Pengaruh Penciptaan Pengetahuan Dan Proses Pemanfaatan Pengetahuan Terhadap Inovasi Di Ukm Rizky Food Kab.Sukabumi

PENGARUH PENCIPTAAN DAN PROSES PEMANFAATAN
PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI DI UKM RIZKY FOOD
KAB.SUKABUMI

HUMAIROH HASMITA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penciptaan
dan Proses Pemanfaatan Pengetahuan terhadap Inovasi di UKM Rizky Food
Kab.Sukabumi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 17 September 2014

Humairoh Hasmita
H24100005

ABSTRAK
HUMAIROH HASMITA. Pengaruh Penciptaan Pengetahuan dan Proses
Pemanfaatan Pengetahuan Terhadap Inovasi di UKM Rizky Food Kab.Sukabumi.
Dibimbing oleh ANGGRAINI SUKMAWATI.
Usaha Kecil Menengah (UKM) Rizky Food adalah UKM yang bergerak
dibidang produksi makanan olahan hasil perikanan. UKM Rizky Food dalam
mewujudkan visi misi nya sangat bergantung pada jumlah, kompetensi dan
kreativitas pemilik dan karyawannya dalam berinovasi terhadap produk, proses
ataupun manajemen UKM ini. Hasil analisis yang diambil dari 50 responden dari
karyawan Rizky Food secara deskriptif adalah penciptaan pengetahuan dan
pemanfaatan pengetahuan berpengaruh terhadap tipologi inovasi. Hasil analisis
Sructural Equation Modeling (SEM) adalah penciptaan pengetahuan tidak
berpengaruh terhadap inovasi dan pemanfaatan pengetahuan berpengaruh

terhadap inovasi dengan nilai T-statistik sebesar 3,1846. Hasil dari kedua analisis
diatas terdapat faktor pendorong dan penghambat yang terangkum dalam analisis
Force Field Analysis (FFA) dan menjadi dasar terbentuknya implikasi manajerial
yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas UKM Rizky Food.
Kata kunci : inovasi, pemanfaatan pengetahuan, pemecahan masalah, penciptaan
pengetahuan, tipologi inovasi.
ABSTRACT
HUMAIROH HASMITA. The Impact of Knowladge Creation and Utilization on
The Innovation in SMEs Rizky Food Sukabumi. Supervised by ANGGRAINI
SUKMAWATI
Small and Medium Enterprises (SMEs)Rizky Food was engaged in
production of food processing fishery products. Risky Food SMEs in realizing the
visions and mission is very dependent on the number,competence, and creativity
of the owners and employees in innovating the product, process or management of
SMEs. The result of the analysis are taken from the 50 respondents from Rizky
Food employees are descriptive knowledge creation and utilization of knowledge
influence the innovation typology. The result of the analysis Structural Equation
Modeling (SEM) is no effect on the knowledge creation and utilization of
knowledge innovation affect innovation with T-statistic value of 3.1846. the
results of the above analysis are both driving and inhibiting factors in the analysis

are summarized force Field Analysis (FFA) and the basis for the information of
managerial implications that aims to enhance creativity Rizky Food SMEs.
Keyword : innovation, knowledge utilization,problem solving, knowledge
creation, tipology of innovation.

PENGARUH PENCIPTAAN DAN PROSES PEMANFAATAN
PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI DI UKM RIZKY FOOD
KAB.SUKABUMI

HUMAIROH HASMITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret ini ialah Pengaruh
Pengaruh Penciptaan pengetahuan dan Pemanfaatan pengetahuan terhadap inovasi
di UKM Rizky Food kab.Sukabumi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM
selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak Yudhi Winarsono Basuki dan Ibu Dewi Mulyawati sebagai pendiri dan
pemilik UKM Rizky Food, Bapak Rachmad Djumadi, Bapak Rusdianto beserta
seluruh pegawai UKM Rizky Food Kab.Sukabumi, yang telah membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayahanda,
ibunda, seluruh keluarga, serta seluruh teman-teman, sahabat-sahabat manajemen
47 atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 17 September 2014


Humairoh Hasmita

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

3


UKM ( Usaha Kecil Menengah)

3

Penciptaan Pengetahuan

3

Inovasi

4

Penelitian terdahulu

5

METODE

5


Kerangka Penelitian

5

Lokasi dan Waktu Penelitian

7

Jenis Data dan Sumber Data Penelitian

7

Metode Pengambilan Sampel
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis
HASIL DAN PEMBAHASAN

7
7
7

9

Karakteristik Perusahaan

9

Karakteristik responden

10

Permasalahan di UKM Rizky Food

13

Persepsi Karyawan
Pengaruh Proses Penciptaan dan Pemanfaatan pengetahuan, Tipologi inovasi
dan Pemecahan Masalah Terhadap Inovasi
Implikasi manajerial
SIMPULAN DAN SARAN


14
15
20
21

Simpulan

21

Saran

21

Daftar Pustaka

22

LAMPIRAN

23


RIWAYAT HIDUP

38

DAFTAR TABEL

1 Produksi perikanan laut TTCL (Tuna, Tongkol, Cakalang, Layur (20092010
2 Studi terdahulu terkait penciptaan pengetahuan dan inovasi
3 Persepsi karyawan terhadap tipologi inovasi, penciptaan pengetahuan,
dan pemanfaatan pengetahuan, pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan, serta bentuk inovasi
4 Hasil evaluasi outer dan inner model

1
5

14
16

DAFTAR GAMBAR
1 Data statistik perikanan tangkap Kab. Sukabumi tahun 2011 hingga 2013
(DKP, Kab. Sukabumi diolah)
2Model Konversi pengetahuan SECI proses (Nonaka dan Takeuchi, 1995
dalam setiarso et al, 2009)
3 Kerangka penelitian
4 Diagram Ishikawa
5 Model analisis
6 Karakteristik responden berdasarkan usia
7 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
8 Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan
9 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan perbulan
10 Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan
11 Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja
12 Diagram Ishikawa UKM Rizky Food
13 Model Outer 1
14 Model Inner 1
15 Model Outer 2
16 Model Inner 2
17 Faktor pendorong dan penghambat UKM Rizky Food

1
4
6
8
9
10
11
11
12
12
13
13
15
17
18
18
19

DAFTAR LAMPIRAN
1 Karakteristik Karyawan UKM
2 Hasil Pengolahan PLS
3 Dokumentasi UKM Rizky Food

24
25
29

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara geografis, Kabupaten Sukabumi terletak pada posisi 06*57’-07*25’
LS dan 106*49’-107*00’ BT. Topografi wilayah pesisir pantai di Kabupaten
bergelombang dan terdiri atas daerah perbukitan, daerah aliran sungai serta pantai.
Wilayah pesisir pantai dan teluk yang ada di Kabupaten Sukabumi berhubungan
langsung dengan Samudra Hindia. Kabupaten Sukabumi memiliki potensi
perikanan tangkap yang sangat tinggi. Setiap tahunnya jumlah produksi perikanan
laut terus mengalami peningkatan.

Produksi Ikan Kabupaten Sukabumi
(2011-2013)
9814,292

Produksi Ikan (ton)

10000

9258,763

9500
9000
8500

8179,

8000
7500
7000
2011

2012

2013

Tahun
Gambar 1 Data statistik perikanan tangkap Kab. Sukabumi tahun 2011
hingga 2013 (DKP, Kab. Sukabumi diolah)
Menteri kelautan dan perikanan Sharif C. Sutradjo (2013) pada pembukaan
final lomba Inovator Pengembangan Produk Perikanan dan Sambung rasa se-Jawa
mengatakan, dewasa ini terjadi perubahan konsumsi masyarakat dunia, sejalan
dengan meningkatnya kesejahteraan dan kualitas hidup. Tuntutan konsumen
terhadap produk hasil perikanan semakin meningkat, terutama produk yang aman
dikonsumsi, bernilai tambah, mudah dan praktis dalam penyajiannya. Berdasarkan
pernyataan diatas menerangkan bahwa peluang ekonomi kreatif hasil produk
perikanan sangatlah besar dan sangat berpotensi.
Tabel 1 Produksi perikanan laut TTCL (Tuna, Tongkol, Cakalang, Layur)
(2009-2013)
Ikan
Tuna
Tongkol
Cakalang
Layur
Jumlah

2009 (ton)
21481.33
1921.15
4344.41
3792.14
31539.03

2010 (ton)
22267.05
2982.9
3792.14
4344.42
33386.51

2011 (ton)
25087.18
3992.39
2671.86
4997.51
36748.94

2012 (ton)
1244.55
4449.545
1200.76
419.116
7313.97

2013 (ton)
280.566
5246.794
775
286
6588.64

2

Pengembangan sektor perikanan secara umum di Indonesia diarahkan pada
upaya peningkatan produksi hasil perikanan yang kegunaan serta manfaatnya
adalah untuk meningkatkan pendapatan nelayan, peningkatan gizi masyarakat
serta perluasan lapangan kerja dan meningkatkan devisa bagi negara (Talakua,
2002). Sejalan dengan arah pengembangan perikanan tersebut, maka diharapkan
adanya peningkatan pengoptimalan produk hasil perikanan dengan memanfaatkan
keterampilan, ide-ide serta kreativitas dalam menginovasi hasil perikanan menjadi
produk olahan yang dapat memenuhi permintaan dan sesuai dengan keinginan
konsumen.
Seiring dengan permintaan produk ikan yang meningkat serta tingkat
konsumsi produk hasil olahan yang juga meningkat, hal ini juga berdampak
terhadap peningkatan kesejahteraan nelayan dan menuntut para anggota UKM
(Usaha Kecil Menengah) Hasil Perikanan di Kab.Sukabumi untuk melakukan
penciptaan pengetahuan serta melakukan kreativitas dan inovasi dalam
memanfaatkan sumberdaya yang ada dalam memanfaatkan hasil perikanan
Indonesia.
Perumusan Masalah
UKM Rizky Food adalah UKM yang bergerak dalam bidang makanan
olahan hasil perikanan. Dalam hal memenuhi permintaan pasar produk hasil
perikanan yang semakin meningkat UKM Rizky Food melakukan inovasi
terhadap proses produksi yaitu dengan menggunakan bantuan teknologi mesin,
akan tetapi teknologi yang baru belum dapat digunakan dengan maksimal. Selain
itu jam kerja yang tidak beraturan juga menyebabkan inovasi yang ada menjadi
tidak efektif. Dengan demikian diperoleh masalah-masalah yang akan dikaji
sebagai berikut ini :
1. Apa permasalahan yang terjadi pada inovasi di UKM Olahan Hasil Perikanan
di Kab.sukabumi?
2. Apakah penciptaan pengetahuan dan proses berdampak terhadap inovasi di
UKM Hasil Perikanan di Kab.Sukabumi?
3. Bagaimana menggali pengetahuan dan menciptakan pengetahuan baru dalam
meningkatkan kreativitas anggota UKM Hasil Perikanan Kab.Sukabumi?
4. Apa faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam penciptaan pengetahuan
dan proses pada efektivitas inovasi UKM Hasil Perikanan di Kab.Sukabumi?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, adapun tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi permasalahan pada inovasi yang dialami oleh UKM Rizky
Food Kab.Sukabumi.
2. Menganalisis pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi UKM
Rizky Food di Kab.Sukabumi.
3. Menganalisis model penciptaan pengetahuan dalam upaya meningkatkan
efektivitas inovasi pada UKM Rizky Food di Kab.Sukabumi?

3

4. Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat proses penciptaan
pengetahuan dalam rangka meningkatkan efektivitas inovasi UKM Rizky Food
di Kab.Sukabumi?
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu:
1. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat, pengusaha
dan pemerintah dalam upaya mengembangkan kinerja usaha berskala kecil
dan menengah yang merupakan salah satu roda penggerak perekonomian
bangsa.
2. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi
pengembangan ide, penyelesaian masalah di bidang keilmuan, serta
menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan kreativitas serta
efektivitas inovasi di usaha berskala kecil dan menengah.

TINJAUAN PUSTAKA

UKM (Usaha Kecil Menengah)
Badan Pusat Statistik (BPS), memberikan definisi UKM berdasarkan
kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 5-19 orang sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha
yang memiliki tenaga kerja 20-99 orang (Agroindustri 2010). UKM pengolahan
hasil pertanian adalah suatu kegiatan memanfaatkan sumberdaya alam
pertanian menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan daya jual.
Penciptaan Pengetahuan
Penciptaan pengetahuan dan model pemanfaatan, atau yang disebut
dengan SECI model adalah satu dari teori yang sangat terkenal di dalam konteks
penciptaan dan pembelajaran pengetahuan organisasi (Nonaka 1991; Nonaka
1994; Nonaka dan Takeuchi 1995; Nonaka dan Konno 1998; Nonaka dan
Reinmoller 2000). Merujuk kepada model, aktivitas pengetahuan terbagi menjadi
dua, yaitu tacit dan eksplisit. Ada empat cara untuk mengkonversikan
pengetahuan, sebagai berikut :
1. Sosialisasi (socialization)
Metode ini lebih kepada pengalaman seseorang (tacit knowledge).
Maksudnya adalah seseorangyang memiliki pengalaman diharapkan mau
berbagi pengalaman atau ilmu yang didapat tersebut kepada orang lain
(sharing knowledge). Bentuk sharing knowledge bisa berbagai cara,

4

misalnya: melalui seminar, diskusi kelompok, menjadi motivator dan
masih banyak lagi.
2. Eksternalisasi (Eksternalization)
Singkatnya adalah Tacit to Explicit. Ini lebih kepada bagaimana ilmu yang
sudah di-sharing-kan tersebut didokumentasikan dengan baik sehingga
dapat rapi tersimpan dengan sempurna. Bentuknya bisa berupa: ebook,
perpustakaan, jurnal dan masih banyak lagi.
3. Kombinasi (Combinazition)
Mengandung arti bahwa dari dokumen yang sudah ada tersimpan
sebelumnya,
kandungan
materi
atau
isinya
bisa
diubah
(ditambah/dikurangi) menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan
demikian, sejumlah teori ilmu-ilmu yang tersimpan tersebut akan semakin
bertambah baik lagi.
4. Internalisasi (Internalization)
Ini lebih kepada bagaimana seseorang tersebut belajar atau mempelajari
hal-hal baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Sehingga dia akan
memperoleh ilmu pengetahuan baru untuk menunjang karir pekerjaannya.

Gambar 2.Model konversi pengetahuan SECI proses (Nonaka dan
Takeuchi, 1995 dalam setiarso Et al, 2009)
Inovasi
Menurut ( Schilling 2005). Inovasi digolongkan ke dalam 2 jenis berbeda,
yaitu inovasi radikal dan inovasi incremental. Jenis inovasi yang berbeda
memerlukan pengetahuan dan kerterampilan yang berbeda pula dan mempunyai
dampak berbeda pada hubungan antar pelanggan dan kompetitor perusahaan.
Inovasi radikal adalah suatu inovasi yang sangat berbeda dan baru sebagai solusi
utama dalam sebuah industri. Pada sisi lain, incremental inovasi adalah suatu
inovasi yang membuat satu perubahan-perubahan kecil dan melakukan
penyesuaian ke dalam praktek.
Desain produk yang dihasilkan dengan mendasarkan pada pendekatan
biaya daur hidup produk, akan memberikan kemampuan manajemen di dalam

5

menentukan strategi internal yang didasarkan kekuatan dan kelemahan, dan
memilih strategi inovasi yang digunakan, sehingga desain produk yang
dikeluarkan mempunyai keunggulan daya saing produk secara berkesinambungan
(Liang, Peien and Shuangxia, 2001). Dengan mengetahui biaya daur produk, akan
membantu dalam menentukan strategi dan inovasi yang akan dipilih untuk
melanjutkan keberlangsungan eksistensi produk tersebut.
Penelitian Terdahulu
Studi tentang penciptaan pengetahuan, pemanfaatan pengetahuan, tipologi
inovasi dan inovasi dapat berasal dari beberapa sumber, yang di jelaskan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Studi terdahulu terkait penciptaan pengetahuan dan inovasi.
No.
1

2

Peneliti
Qianzhen
(2005)

Variabel
Hasil penelitian
cheng Penciptaan
Melihat dampak dari pengaruh
pengetahuan,
penciptaan
pengetahuan
dan
pemanfaatan
pemanfaatan penetahuan terhadap
pengetahuan,
efektivitas inovasi
tipologi inovasi
Sukmawati et al Penciptaan
pembentukan model penciptaan
Pengetahuan dan pengetahuan
(2008)
(knowledge
inovasi
creation) dalam mendorong

inovasi pada Koperasi Susu di
Indonesia.
3

Ginanjar ( 2005)

Inovasi dan kinerja

Pengaruh inovasi produk melalui
kinerja pemasaran untuk mencapai
keunggulan
bersaing
yang
berkelanjutan.

METODE
Kerangka Penelitian
UKM kelompok nelayan sangat diharapkan memberikan kontribusinya
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dan juga agar dapat
lebih mengoptimalkan dalam memandfaatkan sumber daya laut yang sangat besar.
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan bagi UKM Kelompok Nelayan di Pelabuhan ratu
Kab.Sukabumi. pelaksanaan penelitian ini menggunakan empat tahap, yaitu
sebagai berikut :
1. Tahap pertama, menganalisi permasalahan yang dihadapi oleh UKM
kelompok nelayan di Pelabuhan ratu Kab.Sukabumi dengan menggunakan
diagram Ishikawa (Fishbone).

6

2. Tahap kedua, menganalisis proses penciptaan pengetahuan yang
berpengaruh terhadap inovasi UKM Rizky Food di Kab.Sukabumi.
3. Tahap ketiga, pemberian implikasi manajerial dengan menggunakan Force
Field Analysis (FFA) dengan harapan dapat digunakan untuk
mengefektivitaskan inovasi UKM kelompok nelayan. Kerangka pemikiran
dijabarkan pada Gambar 3.

UKM Rizky Food Kab.Sukabumi

Visi, Misi dan Strategi UKM Rizky Food Kab.Sukabumi

Identifikasi Permasalahan yang
Dihadapi oleh UKM Rizky Food
Kab.Sukabumi

\

Diagram
Tulang Ikan
(Fishbone)

Upaya Peningkatan Inovasi UKM

Proses Penciptaan pengetahuan (Nonaka
dan Takeuchi, 1995) :
1. Penciptaan Pengetahuan
(Sosialisasi dan Eksternalisasi)
2. Penggunaan Pengetahuan
(Kombinasi dan Internalisasi)

Tipologi Inovasi
(Gopalakrishnan dan bierly,
2001) : 1. Internal
2. Eksternal

Pemecahan Masalah ; 1. Kreativitas
2. Konsesis

Bentuk inovasi : 1. Produk
2. Proses
3. Manajemen

Pemodelan Structural Equational
Modeling (SEM)

Implikasi Manajerial

Gambar 3 Kerangka Penelitian

Smart
Partial Least
Square
(SmartPLS)
Force Field
Analysis (FFA)

7

Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di UKM hasil perikanan di Kabupaten
Sukabumi. Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret hingga bulan Juni 2014.

Jenis Data dan Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini data yang digunakan menggunakan data sekunder dan
data primer. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data yang sudah
tersedia. Mengambil dari penelitian terdahulu, website resmi dari data-data Dinas
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan lain sebagainya.
Sedangkan data primer yaitu data yang dikumpul sendiri oleh perorangan
atau satu organisasi langsung melalui objeknya. Data primer diperoleh dengan
cara :
a. Wawancara
b. Penyebaran kuesioner kepada para responden
Metode Pengambilan Sampel
Dalam penarikan sampel ini menggunakan teknik purposive sampling,
yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan kriteriakriteria yang telah ditentukan sebelumnya (Sekaran, 1992). Informasi mengenai
sampel diperoleh dari data yang ada di lapangan. Dengan demikian, untuk
memenuhi data yang digunakan untuk analisis ini maka diambil sebanyak 50
Responden dari karyawan pegawai UKM.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk memenuhi bahan yang digunakan dalam
penelitian diperoleh dengan mendatangi tempat penelitian yaitu UKM hasil
perikanan di Kab.Sukabumi. Pengumpulan data ini akan dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner yang akan diisi oleh para responden yaitu pegawai UKM
di tempat tersebut. Selanjutnya akan dilakukan wawancara dengan para tokoh
yang mengerti lebih tentang inovasi hasil olahan produk perikanan dan
pengolahan sumber daya manusia di tempat tersebut.
Pengolahan dan Analisis
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode Analis
Deskriptif, Diagram Ishikawa, Analisis Structural Equation Modelling (SEM) dan
Force Field Analysis (FFA).
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data
mentah menjadi data yang dapat dipahami dalam bentuk informasi yang
lebih ringkas (Istijanto 2005). Data yang akan dianalisis deskriptif
dikumpulkan dari hasil pengisisan kuesioner oleh karyawan UKM.

8

b. Diagram Ishikawa
Diagram Ishikawa merupakan sebuah diagram yang diciptakan oleh
ilmuwan Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa. Diagram ini biasa dikenal
dengan diagram tulang ikan (Fishbone). Diagram Ishikawa merupakan alat
yang digunakan untuk menganalisa hubungan sebab – akibat serta dapat
juga digunakan untuk mengkategorikan sebab yang potensial dengan
menyajikan datanya secara rapi, membantu menganalisis apa yang
sebenarnya terjadi dalam satu proses, dan mengajarkan kepada tim maupun
individu tentang proses dan prosedur baru.
Diagram Ishikawa dikenal dengan sebutan diagram tulang ikan
karena bentuknya yang menyerupai ikan dengan bagian tulang dan kepala.
Bagian kepala menggambarkan sebagai akibat dan biasanya terletak di
sebelah kanan. Sedangkan bagian tulang menggambarkan sebab – sebab
yang memberikan dampak pada akibatnya dan biasanya terletak di sebelah
kiri.
Manusia

Metode

Mesin

Efek
penyebab sekunder
penyebab primer
Material

Pengukuran

Lingkungan

Gambar 4 Diagram Ishikawa
c. Structural Equation Modelling (SEM)
Metode ini merupakan teknik statistika yang digunakan untuk
menguji model statistika yang biasanya berbentuk sebab akibat. Dengan
menggunakan metode SEM maka akan memberi manfaat dengan terlihatnya
hubungan sebab akibat yang simultan dengan lebih efisien. Penentuan
sampel pada metode SEM dapat menggunakan beberapa pedoman seperti
yang dikemukakan oleh Solimun(2002) :
1. Bila pendugaan parameter menggunakan metode kemungkinan
maksimum besar sampel disarankan adalah antara 100 – 200, dengan
minimum sampel adalah 50.
2. Sebanyak 5-10 kali jumlah parameter yang ada di dalam model.
3. Sama dengan 5 hingga 10 kali jumlah variabel indikator dari
keseluruhan variabel.
Menurut Ferdinand (2002), Structural Equation Model (SEM)
yang diuji sebenarnya adalah hubungan antar dimensi pembentuk
variabel. Model struktural pada SEM memberi kemungkinan untuk
melakukan estimasi atas persamaan regresi yang berbeda namun tetap
terkait satu dengan lainnya secara bersama-sama.

9

Penciptaan
pengetahua
n
Inovasi

Pemecahan
Masalah
Tipologi
Inovasi
Gambar 5 Model analisis
d. Force Field analysis (FFA)
Metode ini digunakan untuk memberikan informasi kepada
pembuat keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan program
manajemen dalam sebuah organisasi. Menggunakan metode ini akan
diperoleh gambaran yang lengkap tentang kekuatan yang mempengaruhi
sebuah isu.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Perusahaan
UKM Rizky Food yang sekarang dikenal dengan RISYA ( Rizky
Bersama Jaya ) dirintis oleh bapak Yudhi Winarsono Basuki (Presiden
direktur), beserta Ibu Dewi Mulyawati (Direktur Manufacturing-R&D) yang
berawal dari unit produksi skala rumah tangga di Wangunreja Sukabumi
pada 5 Juli 2005, kemudian berkembang menjadi kelompok pengolah di
Wangunreja (Nyalindung) Sukabumi pada September 2007 menambah
kelompok pengolah di Ragajaya Bojonggede, Bogor. Kemudian pada
Maret 2008 berdirilah Rizky Food, perubahan terus dijalani untuk menuju
kebaikan Rizky Food baik secara organisasi, produksi maupun pemasaran.
Dengan tujuan ingin memberdayakan perempuan dan ibu rumah tangga
sebagai tenaga kerja yang terampil diharapkan bisa membantu
meningkatkan taraf hidup keluarga pada masyarakat menengah kebawah.
UKM Rizky Food bergerak dalam bidang bisnis makanan siap saji
yaitu produk-produk olahan ikan yang meminimalkan bahan pengawet dan
tanpa bahan pengawet dengan selogan ingin menumbuhkan budaya makan
ikan pada masyarakat. Saat ini variant dari produk Rizky Food yaitu Rizky
Food Sumakashi, Rizky Food enjoy Seafood, Rizky Food regular, Rizky
Food Catering dan Rizky Food Juara. Adapun macam-macam produk Rizky
Food adalah Ekado, Siomay Ikan, Kaki Naga Udang, Nugget Ikan, Otakotak Pnajang, Otak-otak Pedas, Keong emas, Kekian, Otak-otak bulat,

10

Rajungan Isi, Baso Ikan, Kaki naga Ikan, Udang gulung, Fish stick, Donat
Ikan, Ebi Furai/Tempura, Bakwan ikan, Pangsit Seafood, Karage, Lumpia
Udang, Lumpia Ikan, Sosis ikan, Abon tuna dan Petak ikan bandung.
Menampilkan produk dengan kualitas yang bisa diterima oleh
masyarakat dan didukung oleh jaringan pemasaran yang sudah terstruktur
mulai distributor, subdistributor, agen dan retailer sehingga Rizky Food bisa
dijumpai diwilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Bali dan kota-kota seperti Kupang, Makasar, Ambon, Sorong, Jayapura,
Palu, Kendari, Lampung, Palembang dan Padang.
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini merupakan karyawan dari UKM
RISYA ( Rizky Bersama Jaya) yang berjumlah 50 orang dari total karyawan
sebanyak 70 orang. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi
karyawan berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status
pernikahan, penghasilan perbulan, jumlah tanggungan dan lama bekerja.
1. Jenis kelamin
Pada UKM RISYA ini mayoritas karyawan berjenis kelamin perempuan,
yaitu sebesar 60% atau sebanyak 30 orang dari total 50 responden dan
karyawan yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 40% atau sebanyak 20
orang dari total 50 responden.
2. Usia
Terdapat kesamaan terhadap jumlah responden pada karyawan yang
dijadikan responden berusia 16–25 tahun dan yang berusia 26–35
tahun,yaitu sebesar 38%, selanjutnya karyawan yang berusia 35-45 tahun
sebesar 22%, karyawan yang berusia di atas 45 tahun sebesar 2%. Presentase
jumlah responden terkecil pada penelitian ini adalah karyawan yang berusia
diatas 45 tahun yaitu sebesar 2% (Gambar 6). Para karyawan yang berusia
26-35 tahun merupakan karyawan yang yang dapat dikatakan cukup
produktif untuk bekerja.

Usia (Tahun)
2%
22%

38%

16-25 tahun

26-35 tahun
35-45 tahun
> 45 tahun

38%

Gambar 6 Karakteristik responden berdasarkan usia

11

3. Tingkat pendidikan
Mayoritas pendidikan terakhir karyawan adalah SD sebesar 60%,
selanjutnya karyawan yang berpendidikan SMA sebesar 20%, kemudian
karyawan yang berpendidikan SMP sebesar 16%, sedangkan karyawan
yang berpendidikan diploma dan S1 memiliki bobot yang sama sebesar
2%. Dari data yang diperoleh mayoritas karyawan memiliki latar
belakang pendidikan yang rendah yaitu SD. Akan tetapi dengan latar
belakang pendidikan karyawan yang rendah UKM ini tetap berproduksi
dengan baik.

2%
2%

Pendidikan Terakhir

SD/ Sederajat

20%
16%

SMP/sederajat

60%

SMA/sederajat
Diploma
S1

Gambar 7 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
4. Status pernikahan
Mayoritas karyawan telah menikah sebesar 74%, sedangkan yang
belum menikah sebesar 22%, selain itu ada juga karyawan yang berstatus
duda/janda sebesar 4%.
Status Pernikahan

4%

22%

Sudah Menikah
Belum Menikah

74%

Duda/Janda

Gambar 8 Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan
5. Penghasilan perbulan
Mayoritas karyawan memiliki penghasilan perbulan Rp1 000 000 - Rp1
500 000 yaitu sebesar 62%, selanjutnya karyawan yang berpenghasilan Rp750
000 - Rp1 000 000 sebesar 24% dan karyawan yang berpenghasilan diatas Rp

12

1 500 000 sebesar 14%. Perbedaan pendapatan tersebut didasari dengan
pendidikan terkahir yang ditempuh dan lama bekerja di UKM serta
kompetensi yang dimiliki karyawan.
Penghasilan perbulan

14%
24%

Rp 750.001- Rp
1.00.000
Rp 1.000.001- Rp
1.500.000

62%

> Rp 1.500.000

Gambar 9 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan perbulan
6. Jumlah tanggungan
Mayoritas karyawan memiliki jumlah tanggungan 1-2 orang yaitu sebesar
56%, selanjutnya karyawan yang memiliki tanggungan 3-4 orang sebesar 38%
dan karyawan yang memiliki tanggungan 5-6 orang sebesar 6% (gambar 10).
Karyawan umumnya memiliki tanggungan 1-2 orang sehingga ini dapat
memberikan kesejahteraan terhadap karyawan dengan jumlah tanggungan
yang sedikit.
Jumlah Tanggungan

6%

1-2 orang

38%

3-4 orang

56%

5-6 orang

Gambar 10 Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan
7. Lama bekerja
Mayoritas karyawan yang sudah lama bekerja di UKM RISYA selama 2-3
tahun yaitu sebesar 46%, selanjutnya karyawan yang telah bekerja sekitar 0-1
tahun sebesar 40%, kemudian karyawan yang telah lama bekerja sekitar 4-5
tahun sebesar 8% selanjutnya karyawan yang bekerja 8-9 tahun sebesar 4%
dan karyawan yang bekerja 6-7 tahun sebesar 2% (gambar 11). denganhasil
data yang diperoleh bahwa mayoritas karyawan yang bekerja 2-3 tahun
sebanyak 46% menerangkan bahwa masih banyak karyawan yang belum
banyak memiliki pengalaman kerja di bidangnya.

13

4% Lama Bekerja
8% 2%
0-1 tahun

40%

2-3 tahun
4-5 tahun

46%

6-7 tahun
8-9 tahun

Gambar 11 Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja
Permasalahan di UKM Rizky Food
Permasalahan yang terjadi pada inovasi di UKM Rizky Food dijelaskan
pada Diagram Ishikawa (Fishbone chart). Diagram ini diperoleh dari hasil
wawancara dengan menggunakan pertanyaan terbuka kepada pemilik UKM,
kepala pabrik, staaf pengurus, serta beberapa karyawan UKM. Penyebab utama
permasalahan digambarkan pada ekor ikan, sedangkan penyebab permasalahan
digambarkan pada sirip dan duri, selain itu bagian kepala dari kerangka tulang
ikan menggambarkan akibat dari permasalahannya yang dapat dilihat pada
Gambar 12.

Gambar 12. Diagram Ishikawa UKM Rizky Food
Penyebab tidak efektifnya inovasi yang ada di UKM Rizky Food ada
beberapa faktor, yaitu sumber daya manusia (SDM), material, metode, mesin,
dan lingkungan. Faktor SDM dikarenakan banyaknya karyawan yang memiliki
latar belakang pendidikan yang rendah. Dengan latar belakang pendidikan
karyawan yang rendah dan kurangnya pelatihan yang didapat oleh karyawan
menyebabkan inovasi dan pengetahuan yang diberikan tidak diserap seluruh
karyawan, hanya beberapa karyawan saja yang dapat mengimplementasikannya.

14

Selain itu, pemilik UKM masih kurang memberikan motivasi dan kurang
mendengarkan keluhan karyawan, sehingga menyebabkan semangat karyawan
menurun.
Faktor metode, jam kerja yang tidak beraturan disebabkan sistem kerja
yang tergantung pesanan pasar menyebabkan banyak karyawan yang kewalahan
dan tidak maksimal dalam kerja karena terkadang waktu yang dipakai di luar
jam kerja yang sewajarnya. Penyebab lain yaitu masih ada beberapa prosedur
yang belum terdokumentasi.
Faktor selanjutnya yaitu faktor mesin, proses produksi yang dilakukan
oleh karyawan masih menggunakan cara manual, sedangkan UKM memiliki
mesin akan etapi mesin yang ada masih belum digunakan sehingga proses
produksi masih memerlukan waktu yang lama dan tenaga kerja yang banyak
untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar.
Faktor lingkungan yaitu ruang produksi yang kurang kondusif sehingga
menyebabkan ketidaknyaman terhadap karyawan pada saat melakukan proses
produksi.
Persepsi Karyawan
Persepsi karyawan UKM Rizky Food Kab.Sukabumi terhadap variabel
tipologi inovasi, penciptaan pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta bentuk inovasi dapat
dilihat pada Tabel 3
Tabel 3 Persepsi karyawan terhadap tipologi inovasi penciptaan pengetahuan
dan pemanfaatan pengetahuan, pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan serta bentuk inovasi.
Variabel
Skala
total Keterangan
1
2
3
4
5
6
Tipologi Inovasi
1.Internal
0
0.8 1.2 2.8
73.2 22
100 Setuju
2.Eksternal
0
2
0
2
14
100 Setuju
82
Pencipaan Pengetahuan
1.Sosialisasi
0
0
0.67 2.67 69.33 27.33 100 Setuju
2. Eksternalisasi
0.8 0
0
14
59.6 21.6 100 Setuju
Pemanfaatan
Pengetahuan
1.Kombinasi
0
0
1
21
60
18
100 Setuju
2.Internalisasi
0
0
0
12
25
100 Setuju
63
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
1.Konsensus
0
0
0.15 13.69 76.92 9.23 100 Setuju
2.Kreativitas
0
0
0
4
10
100 Setuju
86
Bentuk Inovasi
1.Manajemen
0
0
0
10
56
32
100 Setuju
2.Produk
0
0
1
27
4
100 Setuju
68
3.Proses
0
0
0
3.33 67.33 29.33 100 Setuju

15

Persepsi karyawan UKM Rizky Food terhadap tipologi inovasi secara
keseluruhan menunjukkan nilai persentasi setuju pada setiap variabelnya.
Persentasi tertinggi pada variabel eksternal sebesar 82.00 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa tipologi inovasi penting dan perlu dipertahankan karena
dianggap penting oleh karyawan. Pada variabel penciptaan pengetahuan persentasi
tertinggi yaitu sosialisasi sebesar 69.33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan beranggapan dalam penciptaan pengetahuan, variabel yang sangat
mempengaruhi yaitu proses sosialisasi di UKM. Selanjutnya pada pemanfaatan
pengetahuan variabel yang memiliki persentasi tertinggi yaitu internalisasi sebesar
63.00 persen. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan beranggapan internalisasi
mempengaruhi pemanfaatan pengetahuan.
Selain itu, pada variabel pemecahan masalah dan pengambilan keputusan,
kreativitas memiliki persentase tertinggi sebesar 86.00 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa kreativitas mempengaruhi pada pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan di dalam UKM. Pada variabel bentuk inovasi, persentasi
tertinggi yaitu produk sebesar 68.00 persen sehingga menunjukkan adanya inovasi
terhadap produk mempengaruhi terhadap kemajuan UKM Rizky Food di
Kab.Sukabumi.
Pengaruh Proses Penciptaan dan Pemanfaatan Pengetahuan, Tipologi
Inovasi dan Pemecahan Masalah terhadap Hasil Inovasi
Pada penelitian ini terdapat variabel laten eksogen dan variabel laten
endogen. Variabel laten eksogen terdiri dari tiga variabel yaitu proses
pengetahuan manajemen, tipologi inovasi dan pemecahan masalah sedangkan
hasil inovasi dijadikan sebagai variabel laten endogen. Analisis ini menggunakan
pendekatan Partial Least Square (PLS). Standar penilaian kriteria menggunakan
standar kriteria yang dijelaskan menurut Ghozali (2012). Hasil analisis secara
umum dapat dilihat pada Tabel 4 :
Dari hasil pengolahan data Tabel 3, terdapat dua model outer dan inner yang
dihasilkan seperti pada Gambar 13, Gambar 14, Gambar 15 dan Gambar 16
dibawah ini :

Gambar 13 Model Outer 1

16

Tabel 4. Hasil Evaluasi outer dan inner model
Krite
Standar
Model 1
ria
Penilaian
Loading
Nilai
Seluruh variabel telah
Factor
loading
memiliki loading factor >
factor > 0.5 0.5 maka seluruh variabel
valid.
Average
Nilai AVE Pemanfaatan Pengetahuan
Variance
> 0.5
(0.642) ; Pemecahan
Extracted
Masalah
(0.5859)
;
(AVE)
Penciptaan Pengetahuan
(0.5101)
;
Tipologi
Inovasi (0.8009) maka
seluruh variabel valid.
Composite Composite
Pemanfaatan Pengetahuan
Reliability Reliability > (0.7808) ; Pemecahan
0.7
Masalah
(0.7385)
;
Penciptaan Pengetahuan
(0.5742)
;
Tipologi
Inovasi (0.8893) maka
seluruh variabel realibel
kecuali
variabel
penciptaan pengetahuan.
Signifikan Nilai
T- Pemanfaatan Pengetahuan
si
statistik > -> Pemecahan Masalah
1.96
(3.1846) ; Pemecahan
Masalah
->
Inovasi
(2.4664)
;
Tipologi
Inovasi -> Pemecahan
Masalah (3.6631)

R-Square

Model 2
Seluruh variabel telah
memiliki loading factor >
0.5 maka seluruh variabel
valid.
Pemecahan
Masalah
(0.5859) ; Penciptaan
Pengetahuan (0.4273) ;
Tipologi
Inovasi
(0.5207) ; maka seluruh
variabel valid kecuali
variable
penciptaan
pengetahuan.
Pemecahan
Masalah
(0.7385) ; Penciptaan
Pengetahuan (0.6612) ;
Tipologi Inovasi (0.6420)
maka hanya variable
pemecahan masalah yang
reliebel.

Pemecahan Masalah ->
Inovasi
(1.258)
;
Penciptaan Pengetahuan -.
Inovaasi
(2.5223)
;
Penciptaan Pengetahuan -.
Pemecahan Masalah -.
(2.4150)
;
Tipologi
Inovasi -> Penciptaan
Pengetahuan (0.5786)
Nilai
R- R-Square inovasi sebesar R-Square inovasi sebesar
Square
0.1269 dan R-Square 0.2195,
R-Square
terletak
Pemecahan
Masalah Pemecahan
Masalah
pada
sebesar 0.2674
sebesar 0.1388, dan Rrentang 0-1
Squere
Penciptaan
Pengetahuan
sebesar
0.0113

Gambar 13 memberikan penjelasan bahwa semua indikator memiliki
indikator yang valid kecuali indikator sosialisasi pada variabel penciptaan
pengetahuan dan indikator proses di variabel inovasi. Hal ini menerangkan
bahwa penerapan sosialisasi pada penciptaan pengetahuan masih sangat
kurang dan juga inovasi pada proses yang masih sangat rendah. Gambar 13

17

juga menerangkan bahwa konversi penciptaan pengetahuan yang terjadi di
UKM didominasi oleh eksternalisasi dan pada pemanfaatan pengetahuan
yaitu kombinasi. Selanjutnya sumber inovasi yang didapat yaitu didominasi
dari sumber internal, cara pemecahan masalah yang dilakukan yaitu dengan
konsesus dan inovasi yang paling banyak dilakukan yaitu inovasi pada
manajemen.

Gambar 14.Model Inner 1
.
Gambar 14 memberikan penjelasan bahwa pada variabel tipologi inovasi
menerangkan bahwa sumber inovasi yang terbesar berasal dari internal UKM,
selanjutnya pada variabel penciptaan pengetahuan menerangkan bahwa konversi
penciptaan pengetahuan yang terjadi yaitu eksternalisasi serta pada pemanfaatan
pengetahuan yang terjadi yaitu kombinasi. Selanjutnya pada variabel pemecahan
masalah yang digunakan oleh UKM yaitu indikator konsensus, pada variabel
inovasi UKM lebih banyak berinovasi pada manajemen yang ada di UKM
dibandingkan dengan inovasi terhadap produk dan proses. Tipologi Inovasi
berpengaruh signifikan terhadap Pemecahan masalah, begitu juga dengan proses
pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap pemecahan masalah (T statistics >
1.96). Pengaruh tipologi inovasi terhadap pemecahan masalah sebesar 3.784,
artinya tipologi inovasi semakin meningkat maka pemecahan masalah juga akan
meningkat. Sedangkan pemanfaatan pengetahuan berpengaruh terhadap
pemecahan masalah sebesar 2.872, artinya proses pengetahuan semakin
meningkat maka pemecahan masalah juga akan meningkat. Selain itu, pemecahan
masalah juga berpengaruh signifikan terhadap Inovasi sebesar 2.690 artinya
semakin banyak pemecahan masalah, maka inovasi juga akan meningkat.
Gambar 15 memberikan penjelasan bahwa semua indikator memiliki
indikator yang valid. Hal ini dikarenakan semua nilai loading indikator di atas
0.05. Gambar 15 di atas juga memberikan nilai R-Square inovasi sebesar 0.2195,
R-Square Pemecahan Masalah sebesar 0.1388, dan R-Squere Penciptaan
Pengetahuan sebesar 0.0113. Hal ini memberikan penjelasan bahwa R-Square
penciptaan pengetahuan dalam kategori moderat dan R-Square inovasi dalam
kategori kuat. Selanjtnya Gambar 15 juga menerangkan bahwa pada konversi
penciptaan pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan di dominasi dengan
internalisasi, lalu pada sumber inovasi yang mendominasi yaitu sumber eksternal,

18

pada proses pemecahan masalah yang paling mendominasi adalah dengan cara
konsesus, sedangkan pada inovasi yang mendominasi adalah inovasi pada
manajemen di UKM.

Gambar 15. Model outer 2

Gambar 16. Model Inner 2
Gambar 16 menerangkan bahwa konversi pengetahuan yang terjadi di UKM
yaitu konversi pengetahuan internalisasi hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran yang
dipakai yaitu pembelajaran sambil melakukan (learning by doing), lalu sumber inovasi
yang didapat yaitu berasal dari internal, pemecahan masalah yang dilakukan yaitu
dengan cara konsesus serta inovasi yang dilakukan yaitu inovasi pada manajemen.
Gambar 16 juga memberikan penjelasan bahwa Penciptaan Pengetahuan berpengaruh
signifikan terhadap Pemecahan masalah, begitu juga dengan penciptaan pengetahuan
berpengaruh signifikan terhadap pemecahan masalah (T statistics > 1.96). Pengaruh
penciptaan pengetahuan terhadap inovasi sebesar 2.5223, artinya penciptaan

19

pengetahuan semakin meningkat maka inovasi juga akan meningkat. Selanjutnya
penciptaan pengetahuan berpengaruh terhadap pemecahan masalah sebesar 2.4151,
artinya penciptaan pengatahuan semakin meningkat maka pemecahan masalah juga
akan meningkat. Dalam model 2 ini dapat diketahui bahwa dengan meningkatnya
penciptaan pengetahuan termasuk di dalamnya pemanfaatan pengetahuan maka akan
memberikan peningkatan terhadap inovasi dan pemecahan masalah.
Force Field Analysis (FFA)
Keputusan manajerial dapat dipilih dengan melihat faktor-faktor yang
mendorong tercapainya tujuan maupun yang menghambat tujuan suatu Usaha
Kecil Menengah (UKM). Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor yang berasal
dari internal maupun eksternal suatu UKM. Adapun faktor-faktor yang
mendorong dan menghambat pencapaian tujuan UKM dapat dilihat pada tabel
Force Field Analysis (FFA) yang terlihat pada Gambar 17.

Gambar 17 Faktor pendorong dan penghambat UKM Rizky Food
Gambar 17 memaparkan beberapa faktor penghambat dan faktor pendorong
dalam mewujudkan tujuan UKM. Adapun faktor – faktor pendorong dan
penghambatnya yaitu, adanya hubungan kekerabatan yang erat di lingkungan
UKM, akan tetapi dengan eratnya hubungan kekerabatan ini menyebabkan
pemilik UKM kurang tegas dalam memberikan sanksi terhadap karyawan yang
melakukan pelanggaran misalnya kepada karyawan yang datang terlambat. UKM
juga mendapatkan bantuan dari berbagai instansi terkait permodalan, akan tetapi

20

untuk melakukan pengurusan izin dalam perluasan UKM menjadi CV atau PT
masih sangat birokratis dan berbelit-belit, dalam hal produksi faktor
penghambatnya yaitu ruang produksi yang masih kurang kondusif, selanjutnya
UKM memiliki permintaan pasar yang banyak akan tetapi pihak UKM masih
terbatas dalam memenuhi kebutuhan pasar dikarenakan sebagian proses produksi
masih secara manual dan gaji tidak sesuai dengan beban kerja karyawan, faktor
pendorong yang terakhir yaitu akses lokasi pabrik untuk mendapatkan bahan baku
sangat strategis karena lokasi pabrik dekat dengan pelabuhan Ratu akan tetapi
pihak pemasok belum dapat memenuhi permintaan UKM sehingga UKM harus
memasok bahan baku dari lokasi yang cukup jauh yaitu Kota Tegal.
Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian implikasi manajerial yang dapat digunakan
oleh UKM Rizky Food sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja
UKM yaitu dalam tujuan untuk mengefektivkan inovasi yang ada di UKM,
sebaiknya UKM dalam hal penciptaan pengetahuan melakukan konversi
pengetahuan dengan memberikan pembelajaran kepada karyawan dan untuk
menciptakan suatu inovasi lebih baik dilakukan dengan cara dari proses
penciptaan pengetahuan langsung ke inovasi dibandingkan melalui pemecahan
masalah terlebih dahulu. Selanjutnya UKM sebaiknya melakukan inovasi pada
bidang manajemen di UKM, serta UKM sebaiknya mengadakan Forum Group
Discussion (FGD), melakukan sistem jam kerja yang teratur dan memberikan
kompensasi seuia dengan beban kerja karyawan, serta mengadakan perbaikan
pada ruang produksi agar ruang produksi nyaman digunakan.
Dari analisis faktor pendorong dan penghambat yang dimiliki UKM terdapat
beberapa solusi untuk mengatasi faktor yang dapat menghambat meningkatnya
kreativitas dan kinerja UKM yaitu sebaiknya pemilik UKM memberikan sanksi
yang tegas dan memberikan teguran kepada karyawan yang melakukan
pelanggaran, misalnya menegur karyawan yang datang terlambat. Untuk birokrasi
yang berbelit-belit, pemilik UKM sebaiknya menjalin hubungan yang baik dengan
pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan terkait dalam pengurusan izin
atau perluasan UKM. Selanjutnya untuk ruang produksi yang kurang nyaman
yang disebabkan ruang produksi yang panas yang membuat ketidaknyamanan
karyawan dalam bekerja, sebaiknya pemilik UKM menambahkan fasilitas
pendingin ruangan agar ruangan menjadi kondusif lalu dalam hal kompensasi
karyawan sebaiknya pemilik UKM memberikan kompensasi yang sesuai dengan
beban kerja karyawan dan waktu yang dikorbankan dalam bekerja. Hal ini dapat
meningkatkan kinerja dan meningkatkan motivasi kinerja dan efektifnya inovasi
yang ada di UKM Rizky Food.

21

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Masalah yang terjadi pada inovasi yaitu permasalan pada rendahnya latar
belakang pendidikan karyawan, kurangnya pelatihan yang didapat oleh karyawan,
rendahnya semangat karyawan. Dalam hal metode yang ada di UKM yaitu jam
kerja yang tidak beraturan dan prosedur yang belum terdokumentasi. Dalam hal
mesin yaitu proses produksi yang masih menggunakan cara manual dan mesin
yang ada belum digunakan sehingga proses produksi membutuhkan waktu yang
lama dan tenaga kerja yang banyak. Dan di lingkungan UKM terdapat masalah
berupa ruang produksi yang kurang kondusif yang menyebabkan karyawan tidak
nyaman dalam bekerja.
Pemanfaatan pengetahuan berpengaruh terhadap inovasi yang ada di UKM
Rizky Food, akan tetapi sebaliknya penciptaan pengetahuan tidak berpengaruh
terhadap inovasi. Hal ini terjadi diduga karena kurangnya sosialisasi yang ada di
UKM kepada keseluruhan karyawan.
Terdapat dua model dalam upaya meningkatkan efektifitas inovasi pada
UKM. Akan tetapi model yang dipilih adalah model dua karena model kedua
menjelaskan bahwa dengan meningkatnya penciptaan pengetahuan termasuk
didalamnya pemanfaatan pengetahuan maka akan memberikan peningkatan
terhadap inovasi dan pemecahan masalah serta menjelaskan bahwa hasil dari
penciptaan pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan lebih efektif langsung
menuju ke inovasi dibandingkan melalui pemecahan masalah terlebih dahulu.
Keputusan manajerial dapat dipilih dengan melihat faktor-faktor yang
mendorong tercapainya tujuan maupun yang menghambat tujuan suatu Usaha
Kecil Menengah (UKM). Adapun faktor pendorong tersebut adalah hubungan
kekerabatan yang erat di lingkungan UKM, bantuan dari berbagai instansi terkait
permodalan, keamanan untuk proses produksi, banyaknya permintaan pasar akan
produk dan akses lokasi bahan baku yang strategis. Sedangkan faktor penghambat
yang dialami UKM Rizky Food adalah pemilik UKM kurang tegas dalam
memberikan sanksi atau menegur karyawan yang melakukan sanksi, adanya
birokrasi yang berbelit-belit pada perizinan ke pemerintahan, ruang produksi yang
tidak kondusif dan tidak nyaman, sebagian besar produksi masih menggunakan
mesin manual serta gaji karyawan yang tidak sesuai dengan beban kerja, dan
pemasok yang terdekat belum dapat memenuhi permintaan UKM sehingga UKM
memasok bahan baku dari lokasi yang cukup jauh dari pabrik UKM.
Saran
Berdasarkan penelitian ini, saran yang dapat dijadikan sebagai masukan
untuk pemerintah dan instansi terkait sebaiknya membantu memudahkan urusan
UKM Rizky Food dalam hal perizinan dan hak paten yang selama ini masih
sangat birokratis. Untuk UKM Rizky Food sebaiknya memberikan media dan
fasilitas dalam pengembangan keterampilan karyawan dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan rutin, mengadakan Focus Group Discussion (FGD),
Knowledge Sharing (berbagi pengetahuan) yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan kreativitas karyawan. Selain itu, pemilik UKM pun sebaiknya

22

sering memberikan motivasi kepada karyawan agar mereka lebih semangat
dalam bekerja, dan juga memberikan fasilitas yang memadai dan kondusif di
ruang produksi agar karyawan merasakan kenyamanan saat bekerja dan aktivitas
produksi dapat berjalan secara maksimal. Hal tersebut dapat meningkatkan
kinerja, kreatifitas dan inovasi karyawan UKM.

DAFTAR PUSTAKA
Basuki S. 2008. Profil Singkat Kota Sukabumi [Internet].[diunduh 2014 Maret
06 ]. Tersedia pada: http://sukabumicity.blogspot.com/2008/08/profilsingkat-kota-sukabumi.html?m=1.
Budiarto M. 2012. Membangun Ekonomi Nasional Dari Perairan Umum
[Internet].[diunduh
2014
Maret
27]
.
Tersedia
pada:
http://ppnsi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=166:me
mbangun-ekonomi-nasional-dari-perairan-umum&catid=29:perikanan-akelautan&Itemid=116 [ 27 Maret 2014]
Cheng Q. 2005. The Impact of Knowledge Creation And Utilization Processes On
The Effectiveness Of Innovation. Canada (UK): Concordia University.
Ferdinand A. 2002. Structural Equation Model dalam Penelitian Manajemen.
Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gopalakrishnan, S. and P. Bierly (2001). “Analyzing Innovation and Adoption
Using a Knowledge-based Approach.” Journal of Engineering and
Technology Management 18(2001): 107-130.
Kementerian Perikanan dan Kelautan. 2013. Sektor Kelautan Sebagai Pintu
Ekonomi Daerah [Internet].[diunduh 2014 Maret 27]. Tersedia pada:
http://perikanan.umm.ac.id/id/umm-news-2728-sektor-kelautan-sebagaipintu-ekonomi-daerah.html [ 27 Maret 2014]
Latan H, Ghozali I. 2012. Partial Least Square: Konsep, Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang (ID): Universitas
Diponegoro.
Nonaka I, Takeuchi H. 1995. The knowledge Creating Company; How Japanese
Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford (USA): Oxford
University Press.
Sastrawidjaja. Dkk. 2002. Nelayan Nusantara. Jakarta (ID): Pusat Riset
pengolahan Produk Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
Sukmawati A, Ma’arif M S, Marimin, Hardjomidjojo H, Indrasti N S. 2010.Model
Kontribusi Aset Pengetahuan Dalam Memfasilitasi Proses Penciptaan
Pengetahuan Pada Koperasi Susu. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

23

LAMPIRAN

24

Lampiran 1 Karakteristik Karyawan UKM
Usia
No.

Kategori Usia

Jumlah

Persentase (%)

< 15 tahun
16-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
> 45 tahun

0
19
19
11
1

0
38
38
22
2

Pendidikan Terakhir

Jumlah

Pesentase (%)

1
2
3
4

SD/ Sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
Diploma

30
8
10
1

60
16
20
1

5

S1

1

1

Status Pernikahan
Menikah
Belum menikah
Janda/ Duda

Jumlah
37
11
2

Persentase (%)
74
22
4

Jumlah
28
19
3
0

Persentase (%)
56
38
6
0

1
2
3
4
5

Pendidikan Terakhir
No.

Status Pernikahan
No.
1
2
3

Jumlah Tanggungan
No.
1
2
3
4

Jumlah Tanggungan
1-2 orang
3-4 orang
5-6 orang
7-8 orang

Penghasilan Setiap Bulan
No.
1
2
3
4
5

Penghasilan per bulan
< Rp 500.000
Rp 500.001 - Rp 750.000
Rp 750.001- Rp 1.00.000
Rp 1.000.001- Rp 1.500.000
> Rp 1.500.000

Jumlah
0
0
12
31
7

Persentase (%)
0
0
24
62
14

25

Lanjutan Lampiran 1
Lama Bekerja
No.
1
2
3
4
5

Lama bekerja di UKM
0-1 tahun
2-3 tahun
4-5 tahun
6-7 tahun
8-9 tahun

Jumlah
20
23
4
1
2

Persentase (%)
40
46
8
2
4

Lampiran 2 Hasil Pengolahan PLS
OUTER

MODEL

EVALUASI OUTER MODEL PADA MODEL 1
1. Loading Factor
Laten
Penciptaan Pengetahuan
Pemanfaatan Pengetahuan
Tipologi inovasi
Pemecahan Masalah
Inovasi

Indikator
Eksternalisasi
Sosialisasi
Internalisasi
Kombinasi
Eksternal
Internal
Konsensus
Kreativitas
Manajemen
Produk
Proses

Loading factor
0,991
0,151
0,733
0,864
0,859
0,930
0,800
0,729
0,729
0,601
0,272

Ket : Nilai yang dicetak tebal adalah indikator terbaik yang dapat merefleksikan
variabel laten

26

Lanjutan Lampiran 2
2. AVE dan Composite Reliability
Konstruk Laten

AVE

Evaluasi

Composite
Reliability

Inovasi
Pemanfaatan
Pengetahuan
Pemecahan Masalah
Penciptaan
Pengetahuan
Tipologi Inovasi

0,321973

Tidak Valid

0,354950

0,642004
0,585899

Valid
Valid

0,780821
0,738469

0,510136
0,800993

Valid
Valid

0,574173
0,889348

Evaluasi
Tidak
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Tidak
Reliabel
Reliabel

INNER MODEL 1

EVALUASI INNER MODEL PADA MODEL 1
Tabel Output dari model struktural (Inner Model)
Path
Peman