipaten Cianjur.
Cianjur: BPS.
[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2010. Profil Pariwisata Kabupaten
Cianjur. Cianjur: Disbudpar.
Lestari G, Kencana IP. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Mardiharini M. 2011. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari dan
Pengembangannya ke Seluruh Provinsi di Indonesia. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian 33: 3-5. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Penny DH, Ginting M. 1984. Pekarangan petani dan kemiskinan. Yogyakarta:
UGM Pr.
Purnawan BI. 2006. Inventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan
IPB.
Qomarudin M. 2011. Identifikasi dan inventarisasi tanaman pekarangan rumah
penduduk di Kecamatan Paciran dan Laren, Kabupaten Lamongan Jawa
Timur. [Skripsi]. Bogor : FMIPA IPB.
Rahayu M, Prawiroatmodjo S. 2005. Keanekaragaman Tanaman Pekarangan dan
Pemanfaatannya di Desa Lampeapi, Sulawesi Tenggara. J Tek.Ling. 6(2):
360-364.
Ratnasari J. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ratnasari J. 2008. Galeri Tanaman Hias Daun. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rukmana R. 2008. Bertanam Buah-Buahan di Pekarangan. Yogyakarta: Kanisius.

16
Sastrapradja et al..1979. Tanaman Pekarangan. Bogor: Lembaga Biologi
Nasional-LIPI.
Soemarwoto O. 1978. Ekologi Desa: Lingkungan Hidup dan Kualitas Hidup.
Jakarta: Prisma.
Wurianingsih M. 2010. Studi karakteristik dan fungsi pekarangan di Desa Pasir
Eurih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor : Fakultas
Pertanian IPB.

LAMPIRAN

19
Lampiran 1 Peta lokasi penelitian

Gambar 19 Peta Provinsi Jawa Barat

Gambar 20 Peta Kabupaten
Cianjur

Gambar 21 Peta lokasi penelitian
Keterangan :

= Taman Bunga Nusantara

20
Lampiran 2 Kuesioner penelitian

KUISIONER PENELITIAN
No
Pekarangan di Desa : …………………
RT/RW:………
Kecamatan
: …………. Kabupaten Cianjur
A Data pribadi
1 Nama responden
2 Pekerjaan utama
3 Pekerjaan tambahan
4 Pendidikan terakhir

: …………………………
: …………………………
: …………………………
: …………………………

B Pertanyaan
1 Berapa lama bertempat tinggal di daerah ini
a < 1 tahun
c >5 tahun
e lainnya ……
b 1-5 tahun
d >10 tahun
2 Kepemilikan rumah bapak/ibu
a Milik sendiri
b Sewa/kontrak
c Lainnya……………
3 Luas pekarangan rumah yang dimiliki
a 5-10 m2
d 30-40 m2
g lainnya………
b 10-20 m2
e 40-50 m2
c 20-30 m2
f >50 m2
4 Apa fungsi pekarangan rumah menurut bapak/ibu
a Sumber pendapatan keluarga
b Sumber ketersediaan pangan keluarga
c Taman rumah yang memberikan keindahan
d Tempat bermain dan berkumpul keluarga
e Pagar hidup/apotik hidup
f Lainnya…………
5 Jenis tanaman yang sering dipakai untuk ditanam di pekarangan rumah
(bisa lebih dari satu)
a Tanaman hias/bunga
b Tanaman palawija dan sayur-sayuran
c Tanaman keras (tahunan/ penghasil kayu)
d Tanaman obat (apotek hidup)
e Bank hidup (pisang, umbi-umbian)
f Tanaman buah-buahan
g Lainnya…………………….
6 Apa alasan bapak/ibu menanam tanaman tersebut
a Nilai jual dari tanaman tersebut
b Nilai guna (manfaat) dari tanaman tersebut
c Faktor lingkungan (kebutuhan)
d Hobi/kesukaan
e Lainnya……………….

21
7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Digunakan untuk apa tanaman yang bapak/ibu tanam di pekarangan
a Dijual
b Koleksi
c Lainnya…………………
Darimana tanaman pekarangan anda berasal
a Turun temurun
d beli
b Menanam sendiri
e lainnya…………..
c Pemberian
Bagaimana perawatan tanaman/pengolahan pekarangan yang bapak/ibu
lakukan
a ………………………
c …………………………..
b ……………………….
d ………………………….
Bagaimana rencana pemanfaatan pekarangan ke depan
a Alih fungsi
c Mengganti jenis tanaman
b Tetap
d Lainnya……………….
Jenis tanaman hias/bunga yang ditanam di pekarangan
a …
b …
c …
d …
Jenis tanaman palawija dan sayur-sayuran yang ditanam di pekarangan
a …
b …
c …
d …
Jenis tanaman keras (tahunan/penghasil kayu) yang ditanam di pekarangan
a …
b …
c …
d …
e …
Jenis tanaman obat (apotek hidup) yang ditanam di pekarangan
a …
b …
c …
d …
e …
Jenis tanaman bank hidup yang ditanam di pekarangan
a …
b …
c …
d …
e …
Jenis tanaman buah-buahan yang ditanam di pekarangan
a …
b …
c …
d …

22
Lampiran 3 Pemanfaatan lahan di Kabupaten Cianjur
Pemanfaatan
Lahan pertanian kering tegalan
Hutan produktif dan konservasi
Tanah Pertanian lahan basah
Tanah perkebunan
Pemukiman/pekarangan
Penggunaan lain-lain
Penggembalaan/pekarangan
Tambak/Kolam

Luas (Ha)
97.227
83.034
58.101
57.735
25.261
22.483
3.500
1.239

Persentase (%)
27.76
23.71
16.59
16.49
7.2
6.42
0.1
0.035

Sumber : BPS Kab. Cianjur 2010

Lampiran 4 Tingkat pendidkan warga di Desa Cibodas, Cibadak, Ciwalen,
Cikanyere, Kawungluwuk
Desa
Tingkat
Pendidikan Cibodas Cibadak Ciwalen
Cikanyere
Kawungluwuk
SD
12
11
11
21
20
SMP
15
17
7
9
9
SMA
10
7
13
8
8
Kuliah
3
5
9
2
3

Lampiran 5 Mata pencaharian utama responden di Desa Cibodas, Cibadak,
Ciwalen, Cikanyere, Kawungluwuk
Mata
pencaharian
Petani
Buruh
Wiraswasta
PNS
Supir
Kuli
Ojeg
IRT
Pegawai
TNI

Desa
Cibodas Cibadak Ciwalen Cikanyere
5
7
7
11
2
3
1
3
6
17
14
17
1
7
9
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
2
3
1
2
4
2
3
-

TOTAL
(%)
Kawungluwuk
12
21.00
1
5.00
14
44.00
9.00
1
1.50
3.00
1
1.50
1
3.50
8
8.50
2
2.50

Lampiran 6 Daftar nama jenis tanaman pekarangan yang teridentifikasi di Desa Cibodas, Cibadak, Ciwalen, Cikanyere,
Kawungluwuk
Desa
Famili

Acanthaceae

No
1.
2.
3.
4.
5.

Acoraceae

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Agavaceae

13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Nama latin
Acanthus ilicifolius
Barleria cristata
Graptophyllum pictum
Justicia gendarussa
Pseuderanthemum
reticulatum
Ruellia brittonia
Ruellia sp.
Acorus calamus
Agave obscura
Agave Americana
Agave Americana
‘Mediopicta alba’
Agave angustifolia
'Marginata'
Agave attenuate
Agave desmentiana
Agave potatorum
Agave sisalana
Beaucarnea recurvata
Chlorophytum comosum
‘Picturatum’
Cordyline terminalis
'Tricolor'
Cordyline terminalis
'Rededge'

Nama lokal

Pemanfaatan

Jeruju
Landeup
Handeleum
Gandarusa merah

Obat/apotek hidup
Obat/apotek hidup
Obat/apotek hidup
Tanaman hias



Melati

Tanaman hias



Dwarf ruellia
Rolia ungu
Jaringau
Agave
Sisal

Tanaman hias
Tanaman hias
Obat/apotek hidup
Tanaman hias
Tanaman hias




Agave

Tanaman hias

Agave

Tanaman hias



Siklok

Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias



Agave
Batawi
Nolina

Cibodas

Cibadak



Ciwalen

Cikanyere











































Tanaman hias

Kawung
-luwuk






Hanjuang tricolor

Tanaman hias





Hanjuang merah

Tanaman hias












23

24

26
Desa
Famili

No
21.

Agave potatorum

22.

Cordyline ‘Ice creame’

23.

Dracaena fragrans
Dracaena reflexa
'Variegata'
Dracaena reflexa
Dracaena surculosa
Dracaena sp.
Furcraea foetida
Pleomele angustifolia
Polianthes tuberosa
Sansevieria trifasciata
Sansevieria trifasciata
'Laurentii'
Sansevieria hahnii
'Golden'
Sansevieria pinguicula
Blumea balsamifera
Sansevieria hahnii
Sansevieria trifasciata
'Futura'
Sansevieria trifasciata
'Golden hahnii asahi'
Sansevieria trifasciata
'Green tiger'
Sansevieria trifasciata
'Nelsonii green arrow'
Sansevieria canaliculata

24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Agavaceae

Nama latin

32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.

Nama lokal

Pemanfaatan

Cibodas

Agave
Hanjuan
variegate
Hanjuang besi

Tanaman hias

Tanaman hias



Samurai

Tanaman hias



Songkok
Grasena
Drasaena




Daun suji
Sedap malam
Twister

Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Obat/apotek hidup
Tanaman hias
Tanaman hias

Lidah mertua

Cibadak

Ciwalen





Tanaman hias




Cikanyere

Kawung
-luwuk





















Tanaman hias





Kaktus kodok

Tanaman hias









Kaktus kodok

Tanaman hias
Obat/apotek hidup
Tanaman hias





Lidah mertua

Tanaman hias



Lidah mertua

Tanaman hias



Lidah mertua

Tanaman hias



Lidah mertua

Tanaman hias



Sanseviera

Tanaman hias
































Desa
Famili

No
42.
43.
44.
45.

Agavaceae

46.
47.
48.
49.

Alismataceae

50.

Aloaceae

51.
52.
53.

Amaranthaceae

54.
55.
56.

Amaryllidaceae

57.
58.
59.
60.
61.
62.

Nama latin
Sansevieria cylindrica pv
'midnight star'
S cylindrica v ar patula
Sansevieria downsii
'chahinian'
Sansevieria masoniana
silver
Sansevieria volkensii
Sansevieria trisiflora
'Quenia'
Yucca aloifolia
Yucca gloriosa
Echinodorus
macrophyllus
Aloe vera
Althernantera ficoides
Althernantera
paronychioides
Amaranthus tricolor
Celosia spicata
Celosia agantea var.
cristata
Allium fistulosum
Crinum asiaticum
Crinum sp.
Crinum sp.
Crinum sp.
Furcraea gigantea
'Striata'

Nama lokal

Pemanfaatan

Cibodas

Sanseviera

Tanaman hias



Sanseviera

Tanaman hias



Sanseviera

Tanaman hias



Sanseviera
variegate
Sanseviera

Cibadak

Ciwalen

Cikanyere







Tanaman hias
Tanaman hias



Sanseviera

Tanaman hias



Yuka belati
Tumbak raja

Tanaman hias
Tanaman hias

Melati air

Tanaman hias

Lidah buaya
Krokot

Tanaman hias
Tanaman hias

Krokot

Tanaman hias

Bayem merah
Jengger ayam

Palawija/sayuran
Tanaman hias

Jengger ayam

Tanaman hias

Bawang daun
Bakung crinum
Bakung lele
Bakung sintung
Bakung jawa

Palawija/sayuran
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias







Giant false agave

Tanaman hias



Kawung
-luwuk








































25

26

28
Desa
Famili

Amarylidaceae
Anacardiaceae
Annonacea

No
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.

Apocynaceae

74.
75.
76.
77.
78.
79.

Araceae

80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.

Nama latin
Hippeastrum hybrida
Hymenocallis speciosa
Zephyranthes carinata
Annacardium occidentale
Spondia dulcis
Annona muricata
Adenium obesum
Allamanda nerifolia
Allamanda cathartica
Catharanthus roseus
'First kiss polkadot'
Catharanthus roseus
'First kiss chery'
Catharanthus roseus
putih
Ervatamia divaricata
Kopsia fruticosa
Mandevilla sanderi
Nerium oleander
Tabernaemontana
clivaricata
Typa angustifolia
Wrigthia religiosa
Aglaonema 'Ria'
Aglaonema 'Ruby'
Aglaonemasp. 'Lipstik'
Aglaonema sp. 'Silver
queen'
Aglaoneme ‘Pride of

Nama lokal

Pemanfaatan

Cibodas

Cibadak

Ciwalen

Cikanyere


Amarylis
Spider lily
Bakung
Jambu monyet
Kedongdong
Sirsak
Kamboja
Alamanda
Alamanda

Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Pohon buah
Pohon buah
Pohon buah
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias

Tapak dara

Tanaman hias

Tapak dara

Tanaman hias



Tapak dara

Tanaman hias



Kmbang mentega
Pink Gardenia
Bunga terompet
Oleander

Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias




Gelombang cinta

Tanaman hias



Alang-alang air
Canting putri
Aglaonema
Aglaonema
Aglaonema

Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias

Aglaonema
Aglonema hib.

Tanaman hias







Kawung
-luwuk





































Desa
Famili

No

87.
88.
89.

Araceae

90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.

Nama latin
Sumatera’
Aglaonema citiphorn
Aglaonema commutatum
'Silver king'
Aglaonema hybrid ‘Dona
Carmen’
Aglaonema hybrid
Aglaonema ‘Jubilee’
Aglonema sp. 'Pelita'
Aglaonema sp.
Aglaonema rotundum
Alocasia macrorrhizos
Alocasia sanderiana
Anthurium crystallinum
Anthurium jenmanii
Anthurium jenmanii
Anthurium 'Corong'
Anthurium Hookerii
'batang hijau'
Anthurium jenmanii
'Pedang'
Anthurium 'Black beauty'
Anthurium 'Tropical fire'
Anthurium andreanum
hyb. Bambino
Anthurium sp. 'Cultivar'
Anthurium hyb. White
Anthurium andreanum
hyb. Calisto

Nama lokal

Pemanfaatan

Cibodas

Cibadak

Ciwalen

Cikanyere

Kawung
-luwuk



Aglaonema

Tanaman hias

Aglaonema

Tanaman hias

Aglaonema

Tanaman hias

Aglonema
Aglaonema
Aglaonema
Aglaonem
Aglonema
Alokasi
Kuping gajah
Jamanii
Jamanii
Anthurium

Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Smber karbohidrat
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias
Tanaman hias

Anthurium

Tanaman hias



Anthurium

Tanaman hias



Black beauty
Anthurium

Tanaman hias
Tanaman hias