Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan Terhadap Inovasi Pada Ukm Minuman Herbal Kota Bogor

PENGARUH PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN
TERHADAP INOVASI PADA UKM MINUMAN
HERBAL KOTA BOGOR

AHMAD HARIS WIJAYA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Proses
Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi pada UKM Minuman Herbal Kota Bogor
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015

Ahmad Haris Wijaya
NIM H24110123

ABSTRAK
AHMAD HARIS WIJAYA. Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap
Inovasi pada UKM Minuman Herbal Kota Bogor. Dimbimbing oleh ANGGRAINI
SUKMAWATI.
Gaya hidup sehat masyarakat sekarang telah memberikan peluang besar
terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya UKM minuman herbal di
Kota Bogor. Agar UKM berdiri secara berkelanjutan diperlukan sumber daya
manusia yang berpengetahuan dan inovatif. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui
penyebab perkembangan UKM minuman Kota Bogor tidak optimal; (2)
menganalisis hubungan pendidikan karyawan dengan proses penciptaan
pengetahuan terhadap inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor; (3) manganalisis
pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi pada UKM minuman herbal
Kota Bogor. Dengan diagram Ishikawa, analisis crosstab, dan SEM-PLS diperoleh

hasil analisis yaitu, permasalahan UKM minuman herbal Kota Bogor terletak pada
Sumber Daya Manusia (SDM), material, mesin, lingkungan, metode, dan
pengukuran. Pendidikan karyawan memiliki hubungan dengan proses penciptaan
pengetahuan, namun tidak memiliki hubungan dengan inovasi. Proses penciptaan
pengetahuan didominasi oleh proses sosialisasi dan kombinasi, bentuk inovasi
didominasi oleh inovasi administrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penciptaan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi.
Kata kunci : crosstab, herbal, inovasi, penciptaan pengetahuan, UKM

ABSTRACT
AHMAD HARIS WIJAYA. The Influence of Knowledge Creation Process on
Innovation in Herbal Drink SMEs in Bogor City. Supervised by ANGGRAINI
SUKMAWATI.
The society healthy lifestyle had been giving opportunities to SMEs lately,
especially herbal drink SMEs in Bogor. For SMEs to have sustainable business,
knowledgeable and innovative human resources were needed. The objectives of this
research were (1) to know the cause of nonoptimal developments of Bogor herbal
drink SMEs; (2) to analyze the relation of employees education with innovation in
Bogor herbal drink SMEs; (3) to analyze the effect of knowledge creation process
on innovation in Bogor herbal drink SMEs. By using Ishikawa’s diagram, crosstab

analysis, and SEM-PLS, results of this research were obtained: (1) nonoptimal
Bogor herbal drink SMEs development were caused by human resources,
production tools, environment, methods, and measurements factors; (2) employees
education were related with knowledge creation process, and unrelated with
inovation; (3) knowledge creation process were dominated by socialization and
combination process, the form of innovation were dominated by administration
innovation. The results of this research showed that knowledge creation process had
signifficant positive influece to innovation.
Keywords: crosstab, herbal, innovation, knowledge creation, SMEs.

PENGARUH PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN
TERHADAP INOVASI PADA UKM MINUMAN
HERBAL KOTA BOGOR

AHMAD HARIS WIJAYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi pada
UKM Minuman Herbal Kota Bogor
Nama
: Ahmad Haris Wijaya
NIM
: H2411 0123

Disetujui oleh

Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM
Pembimbing


Diketahui oleh

Tanggal Lulus:

1 9 P.'JS 2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang
telah memberikan segala karunia-Nya, sehingga skripsi ini telah berhasil
diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pengaruh Proses
Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi pada UKM Minuman Herbal Kota
Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM
selaku pembimbing. Penghargaan penulis berikan kepada pimpinan dan karyawan
UKM Sari Kurma Jadied, Sari Kurma Sahira, Taman Sringanis, R’Lax, dan Nyonya
Ing yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada orang tua tercinta (Bapak Muladi dan Ibu Sunarlin), kepada
kakakku tercinta Retno Muji Rahayu dan Dwi Laksono, partner usaha Muhammad
Nizam, Rizky Mubarok, dan Gagas, para sahabat Wisma Hijau (Hasannudin,
Noorul Amin, Ibrahim Afif, dan Praditya), serta teman-teman yang telah membantu

secara moril maupun materiil.
Semoga penelitian ini memberikan manfaat, khususnya bagi UKM minuman
herbal Kota Bogor dan penelitian selanjutnya.

Bogor, Agustus 2015

Ahmad Haris Wijaya

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1
2
2
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Usaha Kecil dan Menengah
Penciptaan Pengetahuan
Pemecahan Masalah
Inovasi

Studi Terdahulu yang Relevan

3
3
4
5
5
6

METODE
Kerangka Pemikiran
Tempat dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Penarikan Sampel
Pengolahan dan Analisis Data

7
7
9
9

9
9

HASIL DAN PEMBAHASAN
12
Karakteristik Responden
12
Karakteristik UKM
13
Permasalahan UKM
17
Persepsi Karyawan
18
Hubungan Pendidikan Karyawan terhadap Proses Penciptaan Pengetahuan dan
Pengetahuan dan Inovasi
19
Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi dengan Pendekatan Partial
Pendekatan Partial Least Square (PLS)
20
Implikasi Manajerial

23
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

24
24
25

DAFTAR PUSTAKA

25

LAMPIRAN

27

RIWAYAT HIDUP

34


DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8

Pertumbuhan UKM minuman herbal Kota Bogor tahun 2012-2014
Studi terdahulu yang relevan
Karakteristik karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor
Karakteristik UKM minuman herbal Kota Bogor
Proses penciptaan pengetahuan yang diterapkan UKM
Kapabilitas pemecahan masalah yang diterapkan UKM
Inovasi yang diterapkan UKM
Persepsi karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor terhadap proses
penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi
9 Hasil chi-square tests pendidikan dengan proses penciptaan pengetahuan
10 Hasil chi-square tests pendidikan dengan kapabilitas pemecahan masalah
11 Hasil chi-square tests pendidikan dengan inovasi
12 Hasil evaluasi outer model
13 Hasil evaluasi inner model
14 Implikasi manajerial

1
6
12
13
13
14
15
18
19
19
20
21
21
24

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

SECI process
Kerangka pemikiran
Tahapan penelitian
Diagram Ishikawa
Model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi
Diagram Ishikawa UKM minuman herbal Kota Bogor
Hasil outer model

4
7
8
10
11
17
22

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil uji validitas dan realibilitas kuesioner
2 Hasil uji chi square hubungan pendidikan dengan proses penciptaan
Penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi
3 Hasil outer model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhaap
Inovasi menggunakan Smart-PLS
4 Hasil inner model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhaap
Inovasi menggunakan Smart-PLS

27
28
32
33

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyaknya kasus malpraktek dan keracunan obat kimia akhir-akhir ini
membuat masyarakat Indonesia semakin resah. Karena hal tersebut membuat
kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan modern yang didominasi obat
berbahan kimia mulai menurun. Masyarakat kini lebih memilih untuk menerapkan
gaya hidup sehat, dibuktikan dengan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap
produk herbal. Adapun pengertian produk herbal yang dimaksud adalah bahan atau
ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral dapat berupa obat
herbal tradisional ataupun obat herbal non tradisional (Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan 2014). Hal tersebut membuka peluang bagi para
pelaku usaha khususnya bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Periode 20112012 UKM memiliki persentase pertumbuhan terbesar dibanding usaha lainnya.
Usaha kecil mengalami pertumbuhan sebesar 4,52% dan usaha menengah
mengalami pertumbuhan sebesar 10,65%. Tenaga kerja yang diserap UKM pada
tahun 2011 sebesar 6,47%, pada tahun 2012 meningkat menjadi 7,03%
(Kementerian Koperasi dan UKM 2013).
Kota Bogor sebagai salah satu kota penyangga ibukota Jakarta memiliki
pertumbuhan UKM yang cenderung turun pada periode 2011-2014. Jumlah UKM
Kota Bogor tahun 2011 sebesar 6 582, meningkat sebesar 4,06% menjadi 6 849
pada tahun 2012. Pada tahun 2013 jumlah UKM Kota Bogor sebesar 6 640, turun
sebesar 3,05% dibanding tahun 2012. Jumlah UKM tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar 0,56% dibanding tahun 2013. Ketika pertumbuhan jumlah UKM
Kota Bogor cenderung menurun, pertumbuhan jumlah UKM minuman herbal Kota
Bogor cenderung konstan. Pada Tabel 1 dapat dilihat pertumbuhan UKM minuman
herbal Kota Bogor.
Tabel 1 Pertumbuhan UKM minuman herbal Kota Bogor tahun 2012-2014
Tahun
UKM minuman herbal Kota Bogor
2012
2013
2014
Jumlah UKM (unit)
22
26
26
Pertumbuhan UKM
15,38%
0%
Keterangan : - = data tidak tersedia

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor serta Dinas
Perindustrin dan Perdagangan Kota Bogor (2015)
Pada Tabel 1 terihat bahwa jumlah UKM minuman herbal Kota Bogor
mengalami kenaikan pada periode 2012-2013, pada tahun 2014 pertumbuhan
jumlah UKM konstan. Hal tersebut menujukkan bahwa UKM minuman herbal Kota
Bogor dapat bertahan dari serbuan pasar globalisasi dibanding UKM lainnya.
Disamping itu dengan meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap produk herbal,
membuat UKM minuman herbal tetap eksis dalam persaingan industri obat-obatan.
Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat mengenai tren gaya hidup
sehat, membuat prospek usaha dalam bidang minuman herbal semakin terbuka
lebar. Namun kinerja UKM minuman herbal masih rendah, hal tersebut ditunjukkan

2
UKM hanya mampu memproduksi sebanyak 6 ton setiap bulannya, sedangkan
permintaan pasar mencapai 9 ton. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kompetensi
karyawan yang dimiliki, aspek permodalan, pengadaaan bahan baku yang
berkualitas, dan masih kurangnya pengetahuan dalam manajemen keuangan
(Andina 2014). Rendahnya kinerja UKM minuman herbal menjadi salah satu faktor
penghambat UKM untuk bersaing dengan usaha lainnya.
Menurut Setiarso (2005) salah satu penyebab rendahnya kinerja UKM
disebabkan oleh rendahnya penguasaan atau pengembangan ilmu pengetahuan. Hal
ini menuntut pihak UKM untuk mengimplementasikan manajemen pengetahuan
khususnya dalam hal penciptaan pengetahuan. Salah satu keunikan pengetahuan
adalah ketika pengetahuan dalam UKM diimplementasikan dan dibagikan secara
intensif maka pengetahuan yang dimiliki oleh UKM akan terus bertambah.
Pengetahuan yang dikelola dengan efektif dan efisien dapat menghasilkan UKM
yang mampu beradaptasi terhadap kondisi persaingan pasar, terus melakukan
inovasi, dan memilki kapabilitas pemecahan masalah yang terukur untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Berawal dari pemikiran tersebut diperlukan penelitian lebih
lanjut mengenai proses penciptaan pengetahuan dan inovasi pada UKM minuman
herbal Kota Bogor.
Perumusan Masalah
UKM minuman herbal Kota Bogor menghadapi berbagai permasalahan,
antara lain isu keamanan pangan pada produk obat herbal, rendahnya kedisiplinan
karyawan, dan penerapan manajemen fungsional seadanya. Adanya permasalahanpermasalahan tersebut berdampak pada perkembangan UKM yang tidak optimal.
Berdasarkan hal itu, maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1 Apa penyebab perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum
optimal ?
2 Apakah pendidikan karyawan berhubungan terhadap proses penciptaan
pengetahuan dan inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor ?
3 Apakah proses penciptaan pengetahuan berpengaruh terhadap inovasi UKM
minuman hebal Kota Bogor ?
Tujuan Penelitian
1
2
3

Berdasar rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui penyebab perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor
belum optimal.
Menganalisis hubungan pendidikan karyawan dengan proses penciptaan
pengetahuan dan inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor.
Manganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi pada UKM
minuman herbal Kota Bogor.

3
Manfaat Penelitian
1.
2.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
Bagi UKM minuman herbal Kota Bogor
Sebagai bahan evaluasi usaha dan pertimbangan dalam upaya pengembangan
UKM minuman herbal Kota Bogor.
Bagi akademisi
Sebagai bahan informasi dan bahan rujukan untuk penelitian bagi pihak-pihak
yang berkepentingan.
Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap
inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor. Variabel-variabel pada penelitian
ini adalah sumber inovasi, proses penciptaan pengetahuan, bentuk inovasi, dan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sebagai variabel perantara.
Nasution (2005) inovasi dibatasi oleh indikator proses, produk, dan administrasi.
Nonaka dan Hirotoka (1995) proses penciptaan pengetahuan memiliki indikator
antara lain socialization, externalization, combination, dan internalization.
Variabel kapabilitas pemecahan masalah dibatasi pada indikator kreativitas,
komprehensif, dan konsensus (Ginsberg 1994).

TINJAUAN PUSTAKA
Usaha Kecil dan Menengah
Usaha kecil dan menengah (UKM) menurut Undang-undang Nomor 20 tahun
2008 dibagi dengan berbagai kriteria :
1. Usaha kecil
a. Usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50 000 000 (lima
puluh juta rupiah) sampai maksimal Rp500 000 000 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan tempat bangunan usaha,
b. Atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 000.000,(tiga ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp2 500 000 000 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).
2. Usaha menengah
a. Usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500 000 000 (lima
ratus juta rupiah) sampai maksimal Rp10 000 000 000 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan tempat bangunan.
b. Atau memiliki penjualan tahunan lebih dari Rp2 500 000 000,- (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp50 000 000 000
(lima puluh milyar rupiah).

4
Penciptaan Pengetahuan
Menurut Nonaka dan Nishiguchi (2001) ada dua jenis pengetahuan, yaitu
explicit knowledge dan tacit knowledge.
1. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk kata-kata dan angka serta dibagikan dalam bentuk data, formula,
dan manual. Pengetahuan ini dapat ditransfer kepada orang lain melalui
bentuk formal dan sistematis.
2. Tacit knowledge merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang yang
sulit untuk dikomunikasikan atau dibagikan kepada orang lain.
Pengetahuan ini berakar dari dalam tindakan, pengalaman, emosi, citacita, intuisi, dan nilai-nilai yang dianut.
Nonaka dan Hirotoka (1995) yang disitasi oleh Setiarso et al (2008)
menyatakan bahwa proses penciptaan pengetahuan organisasi terjadi karena adanya
interaksi tacit knowledge dan explicit knowledge, melalui sosialisasi, eksternalisasi,
kombinasi, dan internalisasi. Model SECI (Socialization, Externalization,
Combanitation, Intenalization) berguna untuk mendukung proses aktivitas dan
pengembangan sumberdaya manusia dalam suatu organisasi. Bentuk konversi
SECI dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1 SECI process
Indikator dari konversi pengetahuan ini terdiri atas :
1. Socialization (sosialisasi) merupakan proses sharing dan perubahan
pengetahuan dari tacit knowledge ke tacit knowledge memungkinkan
pengetahuan tacit diubah melalui interaksi antar individu. Proses sosialisasi
dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan
bulanan), melalui pendidikan dan pelatihan.
2. Externalization (eksternalisasi) adalah proses berlangsung melalui aktivitas
menangkap ide-ide dari tacit knowledge ke explicit knowledge. Dengan
externalization, pengetahuan tacit yang ada dalam diri individu dikeluarkan dan
diformulasikan ke dalam media lain yang dapat dengan mudah dipelajari oleh
individu lain. Dukungan pada tahap ini dapat diberikan dengan
mendokumentasikan notulensi rapat, kemudian dipublikasikan kepada mereka
yang berkepentingan.

5
3. Combination (kombinasi) yakni pengubahan pengetahuan explicit knowledge ke
explicit knowledge melalui proses pengorganisasian kumpulan explicit
knowledge ke dalam satu bentuk media yang lebih sistematis, melalui proses
penambahan knowledge baru, kombinasi dan kategorisasi pengetahuan yang
telah terkumpul.
4. Internalization (internalisasi) adalah tranformasi knowledge dari bentuk explicit
knowledge ke bentuk tacit knowledge. Contohnya dengan proses belajar yang
kemudian diikuti dengan ‘learning by doing‘ yang lambat laun membentuk
pengetahuan baru dalam diri individu.
Pemecahan Masalah
Merujuk studi yang dilakukan oleh Soo et al (2005) digunakan proses
kapabilitas pemecahan masalah untuk mengidentifkasi adanya pengetahuan yang
terjadi dalam organisasi. Indikator yang digunakan dalam kapabilitas pemecahan
masalah meliputi : (1) komprehensif, yaitu mampu membuat keputusan dan
prediksi secara akurat; (2) kreativitas, yaitu menggunakan ide-ide yang unik atau
baru untuk memperoleh solusi; (3) konsensus, yaitu adanya harmoni dan komitmen
bersama dalam membuat keputusan untuk mencapai tujuan organisasi (Ginsberg
1994).
Inovasi
Sebastian (2010) pada prinsipnya inovasi (innovation) berbeda dengan
penemuan (invention), karena inovasi tidak selalu berarti menciptakan produk baru.
Inovasi lebih identik dengan upaya mengubah atau menggabungkan benda atau cara
yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Merujuk pada studi Ngah dan
Ibrahim (2009) sebagian besar UKM berinovasi dalam bentuk produk dan proses .
Inovasi produk ada untuk meningkatkan kualitas produk sesuai permintaan
konsumen, sedangkan inovasi proses berupa pemanfaatan teknologi dalam proses
produksi. Nasution (2005) membagi inovasi dalam tiga jenis inovasi yaitu :
1. Inovasi produk, yaitu produk atau jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk
memenuhi kebutuhan pasar, disamping itu inovasi ini digunakan untuk
meningkatkan keuntungan organisasi.
2. Inovasi proses, yaitu elemen baru yang diperkenalkan dalam operasi produk dan
jasa, seperti materi bahan baku, spesifikasi tugas, mekanisme kerja dan informasi,
maupun peralatan yang digunakan untuk memproduksi produk atau jasa.
3. Inovasi administrasi, yaitu perubahan dalam metode operasi bisnis untuk lebih
efektif dalam struktur dan kebijaksanaan organisasi, metode kerja, dan prosedur
lainnya untuk memproduksi, membiayai, dan memasarkan produk atau jasa. Inovasi
ini melibatkan kebijakan organisasi, alokasi sumber daya, dan faktor-faktor lain
yang berkaitan dengan struktur organisasi yang secara tidak langsung berkaitan
dengan kegiatan organisasi.

6
Studi Terdahulu yang Relevan
Terdapat tiga studi terdahulu yang relevan sebagai salah satu bentuk acuan
dalam penelitian ini. Adapun variabel, metode, dan hasil penelitian pada studi
terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Studi terdahulu yang relevan
Peneliti

Variabel

Dewi, 2014

Penciptaan
pengetahuan,
pemecahan
masalah, tipologi
inovasi, bentuk
inovasi

Hasmita,
2014

Sumber inovasi,
penciptaan
pengetahuan,
pemecahan
masalah, bentuk
inovasi

Sukmawati, Aset pengetahuan,
2008
akuisisi
pengetahuan, daya
serap, kapabilitas
pemecahan
masalah dan
pengambilan
keputusan,
konversi
pengetahuan,
inovasi

Metode
analisis
Diagram
Ishikawa,
Structural
equation
modeling
(SEM)

Diagram
Ishikawa,
Structural
equation
modeling
(SEM),
Force Field
Analysis
(FFA)
Structural
equation
modeling
(SEM),
knowledge
management
scorecard

Hasil penelitian
Sumber inovasi di UKM kerajinan
tangan Kota Bogor berasal dari
sumber internal, dimana penciptaan
pengetahuan tidak memiliki pengaruh
langsung terhadap inovasi, harus ada
variabel yang menjadi perantara yaitu
pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan
Pada model kedua penciptaan
pengetahuan berpengaruh langsung
terhadap inovasi dan pemecahan
masalah. Penciptaan pengetahuan dan
pemanfaatan pengetahuan lebih
efektif langsung menuju ke inovasi
dibandingkan melalui pemecahan
masalah terlebih dahulu
Aset berkontribusi terhadap proses
konversi pengetahuan kecuali aset
pengetahuan sistemik, daya serap
koperasi susu terhadap hasil akuisisi
pengetahuan lebih dipengaruhi daya
serap organisasi, pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan
dipengaruhi akuisisi dan konversi
sama besar, inovasi berhubungan erat
dengan kemampuan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan

Dewi (2014) menyatakan bahwa pada UKM kerajinan tangan Kota Bogor
indikator terkuat dalam proses penciptaan pengetahuan adalah proses internalisasi,
sedangkan bentuk inovasi yang terjadi yaitu inovasi produk. Dalam penelitian
Hasmita (2014) sumber inovasi pada UKM Rizky Food berasal dari sumber
internal, sedangkan proses penciptaan pengetahuan yang mendominasi adalah
internalisasi. Bentuk inovasi pada UKM lebih dicirikan oleh inovasi manajamen.
Studi Sukmawati (2008) diperoleh hasil bahwa indikator terkuat pada konversi
pengetahuan pada koperasi susu adalah proses eksternalisasi, sedangkan bentuk
inovasi pada koperasi susu lebih dicirikan adanya inovasi produk.

7

METODE
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilakukan dalam tiga proses yaitu, pertama mengidentifikasi
masalah yang dihadapi oleh UKM minuman herbal Kota Bogor, data diperoleh
melalui observasi, wawancara, dan kuisioner kemudian dianalisis menggunakan
Diagram Ishikawa (Fishbone). Kedua, menganalisis pengaruh proses penciptaan
pengetahuan terhadap inovasi, dengan kapabilitas pemecahan masalah sebagai
perantaranya. Teknik untuk menganalisis menggunakan Structural Equational
Modeling Partial Least Square (SEM-PLS). Proses terakhir pada penelitian ini
yaitu, membuat implikasi manajerial sebagai upaya meningkatkan efektivitas
inovasi dan kesimpulan atas analisis penelitian UKM minuman herbal Kota Bogor.
Kerangka pemikiran terdapat pada Gambar 2.
UKM minuman herbal Kota Bogor
Identifikasi penyebab
perkembangan UKM minuman
herbal Kota Bogor belum optimal

Analisis
diagram
Ishikawa

Upaya peningkatan Inovasi UKM

Proses penciptaan
pengetahuan :
1. Sosialisasi
2. Eksternalisasi
3. Kombinasi
4. Internalisasi

Kapabilitas pemecahan
masalah :
1. Kreativitas
2. Konsensus
3. Komprehensif

Inovasi :
1. Produk
2. Proses
3. Administrasi
Pemodelan dengan Structural
Equational Modeling Partial
Least Square (SEM-PLS)
Implikasi manajerial

Gambar 2 Kerangka pemikiran

Smart Partial
Least Square

8
Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan penelitian, yaitu tahapan pertama
pra penelitian yang meliputi identifikasi minat penelitian dan topik penelitian, studi
pustaka dan diskusi, penentuan topik penelitian, penentuan rumusan masalah dan
rancangan kebutuhan data. Tahap berikutnya yaitu pengolahan dan analisis data
yang meliputi penyusunan diagram ishikawa, pemodelan dengan SmartPLS dan
implikasi manajerial. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Identifikasi minat penelitian
dan pemilihan topik penelitian

Studi pustaka dan diskusi

Penentuan topik penelitian

Pra penelitian

Penentuan rumusan masalah
1. Apa penyebab perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum
optimal ?
2 Apakah pendidikan karyawan berhubungan terhadap proses penciptaan
pengetahuan dan inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor ?
3 Apakah proses penciptaan pengetahuan berpengaruh terhadap inovasi
UKM minuman hebal Kota Bogor ?
Rancangan kebutuhan data:
Identifikasi kebutuhan data, metode pengumpulan data, dan sampel

Data sekunder:
1. Studi literatur
2. Data dari instasi terkait
3. Internet
Analisis data

Penyusunan
diagram ishikawa

Analisis Crosstab

Pemodelan
dengan SmartPLS

Implikasi manajerial

Gambar 3 Tahapan penelitian

Pengolahan dan analisis data

Data primer:
1. Obesrvasi
2. Kuesioner
3. Wawancara

9
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di UKM minuman herbal yang berada di Kota Bogor,
Jawa Barat. Dengan waktu penelitian bulan Februari sampai Juni 2015.

Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Menurut Umar (2003) data primer adalah data yang diperoleh langsung
di lapangan, data primer dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi,
wawancara, dan kuesioner yang diisi oleh karyawan dan pimpinan UKM minuman
herbal Bogor. Menurut Sugiyono (2005) data sekunder adalah data yang tidak
langsung memberikan data ke peneliti, data sekunder diperoleh dari buku, jurnal,
artikel, proceeding, skripsi, dan publikasi online yang relevan dengan penelitian ini.
Metode Penarikan Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling,
setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan
sampel. Tipe yang dipakai dalam penelitian adalah convenience sampling. Peneliti
memilih individu untuk dijadikan sampel sesuai kedekatan dan kemauan individu
sampai ukuran sampel yang diinginkan tercapai (Cohen et al 2007). Dari 26 UKM
minuman herbal Kota Bogor hanya 5 UKM yang bersedia untuk dijadikan objek
penelitian. Karyawan dan pimpinan yang menjadi responden sebanyak 33 orang.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan uji validitas dan
reliabilitas, analisis deskriptif, analisis tabulasi silang (crosstab), diagram ishikawa
(fishbone), serta analisis structural equation modelling (SEM).
Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang
ingin diukur. Untuk riset yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka
kuesioner tersebut harus teruji validitasnya (Umar 2003). Kuesioner dikatakan valid
apabila memiliki butir-butir pertanyaan yang saling berhubungan dengan konsepkonsep yang diinginkan serta menghasilkan jawaban yang bervariasi dan tidak
menjuruskan kepada jawaban tertentu. Teknik yang digunakan untuk uji validitas
adalah teknik korelasi Product Moment Pearson. Nilai korelasi yang telah didapat,
selanjutnya dibandingkan dengan nilai kritis tabel korelasi nilai r. Apabila nilai
rhitung > rtabel pada tingkat signifikansi (α), maka butir-butir pertanyaan tersebut valid
atau signifikan. Namun apabila rhitung tidak positif serta rhitung < rtabel maka variabel
tersebut tidak valid.
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar 2003). Teknik yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah teknik Alpha Cronbach. Kriteria

10
suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel adalah apabila koefisien reliabilitas
(r) > 0.6 dan sebaliknya apabila koefisien reliabilitas (r) ≤ 0.6 maka instrumen
penelitian dikatakan tidak reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas terdapat pada
lampiran 1.
Analisis Deskriptif
Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan yang
diberikan responden pada kuisioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menyusun dan menyajikan data dari data yang telah dikumpulkan
dalam penelitian serta mempelajari cara melakukan pengukuran nilai-nilai statistik
menggunakan modus. Data yang telah dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel.
Sesuai dengan ruang lingkupnya, analisis deksriptif meliputi penyajian data, baik
dalam bentuk tabel maupun grafik, serta pengukuran nilai-nilai statistik (Suliyanto
2005).
Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)
Tabulasi silang (crosstab) merupakan proses pembuatan tabel yang
menghubungkan dua variabel atau lebih secara simultan. Pembuatan crosstab
dalam praktiknya dapat juga disertai dengan penghitungan tingkat keeratan
hubungan (asosiasi) antar isi crosstab. Alat statistik yang sering digunakan untuk
mengukur asosiasi pada sebuah crosstab adalah chi-square. Menurut Sujarweni
(2015) analisis chi-square menggunakan data kategori/kualitatif nominal atau
ordinal. Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan tidak dapat melihat
seberapa besar hubungannya.
Diagram Ishikawa
Diagram ishikawa atau diagram tulang ikan (fishbone) merupakan sebuah
diagram yang diciptakan oleh Dr Kaoru Ishikawa. Kategori penyebab permasalahan
yang sering digunakan adalah bahan baku (materials), mesin (machines and
equipment), lingkungan (mother nature), metode (methods), pengukuran
(measurement), dan manusia (manpower) (Prawirosentono 2002).

Gambar 4 Diagram Ishikawa
Structural Equation Modelling (SEM)
Menurut Ghozali (2008) model persamaan struktural (SEM) adalah generasi
kedua teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji
hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recuirsive
untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Kusnendi

11
(2008) Structural Equation Modeling (SEM) merupakan metode analisis data
multivariat yang bertujuan menguji model pengukuran dan model struktural
variabel laten. SEM dapat digunakan untuk mempelajari hubungan struktural yang
diekspresikan oleh seperangkat persamaan, yang serupa dengan seperangkat
persamaan regresi berganda.
Proses penciptaan pengetahuan pada UKM minuman herbal Kota Bogor
berperan penting dalam menghasilkan inovasi. Disamping itu proses penciptaan
pengetahuan juga memiliki andil besar dalam menghasilkan keputusan untuk
memecahkan masalah yang terjadi pada UKM. Hal ini juga didukung oleh
pernyataan Ichijo dan Nonaka (2007) bahwa penciptaan pengetahuan merupakan
jantung bagi inovasi dan sebagai keunggulan kompetitif organisasi. Studi yang
dilakukan oleh Sukmawati et al (2008) menunjukkan bahwa konversi pengetahuan
tidak berpengaruh langsung terhadap inovasi, melainkan inovasi berkaitan erat
terhadap kapabiltas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Hasil
pengamatan di lapangan dan didukung oleh studi terdahulu, maka terbentuk model
yang akan diuji pada penelitian ini. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi
Dari model yang akan diuji hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian
ini sebagai berikut :
H01 : Proses penciptaan pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap
inovasi.
H1 : Proses penciptaan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap inovasi.
H02 : Proses penciptaan pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kapabilitas pemecahan masalah.
H2 : Proses penciptaan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas
pemecahan masalah.
H03 : Kapabilitas pemecahan masalah tidak berpengaruh signifikan terhadap
inovasi.
H3 : Kapabilitas pemecahan masalah berpengaruh signifikan terhadap inovasi.

12

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini jumlah responden yang diambil dari 5 UKM minuman
herbal Kota Bogor berjumlah 33 orang responden. Identifikasi karakteristik
karyawan menggunakan analisis deskriptif berdasarkan jenis kelamin, usia, status
pernikahan, jumlah tanggungan, pendidikan, dan penghasilan per bulan. Secara
detail karakteristik responden terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3 Karakteristik karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor
Karakteristik
Jenis kelamin :

Jumlah karyawan
(orang)

Karakteristik

Pria
Wanita
TOTAL

25
8
33

Jumlah tanggungan :
1-2 orang
3-4 orang
5-6 orang
7-8 orang
>9 orang
TOTAL

Usia :
45 tahun

0
17
10
4
2

Pendidikan :
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
Diploma
Sarjana (S1)

TOTAL
Status pernikahan :

33

Sudah menikah
Belum menikah
Janda/duda
TOTAL

16
16
1
33

TOTAL
Penghasilan per bulan :
< Rp500 000
Rp500 000-Rp750 000
Rp750 001-Rp1 000 000
Rp1 250 000-Rp1 500 000
>Rp1 500 000
TOTAL

Jumlah karyawn
(orang)
22
7
4
0
0
33
5
9
16
1
2
33
1
4
15
7
6
33

Sumber : Data diolah (2015)
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa karakteristik responden dalam penelitian
ini didominasi oleh karyawan berjenis kelamin laki-laki dengan umur 16-25 tahun,
komposisi status sudah menikah dan belum menikah seimbang, dengan jumlah
tanggungan keluarga sebesar 1-2 orang, pendidikan terakhir SMA dan penghasilan
per bulan Rp750 001-Rp1 000 000.
Sebanyak tujuh responden pernah mengikuti pelatihan formal, adapun jenis
pelatihan yang pernah diikuti oleh responden antara lain : Sanitasi Lingkungan oleh
Dinas Kesehatan Kota Bogor, 5MP Product oleh Departemen Kesehatan, 2ROW
oleh UKM Sringanis, Pemanfaatan Obat dan Ramuan oleh Ibu Endah Lesmadiwati,
serta Pemanfaatan Tanaman Obat dan Ramuan oleh Ir Wahyu Suprapto. Sedangkan
pelatihan yang ingin diikuti oleh sebagian besar responden UKM minuman herbal
Kota Bogor yaitu, pelatihan komputer, ramuan obat, pijat refleksi, pelestarian
tanaman obat, dan akupuntur.

13
Karakteristik UKM
UKM minuman herbal Kota Bogor didominasi oleh usaha yang memproduksi
sari kurma, madu, dan obat tradisional. Komposisi UKM terdiri dari dua usaha
menengah dan tiga usaha kecil. Berdasarkan wawancara dan pengamatan langsung
dari kelima UKM yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki omset, lama
berdiri dan jumlah karyawan yang berbeda-beda. Tabel 4 menunjukkan besar omset
per bulan, lama berdiri, dan jumlah karyawan.
Tabel 4 Karakteristik UKM minuman herbal Kota Bogor
Nama UKM
1.
2.
3.
4.
5.

Jadied
Sahira
Taman Sringanis
R’Lax
Ny. Ing

Lama
berdiri
(tahun)
8
5
23
2
5

Jumlah
karyawan
15
10
12
5
5

Produk
Sari kurma dan madu
Sari kurma
Obat tradisional
Jahe merah instan
Obat tradisional instan

Omset/bulan
(Rp)
390 000 000
250 000 000
75 000 000
37 500 000
27 500 000

Adapun kualifikasi proses penciptaan pengetahuan yang diterapkan oleh
kelima UKM tersebut terdapat pada Tabel 5.
Tabel 5 Proses penciptaan pengetahuan yang diterapkan UKM
UKM
Jadied

Sahira

Taman
Sringanis

Sosialisasi
Sering terjadi
komunikasi
horizontal maupun
vertikal, misalnya
komunikasi
pengarahan dari
manajer kepada
bagian quality
control
Karyawan baru
mendapat
pengarahan dan
pendampingan
oleh karyawan
senior
Karyawan baru
mendapat pelatihan
dan pengarahan
langsung dari
pimpinan dan
karyawan senior.

Eksternalisasi
Hasil rapat ditulis
dalam notulensi
rapat oleh
supervisor,
kemudian
diterapkan pada
aktivitas produksi
sehari-hari,
termasuk capaian
produksi perhari.

Kombinasi

Internalisasi

Belum terjadi

Belum terjadi

Belum terjadi

Belum terjadi

Beberapa
karyawan merasa
bahwa semakin
lama bekerja,
semakin terampil
dalam
mengerjakan
bagiannya.

Beberapa
karyawannya
mencatat hasil
diskusi atau rapat
dengan pimpinan
UKM sebagai
pengingat dan
informasi ke
karyawan lainnya.

Kombinasi dari
komunikasi
langsung pimpinan
terhadap karyawan
dan catatan dari
pimpinan maupun
notulen hasil
diskusi antar SDM
UKM

Belum terjadi

14
Lanjutan Tabel 5
UKM
R’Lax

Ny. Ing

Sosialisasi
Tempat produksi
yang kecil
meningkatkan
interaksi antar
individu.

Eksternalisasi

Kombinasi

Belum terjadi

Belum terjadi

SDM UKM
didominasi oleh
ibu-ibu rumah
tangga, adanya
kesamaat status
membuat proses
sosialisasi sering
terjadi

Karyawan
melakukan
pencatatan sebagai
pengingat mengenai
cara atau perintah
yang diberikan oleh
pimpinan UKM,
walaupun hal
tersebut jarang
terjadi.

Belum terjadi

Internalisasi
Proses
internalisasi
terjadi pada
pimpinan, dimana
pimpinan
memperoleh
pengetahuan
melalui buku dan
menyampaikannya
ke karyawan
secara lisan.

Belum terjadi

Berdasar Tabel 5 dari kelima UKM minuman herbal Kota Bogor tersebut,
proses penciptaan pengetahuan yang mendominasi adalah sosialisasi. Dimana
proses penciptaan pengetahuan terjadi adanya interaksi individu seperti komunikasi
secara tatap muka, pelatihan, dan pendampingan pimpinan UKM maupaun antar
karyawan. UKM yang didominasi oleh proses sosialisasi antara lain : UKM Jadied,
UKM Sahira, UKM R’Lax, dan UKM Ny. Ing. Untuk UKM Taman Sringanis
didominasi oleh proses penciptaan pengetahuan kombinasi.
Kapabilitas pemecahan masalah yang terjadi pada kelima UKM dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6 Kapabilitas pemecahan masalah yang diterapkan pada UKM
UKM
Jadied

Kreativitas
Terlihat dari desain
kemasan setiap produk yang
unik dan berbeda untuk
menarik minat konsumen.

Komprehensif
Setiap keputusan untuk
memecahkan masalah
diselesaikan oleh manajer
yang berpendidikan
sarjana dan pimpinan yang
berpendidikan magister,
sehingga kapabilitas
pemecahan masalahnya
lebih terukur dan bernilai.

Konsensus
Pengambilan keputusan
dilakukan oleh pimpinan
UKM, manajer, dan
supervisor. Dalam hal ini
karyawan tidak
dilibatkan langsung.

Sahira

Kreativitas terlihat dari
kemasan produk sari kurma
sampai kardus pengiriman
yang unik dan menonjolkan
identitas merek Sari Kurma
Sahira.

Pengalaman pimpinan
UKM sebagai mantan
karyawan di salah satu
majalah islam
berkontribusi dalam
pengambilan keputusan
yang terukur.

Sebelum memutuskan
suatu pemecahan
masalah, pimpinan UKM
melakukan diskusi
bersama karyawan untuk
bersama-sama
menyepakati keputusan
yang akan diambil.

15
Lanjutan Tabel 6
UKM
Taman
Sringanis

Kreativitas
Keputusan kreatif yang
dilakukan oleh UKM
Taman Sringanis adalah
memasarkan produknya
melalui internet dengan
sistem booking apabila ada
konsumen yang ingin
mengikuti pelatihan.

R’Lax

Keputusan pemasaran untuk
bekerja sama dengan
beberapa minimarket di
Bogor merupakan hal unik
dibanding produk herbal
UKM sejenis.

Ny. Ing

Pengambilan keputusan
untuk memasarkan produk
melalui website dengan
user interface yang unik.

Komprehensif
Pimpinan UKM memiliki
andil besar dalam
mengambil keputusan
untuk memecahkan
masalah. Pimpinan UKM
merupakan tokoh yang
telah berkecimpung dalam
dunia pengobatan
tradisional lebih dari 20
tahun, sehingga kapabilitas
pemecahan masalah lebih
terukur dan tepat sesuai
pengalaman pimpinan
Pimpinan memiliki andil
besar dalam pengambilan
keputusan, dengan latar
belakang pendidikan
sarjana dan pengalaman
kerja, pimpinan dipercaya
sebagai pengambil
keputusan agar tercipta
pemecahan masalah yang
tepat dan terukur.
Dibantu oleh keluarga
pimpinan UKM yang
berpendidikan sarjana,
keputusan yang telah
dihasilkan menjadi lebih
bernilai.

Konsensus
Pimpinan UKM dalam
mengambil keputusan
belum melibatkan
seluruh SDM UKM.
Hanya melibatkan
karyawan-karyawan
senior yang dianggap
mumpuni.

Belum terjadi

Dengan latar belakang
ibu-ibu rumah tangga,
pengambilan keputusan
dilakukan secara
bersama oleh pimpinan
dan karyawan UKM Ny.
Ing.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa kapabilitas pemecahan masalah dari kelima
UKM minuman herbal Kota Bogor didominasi oleh komprehensif. Pengalaman dan
latar belakang pendidikan pimpinan mempengaruhi proses pengambilan keputusan
secara tepat dan akurat. Adapun UKM yang didominasi oleh kapabilitas pemecahan
masalah komprehensif antara lain : UKM Jadied, UKM Taman Sringanis, dan
UKM R’Lax. Untuk UKM Sahira dan UKM Ny. Ing kapabilitas pemecahan
masalah didominasi oleh konsensus.
Hasil inovasi pada kelima UKM minuman herbal Kota Bogor dapat tercantum
pada Tabel 7.
Tabel 7 Inovasi yang terjadi pada UKM
UKM
Jadied

Administrasi
Adanya susunan organisasi
yang kompleks dan job
description yang jelas
menunjukkan UKM Jadied
telah berinovasi dalam hal
administrasi.

Produk
UKM melakukan
diversifikasi produk dari
yang awalnya hanya
memproduksi sari kurma,
sekarang memproduksi
sari kurma propolis dan
sari kurma madu untuk
anak.

Proses
UKM dalam proses
produksi masih
menggunakan cara
manual dengan
mengandalkan teknologi
sederhana.

16
Lanjutan Tabel 7
UKM
Sahira

Administrasi
Penambahan divisi admin
dan proses perluasan pasar
di daerah Jawa Timur

Produk
Saat ini UKM sedang
mengemabngkan produk
obat herbal minyak ikan,
akan tetapi produk tersebut
masih belum diterima
pasar dengan baik.

Taman
Sringanis

Saat ini UKM sedang
mengembangkan sistem
pemasaran melalui program
pelatihan menggunakan
jaringan promosi internet
dan seluler. Selain itu UKM
mendorong karyawannya
untuk lebih aktif mencatat
dalam hal tata usaha mulai
dari mencatat hasil
penjualan harian,
persediaan bahan baku, dan
menjadwal konsumen yang
ingin ikut pelatihan.
Perkembangan administrasi
pada UKM ini masih belum
efektif, mengingat selama 2
tahun berdiri proses
pencatatan keuangan,
standar operasi yang belum
diimplementasikan secara
maksimal.
Proses pencatatan hasil
penjualan dan pencatatan
keuangan tidak diterapkan
secara konsisten. Metode
kerja masih tidak
mengalami perubahan
selama 5 tahun berdiri.

Dari yang awalnya hanya
menjual produk hasil
olahan tanaman obat
keluarga, sekarang UKM
mengembangkan produk
jasa berupa pelatihan
tanaman obat. Banyak
instansi-instansi baik dari
pemerintah maupun non
pemerintah mengikuti
pelatihan yang diadakan
oleh Taman Sringanis.

R’Lax

Ny. Ing

Disamping memproduksi
minuman jahe merah,
UKM ini sedang
mengembangkan minuman
sari buah.

Penambahan varian produk
yang awalnya hanya jahe
instan sekarang merambah
ke kunyit instan dan
temulawak instan

Proses
Pada UKM ini proses
produksi masih
menggunakan cara
manual. Karena
keterampilan karyawan
yang belum memadai
untuk menggunakan
mesin.
Proses produksi pada
UKM masih
menggunakan cara
manual dibantu dengan
alat-alat produksi yang
sederhana.

Proses produksi jahe
merah instan R’Lax telah
menggunakan mesin
industri rumahan yang
terbilang efektif dan
efisien dibanding
teknologi manual
sebelumnya.

Belum terjadi

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa inovasi yang mendominasi pada UKM
minuman herbal Kota Bogor adalah administrasi. Inovasi metode kerja, susunan
organisasi, dan pemasaran sedang terjadi pada tiga UKM, antara lain : UKM Jadied,
UKM Sahira, dan UKM Taman Sringanis. Pada UKM R’Lax inovasi yang
menonjol adalah inovasi proses, dimana dalam proses produksi UKM R’Lax sudah
menggunakan mesin. Sedangkan pada UKM Ny. Ing inovasi yang menonjol adalah
inovasi produk, penambahan varian produk dari yang awalnya memproduksi jahe
merah bubuk, sekarang mulai memproduksu kunyit instan, dan temulawak instan.

17
Permasalahan UKM
Permasalahan yang menyebabkan perkembangan UKM minuman herbal
Kota Bogor tidak optimal dijelaskan menggunakan Diagram Ishikawa. Pengisian
diagram diperoleh dengan wawancara terbuka kepada pimpinan dan karyawan
UKM. Penyebab utama permasalahan terdapat pada ekor ikan, penyebab
permasalahan digambarkan pada sirip dan duri ikan, sedangkan bagian kepala
adalah akibat dari permasalahan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Diagram Ishikawa UKM minuman herbal Kota Bogor
Perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum optimal disebabkan
oleh berbagai faktor antara lain sumber daya manusia (SDM), lingkungan, mesin,
metode, dan material. Dalam faktor SDM ditunjukkan dengan kurangnya karyawan
dengan pendidikan yang baik. Hal tersebut merupakan pemicu karyawan UKM
menjadi kurang disiplin, karyawan sering pulang tidak sesuai jam pulang yang telah
disepakati.
Faktor mesin, sebagian besar UKM dalam penelitian ini masih menggunakan
terknologi manual dalam proses produksi. Disamping itu pada UKM Sahira mesin
tidak dimanfaatkan secara optimal, dikarenakan keterampilan karyawan dalam
pengoperasian mesin masih kurang. Hal tersebut mengakibatkan proses produksi
menjadi lebih lama dan UKM memerlukan lebih banyak SDM. Faktor material
terletak kurangnya modal yang dimiliki, sehingga menyebabkan pembelian bahan
baku seperti kurma, kunyit, jahe merah, dan madu terbatas.
Terdapat faktor lingkungan, dimana kebersihan tempat produksi tidak terjaga
sehingga menyebabkan karyawan belum optimal dalam bekerja. Pencampuran
tempat produksi dan pengemasan menyebabkan kondisi UKM terlihat kotor dan
berantakan. Faktor metode ditunjukkan dengan pemasaran yang kurang efektif,
produk UKM minuman herbal Kota Bogor dipasarkan melalui perantara distributor.
Hal tersebut mengakibatkan hasil penjualan belum optimal, mengingat harga jual
kepada distributor lebih murah dibanding harga jual langsung kepada konsumen.
Selain itu pada faktor pengukuran terdapat pada pembuangan produksi atau limbah
UKM belum termanfaatkan secara optimal. Banyak limbah kurma sisa produksi

18
ditumpuk dan dibuang ke tempat pembuangan sampah, padahal limbah tersebut
masih bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik.
Persepsi Karyawan
Karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor memiliki penilaian tersendiri
terkait variabel sumber inovasi, penciptaan pengetahuan, pemecahan masalah, dan
bentuk inovasi. Penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Persepsi karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor terhadap proses
penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi
Variabel
Proses penciptaan
pengetahuan

Internalisasi
Sosialisasi
Kombinasi

Persentase (%)
41,41
26,52
39,39

Keterangan
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju

Eksternalisasi

54,55

Kapabilitas pemecahan
masalah

Kreativitas

31,52

Konsensus
Komprehensif

56,06
51,52

Setuju
Setuju
Setuju

Inovasi

Administrasi

43,94

Setuju

Produk

31,82

Setuju

Proses

35,35

Setuju

Sumber : Data diolah (2015)
Karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor memiliki persepsi setuju pada
setiap variabel. Pada variabel sumber inovasi indikator internal memiliki persentase
tertinggi sebesar 59,09%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber inovasi
dianggap penting oleh karyawan UKM. Selain itu variabel proses penciptaan
pengetahuan memiliki persentase terbesar pada eksternalisasi sebesar 54,55%. Hal
ini menunjukkan bahwa catatan dan notulen hasil diskusi atau rapat dengan
pimpinan UKM memiliki kontribusi besar terhadap proses penciptaan pengetahuan
SDM UKM.
Pada variabel kapabiltas pemecahan masalah, persentase terbesar terdapat
pada indikator konsensus sebesar 56,06%. Hal tersebut membuktikan bahwa
kebersamaan dalam membuat keputusan adalah hal terpenting dalam untuk
memecahkan masalah. Variabel bentuk inovasi memiliki persentase tertinggi pada
administrast sebesar 43,94%, responden melihat bahwa saat ini sebagian besar
UKM minuman herbal Kota Bogor memperbarui tata kelola dan merubah struktur
organisasi untuk mencapai tujuan UKM.

19
Hubungan Pendidikan Karyawan terhadap Proses Penciptaan Pengetahuan
dan Inovasi
Analisis hubungan pendidikan terhadap proses penciptaan pengetahuan,
kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi dalam penelitian ini diukur
mengggunakan tabulasi silang (crosstab) dengan melihat nilai chi square. Jika nilai
chi-square hitung lebih besar daripada chi-square tabel berarti tidak ada keterkaitan
antara baris dan kolom. Keterkaitan baris dan kolom dilihat melalui nilai Asymp.Sig
dimana apabila nilai chi-square hitung kurang dari 0,05 maka ada keterkaitan antara
baris dan kolom.
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Proses Penciptaan Pengetahuan
Pendidikan karyawan diduga memiliki hubungan terhadap proses penciptaan
pengetahuan berupa sosialisasi, ekternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Hasil
tabulasi silang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Hasil chi-square tests pendidikan dengan proses penciptaan pengetahuan
Hubungan
Keterangan
Chi-Square
Pendidikan dengan sosialisasi
0,049
Berhubungan
Pendidikan dengan eksternalisasi
0,450
Tidak berhubungan
Pendidikan dengan kombinasi
0,262
Tidak berhubungan
Pendidikan dengan internalisasi
0,326
Tidak berhubungan
Sumber : Data diolah (2015)
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa hasil uji chi-square dari keempat proses
penciptaan pengetahuan, pendidikan memiliki hubungan dengan proses sosialisasi.
Hal tersebut berdasarkan hasi uji chi-square didapatkan nilai Pearson Chi Square
0,049 < 0,05. Pendidikan karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor yang
tergolong rendah memiliki hubungan terhadap proses penciptaan pengetahuan
berupa sosialisasi. Diharapkan UKM minuman herbal Kota Bogor menambah
interaksi antar individu UKM antara lain komunikasi, pelatihan, dan diskusi,
mengingat sabagian besar latar belakang pendidikan karyawan UKM didominasi
oleh lulusan SMA atau sederajat.
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Kapabilitas Pemecahan Masalah
Pendidikan karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor diduga memiliki
hubungan terhadap kapabilitas pemecahan masalah berupa kreativitas,
komprehensif, dan konsensus. Hasil tabulasi silang dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Hasil chi-square tests pendidikan dengan kapabilitas pemecahan
masalah
Hubungan
Keterangan
Chi-Square
Pendidikan dengan kreativitas
0,000
Berhubungan
Pendidikan dengan komprehensif
0,007
Berhubungan
Pendidikan dengan konsensus
0,000
Berhubungan
Sumber : Data diolah (2015)

20
Pada Tabel 10 dapat dilihat hasil uji chi-square bahwa pendidikan karyawan
memiliki hubungan dengan kreativitas, komprehensif, dan konsensus. Kreativitas
karyawan terbentuk dari pendidikan informal seperti pelatihan informal dan
pengalaman kerja. Kapabilitas pemecahan masalah komprehensif berasal dari
keterbukaan manajer dan pimpinan UKM dalam memberikan tantangan kepada
karyawan untuk menyelesaikan masalah secara terukur melalui upaya tim, sehingga
tercipta kapabilatas pemecahan masalah dalam bentuk konsensus. Tingkat
pendidikan karyawan yang tergolong rendah merupakan landasan kenapa upaya
tersebut diterapkan oleh manajer dan pemimpin UKM minuman herbal Kota Bogor.
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Inovasi
Pendidikan karyawan diduga memiliki hubungan dengan inovasi pada UKM
minuman herbal Kota Bogor berupa administrasi, produk, dan proses. Adapun hasil
tabulasi silang pendidikan dengan inovasi terdapat pada Tabel 11.
Tabel 11 Hasil chi-square tests pendidikan dengan inovasi
Hubungan
Keterangan
Chi-Square
Pendidikan dengan administrasi
0,431
Tidak berhubungan
Pendidikan dengan produk
0,396
Tidak berhubungan
Pendidikan dengan proses
0,313
Tidak berhubungan
Sumber : Data diolah (2015)
Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa hasil uji chi-square didapatkan nilai
Pearson Chi Square dari ketiga variabel inovasi lebih dari 0,05. Hal tersebut
menunjukkan pendidikan karyawan tidak memiliki hubungan dengan inovasi
administrasi, produk, dan proses. Inovasi yang dihasilkan UKM muncul dari
keputusan yang dibuat oleh pimpinan tanpa melibatkan karyawan secara langsung.
Lebih lengkapnya hasil uji chi-